Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK Ma’arif Tunjungan


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/ I
Materi Pokok : Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 1 x 50 menit (1 pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Kompetensi Dasar No. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menganalisis struktur dan 3.6.1 Mengidentifikasikan struktur teks
kebahasaan teks anekdot anekdot
3.6.2 Menjelaskan aspek kebahasaan teks
anekdot
4.6 Menciptakan kembali teks 4.6.1 Menyajikan kembali isi anekdot
anekdot dengan memerhatikan dengan pola yang berbeda

1
struktur dan kebahasaan baik 4.6.2 Menceritakan teks anekdot dengan
lisan lisan maupun tulis memperhatikan unsur kebahasaan
Karakter yang dikembangkan kerja sama, tanggung jawab, jujur, dan percaya diri.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati, menanya dan mendiskusikan teks anekdot dengan metode
pembelajaran inquiry peserta didik dapat:
1. mengidentifikasikan struktur teks anekdot “Dosen yang juga Menjadi Pejabat”
dengan teliti dan jujur.
2. menjelaskan aspek kebahasaan teks anekdot “Dosen yang juga Menjadi Pejabat”
dengan teliti dan tanggung jawab.
3. menyajikan kembali isi anekdot dari bentuk dialog ke dalam bentuk narasi
dengan kerjasama secara santun.
4. menciptakan teks anekdot dengan memperhatikan unsur anekdot.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta : Contoh teks anekdot Dosen yang juga Menjadi Pejabat
2. Konsep : Struktur dan kebahasaan teks anekdot
3. Prinsip : Pola-pola penyajian teks anekdot
4. Prosedur : Langkah-langkah penyajian teks anekdot

E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran : Inquiry

F. Media Pembelajaran
1. Media : Contoh teks anekdot Dosen yang juga Menjadi Pejabat
2. Alat : LCD, laptop, kertas, spidol

G. Sumber Belajar
Suherli, dkk. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta:
Kemendikbud RI.
Yustinah, 2016. Produktif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK kelas X. Jakarta:
Erlangga.

2
Sunardi, dan Imam Sujadi. 2017. Sumber Belajar Calon Peserta PLPG. Jakarta:
Kemendikbud RI.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)


a. Guru membuka pembelajaran dengan doa.
b. Guru mengabsen siswa.
c. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
d. Guru menyampaikan garis besar materi mengenai anekdot.
e. Guru menyampaikan lingkup penilaian pengetahuan dan teknik penilaian yang
akan digunakan.

2. Kegiatan Inti (40 menit)


a. Guru menayangkan teks anekdot Dosen yang juga Menjadi Pejabat.
b. Dua orang siswa mempraktekkan dialog teks anekdot tersebut.
c. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
d. Peserta didik diarahkan untuk mengidentifikasi materi terkait struktur, aspek
kebahasaan, pola penyajian dan penciptaan teks anekdot dengan memperhatikan
unsur kebahasaan.
e. Siswa merumuskan pertanyaan mengenai permasalahan struktur, aspek
kebahasaan, pola penyajian dan penciptaan sebuah teks anekdot dengan
memperhatikan unsur kebahasaan.
f. Siswa merencanakan prosedur/langkah-langkah pengumpulan dan analisis data
mengenai struktur, aspek kebahasaan, pola penyajian dan penciptaan teks
anekdot.
g. Siswa per-kelompok mengumpulkan informasi mengenai struktur, kebahasaan,
dan cara penyajian anekdot melalui gerakan literasi pencarian informasi dari
internet dan buku-buku yang relevan.
h. Siswa per-kelompok menuliskan hasil pekerjaannya pada buku.
i. Siswa menarik kesimpulan mengenai struktur anekdot, aspek kebahasaan, pola
penyajian dan penciptaan anekdot.
j. Siswa lain yang mempunyai pendapat berbeda bisa berkomentar dan saling
melengkapi pendapat dengan fasilitasi guru.

3
k. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru.
l. Guru melakukan penilaian setiap pekerjaan kelompok.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)


a. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan materi apa saja yang belum jelas
dan ingin ditanyakan.
b. Guru mengapresiasi kegiatan pembelajaran hari ini.
c. Guru menanyakan menyampaikan materi pelajaran selanjutnya.
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

I. Penilaian

1. Penilaian Pengetahuan

No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen


3.6.1 Mengidentifikasikan struktur teks tes tertulis Terlampir
anekdot
3.6.2 Menjelaskan aspek kebahasaan tes tertulis Terlampir
teks anekdot

2. Penilaian Ketrampilan
Indikator Teknik Bentuk Instrumen
4.6.1 Menyajikan kembali isi anekdot Produk Tertulis Terlampir
dengan pola yang berbeda
4.6.2 Menciptakan teks anekdot dengan Produk Tertulis Terlampir
memperhatikan unsur kebahasaan

Surakarta, 17 November 2017


Instruktur, Peserta,

4
Ummi Fithri Khoiriyah, S.Pd
17031615610002

Lampiran 1

MATERI PEMBELAJARAN

1. Faktual : contoh teks anekdot “Dosen yang juga Menjadi Pejabat”

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Pagi itu di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa
sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk,
tidak pernah mau berdiri”.
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih, Ton”.
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat untuk
berdiri”.
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab beliau juga seorang pejabat” 5
Udin : “Loh, apa hubungannya”.
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain dong”.
Udin : “????”
Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK kelas X hal: 108-109.

2. Konsep

Struktur dan kebahasaan teks anekdot


Struktur teks anekdot meliputi:
1. Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau
gambaran umum tentang isi suatu teks.
2. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis,
konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya
krisis.
3. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot.
Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan
mengundang tawa.
4. Reaksi merupakan tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan
sebelumnya, reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau
menertawakan.
5. Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita.
Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atau
maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai
oleh kata-kata, seperti itulah, akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda ini
bersifat opsional; artinya bisa ada maupun tidak.

Kebahasaan teks anekdot


Seperti teks yang lainnya juga, anekdot memiliki fitur/ ciri kebahasaan yang khas
yaitu:

6
1. Menyatakan waktu
2. Penggunaan kalimat tanya retorik
3. Penggunaan konjungsi
4. Penggunaan kata kerja
5. Penggunaan kalimat perintah

3. Pola-pola penyajian teks anekdot


Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks
anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja
juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun penulisan ulang ini
tetap harus memperhatikan kebahasaan dan strukturnya. Pola penyajian ini bisa
menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung (naratif)

4. Langkah-langkah penyajian teks anekdot


a. Cermati teks dengan baik
b. Perhatikan penggunaan kalimat langsung
c. Ubahlah dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung
d. Perhatikan penggunaan kata kerja, dan kalimat seru
e. Perhatikan kepaduan kalimat

7
Lampiran 2
MEDIA PEMBELAJARAN
Teks power point anekdot Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Siang itu di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa
sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk,
tidak pernah mau berdiri”.
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih, Ton”.
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat untuk
berdiri”.
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab beliau juga seorang pejabat”
Udin : “Loh, apa hubungannya”.
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain dong”.
Udin : “????”

8
Lampiran 3 : Lampiran Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik

LK 1 Nilai:

Hari, tanggal : ……………………………………..


Nama Kelompok : ……………………………………..
Kelas/ Jurusan : ……………………………………..

1. Kompetensi Dasar : Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot

2. Tujuan Pembelajaran : Mengidentifikasikan struktur teks anekdot


Menjelaskan aspek kebahasaan teks anekdot
struktur bagian teks

abstraksi

orientasi

krisis

reaksi

koda

Kolom analisis struktur teks anekdot

9
Kolom teks analisis menjelaskan aspek kebahasaan
kaidah kebahasaan analisis teks
pernyataan waktu
penggunaan kalimat
retorik
penggunaan
konjungsi
penggunakan kata
kerja
penggunaan kalimat
perintah

10
Lampiran 4
LEMBAR PENGEMBANGAN EVALUASI/ PENILAIAN
A. Soal Penilaian Pengetahuan
Indikator
Kompete Tujuan Indikator
Pencapaian Bentuk Soal
nsi Dasar Pmbelajaran Soal
Kompetensi
3.6 3.6.1 1. peserta Teks Uraian Bacalah kembali teks
Menganal Mengidentifikasi didik mampu anekdot anekdot yang berjudul
isis kan struktur teks mengidentifik “Dosen “Dosen yang juga
struktur anekdot asikan yang juga Menjadi Pejabat”
dan struktur teks Menjadi kemudian analisislah:
kebahasa anekdot Pejabat” 1. struktur anekdot
an teks meliputi abstraksi,
anekdot orientasi, krisis,
reaksi, koda)

3.6.2 2. Peserta 2. aspek kebahasaan


Menentukan didik mampu teks anekdot yang
aspek menentukan meliputi :
kebahasaan teks aspek - pernyataan waktu
anekdot kebahasaan -penggunaan kalimat
teks anekdot retorik
-penggunaan kata
kerja
-penggunaan kalimat
perintah

11
B. Penilaian Keterampilan
Tujuan Indikator
KD Indikator Bentuk Soal
Pembelajaran Soal
Menciptakan Menyajikan Siswa dapat Teks Produk Ubahlah
kembali teks kembali isi menyajikan anekdot penyajian
anekdot anekdot kembali isi “Dosen Anekdot “Dosen
dengan dengan pola anekdot yang juga yang juga
memerhatikan yang berbeda dengan pola Menjadi Menjadi Pejabat”
struktur dan yang berbeda Pejabat” dari bentuk
kebahasaan dialog menjadi
baik lisan lisan bentuk narasi!
maupun tulis Menciptakan Siswa dapat produk Buatlah sebuah
teks anekdot menciptakan teks anekdot
dengan teks anekdot dengan tetap
memperhatik dengan memperhatikan
an unsur memperhatika unsur
kebahasaan n unsur kebahasaan!
kebahasaan

Kunci Jawaban

1. Analisis struktur anekdot

struktur analisis teks anekdot “Dosen yang juga Menjadi Pejabat”

abstraksi Pagi itu, di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang

12
mahasiswa sedang berbincang-bincang
orientasi Tono: “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu
duduk, tidak pernah mau berdiri
Udin: “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton”.
Tono: “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin: “Ya, barangkali saja beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri”
krisis Tono: “Bukan itu sebabnya Din. Sebab dia juga seorang pejabat”
Udin: “Loh, apa hubungannya”
Tono: “Ya, kalau dia berdiri takut kursinya diduduki orang lain”
reaksi Udin: “???”
koda ---

2. Analisis Aspek kebahasaan teks anekdot

Menganalisis kebahasaan teks anekdot “Dosen yang juga Menjadi Pejabat”


kaidah analisis teks “Dosen yang juga Menjadi Pejabat”
kebahasaan
pernyataan Pagi itu, di sebuah kantin universitas, Udin dan Tono dua orang
waktu mahasiswa sedang berbincang-bincang
penggunaan ---
kalimat
retorik
penggunaan Kalau mengajar tidak pernah duduk, selalu berdiri,
kata kerja
aksi
penggunaan Ya, Udin tahu sebabnya?
kalimat tanya

13
Rubrik Penilaian Pengetahuan
1. Analisis teks anekdot

Struktur Analisis Teks Skor (2-5) Keterangan:


Abstrak Skor 5 (85-100)= sangat jelas
orientasi Skor 4 (75- 84)= jelas
krisis Skor 3 (67- 74)= cukup jelas
reaksi Skor 2 (61- 66)= tidak jelas
koda

2. Analisis kebahasaan teks anekdot

Struktur Analisis Teks Skor (2-5) Keterangan:


Abstrak Skor 5 (85-100)= sangat jelas
orientasi Skor 4 (75- 84)= jelas
krisis Skor 3 (67- 74)= cukup jelas
reaksi Skor 2 (61- 66)= tidak jelas
koda Kisi-kisi

Rubrik Penilaian Keterampilan

2. Penyajian anekdot “Dosen yang juga Menjadi Pejabat” dari bentuk dialog ke bentuk
narasi

Unsur yang dinilai skor Skor maksimal


Kesesuaian isi Sesuai =25 25
Kurang sesuai=15
Tidak sesuai =10
Ketepatan bentuk Tepat =25 25
Kurang tepat =15
Tidak tepat =10
Ketepatan ejaan Tepat =25 25
Kurang tepat =15

14
Tidak tepat =10
Kerapian tulisan Rapi =25 25
Kurang rapi =15
Tidak rapi =10
Skor maksimal= total nilai=100

15

Anda mungkin juga menyukai