BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aspek dari tujuan pendidikan dan pengajaran secara umum. Aspek-aspek yang di
sastra haruslah memperhatikan hal-hal yang terkait dengan pengajaran sastra itu
sendiri.
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia secara baik dan benar, serta
Salah satu bentuk karya sastra yang diajarkan pada siswa pada jenjang
SMA adalah pembelajaran tentang cerita pendek (Cerpen). Cerpen sebagai prosa
tidak dapat dilupakan. Cerpen sebagai cerita rekaan tentunya ditulis oleh
pengarang tidak terlepas dari realita yang terjadi di sekeliling pembaca. Realita
1
2
inilah yang dapat dipelajari oleh siswa dan mengetahui hikmah yang terkandung
di dalam cerpen tersebut untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Cerpen dibuat
dengan memperhatikan atau mengedepankan arti dan nilai yang cukup penting
bagi pembaca.
dengan lebih baik. Hal ini penting dilakukan untuk mengembangkan diri siswa,
kehidupan serta semakin arif dan bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Siswa
pendek (cerpen).
memahami teori seperti mengetahui ciri-ciri cerpen, unsur intrinsik karya sastra
(cerpen), tetapi pembelajaran sastra ini diarahkan untuk bagaimana siswa mampu
menemukan unsur instrinsik yang terkandung dalam cerpen seperti, alur, latar,
umumnya, dan cerpen khususnya siswa diharapkan dapat memahami teori dan
yang dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
stick?
C. Tujuan Penelitian
talking stick.
stick.
D. Manfaat Penelitian
praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih memberikan
siswa untuk bekerja sama dalam mencari solusi atas permasalan yang terjadi.
bahan pertimbangan atau bekal penelitian yang sejenis pada masa yang akan
datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Literatur
a. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah salah satu karya rekaan (fiksi), merupakan satu kesatuan
bahwa “bukan cerita pendek jika tidak ada sesuatu yang akan diceritakan, suatu
“cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17
halaman kuarto spasi rangkap yang terlengkap pada dirinya sendiri”. Sementara
itu, Sumarjo dan Saini (1997:37) mengatakan bahwa “cerita pendek adalah cerita
atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi
tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek)”.
dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang
padat.
7
2) Bersifat naratif
8
sering disingkat cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek
maka cerita pendek termasuk bentuk yang paling sederhana dari fiksi. Akan tetapi,
berbeda dengan buku roman, cerita pendek kurang tepat untuk memecahkan suatu
keadaan yang ruwet. Penulis menyimpulkan bahwa cerpen adalah prosa yang
yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kisah yang tidak mudah
dilupakan.
sastra itu sendiri yang menyebabkan karya sastra itu hadir”. Jadi unsur intrinsik
adalah unsur yang membangun suatu karya sastra dari dalam. Unsur–unsur
1) Tema
Menurut Nurgiyantoro (2005: 74), “tema adalah gagasan utama atau pikiran
pokok sebuah cerita.” Tema adalah sebuah inti atau pokok pikiran
2) Latar(setting).
waktu dan keadaan sosial yang menjadi wadah tempat tokoh melakukan dan
Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu
dan sosial.
a) Latar tempat
misalnya kota M, Y, S dan juga lokasi tertentu tanpa nama jelas misal
b) Latar waktu
c) Latar sosial
hidup dan lain-lain. Disamping itu latar sosial juga berhubungan dengan
atas.
Contoh latar :
latar waktu yaitu malam hari dan juga latar tempat yaitu kamar.
3) Alur (plot)
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita”.
11
Sedangkan Atmaja (2010:75) “alur atau plot adalah hubungan cerita dari
awal sampai akhir secara runtut sehingga menimbulkan cerita yang runtut”.
plot adalah susunan peristiwa atau urutan kejadian dalam sebuah cerita.
(flashback).
c) Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Contoh:
4) Penokohan
yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu
penokohan adalah gambaran secara rinci tentang tokoh dalam sebuah cerita.
Menurut Aminuddin (2004: 79-80), dilihat dari segi peran dalam cerita,
a) Tokoh utama atau inti, yakni tokoh tokoh yang memiliki peranan
senangi pembaca,
Contoh:
Tokoh dalam penggalan cerpen diatas terdiri dari “aku”; tokoh utama /
protagonis, mama dan papa; tokoh tambahan / antagonis, dan juga Mbok
5) Nilai (amanat)
bahwa nilai / amanat adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan oleh
6) Sudut pandang
Dalam sudut pandang ini cerita dikisahkan dari sudut “dia” namun
dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh
Jadi dalam sudut pandang “aku” pengarang hanya bersifat mahatahu bagi
tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri
Dalam sudut pandang ini tokoh “aku” muncul bukan sebagai tokoh
pandang persona ketiga dengan teknik “dia” mahatahu dan “dia” sebagai
pengamat, persona pertama dengan teknik “aku” sebagai tokoh utama dan
Contoh:
berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli
adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan
untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan
berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau
menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu
atau bergantian. Pembelajaran talking stick sangat cocok diterapkan bagi siswa
SD, SMA, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu peserta didik,
setelah itu guru memberi pertanyaan dan peserta didik yang memegang
5) Ketika tongkat bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya sebaiknya
didik
18
8) Merumuskan kesimpulan
9) Evaluasi
materi pelajaran
kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari
guru.
komitmen
lebih baik
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, dan
agama.
(a) Siswa yang memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang
(b) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
langsung dari guru, biasanya cara belajar yang demikian membuat siswa
panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali
dan kekurangan metode talking stick mungkin hal ini lumrah terjadi bahwa
guru sebagai pembimbing agar metode talking stick ini berhasil diterapkan
pada siswa sesuai dengan harapan dalam tujuan pembelajaran talking s-tick itu
sendiri.
cerpen pernah dilakukan oleh Rini Widayati selaku mahasiswa Fakultas Keguruan
21
throwing”.
16 OKU.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(Depdiknas, 2008:869); Siswa adalah peserta didik yang melakukan tugas belajar
pada jenjang tertentu; Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra
yang meliputi alur, tokoh, tema, latar cerita, sudut pandang, dan amanat ; Cerita
pendek adalah karangan yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa
Ramadhan (2010) “talking stick adalah salah satu metode pembelajaran yang
pendek melalui model pembelajaran talking stick ialah kesanggupan siswa dalam
24
23
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari berlebih dahulu materi
pokoknya.
B. Metode Penelitian
1. Populasi Penelitian
penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 16 OKU yang berjumlah 110 siswa. Jumlah total dari populasi penelitian
1 X.A 38
2 X.B 35
3 X.C 37
JUMLAH 110
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 16 OKU
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010:174), “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti
sebagai sampel penelitian”. Cara penarikan sampel rumpun ini, yaitu dengan
mengambil sampel secara kelompok, misalnya kelas tertentu dalam satu sekolah.
a. Siswa yang dijadikan obyek penelitian adalah siswa kelas X yang terdiri dari
tiga kelas.
b. Dari ketiga kelas tersebut, kemudian ditentukan secara acak kelompok siswa
diundi.
d. Dari pengundian tersebut, didapatlah kelas X.B sebagai sampel penelitian ini.
25
kelas X.B SMA Negeri 16 OKU yang berjumlah 35 orang siswa. Sampel
D. Teknik Penelitian
selurut alat indra”. Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan teknik
aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran unsur-unsur intrinsik cerpen
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes
26
yang diberikan kepada siswa adalah tes objektif. Tes objektif dilaksanakan untuk
intrinsik cerpen melalui model pembelajaran talking stick. Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes objektif sebanyak 20 soal. Waktu yang dibutuhkan
Negeri 10 OKU kelas X.D yang berjumlah 34 siswa sebagai tempat untuk ujicoba
berikut.
a. SMA Negeri 10 OKU dan SMA Negeri 16 OKU memiliki karakteristik yang
tersebut. Teknik yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen
a. Validitas Instrumen
instrumen (Arikunto, 2010: 211). Cara menghitung validitas soal tes dalam
Keterangan:
∑x = Jumlah dari x
∑y = Jumlah dari y
N = Jumlah siswa
sebagai berikut.
10. DAB 5 4 20 25 16
11. DA 10 11 110 100 121
12. EK 4 7 28 4 49
13. ER 10 8 80 100 64
14. EA 7 7 49 49 49
15. EMP 7 7 49 49 49
16. EM 5 7 35 25 49
17. EJ 7 6 42 49 36
18. HA 3 7 21 9 49
19. IW 8 4 32 64 16
20. JA 4 4 16 16 16
21. KPA 13 8 104 169 64
22. KA 5 4 20 25 16
23. NS 7 6 42 49 36
24. MO 4 4 16 16 16
25. MSa 6 4 24 36 16
26. MSu 9 4 36 81 16
27. NS 6 6 36 36 36
28. RP 7 6 42 49 36
29. Ri 11 9 99 121 81
30. SN 3 1 3 9 1
31. SW 7 7 49 49 49
32. Sa 3 3 9 9 9
33. SAT 12 9 108 144 81
34. SU 4 1 4 16 1
2006, y2 = 1462, xy = 1645. Selanjutnya dapat dihitung validitasnya dengan
rumus.
rxy =
=
29
= 0.69
dapat diketahui bahwa nilai validitas butir soal memahami unsur – unsur intrinsik
cerpen memiliki validitas tinggi karena mendapat nilai 0,69 terletak antara 0,600
b. Realibilitas Instrumen
soal yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson, yaitu K-R 20, sebelum
mencari koefisien tes (rn) terlebih dahulu mencari varian total ( ) dari butir soal
tersebut.
tes, rumus yang digunakan untuk menghitung realibilitas soal tes adalah sebagai
berikut :
rn =
Keterangan:
n = Jumlah soal
1 = Bilangan konstan
= Varians total
perhitungan dalam rangka mengetahui xt, xt2 , p, q, dan pq, maka dibuat
28 KA 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 9
29 DA 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 9
30 JA 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 8
31 MO 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 8
32 Sa 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 6
33 SU 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
34 SN 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4
JUMLAH 29 12 23 9 17 7 28 13 28 20 18 16 23 23 11 20 21 23 19 23 12 17 15 17 8 452
xt2 =
= 6758 –
= 6758 – 6008,9
= 749,1
rn =
= (1,04) (0,82)
= 0,85
33
Dari hasil perhitungan yang diperoleh koefisien realibilitas tes (rn) sebesar
0,85. Berdasarkan interprestasi terhadap koefisien tes (r 11), bahwa apabila r11 sama
dengan atau lebih besar dari pada 0,60 berarti tes butir soal yang sedang di uji
reliabilitasnya rendah. Apabila r11 sama lebih kecil dari 0,85 maka tes hasil belajar
tinggi (un-reliabel).
rumus Kuder Richardon (K-R) 20, dilakukan dengan membandingkan skor butir-
butir tes, maka ternyata nilai r tabel 0,60 jauh lebih kecil dari pada r 11 (0,85),
sehingga dengan demikian tes butir soal unsur-unsur intrinsik cerpen kelas X
SMA Negeri 10 OKU dinyatakan sebagai tes terpercaya, karena tes tersebut sudah
IF = FH + FL
N
Keterangan :
IF = Indeks tingkat kesulitan yang dicari
FH = Jumlah jawaban betul kelompok tinggi
FL = Jumlah jawaban betul kelompok rendah
N = Jumlah siswa kedua kelompok (Nurgiyantoro, 2010: 139).
dinyatakan layak jika tingkat kesulitan berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85.
Indeks yang di luar itu berarti soal terlalu mudah atau terlalu sulit maka soal
ditentukan dulu kelompok tinggi dan kelompok rendah seperti dapat dilihat pada
FH + FL 9+4
Butir Soal Nomor 1 : IF = = = 0,72
N 18
FH + FL 6+2
Butir Soal Nomor 2 : IF = = = 0,44
N 18
FH + FL 8+ 3
Butir Soal Nomor 3 : IF = = = 0,61
N 18
FH + FL 7+2
Butir Soal Nomor 4 : IF = = = 0,50
N 18
35
FH + FL 6+1
Butir Soal Nomor 5 : IF = = = 0,39
N 18
FH + FL 4+3
Butir Soal Nomor 6 : IF = = = 0,39
N 18
FH + FL 8+4
Butir Soal Nomor 7 : IF = = = 0,67
N 18
FH + FL 5+1
Butir Soal Nomor 8 : IF = = = 0,33
N 18
FH + FL 9+4
Butir Soal Nomor 9 : IF = = = 0,72
N 18
FH + FL 8+5
Butir Soal Nomor 10 : IF = = = 0,72
N 18
FH + FL 8+ 1
Butir Soal Nomor 11 : IF = = = 0,50
N 18
FH + FL 5+4
Butir Soal Nomor 12 : IF = = = 0,50
N 18
FH + FL 7+1
Butir Soal Nomor 13 : IF = = = 0,44
N 18
FH + FL 8+3
Butir Soal Nomor 14 : IF = = = 0,61
N 18
FH + FL 6+1
Butir Soal Nomor 15 : IF = = = 0,39
N 18
FH + FL 6+2
Butir Soal Nomor 16 : IF = = = 0,44
N 18
FH + FL 8+3
Butir Soal Nomor 17 : IF = = = 0,61
N 18
FH + FL 8+3
Butir Soal Nomor 18 : IF = = = 0,61
N 18
FH + FL 8+7
Butir Soal Nomor 19 : IF = = = 0,83
N 18
FH + FL 6+1
Butir Soal Nomor 20 : IF = = = 0,39
N 18
FH + FL 8+4
Butir Soal Nomor 21 : IF = = = 0,67
N 18
FH + FL 8+1
Butir Soal Nomor 22 : IF = = = 0,50
N 18
FH + FL 7+2
Butir Soal Nomor 23 : IF = = = 0,50
N 18
FH + FL 8+5
Butir Soal Nomor 24 : IF = = = 0,72
N 18
FH + FL 6+2
Butir Soal Nomor 25 : IF = = = 0,44
N 18
36
ID = FH - FL
n
Keterangan:
ID = Indeks daya pembeda yang dicari
FH = Jumlah jawaban betul kelompok tinggii
FL = Jumlah jawaban betul kelompok rendah
n = Jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah (Nurgiyantoro, 2010: 140).
setiap butir soal yang baik apabila terdapat pada kisaran 0,25 ke atas. Butir soal
yang indeks daya pembedanya kurang dari 0,25, dianggap tidak layak dan harus
direvisi atau diganti. Daya pembeda butir soal dapat dilihat pada penghitungan
berikut ini.
FH - FL 9–4
Butir Soal Nomor 1 : ID = = = 0,56
n 9
FH - FL 6–2
Butir Soal Nomor 2 : ID = = = 0,44
n 9
FH - FL 8–3
Butir Soal Nomor 3 : ID = = = 0,56
n 9
FH - FL 7–2
Butir Soal Nomor 4 : ID = = = 0,56
n 9
FH - FL 6–1
Butir Soal Nomor 5 : ID = = = 0,56
n 9
FH - FL 4–3
Butir Soal Nomor 6 : ID = = = 0,11
n 9
FH - FL 8–4
Butir Soal Nomor 7 : ID = = = 0,44
N 9
FH - FL 5–1
Butir Soal Nomor 8 : ID = = = 0,44
N 9
FH - FL 9–4
Butir Soal Nomor 9 : ID = = = 0,56
N 9
FH - FL 8–5
Butir Soal Nomor 10 : ID = = = 0,33
N 9
37
FH - FL 8–1
Butir Soal Nomor 11 : ID = = = 0,78
N 9
FH - FL 5–4
Butir Soal Nomor 12 : ID = = = 0,11
N 9
FH - FL 7–1
Butir Soal Nomor 13 : ID = = = 0,67
N 9
FH - FL 8–3
Butir Soal Nomor 14 : ID = = = 0,56
N 9
FH - FL 6–1
Butir Soal Nomor 15 : ID = = = 0,56
N 9
FH - FL 6–2
Butir Soal Nomor 16 : ID = = = 0,44
N 9
FH - FL 8–3
Butir Soal Nomor 17 : ID = = = 0,55
n 9
FH - FL 8–3
Butir Soal Nomor 18 : ID = = = 0,56
n 9
FH - FL 8–7
Butir Soal Nomor 19 : ID = = = 0,11
n 9
FH - FL 6–1
Butir Soal Nomor 20 : ID = = = 0,56
n 9
FH - FL 8–4
Butir Soal Nomor 21 : ID = = = 0,44
n 9
FH - FL 8–1
Butir Soal Nomor 22 : ID = = = 0,78
n 9
FH - FL 7–2
Butir Soal Nomor 23 : ID = = = 0,56
n 9
FH - FL 8–5
Butir Soal Nomor 24 : ID = = = 0,33
n 9
FH - FL 6–2
Butir Soal Nomor 25 : ID = = = 0,44
n1 9
Berdasarkan hasil analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal dan Daya
Pembeda Butir Soal tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam tabel 6 berikut ini.
Dari 25 butir soal yang diujicobakan, ternyata ada 3 butir soal yang tidak
layak untuk dijadikan instrumen penelitian, yaitu butir soal nomor (6), (12), dan
(19). Berarti ada 22 soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Dalam
observasi yang telah diberi tanda chek list (√) terhadap aktivitas guru dan aktivitas
39
telah ditentukan oleh guru, lalu hasil dari pengamatan yang telah dilakukan
b. Tes
tahapan ini dilakukan berdasarkan rumus Syah (2009: 220) sebagai berikut.
F
P = x 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase hasil yang diperoleh
f = Frekuensi.
N = Jumlah sampel penelitian (Sudijono, 2010: 43).
46-55 D Kurang
00-45 E Gagal
Sumber: Sudijono (2011: 35)
b. Setelah semua hasil tes didapat, kemudian diberi nilai dengan rentang 10-100.
e. Membuat simpulan.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Deskripsi Data Observasi
dilakukan dengan cara tes pada 23 Agustus 2013. Adapun tes yang digunakan
cerpen melalui model pembelajaran Talking Stick adalah tes objektif. Jumlah soal
dilakukan dengan cara tes pada 11 September 2013. Adapun tes yang digunakan
43
cerpen melalui model pembelajaran talking stick. Jumlah soal secara keseluruhan
Bahan yang dicakup dalam tes objektif merupakan bahan yang berkaitan
hasil pekerjaan siswa tersebut diperiksa dan diberi skor berdasarkan kunci
jawaban yang telah tersedia. Berikut ini data skor siswa kelas X.B SMA Negeri
22 RPU 16 4
23 RL 11 9
24 RA 14 6
25 SI 17 3
26 Si 15 5
27 SW 16 4
Tabel 13. Data Kemampuan Siswa
Berdasarkan data skor siswa kelas X.B SMA Negeri 16 OKU dalam
terbesar sampai nilai yang terkecil. Hasil tabulasi data frekuensi skor siswa
Jawaban
No. Frekuensi Persentase
Benar Siswa Skor
1 18 2 5.71
2 17 3 8.58
3 16 6 17.15
4 15 8 22.85
5 14 8 22.85
6 13 1 2.85
7 12 2 5.71
8 11 3 8.58
45
9 8 1 2.85
10 7 1 2.85
Jumlah 35 100
menjawab benar 18 soal sebanyak 2 orang atau 5,71 %, siswa yang menjawab
benar 17 soal sebanyak 3 orang atau 8,57 %, siswa yang menjawab benar 16 soal
sebanyak 6 orang atau 17,14 %, siswa yang menjawab benar 15 soal sebanyak 8
orang atau 22,85 %, siswa yang menjawab benar 14 soal sebanyak 8 orang atau
22,85 %, siswa yang menjawab benar 13 soal sebanyak 1 orang atau 2,85 %,
siswa yang menjawab benar 12 soal sebanyak 2 orang atau 5,71 %, siswa yang
menjawab benar 11 soal sebanyak 3 orang atau 8,57 %, siswa yang menjawab
benar 8 soal sebanyak 1 orang atau 2,85 %, dan siswa yang menjawab benar 7
2. Analisis Data
pembelajaran yaitu agar siswa dapat memahami dan mampu menentukan unsur-
46
unsur intrinsik dalam cerpen dan kompetensi yang hendak dicapai yaitu
pertanyaan guru tentang materi yang dipelajari. Pada saat proses belajar mengajar
intrinsik. Siswa bekerjasama untuk mencari solusi atas suatu masalah. Siswa
47
tugas atau latihan. Siswa bersama guru melakukan evaluasi bersama-sama hasil
unsur-unsur intrinsik cerpen melalui model pembelajaran talking stick. Berikut ini
analisis data kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 16 OKU memahami unsur-
21 RH 13 65 Cukup
22 RPU 16 80 Baik Sekali
23 RL 11 55 Kurang
24 RA 14 70 Baik
Tabel 15. Analisis Data Kemampuan Siswa
pembelajaran Talking Stick. Nilai tes objektif tersebut dianalisis satu per satu
sebagai berikut.
1) AZ
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, AZ mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 12 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 12/20 x
100 = 60.
49
talking stick.
2) ADH
ADH mampu menjawab benar soal sebanyak 12 soal dari 20 soal yang
Jadi ADH tergolong siswa yang mendapat kategori penilaian cukup dalam
3) AI
adalah 20 soal objektif. Dari 20 soal yang diberikan, jawaban yang benar
sebanyak 17 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah jumlah jawaban benar dibagi
talking stick.
4) AW
soal tersebut sebanyak 18 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 18/20 x 100 =
90.
50
5) CW
6) DO
, DO mampu menjawab benar soal sebanyak 14 soal. Nilai yang diperoleh adalah
talking stick.
7) ES
adalah 20 soal pilihan ganda. ES mampu menjawab benar soal tersebut sebanyak
talking stick.
51
8) EL
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur
berupa pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, EL mampu menjawab benar
soal tersebut sebanyak 16 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 16/20 x 100 =
80.
9) EE
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, EE mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 15 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 15/20 x
100 = 75.
talking stick.
10) IPE
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, IPE mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 17 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 17/20 x
100 = 85.
52
Hal tersebut berarti IPE tergolong siswa yang termasuk kategori penilaian
11) KWS
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, KWS mampu
menjawab benar soal tersebut sebanyak 8 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah
12) KW
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, KW mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 14 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 14/20 x
100 = 70.
talking stick.
53
13) LS
Soal yang diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, LS mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 15 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 15/20 x
100 = 75.
talking stick.
14) Ma
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, Ma mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 16 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 16/20 x
100 = 80.
15) MR
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, MR mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 15 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 15/20 x
100 = 75.
54
talking stick.
16) Mu
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, Mu mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 11 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 11/20 x
100 = 55.
17) MY
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, MY mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 16 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 16/20 x
100 = 80.
18) NMS
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, NMS mampu
menjawab benar soal tersebut sebanyak 15 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah
19) PN
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, PN mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 18 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 18/20 x
100 = 90.
20) RS
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, RS mampu menjawab
56
benar soal tersebut sebanyak 16 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 16/20 x
100 = 80.
21) RH
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, RH mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 13 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 13/20 x
100 = 65.
talking stick.
22) RPU
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, RPU mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 16 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 16/20 x
100 = 80.
Hal tersebut berarti RPU tergolong siswa yang termasuk kategori penilaian
23) RL
Stick adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, RL mampu
menjawab benar soal tersebut sebanyak 11 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah
24) RA
Stick adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, RA mampu
menjawab benar soal tersebut sebanyak 14 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah
talking stick.
25) SI
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, SI mampu menjawab
58
benar soal tersebut sebanyak 17 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 17/20 x
100 = 85.
26) Si
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, Si mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 15 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 15/20 x
100 = 75.
talking stick.
27) SW
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, SW mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 16 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 16/20 x
100 = 80.
28) VAI
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, VAI mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 15 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 15/20 x
100 = 75.
Hal tersebut berarti VAI tergolong siswa yang termasuk kategori penilaian
talking stick.
29) Wi
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, Wi mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 14 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 14/20 x
100 = 70.
talking stick.
30) WS
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, WS mampu menjawab
60
benar soal tersebut sebanyak 15 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 15/20 x
100 = 75.
talking stick.
31) YS
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, YS mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 11 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 11/20 x
100 = 55.
32) YD
Soal yang diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, YD mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 14 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 14/20 x
100 = 70.
talking stick.
33) ZZ
61
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, ZZ mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 7 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 7/20 x 100
= 35.
34) ZN
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, ZN mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 14 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 14/20 x
100 = 70.
talking stick.
35) Zu
adalah 20 soal pilihan ganda. Dari 20 soal yang diberikan, Zu mampu menjawab
benar soal tersebut sebanyak 14 soal. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 14/20 x
100 = 70.
62
talking stick.
kelas X.B SMA Negeri 16 OKU dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
Dari tabel 11 di atas, terlihat siswa kelas X.B SMA Negeri 16 OKU yang
talking stick. yang mendapat nilai antara 80-100 atau mendapat predikat penilaian
sangat baik terdapat 11 orang atau 31.42 %. Siswa yang mendapat nilai antara 66-
79 atau mendapat predikat penilaian baik terdapat 16 orang atau 45.71%. Siswa
yang mendapat nilai antara 56-65 atau mendapat predikat penilaian cukup terdapat
63
3 orang atau 8.58%. Siswa yang mendapat nilai antara 46-55 atau mendapat
predikat penilaian kurang terdapat 3 orang atau 8.58 %. Siswa yang mendapat
nilai antara 00-45 atau mendapat predikat penilaian sangat kurang terdapat 2
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan siswa kelas X.B SMA
orang atau 31,42 % dan yang mendapat predikat penilaian baik sebanyak 16 orang
sebanyak 27 orang atau 77,13 % (27/35 x 100 %) atau lebih dari 60 % sebagai
batas lulusan.
talking stick terbukti kebenarannya sebab secara klasikal siswa yang mendapat
nilai ≥ 66 mencapai 77,13 %. Hal itu berarti siswa kelas X.B SMA Negeri 16
pembelajaran talking stick dengan baik. Kedelapan siswa yang mendapat nilai di
intrinsik. Selain hal itu, keenam siswa itu memang memiliki tingkat kecerdasan di
64
bawah temannya yang lain. Hal tersebut terlihat dari nilai mereka pada ulangan
masih sering menjejali siswa dengan teori-teori yang berkaitan dengan materi
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
bahwa secara klasikal, rata-rata persentase kemampuan siswa kelas X.B SMA
pembelajaran talking stick mendapat nilai di atas 66 sebanyak 27 orang atau 77,13
%. Sementara itu, siswa yang mendapat kategori penilaian sangat baik sebanyak
11 orang atau 31,42 %, baik sebanyak 16 orang atau 45,71 %, cukup sebanyak 3
orang atau 8,57 %, kurang sebanyak 3 orang atau 8,57 %,dan sangat kurang
Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X.B SMA Negeri 16 OKU
B. Saran
65
mungkin menyerap informasi yang berkaitan dengan itu dari berbagai sumber.
66
3. Pembaca, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini dalam kegiatan berbahasa,
4. Peneliti lain, untuk melakukan penelitian serupa dengan objek yang lain, yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2001. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sumarjo dan Saini. 1997. Jurnal Unsur-Unsur Interinsik Cerita Pendek (Cerpen).
www.journal-cerita-pendek-cerpen.com diakses pukul 20.30 Wib pada hari
Jum’at tanggal 22 Februari 2013.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip Prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa.