PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya belajar bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi.
Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa, diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis.
Menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu, menulis harus
mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap
pengakhiran. Dalam tahap prakarsa, sebelum penulis menulis, harus mencari
ide yang akan dituangkan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pelanjutan,
yaitu
penulis
mulai
mengembangkan
idenya.
Setelah
selesai
Dalam hal ini juga berlaku dalam pengajaran sastra berbentuk prosa, puisi
maupun puisi.
Salah satu kelebihan puisi sebagai bahan pengajaran sastra adalah
cukup mudahnya karya tersebut diminati siswa sesuai dengan tingkat
kemampuannya
masing-masing
secara
perorangan.
Namun
tingkat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterampilan Menulis
Dengan mambaca dan menulis, siswa akan memperoleh pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan social, daya
nalar, dan emosionalnya. Namun yang terjadi sekarang justru siswa lebih
senang membaca daripada menulis. Padahal keterampilan menulis zaman
sekarang sangat dibutuhkan.
Kemampuan menulis adalah bagian bahasa yang berupa tulis menulis
dalam rangka menyampaikan/mengungkapkan gagasan terhadap pembaca
(Fajri, 2005). Tujuan menulis (writing) yaitu: (1) menyampaikan pokok
pikiran atau gagasan pada pembaca; (2) menyampaikan informasi tentang
suatu cerita kepada pembaca; (3) memberikan hiburan kepada pembaca; dan
(4) mempengaruhi atau mengajak pembaca melalui tulisannya.1
B. Unsur Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah Tulisan cerita narasi adalah paparan cerita yang
bersifat fiktif (khayalan) atau berupa pengalaman sendiri yang pernah
dialami.
Di
dalam
cerita
narasi
biasanya
terdapat
cerita
yang
pembaca
mengalami
secara
langsung
peristiwa
yang
Tema
Yaitu ide yang menjadi pokok pembahasan, atau ide pokok suatu
tulisan. Dengan mempunyai tema pengarang mempunyai pedoman
dalam ceritanya. Jadi tema adalah ie sentarl yang mendasari suatu
cerita. Tema mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai pedoman bagi
Amanat
Dapat diartikan sebagai pesan berupa ide, gagasan, ajaran moral
dan nilai-nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan/dikemukakan oleh
pengarang lewat cerita.
3.
4.
5.
Sudut pandang
Mengacu pada posisi pengarang/pencerita, apakah ia ada di dalam
cerita atau di luar. Ada tiga macam sudut pandang, yaitu :
a. Pengarang terlibat atau ikut ambil bagian lam cerita sebagai tokoh
utama atau yang lain, mengisahkan tentang dirinya. Dalam cerita ini
pengarang menggunakan kata ganti orang pertama (aku atau saya).
b. Pengarang sebagai pengamat atau yang mengisahkan
pengamatannya sebagai tokoh samping. Pengarang berada di luar
cerita, dan menggunakan kata ganti orang ketiga (ia atau dia)
c. Pengarang serba tahu tentang apa yang dirasa dan dipikirkan oleh
6.
tokoh cerita.
Latar atau setting
Situasi tempat, ruang dan waktu terjadinya cerita. Latar terdiri atas
latar fisik, yaitu yang berupa benda-benda fisik seperti bangunan
rumah, kamar, perabotan, daerah dan sebagainya. Yang kedua, latar
sosial meliputi pelukisan keadaan social budaya masyarakat, seperti
adat istiadat, cara hidup, bahasa kelompok sosial dan sikap hidupnya,
dan lain=lain yang melatari cerita.
7.
Gaya bahasa
Berfungsi
sebagai
pemberi
warna
pada
karangan,
yaitu
Dongeng
Novel
Hikayat
Kisah
Roman
Cerita pendek.
Jenis-jenis fiksi yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
adadibaliknya.
Fiksi psikologis, arus kesadaran, otobiografis, atau blidungstoman
menekankankompleksitas atau perkembangan kehidupan batiniah
individual, yang terdiri dari perasaan dan pikiran.
3 Trianto 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif . (Jakarta : Kencana Pernada
Media Group) Hal. 143
8.
pemula
terkadang
terhambat
dalam
menemukan ide cerita. Untuk memperkaya ide yang akan ditulis kita
dapat melakukannya dengan berbagai cara. Pertama, mencermati fakta
atau relita yang terjadi di sekitar kita dengan melakukan pengamatan
dan observasi terhadap masalah yang ada. Cara tersebut di atas dapat
dilakukan dengan banyak membaca buku-buku atau download materi
dari internet untuk memperkaya pengetahuan kita. Kedua, melakukan
kreasi dan imajinasi dengan mengolah dan mengkritisi fakta atau relita
yang ada. Oleh karena itu, penting sekali menentukan ide cerita yang
kita ketahui dan sering kita temui di sekitar kita.
Penulis cerita dapat menemukan ide dari berbagai hal sudut
pandang.
Misalnya
dengan
memperkaya
bacaan,
memperkaya
pengalaman.5
Mengembangkan ide cerita
Dalam keterampilan menulis atau membaca saat akan memulai
mengembangkan ide dapat kita gagas dalam beberapa pertanyaan.
Pertanyaan pertama dapat dimulai dari kata what (apa latar
belakangnya, konfliknya, apa yang ingin disampaikan dll). Pertanyaan
kedua dengan kata who (siapa tokohnya, pemain dalam cerita,
pembacanya). Ketiga when
Where
(dimana
settingnya).
Kelima
why
(mengapa
terjadi
4 Trianto 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif . (Jakarta : Kencana Pernada
Media Group) Hal. 145
5 Uno Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. (Jakarta PT. Bumi Aksara) Hal. 83
masalah/penyebab
3.
masalah).
Keenam,
how
(bagaimana
2.
Melanjutkan Cerita
Guru memberikan cerita yang belum selesai, kemudian siswa
melanjutkan cerita itu dengan memberikan rambu-rambu, misal: Dia
3.
4.
5.
6.
7.
8.
dengan keinginannya.7
Menceritakan Pengalaman
Pengalaman yang diceritakan dapat berupa pengalaman sehari-hari
atau pengalaman menarik. Panduan yang diberikan guru adalah sebagai
berikut :
Contoh
a. Pernahkah kamu melakukan perjalanan/?
b. Coba ceritakan, dengan siapa kamu pergi ? kemana? Dsb
c. Menceritakan Cita-cita
7 Uno Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. (Jakarta PT. Bumi Aksara) Hal. 114
Diksi
Dalam puisi kata-kata sangat besar peranannya. Setiap kata
mempunyai fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya.
Meyer (1987:457) mengatakan bahwa dalam fungsinya untuk
memadatkan suasana, lembut, dan bersifat ekonomis Jadi kata-kata
dalam puisi hendaknya disusun sedemikian serupa sehingga dapat
menyalurkan pikiran, perasaan penulisanya dengan baik.Sehubungan
dengan hal itu Meyer (1987:457-548) membagi diksi dalam tiga tingkat
yaitu
a. Diksi formal adalah bermartabat, inpersonal dan menggunakan
bahasa yang tinggi.
b. Diksi pertengahan. Diksi ini agak sedikit tidak formal dan biasanya
kata kata yang digunakan adalah yang dipakai oleh kebanyakan
orang yang berpendidikan.
c. Diksi informal mencakup dua bahasa yaitu bahasa sehari-hari yang
dalam hal ini termasuk slang, dan dialek yaitu meliputi dialek
geografis
dan
sosial.
Diksi
dapat
berupa
denotasi
dan
sejarahnya.
Pengimajian
Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan
suasana yang khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam
pikiran, dan penginderaan untuk menarik perhatian, untuk memberikan
kesan mental atau bayangan visual penyair, menggunakan gambarangambaran angan. Imaji adalah gambaran-gambaran angan, gambaran
pikiran, kesan mental atau bayangan visual dan bahasa yang
menggambarkannya.
Coombes mengatakan bahwa dalam tangan penyair yang baik imaji
itu segar dan hidup, berada dalam puncak keindahannya untuk
mengintensifkan, menjernihkan, dan memperkaya. Citraan menurut
Alternberd merupakan unsur yang penting dalam puisi karena dayanya
untuk menghadirkan gambaran yang konkret, khas, menggugah dan
mengesankan. Brook dan Waren mengatakan bahwa citraan juga dapat
merangsang imajinasi dan menggugah pikiran dibalik sentuhan indera
3.
4.
Rahmat
Joko
Pradopo
dalam
bukunya
pengkajian
puisi
bahasa
figuratif
oleh
penyair
diciptakan
kekonkretan,
adalah
bentuk
bahasa
figuratif
yang
tidak
serupa.
Jadi
di
sini
bahwa
metafora
itu
dan
metafora
keduanya
mengandung
unsure
persamaan.
d. Epik Simile
Epik Simile atau perumpamaan epos adalah pembandingan
yang dilanjutkan atau diperpanjang yaitu dibentuk dengan cara
11
6.
7.
mendukung makna.
Sarana Retorika
Sarana retorika adalah muslikhat pikiran. Muslikhat pikiran ini
berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpikir. Sarana
12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Latihan menulis cerita fiksi dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
menulis yang telah disamapaikan. Pada tahap preparation guru berlatih
menggali ide untuk menentukan tema cerita yang akan ditulis. Ada beberapa
teknik yang dilakukan, antara lain ada yang membaca buku cerita,
berimajinasi, kartu mimpi, interpretasi alam dan gambar. Masing-masing
peserta menuliskan beberapa ide, kemudian dipilih ide yang paling menarik
dan baik untuk dikembangkan.
Tahap berikutnya adalah pramenulis. Pada tahap ini, peserta melakukan
penulisan terhadap ide yang diperoleh seluas-luasnya. Ide-ide tersebut
dikembangkan dalam bentuk atau draf untuk memudahkan proses menulis.
Setelah itu proses penulisan dilakukan. Peserta menuangkan ide dan
mengembangkannya berdasarkan pemetaan pikiran yang telah dilakukan pada
tahap pramenulis. Pada tahap ini biasanya peserta mengalami kesulitan dalam
mengembangkan cerita. Oleh karena itu, peserta dapat menerapkan teori 5W
dan 1H untuk mengembangkan cerita.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih jauh dari kesempurnaan
dan masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam materinya, bahasa yang
tidak baku maupun penyampaian isi makalah. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan dan menghargai kritik dan saran dari pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Keterampilan Menulis......................................................................
B.
C.
D.
E.
F.
15
B. Saran....................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
16
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu,
Penulis
17
Disusun Oleh
CYNTIA ERLINA
1611120020
Dosen
Ahmad Mathori, S.Pd, MA
18
ii
19