B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Materi Pembelajaran
a. Struktur dan kebahasaan teks anekdot
b. Cara menyusun teks anekdot
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Rutin 15 menit
1. Guru mempersiapkan Siswa dalam pembelajaran dengan berdoa, mengamati kebersihan kelas dan
kerapian, serta melakukan presensi
Pretest
2. Guru meminta Siswa untuk melakukan pretest dengan googleform pada gawai masing–masing, kemudian
siswa membuka gawai untuk mengoperasionalkan googleform. Adapun linknya dikirimkan melalui WA
Pendahuluan
Motivasi
3. Siswa diajak bermain game menyebutkan sila-sila dari Pancasila, setiap siswa menyebutkan hanya satu
kata dari sila-sila pancasila secara berurutan, manfaatnya sebagai motivasi dan melatih konsentrasi
siswa.
Apersepsi
4. Guru melakukan apersepsi bertanya jawab dengan Siswa terkait materi teks anekdot yang akan di pelajari
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus di capai Siswa
Orientasi pada Masalah 90 menit
6. Guru menayangkan video “stand up comedy” untuk memberikan pemahaman ilmu tentang banyak
ragam anekdot yang bisa dibuat menjadi sebuah teks anekdot.
Stand Up Comedy.mp4
7. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan saksama tentang apa yang harus dilakukan Siswa selanjutnya
pada pembelajaran kali ini.
Mengorganisasi Siswa
8. Guru mempersilakan Siswa untuk membentuk kelompok dengan beranggotakan 5 orang, dan memilih
salah satu dari anggota kelompok sebagai ketua kelompok
9. Guru membagikan selembaran kertas berisi teks anekdot ke tiap kelompok
Kegiatan Inti
10. Siswa membagi tugas dengan anggota kelompoknya untuk menentukan struktur, kebahasaan dan
langkah-langkah yang baik dalam menyusun teks anekdot.
Membimbing Penyelidikan
11. Siswa membaca teks anekdot dengan seksama
12. Siswa berdiskusi untuk menentukan struktur dan kebahasaan teks anekdot dari berbagai sumber yang
sesuai.
13. Siswa berdiskusi menentukan langkah-langkah penyusunan teks anekdot yang baik
14. Guru memantau jalannya diskusi dan mengamati keterlibatan setiap anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah.
22. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari 15 menit
23. Guru meminta Siswa untuk melakukan postest dengan googleform pada gawai masing–masing
Penutup
24. Siswa membuka gawai untuk mengoperasionalkan googleform. Adapun linknya dikirimkan melalui WA
dengan alamat http://gform/Soal-Pos-Test-anekdot
25. Guru menyampaikan rambu-rambu pembelajaran pada pertemuan yang akan datang.
26. Guru dan Siswa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan member salam
G. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
b. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/Praktik
c. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
2. Bentuk Penilaian
a. Tes Tertulis : uraian dan lembar kerja
b. Unjuk Kerja : lembar penilaian presentasi
c. Observasi : lembar pengamatan aktivitas Siswa
3. Instrumen Penilaian
TEKS ANEKDOT
Cuddon JA mendefinisikan anekdot sebagai sebuah cerita singkat atau lucu atau menarik yang mungkin
I. Pengertian Teks Anekdot
menggambarkan kejadian atau peristiwa orang sebenarnya.
Berikut adalah pengertian anekdot menurut para ahli yang dapat membantu kamu lebih memahami materi teks anekdot
Dananjaja mendefinisikan anekdot sebagai kisah fiktif lucu mengenai pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh
kelas X:
yang benar-benar ada.
Gerot dan Wignell menyebutkan bahwa teks anekdot pada umumnya terdiri dari lima bagian atau struktur. Lima bagian
tersebut adalah abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
Graham menyebutkan bahwa kata anekdot digunakan untuk memaknai kata “joke” dalam bahasa Inggris, yang memiliki
makna suatu narasi atau percakapan yang lucu atau “humoris”.
Husen mendefinisikan anekdot sebagai istilah untuk menamai humor atau lelucon dalam pengertian umum.
Mutiah mendefinisikan anekdot sebagai teks yang berisi mengenai pengalaman seseorang yang tidak biasa. Pengalaman
tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan menghibur pembaca atau pendengar.
Prasetyo mendefinisikan anekdot sebagai cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di
masyarakat, yang menjadi pelaku atau partisipan di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Setiawan menyebutkan bahwa teks anekdot merupakan cerita narasi ataupun dialog yang lucu dengan berbagai tujuan,
baik hanya sekadar untuk hiburan atau senda gurau, sindiran atau kritik secara tidak langsung. Hal-hal yang aneh dan nyeleneh
dapat dijadikan humor, sehingga tidak menutup kemungkinan segala hal yang ada di dunia ini bisa dijadikan bahan
lelucon.
Wachdiah menyebutkan bahwa teks anekdot jika dilihat dari tujuannya untuk memaparkan suatu kejadian atau peristiwa yang
telah lewat, anekdot mirip dengan teks recount.
Wijana menyebutkan bahwa teks anekdot merupakan teks atau wacana yang bermuatan humor untuk menyindir,
bersenda gurau atau mengkritik secara tidak langsung segala macam kepincangan atau ketidakberesan yang tengah
terjadi di kalangan masyarakat penciptanya.
Abstrak,Teks
bagianAnekdot
pendahuluan teks anekdot yang memberikan gambaran umum mengenai cerita singkat
III. Struktur
tersebut.
Agar kamu semakin menguasai materi teks anekdot, kamu juga perlu tahu struktur teks anekdot. Teks anekdot memiliki
Orientasi, bagian teks anekdot yang memberikan gambaran mengenai latar belakang alasan cerita singkat tersebut
struktur sebagai berikut:
terjadi, yang menjadi penyebab utama terjadinya krisis. Pada bagian ini, cerita mengarah pada krisis, konflik, atau peristiwa
utama yang terjadi pada tokoh-tokoh di dalam cerita.
Krisis, bagian teks anekdot yang mengungkapkan pokok masalah atau inti masalah dalam cerita singkat tersebut. Pada
bagian dalam teks anekdot inilah yang mengandung humor atau kekonyolan yang mengundang tawa pembaca atau
pendengar cerita singkat tersebut.
Reaksi, bagian teks anekdot yang mengungkapkan penyelesaian masalah dalam cerita teks anekdot. Reaksi ini dapat berupa
sikap menertawakan atau mencela.
Koda, bagian penutup teks anekdot, yang dapat dapat berbentuk komentar, persetujuan, ataupun penjelasan dari cerita
tersebut. Keberadaan koda dalam teks anekdot merupakan opsional, jadi bisa ada ataupun tidak ada.
Teks anekdot mengandung kata atau frasa yang menyatakan peristiwa masa lalu, misalnya “kemarin”,
IV. Kaidah Bahasa Teks Anekdot
“beberapa saat yang lalu”, “tahun lalu”, “dua tahun yang lalu”, dan lain sebagainya.
Setelah kamu mempelajari pengertian teks anekdot beserta ciri dan strukturnya, dalam materi anekdot kelas 10 ini, kamu
Teks anekdot mengandung kalimat retoris, misalnya “Bagaimana bisa aku mengabaikan kamu?”. “Apakah kamu tidak
perlu memahami juga kaidah bahasa teks anekdot. Kaidah bahasa dalam teks anekdot meliputi:
memiliki hati nurani?”, atau “Mana mungkin aku melakukan itu?”.
Teks anekdot menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu, misalnya ”setelah”, “sementara”, “sesudah”,
“sejak”, “tatkala”, “apabila”, “bila”, “hingga”, dan lain sebagainya.
Teks anekdot mengandung kata kerja aksi, misalnya “memakan”, “mengambil”, “menaiki”, “mencemari”,
“membaca”, dan lain sebagainya.
Teks anekdot mengandung kalimat perintah, misalnya “Tolong ambilkan berkas itu!”, “Tolong tutup pintunya!”, “Cepat
kemari!”, dan lain sebagainya.
Teks anekdot mengandung kalimat seru, misalnya “Cantiknya gadis itu!”, “Bejat sekali koruptor itu!”, “Wah banyak
sekali uangmu!”, dan lain sebagainya.
Teks anekdot dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu narasi dan dialog. Berikut adalah contoh teks anekdot berbentuk
narasi:
Pada suatu malam, seorang anggota DPR sedang makan di sebuah rumah makan Padang. Tanpa sengaja, seorang pelayan
yang sedang membawa piring lauk tersandung kaki meja di belakang meja anggota DPR tersebut sehingga kuah tunjang yang
dibawanya tumpah ke baju anggota DPR tersebut. Sambil melotot, anggota DPR itu memaki pelayan tersebut, “Heh! Kamu
enggak punya otak?! Lihat kemeja saya jadi kotor begini!” Sambil menundukkan kepalanya, pelayan tersebut menjawab,
“Maaf, Pak. Kebetulan otaknya sudah habis dari tadi sore.”
Contoh teks anekdot berbentuk dialog berdasarkan bentuk narasi tadi adalah sebagai berikut:
Pada suatu malam, seorang anggota DPR sedang makan di sebuah rumah makan Padang. Tanpa sengaja, seorang pelayan
yang sedang membawa piring lauk tersandung kaki meja di belakang meja anggota DPR tersebut sehingga kuah tunjang yang
dibawanya tumpah ke baju anggota DPR tersebut.
Anggota DPR: “Heh! Kamu enggak punya otak?! Lihat kemeja saya jadi kotor begini!”
Pelayan: “Maaf, Pak. Kebetulan otaknya sudah habis dari tadi sore.”
MEDIA PEMBELAJARAN
Kelas : X (Sepuluh)
Tema : Mengungkap Kritik Lewat Senyuman
Subtema : Teks Anekdot
Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan pembelajarannya.
Peserta didik diberikan ruang untuk bereksplorasi terhadap materi pembelajaran, termasuk dalam kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan data, serta mengomunikasikan.
Pengertian Menurut Para Ahli
1. Kemendikbud
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah salah satu model pembelajaran yang dalam prosesnya memuat kaidah-
kaidah keilmuan, mulai dari pengumpulan data dengan observasi, menanya, melakukan eksperimen, mengolah informasi
atau data, hingga mengomunikasikan.
2. Rusman
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang pada peserta didik secara luas untuk
melakukan eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran, serta mampu mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan
pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubugan dengan
masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang
berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat tiga ciri
utama dari model Problem Based Learning (PBL).
Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada
sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi
melalui model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan
akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based
learning ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan
mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem based learning adalah kegiatan interaksi antara stimulus dan respons,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki,
dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. PBL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah konstektual sehingga merangsang siswa untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menantang
siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Berdasarkan uraian mengenai PBL di atas, dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajran. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa
mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan demikian untuk memeahkan
masalah tersebut siswa akan mengetahui bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk memecahkan
masalah yang diberikan.
Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)
1. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah, Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan penting yang
dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2. Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran problem based learning,
yaitu:
1. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.
2. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.
3. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka memahami dan menjelaskan
fenomena dunia nyata.
4. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama
diingat oleh siswa.
5. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus
dihindari.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dilingkungan sekolah pada dasarnya memiliki tujuan
yang sama dengan yang lainnya yakni mendorong peningkatan hasil belajar pada siswa menjadi lebih baik. Oleh sebab itu sangat
diperlukan guru pembimbing dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah yang sedang terjadi maupun yang belum
terjadi untuk dipecahkan alternatif dan solusinya.
III. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Problem Based Learning (PBL)
Kelas X (Sepuluh)
Tema Mengungkap Kritik Lewat Senyuman
Subtema Teks Anekdot
Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik
dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun
tuisan.
Indikator Pencapaian 3.6.1 Mendeteksi unsur kebahasaan teks anekdot
Kompetensi 3.6.2 Mendeteksi struktur teks anekdot
4.6.1 Merekontruksi teks anekdot
4.6.2 Mempresentasikan/membacakan teks anekdot yang telah dibuat di depan kelas
Petunjuk Kerja 1. Cermati materi Anekdot yang telah disediakan pada menu blog ini.
2. Penugasan pada materi ini dikumpulkan melalui surel Aseppermana41@guru.smk.belajar.id, dengan
format nama_LKPD anekdot_kelas, contoh: Rizal_LKPD anekdot_X ATPH
3. Jika ada hal-hal yang belum atau tidak diketahui, kalian dapat berkomunikasi dengan guru melalui whatsapp
atau telegram.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
A. Petunjuk Belajar
1. Cermati materi Teks Anekdot yang telah disediakan pada menu blog ini.
2. Penugasan pada materi ini dikumpulkan melalui surel aseppermana41@guru.smk.belajar.id dengan format nama_LKPD
anekdot_kelas, contoh: Rizal_LKPD anekdot_X ATPH
3. Jika ada hal-hal yang belum atau tidak diketahui, kalian dapat berkomunikasi dengan guru melalui whatsapp atau telegram.
B. Kompetensi Dasar
3.6 Mengnalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tuisan.
C. Indikator
3.6.1 Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks anekdot.
3.6.2 Mengidentifikasi struktur teks anekdot
3.6.3 Membandingkan struktur dua teks
4.6.1 Membuat teks anekdot
4.6.2 Mempresentasikan/membacakan teks anekdot yang telah dibuat di depan kelas
D.Soal
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Bacalah teks berikut kemudian kerjakan soal yang ada di bawahnya!
ANAK ARTIS
Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang.
Devano, anak salah satu artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran. Devano :
“Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 132.000,00, Kak.”
Devano yang memang ngga punya uang lima puluh ribuan langsung saja menyodorkan dua lembar seratus ribu. Pelayan : “Ini
kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja buat keluarga kamu.”
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Devano. Setelah beberapa jam
kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran. Keisya : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 127.000,00, Kak.” Keisya menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu. Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.” Devano :
“Sudah… simpan saja tip untuk kamu.”
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran Soimah : “Berapa?” Pelayan :
“Semuanya Rp 145.000.”
Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit, kemudian..
Soimah : ”Loh, mana uang kembalian saya?’
Pelayan : ”Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan Keisya kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh
tiga ribu saja diberikan ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?” Soimah : “Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan
Keisya?”
Pelayan dengan cekatan menjawab:
”Yah tahu, Kak! Devano dan Keisya anak artis terkenal.”
Soimah : ”Pintar kamu, tahu mereka anak artis. Nah sedangkan saya, kan anak penjual ikan!! Sekarang, mana kembalian saya?” Pelayan : “!%$%?”
1. Cermati teks anekdot “Anak Artis” dan isilah tabel berikut!
Struktur Teks
Isi
Anekdot
Abstrak ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Orientasi ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Krisis/Komplikasi ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Reaksi ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Koda ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
2. Tentukan kebahasaan yang terdapat pada teks anekdot di atas! Pedoman Penskoran:
1) Menentukan struktur teks anekdot
Rubrik Pedoman Penskoran
Keterangan Skor
Jawaban lengkap dan semuanya benar sesuai dengan kunci 2
Jawaban kurang lengkap dan hanya beberapa kalimat yang sesuai 1
dengan kunci
Jawaban salah 0
2) Bacalah teks anekdot di atas kemudian iIsilah tabel berikut dengan memberikan ceklist pada kolom yang tersedia!
No Unsur Ada Tidak
1 Kalimat langsung
2 Penggunaan nama tokoh utama atau orang ketiga tunggal
3 Keterangan waktu
4 Kata kiasan
5 Kalimat sindiran
6 Konjungsi penjelas
7 Kata kerja material
8 Kata kerja mental
9 Konjungsi sebab akibat
10 Kalimat imperatif
11 Kalimat seru
12 Konjungsi temporal
13 Kalimat retoris
Pedoman penskoran
Keterangan Skor
Jawaban lengkap, menjelaskan secara rinci dan detail atau garis besar 2
saja, tetapi terjawab semua.
Jawaban kurang lengkap dan hanya beberapa bagian saja yang benar 1
Jawaban salah 0
Kunci Jawaban
Soal nomor 1
Struktur Teks
Isi
Anekdot
Abstrak Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang
Orientasi Devano yang memang ngga punya uang lima puluh ribuan langsung saja
menyodorkan dua lembar seratus ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja buat keluarga kamu.”
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung
berterima kasih kepada Devano.
Setelah beberapa jam kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan
untuk meminta nota pembayaran.
Keisya : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 127.000,00, Kak.” Keisya
menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu. Pelayan : “Ini kak,
kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja tip untuk kamu.”
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak
ke Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota
pembayaran
Soimah : “Berapa?”
Pelayan : “Semuanya Rp 145.000.”
Krisis/Komplikasi Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit,
kemudian..
Soimah : ”Loh, mana uang kembalian saya?’
Pelayan : ”Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan
Keisya kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh tiga ribu saja diberikan
ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?”
Soimah : “Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan Keisya?”
Kelas : X (Sepuluh)
Tema : Mengungkap Kritik Lewat Senyuman
Sub Tema : Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 5 Menit
Jumlah Soal : 10
Bentuk/Jenis Soal : Uraian
Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
Jenjang
Muatan Bentuk Bobot Nomor
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Soal Butir Soal Kemampuan Kunci Jawaban
Pelajaran Soal Soal Soal
(C1-C6)
3.6 Mengidentifikasi 3.6.1 Mengidentifikasi unsur 1. Peserta didik dapat Uraian 5 1-5 1. Periksalah dan tulis dalam paragraf dan kalimat HOTS(C4) 1. Pada paragrap 2 kalimat ke 4 dan ke 5.
struktur dan kebahasaan teks anekdot mengidentifikasi struktur keberapa unsur krisis dan reaksi dalam teks anekdot 2. Saat ini banyak orang berpura-pura
kebahasaan teks 3.6.2 Mengidentifikasi struktur isi teks anekdot di atas? menunjukkan sikap ingin mencari perhatian agar
anekdot. teks anekdot 2. Peserta didik dapat 2. Kaitkan kejadian dalam teks anekdot di atas dengan HOTS(C4) dikenal baik/dermawan
3.6.3 Membandingkan menemukan ciri bahasa kondisi kehidupan! 3. Haruskah kita tertawa dengan apa yang
struktur dua teks. teksanekdot 3. Buatlah pertanyaan retoris menyangkut cerita dalam HOTS(C6) dialami Darman?
3. Peserta didik dapat teksanekdot di atas! 4. . Orang yang tidak ikhlas melakukan sesuatu pasti
4.6 Menciptakan 4.6.1 Membuat teks anekdot menjelaskan makna kata, 4. Berikan pendapatmu mengenai makna ungkapan HOTS(C5) akan terkena musibah atauganjaran.
kembali teks 4.6.2 Mempresentasikan/mem istilah, dan ungkapan yang terdapat dalam teks anekdot di atas! 5. Politisi melakukan blusukan di daerah banji,
anekdot dengan bacakan teks anekdot yang dalam teks anekdot. 5. Berilah penjelasan mengenai isi anekdot di atas! namun terhanyut (diindikasi ia tidak iklhas
memper-hatikan telah dibuat di depan HOTS(C5) melakukan blusukan)
struktur, dan kelas
kebahasaan baik
lisan maupun
tuisan.
INSTRUMEN EVALUASI
Penilaian
I. Pengetahuan
a. Teknik Penialaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian Bacalah teks anekdot di bawah ini!
Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan,termasuk Darman (maaf bukan nama
sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di
sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.
Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi
perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan
dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisadiselamatkan. Dia dibawa ke
posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat
orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di
dinding: “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan! (Diadaptasi dari:
http://arje.blog.esaunggul.ac.id/anekdot-politisi-blusukan-banjir/)
Tes Uraian
HOTS/
IPK Indikator Soal Rumusan Soal Jawaban
LOTS
3.6.1 Mengidentifikasistruktur teks Peserta didik dapat HOTS(C4) 1. Periksalah dan tulisdalam 1. Pada paragrap 2kalimat ke 4
anekdot (abstrak, orientasi, mengidentifikasi paragraf dankalimat dan ke 5.
krisis,reaksi, dan koda). struktur isi teks anekdot keberapaunsur krisis dan 2. Saat ini banyak orang
reaksi dalam teks anekdot di berpura-puramenunjukkan
atas? sikapingin mencari perhatian
HOTS(C4) 2. Kaitkan kejadiandalam teks agar dikenal
anekdotdi atas dengan baik/dermawan.
kondisi kehidupan!
3.6.2 Menemukan cirikebaha- Pesertadidikdapat HOTS(C6) 3. Buatlah pertanyaan retoris 3. Haruskah kita tertawa dengan
saan teksanekdot (perta menemukan ciri menyangkut cerita dalam apa yang dialami Darman?
nyaan retoris,proses bahasa teksanekdot teksanekdot di atas!
material,dan konjungsi
temporal).
3.6.3 Menjelaskan makna kata, Peserta didik dapat HOTS(C5) 4. Berikan pendapatmu 4. Orang yang tidakikhlas
istilah, dan ungkapan menjelaskan makna mengenai makna melakukan sesuatu pasti akan
dalamteks anekdot. kata, istilah, dan ungkapan yang terkena musibah atau
ungkapan dalam teks terdapat dalam teks ganjaran.
anekdot. anekdot di atas! 5. Politisi melakukanblusukan di
5. Berilah penjelasan daerah banji, namun
HOTS(C5) mengenai isi anekdot di terhanyut (diindikasi ia tidak
atas! iklhas
melakukan blusukan)
Rubrik Penilaian Kemampuan Memahami Struktur dan Mengintepretasikan Teks Anekdot
Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X Skor ideal = Nilai Akhir
Skor Maksimal
II. Keterampilan
A. Tes Praktik
Tugas membuat makalah, minimal 4 halaman secara kelompok , setiap kelompok 5 orangdengan sistematika :
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Isi/Pembahasan
4. Penutup
Rambu-rambu :
a. Makalah diketik menggunakan kertas A4, huruf Time New Roman, spasi 1,5,
b. Rubrik Penugasan
Kegiatan/Perilaku
Jumlah
No Nama Judul Orisinal Kebenaran Ketajaman Alur Kreteria
Nilai
Makalah Karya konsep Analisis Paparan
1
2
Keterangan :
Aspek yang Dinilai Uraian
Judul Singkat, padat, jelas
Urgensi masalah yang dipilih Pemilihan masalah yang kontekstual
Kebenaran konsep Kemampuan untuk menggunakan konsep sosiologi secara tepat
Ketajaman Kemampuan menguraikan masalah dengan menggunakan
konsep teori sosiologi
Alur paparan Kemampuan menggunakan logika berfikir dan bahasa yang
sesuai dengan kaidah serta komunikatif
Kriteria perilaku :
B. Tes Proyek
Proyek
Tehnik Penilaian Proyek
3 LAPORAN PROYEK :
Sistematika laporan Presentasi
TOTAL SKOR
Produk
Tehnik Penilaian Produk
C. Portofolio
Penilaian Ketrampilan
Mata Pelajaran :
Nama Produk :
Alokasi Waktu :
Nama :
Kelas :
Total Skor
Aspek yang Penilaian
dinilai
1 2 3 4
Penguasaan Materi Kemampuan Kemampuan Penguasan materi tentang Penguasan materi tentang
konseptualisasi, konseptualisasi, kemampuan konseptualisasi, kemampuan konseptualisasi,
menjelaskan menjelaskan
dan dan Menjelasan dan Menjelasan dan
berargumentasi berargumentasi berargumentasi bagus berargumentasi
sangat tidak tidak tapi belum terarah bagus dan sudah
menguasai menguasai terarah
Penyajian Sistematika Sistematika Penyajian materi yang Penyajian materi
penyajian dan penyajian dan tersistematis dan yang tersistematis
visualisasi visualisasi visualisasi bagus tetapi dan visualisasi bagus
sangat tidak sangat tersaji belum menemukan dan konsepnya jelas
tersaji konsep yang jelas
Komunikasi Penggunaan Penggunaan Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa
Verbal bahasa verbal, bahasa verbal, verbal, intonasi dan verbal, intonasi dan
intonasi dan intonasi dan temponya sudah baik temponya sudah baik
temponya temponya tidak tapi belum dan menggunakan
sangat tidak baik menggunakan ejaan ejaan yang benar
baik yang benar
SOAL REMEDIAL :
HOTS/
IPK Rumusan Soal Jawaban
LOTS
3.6.1 HOTS 1. Seorang terpidana mati ditanya oleh petugas pelaksana eksekusi, “Apakah keinginan terakhir E
Mengidentifi (C4) Anda?”Sang terpidana menjawab, “Saya hanya berharap agar hukuman ini bisa menjadi pelajaran bagi
saya dan bisa membuat saya jera melakukan kejahatan lagi di masa yang akan datang.”
kasi struktur
Diceritakan ulang dari: Ajis Megap-Megap, Humor Iwak Peyek ngekek sampektuwek, Jakarta Selatan,
teks anekdot Citra Media Pustaka, 2012.
(abstrak, Anekdot tersebut mengandung amanat ….
A. Sering-seringlah bertanya.
orientasi,
B. Selalu berpikirlah tentang masa depan.
krisis, reaksi,
C. Optimistis merupakan sikap yang baik.
dan koda). D. Hargailah keinginan orang lain.
E. Belajarlah dari kesalahan yang pernah dilakukan.
3.6.2 HOTS 2. Seorang dokter muda masuk ke dalam ruang operasi di salah satu rumah sakit. Di ruang tersebut, B
Menemukan ia mendapati seorang pasien berwajah pucat karena takut dioperasi.
(C4) Dokter bertanya kepada pasien, “Apa yang sedang Anda rasakan?” Pasien menjawab, “Saya merasa
ciri
sangat takut, Dok!”
kebahasaan Dokter berkata, “Apa yang Anda rasakan saat ini sama dengan apa yang sedangsaya rasakan. Kita sama-
teks sama baru masuk ke ruangan ini untuk yang pertama kalinya.”
Diceritakan ulang dari: Ajis Megap-Megap, Humor Iwak Peyek ngekek sampektuwek, Jakarta
anekdot (p Selatan, Citra Media Pustaka, 2012
ertanyaan Humor dalam anekdot tersebut terletak pada ….
retoris, proses A. Rasa takut yang dialami oleh pasien.
material, dan B. Rasa takut yang dialami oleh dokter.
C. Dokter dan pasien sama-sama takut.
konjungsi
D. Ruangan operasi yang menakutkan.
temporal). D. Operasi akan segera berlangsung
3.6.3 HOTS 3. Di sebuah kantor, bos sangat marah kepada sekertaris barunya karena diamengabaikan setiap B
Menjelaskanmakna (C5) telepon yang bordering. ‘….,” katanya kesal. “Baiklah,” jawabnya, “tetapi rasanya jadi konyol. 9
kata, istilah, dari 10 telepon yangmasuk adalah untuk Anda!”
Diceritakan ulang dari: Ajis Megap-Megap, Humor Iwak Peyek ngekeksampek tuwek, Jakarta Selatan,
dan Citra Media Pustaka, 2012
ungkapan dalam Bagian rumpang tersebut dapat diisi dengan kalimat….
teks A. Silakan anda masuk!
anekdot.
B. Anda harus menjawab telepon!
C. Anda harus lebih rajin!
D. Ketuk pintu dulu sebelum masuk!
E. Biarkan telepon itu bordering!
HOTS Konon otak orang Indonesia sangat digemari dan jadi rebutan di antara calon penerima donor otak manusia. C
(C5) Di bursa pasar gelap, harga otak manusia Indonesiadikabarkan paling tinggi. Setiap ada persediaan hampir bisa
dipastikan langsung laku terjual.
Orang-orang pun heran. Mengapa bukan otak orang Yahudi yang terkenal cerdas-cerdas itu yang
diburu? Mengapa bukan otak orang-orang Jepang, yang tersohor memiliki kemampuan tinggi dalam bidang
teknologi, yang diperebutkan? Atau, mengapa tidak otak orang Cina yang sudah dikenal luas lihai berbisnis?
Mengapa justru otak orang Indonesia?
Setelah dilakukan semacam penelitian, ternyata persepsi para penerima donor otak dalam menentukan
pilihan bukan pada standar umum seperti asumsi di atas. Jawab mereka: “Habis, otak orang Indonesia rata-rata
masih mulus. Soalnya jarangdipakai!”
Sumber: Koleksi Putu Widjaya, Kompas Online – Senin, 9 Desember 1996
4. Menurut anekdot di atas, mengapa otak orang Indonesia diburu oleh calon penerima donor otak?
A. Karena otak orang Indonesia cerdas-cerdas.
B. Karena otak orang Indonesia seperti otak orang Cina.
C. Karena otak orang Indonesia mulus, jarang dipakai.
D. Karena orang Indonesia rajin memelihara otaknya.
E. Karena orang Indonesia rajin belajar.
HOTS 5. Aspek kelucuan dan sekaligus sindiran pada teks anekdot di atas adalah… D
(C4) A. Otak orang Indonesia jadi rebutan calon penerima donor otak manusia.
B. Otak orang Cina dikenal luas lihai berbisnis.
C. Otak orang Yahudi terkenal cerdas.
D. Otak orang Indonesia rata-rata masih mulus karena jarang dipakai.
E. Otak orang Jepang tersohor memiliki kemampuan tinggi dalam bidangteknologi
HOTS 6. Maksud dari sindiran dalam anekdot di atas adalah ... C
(C5) A. Orang Indonesia rajin berpikir.
B. Orang Indonesia rajin merawat otak.
C. Orang Indonesia malas berpikir.
D. Orang Indonesia rajin belajar.
E. Orang Indonesia malas bekerja.
HOTS 7. Amanat yang tersirat dalam teks anekdot di atas adalah …
(C5) A
A. Kita harus mengasah pikiran kita agar menjadi negara yang maju.
B. Rajinlah bekerja
C. Tinggalkan sifat malas.
D. Seharusnya kita malu dengan negara lain
E. Kita harus rajin bekerja dan belajar dari negara lain.
HOTS Perhatikan peristiwa-peristiwa yang dapat dikembangkan untuk menulis anekdotberikut ini, untuk menjawab D
(C4) soal nomor 8 s.d. 10!
1) Suatu hari Si Otong berjalan-jalan di taman kota.
2) Si Otong membaca tulisan “Fasilitas bersama mari kita jaga!”
3) Si Otong mengambil baut sebuah bangku taman yang terbuat dari besi.
4) Polisi pamong praja mengetahui perbuatan Otong dan menegurnya.
5) Terbukti Si Otong sudah mampu mengumpulkan baut satu kantung kresekyang diambil dari
fasilitas umum krisis
6) Si Otong kaget ketiga ditegur polisi pamong praja dan mengatakan, “Di situada tulisan itu Pak!
Jadi saya berusaha mengamankan baut yang mau lepas Pak!”
7) Polisi geram mendengar jawaban Otong
8) Polisi menggelendeng Otong ke mobil keamanan.
8. Struktur reaksi dalam anekdot dapat dikembangkan dengan peristiwa ...
A.1 dan 2
B. 3 dan 4
C. 4 dan 5
D. 6 dan 7
E. 7 dan 8
HOTS 9. Struktur orientasi dalam anekdot dapat dikembangkan dengan peristiwa ... B
(C5) A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 5 dan 6
E. 7 dan 8
HOTS 10. Judul yang sesuai untuk anekdot yang dikembangkan dari peristiwa-peristiwadi atas adalah ... E
(C5) A. Menjaga Fasilitas Umum
B. Berjalan-Jalan di Taman kota
C. Memanfaatkan Fasilitas Umum
D. Si Otong dan Polisi Pamong Praja
E. Baut Si Otong
CONTOH PROGRAM REMIDIAL
Kompetensi Dasar :
KKM 75
Pengayaan :
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (KriteriaKetuntasan Minimal). Guru
memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
Membaca buku-buku tentang Struktur isi teks anekdot