Anda di halaman 1dari 22

KELAS

XI
MODUL AJAR BAHASA
INDONESIA

Yory Sumule,S.Pd.
SMA Negeri 1 Manokwari
KELAS XI
MODUL AJAR

BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA FASE F KELAS XI

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : Yory Sumule, S.Pd.
Instansi : SMA NEGERI 1 MANOKWARI
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Fase F, Kelas / Semester : XI (Sebelas) / I (Ganjil)
Bab 3 : Menggali Nilai Sejarah Bangsa lewat Cerita
Pendek
Elemen : Berbicara dan Mempresentasikan

Pelajaran 1 : Menganalisis unsur-unsur intrinsik


pembangun cerita pendek
Alokasi Waktu : Pertemuan Ke-1 (2 x 45 Menit)
B. KOMPETENSI AWAL

Capaian Pembelajaran Fase F


Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan
dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu
mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu
berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak orang. Peserta
didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk
selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di berbagai
media untuk memajukan peradaban bangsa.

C. SARANA DAN PRASARANA

 Sumber Belajar
Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Sastra Indonesia XI, Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Pusat Perbukuan dan Website sebagai sumber informasi
 Media Pembelajaran
a. Slide Power Point
b. LKPD
 Alat
a. Proyektor
b. Spidol
c. Laptop

D. PROFIL PELAJAR PANCASILA

1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2) Mandiri,
3) Bernalar kritis,
4) Kreatif,
6) Berkebinekaan global.

E. MODEL PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN

 Model pembelajaran tatap muka, Model Kooperatif Learning.


 Pendekatan Saintifik
KOMPONEN INTI

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Tujuan Pembelajaran :
 Peserta didik mampu merinci unsur-unsur intrinsik pembangun cerpen, seperti
tema, amanat, tokoh dan penokohan, sudut pandang pencerita, alut, latar
cerita, dan gaya bahasa yang dibaca dengan lengkap
 Peserta didik mampu menganalisis unsur intrinsik dalam cerpen yang dibaca
dengan tepat.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA

 Menggali pengalaman peserta didik dalam membaca cerpen yang pernah mereka
lakukan. Tanyakan salah satu judul serta ringkasan ceritanya. Guru bisa
melanjutkan pertanyaan kepada peserta didik apa kira-kira perbedaan antara cerpen
dan novel.

C. PERTANYAAN PEMANTIK

 Pernahkah kalian membaca cerpen? kalau pernah apa judulnya dan kira-kira
bagaimana isi ceritanya?
 Pernahkah kalian membaca sebuah cerpen atau novel dan tidak mengerti apa jalan
cerita dari cerpen atau novel tersebut? Jika pernah apa judul cerpen atau novel
tersebut? Kira-kira apa alasan sehingga kalian tidak mengerti isi dari cerpen atau
novel tersebut?
 Pernahkah kalian membaca cerpen, novel, atau bahkan menonton film dengan tema
sejarah? Kalau pernah apa judul karya tersebut dan kira-kira latar belakang
sejarahnya peristiwa apa?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


a. Pendidik membuka pembelajaran sesuai dengan kesepakatan kelas dan melakukan
pengkondisian siswa untuk siap belajar yang terdiri dari : berdoa sebelum memulai
kegiatan, memberi salam pada guru, dan guru memeriksa kehadiran siswa di kelas.
b. Pendidik memberikan motivasi kepada siswa terkait memahami cerpen.
Kegiatan Inti (70 menit)
a. Pendidik memberikan pengantar dengan menjelaskan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran pada pelajaran 1 ini adalah menemukan unsur-unsur intrinsik yang
ada pada teks cerpen.
b. Pendidik memberikan gambaran sedikit tentang teks cerpen yang akan dibaca yaitu
“tukang cukur” karya budi darma.
c. Peserta didik dibagi dalam kelompok terdiri atas 4–5 peserta didik, lalu peserta
didik dituntun untuk mengerjakan LKPD yang di bagikan.
d. Pendidik membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD.
d. Perwakilan kelompok akan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
e. Pendidik dan peserta didik memberikan apresiasi pada setiap kelompok yang telah
mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan memberikan tepuk tangan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Menyimpulkan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk
mengungkapkan pendapatnya terkait dengan materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
b. Pendidik memberitahukan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
c. Pendidik bersama peserta didik menutup kegiatan dengan doa dan salam.

E. REFLEKSI PESERTA DIDIK

Refleksi Peserta Didik:


1. Bagian mana yang menurutmu paling sulit pada pelajaran ini ?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajaramu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
4. Bagaimana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan ?

F. ASESMEN / PENILAIAN

Penilaian
1. Penilaian Sikap
1. Prosedur : Selama proses dan di luar proses pembelajaran
2. Jenis : Non tes
3. Bentuk : Lembar Observasi
2. Penilaian Pengetahuan
1. Prosedur : Akhir Pembelajaran
2. Jenis : Tes
3. Bentuk : Uraian Singkat
3. Penilaian Keterampilan
1. Prosedur : Hasil
2. Jenis : Non Tes
Bentuk : Unjuk Kerja

G. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Kegiatan Pengayaan :
 Peserta didik dapat memperbanyak membaca cerpen-cerpen yang dimuat di
beberapa media massa, seperti Kompas dan Koran Tempo. Setelah itu, peserta didik
akan membentuk kelompok-kelompok diskusi sastra untuk membahas dan
membedah karya tersebut.
Kegiatan Remedial :
 Untuk mengukur tingkat ketercapaian pembelajaran, guru bisa mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman bacaan. Peserta didik akan
menjawab pertanyaan tersebut dan pastikan soal tersebut bisa dijawab oleh peserta
didik kurang lebih 70%. Dengan cara ini guru bisa melihat apakah tujuan
pembelajaran kegiatan 1 bisa tercapai atau tidak.

Manokwari, Oktober 2023


Mengetahui,
Guru Pamong Mahasiswa PPG

Christina S. Leatemia, S.Pd Yory Sumule, S.Pd.


NIP. 196804301997022002
LAMPIRAN

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama kelompok : ………………..


Kelas : ………………..
Bacalah teks berikut dengan cermat :
Diskusikanlah pertanyaan berikut lalu jawablah dengan cermat!

1. Identifikasilah siapa saja tokoh pada cerpen diatas yang merupakan tokoh
protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh campuran! Berikan bukti dengan
mengambil kutipan dari cerpen tersebut!

Jawaban : (hanya sebagai referensi jawaban)


Yang menjadi tokoh utama adalah Tukang Cukur karena dia menjadi pusat
perhatian dalam cerita dan banyak hal dalam hidupnya disorot. Tokoh
tambahan yang muncul hanya sesekali, yaitu Gito, ayah, Ibu, Dasuki, Kakek
Leman, Ruslan.
Penokohan cerpen “Tukang Cukur” dibagi menjadi 3, yaitu tokoh protagonis
(Gito, ayah, dan ibunya). Mereka mewakili kebaikan karena tidak pernah
berbuat jahat. Kedua adalah tokoh antagonis, yaitu tokoh yang mewakili
kejahatan (Tukang Cukur yang berpindah-pindah keberpihakan). Kemudian,
tokoh campuran. Tokoh campuran merupakan penggambaran sikap tokoh
yang memiliki sisi baik selain sisi buruk. Hal ini ada pada diri Ruslan yang
terlihat ketika dia memberi pertolongan kepada keluarga Gito ketika perang
datang tetapi pada akhir cerita justru Ruslan diketahui sebagai salah satu
pemberontak.
2. Sebutkan dan jelaskan tema utama dan tema tambahan dari cerpen “Tukang
Cukur”!
Jawaban : (hanya sebagai referensi jawaban)

Tema utama dari cerpen “Tukang Cukur” adalah tentang manusia yang oportunis
karena dalam cerita tersebut tokoh Tukang Cukur selalu mengikuti kelompok
yang sedang menang. Pertama, dia bergabung PKI kemudian mengkhianatinya
karena PKI kalah melawan TNI (pasukan Siliwangi). Kedua, dia bergabung
dengan TNI (pasukan Siliwangi) walau kemudian TNI mengetahui
keculasannya. Ketiga, dia bergabung dengan Belanda menjadi pasukan KNIL
ketika Belanda berhasil menguasai Yogyakarta. Terakhir, dia menjadi pasukan
NII dan mati terbunuh di bekas pabrik rokok. Tema tambahan dari cerpen
“Tukang Cukur” adalah penggambaran kemiskinan pada zaman itu. Hal ini
seperti tokoh Gito yang makan seadanya dengan pakaian yang tidak pantas
dipakai.
3. Sudut pandang pencerita apa yang digunakan?

Jawaban :

Sudut pandang pencerita yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga,
yaitu sudut pandang dari tokoh Gito.

B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK

 Guru dan peserta didik mencari berbagai informasi tentang memahami cerpen
dengan latar belakang beberapa peristiwa sejarah di indonesia media atau website
resmi dibawa nauangan kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi.
 Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas
XI : Penerbit, Pusat Perbukuan,Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan.
INSTRUMEN PENILAIAN
Penilaian Sikap
No Sikap Kriteria Penilaian Skor Kategori
1 Spiritual Selalu berdoa dan 4 Sangat Baik
mengucapkan salam sepenuh
hati.
Berdoa dan mengucapkan 3 Baik
salam tidak sepenuh hati.
Jarang berdoa dan 2 Cukup Baik
mengucapkan salam.
Tidak berdoa dan 1 Perlu Bimbingan
mengucapkan salam.
2 Disiplin Sangat tepat waktu dalam 4 Sangat Baik
mengikuti pembelajaran.
Tepat waktu dalam mengikuti 3 Baik
pembelajaran.
Cukup tepat waktu dalam 2 Cukup Baik
mengikuti pembelajaran
Sering terlambat dalam 1 Perlu Bimbingan
mengikuti pembelajaran.
3 Bernalar Kritis Sangat kritis dalam 4 Sangat Baik
menentukan pokok-pokok
informasi cerpen.
Kritis dalam menentukan 3 Baik
pokok-pokok informasi cerpen.
Cukup kritis dalam 2 Cukup Baik
menentukan pokok-pokok
informasi cerpen.
Belum kritis dalam 1 Perlu Bimbingan
menentukan pokok-pokok
informasi cerpen.
4 Kreatif Sangat kreatif dalam menyusun 4 Sangat Baik
pokok-pokok informasicerpen.
Kreatif dalam menyusun 3 Baik
pokok-pokok informasi cerpen.
Cukup kreatif dalam menyusun 2 Cukup Baik
pokok-pokok informasi cerpen.
Belum kreatif dalam menyusun 1 Perlu Bimbingan
pokok-pokok informasi cerpen.
5 Bergotong- Sangat kolaboratif dalam 4 Sangat Baik
royong diskusi kelompok.
Kolaboratif dalam diskusi 3 Baik
kelompok.
Cukup kreatif dalam diskusi 2 Cukup Baik
kelompok.
Belum kreatif dalam diskusi 1 Perlu Bimbingan
kelompok.

Keterangan Penskoran:
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan kadang-
kadang tidak sesuai aspek sikap.
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkkan sikap sesuai aspek dan sering
tidak sesuai aspek sikap.
1 = apabila tidak pernah menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

Rubrik Penilaian Pengetahuan (Kognitif)


No Aspek yang Kriteria Skor
dinilai
1 Tema Tema sesuai dengan teks cerpen yang disajikan 10
Tema kurang sesuai dengan teks cerpen yang 6
disajikan
Tema tidak sesuai dengan teks cerpen yang 4
disajikan
2 Tokoh dan Tokoh sesuai dengan teks cerpen yang disajikan 10
penokohan Tokoh kurang sesuai dengan teks cerpen yang 6
disajikan
Tokoh tidak sesuai dengan teks cerpen yang 4
disajikan
3 Sudut Sudut pandang sesuai dengan teks cerpen yang 10
Pandang disajikan
Sudut pandang kurang sesuai dengan teks cerpen 6
yang disajikan
Sudut pandang kurang sesuai dengan teks cerpen 4
yang disajikan
4 Alur Alur sesuai dengan teks cerpen yang disajikan 10
Alur kurang sesuai dengan teks cerpen yang 6
disajikan
Alur tidak sesuai dengan teks cerpen yang 4
disajikan
5 Latar Latar sesuai dengan teks cerpen yang disajikan 10
Latar kurang sesuai dengan teks cerpen yang 6
disajikan
Latar tidak sesuai dengan teks cerpen yang 4
disajikan
6 Gaya Bahasa Gaya bahasa sesuai dengan teks cerpen yang 10
disajikan
Gaya bahasa kurang sesuai dengan teks cerpen 6
yang disajikan
Gaya bahasa tidak sesuai dengan teks cerpen 4
yang disajikan
7 Amanat Amanat sesuai dengan teks cerpen yang disajikan 10
Amanat kurang sesuai dengan teks cerpen yang 6
disajikan
Amanat tidak sesuai dengan teks cerpen yang 4
disajikan

Pedoman penilaian :
Nilai = Skor yang diperoleh × 100
Skor Maksimal

Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)

Kelengkapan Kemampuan Kerja


Materi Presentasi Sama Total Nilai
No Nama Peserta
Skor Akhir
Didik 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

No Aspek Skor Kriteria Skor


4  Poswer point terdiri dari judul, isi materi dan nama kelompok
 Materi dituliskan ringkas, dan mudah dipahami
 Dilengkapi dengan gambar yang menarik dan sesuai dengan
materi.

1 Kelengkapan Materi 3 Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi yaanngt


tidak terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materiyanng
tidak terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada kelengkapan
materi tidak terpenuhi
4  Dipresentasikan dengan percaya diri, antusias, dan bahasa yang
lantang
 Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam presentasi
 Dapat mengemukakan ide dan beragumen dengan baik
2  Memanajeman waktu presentasi dengan baik
Kemampua 3 Terdapat 1 kriteria pada Kemampuan Presentasi
nPresentasi tidak terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria pada Kemampuan Presentasi
tidak terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada Kemampuan Presentasi tidak
terpenuhi
4  Pembagian Tugas
 Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam
tanggungjawabnya
 Hasil tugas (relevansi dengan bahan)
 Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik baik tim presentasi
Kerja Sama maupun tim yang keliling
3
3 Terdapat 1 kriteria pada Kerja Samatidak
terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria pada Kerja Samatidak
terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada Kerja Sama tidak terpenuhi

Pedoman penilaian :
Nilai = Skor yang diperoleh × 100
Skor Maksimal
D. GLOSARIUM
aktivitas kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di
dalam perusahaan
analisis penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk
perkaranya, dan sebagainya)
cerita pendek (cerpen) cerita pendek.; kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam
satu situasi (pada suatu ketika)
refleksi gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban atas suatu hal
atau kegiatan yang datang dari luar.

E. DAFTAR PUSTAKA
Laelasari. 2015. Bahasa Indonesia Berbasis Karakter Bangsa. Bandung : Yrama Widya.
Prihantini, Ainia.2015. Master Bahasa Indonesia Panduan Tata Bahasa Indonesia
Terlengkap. Yogyakarta : B first.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Bahasa Indonesia Kelas XI
SMA/MA/SMK/MAK. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
https://www.kompasiana.com/funyfebrianti/5a65f48116835f73c7772443/analisis-
intrinsik-dan-ekstrinsik-dalam-cerpen-umi-kalsum-karya-djamil-suherman
diakses 29, Oktober 2023 pukul 17:00
https://berita.99.co/contoh-tema-cerpen/#google_vignette diakses 30, Oktober 2023
pukul 18:30
https://repositori.kemdikbud.go.id/19540/1/Kelas%20XI_Bahasa%20Indonesia_KD
%203.9.pdf diakses 30, Oktober 2023 pukul 18:30
BAHAN AJAR

A. PENGERTIAN CERITA PENDEK


Cerita Pendek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kisahan
pendek ( kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan
memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi ( pada suatu kita ).
Cerpen atau cerita pendek merupakan jenis karya sastra yang berbentuk prosa naratif,
dalam cerita pendek isi ceritanya langsung kepada tujuannya lebih ringkas ceritanya,
cerpen biasanya mengangkat kisah kehidupan,kisah kehidupan seseorang tersebut bisa
berupa kesedihan, kesenangan, bahkan pertikaian.
Ada beberapa ciri-ciri cerpen yang mesti dipahami agar kita dapat membedakannya
dengan karya tulis lainnya, diantaranya adalah:
1. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
2. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan novel.
3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya, karena dalam cerpen yang dikisahkan

hanyalah intinya saja.


5. Bersifat fiktif dan sederhana sehingga memudahkan para pembaca
6. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
7. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama.
8. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut
merasakan kesan dari cerita tersebut.

A. UNSUR CERITA PENDEK (Unsur Intrinsik)

Unsur intrinsik adalah unsur yang ada dalam cerita pendek dan merupakan unsur
pembangun dari dalam cerita. Unsur dari dalam ini merupakan unsur terpenting
terbentuknya sebuah cerita, yang termasuk unsur intrinsik adalah:

Unsur-unsur intrinsik Cerpen


1. Tema
2. Penokohan dan perwatakan
3. Plot atau alur
4. Latar atau setting
5. Sudut pandang
6. Gaya bahasa
7. Pesan atau amanat

1. Tema
Sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
menjadi
pokok masalah dalam cerita. Menurut Stanton tema adalah makna yang terkandung
dalam
cerita.

Cara menemukan tema


A. Membaca cerita dengan cermat
B. Mencari bagian klimaks cerita yang merupakan titik tumpu atau inti cerita
C. Menelusuri bagian penyelesaian yang dapat mengungkapkan hubungan-hubungan
bagian cerita sebelumnya
D. Mengenali hubungan-hubungan, pertalian sebab akibat, maka akan diketahui duduk
persoalan cerita.

2. Penokohan dan perwatakan


Perwatakan tokoh adalah karakter atau sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran
dan tingkah laku tokoh dalam cerita.

Teknik penggambaran watak tokoh


1. Teknik analitik
Teknik analitik menjabarkan pelukisan tokoh cerita dengan cara memberikan uraian
secara langsung tentang ciri fisik melalui physical description (pelukisan bentuk lahir
tokoh) dan bahkan kediriannya, yang berupa sikap, sifat, tingkah laku, melalui direct
author analysis (pengarang langsung menganalisis watak tokoh). Dalam kaitan ini watak
dasar tokoh dapat dilihat dari wujud fisiknya.

2. Teknik dramatik
Teknik dramatik memaparkan tokoh-tokoh cerita seperti dalam drama. Para tokoh
menyatakan diri mereka sendiri melalui kata-kata, tindakan-tindakan atau perbuatan.

3. Gabungan teknik analitik dan dramatik


Teknik ini memadukan teknik analitik dan dramatik sebagai tanda awal atau akhir
penceritaan dari sebuah pengadengan secara berurutan dalam cerita rekaan. Adengan bisa
diawali dengan pengutaraan secara analitik lalu dilanjutkan dramatik atau dibuka secara
dramatik lalu dilanjutkan analitik.

Tujuh cara penokohan


A. Pelukisan jalan pikiran tokoh (portrayal of thought of stream of conscious thought)
B. Reaksi tokoh ternadap kejadian (reaction to events)
C. Pelukisan keadaan atau lingkungan sekitar tokoh (discussion of environment)
D. Reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama (reaction of others to character)
E. Percakapan tokoh bawahan mengenai keadaan tokoh utama (conversation of other
character)
F. Pelukisan bentuk lahir tokoh (physical description)
G. Pengarang langsung menganalisis watak tokoH (direct author analysis)

3. Alur atau plot


Alur adalah keseluruhan urutan peristiwa cerita yang memiliki hubungan sebab akibat.
Peristiwa yang satu menyebabkan atau menghasilkan peristiwa yang lain.

Tahapan alur
A. Situation
Tahap penyituasian menggambarkan dan mengenalkan situasi latar dan tokoh cerita
(tahap pembuka cerita)
B. Generating circumstances
Peristiwa dan masalah mulai dimunculkan. Tahap ini mengawali penghadiran
konflik dasar.
C. Rising action
Peristiwa dan masalah semakin mengembangkan konflik.
Terjadi pertentangan, benturan antarkepentingan mulai diperuncing.
D. Climax
Klimaks sebuah cerita rekaan merupakan puncak konflik atau terjadi pertemuan dua
kekuatan yang berlawanan.
E. Denouement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian. Ada pemecahan masalah. Konflik yang
telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan antarperistiwa
dikendorkan.

Konflik cerita
Konflik cerita merupakan pertemuan dua kekuatan atau dua kubu tokoh yang berlawanan.
Konflik dapat diartikan kumpulan beraneka ragam masalah yang dialami para tokoh
cerita, terutama protagonis dan antagonis.

4. Setting atau latar


Latar dalam cerita adalah lingkungan atau tempat terjadinya peristiwa-peristiwa cerita.
Segala keterangan, petunjuk, dan pengacauan yang berkaitan dengan waktu, ruang serta
suasana lingkungan terjadinya peristiwa akan membangun latar cerita.
Jenis latar
a. Latar suasana : sedih, gembira, mencemaskan, menakutkan, dll
b. Latar waktu : tanggal, bulan, tahun, pagi, siang, petang, malam, musim, dll
c. Latar tempat : pasar, pantai, kota, sekolah, ruang tamu, teras rumah, dll

5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri dalam cerita

A. Sudut pandang persona pertama “Aku”


Orang pertama sebagai tokoh utama
Pengarang sendiri yang diceritakan

Contoh :
Seseorang
Seseorang memijit bel,ketika
memijit bel, ketikaaku
aku bersiap
bersiap menikmati
menikmati filmfilm kartun
kartun di TV.diAku
T melirik ke
Akutertutup
pintu yang bangkitdan
meninggalkan
halaman yang Robi
sejukdiketika
depanmatahari
“Kura-Kura
mulaiNinja”.
condong ke barat.
Aku bangkit meninggalkan Robi di depan “Kura-Kura Ninja”.
“Lelaki “

Orang pertama sebagai pengamat


pengarang sebagai pengamat tetapi ada dalam cerita.

Contoh :

Tak
Tak lama
lama kemudian
kemudian Wak
Wakkatok
katokmenyusul
menyusulaku,
aku,dan kami
dan berberangkat ke tempat
kami
Aku tahuAku
persembunyian. apa tak
yangpernah
terjadi.menanyakan
Wak Katokkepada
kembaliWak
ke pondok danyang
katok apa membunsumur.
terjadi dengan
Sarip. Ini aku ketahui kemudian setelah pemberontakan dikalahkan oleh Be
Aku tahu apa yang terjadi. Wak Katok kembali ke pondok dan membunuh Sarip dan
melempar Sarip ke sumur. Ini aku ketahui kemudian setelah pemberontakan dikalahkan oleh
Belanda. Tetapi, aku tak pernah membicarakannya denga Wak katok. Sejak hari itu hingga
saat ini, barulah kini aku menceritakan hal ini.

B. Sudut pandang persona ketiga


Pengarang berperan sebagai sutradara atau pengarang di luar cerita

persona ketiga serba tahu


pengarang memberitahukan semua tindak tanduk tokoh termasuk hal yang sangat
pribadi.
Contoh :
Mereka duduk mengelilinginya dengan pikiran masing-masing. Cerita pak Balam
Mereka duduk
menimbulkan mengelilinginya
kesan yang dengan
dahsyat sekali dalampikiran masing-masing.
hati mereka. Cerita
Mereka ingin pak Balam
dapat selamat
menimb
sampai depankawasemua.
ke kampung, meninggalkan hutan dengan harimau maut jauh-jauh di belakang. Akan
tetapi mengakui dosa-dosa di depan kawan semua. Harimau!
Harimau!, Muchtar

persona ketiga terbatas (dia selaku pengamat) terpusat pada satu karakter.
Contoh :
DiDitepi
tepikampuMereka
kampung, tiga terengah-engah, namuantara
orang anak laki-laki mereka payah
sedang bersusah tidak menemukan akal.
mencabut sebatang
“Cari
singkong. sebatang
Namun cungkil”,
ketiganya kataterlampau
masih Rasus kepada
lemah duauntuk
temannya. “Tanpa cengkeraman
mengalahkan cangkul mustahil
akar
kita dapat mencangkul singkong sialan itu.”
ketela yang terpendam dalam tanah kapur. Kering dan membatu. Mereka terengah-engah,
Ronggeng
namun batang singkong itu tetap tegak diDukuh Paruk,
tengahnya. Ahmadhampir
Ketiganya Tohariberputus asa seandainya
salah seorang anak di antara mereka tidak menemukan akal.
“Cari sebatang cungkil”, kata Rasus kepada dua temannya. “Tanpa cangkul mustahil kita
dapat mencangkul singkong sialan itu.”
Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad

C. Sudut pandang campuran


secara bergantian pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama dan orang
ketiga.

6. Gaya bahasa
Teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan
diungkapkan. Sebuah fiksi hadir di hadapan pembaca untuk menawarkan sebuah dunia,
namun hal ini hanya dapat dicapai lewat sarana bahasa.

Majas atau stylleleven dan merupakan “figur of speech” atau sesuatu yang
memberikan bentuk yang khas pada suatu bahasa.
Menurut Slamet Mulyono gaya bahasa didefinisikan dengan “susunan perkataan yang
terjada karena perasaan yang tumbuh atau hidup dalam hati penulis, dan yang sengaja
atau tidak menimbulkan perasaan yang tertentu dalam hati.”
Gaya bahasa dipakai pengarang untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan dan selalu
memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra, serta dipakai untuk menghidupkan
dan memberi jiwa pada karya sastra.

7. Amanat
Pesan yang disampaikan pengarang melalui isi cerita.
Amanat dapat disampaikan secara langsung (tertulis) dan melalui dialog antartokoh
(tersirat)

Teknik analitik / secara langsung


Teknik analitik menggambarkan watak/karakter tokoh secara langsung dengan
menyebutkan sifat, watak, tingkah laku, dan ciri fisik tokoh.
Contoh :
Bapaknya yang masih duduk senang di atas kursi rotan itu jadi manteri
kabupaten di kantor patih Sumedang. Ia sudah lebih dari separuh baya- sudah
masuk bilangan orang tua, tua umur- tetapi badannya masih muda rupanya . . .
Hampir di dalam segala perkara ia hendak di atas dan terkemuka . . . rupanya dan
cakapnya.
(Katak Hendak Jadi Lembu)

Teknik dramatik
Teknik dramatik tidak menggambarkan karakter tokoh secara langsung
Karakter tokoh digambarkan melalui :
a. Cakapan sang tokoh atau tokoh lain.
Contoh :
Suaminya menatapnya dengan aneh dan mulai berkata,
“Percayalah, Tin, Yang sudah biarlah berlalu.”
Martini jadi meledak.
“Kamu sama sekali tidak jujur. Jangan berpura-pura.
Kesedihan itu sangat tampak oleh mata saya.”
Kembali suaminya merasa heran.
“Ma, saya punya gagasan baru yang cemerlang. Saya pernah melihat lampu
kristal di pasar barang antik, kita bisa membelinya.”
Air mata Martini mengalir deras.
“Tanpa lampu itu . . . ., tanpa lampu itu hidup kita tak berarti kan?”

b. Teknik pikiran tokoh


Contoh :

“Bu, Tun bukan perawan lagi.”


Sri diam menatap anaknya. Aneh sekali. Pada perasaannya Sri mulutnya ada
mengatakan “Gusti, nyuwun ngapura,” tetapi kenapa tidak terdengar, pikir Sri.
Tahu-tahu ia hanya mengelus rambut anaknya. Sri ingat perkataan orang-orang tua
Jawa yang sering mengatakan bahwa dalam satu tempat pengeraman pasti akan ada
satu atau dua telur yang rusak. Tetapi bila dalam tempat pengeraman itu hanya ada
satu telur dan rusak juga bagaimana? Di dalam hati dia menggelangkan kepala.
Tangannya terus mengelus anaknya, sedang hatinya masih terus mencoba
menghayati kejadian itu.
(Sri Sumirah
dan Bawuk)

c. Teknik tingkah laku tokoh


Contoh :
Sudah lima kali aku ke Kramat dan masuk menyelinap melalui pintu dapur.
Sesudah kunjungan yang kedua kali pintu dapur kukunci cermat. Tetapi surat Atik
belum kujawab. Aku takut. Kunci masih terletak di dalam lubang dinding seperti ada
dahulu.Seorang diri aku datang, dalam waktu istirahat bebas dinas. Untuk ketiga
kalinya. Hanya duduk-duduk saja di serambi belakang. Dan melamun. Sebab
sesudah segala peristiwa yang menimpa diriku, aku semakin benci bertemu oarang.
Hanya dengan Mayor Verbruggen aku masih dapat berdialog. Sebab bagaimanapun
dengan mayor petualang itu aku masih mempunyai ikatan intim dengan masa
lampauku. Bangkai-bangkai burung kesayangan Atik telah kuambil, kukubur dengan
segala dedikasi. Kurungan-kurungan telah kubersihkan. Dan sayu aku teringat betapa
sayang si Atik kepada burung-burungnya.
(Burung-Burung Manyar)

d. Teknik pelukisan lingkungan/ latar tokoh


Contoh :
. Hardy lagi suntuk di kamar kosnya yang berantakan itu.
Dia mulai menendang celana denimnya yang tersebar di lantai kamar,
ada yang bekas seminggu lalu dipakai, ada yang kemarin sore dipakai,
dan ada juga yang dua minggu, lalu dipakai tapi belum juga dicuci
sampai sekarang.
(Dikutip dari “Pacar
Baru”)

e. Teknik tingkah laku tokoh


Contoh :
Sudah lima kali aku ke Kramat dan masuk menyelinap melalui pintu
dapur. Sesudah kunjungan yang kedua kali pintu dapur kukunci cermat. Tetapi surat
Atik belum kujawab. Aku takut. Kunci masih terletak di dalam lubang dinding
seperti ada dahulu. Seorang diri aku datang, dalam waktu istirahat bebas dinas.
Untuk ketiga kalinya. Hanya duduk-duduk saja di serambi belakang. Dan melamun.
Sebab sesudah segala peristiwa yang menimpa diriku, aku semakin benci bertemu
oarang. Hanya dengan Mayor Verbruggen aku masih dapat berdialog. Sebab
bagaimanapun dengan mayor petualang itu aku masih mempunyai ikatan intim
dengan masa lampauku. Bangkai-bangkai burung kesayangan Atik telah kuambil,
kukubur dengan segala dedikasi. Kurungan-kurungan telah kubersihkan. Dan sayu
aku teringat betapa sayang si Atik kepada burung-burungnya.
(Burung-Burung Manyar)

Anda mungkin juga menyukai