BAB 1
PENDAHULUAN
i
sering kali terdapat hambatan serta permasalahan di dalamnya yang berhubungan dengan
motivasi kerja, seperti hal nya yang kita ketahui bahwa motivasi kerja berkaitan dengan
kemauan atau keinginan yang ada dalam diri karyawan sehingga menimbulkan semangat
serta dorongan untuk bekerja secara optimal guna mencapai tujuan.
Motivasi berkembang dengan tingkat kesadaran seseorang terhadap tujuan yang
ingin dicapainya. Maka berdasarkan hal tersebut dapat di simpulkan bahwa motivasi
berprestasi tidak hanya timbul dengan sendirinya, melainkan dapat timbul serta di
kembangkan dan diperkuat dengan faktor-faktor lainnya. Semakin kuat motivasi
seseorang, maka semakin kuat juga usahanya dalam mencapai tujuan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keuntungan menjadi motivator dunia bisnis.
2. Untuk mengetahui hubungan komunikasi yang baik antara produsen dan konsumen.
3. Untuk mengetahui apa yang di masud dengan hubungan inter-industri.
4. Untuk mengetahui sebuah bentuk komunikasi produk kepada masyaka.t
5. Untuk mengetahui berbagai bentuk perilaku konsumen serta mengetahui pengaruhnya
terhadap penjualan.
6. Untuk mengetahui cara menentukan strategi komunikasi dalam berbisnis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Point Of Sale Material, Sebagai Bentuk Komunikasi Produk Kepada Masyarakat
Untuk itu perlu adanya strategi komunikasi agar terciptanya sebuah komunikasi
yang baik antara produsen dan konsumen, yaitu salah satunya melalui sarana iklan dan
promosi. Dengan begitu segala informasi mengenai produk tersampaikan dengan jelas
kepada konsumen.
Point of sale material atau disebut juga point of purchase material adalah
display yang dipajang untuk menarik perhatian konsumen agar mencari tahu lebih lanjut
tentang sebuah merek atau produk. Sebagaimana Menurut Buchari Alma, “Menjadi salah
satu bentuk aktivitas sales promotion, display dapat berfungsi menjadi alat dalam
mengkomunikasikan suatu produk dengan cara memajang beragam produk yang akan
dijual lewat penyajian menarik.” (2002:189)
Point of sale material yang baik merupakan bentuk komunikasi dunia bisnis
yang vital dan sangat efisien untuk mengiring minat pembeli, mengarahkan agar
konsumen membeli produk dengan merek tertentu. Mampu membantu konsumen terlalu
komunikan dalam menginformasikan adanya produk baru, produk apa yang sedang
dijual obral dan bahkan yang paling penting membuat konsumen membeli produk yang
bersangkutan.
3
Betapapun kreatifnya suatu biro iklan, betapapun indah dan menariknya point
of sale material yang diciptakan bila tidak disertai kerjasama yang baik antara pihak
pengiklan dan pengelola toko atau pengecer, maka upaya tersebut akan sia-sia. Pihak
pengiklan harus mampu meyakinkan pengelola toko agar ditempat pengecer tersebut
dapat ditempatkan point of sale material yang efektif.
Didalam dunia bisnis hubungan antara produsen dan konsumen memiliki peran
penting. Hal tersebut dikarenakan posisi dan keberadaan konsumen sangat memberikan
pengaruh positif dalam keberlangsungan atau keberhasilan bisnis suatu perusahaan.
4
• Tanggapi dengan segera setiap keluhan konsumen
• Bertindak secara mantap.
Hubungan inter-industri merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
dunia bisnis atau usaha. Dimana hal ini berkaitan dengan hubungan antara satu industri
dengan industri lainnya, atau dinamakan dengan inter industry relationship.
Perubahan dari satu industri akan berpengaruh terhadap industri lain. Jika ada
perbedaan input, maka akan berpengaruh terhadap konsumen yang memamakai nya dan
juga berpengaruh terhadap penjual input tersebut. Begitu pun dengan sebaliknya, jika
industri mengalami transformasi tertentu. Maka dapat disimpulkan kedua hal tersebut
memiliki pengaruh timbal balik yang seimbang dan sesuai dengan prinsip multiplier
dalam teori dunia bisnis atau usaha. Oleh karena itu perlu adanya hubungan komunikasi
yang baik dan harmonis antara industri satu dengan yang lainnya.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa hubungan antar industi dibedakan
menjadi tiga, diantaranya :
5
2.4 Perilaku Konsumen
Inti dari pemasaran adalah bagaimana tanggapan atau respon konsumen terhadap
produk yang mereka gunakan. Adapun perilaku konsumen ini dipengaruhi oleh faktor
budaya, sosial dan lingkungan. Strategi pemasaran tidak luput dari peran opinion leaders
yang digunakan untuk membangun kepercayaaan dengan pelanggan mereka, yaitu
dengan memberikan nasihat kepada masyarakat tentang cara memecahkan masalah
(problem solving) tertentu.
Jaringan komunikasi yang memiliki kekuatan potensi tinggi sebagai pangsa pasar
(market share) adalah lingkungan terdekat salah satunya keluarga, karena mereka sangat
dominan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Meskipun begitu tidak dapat
dipungkiri bahwa kadang kala ada salah satu anggota keluarga yang secara ekonomis
kurang potensial. Oleh sebab itu, anggota ini layak diangkat sebagai sasaran kegiatan
komunikasi pemasaran. Misalnya bagaimana sebuah iklan menawarkan produk mobil
dengan memakai anak sebagai komunikator (dalam iklan mobil di televisi). Setelah
menawarkan produk kepada konsumen biasanya langkah berikutnya adalah melakukan
suatu penelitian untuk mengukur tingkat penerimaan masyarakat terhadap produk itu
mapun institusi yang menghasilkannya. Menaiknya angka permintaan belum tentu
merupakan indikasi bahwa suatu produk telah diterima sepenuhnya. Boleh jadi, kenaikan
angka permintaan hanya suatu efek saja dari kegiatan promosi yang gencar, sehingga
permintaan akan produk baru merupakan percobaan. Sifat pemakaian produk sekedar
iseng, mencoba, membuktikan omongan orang dan sebagainya.
Keberhasilan suatu produk ditentukan oleh citra (image) yang positif dari
konsumen (pemakai). Bila citra sebuah produk sudah tertanam, konsumen akan
mengalami ketergantungan yang sangat kuat akan produk tersebut. Oleh sebab itu, bila
ekspansi pasar telah dilakukan, harus segera dilakukan juga penelitian (action research)
untuk mengetahui posisi produk dalam format citra dalam masyarakat.
Setelah memahai konsumen, maka produsen sudah harus bisa mengambil sikap
dan tindakan untuk melayani konsumen sesuai dengan tipe-tipe konsumen yang berbeda-
beda. Berikut ini adalah tipe-tipe konsumen dan cara melayaninya:
6
1) Tipe konsumen pendiam
Konsumen tipe ini biasanya tidak banyak bicara. Jika tidak mendapatkan
pancingan dari lawan bicaranya maka mereka tidak akan berbicara. Less talk more
action, mungkin itulah semboyan konsumen tipe ini.
1. Anda harus menyiapkan mental untuk lebih banyak bicara daripada mendengar.
2. Memulai pembicaraan dengan hal-hal yang ringan dan tidak perlu membicarakan
sesuatu yang berat dengannya, apalagi langsung ke urusan penjualan. Anda bisa
memulainya dengan membicarakan hobi, keluarga dan sebagainya.
2) Tipe konsumen cerewet
Meski tidak memancingnya Konsumen tipe ini sangat aktif bicara. Bahkan
tidak jarang mereka terlihat mengenal dan dekat dengan Anda. Mereka sangat mudah
diajak berbicara dengan gaya yang santai dan akrab. Terkadang pembicaraan mereka
juga berlebihan, tapi itulah tipe konsumen cerewet.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk berkomunikasi dengan tipe ini yaitu:
Arogan merupakan salah satu tipe konsumen yang sulit menerima pendapat
orang lain dan selalu menganggap pendapatnyalah yang paling benar. Jika Anda tidak
7
mengenal karakter ini, jangan menyalahkan diri Anda jika presentasi Anda selalu
gagal. Konsumen arogan merasa tahu segala hal, termasuk produk Anda sekalipun.
Dan dalam menghadapinya, Anda harus sabar dan tidak boleh tersinggung sama
sekali.
Berikut ini yang harus Anda lakukan untuk tipe seperti ini agar mudah
menghadapinya:
8
4. Rayu konsumen Anda untuk menggunakan produk Anda berdasarkan pembicaraan
mereka sendiri. Contoh pernyataan, “Jika mampu membeli barang mewah seperti
yang telah Anda ceritakan, Anda pasti bersedia membeli produk kami”.
9
Trik untuk menghadapinya yaitu:
Komunikasi sering kali diberi makna terlalu sederhana. Memang benar bahwa
saling lempar senyum di antara orang-orang yang berpapasan di jalan adalah juga bentuk
komunikasi. Blake dan Horaldson mengasumsikan bahwa komunikasi antar dua orang
seperti itu sudah termasuk komunikasi interper- sonal. Komunikasi dalam definisinya
yang paling sederhana dikatakan sebagai proses transformasi informasi melalui lambang-
lambang. Bukankah tersenyum juga merupakan lambang, tanda, atau sejenisnya ?
Namun demikian, perlu ditegaskan juga bahwa komunikasi semacam itu baru
merupakan manifestasi dari naluri. Artinya setiap orang dapat melakukannya tanpa
melalui proses belajar dan berlatih terlebih dahulu. Komunikasi semacam ini adalah
komunikasi yang nyaris tanpa tujuan dan dengan demikian, juga tanpa suatu perencanaan
secara seksama. Komunikasi yang sesungguhnya merupakan salah satu cara yang dapat
dipergunakan oleh setiap orang untuk mencapai suatu konsensus, sehingga memperoleh
apa yang diinginkannya. Dengan adanya modernisasi teknologi di pelbagai bidang telah
membuat manusia menciptakan alat-alat untuk mencapai keberhasilan komunikasi. Kita
semakin tergantung pada komunikasi karen a komunikasi dapat dipergunakan untuk
10
perjanjian, kebudayaan, pengajaran, organisasi sosial dan untuk memenuhi kebudayaan
material dan sosial kita.
Dengan kemajuan yang pesat di bidang ilmu dan teknologi, khususnya teknologi
media komunikasi dan teknologi informatika, kita harus mampu memanfaatkan kedua
bidang itu dalam rangka mencapai dan mengamankan konsep-konsep dasar nasional kita.
Dan upaya itu akan sangat tergantung pada kualitas dan sikap mental manusia Indonesia
sendiri.
Ditinjau dari sudut peru bah an sosial, hirarki jelas sangat merugikan institusi
sosial. Pertama, partisipasi anggotanya berkurang. Kedua, etos kerja yang diwarnai oleh
semangat kreatif, inovatif dan inisiatif tidak terbentuk. Sebaliknya, bentuk komunikasi
top-down semacam ini cenderung menciptakan mental menunggu saja. Ketiga, kontrol
yang efektif dari bawah tidak ada. sehingga berbagai penyimpangan atas sistem bila
terjadi cenderung sukar untuk diperbaiki atau diobati. Keempat, bakat istimewa yang
sebetulnya dimiliki oleh sejumlah individu tertentu tidak dimungkinkan untuk tampil ke
luar. Kelima, secara institusional, problem solving menjadi kurang efektif, karena tidak
adanya dialog antar anggota komunitas.
11
Dalam kondisi demikian ini, komunikasi cenderung gagal. Artinya, tidak terjadi
suatu kumulasi ide dan energi untuk merealisasikan pekerjaan-pekerjaan kolektif. Dan
jikapun komunikasi semacam itu terus berlangsung yang terjadi adalah breakdown
communication, yaitu komunikasi yang mengakibatkan penyimpangan tujuan yang justru
menciptakan benih-benih konflik. Pada. gilirannya, proses komunikasi berjalan tanpa
berpijak pada nilai-nilai moral dan kemanusiaan.
Manusia pada ahkirnya dituntut untuk mampu berkomunikasi secara efektif agar
di tengah-tengah komunikasinya ia mempunyai eksistensi yang lebih baik. Individu perlu
mengetahui strategi komunikasi. Untuk itu terlebih dahulu harus dipahami apa itu
komunikasi, saluran-saluran apa yang dipergunakan dan keterampilan (skill) apa yang
diperlukan untuk mendukung keberhasilan komunikasi. Beberapa hambatan komunikasi
1. Bahasa (semantik)
2. Kebisingan (noise factor)
3. Teknik (tecnical factor)
4. Ketidaksamaan ruang lingkup pengalaman (field of experiences )
5. Ketidaksamaan pengetahuan (frame of references)
Selain itu diperlukan juga sejumlah keterampilan melakukan komunikasi yang efektif :
Keterampilan menuangkan ide dalam bentuk yang sistematis ( dalam bahasa ini
diutamakan keterampilan menulis untuk dapat dipublikasikan lewat media massa cetak).
12
KESIMPULAN
13
KAJIAN PUSTAKA
Danang, Fathonah. 2021. Komunikasi Bisnis (Tinjauan Konsep Dasar): Eureka Media
https://muwafikcenter.lecture.ub.ac.id.
detail/point-of-purchase-adalah
2013/07/30/6-tipe-konsumen-dan-cara-melayaninya/
14