Anda di halaman 1dari 32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cepu


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Anekdot
Sub Materi : Menyusun teks anekdot
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi
permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang Maha
Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kopetensi
3.6 Menganalisis struktur dan 3.6.1 Menganalisis struktur teks anekdot. (C4)
kebahasaan teks anekdot. 3.6.2 Menganalisis kebahasaan teks anekdot. (C4)

4.6 Menciptakan kembali teks 4.6.1 Menyusun kerangka teks anekdot (C6)
anekdot dengan memerhatikan 4.6.2 Menyusun teks anekdot sesuai dengan struktur dan
struktur, dan kebahasaan baik kebahasaan teks anekdot. (C6)
lisan maupun tulis 4.6.3 Mendemonstrasikan teks anekdot dengan intonasi
dan ekspresi yang tepat serta saling memberikan
komentar. (C3)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui model pembelajaran Discovery Learning (C), peserta didik (A) dapat
menganalisis struktur teks anekdot (B) dengan kritis, gotong royong, dan bertanggung
jawab. (D) (TPACK, Critical Thinking, C4)
2. Melalui pendekatan pembelajaran Discovery Learning (C), peserta didik (A) dapat
menganalisis kaidah kebahasaan teks anekdot (B) dengan kritis, gotong royong, dan
bertanggung jawab. (D) (TPACK, Critical Thinking, C4)
3. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (C), peserta didik (A) dapat
menyusun kerangka teks anekdot (B) dengan kritis, gotong royong, dan bertanggung
jawab. (D) (TPACK, Critical Thinking, C6)
4. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (C), peserta didik dapat (A)
menyusun teks anekdot sesuai dengan struktur dan kebahasaan teks anekdot (B) dengan
dengan kritis, gotong royong, dan bertanggung jawab. (D) (TPACK, Critical Thinking,
C6)
5. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (C), peserta didik (A) dapat
mendemonstrasikan teks anekdot dengan intonasi dan ekspresi yang tepat serta saling
memberikan komentar (B) dengan dengan kritis, gotong royong, dan bertanggung jawab.
(D) (TPACK, Critical Thinking, C3)

D. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berakhlak mulia
3. Rasa ingin tahu
4. Bekerja sama
5. Bernalar kritis
6. Bertanggung jawab

E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Pembelajaran Regular
a. Faktual : teks anekdot
b. Konseptual : struktur dan kebahasaan teks anekdot
c. Prosedural : menyusun teks anekdot sesuai dengan struktur dan kebahasaan
teks anekdot
d. Metakognitif : peserta didik dapat menganalisis struktur, kebahasaan, dan
menyusun teks anekdot sesuai dengan struktur dan kebahasaan teks anekdot
2. Materi Pembelajaran Remedial
a. Mengulang kembali materi teks anekdot yang sudah dipelajari sebelumnya dan
disesuaikan dengan materi yang belum dipahami oleh peserta didik.
b. Memberikan latihan soal terkait dengan materi yang belum dipahami peserta didik.
c. Bimbingan perorangan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya.

3. Materi Pembelajaran Pengayaan


a. Perluasan/pendalaman materi teks anekdot dengan tingkat kesulitan yang lebih
tinggi.
b. Mengerjakan latihan soal teks anekdot.

F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pertemuan ke-1),
Problem Based Learning (Pertemuan ke-2)
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok, kunjung karya, presentasi,
dan tanya jawab

G. MEDIA, ALAT, DAN BAHAN


1. Media
a. Teks anekdot Aksi Maling Tertangkap CCTV
b. Teks anekdot Ikan dan Kucing
c. Teks anekdot Jangan Bilang Siapa pun
d. Teks anekdot Makan di Perpustakaan
e. Power Point

2. Alat
a. Laptop
b. Proyektor
c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
d. Spidol
e. Penghapus
f. Pulpen
g. Bola kertas (Bola Masalah)

3. Bahan
a. Teks anekdot
b. Bahan ajar materi teks anekdot
H. SUMBER BELAJAR
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2. Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Komariah, Pipit Dwi. 2022. Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
4. Gumilar, Sefi Indra dan Fadillah Tria Aulia. 2021. Buku Siswa Cerdas Cergas
Berbahasa dan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
5. Gumilar, Sefi Indra dan Fadillah Tria Aulia. 2021. Buku Guru Cerdas Cergas Berbahasa
dan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud
6. Internet

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
PPK,
Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Literasi, 4C,
Waktu
HOTS
Pendahuluan 1. Pendidik memberi salam kepada peserta didik Religius 10 menit
sebelum untuk memulai pembelajaran.
2. Peserta didik menjawab salam dan/atau berdoa
Berakhlak
untuk memulai pembelajaran.
3. Pendidik mempresensi dan meminta peserta mulia
didik menyiapkan diri untuk memulai
pembelajaran.
Rasa ingin tahu
4. Peserta didik menjawab kehadiran dan
mempersiapkan diri untuk memulai
pembelajaran.
5. Peserta didik bertanya jawab dengan pendidik
Berakhlak
mengenai keterkaitan materi yang akan
dipelajari dengan pengalaman peserta didik saat mulia
mempelajari materi sebelumnya.
6. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran.
7. Peserta didik memerhatikan tujuan dan manfaat
pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik.
Inti Tahap 1 Pemberian Rangsangan/Stimulus Bekerja sama, 10 menit
1. Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok, satu bernalar kritis,
kelompok terdiri atas 7-8 peserta didik.
dan
2. Pendidik menampilkan teks anekdot Aksi
Maling Tertangkap CCTV dan Ikan dan bertanggung
Kucing. jawab.
3. Peserta didik membaca contoh teks anekdot
Aksi Maling Tertangkap CCTV yang
ditampilkan oleh pendidik pada slide
powerpoint.
4. Peserta didik bersama pendidik bertanya jawab
tentang struktur dan kebahasaan teks anekdot
dari teks yang ditampilkan.
5. Peserta didik mendapatkan pendalaman materi
dari guru berdasarkan teks anekdot yang telah
disimak dan dipahami.

Tahap 2 Identifikasi Masalah


1. Peserta didik bersama anggota kelompoknya 10 menit
mendapatkan teks anekdot dari pendidik.
2. Semua kelompok mendapatkan teks anekdot
yang judulnya sama dari pendidik yaitu Jangan
Bilang Siapa pun.
3. Pendidik memberikan LKPD kepada setiap
15 menit
kelompok.
4. Pendidik memberikan instruksi pengerjaan
LKPD.
5. Peserta didik secara berkelompok menganalisis
struktur dan kebahasaan teks anekdot.

Tahap 3 Pengumpulan Data


1. Peserta didik bersama anggota kelompoknya
mengumpulkan jawaban menganalisis struktur
dan kebahasaan teks anekdot.
2. Peserta didik mendapat bimbingan dari guru
selama mengumpulkan jawaban mengenai
menganalisis struktur dan kebahasaan teks
anekdot.

Tahap 4 Pengolahan Data


1. Peserta didik bersama anggota kelompoknya 15 menit
menuliskan hasil menganalisis struktur dan
kebahasaan teks anekdot pada LKPD.
Tahap 5 Pembuktian
1. Setiap kelompok dibagi menjadi dua tim kecil,
ada tim ahli dan ada tim penilai.
2. Tim ahli tugasnya mempresentasikan setiap
ada kelompok lain yang berkunjung.
3. Tim penilai bertugas menilai tim kelompok lain 15 menit
dengan cara berkunjung ke setiap kelompok.
4. Peserta didik bersama anggota kelompoknya
mempresentasikan hasil menganalisis struktur
dan kebahasaan teks anekdot.

Tahap 6 Menarik Simpulan


1. Peserta didik mendapat penguatan dari
pendidik dan evaluasi terhadap hasil kerja
kelompoknya.
2. Peserta didik mengumpulkan LKPD.

Evaluasi/ Penilaian Individu


1. Peserta didik menerima dan mengerjakan soal
tentang analisis struktur dan kebahasaan teks
anekdot secara individu.
2. Pendidik memberikan penilaian/evaluasi dan
penguatan materi.
Penutup 1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi Berakhlak 15 menit
pembelajaran. mulia dan rasa
2. Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran
ingin tahu.
yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya.
3. Peserta didik mendapatkan pengarahan terkait
dengan pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
4. Pendidik menutup kegiatan belajar mengajar
dengan salam/doa.

Pertemuan Kedua
PPK,
Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Literasi,
Waktu
4C, HOTS
Pendahuluan 1. Pendidik memberi salam kepada peserta didik Religius 10 menit
sebelum untuk memulai pembelajaran.
2. Peserta didik menjawab salam dan/atau berdoa Berakhlak
untuk memulai pembelajaran. mulia
3. Pendidik mempresensi dan meminta peserta
didik menyiapkan diri untuk memulai
pembelajaran. Rasa ingin
4. Peserta didik menjawab kehadiran dan tahu
mempersiapkan diri untuk memulai
pembelajaran.
5. Peserta didik bertanya jawab dengan pendidik
mengenai keterkaitan materi yang akan Berakhlak
dipelajari dengan pengalaman peserta didik saat
mulia
mempelajari materi sebelumnya.
6. Pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran.
7. Peserta didik memerhatikan tujuan dan manfaat
pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik.
Inti Tahap 1 Orientasi Masalah Bekerja 15 menit
1. Pendidik menampilkan teks anekdot Makan di sama,
Perpustakaan.
2. Peserta didik membaca contoh teks anekdot bernalar
Makan di Perpustakaan yang ditampilkan oleh kritis, dan
pendidik pada slide powerpoint.
3. Peserta didik bersama pendidik bertanya jawab bertanggung
tentang langkah-langkah merumuskan kerangka jawab.
teks anekdot sampai pada menyusun teks
anekdot secara utuh sesuai struktur dan kaidah 20 menit
kebahasaan teks anekdot.
4. Peserta didik mendapatkan pendalaman materi
dari pendidik berdasarkan teks anekdot yang
telah disimak dan dipahami.
5. Pendidik memantik pengetahuan/ membangun
konsep peserta didik dengan sebuah bola kerta
yang disebut Bola Masalah.
6. Bola tersebut akan dioper ke setiap peserta didik
sambil bernyanyi Balonku Ada Lima. S
7. Setiap peserta didik yang terkena bola berakhir
pada lirik “Dor” bertugas menuliskan satu
kata/frasa tentang permasalahan di sekitar atau 15 menit
yang menjadi perbincangan terkini di papan
tulis.
8. Dari permasalahan yang telah ditulis oleh
peserta didik di papan tulis, peserta didik
memilih satu permasalahan untuk dijadikan
15 menit
tema yang akan disusun menjadi teks anekdot.
Tahap 2 Pengorganisasian Masalah
1. Peserta didik secara individu memilih
permasalahan yang dijadikan tema untuk
disusun menjadi teks anekdot.
2. Pendidik memberikan LKPD kepada setiap
peserta didik.
3. Peserta didik menyusun kerangka teks anekdot 5 menit
berdasarkan tema yang didapat dari
permasalahan yang dipilih.

Tahap 3 Membimbing Penyelidikan Individu


maupun Kelompok
1. Setelah kerangka teks terususn, peserta didik
menyusun teks anekdot sesuai struktur dan
kebahasaan teks anekdot di LKPD yang telah
disediakan oleh guru.

Tahap 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil


Karya
1. Pendidik membimbing peserta didik selama
menyusun kerangka sampai menjadi teks
anekdot utuh sesuai struktur dan kebahasaan
teks anekdot.
2. Perwakilan peserta didik memaparkan hasilnya
dalam menyusun kerangka sampai menyusun
teks anekdot utuh sesuai struktur dan
kebahasaan anekdot.

Tahap 5 Menganalisis dan Evaluasi Pemecahan


Masalah
1. Peserta didik mendapat penguatan dan evaluasi
terhadap hasil kerjanya.
2. Peserta didik mengumpulkan LKPD.
Penutup 1. Peserta didik bersama pendidik melakukan Berakhlak 15 menit
refleksi pembelajaran. mulia dan
2. Peserta didik diberi tugas individu untuk
rasa ingin
membuat rekaman video berdasarkan anekdot
yang telah dibuat kemudian diunggah ke akun tahu.
Instagram kelas. Masing-masing peserta didik
saling mengomentari lewat kolom komentar
yang ada di Instagram.
3. Pendidik menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya.
4. Peserta didik mendapatkan pengarahan terkait
dengan pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
5. Pendidik menutup kegiatan belajar mengajar
dengan salam/doa.

J. PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Istrumenn Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Terlampir Saat awal Pengamatan sikap selama
pembelajaran,
proses pembelajaran
selama
pembelajaran, berlangsung.
dan setelah
pembelajaran.
2. Sikap Sosial
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Istrumenn Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Terlampir Saat awal Pengamatan sikap selama
pembelajaran,
proses pembelajaran
selama
pembelajaran, berlangsung.
dan setelah
pembelajaran.

3. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Istrumenn Instrumen Pelaksanaan
1. Penugasan Soal uraian Terlampir Saat proses Penilaian dan pencapaian
pembelajaran
pembelajaran.
dan setelah
pembelajaran.

4. Keterampilan
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Istrumenn Instrumen Pelaksanaan
1. Produk LKPD Terlampir Saat proses Penilaian dan pencapaian
pembelajaran
pembelajaran.
dan setelah
pembelajaran.

K. TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN


1. Remedial
Peserta didik yang belum mencapai nilai KKM diberikan tes remidial dalam bentuk
tugas dengan bimbingan tutor sebaya.
2. Pengayaan
Peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM akan diberikan pengetahuan tambahan
atau pendalaman materi. Peserta didik tersebut juga bisa menjadi tutor bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM.

Cepu, September 2022


Mengetahui
Plt. Kepala SMA Negeri 1 Cepu Guru Mata Pelajaran

Drs. M. Ali Rozaq, M.Pd.I Eki Putranto Wibowo, S.Pd.


NIP. 19660202 199003 1 011 NIP. -
A. Pengertian dan Ciri-Ciri Teks Anekdot

1. Pengertian Teks Anekdot


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot adalah cerita singkat yang
menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau
terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Orang-orang penting yang
diceritakan dalam anekdot bermacam-macam, seperti tokoh politik, sosial, dan
agama. Sementara itu, peristiwa yang diceritakan dalam sebuah anekdot
merupakan peristiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seiring
perkembangan zaman, anekdot sering digunakan untuk menceritakan tokoh
dan peristiwa fiktif.
Anekdot mengandung humor. Humor dalam anekdot dibentuk dengan
kelucuan atau kekonyolan tokoh. Tindakan ataupun ucapan tokoh
menimbulkan humor karena adanya peristiwa ganjil yang mendasarinya.
Humor juga dapat diciptakan melalui permainan kata, makna, ataupun
pelesetan terhadap suatu kata ataupun frasa.
Humor dalam anekdot tidak hanya bersifat menghibur. Biasanya, dalam
humor suatu anekdot terdapat kritik atau sindirian yang disampaikan secara
halus dalam cerita. Bagian penyampaian kritik ataupun humor dalam anekdot
dapat ditemui pada bagian krisis dan reaksi. Pada kedua bagian itulah, biasanya
amanat juga disampaikan oleh penulis anekdot.
Sifat anekdot yang dikemas dalam cerita humor sangat tepat sebagai
sarana penyampaian kritik terhadap suatu kebijakan atau masalah sosial yang
terjadi. Sindiran yang disampaikan dalam cerita humor membuat pihak yang
dikritik cenderung tidak marah. Meskipun demikian, pihak yang dikritik
biasanya menyadari arah kritikan tersebut sehingga dapat melakukan
perubahan-perubahan dalam kebijakannya. Selain mengkritik, anekdot
bertujuan untuk menyampaikan nasihat. Nasihat dalam teks anekdot dikemas
dalam bentuk humor melalui pesan tersirat.

2. Ciri-Ciri Teks Anekdot


a. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot
berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.
b. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya
merasa terhibur dengan kelucuan yang ada di dalam teks.
c. Bersifat menyindir, artinya isi dalam teks anekdot terkadang menyindir
sebagian kelompok tertentu.
d. Menceritakan orang penting, seperti pejabat ataupun tokoh terkenal,
tetapi bisa juga menceritakan orang biasa.
e. Memiliki tujuan tertentu.
f. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng. Menceritakan
karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan
realistis.

B. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot


1. Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot
Anekdot memiliki struktur teks yang yang membedakannya dengan teks
lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi ^ orientasi ^ krisis ^ reaksi ^
koda.
1. Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau
gambaran umum tentang isi suatu teks.
2. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu
krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab
timbulnya krisis.
3. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot.
Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan
mengundang tawa.
4. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan
sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau
menertawakan.
5. Koda merupakan penutup atau simpulan sebagai pertanda berakhirnya
cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun
penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini
biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah.
Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak ada.

Dalam sumber lain menyebutkan bahwa suatu anekdot dibentuk oleh


orientasi, komplikasi, dan evaluasi.
1. Orientasi adalah bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau
karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa, kapan, di
mana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang masalah yang
akan dihadapi tokoh.
Contoh:
Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-
satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang,
liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-
orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari
alasan.
2. Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis
menyampaikan puncak cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan
terhadap topik yang diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan
reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian yang berisi kekonyolan
yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas
krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat
berupa sikap mencela atau menertawakan.
Contoh:
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
“Cerdas!”
3. Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang
telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian
ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada.
Contoh:
Anak saya itu memang jarang liburan.

1. Menganalisis Kebahasaan Teks Anekdot


Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur kebahasaan yang khas yaitu:
(a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu;
(b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan
jawaban;
(c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan
waktu seperti kemudian, dan lalu;
(d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan
sebagainya;
(e) menggunakan imperative sentece (kalimat perintah);
(f) menggunakan (kalimat seru).
Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk drama atau dialog,
penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Contoh analisis kaidah kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi.

C. Menyusun Teks Anekdot


Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih
dulu. Hal tersebut adalah tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola
penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk
belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot
agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri.
MEDIA PEMBELAJARAN

Teks 1

Aksi Maling Tertangkap CCTV

Seorang warga melapor kemalingan.


Pelapor : “Pak saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...”
Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat
dengan jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya).

Teks 2

Ikan dan Kucing

Ketika memiliki uang cukup banyak, Nasrudin membeli ikan di pasar


dan membawanya ke rumah. Ketika istrinya melihat ikan yang banyak itu,
ia berpikir, “Oh, sudah lama aku tidak mengundang teman-temanku makan
di sini.”
Ketika malam itu Nasrudin pulang kembali, ia berharap ikannya sudah
dimasakkan untuknya. Alangkah kecewanya ia melihat ikan-ikannya itu
sudah habis, tinggal duri-durinya saja.
“Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak itu?”
Istrinya menjawab, “Kucingmu itu, tentu saja. Mengapa kau pelihara
juga kucing yang nakal dan rakus itu!”
Nasrudin pun makan malam dengan seadanya saja. Setelah makan,
tipanggilnya kucingnya, dibawanya ke kedai terdekat, diangkatnya ke
timbangan, dan ditimbangnya. Lalu. Ia pulang ke rumah dan berkata cukup
keras.
“Ikanku tadi dua kilo beratnya. Yang barusan aku timbang ini juga dua
kilo. Kalau kucingku dua kilo, mana ikannya? Kalau dua kilo ini adalah ikan,
mana kucingnya?”
Teks 3

Jangan Bilang Siapa Pun

Alkisah seorang pejabat yang korup sedang mengisi akhir pekan dengan memancing di
sebuah sungai besar. Saking asyiknya memancing, si pejabat tidak sadar bahwa air sungai itu
meluap dan terjadilah banjir besar.
Singkat cerita, si pejabat pun hanyut terbawa arus. Selama hanyut rupanya dia tak sadarkan
diri. Ketika dia tersadar, dia telah berada di rumah seorang warga. Rupanya warga itulah yang
menolong si pejabat. Karena merasa berutang budi, si pejabat ingin berterima kasih kepada
warga yang telah menolongnya.
“Kamu tahu tidak saya ini siapa?” tanya si pejabat.
“Tidak. Akan tetapi, wajah Bapak sepertinya sudah tidak asing lagi buat saya. Memangnya
Bapak siapa?” si warga malah balik bertanya.
“Aku ini seorang pejabat negara.” Kali ini warga tersebut baru ingat bahwa wajah orang yang
dia tolong sering muncul di televisi.
“Karena kamu sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja yang kamu mau. Ayo, katakan
saja keinginanmu, pasti aku penuhi!” kata si pejabat.
“Kalau begitu, saya punya satu permintaan.”
“Katakan saja!”
“Tolong Bapak jangan bilang kepada siapa pun bahwa saya yang menolong Bapak saat itu!”

Teks 4

Makan di Perpustakaan

Suatu hari di sebuah perpustakaan sekolah, seorang siswa bernama Marsela duduk
memperhatikan seisi pepustakan.

Marsela mengeluarkan makanan dari kantong kresek lusuh yang dibawanya. Saat
sendok berada di hadapannya tinggal melahap, kemudian dihentikan oleh Petugas
Perpustakaan,”Nduk, jangan makan di ruangan perpustakaan ya!”
Seketika Marsela tidak jadi makan. Dengan posisi mulut yang masih menganga, dia menjawab
perintah dari petugas perpustakaan tersebut, ”Baik, Pak.”
Kemudian datang seorang guru yang akrab dipanggil Pak Eki. Marsela
menghampirinya, “Pak, makan di ruang perpustakaan nggak boleh ya?”
“Ya jelas nggak boleh dong, Mar. Ini kan perpustakaan tempat membaca, bukan tempat
makan,” jawab Pak Eki.
“La itu Pak Eki kok bawa makanan? Berarti kalau mau makan di perpustakaan harus
jadi guru dulu ya Pak?” canda Marsela.
“Loh, iya ya. Saya kok bawa makanan ya? Hehehe… Maaf ya Marsela,” jawab Pak Eki
dengan salah tingkah.
Mereka pun melanjutkan perbincangan tentang masalah pelajaran Bahasa Indonesia di
perpustakaan.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 1

Kelas : ……………………………….
Nama kelompok : ……………………………….
Nama anggota : 1. ……………………………….
2. ……………………………….
3. ……………………………….
4. ……………………………….
5. ……………………………….
6. ……………………………….
7. ……………………………….

A. Tujuan Pembelajaran (KD Pengetahuan)


1. Dengan membaca teks Jangan Bilang Siapa Pun, peserta didik dapat menguraikan
bagian-bagian struktur teks anekdot dengan memiliki sikap bekerja sama, bernalar
kritis, dan bertanggung jawab.
2. Dengan membaca teks Jangan Bilang Siapa Pun, peserta didik dapat menguraikan
bagian-bagian struktur teks anekdot dengan memiliki sikap bekerja sama, bernalar
kritis, dan bertanggung jawab.

B. Petunjuk Kerja
1. Bacalah teks anekdot yang berjudul Jangan Bilang Siapa Pun!
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban pada tabel yang telah tersedia!
3. Diskusikan bersama teman kelompok!
4. Jika ada kendala, kalian dapat bertanya kepada guru.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Uraikanlah bagian-bagian struktur teks anekdot tersebut!
No. Bagian-Bagian Struktur Isi
a. Abstraksi
b. Orientasi

c. Komplikasi

d. Resolusi

5. Koda

2. Analisislah kebahasaan teks anekdot tersebut!


No. Aspek Jawaban
a. Kalimat lampau

b. Kalimat retoris

c. Konjungsi urutan waktu

d. Kata kerja aksi

e. Kalimat perintah

f. Kalimat seru

Selamat mengerjakan semoga sukses


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 2
MERUMUSKAN KERANGKA DAN MENYUSUN TEKS ANEKDOT
SECARA UTUH SESUAI STRUKTUR DAN KEBAHASAAN

Nama : ……………………………….
Nomor urut : ……………………………….
Kelas : ……………………………….

A. Tujuan Pembelajaran (KD Keterampilan)


1. Dengan menentukan masalah, peserta didik dapat merumuskan kerangka teks anekdot
dengan memiliki sikap bekerja sama, bernalar kritis, dan bertanggung jawab.
2. Dengan menentukan masalah, peserta didik dapat menyusun teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan teks dengan memiliki sikap mandiri, bernalar
kritis, dan bertanggung jawab.
3. Dengan menentukan masalah, peserta didik dapat menceritakan kembali teks anekdot
yang telah dibuatnya dengan memiliki sikap mandiri, bernalar kritis, dan bertanggung
jawab.

B. Petunjuk Kerja
1. Tentukan masalah yang akan kalian angkat menjadi topik/tema teks anekdot!
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban pada tabel yang telah tersedia!
3. Diskusikan bersama teman kelompok!
4. Jika ada kendala, kalian dapat bertanya kepada guru.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Uraikanlah bagian-bagian struktur teks anekdot tersebut!
No. Aspek Isi
a. Tema
b. Kritik
c. Humor/kelucuan
d. Tokoh
e. Struktur 1. Abstraksi

2. Orientasi

3. Krisis

4. Reaksi

5. Koda

Selamat mengerjakan semoga sukses


Lampiran
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

TEKS ANEKDOT

Mata Pelajaran : Guru Pembimbing :


Nama Produk : Nama :
Alokasi Waktu : Kelas :

Selamat mengerjakan
INSTRUMEN PENILAIAN

A. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL


Penilaian sikap spiritual berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru.
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

Mata Pelajaran : ……………………………………….


Kelas/Semester : ……………………………………….
Topik/Subtopik : ……………………………………….
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku sikap beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sebagai wujud mensyukuri anugerah Tuhan selama
mengikuti proses pembelajaran.

No Nama Siswa SB B C K Keterangan


1
2
3
dst

Kolom sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
100 = sangat baik 75 = baik 50 = cukup 25 = kurang

B. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL


Penilaian sikap sosial berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru.

LEMBAR PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : ……………………………………….


Kelas/Semester : ……………………………………….
Topik/Subtopik : ……………………………………….
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku sikap 1, sikap 2, sikap 3, sikap 4, dan
sikap 5 sebagai wujud kemampuan menyelesaikan suatu tugas atau
tanggung jawab.

Sikap Sikap Sikap Sikap Sikap Keterangan


No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1
2
3
dst

Keterangan sikap:
1. Berakhlak mulia
2. Rasa ingin tahu
3. Bekerja sama
4. Bernalar kritis
5. Bertanggung jawab
Kolom sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
101 = sangat baik 75 = baik 50 = cukup 25 = kurang

C. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN


1) Kisi-Kisi Soal Penilaian Pengetahuan
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Bentuk Soal Level
(KD) Kompetensi (IPK) Kognitif
3.6 Menganalisis 3.6.1 Menganalisis struktur Penugasan C4
struktur dan kebahasaan teks anekdot yang
terdiri atas orientasi,
teks anekdot.
komplikasi, dan
evaluasi.
3.6.2 Menganalisis kaidah
kebahasaan teks
anekdot yang terdiri
atas pertanyaan
retoris dan majas
sindiran (ironi,
sinisme, sarkasme),
dan kata kerja
material.

2) Pedoman Penskoran Penilaian Pengetahuan


a. Teknik Penialaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian

Bacalah teks anekdot di bawah ini!

Cara Keledai Membaca Buku

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin


seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur
Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu
agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak
sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai
itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai
itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka
hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara,
Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera
mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu
menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka
sampulnya.
Keledai menatap buku itu, kemudian sangat ajaib! Tak lama kemudian
si Keledai mulai membuka-buka buku dengan lidahnya. Terus menerus,
lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap
Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”,
kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai
menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia
minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-
lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya.
Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji
itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman
berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik balik
halaman buku”.
“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas
Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai
membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi,
kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita
sebodoh keledai, bukan?” kata Nasrudin dengan serius.
Tes Uraian
IPK Indikator soal HOTS/LOTS
3.6.1 Siswa dapat menganalisis struktur LOTS
Mengidentifikasi struktur isi teks isi teks anekdot
anekdot (abstrak, orientasi, krisis,
reaksi, dan coda).
3.6.2 Siswa dapat menganalisis HOTS
Menemukan ciri bahasa teks kebahasaan teks anekdot
anekdot (pertanyaan retoris, verba
material, dan konjungsi temporal).

Rubrik Penilaian Kemampuan memahami struktur dan mengintepretasikan Teks Anekdot

No. Aspek Deskripsi Skor


Menyebutkan 4-5 struktur dengan tepat
40
Struktur teks
1.
anekdot Menyebutkan 2-3 struktur dengan tepat 30
Menyebutkan 1 struktur dengan tepat 20
Kebahasaan Menyebutkan 5-6 seluruh ciri-ciri kebahasaan
secara lengkap 40
(kalimat yang
menyatakan
Menyebutkan 3-4 ciri-ciri kebahasaan
peristiwa masa lalu, 30
2.
kalimat retoris,
konjungsi temporal, Menyebutkan 1-2 ciri-ciri kebahasaan
verba material,
kalimat perintah, 20
dan kalimat seru)
Terdapat 1-2 kesalahan penggunaan EYD
20
3. EYD Terdapat 3-5 kesalahan penggunaan EYD 15
Terdapat 6 atau lebih kesalahan penggunaan
10
EYD
Skor Maksimal 100

Nilai = jumlah skor maksimal


D. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
1) Kisi-Kisi Soal Penilaian Keterampilan
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Bentuk Soal Level
(KD) Kompetensi (IPK) Kognitif
4.6 Menciptakan 4.6.1 Menyusun kerangka Penugasan C6
kembali teks anekdot teks anekdot
4.6.2 Menyusun teks
dengan memerhatikan
anekdot sesuai dengan
struktur, dan struktur dan kebahasaan
kebahasaan baik lisan teks anekdot.
4.6.3 Mempresentasikan/
maupun tulis
mendemonstrasikan teks
anekdot dengan intonasi
dan ekspresi yang tepat
serta saling memberikan
komentar.

2) Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan


Tugas menyusun teks anekdot sesuai struktur dan kebahasaan teks anekdot.
Petunjuk
1. Temukan satu ide/ masalah yang akan kalian buat menjadi satu teks anekdot.
2. Susunlah konsep pada kerangka penulisan teks anekdot sesuai struktur teks anekdot.
3. Berikan kalimat sindiran dan lelucon pada teks kalian.
4. Setelah kerangka teks jadi, susunlah menjadi satu teks anekdot utuh sesuai struktur dan
kaidah kebahasaan teks anekdot.

KERANGKA TEKS ANEKDOT

Mata Pelajaran : Guru Pembimbing :


Nama Produk : Nama :
Alokasi Waktu : Kelas :

Tema / masalah
yang diangkat

Kritik

Humor/ Kelucuan

Tokoh
STRUKTUR Abstraksi

Orientasi

Krisis

Reaksi

Koda

Alur

Pola Penyajian

TEKS ANEKDOT

Mata Pelajaran : Guru Pembimbing :


Nama Produk : Nama :
Alokasi Waktu : Kelas :
Rubrik Penilaian Keterampilan menulis teks anekdot sesuai struktur dan kebahasaan

No. Aspek Deskripsi Skor


Menyebutkan 4-5 struktur dengan tepat
30
Struktur teks
1.
anekdot Menyebutkan 2-3 struktur dengan tepat 15
Menyebutkan 1 struktur dengan tepat 10
Menyebutkan 5-6 seluruh ciri-ciri kebahasaan
20
secara lengkap
2. Kebahasaan
Menyebutkan 3-4 ciri-ciri kebahasaan 15
Menyebutkan 1-2 ciri-ciri kebahasaan 10
Menjelaskan isi anekdot dengan tepat dengan
30
bahasa yang santun, baik dan benar
Menjelaskan isi anekdot kurang tepat dengan
3. Isi teks anekdot 20
bahasa yang santun, baik dan benar
Menjelaskan isi anekdot kurang tepat, dengan
10
bahasa yang kurang santun, baik dan benar

Terdapat 1-2 kesalahan penggunaan EYD


20
4. EYD Terdapat 3-5 kesalahan penggunaan EYD 15
Terdapat 6 atau lebih kesalahan penggunaan
10
EYD
Skor Maksimal 100

Nilai = Skor Maksimal = NA


Rubrik penilaian praktik lisan
Nama : __________________________
Kelas : __________________________
Materi pokok : __________________________

No. Aspek Deskripsi Bobot Skor


Sangat sesuai 30
Kesesuaian isi Sesuai 25
1.
dengan tema Kurang sesuai 20
Tidak sesuai 15
Sangat lengkap dan runtut
30
Kelengkapan dan
2. keruntutan dalam Lengkap dan runtut 25
penyampaian Kurang lengkap dan/atau kurang runtut 20
Tidak lengkap dan/atau kurang runtut 15
Intinasi dan artikulasi sangat tepat dan jelas
20
Ketepatan intonasi
3. dan kejelasan Intonasi dan artikulasi tepat dan jelas 15
artikulasi Intonasi dan/atau artikulasi kurang jelas 10
Intonasi dan/atau artikulasi tidak jelas 5
Sangat ekspresif
20
4. Ekspresi dan gesture Ekspresif 15
Kurang ekspresif 10
Tidak ekspresif 5

Pedoman penskoran
Nilai = Jumlah skor maksimal
Rubrik penilaian presentasi produk
Nama kelompok : __________________________
Anggota : __________________________
Kelas : __________________________
Materi pokok : __________________________

No Aspek yang dinilai Skor

4 3 2 1

1 Penguasaan materi yang dipresentasikan


a. Sangat baik

b. Baik
c. Cukup
d. Jelek
2 Kelengkapan pokok-pokok hasil produk
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Tidak lengkap
3 a. Keruntutan dan sistematika produk
b. sangat runtut dan sistematis
c. runtut dan sistematis
d. cukup runtut dan sistematis
e. tidak runtut dan tidak sistematis
4 Bahasa penyampaian

a. Sangat mudah dipahami


b. Mudah dipahami
c. Cukup mudah dipahami
d. Tidak mudah dipahami
5 Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi
a. Sangat tepat dan sangat jelas
b. Tepat dan jelas
c. Cukup tepat dan jelas
d. Tidak tepat dan tidak jelas
6 Kemampuan menggunakan media pendukung
penyampaian

a. Sangat mahir
b. Mahir
c. Cukup mahir
d. Tidak mahir
Skor Maksimal 24
Pedoman penskoran
Nilai = Perolehan skor x 100
Jumlah skor maksimal

Cepu, September 2022


Mengetahui
Plt. Kepala SMA Negeri 1 Cepu Guru Mata Pelajaran

Drs. M. Ali Rozaq, M.Pd.I Eki Putranto Wibowo, S.Pd.


NIP. 19660202 199003 1 011 NIP. -

Anda mungkin juga menyukai