A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi struktur teks eksplanasi.
2. Siswa dapat menelaah kebahasaan teks eksplanasi.
3. Siswa mampu menelaah konjungsi kausalitas pada teks eksplanasi.
4. Siswa mampu menelaah konjungsi kronologis pada teks eksplanasi.
5. Siswa dapat menentukan pola pengembangan teks eksplanasi.
6. Siswa dapat menyusun teks eksplanasi dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan.
7. Siswa dapat menulis teks eksplanasi berdasarkan sruktur dan kebahasaan.
D. MateriPembelajaran
Pertemuan Pertama.
1. Faktual : Teks Eksplanasi “Demonstrasi”.
2. Konseptual : Struktur dan kebahasaan teks eksplanasi.
3. Prosedural : Langkah-langkah mengidentifikasi struktur dan kebahasaan
teks eksplanasi.
4. Metakognitif :Menyimpulkan pemahaman mengenai struktur dan kebahasaan
teks eksplanasi.
G. Sumber Belajar
Buku Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI Kurikulum 2013, Revisi 2017
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
http://rumahsastraindonesia.blogspot.com/2015/11/materi-kelas-xi-teks-
eksplanasi.html
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/11/teks-eksplanasi-pengertian-tujuan-
ciri.html
http://ruangseni.com/5-contoh-paragraf-akibat-sebab-pengertiannya/
Pengalaman peserta didik dan guru
e-dukasi.net
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
No. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Materi
Paragraf - paragraf di atas merupakan contoh paragraf sebab-akibat. Kunci dari kalimat jenis
ini adalah kalimat utama berada di akhir paragraf dan merupakan sebuah kesimpulan/
akibat, dari sebab-sebab yang telah dijabarkan pada awal paragraf.
b. Seketika seluruh harga bahan pokok melonjak naik di pekan ini. Tak
terkecuali beras, telur, minyak goreng, gula, dan berbagai bahan pokok
lainnya. Tarif angkutan umum seperti angkot, bus, ojek, dan lain sebagainya
juga mendadak naik. Sama halnya dengan yang terjadi pada jasa bidang
ekspedisi dan distribusi yang mendadak menaikkan harga tarifnya. Para
karyawan dan buruh juga menuntut adanya kenaikah upah dan gaji mereka
karena nominal gaji sebelumnya dianggap tidak lagi layak untuk mencukupi
kebutuhan hidup mereka. Segala kebutuhan akan hajat hidup seolah tak ingin
berada di posisinya yang semula. Semua ini terjadi karena pemerintah baru-
baru ini mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Paragraf pertama menjelaskan mengenai dampak yang terjadi akibat kenaikan tarif
dasar listrik yakni kenaikan sejumlah bahan pokok dan lainnya. Selanjutnya pada kalimat
utama di akhir paragraf menjelaskan mengenai sebab terjadinya kenaikan bahan pokok yakni
kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik.
Demonstrasi Massa
Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai
tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah
masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa
penyebab demonstrasi dan anarkisme tidaklain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia
mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka
terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes
dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan
tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang
biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemungkaran
yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak
mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati
dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak kecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang
bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan merontaronta. Namun, apabila logika sang
bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan
dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya
rakyat Indonesia yang gampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak
peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan
manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang
paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah
kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh
kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan
dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Karena
merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk
menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal-awal reformasi
di negeri ini pada tahun 1997–1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang
lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini
adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus
yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal
aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah tentu tidak
didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang
sangat makmur.
Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Korea Utara.
Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi
pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim
Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun
demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih
terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat,
mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.
Demikian pula jika kita melihat kembali kondisi masyarakat di negara tersebut.
Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan
tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh
lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum
mereka lebih makmur. Dengan fakta-fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan
bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena
tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka
tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan
kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah
tuntutan. Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apa pun yang terjadi di
sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut dan berkata “ya”
pada apa pun tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi
mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih)
LAMPIRAN 3
Soal
1. Cermati bagian paragraf di bawah ini, lalu amatilah teks tersebut dikembangakan
dengan pola teks eksplanasi.
a. Dua puluh tahun lalu, ponsel hanyalah telepon tanpa kabel. Namun
demikian, teknologi berkembang cepat. Kerja sama operator dengan
produsen ponsel serta aliansi dengan perusahaan di bidang teknologi,
membuat ponsel tidak cuma untuk berbicara lisan. Dua tahun terakhir,
kemampuan ponsel melakukan komunikasi data bertambah banyak.
Ponsel generasi kedua ini, tidak hanya bisa mengirim dan menerima
pesan teks SMS (short message service). E-mail, download nada
dering, atau games juga dapat terselenggara dengan baik.
b. Penampung limbah pabrik marmer PT CIM yang terletak di puncak
Gunung Kapur Desa Citatah Kabupaten Bandung jebol. Akibatnya, 21
rumah di sekitarnya hancur dan rusak berat diterjang longsoran limbah
padat pabrik. Tidak ada korban tewas dalam musibah itu, tetapi
sedikitnya tujuh orang dibawa ke rumah sakit Cibabat.
c. Anarkisme massa pada umumnya terjadi akibat sikap kritis mereka
yang tidak mendapat tanggapan secara wajar. Massa kemudian
frustrasi dan marah. Mereka merasa aspirasinya dilecehkan, tidak
dihargai. Dalam kondisi itulah, sikap rasional bisa melemah. Emosilah
yang kemudian lebih berperan. Apalagi dalam kerumunan massa,
emosi mudah menjalar dan tidak terkendali. Terjadilah akhirnya aksi
perusakan yang sesungguhnya cara tersebut bertentangan dengan sikap
kritis itu sendiri.
2. Susunlah kaliamat-kalimat di bawah ini sehingga menjadi teks yang utuh dan
padu!
No Kalimat-Kalimat Urutan yang
Benar
1. a. Kayu ramin diimpor oleh pedagang-pedagang
Singapura dari Kalimantan Barat.
b. Di sana diolah menjadi perabot rumah tangga.
c. Tentu saja harga sudah 7 atau 8 kali lipat harga
di Kalimantan Barat.
d. Kemudian dikirim ke Jakarta, dan terkenal
sebagai
kayu jati Singapura.
2. a. Bahkan, kalau goyangan atau goncangannya
besar, bumi seakan-akan mau runtuh.
b. Ketika itu, seolah-olah bumi ini bergerak-gerak,
bukan?
c. Gempa bumi sering diartikan sebagai getaran
atau goncangan yang terjadi pada permukaan
bumi.
Ketika terjadi gempa bumi, memang kita akan
d. merasakan bumi yang kita diami ini bergetar atau
bergoyang-goyang.
Kunci Jawaban
1. Menentukan bagian-bagian dari struktur teks yang berjudul “Demonstrasi Massa” berupa
identifikasi fenomena, proses kejadian, ulasan, dan simpulan.
a. Identifikasi fenomena : “Penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain adalah faktor
laparnya masyarakat”, “Demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa”.
b. Proses kejadian : “Rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran
kesejahteraan terpenuhi, maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.”,
“Komentar dari kepala daerah menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes
dan meminta sang Bupati mencabut kembali pernyataannya”, “Demonstrasi massa
tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali
tidak disadari oleh motif itu.”, “Pada umumnya demonstrasi massa justru lebih
disadari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena
membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan
eksistensi mereka diakui.”
c. Ulasan : “Demonstrasi massa pada awal-awal reformasi di negeri ini pada tahun
1997–1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal
itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah
mahasiswa dan golongan intelektual”.
d. Simpulan : Banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya demonstrasi, yaitu karena
adanya ketidaksesuaian aturan dan pelaksanaan, didorong oleh beberapa pihak, serta
pelaksananya tidak selalu dari kalangan menengah ke bawah bahkan menengah ke
atas.
2. Kaidah Kebahasaan
Kaidah Kebahasaan Penggunaan Kalimat
Konjungsi Kausalitas Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem
ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi, maka demonstrasi
di negara itu jarang terjadi.
Masyarakat berdemostrasi karena membutukan pengakuan dari
pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar eksinstensi mereka
diakui.
Karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan
dinistakan, kemudian mereka beruaha menunjukkan jati dirinya
dengan cara berdemostrasi.
Konjungsi Kronologis Akhir-akhir ini demonstarsi kerap terjadi hampir setiap waktu dan
terjadi di berbagai tempat.
Persoalannya kemudian pendapat manakah yang benar ; sang
bupati atau pihak mahasiswa atupun komponen-komponen
masyarakat lainnya ?
Sementara itu yang paling puncak adalah kebutuhan akan
aktualisasi diri.
Namun demikian pada umumnya demonstrasi massa justru lebih
didasari oleh kebutuhan tingkat akhir itu.
... kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya
dengan cara berdemonstrasi.
Demikianpula jika kita melihat kembali kondisi masyrakat di
negara tersebut.
Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah
tuntutan.
Keterangan Waktu Akhir-akhir ini demonstarsi kerap terjadi hampir setiap waktu dan
terjadi di berbagai tempat.
Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem
ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi, maka demonstrasi
di negara itu jarang terjadi.
Demonstari massa pada awal-awal rreformasi di negeri ini pada
tahun 1997-1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupu atau
orang-orang lapar.
1. Menentukan topik dan pola pengembangan dari cuplikan teks yang telah disajikan
melalui tabel.
a. Topik pada cuplikan pertama adalah perkembangan ponsel dari zaman ke zaman.
Pola pengembangan “proses”.
b. Topik pada cuplikan kedua adalah dampak limbah pabrik. Pola pengembangan
“kronologis/kejadian”.
c. Topik pada cuplikan ketiga adalah emosional penyebab anarkisme. Pola
pengembangan “proses”.
2. Menyusun kalimat-kalimat yang terdapat dalam tabel menjadi kalimat-kalimat utuh
dan memiliki urutan yang benar.
(1) Kayu ramin diimpor oleh pedagang-pedagang Singapura dari Kalimantan Barat.
Di sana diolah menjadi perabot rumah tangga. Kemudian dikirim ke Jakarta, dan
terkenal sebagai kayu jati Singapura. Tentu saja harga sudah 7 atau 8 kali lipat di
Kalimantan Barat.
(2) Gempa bumi sering diartikan sebagai getaran atau goncangan yang terjadi pada
permukaan bumi. Ketika terjadi gempa bumi, memang kita akan merasakan bumi
yang kita diami ini bergetar atau bergoyang-goyang. Ketika itu, seolah-olah bumi ini
bergerak-gerak, bukan? Bahkan, kalau goyangan atau goncangannya besar, bumi
seakan-akan mau runtuh.
LAMPIRAN 5
Penilaian
Teknik Bentuk
1.2.Instrumen Penilaian
a. Pengamatan Sikap
Lembar Pengamatan Sikap
Religius Tanggung
Nama Jujur Santun
No. jawab
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
….
b. Penilaian Pengetahuan
Pedoman Penskoran
No. Soal Indikator Skor
1. Struktur dan Kebahasaan Teks Eksplanasi
Dapat mengidentifikasi fenomena dalam teks eksplanasi. 10
Dapat menidentifikasi proses kejadian dalam teks eksplanasi. 10
Dapat mengidentifikasi ulasan dalam teks eksplanasi. 10
Dapat menyimpulkan teks eksplanasi. 10
2. Dapat menunjukkan kaidah kebahasaan konjungsi kausalitas. 10
Dapat menunjukkan kaidah kebahasaan konjungsi kronologis. 10
Dapat menunjukkan kaidah kebehasaan keterangan waktu 10
RUBRIK PENILAIAN
Nama Kelompok : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
b. Nilai presentasi
No. Kelompok Jumlah Nilai
Skor
Presentasi
Keruntutan Kejelasan Kebahasaan Kelancaran
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
No Kategori Skor
1. Menentukan topik dan pola pengemabangan 30
2. Menyusun kaliamat menjadi utuh dan padu. 20
Jumlah 50
RUBRIK PENILAIAN
Nama Kelompok : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
a. Nilai presentasi
No. Kelompok Jumlah Nilai
Skor
Presentasi
Keruntutan Kejelasan Kebahasaan Kelancaran
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................