Anda di halaman 1dari 27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 RONGGA


Kelas/semester : X/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Struktur Teks Anekdot
Pertemuan Ke : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (Satu Pertemuan)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No Kompetensi Dasar No. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot. 3.6.1 Mendeteksi unsur kebahasaan teks anekdot Mendeteksi
3.6.2 struktur teks anekdot
Menciptakan kembali teks anekdot dengan
4.6 memperhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan 4.6.1 Merekontruksi teks anekdot
maupun tuisan. 4.6.2 Mempresentasikan/membacakan teks anekdot yang telah dibuat
di depan kelas

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

C. Materi Pembelajaran
a. Struktur dan kebahasaan teks anekdot
b. Cara menyusun teks anekdot

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran : Saintifik
Model pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode pembelajaran : diskusi kelompok, penugasan

E. Media, Alat/ Bahan dan Sumber Belajar


Media : lembar kerja siswa, lembar penilaian, modul, dan teks anekdot
Alat/Bahan : laptop, proyektor, papan tulis dan spidol
Sumber Belajar : Buku Guru dan Siswa, materi dari internet tentang teks anekdot serta contoh Video Teks Anekdot “Stand
Up Comedy”

F. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Rutin 15 menit
1. Guru mempersiapkan Siswa dalam pembelajaran dengan berdoa, mengamati kebersihan kelas dan
kerapian, serta melakukan presensi

Pretest
2. Guru meminta Siswa untuk melakukan pretest dengan googleform pada gawai masing–masing, kemudian
siswa membuka gawai untuk mengoperasionalkan googleform. Adapun linknya dikirimkan melalui WA
Pendahuluan

dengan alamat http://gform/Soal-Pre-Test-anekdot

Motivasi
3. Siswa diajak bermain game menyebutkan sila-sila dari Pancasila, setiap siswa menyebutkan hanya satu
kata dari sila-sila pancasila secara berurutan, manfaatnya sebagai motivasi dan melatih konsentrasi
siswa.

Apersepsi
4. Guru melakukan apersepsi bertanya jawab dengan Siswa terkait materi teks anekdot yang akan di pelajari
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus di capai Siswa
Orientasi pada Masalah 90 menit
6. Guru menayangkan video “stand up comedy” untuk memberikan pemahaman ilmu tentang banyak
ragam anekdot yang bisa dibuat menjadi sebuah teks anekdot.

Stand Up Comedy.mp4
7. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan saksama tentang apa yang harus dilakukan Siswa selanjutnya
pada pembelajaran kali ini.

Mengorganisasi Siswa
8. Guru mempersilakan Siswa untuk membentuk kelompok dengan beranggotakan 5 orang, dan memilih
salah satu dari anggota kelompok sebagai ketua kelompok
9. Guru membagikan selembaran kertas berisi teks anekdot ke tiap kelompok
Kegiatan Inti

10. Siswa membagi tugas dengan anggota kelompoknya untuk menentukan struktur, kebahasaan dan
langkah-langkah yang baik dalam menyusun teks anekdot.

Membimbing Penyelidikan
11. Siswa membaca teks anekdot dengan seksama
12. Siswa berdiskusi untuk menentukan struktur dan kebahasaan teks anekdot dari berbagai sumber yang
sesuai.
13. Siswa berdiskusi menentukan langkah-langkah penyusunan teks anekdot yang baik
14. Guru memantau jalannya diskusi dan mengamati keterlibatan setiap anggota kelompok dalam
menyelesaikan masalah.

Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


15. Siswa berdiskusi untuk menyusun hasil pemecahan masalah berdasarkan sumber dan referensi yang telah
dibaca.
16. Siswa menyusun pemecahan masalah dengan tampilan sebagus mungkin untuk dipresentasikan di depan
kelas
17. Guru memantau dan membimbing Siswa dalam pembuatan laporan sehingga karya setiap
kelompok siap untuk dipresentasikan

Menganalisis dan Mengevaluasi


18. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan urutan
19. Guru mendorong siswa lain untuk memberikan apresiasi dan masukan pada kelompok yang
presentasi
20. Kelompok lain memberikan apresiasi dan masukan pada kelompok presentasi
21. Siswa bersama guru membuat simpulan sesuai dengan masukan yang diberikan oleh kelompok lain.

22. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari 15 menit
23. Guru meminta Siswa untuk melakukan postest dengan googleform pada gawai masing–masing
Penutup

24. Siswa membuka gawai untuk mengoperasionalkan googleform. Adapun linknya dikirimkan melalui WA
dengan alamat http://gform/Soal-Pos-Test-anekdot
25. Guru menyampaikan rambu-rambu pembelajaran pada pertemuan yang akan datang.
26. Guru dan Siswa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan member salam
G. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
b. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/Praktik
c. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
2. Bentuk Penilaian
a. Tes Tertulis : uraian dan lembar kerja
b. Unjuk Kerja : lembar penilaian presentasi
c. Observasi : lembar pengamatan aktivitas Siswa
3. Instrumen Penilaian

Mengetahui, Bandung Barat, September 2022


Kepala SMKN 1 Rongga Guru Mata Pelajaran

Kankan Sukanda, S.Pd.I, M. Pd Asep Kusnadi Permana, S. Pd.


NIP 197812262009021001 NIP 197611142014121003
BAHAN AJAR
Kelas : X (Sepuluh)
Tema : Mengungkap Kritik lewat senyuman
Subtema : Teks Anekdot
Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

Pendekatan, Metode dan Model Jenis


No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran Bahan Ajar
1. 3.6 Menganalisis struktur dan 3.6.1 Mendeteksi unsur kebahasaan teks Teks Anekdot Pendekatan : Saintifik (mengamati, 1. Buku Siswa
kebahasaan teks anekdot. anekdot mengasosiasi, 2. Laptop
3.6.2 Mendeteksi struktur teks anekdot mengkomunikasikan) 3. Salindia
Model : Problem Based 4. Gawai.
2. 4.6 Menciptakan kembali teks 4.6.1 Merekontruksi teks anekdot Learning (PBL)
anekdot dengan mem- 4.6.2 Mempresentasikan/membacakan teks Metode : Ceramah, diskusi,
perhatikan struktur, dan anekdot yang telah dibuat di depan Tanya jawab,
kebahasaan baik lisan kelas penugasan
maupun tuisan.
Bahan Ajar

TEKS ANEKDOT

 Cuddon JA mendefinisikan anekdot sebagai sebuah cerita singkat atau lucu atau menarik yang mungkin
I. Pengertian Teks Anekdot
menggambarkan kejadian atau peristiwa orang sebenarnya.
Berikut adalah pengertian anekdot menurut para ahli yang dapat membantu kamu lebih memahami materi teks anekdot
 Dananjaja mendefinisikan anekdot sebagai kisah fiktif lucu mengenai pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh
kelas X:
yang benar-benar ada.
 Gerot dan Wignell menyebutkan bahwa teks anekdot pada umumnya terdiri dari lima bagian atau struktur. Lima bagian
tersebut adalah abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
 Graham menyebutkan bahwa kata anekdot digunakan untuk memaknai kata “joke” dalam bahasa Inggris, yang memiliki
makna suatu narasi atau percakapan yang lucu atau “humoris”.
 Husen mendefinisikan anekdot sebagai istilah untuk menamai humor atau lelucon dalam pengertian umum.
 Mutiah mendefinisikan anekdot sebagai teks yang berisi mengenai pengalaman seseorang yang tidak biasa. Pengalaman
tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan menghibur pembaca atau pendengar.
 Prasetyo mendefinisikan anekdot sebagai cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di
masyarakat, yang menjadi pelaku atau partisipan di dalamnya pun tidak harus orang penting.
 Setiawan menyebutkan bahwa teks anekdot merupakan cerita narasi ataupun dialog yang lucu dengan berbagai tujuan,
baik hanya sekadar untuk hiburan atau senda gurau, sindiran atau kritik secara tidak langsung. Hal-hal yang aneh dan nyeleneh
dapat dijadikan humor, sehingga tidak menutup kemungkinan segala hal yang ada di dunia ini bisa dijadikan bahan
lelucon.
 Wachdiah menyebutkan bahwa teks anekdot jika dilihat dari tujuannya untuk memaparkan suatu kejadian atau peristiwa yang
telah lewat, anekdot mirip dengan teks recount.
 Wijana menyebutkan bahwa teks anekdot merupakan teks atau wacana yang bermuatan humor untuk menyindir,
bersenda gurau atau mengkritik secara tidak langsung segala macam kepincangan atau ketidakberesan yang tengah
terjadi di kalangan masyarakat penciptanya.

Teks anekdot bersifat lucu dan menghibur.


II. Ciri-Ciri Teks Anekdot
 Teks anekdot ditujukan untuk mengkritik atau menyindir.
Nah, agar pemahaman kamu mengenai materi teks anekdot semakin baik, kamu perlu mengetahui ciri-ciri teks anekdot.
 Teks anekdot bisa berdasarkan kejadian nyata atau sebenarnya, tetapi juga bisa sepenuhnya hasil rekaan (imajinasi).
Berikut adalah ciri-ciri yang biasa terdapat dalam sebuah teks anekdot:
 Teks anekdot biasanya menceritakan kejadian mengenai orang terkenal atau orang penting, tetapi juga bisa mengenai
kejadian sehari-hari di sekitar kita.
 Teks anekdot memiliki pesan berupa kritik atau sindiran.

Abstrak,Teks
bagianAnekdot
pendahuluan teks anekdot yang memberikan gambaran umum mengenai cerita singkat
III. Struktur
tersebut.
Agar kamu semakin menguasai materi teks anekdot, kamu juga perlu tahu struktur teks anekdot. Teks anekdot memiliki
 Orientasi, bagian teks anekdot yang memberikan gambaran mengenai latar belakang alasan cerita singkat tersebut
struktur sebagai berikut:
terjadi, yang menjadi penyebab utama terjadinya krisis. Pada bagian ini, cerita mengarah pada krisis, konflik, atau peristiwa
utama yang terjadi pada tokoh-tokoh di dalam cerita.
 Krisis, bagian teks anekdot yang mengungkapkan pokok masalah atau inti masalah dalam cerita singkat tersebut. Pada
bagian dalam teks anekdot inilah yang mengandung humor atau kekonyolan yang mengundang tawa pembaca atau
pendengar cerita singkat tersebut.
 Reaksi, bagian teks anekdot yang mengungkapkan penyelesaian masalah dalam cerita teks anekdot. Reaksi ini dapat berupa
sikap menertawakan atau mencela.
 Koda, bagian penutup teks anekdot, yang dapat dapat berbentuk komentar, persetujuan, ataupun penjelasan dari cerita
tersebut. Keberadaan koda dalam teks anekdot merupakan opsional, jadi bisa ada ataupun tidak ada.

 Teks anekdot mengandung kata atau frasa yang menyatakan peristiwa masa lalu, misalnya “kemarin”,
IV. Kaidah Bahasa Teks Anekdot
“beberapa saat yang lalu”, “tahun lalu”, “dua tahun yang lalu”, dan lain sebagainya.
Setelah kamu mempelajari pengertian teks anekdot beserta ciri dan strukturnya, dalam materi anekdot kelas 10 ini, kamu
 Teks anekdot mengandung kalimat retoris, misalnya “Bagaimana bisa aku mengabaikan kamu?”. “Apakah kamu tidak
perlu memahami juga kaidah bahasa teks anekdot. Kaidah bahasa dalam teks anekdot meliputi:
memiliki hati nurani?”, atau “Mana mungkin aku melakukan itu?”.
 Teks anekdot menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu, misalnya ”setelah”, “sementara”, “sesudah”,
“sejak”, “tatkala”, “apabila”, “bila”, “hingga”, dan lain sebagainya.
 Teks anekdot mengandung kata kerja aksi, misalnya “memakan”, “mengambil”, “menaiki”, “mencemari”,
“membaca”, dan lain sebagainya.
 Teks anekdot mengandung kalimat perintah, misalnya “Tolong ambilkan berkas itu!”, “Tolong tutup pintunya!”, “Cepat
kemari!”, dan lain sebagainya.
 Teks anekdot mengandung kalimat seru, misalnya “Cantiknya gadis itu!”, “Bejat sekali koruptor itu!”, “Wah banyak
sekali uangmu!”, dan lain sebagainya.

V. Cara Penyajian Teks Anekdot

Teks anekdot dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu narasi dan dialog. Berikut adalah contoh teks anekdot berbentuk
narasi:

Pada suatu malam, seorang anggota DPR sedang makan di sebuah rumah makan Padang. Tanpa sengaja, seorang pelayan
yang sedang membawa piring lauk tersandung kaki meja di belakang meja anggota DPR tersebut sehingga kuah tunjang yang
dibawanya tumpah ke baju anggota DPR tersebut. Sambil melotot, anggota DPR itu memaki pelayan tersebut, “Heh! Kamu
enggak punya otak?! Lihat kemeja saya jadi kotor begini!” Sambil menundukkan kepalanya, pelayan tersebut menjawab,
“Maaf, Pak. Kebetulan otaknya sudah habis dari tadi sore.”

Contoh teks anekdot berbentuk dialog berdasarkan bentuk narasi tadi adalah sebagai berikut:
Pada suatu malam, seorang anggota DPR sedang makan di sebuah rumah makan Padang. Tanpa sengaja, seorang pelayan
yang sedang membawa piring lauk tersandung kaki meja di belakang meja anggota DPR tersebut sehingga kuah tunjang yang
dibawanya tumpah ke baju anggota DPR tersebut.
Anggota DPR: “Heh! Kamu enggak punya otak?! Lihat kemeja saya jadi kotor begini!”
Pelayan: “Maaf, Pak. Kebetulan otaknya sudah habis dari tadi sore.”
MEDIA PEMBELAJARAN
Kelas : X (Sepuluh)
Tema : Mengungkap Kritik Lewat Senyuman
Subtema : Teks Anekdot
Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

Pembelajaran ke- Materi Desain Langkah Penggunaan


1 Teks Anekdot Pendekatan : Saintifik (mengamati, 1. Kegiatan belajar dimulai dengan pemberian sebuah masalah.
mengasosiasi, 2. Masalah yang disuguhkan masih berkaitan dengan kehidupan nyata
mengkomunikasikan) para siswa.
Model : Problem Based 3. Mengorganisasikan pembahasan seputar masalah, bukan disiplin
Learning ilmu.
Metode : Ceramah, diskusi, 4. Siswa diberi tanggung jawab maksimal dalam menjalankan
Tanya jawab, proses belajar secara langsung.
penugasan 5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terjadi
kolaborasi.
6. Siswa harus mendemonstrasikan kinerja yang sudah dipelajari.
MEDIA PEMBELAJARAN

PENDEKATAN SAINTIFIK: PENGERTIAN, LANGKAH, DAN CONTOHNYA

Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan pembelajarannya.
Peserta didik diberikan ruang untuk bereksplorasi terhadap materi pembelajaran, termasuk dalam kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan data, serta mengomunikasikan.
Pengertian Menurut Para Ahli
1. Kemendikbud
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah salah satu model pembelajaran yang dalam prosesnya memuat kaidah-
kaidah keilmuan, mulai dari pengumpulan data dengan observasi, menanya, melakukan eksperimen, mengolah informasi
atau data, hingga mengomunikasikan.
2. Rusman
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang pada peserta didik secara luas untuk
melakukan eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran, serta mampu mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan
pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.

Tujuan Pendekatan Saintifik


Model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Tujuan pendekatan ini salah satunya adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
pada peserta didik.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diharapkan di antaranya adalah berpikir kritis, analitis, sintesis, serta mampu
menciptakan ide-ide orisinil yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif
Dengan menerapkan pendekatan ini, guru berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif melalui rangkaian
aktivitas yang dirancang secara sistematis.
Dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan pula terciptanya lingkungan belajar yang aktif dan produktif.
3. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis
Pendekatan saintifik memiliki karakteristik utama berupa tahapan pembelajaran yang berlangsung berjalan dengan runtut dan
sistematis.
Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir sistematis pada diri peserta didik, baik kemampuan
dalam memahami sebuah masalah, maupun kamampuan dalam menyelesaikan masalah.
4. Meningkatkan Pemahaman Konsep
Dalam praktiknya, pendekatan saintifik mengarahkan aktivitas pembelajaran untuk menemukan dan
mengembangkan konsep secara mandiri.
Peserta didik dapat memperoleh konsep dan pemahaman secara bermakna melalui pendekatan ini.
Peserta didik tidak hanya menerima konsep dalam bentuk hafalan, tetapi mereka juga mendapatkan pemahaman secara mendalam
terhadap konsep tersebut.
5. Meningkatkan Motivasi Belajar
Sebagai bentuk aktivitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan pendekatan ini mampu meningkatkan
motivasi belajar.
Rangkaian pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk lebih aktif dan inovatif ini dapat menciptakan suasana belajar
yang tidak monoton, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
6. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Pendekatan ini diharapkan dapat menghadirkan proses belajar yang dapat memberikan stimulus kepada peserta didik agar lebih
aktif dalam berkomunikasi lewat penyampaian ide, diskusi pemecahan masalah, diskusi pengolahan data, hingga cara
mengomunikasikan hasil pembelajaran secara lisan maupun tulisan.
Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik
1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama pada pendekatan ini adalah proses mengamati.
Melalui pengamatan, peserta didik dapat menemukan fakta bahwa terdapat hubungan antara objek pengamatan dengan
materi pembelajaran yang sedang dipelajari bersama guru.
Kegiatan pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu ataupun tidak.
Pengamatan dengan alat bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat untuk kegiatan praktik, misalnya seperti mikroskop
dan sebagainya.
Sedangkan jika tidak menggunakan alat, maka bisa melakukan observasi langsung, mendengarkan penjelasan guru,
menonton tayangan video atau gambar yang relevan, atau dengan mendengarkan informasi dari radio dan sumber
informasi lainnya.
Hasil belajar yang diperoleh pada tahap ini dapat berbentuk perhatian peserta didik ketika melakukan pengamatan terhadap suatu
objek, membaca suatu sumber tulisan, atau mendengar suatu penjelasan.
Kamu juga dapat melihat hasil belajar peserta didik dari catatan yang dibuat ketika proses pengamatan berlangsung.
Ketepatan waktu yang digunakan dalam kegiatan observasi juga bisa digunakan sebagai bentuk pencapaian hasil belajar mereka.
2. Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam membuat dan mengajukan pertanyaan
yang relevan dengan materi yang dipelajari.
Kegiatan ini memiliki kaitan dengan diskusi terkait informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diperoleh,
ataupun bentuk klarifikasi dari informasi yang belum jelas.
Kamu harus memiliki kesiapan yang matang dalam menentukan cara atau pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik serta relevan dengan materi, sehingga peserta didik akan tertarik dan terstimulus dengan baik dalam kegiatan ini.
Hal tersebut juga akan mendorong banyaknya pertanyaan yang muncul dari peserta didik.
Nah, pada kegiatan kali ini, hasil belajar yang dapat kamu cermati dari peserta didik adalah bagaimana jenis dan kualitas
pertanyaan yang muncul.
Jenis pertanyaan dapat berupa pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, atau hipotetik.
Sebaiknya, kamu memiliki kemampuan dalam menganalisis jenis dan kualitas pertanyaan sehingga dapat melakukan
penilaian terhadap pertanyaan yang diajukan secara komprehensif.
3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan bertanya di tahap sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggali atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan
berbagai cara.
Kegiatan ini dapat meliputi:
 Kegiatan mengeksplorasi
 Mencoba
 Berdiskusi
 Mendemonstrasi
 Meniru
 Melakukan eksperimen
 Membaca sumber selain buku paket
 Mengumpulkan data melalui angket
 Wawancara narasumber
 Dan sebagainya
Hasil belajar yang dapat kamu amati pada tahap ini adalah jumlah dan kualitas sumber informasi yang telah dikaji oleh peserta
didik, kelengkapan informasi yang dikumpulkan, validitas informasi yang diperoleh, serta instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data atau informasi.
4. Menalar (Assosiating)
Tahapan penalaran merupakan suatu proses berpikir yang logis dan sistematis terhadap fakta yang dapat diamati guna
memperoleh simpulan dalam bentuk pengetahuan.
Kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya adalah:
 Mengolah informasi yang telah terkumpul.
 Menganalisis data dengan membuat kategorisasi atau pengelompokan.
 Menghubungkan fenomena atau informasi ke dalam suatu pola, dan
 Membuat kesimpulan.
Guru dapat mengarahkan peserta didik dalam melakukan diskusi terkait topik yang dibahas.
Lebih lanjut, guru dapat melakukan penilaian pada tahap ini berupa proses mengembangkan interpretasi, argumentasi serta
kesimpulan terkait informasi dari dua fakta atau konsep.
Pada tahap selanjutnya, guru harus mampu memberikan penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam mensintesiskan
argumentasi serta pembuatan kesimpulan terkait jenis fakta, konsep, atau pendapat.
Selain itu, hasil belajar lainnya dapat berbentuk struktur baru, pengembangan interpretasi, argumentasi, serta penarikan
kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan.
5. Mengomunikasikan (Communicating)
Pada tahap akhir, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang
telah dilakukan.
Peserta didik dapat mengomunikasikannya dalam bentuk laporan atau makalah yang di dalamnya memuat bagan, diagram, atau
grafik.
Pada tingkat lanjut, peserta didik dapat menyusun hasil pembelajaran dalam bentuk laporan tertulis dan menyajikannya
secara sistematis mulai dari proses, hasil, hingga kesimpulan secara lisan dengan mempresentasikannya di depan
kelas.
Hasil belajar yang dapat dilihat dari tahap ini adalah kemampuan dalam menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan,
grafik, media elektonik, maupun bentuk kreatif lainnya.
Adapun bentuk fisik yang dapat guru nilai secara langsung misalnya berupa laporan tertulis, karya ilmiah, atau video yang
diunggah di media sosial.

MODEL PROBLEM BASED LEARNING

I. Pengertian dan Langkah-langkah PBL

Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model kurikulum yang berhubugan dengan
masalah dunia nyata siswa. Masalah yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik yang
berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada materi subjek dari kurikulum”. Terdapat tiga ciri
utama dari model Problem Based Learning (PBL).

Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada
sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi
melalui model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan
akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based
learning ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan
mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem based learning adalah kegiatan interaksi antara stimulus dan respons,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki,
dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. PBL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah konstektual sehingga merangsang siswa untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menantang
siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

Berdasarkan uraian mengenai PBL di atas, dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajran. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa
mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan demikian untuk memeahkan
masalah tersebut siswa akan mengetahui bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk memecahkan
masalah yang diberikan.
Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)
1. Fase 1: Orientasi siswa pada masalah, Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan penting yang
dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2. Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut.

II. Tujuan Model Problem Based Learning

Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran problem based learning,
yaitu:
1. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.
2. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.
3. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka memahami dan menjelaskan
fenomena dunia nyata.
4. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama
diingat oleh siswa.
5. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus
dihindari.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dilingkungan sekolah pada dasarnya memiliki tujuan
yang sama dengan yang lainnya yakni mendorong peningkatan hasil belajar pada siswa menjadi lebih baik. Oleh sebab itu sangat
diperlukan guru pembimbing dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah yang sedang terjadi maupun yang belum
terjadi untuk dipecahkan alternatif dan solusinya.

III. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Problem Based Learning (PBL)

1. Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)


Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model problem based learning ini, yaitu:
1) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
2) Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.
3) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.
4) Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan
dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
5) Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat dari orang lain,
menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa.
6) Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga
pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan. Selain itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat
menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.
2. Kekurangan model Problem Based Learning (PBL)
Selain memiliki kelebihan, problem based learning (PBL) juga memiliki kekurangan diantaranya persiapan
pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan, sering terjadi mis
konsepsi, dan memerlukan waktu yang cukup panjang (Endriani, 2011)

IV. Macam macam Model Metode Pembelajaran


Metodologi pembelajaran memiliki beberapa jenis atau model dengan cara penyampaian dan bentuk yang tidak sama. Disetiap
jenisnya memiliki kekurangan dan kelebihan pada masing-masing model. Sehingga seorang pengajar setidaknya mengetahui berbagai
model pembelajaran agar bisa menyesuaikan metode yang cocok dengan keadaan murid.
Untuk lebih jelasnya simaklah 10 metode pembelajaran dan model pembelajaran yang paling efektif:
1. Metode Ceramah
Metode pertama adalah ceramah. Ceramah adalah metodologi pembelajaran yang penyampaian informasi pembelajaran
kepada murid dilakukan dengan cara lisan. Metode ini sangat cocok diterapkan di tempat dengan jumlah pendengar
dengan yang cukup besar.
Metode ceramah bisa aplikasikan di dalam kelas atau di dalam gedung dengan jumlah murid yang cukup banyak. Dengan
menggunakan metode ini, seorang pengajar akan lebih mudah menjelaskan materi-materinya. Bahkan proses
pembelajaran akan berjalan dengan efektif.
Keunggulan Metode Ceramah
Dengan Menggunakan metode ini maka suasana kelas akan lebih kondusif dan tenang. Seorang pengajar lebih memiliki
porsi besar dalam mengatur kegiatan kelas dan setiap murid memiliki kegiatan yang sama.
Efisiensi waktu dan tenaga juga cukup baik. Salah satunya adalah setiap murid dapat dengan cepat dan mudah menerima
informasi yang disampaikan guru. Sehingga pelajaran dapat berjalan dengan efektif dan lancar.
Selain itu, metode ceramah juga bisa bermanfaat untuk membiasakan murid untuk memaksimalkan pendengarannya dalam
mendapatkan suatu informasi. Metode ini sangat tepat digunakan untuk murid yang memiliki kecerdasan yang bagus. Hal
tersebut karena ketika seorang murid menerima informasi bisa lebih mudah dalam memahaminya.
Kekurangan Metode Ceramah
Selain terdapat keunggulan yang baik, metode ceramah ini juga memiliki beberapa kelemahan. Dalam menggunakan metode
ini maka kondisi kelas akan dipegang dan di atasi sepenuhnya oleh guru. Bahkan guru juga menjadi kurang tahu perkembangan
anak didiknya secara pasti.
Dengan menggunakan metode ceramah ini proses timbal balik dan pemahaman seorang anak akan berbeda. Bahkan lebih
parahnya anak tidak dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan sebuah metode pembelajaran yang berkaitan dengan pemecahan suatu masalah yang dilakukan oleh
beberapa orang. Metode yang satu ini sangat cocok diterapkan pada kelompok yang berjumlah tidak terlalu banyak.
Dalam praktiknya metode diskusi ini lebih mengutamakan interaksi yang terjadi antar individu. Serta untuk merangsang
daya pikir pada setiap peserta diskusi.
Macam-macam Diskusi
Metode diskusi juga memiliki beberapa jenis diskusi. Setiap jenis diskusi tersebut memiliki keunggulan masing - masing. Nah
setiap guru harus lebih tau mengetahui jenis-jenis diskusi tersebut supaya dapat dipraktekkan kepada anak didiknya dengan baik.
Berikut ini macam-macam diskusi menurut jenis penyampaiannya:
 Diskusi Formal
Diskusi formal dapat ditemukan di berbagai lembaga. Misalnya saja di pemerintah dan semi pemerintah. Dalam diskusi yang
satu ini dibutuhkan adanya ketua sebagai pengatur jalannya diskusi. Serta seorang penulis atau notulen untuk mencatat
setiap apa yang terjadi di dalam proses diskusi.
Pada umumnya acara yang dilakukan tersebut berbentuk formal seperti yang dilakukan oleh para wakil rakyat di acara sidang
DPR.
Jika pada praktiknya di lingkup sekolahan maka harus dapat mengumpulkan siswa dalam jumlah yang cukup banyak.
Karena metode ini dilakukan secara formal maka setiap tindakan dalam diskusi ini harus mendapatkan izin dari moderator.
Hal tersebut perlu dilakukan agar keadaan tetap kondusif dan proses diskusi bisa berjalan dengan baik.
 Diskusi non-Formal
Dalam diskusi non-formal aturan tidak seketat seperti yang ada pada jenis diskusi formal. Karena, diskusi ini tidak
bersifat formal atau resmi. Contoh yang paling sederhana dalam diskusi non formal ini adalah diskusi yang berlangsung di
dalam keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai hak untuk berbicara sesuai kapasitasnya.
Perlu diingat bahwa dalam diskusi non formal tidak harus ada moderator ataupun notulen acara. Seandainya di dalam dunia
pendidikan, dapat berupa kegiatan kelompok belajar. Pada setiap anggota kelompok belajar akan saling berbagi informasi atau
pertanyaan untuk dipecahkan dan di cari solusinya secara bersama-sama.
 Diskusi Panel
Metode diskusi panel terdapat dua jenis anggota diskusi, yaitu anggota aktif dan tidak aktif. Bagi anggota aktif mereka
akan ikut terlibat di dalam forum diskusi. Sebaliknya anggota yang tidak aktif, mereka tidak akan melibatkan diri di
dalam diskusi lebih sederhananya hanya sekadar menjadi pendengar.
Para anggota tidak aktif adalah bagian dari beberapa kelompok yang saat itu menjadi anggota aktif atas nama kelompok
mereka.
 Diskusi Symposium
Metode diskusi symposium hampir mirip dengan diskusi formal, hanya saja diskusi ini dalam penyampaian pendapat
dilakukan oleh beberapa orang pemrasaran. Setiap anggota yang menjadi penasaran akan menyampaikan ke depan
banyak orang secara bergantian.
Nah, disitulah mereka akan menyampaikan pendapat-pendapatnya sendiri. Ciri yang melekat pada diskusi ini adalah
tidak mencari kebenaran untuk suatu masalah, Namun hanya sebagai sarana menyampaikan pendapat saja.
 Lecture Discussion
Metode diskusi ini tidak jauh beda dengan diskusi ceramah. Dalam praktiknya diskusi ini bertujuan untuk
mendiskusikan suatu permasalahan. Misalnya saja seorang guru memberikan masalah kepada beberapa kelompok
muridnya untuk didiskusikan.
Kemudian guru memberikan sedikit pengarahan untuk memecahkannya. Setiap kelompok akan mendiskusikannya
dengan anggota kelompoknya dan hasil diskusi dilaporkan kepada guru.
Ada jenis metode diskusi di sekolahan yang dilihat dari orang yang berperan di dalam diskusi, sebagai berikut:
1. Guru berperan sebagai pusat diskusi, yaitu guru memiliki peran yang lebih dominan di dalam diskusi dibanding
dengan muridnya. Biasanya peran murid dalam metode ini akan cenderung lebih sedikit.
2. Murid sebagai pusat diskusi, yaitu murid memiliki peran yang cukup besar di dalam jalannya diskusi. Para murid
dituntut lebih aktif pada jenis diskusi jenis ini.
Keunggulan Metode Diskusi
Dengan menggunakan metode diskusi proses belajar mengajar dapat membangun suasana kelas yang lebih menarik dan
tidak membosankan. Karena, setiap murid akan terfokus pada masalah yang sedang didiskusikan bersama-sama. Setiap murid
akan dituntut untuk berani menyampaikan pendapatnya serta berpikir secara mendalam.
Selain itu, metode diskusi ini mengajarkan kepada para murid untuk mampu bersikap kritis dan sistematis dalam berpikir. Serta
mampu untuk bersikap toleran dalam menemukan temannya yang memiliki pendapat yang berbeda. Dan yang paling
penting adalah pengalaman setiap murid mengenai etika dalam bermusyawarah.
Pada umumnya hasil dari diskusi ini adalah berupa kesimpulan dari masalah akan dapat dengan mudah diingat oleh para
murid. Hal itu terjadi karena, para murid mengikuti alur berdiskusi dan mendapatkan hal-hal yang menurut mereka
menarik.
Kelemahan Metode Diskusi
Dalam metode ini pastinya setiap murid dituntut untuk aktif, dan tentu tidak semua murid mampu mengikuti metode
tersebut. Metode ini lebih cenderung diisi oleh siswa yang memang dianggap pandai dan para murid yang berani
berbicara. Maka dari itu, bagi murid yang kurang berani, mereka akan memiliki peluang yang kecil untuk bisa berpartisipasi
dalam jalannya diskusi.
Berbeda lagi jika seorang guru memang mewajibkan setiap muridnya untuk bicara. Jika guru tidak mampu mengatur
jalannya diskusi, maka arah perdiskusian tidak akan terarah dengan baik dan bisa jadi jalannya diskusi akan keluar dari
pembahasan. Maka dapat disimpulkan bahwa metode diskusi membutuhkan banyak waktu bahkan bisa jadi tidak
berjalan dengan efektif.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Kelas X (Sepuluh)
Tema Mengungkap Kritik Lewat Senyuman
Subtema Teks Anekdot
Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik
dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun
tuisan.
Indikator Pencapaian 3.6.1 Mendeteksi unsur kebahasaan teks anekdot
Kompetensi 3.6.2 Mendeteksi struktur teks anekdot
4.6.1 Merekontruksi teks anekdot
4.6.2 Mempresentasikan/membacakan teks anekdot yang telah dibuat di depan kelas

Petunjuk Kerja 1. Cermati materi Anekdot yang telah disediakan pada menu blog ini.
2. Penugasan pada materi ini dikumpulkan melalui surel Aseppermana41@guru.smk.belajar.id, dengan
format nama_LKPD anekdot_kelas, contoh: Rizal_LKPD anekdot_X ATPH
3. Jika ada hal-hal yang belum atau tidak diketahui, kalian dapat berkomunikasi dengan guru melalui whatsapp
atau telegram.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


TEKS ANEKDOT

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi : Teks Anekdot
Kelas/Peminatan : X ATPH
Semester : Ganjil

A. Petunjuk Belajar
1. Cermati materi Teks Anekdot yang telah disediakan pada menu blog ini.
2. Penugasan pada materi ini dikumpulkan melalui surel aseppermana41@guru.smk.belajar.id dengan format nama_LKPD
anekdot_kelas, contoh: Rizal_LKPD anekdot_X ATPH
3. Jika ada hal-hal yang belum atau tidak diketahui, kalian dapat berkomunikasi dengan guru melalui whatsapp atau telegram.

B. Kompetensi Dasar
3.6 Mengnalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tuisan.

C. Indikator
3.6.1 Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks anekdot.
3.6.2 Mengidentifikasi struktur teks anekdot
3.6.3 Membandingkan struktur dua teks
4.6.1 Membuat teks anekdot
4.6.2 Mempresentasikan/membacakan teks anekdot yang telah dibuat di depan kelas
D.Soal
a. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Bacalah teks berikut kemudian kerjakan soal yang ada di bawahnya!
ANAK ARTIS
Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang.
Devano, anak salah satu artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran. Devano :
“Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 132.000,00, Kak.”
Devano yang memang ngga punya uang lima puluh ribuan langsung saja menyodorkan dua lembar seratus ribu. Pelayan : “Ini
kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja buat keluarga kamu.”
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Devano. Setelah beberapa jam
kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran. Keisya : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 127.000,00, Kak.” Keisya menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu. Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.” Devano :
“Sudah… simpan saja tip untuk kamu.”
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota pembayaran Soimah : “Berapa?” Pelayan :
“Semuanya Rp 145.000.”
Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit, kemudian..
Soimah : ”Loh, mana uang kembalian saya?’
Pelayan : ”Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan Keisya kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh
tiga ribu saja diberikan ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?” Soimah : “Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan
Keisya?”
Pelayan dengan cekatan menjawab:
”Yah tahu, Kak! Devano dan Keisya anak artis terkenal.”
Soimah : ”Pintar kamu, tahu mereka anak artis. Nah sedangkan saya, kan anak penjual ikan!! Sekarang, mana kembalian saya?” Pelayan : “!%$%?”
1. Cermati teks anekdot “Anak Artis” dan isilah tabel berikut!
Struktur Teks
Isi
Anekdot
Abstrak ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Orientasi ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Krisis/Komplikasi ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Reaksi ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
Koda ……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................
……………………………………………………………………………………............................

2. Tentukan kebahasaan yang terdapat pada teks anekdot di atas! Pedoman Penskoran:
1) Menentukan struktur teks anekdot
Rubrik Pedoman Penskoran
Keterangan Skor
Jawaban lengkap dan semuanya benar sesuai dengan kunci 2
Jawaban kurang lengkap dan hanya beberapa kalimat yang sesuai 1
dengan kunci
Jawaban salah 0

Dengan demikian nilai yang diperoleh = skor yang diperoleh X 100


Skor tertinggi

2) Bacalah teks anekdot di atas kemudian iIsilah tabel berikut dengan memberikan ceklist pada kolom yang tersedia!
No Unsur Ada Tidak
1 Kalimat langsung
2 Penggunaan nama tokoh utama atau orang ketiga tunggal
3 Keterangan waktu
4 Kata kiasan
5 Kalimat sindiran
6 Konjungsi penjelas
7 Kata kerja material
8 Kata kerja mental
9 Konjungsi sebab akibat
10 Kalimat imperatif
11 Kalimat seru
12 Konjungsi temporal
13 Kalimat retoris
Pedoman penskoran
Keterangan Skor
Jawaban lengkap, menjelaskan secara rinci dan detail atau garis besar 2
saja, tetapi terjawab semua.
Jawaban kurang lengkap dan hanya beberapa bagian saja yang benar 1
Jawaban salah 0

Kunci Jawaban
Soal nomor 1
Struktur Teks
Isi
Anekdot
Abstrak Pada suatu hari di salah satu warung tenda kawasan Kemang
Orientasi Devano yang memang ngga punya uang lima puluh ribuan langsung saja
menyodorkan dua lembar seratus ribu.
Pelayan : “Ini kak, kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja buat keluarga kamu.”
Pelayan merasa senang karena menerima enam puluh delapan ribu rupiah dan langsung
berterima kasih kepada Devano.
Setelah beberapa jam kemudian, Keisha yang juga anak artis terkenal memanggil pelayan
untuk meminta nota pembayaran.
Keisya : “Berapa semuanya?”
Pelayan : “Semuanya Rp 127.000,00, Kak.” Keisya
menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu. Pelayan : “Ini kak,
kembaliannya.”
Devano : “Sudah… simpan saja tip untuk kamu.”
Pelayan langsung memasukkan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak
ke Keisya.
Setelah beberapa jam Soimah pun memanggil pelayan untuk meminta nota
pembayaran
Soimah : “Berapa?”
Pelayan : “Semuanya Rp 145.000.”
Krisis/Komplikasi Soimah menyodorkan tiga lembar lima puluh ribu dan menunggu beberapa menit,
kemudian..
Soimah : ”Loh, mana uang kembalian saya?’
Pelayan : ”Ah, Kakak, masa uang lima ribu rupiah saja dikembalikan. Tadi Devano dan
Keisya kembaliannya enam puluh delapan ribu rupiah dan dua puluh tiga ribu saja diberikan
ke saya, masa kakak yang artis terkenal, lima ribu saja minta dikembalikan?”
Soimah : “Tunggu dulu kamu tahu siapa Devano dan Keisya?”

Reaksi Pelayan dengan cekatan menjawab:


”Yah tahu, Kak! Devano dan Keisya anak artis terkenal.”
Soimah : ”Pintar kamu, tahu mereka anak artis. Nah sedangkan saya, kan anak penjual
ikan!! Sekarang, mana kembalian saya?”
Koda Pelayan : “!%$%?”
Soal nomor 2
No Unsur Ada Tidak
1 Kalimat langsung v
2 Penggunaan nama tokoh utama atau orang ketiga tunggal v
3 Keterangan waktu v
4 Kata kiasan v
5 Kalimat sindiran v
6 Konjungsi penjelas v
7 Kata kerja material v
8 Kata kerja mental v
9 Konjungsi sebab akibat v
10 Kalimat imperatif v
11 Kalimat seru v
12 Konjungsi temporal v
13 Kalimat retoris v

b. Instrumen Penilaian Keterampilan


Buatlah sebuah teks anekdot dengan memerhatikan strukturnya kemudian bacakan hasil karyamu
di depan kelas!
Pedoman penskoran
1. Teks anekdot
Aspek yang dinilai Total
No Nama Siswa *Abstrak *Orientasi *Krisis/ Komplikasi *Reaksi *Koda Skor
1
2
3
4
dst
* Skor masing-masing aspek di atas 20
2. Presentasi
Aspek yang dinilai
Total
No Nama Siswa *Kontak mata dengan *Mimik
*Keberanian *Intonasi *Gesture Skor
pendengar wajah
1
2
3
4
dst
* Skor masing-masing aspek di atas 20

c. Instrumen Penilaian Sikap


Sikap siswa dinilai dengan jurnal berikut
Jurnal Sikap Siswa
Sikap yang diamati
No Nama Siswa Spiritual Tanggung jawab Peduli Jujur Disiplin ………. …….. …….
KISI-KISI DAN BUTIR SOAL EVALUASI PEMBELAJARAN

Kelas : X (Sepuluh)
Tema : Mengungkap Kritik Lewat Senyuman
Sub Tema : Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 5 Menit
Jumlah Soal : 10
Bentuk/Jenis Soal : Uraian
Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran PBL, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan struktur dan unsur kebahasaan teks anekdot.
2. Menyusun teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

Jenjang
Muatan Bentuk Bobot Nomor
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Soal Butir Soal Kemampuan Kunci Jawaban
Pelajaran Soal Soal Soal
(C1-C6)
3.6 Mengidentifikasi 3.6.1 Mengidentifikasi unsur 1. Peserta didik dapat Uraian 5 1-5 1. Periksalah dan tulis dalam paragraf dan kalimat HOTS(C4) 1. Pada paragrap 2 kalimat ke 4 dan ke 5.
struktur dan kebahasaan teks anekdot mengidentifikasi struktur keberapa unsur krisis dan reaksi dalam teks anekdot 2. Saat ini banyak orang berpura-pura
kebahasaan teks 3.6.2 Mengidentifikasi struktur isi teks anekdot di atas? menunjukkan sikap ingin mencari perhatian agar
anekdot. teks anekdot 2. Peserta didik dapat 2. Kaitkan kejadian dalam teks anekdot di atas dengan HOTS(C4) dikenal baik/dermawan
3.6.3 Membandingkan menemukan ciri bahasa kondisi kehidupan! 3. Haruskah kita tertawa dengan apa yang
struktur dua teks. teksanekdot 3. Buatlah pertanyaan retoris menyangkut cerita dalam HOTS(C6) dialami Darman?
3. Peserta didik dapat teksanekdot di atas! 4. . Orang yang tidak ikhlas melakukan sesuatu pasti
4.6 Menciptakan 4.6.1 Membuat teks anekdot menjelaskan makna kata, 4. Berikan pendapatmu mengenai makna ungkapan HOTS(C5) akan terkena musibah atauganjaran.
kembali teks 4.6.2 Mempresentasikan/mem istilah, dan ungkapan yang terdapat dalam teks anekdot di atas! 5. Politisi melakukan blusukan di daerah banji,
anekdot dengan bacakan teks anekdot yang dalam teks anekdot. 5. Berilah penjelasan mengenai isi anekdot di atas! namun terhanyut (diindikasi ia tidak iklhas
memper-hatikan telah dibuat di depan HOTS(C5) melakukan blusukan)
struktur, dan kelas
kebahasaan baik
lisan maupun
tuisan.
INSTRUMEN EVALUASI

Penilaian
I. Pengetahuan
a. Teknik Penialaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian Bacalah teks anekdot di bawah ini!

POLITISI BLUSUKAN BANJIR

Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan,termasuk Darman (maaf bukan nama
sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di
sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.
Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi
perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan
dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisadiselamatkan. Dia dibawa ke
posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat
orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di
dinding: “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan! (Diadaptasi dari:
http://arje.blog.esaunggul.ac.id/anekdot-politisi-blusukan-banjir/)

Tes Uraian
HOTS/
IPK Indikator Soal Rumusan Soal Jawaban
LOTS
3.6.1 Mengidentifikasistruktur teks Peserta didik dapat HOTS(C4) 1. Periksalah dan tulisdalam 1. Pada paragrap 2kalimat ke 4
anekdot (abstrak, orientasi, mengidentifikasi paragraf dankalimat dan ke 5.
krisis,reaksi, dan koda). struktur isi teks anekdot keberapaunsur krisis dan 2. Saat ini banyak orang
reaksi dalam teks anekdot di berpura-puramenunjukkan
atas? sikapingin mencari perhatian
HOTS(C4) 2. Kaitkan kejadiandalam teks agar dikenal
anekdotdi atas dengan baik/dermawan.
kondisi kehidupan!
3.6.2 Menemukan cirikebaha- Pesertadidikdapat HOTS(C6) 3. Buatlah pertanyaan retoris 3. Haruskah kita tertawa dengan
saan teksanekdot (perta menemukan ciri menyangkut cerita dalam apa yang dialami Darman?
nyaan retoris,proses bahasa teksanekdot teksanekdot di atas!
material,dan konjungsi
temporal).
3.6.3 Menjelaskan makna kata, Peserta didik dapat HOTS(C5) 4. Berikan pendapatmu 4. Orang yang tidakikhlas
istilah, dan ungkapan menjelaskan makna mengenai makna melakukan sesuatu pasti akan
dalamteks anekdot. kata, istilah, dan ungkapan yang terkena musibah atau
ungkapan dalam teks terdapat dalam teks ganjaran.
anekdot. anekdot di atas! 5. Politisi melakukanblusukan di
5. Berilah penjelasan daerah banji, namun
HOTS(C5) mengenai isi anekdot di terhanyut (diindikasi ia tidak
atas! iklhas
melakukan blusukan)
Rubrik Penilaian Kemampuan Memahami Struktur dan Mengintepretasikan Teks Anekdot

No. Aspek Deskripsi Bobot Skor

Menemukan seluruh unsur 4


Unsur-unsur teks Menemukan 3-4 unsur 3
1.
anekdot
Menemukan 1-2 unsur 2
Menyebutkan struktur dengan lengkap, tepat dan sistematis 4
2. Struktur teksanekdot Menyebutkan struktur kurang lengkap, tepat dan sistematis 3
Menyebutkan struktur kurang lengkap, tidak tepat dan tidak sistematis 2
Menyebutkan seluruh ciri-ciri kebahasaan secara lengkap 4
3. Ciri kebahasaan Menyebutkan 3-4 ciri-ciri kebahasaan 3
Menyebutkan 1-2 ciri-ciri kebahasaan 2
Menjelaskan makna kata, istilah dan ungkapan seluruhnya 4
Kata, istilah dan Menjelaskan makna kata, istilah dan ungkapan sebagian besar 3
4.
ungkapan
Menjelaskan makna kata, istilah dan ungkapan sebagian kecil 2
Menjelaskan isi anekdot dengan tepat dengan bahasa yang santun, baik dan benar 4
5 Isi teksanekdot Menjelaskan isi anekdot kurang tepat dengan bahasa yang santun, baik dan benar 3
Menjelaskan isi anekdot kurang tepat, dengan bahasa yang kurang santun, baik dan benar
2

Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X Skor ideal = Nilai Akhir
Skor Maksimal
II. Keterampilan

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


Indikator: Peserta didik mampu membuat dan menghasilkan produk, karya, portofolio danproyek

A. Tes Praktik
Tugas membuat makalah, minimal 4 halaman secara kelompok , setiap kelompok 5 orangdengan sistematika :
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Isi/Pembahasan
4. Penutup
Rambu-rambu :
a. Makalah diketik menggunakan kertas A4, huruf Time New Roman, spasi 1,5,
b. Rubrik Penugasan
Kegiatan/Perilaku
Jumlah
No Nama Judul Orisinal Kebenaran Ketajaman Alur Kreteria
Nilai
Makalah Karya konsep Analisis Paparan
1
2
Keterangan :
Aspek yang Dinilai Uraian
Judul Singkat, padat, jelas
Urgensi masalah yang dipilih Pemilihan masalah yang kontekstual
Kebenaran konsep Kemampuan untuk menggunakan konsep sosiologi secara tepat
Ketajaman Kemampuan menguraikan masalah dengan menggunakan
konsep teori sosiologi
Alur paparan Kemampuan menggunakan logika berfikir dan bahasa yang
sesuai dengan kaidah serta komunikatif

Kriteria perilaku :

1= Sangat Kurang (nilai 1-4)


2= Kurang (nilai 5-9)
3= Sedang (nilai 10-14)
4= Baik (nilai 15-19)
5= Amat Baik (nilai 20-25)

B. Tes Proyek
Proyek
Tehnik Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : Guru Pembiombing :


Nama Proyek : Nama :
Alokasi Waktu Kelas
: :

No ASPEK SKOR (1-5)


1 PERENCANAAN :
Rancangan alat
- Alat dan Bahan : Pedoman wawancara
2 PELAKSANAAN :
Keakuratan sumber informasi
Kuantitas sumber data Analisi
data
Penarikan kesimpulan

3 LAPORAN PROYEK :
Sistematika laporan Presentasi

TOTAL SKOR
Produk
Tehnik Penilaian Produk

Mata Pelajaran : Guru Pembiombing :


Nama Produk : Nama :
Alokasi Waktu Kelas
: :

No TAHAPAN SKOR( 1-5)


1 Tahap perencanaan Bahan
2 Tahap proses Pembuatan : Persiapan alat
dan bahan
Teknik pengolahan
3 Tahap Akhir Bentuk
Inovasi

C. Portofolio

Mata Pelajaran : Guru PembimbingNama Kelas :


Alokasi Waktu : :
:
No Waktu Jenis Tugas Kriteria Catatan Tindak Lanjut
Guru

Penilaian Ketrampilan

Mata Pelajaran :
Nama Produk :
Alokasi Waktu :
Nama :
Kelas :

No. Komponen Skor (1-4)


1. Penguasaan Materi Kemampuan
konseptualisasi Kemampuan
menjelaskan
Kemampuan berargumentasi
2. Penyajian
Sistematika
Penyajian
Visualisasi
3 Komunikasi Verbal
Penggunaan Verbal
Intonasi dan Tempo

Total Skor
Aspek yang Penilaian
dinilai
1 2 3 4
Penguasaan Materi Kemampuan Kemampuan Penguasan materi tentang Penguasan materi tentang
konseptualisasi, konseptualisasi, kemampuan konseptualisasi, kemampuan konseptualisasi,
menjelaskan menjelaskan
dan dan Menjelasan dan Menjelasan dan
berargumentasi berargumentasi berargumentasi bagus berargumentasi
sangat tidak tidak tapi belum terarah bagus dan sudah
menguasai menguasai terarah
Penyajian Sistematika Sistematika Penyajian materi yang Penyajian materi
penyajian dan penyajian dan tersistematis dan yang tersistematis
visualisasi visualisasi visualisasi bagus tetapi dan visualisasi bagus
sangat tidak sangat tersaji belum menemukan dan konsepnya jelas
tersaji konsep yang jelas
Komunikasi Penggunaan Penggunaan Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa
Verbal bahasa verbal, bahasa verbal, verbal, intonasi dan verbal, intonasi dan
intonasi dan intonasi dan temponya sudah baik temponya sudah baik
temponya temponya tidak tapi belum dan menggunakan
sangat tidak baik menggunakan ejaan ejaan yang benar
baik yang benar

SOAL REMEDIAL :

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis sekolah : SMK Negeri 1 Rongga


Jumlah soal : 10 Butir Soal
Mata pelajaran : BAHASA INDONESIA
Bentuk soal/tes : Pilihan Berganda
Alokasi waktu : 30 menit

HOTS/
IPK Rumusan Soal Jawaban
LOTS
3.6.1 HOTS 1. Seorang terpidana mati ditanya oleh petugas pelaksana eksekusi, “Apakah keinginan terakhir E
Mengidentifi (C4) Anda?”Sang terpidana menjawab, “Saya hanya berharap agar hukuman ini bisa menjadi pelajaran bagi
saya dan bisa membuat saya jera melakukan kejahatan lagi di masa yang akan datang.”
kasi struktur
Diceritakan ulang dari: Ajis Megap-Megap, Humor Iwak Peyek ngekek sampektuwek, Jakarta Selatan,
teks anekdot Citra Media Pustaka, 2012.
(abstrak, Anekdot tersebut mengandung amanat ….
A. Sering-seringlah bertanya.
orientasi,
B. Selalu berpikirlah tentang masa depan.
krisis, reaksi,
C. Optimistis merupakan sikap yang baik.
dan koda). D. Hargailah keinginan orang lain.
E. Belajarlah dari kesalahan yang pernah dilakukan.
3.6.2 HOTS 2. Seorang dokter muda masuk ke dalam ruang operasi di salah satu rumah sakit. Di ruang tersebut, B
Menemukan ia mendapati seorang pasien berwajah pucat karena takut dioperasi.
(C4) Dokter bertanya kepada pasien, “Apa yang sedang Anda rasakan?” Pasien menjawab, “Saya merasa
ciri
sangat takut, Dok!”
kebahasaan Dokter berkata, “Apa yang Anda rasakan saat ini sama dengan apa yang sedangsaya rasakan. Kita sama-
teks sama baru masuk ke ruangan ini untuk yang pertama kalinya.”
Diceritakan ulang dari: Ajis Megap-Megap, Humor Iwak Peyek ngekek sampektuwek, Jakarta
anekdot (p Selatan, Citra Media Pustaka, 2012
ertanyaan Humor dalam anekdot tersebut terletak pada ….
retoris, proses A. Rasa takut yang dialami oleh pasien.
material, dan B. Rasa takut yang dialami oleh dokter.
C. Dokter dan pasien sama-sama takut.
konjungsi
D. Ruangan operasi yang menakutkan.
temporal). D. Operasi akan segera berlangsung
3.6.3 HOTS 3. Di sebuah kantor, bos sangat marah kepada sekertaris barunya karena diamengabaikan setiap B
Menjelaskanmakna (C5) telepon yang bordering. ‘….,” katanya kesal. “Baiklah,” jawabnya, “tetapi rasanya jadi konyol. 9
kata, istilah, dari 10 telepon yangmasuk adalah untuk Anda!”
Diceritakan ulang dari: Ajis Megap-Megap, Humor Iwak Peyek ngekeksampek tuwek, Jakarta Selatan,
dan Citra Media Pustaka, 2012
ungkapan dalam Bagian rumpang tersebut dapat diisi dengan kalimat….
teks A. Silakan anda masuk!
anekdot.
B. Anda harus menjawab telepon!
C. Anda harus lebih rajin!
D. Ketuk pintu dulu sebelum masuk!
E. Biarkan telepon itu bordering!

HOTS Konon otak orang Indonesia sangat digemari dan jadi rebutan di antara calon penerima donor otak manusia. C
(C5) Di bursa pasar gelap, harga otak manusia Indonesiadikabarkan paling tinggi. Setiap ada persediaan hampir bisa
dipastikan langsung laku terjual.
Orang-orang pun heran. Mengapa bukan otak orang Yahudi yang terkenal cerdas-cerdas itu yang
diburu? Mengapa bukan otak orang-orang Jepang, yang tersohor memiliki kemampuan tinggi dalam bidang
teknologi, yang diperebutkan? Atau, mengapa tidak otak orang Cina yang sudah dikenal luas lihai berbisnis?
Mengapa justru otak orang Indonesia?
Setelah dilakukan semacam penelitian, ternyata persepsi para penerima donor otak dalam menentukan
pilihan bukan pada standar umum seperti asumsi di atas. Jawab mereka: “Habis, otak orang Indonesia rata-rata
masih mulus. Soalnya jarangdipakai!”
Sumber: Koleksi Putu Widjaya, Kompas Online – Senin, 9 Desember 1996
4. Menurut anekdot di atas, mengapa otak orang Indonesia diburu oleh calon penerima donor otak?
A. Karena otak orang Indonesia cerdas-cerdas.
B. Karena otak orang Indonesia seperti otak orang Cina.
C. Karena otak orang Indonesia mulus, jarang dipakai.
D. Karena orang Indonesia rajin memelihara otaknya.
E. Karena orang Indonesia rajin belajar.

HOTS 5. Aspek kelucuan dan sekaligus sindiran pada teks anekdot di atas adalah… D
(C4) A. Otak orang Indonesia jadi rebutan calon penerima donor otak manusia.
B. Otak orang Cina dikenal luas lihai berbisnis.
C. Otak orang Yahudi terkenal cerdas.
D. Otak orang Indonesia rata-rata masih mulus karena jarang dipakai.
E. Otak orang Jepang tersohor memiliki kemampuan tinggi dalam bidangteknologi
HOTS 6. Maksud dari sindiran dalam anekdot di atas adalah ... C
(C5) A. Orang Indonesia rajin berpikir.
B. Orang Indonesia rajin merawat otak.
C. Orang Indonesia malas berpikir.
D. Orang Indonesia rajin belajar.
E. Orang Indonesia malas bekerja.
HOTS 7. Amanat yang tersirat dalam teks anekdot di atas adalah …
(C5) A
A. Kita harus mengasah pikiran kita agar menjadi negara yang maju.
B. Rajinlah bekerja
C. Tinggalkan sifat malas.
D. Seharusnya kita malu dengan negara lain
E. Kita harus rajin bekerja dan belajar dari negara lain.

HOTS Perhatikan peristiwa-peristiwa yang dapat dikembangkan untuk menulis anekdotberikut ini, untuk menjawab D
(C4) soal nomor 8 s.d. 10!
1) Suatu hari Si Otong berjalan-jalan di taman kota.
2) Si Otong membaca tulisan “Fasilitas bersama mari kita jaga!”
3) Si Otong mengambil baut sebuah bangku taman yang terbuat dari besi.
4) Polisi pamong praja mengetahui perbuatan Otong dan menegurnya.
5) Terbukti Si Otong sudah mampu mengumpulkan baut satu kantung kresekyang diambil dari
fasilitas umum krisis
6) Si Otong kaget ketiga ditegur polisi pamong praja dan mengatakan, “Di situada tulisan itu Pak!
Jadi saya berusaha mengamankan baut yang mau lepas Pak!”
7) Polisi geram mendengar jawaban Otong
8) Polisi menggelendeng Otong ke mobil keamanan.
8. Struktur reaksi dalam anekdot dapat dikembangkan dengan peristiwa ...
A.1 dan 2
B. 3 dan 4
C. 4 dan 5
D. 6 dan 7
E. 7 dan 8
HOTS 9. Struktur orientasi dalam anekdot dapat dikembangkan dengan peristiwa ... B
(C5) A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 5 dan 6
E. 7 dan 8
HOTS 10. Judul yang sesuai untuk anekdot yang dikembangkan dari peristiwa-peristiwadi atas adalah ... E
(C5) A. Menjaga Fasilitas Umum
B. Berjalan-Jalan di Taman kota
C. Memanfaatkan Fasilitas Umum
D. Si Otong dan Polisi Pamong Praja
E. Baut Si Otong
CONTOH PROGRAM REMIDIAL

Nama Sekolah : SMKN 1 Rongga


Kelas/Semester : X / I (Ganjil)
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Ulangan Harian Ke 4
Bentuk Ulangan Harian : Pilihan Ganda dan Uraian
Materi Ulangan Harian : Teks Anekdot

Kompetensi Dasar :

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.


4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur, dan kebahasaan baiklisan maupun tulis

Indikator Pencapaian Kompetensi :


3.6.1 Memeriksa struktur isi teks anekdot (abstrak, orientasi, krisis, respon, dan koda) (C4)
3.6.2 Menelaah ciri kebahasaan teks anekdot (pertanyaan retoris, proses material, dan konjungsi temporal). (C4)
3.6.3 Menganalisis makna kata, istilah, dan ungkapan dalam teks anekdot. (C4)
4.6.1 Membuat teks anekdot sesuai dengan struktur isi teks anekdot dan kebahasaan. (C6)
4.6.2 Menyusun kembali teks anekdot dengan memperhatikan memperhatikan struktur, dankebahasaan baik lisan maupun tulis. (C6)

KKM 75

Nama Peserta Nilai Indikator yang Bentuk Tindakan Nilai Setelah


No Ket
Didik Ulangan Belum Dikuasai Remedial Remedial
1
2

Pengayaan :
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (KriteriaKetuntasan Minimal). Guru
memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
 Membaca buku-buku tentang Struktur isi teks anekdot

Mengetahui, Bandung Barat, September 2022


Kepala SMKN 1 Rongga Guru Mata Pelajaran

Kankan Sukanda, S.Pd.I, M. Pd Asep Kusnadi Permana, S. Pd.


NIP 197812262009021001 NIP 197611142014121003

Anda mungkin juga menyukai