Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Ingin mengetahui lingkungan yang ada disekitarnya, bahkan

ingin mengetahui apa yang terjadi didalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa

manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 2011:1). Komunikasi adalah salah satu

aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia.

Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui

hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara

otomatis. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bersosialisasi dan

melakukan interaksi dengan lingkungan disekitarnya. Proses interaksi tersebut

dilakukan dengan komunikasi secara langsung (tanpa media tertentu) maupun

secara tidak langsung (dengan menggunakan media tertentu). Dengan demikian,

interaksi dapat berjalan sekaligus membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan

dan keinginan masing-masing pihak. Komunikasi merupakan sebuah proses

penyampaian pesan atau informasi dari komunikator (pemberi) kepada komunikan

(penerima) yang menghasilkan sebuah perubahan tertentu.

Seiring dengan kemajuan bidang perekonomian dewasa ini, maka akan

memacu timbulnya suatu persaingan bisnis dengan menggunakan komunikasi

sebagai alternatif berkembangnya bisnis yang jalankan. Para pengusaha baik yang

berskala besar, menengah, maupun kecil harus mengantisipasi perkembangan ini.


2

Bagi pengusaha yang tidak tanggap atau peka terhadap perkembangan yang ada

saat ini maka para pengusaha tersebut akan dihadapkan pada masalah yang sulit

untuk dapat mempertahankan usahanya. Keadaan seperti ini akan mengakibatkan

timbulnya persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan untuk

memasuki dan mempertahankan pasar. Sudah sewajarnya ada perusahaan yang

semakin tumbuh dan berkembang, namun adapula yang bangkrut bahkan gulung

tikar. Persaingan yang semakin ketat menuntut para pengusaha untuk semakin

peka membaca strategi yang diterapkan oleh perusahaan yang menjadi pesaing

khususnya strategi komunikasi pemasaran.

Di dalam bisnis ritel, pada umumnya strategi penjualan yang diterapkan

memanfaatkan momen tertentu atau situasional. Kondisi ini memungkinkan

penjual menemukan pembeli yang mempunyai berbagai macam watak dalam

membeli suatu produk. Fenomena ini terlihat dengan adanya berbagai promosi

yang ditawarkan sebagai strategi pemasaran atau strategi penjualan perusahaan

kepada konsumen, strategi pemasaran melalui komunikasi secara langsung

maupun komunikasi secara tidak langsung. Namun pada realitasnya, strategi

penjualan seperti ini telah dilakukan hampir sepanjang waktu, dengan tidak

melihat momen atau situasi seperti yang disebutkan di atas. Begitu banyaknya

usaha ritel besar, sedang, maupun kecil yang muncul dengan pesat dan cepat,

sehingga ruang bisnis ini menjadi begitu ketat persaingannya (fandy, 2010:11).

Strategi komunikasi pemasaran dalan menjualkan produk dengan dijanjikan

potongan harga (discount) dan pemberian bonus kini mulai ramai. Potongan harga

bahkan diberikan sampai 70%, sehingga menjadikan harga jual produk lebih
3

murah dan kompetitif. Bahkan juga pemberian bonus berupa penambahan volume

(isi) produk inti ataupun bonus produk terkait produk inti. Seperti sabun deterjen,

makanan atau minuman dalam kemasan memberikan 20% bonus isi, sehingga isi

produk menjadi 120% dengan harga yang tetap. Begitu juga pada produk pakaian.

Akan lebih menarik perhatian dan hati konsumen lagi apabila penjualan

produk selain memberikan potongan harga juga memberikan bonus. Para pelaku

bisnis ritel dapat mengukur seberapa besar stimulus yang diberikan melalui

promosi penjualan dengan potongan harga terhadap perilaku dan keputusan

pembelian konsumen. Untuk mengetahui stimulus yang ditimbulkan dari sebuah

promosi yang efektif, diperlukan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi

seseorang dalam menerima, mempertimbangkan informasi, dan mengambil

keputusan dalam membeli produk yang ditawarkan.

Proses pengambilan keputusan seseorang untuk membeli suatu produk

biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kotler (2012:111), terdapat

beberapa faktor perilaku konsumen yang mempengaruhi proses pengambilan

keputusan konsumen yaitu faktor budaya, sosial, kepribadian dan psikologis.

Saat ini banyak aplikasi yang memeberikan keuntungan bagi costumer

terutama menggunakan media komunikasi atau media sosial yang dapat di

download di playstore misalnya menggunakan aplikasi OVO CASH. Aplikasi

OVO CASH merupakan saldo uang elektronik yang dapat digunakan untuk

berbagai macam transaksi pembayaran dengan memberikan keuntungan 10%

setiap pembelanjaan ditambah point yang dapat ditukarkan di hypermart.


4

Berbicara mengenai potongan harga, Matahari Departement Store Baturaja

merupakan perusahaan ritel dengan format Toserba dan Supermarket. Di dalam

strategi komunikasi pemasaran Matahari Departement Store Baturaja menerapkan

berbagai promosi penjualan yang umum diterapkan, salah satunya yang paling

sering diterapkan dan menjadi strategi promosi andalan adalah potongan harga

(discount) dengan menggunakan OVO CASH, hal ini biasa dilakukan guna

menarik pelanggan dan mempertahankan usahanya karena dengan adanya hal

tersebut keputusan konsumen untuk membeli menjadi meningkat. Kemudian

selanjutnya, yang menarik perhatian peneliti setelah melakukan observasi awal

keingintahuan akan mekanisme komunikasi pemasaran dan proses penentuan

potongan harga yang dilakukan oleh Matahari Departement Store, dan juga rasa

penasaran peneliti akan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh

pencipta OVO CASH melalui potongan harga itu sendiri.

Komunikasi pemasaran mempunyai peran yang sangat penting bagi

pebisnis ritel untuk melakukan pencitraan atas suatu merk tertentu. Selain itu

dengan komunikasi pemasaran dapat mengembangkan kesadaran konsumen

terhadap produk/jasa yang dihasilkan oleh Matahari Departement Store Baturaja,

sehingga konsumen mengenal produk/jasa yang ditawarkan.

Komunikasi pemasaran lebih menekankan pada pemenuhan secara

langsung produk atau jasa yang diperlukan konsumen. Komunikasi pemasaran

(marketing communication) dalam implementasi program strategi pemasaran

merupakan tahapan proses atau langkah-langkah yang tidak dapat dipandang

remeh, hal ini disebabkan sebagus apapun rencana strategi pemasaran yang
5

dirancang sesuai dengan kondisi dan posisi persaingan industrinya suatu produk,

maka bila proses komunikasi pemasaran tidak dijalankan secara efektif dan efisien

pasar sasaran (target market) tidak tahu bahwa produk yang dinginkan dan

diminta konsumen beredar di pasar. Menurut Sutisna (2002:257), komunikasi

pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dengan

penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam mengambil kegiatan yang

membantu dalam mengambil keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan

pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk

berbuat lebih baik. Intinya komunikasi pemasaran mempresentasikan suara rumah

makan dan mereknya serta merupakan sarana dimana rumah makan dapat

membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.

Komunikasi pemasaran dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada

konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, oleh orang

macam apa, serta dimana dan kapan. Konsumen dapat mempelajari tentang

produk apa, siapa yang memproduksi, mereknya apa, cocok dikonsumsi oleh

siapa, apa keunggulannya, dapat diperoleh di mana, dan bagaimana caranya

memperoleh produk itu.

Dengan demikian komunikasi pemasaran memiliki peran yang sangat

penting bagi Matahari Departement Store Baturaja untuk mengkomunikasikan

produk yang dipasarkan kepada pasar sasaran secara lebih luas, bahkan dapat

berkontribusi terhadap ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan

dan menciptakan citra (image) merek, serta mendorong penjualan, dan

memperluas pasar. Dalam memasuki era globalisasi Matahari Departement Store


6

Baturaja bekerja sama dengan OVO CASH dalam memasarkan produknya.

Keberhasilan Matahari Departement Store Baturaja dalam menggunakan aplikasi

OVO CASH memiliki keunggulan dan keunikan produknya tergantung dari cara

penyampaian pesan kepada masyarakat. Dengan menggunakan strategi

komunikasi pemasaran terpadu diharapkan OVO CASH akan semakin terkenal dan

semakin menarik minat konsumen untuk mau datang berbelanja di Matahari

Departement Store Baturaja tersebut karena persaingan dibidang bisnis ritel

semakin ketat begitu juga di Baturaja, maka diperlukan strategi komunikasi

pemasaran agar tujuan peningkatan jumlah konsumen dapat tercapai.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk

menganalisisnya sebagai bahan penelitian penulis dengan judul: strategi

komunikasi pemasaran OVO dalam menarik minat costumer (studi kasus promo

pemberian cashback pada pengguna OVO CASH di Matahari Departement Store

Baturaja).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran OVO dalam menarik minat

costumer (studi kasus promo pemberian cashback pada pengguna OVO CASH di

Matahari Departement Store Baturaja)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi

komunikasi pemasaran OVO dalam menarik minat costumer (studi kasus promo
7

pemberian cashback pada pengguna OVO CASH di Matahari Departement Store

Baturaja).

1.4 Manfaat Penelitian

Berikut ini manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian:

1.4.1 Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangan

dan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu

Komunikasi yang berkaitan dengan pemasaran

1.4.2 Manfaat praktis dalam penelitian ini menjadi rekomendasi bagi Matahari

Departement Store Baturaja dalam menarik minat costumer.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
8

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu

communication berasal dari bahasa latin communicatus atau communicatio atau

communicare yang berarti ”berbagi” atau ”menjadi milik bersama”. Dengan

demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya

yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan (Riswandi, 2009:1). Definisi

komunikasi menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1982), dalam Cangara

(2011 : 23) : “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang

pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Lebih lanjut

definisi komunikasi diungkapkan oleh Shannon dan Weaver, “Komunikasi adalah

bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,

sengaja atau tidak disengaja”.

Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communications :

Principles and Methods, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi

antarindividu melaluin suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-

simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut

Boove, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan

nonverbal (Purwanto, 2011:4).

Menurut Everett M. Rogers dalam Cangara (2011:18) seorang pakar

sosiologi perdesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi

riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi


9

bahwa: “Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka.”

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang

menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, menurut Joseph de Vito,

K. Sereno dan Erika Vora dalam Cangara (2011:23), artinya komunikasi hanya

bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek

. unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.

1. Sumber, Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber

bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya

partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator

atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

2. Pesan, Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara

tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa

inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content atau

informasi (Cangara, 2011:24).

3. Media, Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang


10

bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam

berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata dan telinga. Pesan-

pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia

untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum

dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud dalam buku

ini, ialah media yang digolongan atas empat macam, yakni: media

antarpribadi, untuk hubungan perorang (antarpribadi) media yang tepat

digunakan ialah kurir /utusan, surat, dan telpon. Media kelompok, dalam

aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka

media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya,

rapat, seminar, dan konferensi. Rapat biasanya digunakan untuk

membicarakan hal-hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi. Seminar

adalah media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri 150 orang. Konferensi

adalah media komunikasi yang dihadiri oleh anggota dan pengurus dari

organisasi tertentu. Ada juga orang dari luar organisasi, tapi biasanya dalam

status peninjau. Media publik, kalau khalayak lebih dari 200-an orang, maka

media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media publik. Misalnya

rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya. Media massa, jika khalayak

tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan

media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian

pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara,

2011:25).
11

4. Penerima, penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim

oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam

istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris

disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami

bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak

adanya penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting

dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari

komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan

menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan,

apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

5. Pengaruh atau efek, Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang

dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah

menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan

tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan

perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat

penerimaan pesan (Cangara, 2011:26)

2.1.3 Jenis-Jenis Komunikasi

R Wayne Pace dengan teman-temannya dari Brigham Young University

dalam buku Techniques For Effective Communication (1979) membagi

komunikasi atas tiga jenis, yakni komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi
12

antarpribadi serta komunikasi khalayak. Beberapa sarjana komunikasi aliran

Eropa hanya membagi komunikasi atas dua macam. Yakni komunikasi

antarpribadi dan komunikasi massa. Di Indonesia ada kalangan yang membagi

komunikasi atas dua macam, yakni komunikasi massa dan komunikasi sosial.

Memperhatikan pandangan para pakar di atas, jenis komunikasi yang akan

dibicarakan dalam buku ini dibagi atas empat macam jenis, yakni komunikasi

dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi

massa (Cangara, 2011:30)

1. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communication)

Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi

didalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri

sendiri. Sepintas lalu memang agak lucu kedengarannya, kalau ada orang yang

berkomunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses komunikasi di sini karena

adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya

atau terbetik dalam pikirannya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk

benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi

manusia baik yang terjadi diluar maupun didalam diri seseorang.

Objek yang diamati mengalami proses perkembangan dalam pikiran

manusia setelah mendapat rangsangan dari pancaindra yang dimilikinya. Hasil

kerja dari proses pikiran tadi setelah dievaluasi pada gilirannya akan memberi

pengaruh pada pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang. Dalam proses

pengambilan keputusan, sering kali seseorang dihadapkan pada pilihan Ya atau

Tidak. Keadaan semacam ini membawa seseorang pada situasi berkomunikasi


13

dengan diri sendiri, terutama dalam mempertimbangkan untung ruginya suatu

kepuasan yang akan diambil.

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Komunikasi antarpribadi yang dimaksud di sini ialah proses komunikasi

yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka , seperti yang

dinyatakan R. Wayne Pace bahwa “interpersonal communication involving two

or more people in a face to face setting.” Menurut sifatnya, antara pribadi

dapat dibedakan atas dua macam , yakin komunikasi diadik (dyadic

communication) dan komunikasi kelompok kecil (small grup communication).

Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang

dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dalam Cangara,

(2011:33) dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan

wawancara. percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan

informal dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan

lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya serius, yakni adanya pihak yang

dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.

Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung

antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya

saling berinteraksi satu sama lainnya. Tidak ada batas yang menentukan secara

tegas berapa besar jumlah anggota suatu kelompok kecil, biasanya antara 2-3

orang, ada yang mengembangkan sampai 20-30 orang tetapi tidak lebih dari 50

orang. Sebenarnya untuk memberikan batasan pengertian terhadap konsep

komunikasi antara pribadi tidak begitu mudah.hal ini disebabkan adanya yang
14

berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Namun dengan

perkembangan teknologi komunikasi dan infomasi (ICT), seperti telpon selular,

e-mail (internet), orang mulai mempertanyakan apakah komunikasi yang

menggunakan alat eloktronik seperti itu, masih dapat dikategorikan sebagai

proses komunikasi antara pribadi sekalipun berlangsung tanpa situasi tatap

muka (Cangara, 2011:33)

Menurut Everett M. Roger, proses komunikasi yang menggunakan telpon

kurang kena bila digolongkan sebagai komunikasi massa “...machine-assited

interpersonal communication is the telepone,it does not fit into either category

of mass media or interpersonal channels because it is neither face-to-face nor

nor-to-many.” (Cangara, 2011:34). Tetapi sarjana komunikasi Amerika lainnya

Mc-Croskey memasukkan peralatan komunikasi yang menggunakan

gelombang udara dan cahaya seperti halnya telepon dan telex sebagai saluran

komunikasi antara pribadi.“The channel is the means of Conveyance of the

stimulate the source creates to the reicever. Channel include airwaves, light

waves and the like” (McCRoskey dalam Cangara 2011:34). Sebab itu timbul

kelompok yang lebih senang memakai istilah komunikasi antarpribadi yang

beralat (memakai media mekanik) dan komunikasi antarpribadi yang tidak

beralat (berlangsung secara tatap muka).

3. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi

kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi Khalayak

(audience communication). Komunikasi publik menunjukkan suatu proses


15

komunikasi dimana pesan pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi

tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. Komunikasi publik memiliki

ciri komunikasi interpersonal (pribadi), karena berlangsung secara tatap muka,

tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga memiliki ciri masing-

masing. Dalam komunikasi publik penyampaian berlangsung secara kontinu.

Dapat diidentifikasikan siapa yang berbicara dan siapa pendengarnya. Interaksi

antara sumber dan penerima sangat terbatas, sehingga tanggapan balik juga

terbatas. Hal ini disebabkan karena waktu yang digunakan sangat terbatas, dan

jumlah khalayak relatif besar. Sumber sering kali tidak dapat

mengidentifikasikan satu-persatu pendengarnya. Ciri lain yang dimiliki

komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan itu tidak berlangsung secara

spontanitas, tetapi terencana dan disiapkan lebih awal. Ciri komunikasi publik

biasanya di temui dalam berbagai aktivitas seperti kuliah umum, khotbah, rapat

akbar, pengarahan, ceramah, dan semacamnya.

Ada kalangan tertentu menilai bahwa komunikasi publik bisa

digolongkan komunikasi massa bila dilihat pesannya yang terbuka. Tetapi

terdapat beberapa kasus tertentu di mana pesan yang disampaikan itu terbatas

pada segmen khalayak tertentu, misalnya pengarahan, diskusi panel, seminar,

dan rapat anggota. Karena itu komunikasi publik bisa juga disebut komunikasi

kelompok bila dilihat dari segi empat dan situasi. Sebelum radio digunakan

sebagai sumber informasi, komunikasi publik banyak sekali digunakan untuk

penyampaian informasi di lapangan terbuka. Namun, sekarang komunikasi

publik kembali banyak dilakukan terutama menjelang pemilu dengan


16

pengarahan massa sebanyak-banyaknya, komunikasi publik seperti ini makin

banyak menarik perhatian ddan minat pengunjung jika disertai dengan

pertunjukkan artis dan ceramah kiai kondang yang khusus didatangkan untuk

menggalang massa. (Cangara, 2011:35)

4. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian komunikasi massa.

Ada yang menilai dari segmen khalayaknya dari segi medianya dan sifat

pesannya. Komunikasi massa dapat diidentifikasikan sebagai proses

komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang

melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang

bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Dibandingkan

dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, komunikasi massa memliki ciri

tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak variatif, baik dari segi usia,

agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Ciri lain yang dimiliki

komunikasi massa, ialah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang

diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga yang terdiri

dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi, dan sebagainya.

Oleh karena itu , proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana

(dipersiapkan lebih awal), terkendali oleh redaktur dan lebih rumit, dengan kata

lain melembaga. Pesan komunikasi massa berlangsung suatu arah dan

tanggapan baliknya lambat (tertunda) sangat terbatas. Akan tetapi, dengan

perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat khususnya media

massa elektronik seperti radio, televisi ,maka umpan balik dari khalayak bisa
17

dilakukan dengan cepat penyiar, misalnya melalui program interaktif. Selain

itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat,

serempak dan luas. Penyampaian pesan mampu mengatasi jarak dan waktu,

serta tahan lama bila didokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya produksi

komunikasi massa cukup mahal, dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif

banyak mengelolanya. (Cangara 2011:36)

2.1.4 Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Dalam berkomunikasi bukan hanya pesan yang akan disampaikan tetapi

baik komunikator maupun komunikasn ingin mendapatkan sebuah makna dari apa

yang disampaikan. Menurut Effendy (2007:55) fungsi dan tujuan komunikasi

dapat diuraikan sebagai berikut

1. Menyampaikan informasi (to inform), memberikan informasi kepada

masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku

alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat

akan merasa aman dan tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa

bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat

dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian

akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi di sampaikan

pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih

banyak melalui kegiatan mass communication.

2. Mendidik (to educate), kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan

memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih

baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik


18

masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat

menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa.

Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah

memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui

berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai

tatanan komunikasi pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas dan sebagainya.

Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang palilng efektif adalah melalui

kegiatan komunikasi interpersonal antara penyuluh dengan anggota

masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dan bawahan dan

antara orang tua dan anaknya.

3. Menghibur (to entertain), perilaku masyarakat menerima informasi selain

untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat.

4. Mempengaruhi (to influence), kegiatan memberikan berbagai informasi pada

masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat

tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya

mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu pilihan dan pemilihan

kepala desa maka dapat dilakukan komunikasi massa dalam bentuk

kampanye, brosur dan lainnya.

Selain fungsi, komunikasi mempunyai tujuan yang dimana masing-masing

tujuan mempunyai manfaat untuk kehidupan manusia. Menurut Effendy (2007:5)

tujuan komunikasi ada 4 yaitu:

1. Komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap

2. Komunikasi bertujuan untuk mengubah pendapat, opini, dan pandangan


19

3. Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku

4. Komunikasi bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat

2.2 Strategi Komunikasi

2.2.1 Pengertian Strategi Komunikasi

Menurut Liliweri (2011:67), ada beberapa pengertian strategi komunikasi,

yaitu :

1. Strategi yang mengartikulasi, menjelaskan, dan mempromosikan suatu visi

komunikasi dan satu tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.

2. Strategi Komunikasi menciptakan komunikasi yang konsisten, komunikasi

yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa opsi

komunikasi.

3. Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan tahapan

konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan

teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi. Adapun taktik adalah

salah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi

komunikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Adalah tujuan akhir, strategi komunikasi berperan memfasilitasi perubahan

perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen.

Oleh karena itu, maka komunikasi selalu dihubungkan dengan siapa saya

bicara, maksud apa saya bicara, pesan apa yang harus disampaikan pesan kepada

seseorang, dan bagaimana mengukur dampak pesan tersebut.


20

Pengertian lain menurut Effendi (2010:32) bahwa strategi komunikasi

merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan

manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan

bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa

pendekatan (aproach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan

kondisi. Menurut Middleton dalam Hafied (2013:61), strategi komunikasi adalah

sebuah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari

komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang

dirancang untuk mecapai tujan komunikasi yang optimal.

2.2.2 Tujuan Strategi Komunikasi

Menurut Liliweri (2011:284), ketika ingin membayangkan strategi

komunikasi, maka yang ada dipikiran adalah tentang tujuan yang ingin atau

dicapai dan jenis materil apa saja yang dapat memberikan kontribusi bagi

tercapainya tujuan tersebut. Setiap tujuan tentu selalu berkaitan dengan aktivitas

apa yang sedang dilakukan, maka tujuan komunikasi menjadi sangat penting

karena meliputi, announcing, motivating, educating, informing, dan supporting

decision making.

1. Memberitahu (Announcing)

Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah annoucing, yaitu

pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first of

your communication strategy is to announce the availability of information


21

on quality). Oleh karena itu informasi yang akan dipromosikan sedapat

mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang

demikian penting.

2. Memotivasi (Motivating)

Informasi yang dipromosikan atau disebar luaskan kepada khalayak

diharapkan mampu memberikan motivasi khalayak atau audiens sehingga

dalam penyampai informasi tersebut strategi komunikasi berjalan dengan

baik.

3. Mendidik (Educating)

Tujuan strategi komunikasi yang selanjutnya adalah educating, dimana di

dalam informasi yang disebar luaskan kepada khalayak atau audiens

memiliki suatu unsur mendidik, sehingga informasi yang di dapat oleh

khalayak atau audiens tidak hanya sekedar pemberitahuan namun

memberikan pemahaman baru bagi audiens.

4. Menyebarkan Informasi

Salah satu tujuan dari strategi komunikasi adalah menyebarkan informasi

kepada masyarakat atau audiens, dari penyebaran informasi maka diusahakan

agar informasi yang disebarkan ini merupakan informasi yang spesifik dan

aktual, sehingga dapat digunakan konsumen. Apalagi jika informasi ini tidak

saja sekedar pemberitahuan, atau motivasi semata-mata maka tetapi

mengandung unsur pendidikan.

5. Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporting Decision Making)


22

Strategi komunikasi terakhir adalah strategi yang mendukung pembuatan

keputusan. Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang

dikumpulkan, dikategorikan, dianalisis, sedemikian rupa, sehingga dapat

dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan.

2.2.3 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Perusahaan harus mengomunikasikan produk kepada costumer dengan

tujuan agar produk sampai ke costumer. Komunikasi ini bertujuan agar costumer

mengenal kegunaan, manfaat dan nilai lebih yang dimiliki suatu produk. Usaha

perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya disebut komunikasi

pemasaran. Menurut Sutisna (2002:267), “komunikasi pemasaran merupakan

usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama costumer sasaran

mengenai keberadaan produk di pasar”. Adapun menurut Tjiptono (2007:219),

“komunikasi pemasaran adalah aktivitas yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi atau membujuk dan atau mengigatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2012:28), menambahkan komunikasi

pemasaran tidak hanya menghubungkan costumer dan produsen, tetapi juga

menghubungkan costumer dengan lingkungan sosialnya, yaitu komunikasi

pemasaran bisa terjadi dalam dua jenis, yaitu komunikasi pemasaran yang berasal

dari perusahaan dan berasal dari costumer. Komunikasi pemasaran yang berasal

perusahaan terjadi dalam bentuk promosi dan segala macam baurannya. Artinya
23

perusahaan tersebut berusaha menginformasikan produk atau perusahaannya

kepada masyarakat luas agar costumer mengenal dan kemudian membeli produk

perusahaan tersebut. Sedangkan komunikasi pemasaran yang berasal dari

masyarakat terjadi dalam bentuk respon yang merupakan akibat dari penggunaan

produk suatu perusahaan, komunikasi jenis ini kemudian disebut word of mounth

communication.

2.3 Pengertian Costumer

Menurut Dewi (2013:1), costumer adalah seseorang yang menggunakan

produk atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan costumer adalah sejauh

mana harapan para pembelian seorang costumer dipenuhi atau bahkan dilebihi

oleh sebuah produk. Jika harapan costumer tersebut dipenuhi maka ia akan merasa

puas, dan jika melebihi harapan costumer, maka costumer personal dan costumer

organisasional. Costumer personal adalah individual membeli barang dan jasa

untuk digunakan sendiri, untuk penggunaan rumah tangga, anggota keluarga dan

teman. Sedangkan costumer organisasional merupakan sebuah perusahaan, agen

pemerintah, institusi profit maupun memprofit lainnya yang membeli barang, jasa

dan peralatan lain yang diperlukan yang digunakan agar organisasi tersebut dapat

berjalan dengan baik.

2.4 Pengertian Minat

Minat beli dipandang sebagai salah satu tahapan perilaku dari konsumen

berupa dorongan intrinsik yang mampu membuat orang sadar menaruh


24

perhatiannya pada produk atau suatu aktivitas yang dianggap menarik. Minat

terhadap suatu produk merupakan salah satu aktivitas yang didalamnya terlibat

perhatian seseorang terhadap objek yang diminati tersebut. Minat merupakan

motivasi yang mendorong seseorang dalam hidupnya. Menurut Suryabrata

(2002:68) definisi minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar

dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

Menurut Howard (dalam Durianto dan Liana, 2014:44) pengertian minat

beli, minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen

untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan

pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan

mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk

dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk

mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar

maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku

konsumen dimasa yang akan datang. Minat beli adalah merupakan bagian dari

komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkomsumsi, kecenderungan

responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar

dilaksanakan.

2.5 Aplikasi OVO CASH


25

OVO merupakan aplikasi smart yang memberikan Anda kesempatan lebih

besar mengumpulkan poin di banyak tempat. Anda bisa menggunakan OVO untuk

bertransaksi di semua merchant bertanda OVO Accepted Here dan mengumpulkan

serta menggunakan OVO Points di merchant bertanda OVO Zone. Dengan

bergabung dengan OVO akan mendapatkan 5 keuntungan:

1. Poin berlipat, kumpulkan poin tiap belanja di berbagai merchant.

2. Promo memikat, temukan berbagai penawaran menarik di laman “Deals” dan

dapatkan keuntungan lainnya dari merchant rekanan OVO.

3. Merchant hebat di banyak tempat, gunakan OVO Points di berbagai merchant

rekanan OVO

4. Pembayaran lebih cepat, rasakan kemudahan bertransaksi dengan

menggunakan OVO

5. Atur keuangan dengan tepat, kelola & monitor pengeluaran Anda

menggunakan OVO.

OVO CASH adalah uang elektronik yang dapat diakses melalui aplikasi

OVO. OVO CASH dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan,

seperti pembayaran di berbagai merchant rekanan, isi ulang (top up) dan

pengecekan saldo. Rasakan kemudahan melakukan transaksi cepat dan mudah

menggunakan OVO.

2.6 Teori AIDA

Teori AIDA merupakan sebagian dari singkatan Attention, Interest,

Desire, Action. Sebagaimana pendekatan yang dilakukan untuk mendorong upaya


26

untuk mempromosikan produk serta membangun jaringan yang terhubung

deengan perusahaan yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh manajemen tingkat

menengah. Menurut Djoko Purwanto (2011:242), pendekatan AIDA ini lebih

menekankan pada sikap konsumen guna meningkatkan volume penjualan,

menarik perhatian konsumen, secara lebih rinci pendekatan AIDA adalah sebagai

berikut:

1. Perhatian (Attention), yang mempunyai arti memberi kesan menarik, dan

perhatian kepada calon pembeli atau konsumen. Apabila anda ingin

memperkenalkan produk atau jasa yang akan dijual inilah yang pertama kali

digunakan. Adapun cara menarik perhatian kepada calon pembeli, dengan

menggunakan komunikasi secara langsung ataupun bisa juga menggunakan

bahasa tubuh. Penggabungan antara komunikasi dan gestur tubuh dapat

meyakinkan calon pembeli dengan menggunakan bahasa yang sopan dan

mudah diterima. Secara tidak langsung calon pembeli akan tertarik terhadap

prodak yang kita jual. Pada tahap ini tujuan dari penjual adalah meyakinkan

konsumen atau pemakai suatu produk, bahwa penjual memiliki sesuatu yang

bermanfaat atau dapat menumbuhkan rasa ketertarikan bagi konsZumen.

Menyajikan, dan melayani konsumen agar konsumen antusias dengan apa

yang ditawarkan.

2. Minat (interest), prinsip kedua dari proses penjualan adalah untuk menarik

perhatian konsumen dengan menjelaskan apa saja yang ditawarkan oleh

penjual sehingga konsumen memiliki minat yang kuat pada produk yang
27

ditawarkan. Rasa ketertarikan akan timbul setelah calon pembeli tertarik yakin

dengan jasa yang ditawarkan.

3. Hasrat (desire) prinsip ketiga dalam menawarkan suatu barang atau produk

adalah hasrat (desire). Artinya, keberatan pelanggan akan diutarakan. Jadi

tugas utama tenaga penjual adalah mampu menjawab setiap pertanyaan yang

pada akhirnya menjadikan pelanggan merasa yakin dan merasa bahwa pilihan

untuk membeli suatu produk adalah paling tepat. Untuk itulah pengetahuan

tentang produk sangatlah penting.

4. Tindakan (action), prinsip keempat dalam penjualan adalah tindakan (action)

artinya, penjual harus dapat memberikan saran kepada konsumen untuk suatu

tindakan atau memesan suatu produk tertentu, berkaitan dengan harapan atau

keinginan dalam yang ditawarkan tersebut. Tenaga penjual juga harus benar-

benar mampu menciptakan situasi dimana konsumen benar percaya akan

manfaaat dari penjual yang diberikan.

2.7 Kerangka Pikir

Persaingan dalam menarik perhatian konsumen untuk membeli produk

yang kita jual tentu sangatlah sulit, tetapi dalam menawarkan produk/jasa kita

harus mempunyai strategi tersendiri. Hal ini guna dapat mencapai apa yang kita

inginkan. Salah satunya menggunakan strategi komunikasi baik secara

komunikasi secara langsung ataupun gerak tubuh. Keduanya sama-sama

mendukung dalam menarik perhatian konsumen, untuk lebih meyakinkan kembali

agar calon pembeli percaya terhadap produk yang kita tawarkan, kita bisa
28

menggunakan kalimat atau bahasa yang sopan, mudah dimengerti, bahkan

mengikuti perkembangan zaman.

Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah komunikasi

pemasaran dimana komunikasi ini dianggap efektif dalam menarik, menambah

daya beli terhadap produk yang ingin ditawarkan. Adapun menurut Tjiptono

(2007:219), “komunikasi pemasaran adalah aktivitas yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi atau membujuk dan/atau mengingatkan pasar sasaran

atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.

Sugiyono (2010:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus

menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran

merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek

permasalahan. Dalam penelitian ini membahas mengenai strategi komunikasi

pemasaran OVO dalam menarik minat costumer (studi kasus promo pemberian

cashback pada pengguna OVO CASH di Matahari Departement Store Baturaja).

Berbicara mengenai potongan harga, Matahari Departement Store Baturaja

merupakan perusahaan ritel dengan format Toserba dan Supermarket. Di dalam

strategi komunikasi pemasaran Matahari Departement Store Baturaja menerapkan

berbagai promosi penjualan yang umum diterapkan, salah satunya yang paling

sering diterapkan dan menjadi strategi promosi andalan adalah potongan harga

(discount) dengan menggunakan OVO CASH, hal ini biasa dilakukan guna

menarik pelanggan dan mempertahankan usahanya karena dengan adanya hal

tersebut keputusan konsumen untuk membeli menjadi meningkat. Dalam


29

penelitian ini penulis menggunakan teori AIDA. Menurut teori AIDA, teori ini

digunakan oleh beberapa perusahaan besar, karena AIDA mempunyai makna dan

arti yang sangat mendasar dalam hal menjual, karena yang menjadi sasaran AIDA

adalah calon pembeli/konsumen bukan produk yang dibawa. Alur kerangka pikir

digambarkan dalam bentuk bagan dibawah ini:

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Promo cashback di
Aplikasi OVO CASH

Strategi Komunikasi Pemasaran


OVO di Matahari Departement
Store Baturaja

Teori AIDA
(Attention, Interest, Desire,
Action)

Minat pelanggan pengguna


OVO CASH

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penulis menggunakan dasar penelitian studi kasus yaitu dimana

obyek/masalah yang dipilih dan diamati, kemudian di analisis secara menyeluruh


30

sebagai suatu kesatuan yang terintegritas dengan tujuan akan memperoleh

informasi dari sejumlah informan yang dianggap dapat mewakili populasi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Sugiyanto (2009: 76), pendekatan kualitatif merupakan

pendekatan penelitian yang berlandaskan fenomenologi dan paradigma

konstruktivisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Metode penelitian

kualitatif bertujuan untuk memberikan gambaran atau penjelasan tentang strategi

komunikasi pemasaran OVO dalam menarik minat costumer (studi kasus promo

pemberian cashback pada pengguna OVO CASH di Matahari Departement Store

Baturaja).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Idrus (2009 : 24)

penelitian kualitatif adalah meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam

lingkungan hidup kesehariannya. Untuk itu para peneliti kualitatif sedapat

mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia

kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara

secara apa adanya (wajar). Pemahaman ini akan simbol-simbol dan bahasa asli

masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan penelitian ini.

Adapun menurut Sugiyono (2013: 9) mendefinisikan penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi,

analisis data bersifat dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.
31

3.2 Jenis Data

Menurut Arikunto (2010: 265), dalam penelitian ini diperlukan dua jenis

data yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian

melalui wawancara dengan informan yang berkaitan dengan masalah

penelitian dan juga melalui observasi atau pengamatan langsung terhadap

obyek penelitian.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh berdasarkan acuan atau literatur

yang berhubungan dengan masalah penelitian, misalnya materi atau dokumen

dari Matahari Departement Store sebagai tempat penelitian serta melalui studi

kepustakaan yaitu dengan menelaah literatur, majalah, serta karya tulis yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitan ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer peneliti menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data, yaitu (Arikunto, 2010: 345):

1) Obervasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja,

sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala yang kemudian

dilakukan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu secara langsung. Dengan cara


32

mengumpulkan data dan keterangan dengan melakukan pengamatan yang

langsung dilakukan di tempat penelitian.

2) Interview/Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data untuk memperoleh keterangan,

pendirian, pendapat secara lisan dari seseorang dengan berbicara langsung

dengan orang tersebut. Jadi metode wawancara adalah suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pernyatan kepada dan dalam kegiatan wawancara

berlangsung pewawancara harus dapat menyesuaikan degan situasi dan

kondisi lokasi wawancara.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai

hal-hal berupa catatan, transkip, buku, majalah, prasasti, notulen agenda

dan sebagainya yang diperlukan untuk mengetahui tentang permasalahan

yang peneliti bahas. Berdasarkan pengertian tersebut, metode ini dilakukan

dengan cara mengumpulkan data dengan cara memperoleh data dan

informasi yang dapat berupa sejarah singkat, visi, misi, motto, struktur

organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Menurut Sugiyono (2010: 209), informan penelitian adalah seseorang

yang akan diberikan pertanyaan-pertanyaan penelitian oleh peneliti. Berikut ini

informan penelitian.
33

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Jabatan
1 Patar Sahat Store Manager MDS Baturaja
2 Riska Supervisor CSO dan Kasir
3 Rendi Coordinator CSO dan Kasir
4 Mira Costumer Service Officer
5 Aan Saputra Kasir MDS Baturaja

3.5 Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan

sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Analisis data dalam peneliti

mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman yang

dikutip oleh Moleong (2012:247) terdiri dari beberapa tahapan antara lain:

1. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap key informan yang

compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan

untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data

yang diharapkan.

2. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan di lapangan selama meneliti, tujuan diadakan transkrip data

(transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan

tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.


34

3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam

bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam

pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan

dalam tabel ataupun uraian penjelasan.

4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion

drawing/verification), yang mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi

yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan

dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang

pada catatan-catatan di lapangan sehingga data dapat di uji validitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.

Bagono Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif


Pendektatan. Kencana Prenada Media Group. Bandung.
35

Cangara. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. PT RajaGrafindo


Persada. Jakarta

Effendy, Unong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Fandy, Tjiptno. 2007. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media

Fiske, Jhon. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Ketiga. PT. RajaGrafindo
Persada. Jakarta.

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Idrus, Muhamad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga

Kriyantono. 2008. Metodologi Peneitian Edisi 2. Jakarta. PT. RajaGrafindo


Persada.

Kotler dan Keller .2009. Manajemen Pemasaran jilid 1 dan 2. Edisi 12. Jakarta:
Erlangga

Moleong, Lexy J. 2012. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya. .

Nugroho, Dwijowijoto Riant. 2004. Kebijakan publik formulasi, implementasi,


dan evaluasi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Nurbenny. 2005. Ilmu Komunikasi, Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta : Bumi


Aksara

Purwanto, Djoko.2011. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. PT Gelora Aksara


Pratama.Jakarta

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integred Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Schiffman, Leon G, dan Kanuk, Leslie. 2012. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT


Indeks.
36

Sudarwan, Damin. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. CV. Pustaka Setia.


Yogyakarta.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.


Bandung.

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN OVO DALAM


MENARIK MINAT COSTUMER
(Studi Kasus Promo Pemberian Cashback Pada Pengguna OVO CASH di
Matahari Departement Store Baturaja)
37

PROPOSAL

OLEH

FEBRA DEWANTARA
NPM. 1451084

UNIVERSITAS BATURAJA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
BATURAJA
2018

Anda mungkin juga menyukai