Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PRESENTASI

TEKS CERPEN

Bahasa Indonesia

Guru Pengampu : Erna Dwi Suryani, S. Pd. M. Pd.

Kelompok 6

1. Anton Suhartono (06)


2. Fahrel Michael Gumilang (12)
3. Muchlis Widhi Tamtomo (24)
4. Novia Tri Andini (26)
5. Vio Paqita Hepi Yuwanto (35)
6. Yudhananto Adi Nugroho (36)

XI AKL 1
SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Pengertian
Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang
sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas
B. Struktur
1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada
cerpen abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu
abstrak bersifat opsional atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. Orientasi

Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu,
suasana, tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.

3. Komplikasi

Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan awal


suatu masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada
bagian ini. Selain itu pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang
berhubungan dengan sebab akibat.

4. Evaluasi

Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak.
Konflik mulai menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas
masalah yang terjadi.

5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada
bagian ini terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang
dialami tokoh.

6. Koda

Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen yang
disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang disampaikan
sesuai dengan jenis cerpen.

C. Fungsi
1. Fungsi Rekreatif

Fungsi rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.

2. Fungsi Estetis

Fungsi estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen
sehingga memberikan kepuasan kepada pembaca.

3. Fungsi Didaktif

Fungsi didaktif yaitu sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan
bermanfaat bagi para pembaca.

4. Fungsi Moralitas

Fungsi moralitas yaitu sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk mengetahui
baik buruk yang disampaikan penulis kepada para pembaca.
5. Fungsi Religiusitas

Fungsi religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran yang religius yang nantinya
bisa dijadikan sebagai contoh baik oleh pembaca.

D. Ciri – Ciri

1. Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari penulis.
2. Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
3. Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.
4. Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.
5. Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit sehingga mudah dipahami
oleh pembaca.
6. Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.
7. Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
8. Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.
9. Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat mendalam sehingga
membuat pembaca ikut merasakan kisah pada cerpen tersebut.

E. Jenis

1. Cerpen Pendek
Seperti yang kita ketahui, cerita pendek adalah jenis cerita yang kurang dari 10.000 kata
panjangnya. Jenis pertama dari cerpen adalah Cerpen Pendek. Dan seperti namanya,
cerita pendek yang satu ini cenderung lebih pendek daripada jenis cerita pendek lainnya.
Panjang kata dari Cerpen Pendek yaitu sekitar 500 hingga 700 kata.

Karangan fiktif yang satu ini biasanya digunakan untuk menjelaskan sebuah kejadian
dengan bahasa yang singkat, padat, menarik perhatian, dan efektif. Bagian pembuka
biasanya sangat sedikit, sekitar 1 hingga 2 paragraf, lalu masuk ke bagian konflik inti.
Bagian akhir juga biasanya lebih sedikit daripada jenis cerpen lainnya.
2. Cerpen Sedang
Jenis cerita pendek atau cerpen yang kedua yaitu cerita pendek sedang / Cerpen Sedang.
Cerita pendek Sedang biasanya memiliki panjang sekitar 700 hingga 1.000 kata
panjangnya. Cerpen sedang juga bisa ditemui dengan mudah pada buku-buku pelajaran
sekolah karena dianggap efektif dan menarik perhatian.

Cerpen Sedang sedikit lebih panjang daripada Cerpen Pendek. Sehingga bagian
pembukaannya juga akan lebih panjang sedikit daripada cerpen pendek. Selain itu,
penokohan dari tokoh yang diceritakan bisa dijabarkan dengan kalimat yang lebih jelas.
Tak hanya itu, Cerpen Sedang biasanya digunakan untuk menjelaskan cerita dengan lebih
mendetail.

3. Cerpen Panjang
Jenis cerpen yang terakhir yaitu Cerpen Panjang. Cerpen yang satu ini biasanya dibuat
dengan panjang sekitar 1.000 kata atau lebih. Dan bahkan ada sebuah cerpen yang dibuat
mendekati 5.000 kata atau bahkan 10.000 kata. Jenis cerpen yang satu ini memiliki ciri
umum yang penuturannya yang santai.

Karena penulis ingin menuturkan cerita yang lumayan panjang, biasanya bagian
pembukaan dan penutupan cukup panjang pula. Proses memasuki bagian konflik juga
lebih panjang dari biasanya, sehingga pembaca bisa lebih memahami cerita dengan lebih
mendetail. Biasanya jenis cerita pendek yang satu ini jarang ditampilkan pada buku
pelajaran karena cukup panjang.

F. Unsur
1. Unsur Intrinsik
a. Tema
Sebuah cerpen harus memiliki tema cerita. Hal ini karena tema menjadi unsur utama
yang ingin disampaikan penulis pada kisah ceritanya.
b. Alur atau Plot
Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah cerpen. Pada
umumnya alur pada cerpen diawali dengan perkenalan, konflik masalah, lalu
penyelesaian. Namun ada beberapa jenis alur cerita yaitu alur maju, alur mundur, dan
alur campuran.

c. Setting
Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan suasana yang
terjadi dalam cerpen tersebut.

d. Tokoh
Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Tokoh terdiri dari
pemeran utama dan pemeran pendukung.

e. Watak
Watak merupakan gambaran sifat dari para pemeran. Watak terdiri dari tiga jenis
yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.

f. Sudut pandang atau point of view


Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat menceritakan kisah pada
sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua bentuk yaitu sudut pandang orang
pertama yang terdiri dari pelaku utama (“aku” merupakan tokoh utama) dan pelaku
sampingan (“aku menceritakan orang lain). Sedangkan sudut pandang orang ketiga
terdiri dari serba tahu (“dia” menjadi tokoh utama) dan pengamat (“dia” menceritakan
orang lain).

g. Amanat
Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh penulis kepada
pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam bentuk tersirat maupun
tersurat.
2. Unsur Ekstrinsik

a. Terdapat latar belakang dari pengarang. Biasanya latar belakang pada kisah
cerpen berasal dari pengalaman pribadi pengarangnya. Namun tak jarang jika
pengarang mengambil cerita dari kisah orang lain.
b. Terdapat latar belakang dari masyarakat. Latar belakang dari masyarakat ini
akan membantu berlangsungnya jalan cerita. Biasanya juga mempengaruhi isi
ceritanya juga.
c. Terdapat biografi yang memaparkan biodata, riwayat hidup dan pengalaman
secara menyeluruh dan lengkap dari pengarangnya.
d. Terdapat aliran sastra yang mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan oleh
penulis saat menyampaikan ceritanya.
e. Terdapat kondisi psikologis berupa keadaan senang, sedih, suka dan duka
yang mempengaruhi mood penulis saat membuat sebuah cerita pendek.

G. Kaidah Kebahasaan

Cerpen memiliki ciri-ciri kebahasaan yang dapat dilihat melalui pemilihan gaya bahasa dan
diksi yang digunakan. Pada cerpen umumnya penulis menggunakan pendeskripsian fisik
tokoh secara kuat. Hal ini akan membantu menggambarkan suasana yang tepat dan sesuai
dengan ceritanya.

Pada cerpen juga menggunakan frasa adverbial atau kata keterangan yang membantu
menunjukan latar tempat atau waktu seperti di pagi hari, sore hari atau di sebuah tempat pada
peristiwa kejadian. Selain itu juga harus menerapkan penggunaan kalimat langsung dan tak
langsung atau berupa dialog.

Cerpen juga identik dengan penggunaan kata-kata kiasan atau konotatif untuk menambah
kesan keestetikan sehingga akan menambah nilai kepuasan para pembaca. Selain itu juga
menggunakan kalimat informal maupun semi formal sesuai dengan peristiwa kejadian.
H. Contoh

Liburan Sekolah

Usai pembagian rapot di sekolah, akhirnya aku bisa menikmati liburan panjang. Meskipun
aku tidak mendapat rangking atas, tapi aku tetap mendapat nilai yang lumayan baik. Aku
tetap bahagia karena membayangkan keluargaku mengajak aku pergi liburan.
Ayah dan ibuku mengajakku pergi liburan ke suatu tempat wisata yang menyenangkan. Aku
sangat tidak sabar untuk pergi menikmati liburan. Bahkan aku bingung untuk memilih
pakaian mana yang akan kupakai. “Kali aku pakai baju yang mana ya?” Tanyaku dalam hati.
“Ah yang biru sangat bagus, tapi yang merah juga sangat cocok!”

Aku pun pergi menemui ayah dan ibu yang sedang asyik menonton TV. Lalu aku berbincang
dengan mereka, “Ayah, Ibu, bagaimana kalau kita pergi liburan ke pantai? Aku sangat ingin
pergi ke sana”. Ayah dan ibu tiba-tiba hanya saling pandang, lalu ayah berkata “Nak, liburan
kali ini kamu di rumah saja ya sama Ibu, karena Ayah harus ada pekerjaan di luar kota.” Aku
sangat kecewa dengan pernyataan ayah tapi aku harus menerima keputusannya.

Hari-hari telah berlalu dan aku hanya menikmati libur sekolahku di rumah saja. Meskipun
aku sebenarnya juga ingin pergi ke luar rumah bersama teman-teman. Tapi ibu melarangku
pergi ke luar, dan hanya menyuruhku membantu melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-
bersih rumah. Kalaupun aku keluar hanya saat ke pasar dan itu pun juga ditemani oleh ibu.

Namun aku tetap melakukan pekerjaan yang produktif seperti belajar untuk menyambut ujian
nasional yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Sebenarnya aku juga merasa suntuk
berada di rumah terus. Terkadang aku ingin menolak permintaan ibu saat menyuruhku, tapi
aku cuma bisa terima dan melakukannya.

Pada suatu sora ibu mengetuk pintu kamarku dan bilang kepadaku “kamu segera mandi ya,
Ibu tunggu di luar.” Aku menjawabnya “loh kita mau kemana Bu?” Lalu ibu menjawab “Ibu
mau mengajak kamu jalan-jalan ke taman kota, ya sekalian masa kau di rumah terus.” Sontak
aku merasa senang “yang benar Bu, oke kalau begitu aku mandi dulu.”

Setelah itu aku pergi ke taman kota bersama Ibu. Meskipun hanya jalan-jalan sore di sekitar
taman, aku sudah merasa senang banget. Mungkin ini karena aku terlalu lama berdiam diri di
rumah dan baru kali ini menikmati jalan-jalan. Yang pasti aku sangat senang karena ibu
mengajak aku jalan-jalan sore

I. Sesi Tanya dan Sesi Jawab


1. Sesi Tanya
a. Lisa Putri Pratama (21)

Pertanyaan : Apa yang membuat cerpen menarik untuk dibaca?

Jawaban : Cerpen yang menarik untuk dibaca memiliki beberapa elemen penting,
seperti:

1. Plot yang Menarik: Alur cerita yang kreatif dan memiliki konflik yang
menantang.

2. Karakter yang Berkembang: Karakter yang kompleks dan mengalami


perkembangan selama cerita.

3. Gaya Bahasa yang Menarik: Penulis menggunakan bahasa yang indah,


memikat, dan sesuai dengan suasana cerita.

4. Misteri atau Twist: Adanya unsur misteri atau twist yang membuat pembaca
penasaran.
5. Relevansi Tema: Cerpen yang menyentuh tema atau isu yang relevan dengan
pembaca.

6. Penyampaian Emosi: Kemampuan penulis untuk menyampaikan emosi dan


membuat pembaca terhubung dengan karakter atau situasi.

7. Kesimpulan yang Memuaskan: Resolusi atau akhir cerita yang memuaskan dan
memberikan pemahaman baru.

8. Keterbukaan untuk Interpretasi: Cerpen yang memberikan ruang bagi pembaca


untuk menginterpretasikan cerita dengan cara mereka sendiri.

9. Kesesuaian Panjang Cerita: Panjang cerita yang sesuai dengan kompleksitas


dan kebutuhan narasi.

10. Kesesuaian Gaya Penulisan dengan Genre: Gaya penulisan yang sesuai
dengan genre cerpen yang dituju.

b. Hanifah Isnaini Nur Khasanah (16)

Pertanyaan : Apa perbedaan dari evaluasi dan resolusi?

Jawaban : Evaluasi adalah puncak masalah sedangkan resolusi adalah


penyelesaian masalah.

2. Sesi Jawab
a. Pertanyaan : Bagaimana sebuah cerita dapat dikategorikan sebagai
cerita pendek?

Jawaban : Hanifah Isnaini Nur Khasanah (16)


Sebuah cerita dapat dikategorikan sebagai cerita pendek apabila dalam cerita
tersebut jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata.

b. Pertanyaan : Apa perbedaan antara unsur intrinsik dengan unsur


ekstrinsik dalam sebuah cerpen?

Jawaban : Lisa Putri Pratama (21)

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam, sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari luar.

c. Pertanyaan : Apa yang dijelaskan pada bagian abstraksi dalam teks


cerpen?

Jawaban : Pipit Eka Sulistyawati (29)

Merupakan gambaran awal dari sebuah cerita dan bersifat opsional.

Anda mungkin juga menyukai