Anda di halaman 1dari 26

MODUL 2

(Anekdot)

I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Khusnul Khotimah, S.Pd.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Purworejo
Tahun Ajaran : 2023/2024
Kelas/Fase : X/E
Alokasi Waktu : 18 JP ( 18 x 45 menit)
Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan,
pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan
usul, perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif.
Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan
norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik
berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan
materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi.
Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli,
perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks
fiksi dan nonfiksi multimodal.
Materi Pokok :Anekdot

B. Kompetensi Awal
Sebelum mempelajari nekdot diharapkan pelajar sudah pernah membaca dan
menyaksikan cerita lucu yang berisi kritikan.

C. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kaitan erat dengan pembelajaran materi Teks
Fungsional Dunia Kerja adalah sebagai berikut.
1. Akhaq Mulia
Pelajar memiliki sikap saling menghargai dan menghormati dengan sesama
manusia dan sadar akan posisi diri dalam sebuah negara.
2. Gotong Royong
Pelajar memiliki sikap yang menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap
fenomena-fenomena yang terjadi di sekitarnya yang akan menumbuhkan sikap
cinta berbagi dan berkolaborasi.
3. Bernalar kritis
Pelajar memberikan solusi dari berbagai masalah atau isu terkini yang disajikan
sehingga akan menumbuhkan kreatifitas serta kepekaan terhadap kondisi
sekitarnya.
4. Kreatif
Pelajar memiliki gagasan dan karya yang kreatif dan adaptif terhadap perubahan
zaman.

D. Sarana dan Prasarana


1. Aplikasi AyoSinau
2. Proyektor
3. Laptop/HP
4. Video Stand Up Comedy
5. Jaringan internet/wifi
6. KBBI
7. Buku teks sumber referensi lain
E. Target Pelajar
Target dalam modul ini Pelajar kelas X reguler

F. Model Pembelajaran
1. Pembelajaran kooperatif
2. Grup investigasi
3. Pembelajaran berbasis proyek
4. Demonstrasi/presentasi

II. KOMPONEN INTI


A. Tujuan pembelajaran
10.2.1. Pelajar mengidentifikasi pesan pada teks monolog yang mengandung kritik
sosial secara kritis.
10.2.2. Pelajar menilai akurasi kritik sosial serta merekonstruksi menjadi informasi
dengan kata-kata sendiri setelah menyimak teks nonfiksi dalam monolog
(anekdot/stand up comedy) secara kritis.
10.2.3. Pelajar menyajikan gagasan tentang suatu permasalahan dan solusi secara lisan
dengan menggunakan kata-kata sendiri secara santun sesuai konteks budaya dan tujuan
komunikasi dalam bentuk anekdot.

B. Pemahaman Bermakna
1. Ide pokok dan ide penjelas
2. Fungsi tanda baca kata-kata bahasa serapan asing/daerah
3. Langkah-langkah menulis kritik sosial dalam balutan komedi

C. Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang kalian ketahui anekdot?
2. Apa saja manfaat yang dapat kalian dapatkan setelah menyaksikan tayangan
stand up comedy?
3. Apa ciri-ciri atau karakter teks anekdot?

D. Persiapan pembelajaran
1. Mempersiapkan Presensi di AYoSinau
2. Mempersiapkan materi presentasi
3. Mempersiapkan lembar kerja untuk Pelajar di AYoSinau
4. Mempersiapkan lembar refleksi di AyoSinau
5. Mempersiapkan sarana dan prasana pembelajaran di dalam kelas
6. Mempersiapkan berbagai ragam teks laporan

E. Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran I (2 X 45 menit)
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk menonton tayangan anekdot yang 60
Inti diputar oleh guru di depan kelas. menit
2. Pelajar diminta untuk mendata pokok-pokok isi yang ada
di dalam anekdot.
3. Pelajar diminta untuk menemukan makna tersirat yang
terkandung di dalam anekdot dengan saling melempar
pertanyaan di dalam aktivitas diskusi.
4. Pelajar diminta untuk mencari kritik yang disampaikan
secara tersirat dalam anekdot dengan saling melempar
pertanyaan di dalam aktivitas diskusi (dengan dibantu
pertanyaan-pertanyaan dari guru).
5. Guru memberikan penguatan pemahaman tentang teks
anekdot terkait makna tersirat dan kritik melalui materi
paparan di depan kelas.
6. Pelajar mengajukan pertanyaan terkait dengan hal-hal
yang belum dipahami.
7. Guru bersama dengan Pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah perbedaan anekdot dengan humor.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar
refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas

Pembelajaran II (2 X 45 menit
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta membaca teks anekdot yang telah 60
Inti disediakan oleh guru. menit
2. Pelajar diminta untuk mencari penyebab kelucuan yang
ada di dalam teks anekdot tersebut.
3. Pelajar diberi kesempatan untuk mencari sumber bacaan
atau tayangan tentang humor dari berbagai sumber (bisa
menonton sitkom atau stand up comedy).
4. Guru memberikan penguatan pemahaman tentang
kelucuan dalam anekdot dan humor melalui bahan
tayang yang telah disediakan.
5. Pelajar diberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal
yang kurang dipahami.
6. Guru bersama dengan Pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah menemukan makna tersirat dalam
anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas

Pembelajaran III (2 X 45 menit


Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk membaca kembali teks anekdot 60
Inti yang paling menarik dan menemukan makna tersirat menit
yang ada di dalamnya.
2. Pelajar diminta untuk menyusun sebuah anekdot dari
makna tersirat yang ditemukan dengan bahasa berbeda.
3. Pelajar diminta untuk mempresentasikan konstruksi teks
anekdot yang telah disusun dalam sebuah video.
4. Pelajar diberi kesempatan untuk saling memberikan
komentar.
5. Pelajar Bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang
didapatkan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah struktur teks anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas

Pembelajaran IV (2 X 45 menit
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk membaca/menonton anekdot yang 60
Inti ada di dalam buku paket. menit
2. Pelajar diminta untuk menentukan struktur dari teks
anekdot tersebut.
3. Pelajar diminta untuk memahami materi terkait struktur
teks anekdot melalui materi yang diunggah guru dan
menambah referensi dari sumber lain.
4. Pelajar diberi kesempatan mengajukan pertanyaan terkait
dengan hal-hal yang belum dipahami.
5. Guru memberikan penguatan pemahaman terkait materi
struktur anekdot dengan diskusi ringan.
6. Guru bersama dengan pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah ciri kebahasaan teks anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas
Pembelajaran V (2 X 45 menit)
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk membaca/menonton anekdot yang 60
Inti telah disediakan oleh guru. menit
2. Pelajar diminta untuk menentukan aspek kebahasaan dari
teks anekdot tersebut.
3. Pelajar diminta untuk memahami materi terkait
kebahasaan teks anekdot melalui materi yang disediakan
guru dengan menambah referensi dari sumber lain.
4. Pelajar diberi kesempatan mengajukan pertanyaan terkait
dengan hal-hal yang belum dipahami.
5. Guru memberikan penguatan pemahaman melalui
diskusi ringan bersama pelajar.
6. Guru bersama dengan Pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan melalui.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah pola penyajian anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas

Pembelajaran VI (2 X 45 menit
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk memahami materi tentang pola 60
Inti penyajian teks anekdot melalui materi yang disampaikan menit
oleh guru.
2. Pelajar diminta untuk membaca kembali teks anekdot
yang paling menarik diinternet
3. Pelajar diminta untuk menentukan pola penyajian teks
anekdot yang dibaca.
4. Pelajar diminta untuk menuyusun kembali isi teks
anekdot dengan pola penyajian berbeda.
5. Pelajar diberi kesempatan untuk bertanya terkait hal-hal
yang belum dipahami.
6. Guru bersama dengan pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah menyusun teks anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas

Pembelajaran VII (2 X 45 menit


Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diajak untuk mendiskusikan cara menyusun teks 60
Inti anekdot yang baik dan benar. menit
2. Pelajar diminta untuk mengidentifikasi kejadian yang
menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh
publik yang sedang hangat diperbincangkan.
3. Pelajar diminta untuk menyusun teks anekdot
berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak
atau perilaku seorang tokoh publik yang telah
diidentifikasi.
4. Pelajar diajak untuk mendiskusikan kesan yang dialami
selama menyusun teks anekdot tentang tokoh publik.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah mendemonstrasikan anekdot dalam
berbagai bentuk dan media.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas

Pembelajaran VIII (2 X 45 menit


Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk mengreasikan teks anekdot yang 60
Inti telah dibuat ke dalam berbagai macam bentuk dan media. menit
2. Pelajar diminta untuk menyajikan hasil kerjanya di depan
kelas.
3. Pelajar lain diberi kesempatan untuk memberikan
tanggapan, baik komentar, saran, maupun kritikan.
4. Pelajar diminta untuk mengunggah hasil kerjanya ke
dalam media sosial mereka untuk meningkatkan
kepercayaan diri dan juga sebagai bukti aktualisasi.
5. Pelajar bersama dengan guru menyimpulkan
pembelajaran.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi teks anekdot telah
selesai dan akan dilanjutkan materi teks naratif lintas
zaman untuk pertemuan selanjutnya.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas

F. Asessmen
1. Jenis : Tes
2. Bentuk: Penilaian Kinerja, Penilaian Produk
3. Instrumen: Soal PG dan rubrik (terlampir)

G. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang ber-
beda.
b. Pemberian bimbingan secara khusus (individu/perorangan)
Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa
Pelajar yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugastugas latihan secara khusus.
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yangme
miliki kecepatan belajar lebih.
2. Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan antara lain:
a. Belajar kelompok
b. Belajar mandiri

H. Refleksi
1. Untuk lebih memahami anekdot pelajar dapat mencari contoh anekdot di youtube
2. Agar terbentuk Profil Pelajar Pancasila Pelajar dapat latihan beranekdot dilingkup
sekolah maupun masyarakat
III. LAMPIRAN

MATERI

Akhir-akhir ini kalian pasti sering melihat poster, komik, meme atau penampilan
komika yang biasanya ada di dalam postingan instagram atau sosial media lainnya yang
isinya sebuah kritik atau sindiran yang dibingkai dalam sebuah candaan.

Contohnya:
A: 17 Agustus lomba apa nih di desa kamu?
B: Di desaku adanya lomba bertahan hidup.

Meskipun hanya dialog tunggal yang berisi candaan, tapi ini merupakan kritik bagi
pemerintah yang menerapkan PPKM darurat. Biasanya setiap bulan Agustus diadakan
berbagai macam lomba. Karena adanya PPKM darurat, segala jenis perlombaan yang
menimbulkan kerumunan ditiadakan. Dan akibat PPKM pula perekenomian masyarakat
semakin menurun. Masyarakat terpaksa harus berada dalam kondisi bertahan untuk hidup.
Ini adalah salah satu bentuk anekdot. Lalu, apa itu anekdot? Anekdot adalah salah
satu cerita lucu yang hadir di tengah masyarakat. Tidak sekadar lucu saja, anekdot memiliki
fungsi mengkritik, tapi tidak secara langsung apalagi kasar atau sarkas.

A. Pengertian Anekdot
Berikut berbagai macam pengertian dari teks anekdot:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya
mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
2. Tim Kemendikbud
Anekdot adalah cerita singkat yang menceritakan sebuah peristiwa yang telah
dialami oleh orang terkenal dan orang penting. Pesan cerita yang disampaikan
mampu membuat pembaca merasa konyol, lucu, jengkel dan perasaan lain.
Disebutkan juga bahwa teks anekdot mempu memberikan perasaan campur aduk
bagi pembaca. Mulai dari perasaan nyaman, frustasi, puas, gagal dan campur aduk
perasaan lainnya.
3. Keraf
Teks anekdot menurut keraf (1995) adalah istilah analisis yang diambil dari
bahasa Yunani dari kata “Analyei” yang bermakna menanggalkan, kemudian kata
“an” bermakna atas, dan “Iyein” yang dapat diartikan dengan menguraikan
sesuatu terikat.
Jika dimaknai secara keseluruhan, maka teks anekdot diambil dari analisis yang
berarti menguraikan atau menyelidiki struktur teks dan kaidah penulisan secara
benar dan tepat.
4. Prasetyo
Dilansir dari situs miliknya, Prasetyo menuliskan teks anekdot adalah cerita
rekaan yang tidak harus menceritakan orang yang terkenal, dan tidak harus ditulis
berdasarkan kenyataan. Anekdot dapat ditulis berdasarkan peristiwa yang
membuat jengkel, konyol dan kritik. Disana juga disebutkan juga bahwa tulisan
anekdot ditulis bentuk dari kekritisan penulis dalam menyikapi pertentangan
antara nyaman dan tidak nyaman.

Itulah beberapa pendapat orang terhadap teks anekdot. Dari pendapat di


atas, dapat disimpulkan bahwa teks anekdot adalah cerita yang dikemas lucu, unik
yang bisa membuat perasaan merasakan berbagai macam emosi. Mulai dari emosi,
marah, jengkel, lucu serta menghibur. Anekdot biasanya lahir dari keresahan
terhadap kejadian nyata yang perlu dikritik tapi secara tidak langsung. Namun,
anekdot bisa juga hanya sebuah cerita rekaan yang tidak harus bedararkan kejadian
nyata di masyarakat atau bisa juga terinspirasi dari kejadian nyata yang kemudian
dijadikan dasar cerita lucu dengan menambah unsur rekaan.
Dulu saat masyarakat hanya menggunakan media cetak, anekdot menjadi salah
satu rubrik hiburan pembaca. Biasanya berupa kritik kehidupan politik atau sosial
sehari-hari. Biasanya pada salah satu rubrik terdapat seperti gambar karikatur yang
berisi cerita lucu berupa kritikan. Adapun teks anekdot zaman sekarang, kita sering kali
menemukan pada kartun-kartun, komik, atau meme singkat pada postingan sosial
media.
Jadi Anekdot adalah cerita lucu baik berdasarkan kisah nyata orang terkenal
maupun karangan semata atau bisa juga karangan berdasarkan inspirasi dari kejadian
nyata yang disampaikan dengan tujuan mengkritik atau menyindir baik perseorangan
maupun kelompok. Orang yang dikritik paling hanya akan tertawa karena disampaikan
dengan kisah lelucon.

B. Ciri-ciri Teks Anekdot


Setelah belajar bersama tentang pengertian, kali ini kita akan meempelajari ciri-ciri
teks anekdot yang mungkin tidak banyak orang tahu. Penasaran apa saja sih ciri-
cirinya, simak ulasan berikut.
1. Melibatkan partisipan
Ciri teks anekdot adalah melibatkan partisipan yang dapat dijadikan sebagai
objek bahan cerita. Jika merujuk pada pengertian para tokoh dan ahli di atas,
partisipan bisa mengambil dari tokoh. Meskipun demikian, ada juga yang
menyebutkan, partisipan tidak harus seorang tokoh atau orang terkenal, orang
yang tidak terkenal sekalipun juga bisa dijadikan partisipan.
2. Memuat unsur lucu
Anekdot memuat unsur lucu, karena anekdot adalah karya yang sifatnya
menghibur namun tetap memiliki pesan kritik terhadap topik atau tema yang
sedang berjalan saat itu.
3. Bentuk dari sindirian
Meskipun ditulis dengan selera humor, tetap harus memuat sindiran. Inilah
perbedaan dari teks anekdot dengan teks-teks yang lain. Bagaimanapun juga,
teks ini memang dikonsep dan didesain sebagai kritik terhadap kondisi dan
situasi yang terjadi disekeliling kita. sekaligus sebagai demo dalam bentuk
karya anekdot yang singkat tetapi pesan yang disampaikan dikemas dengan
hiburan, agar lebih cepat sampai pesannya.
4. Mengandung konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung antar kalimat, frasa dan klausa. Ada banyak
macam berdasarkan fungsinya. Ada macam konjungsi aditif, konjungsi
pertentangan, konjungsi disjungtif, konjungsi waktu, konjungsi final, konjungsi
kausal, konjungsi konsekutif, konjungsi kondisional, konjungsi tak bersyarat,
konjungsi perbandingan, konjungsi korelatif, konjungsi penegas, konjungsi
penjelas, konjungsi konsesif, konjungsi urutan dan masih banyak lagi.
5. Bersifat Mengelitik
Cerita atau kasus yang diangkat bersifat menggelitik. Baik itu menggelitik geli,
menggelitik gemas, menggelitik emosi dan lain sebagainya.
6. Penyajian Melibatkan dialog
Korelasinya dengan adanya partisipan, teks anekdot biasanya menyertakan
dialog antar pastisipan untuk menciptakan ungkapan-ungkapan sindiran
berbingkai humor yang lucu.
7. Diceritakan Secara Realistik
Tentu saja dari segi penyampaian pesan, tetap mengutamakan logika dan
ditulis secara realistis. Sebenarnya penulisan anekdot dibutuhkan keterampilan
lebih agar anekdot terkesan.
8. Bisa Mengenai Orang Penting
Seperti yang disinggung sebelum-sebelumnya, bahwa tokoh atau orang yang
ditulis adalah dari tokoh atau orang penting.

C. Tujuan Teks Anekdot


Setiap teks ditulis/disusun pasti memiliki tujuan tertentu. Begitu pula dengan teks
anekdot. Berikut tujuan dari teks anekdot.
1. Membangkitkan Tawa Bagi Pembaca
Teks anekdot bertujuan untuk menghibur setiap pembaca yang menonton.
Meskipun sebagai bacaan yang menghibur, tetap menekankan pesan yang
faktual, bukan sekedar hiburan yang tidak ada faktanya.
2. Sebagai Hiburan
Teks anekdot lebih banyak digunakan sebagai hiburan. Anekdot juga tidak
selalu berbentuk tulisan, ada juga yang disertai dengan ilustrasi gambar yang
cukup mengelitik.
3. Sebagai Bentuk Kritik
Seperti yang disinggung sebelum-sebelumnya, bahwa anekdot ditulis atas dasar
latar belakang kritik terhadap kejadian, moment atau kasus yang hangat sedang
terjadi dalam kehidupan sosial.

D. Pokok-pokok Isi Teks Anekdot


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa anekdot merupakan cerita lucu yang
isinya sindiran ataupun kritikan. Jadi pokok-pokok isi teks anekdot meliputi:
1. Topik/masalah yang sedang dibahas
2. Unsur humor/sumber kelucuan
3. Kritik yang disampaikan
4. Makna tersirat yang disampaikan
5. Korelasinya dalam kehidupan nyata.

Contoh 1 (dalam bentuk teks):


SBI : Sekolah Bertaraf Internasional

Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri “Entah Di mana”, seorang Bapak guru
memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status
menjadi sekolah SBI.”Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak
lama lagi Sekolah kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf
Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan
kalian siapkan? Tanya sang guru.
“Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?” Tanya guru tersebut
lebih lanjutnya. Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru: “Belajar
bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris Bu”, jawab Joni.
“Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?” tanya guru kepada Jono. “Harus siapkan
uang, Pak” Jawab Jono. “Lho kok uang?” Tanya guru lebih lanjut.”Ya Pak.
Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal.
Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta
iuran untuk ini itu”,jelas Jono lebih lanjut.
“Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf
internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi,
kalian seperti sekolah di luar negeri”,sang guru melanjutkan penjelasannya.
“Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional,
tapi Sekolah Bertarif Internasional”, Jono juga melanjutkan pejelasannya.
(Sumber:http://www.ilmusiana.com)
Contoh 2 (dalam bentuk komik):



E. Mendata Pokok-Pokok Isi Teks Anekdot
Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya. Tetapi, ada makna yang tersirat yang terkandung dalam teks tersebut.
Makna teks anekdot membawa fungsi sosial yang bertujuan mengkritik atau
menyindir. Kritik dan sindiran tersebut diperoleh dari realita sosial yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon sehingga tidak
terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu sehingga dapat disimpulkan
terdapat beberapa ciri-ciri teks anekdot.
Cerita dikemas dalam bentuk lelucon, berisi kritik atau sindiran, melibatkan
tokoh-tokoh yang dikenal oleh masyarakat. Berbentuk narasi singkat yang mengandung
tokoh, alur, dan latar. Anekdot dapat juga diungakapkan dalam bentuk gambar atau
ilustrasi, biasanya dapat kita temukan di media cetak berupa komik atau di media
elektronik berupa meme.
F. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Teks Anekdot
Mengonstruksi berasal dari kata dasar konstruksi yang menurut KBBI salah
satunya bermakna susunan. Maka apabila sama- sama mendapat awalan meng- maka
menjadi menyusun.
Dalam menyusun atau mengonstruksi kita harus menentukan topik, sasaran , dan
unsur kelucuan dalam anekdot serta menyimpulkan makna dan pesan tersirat di
dalamnya. Makna tersirat dianalisis dan diuraikan berdasarkan fakta-fakta yang
berhubungan dengan topik yang terdapat dalam teks anekdot. Makna tersebut
dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan sehingga pembaca dapat mendalami dan
merenungkan isi teks anekdot tersebut.
G. Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot
Pada penjelasan sebelumnya diungkapkan bahwa teks anekdot merupakan cerita
yang singkat dan lucu. Namun demikian, dibalik kelucuannya muncul makna tersirat di
antaranya untuk menyindir atau merupakan sarana untuk mengkritik persoalan yang
biasanya terdapat dalam dunia politik.
Ekspresi, gestur tubuh, dan perilaku tokoh dalam teks anekdot pun dijadikan
sebagai daya tarik tersendiri untuk menyampaikan pesan. Hal ini disebabkan karena
pesan merupakan hal yang paling penting dalam teks anekdot. Pesan tersebut
disampaikan secara tersirat sehingga pembaca harus memahami terlebih dahulu isi
anekdot itu. Oleh karena itu, pembaca harus cermat dan cerdas ketika membaca teks
anekdot agar dapat memahami pesan yang sebenarnya yang dinginkan oleh penulis teks
anekdot tersebut.
H. Menciptakan Kembali Teks Anekdot
Menciptakan teks anekdot sangat berbeda dibandingkan jika kalian menciptakan
teks-teks yang lain. Mengapa demikian? karena teks anekdot bukan sekadar teks yang
hanya dipahami konten/ isi nya saja tetapi membaca teks ini perlu identifikasi dan
perenungan untuk mendapatkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
sehingga ketika kalian akan menciptakan teks ini , maka yang harus dikuasai adalah
kalian harus paham dan tahu persoalan disekitarnya baik dari yang terdekat sampai
dengan yang terjauh atau terluas. Baik masalah sosial, politik maupun budaya.
Pemunculan tokoh dan pembuatan alur yang menarik, dapat menjadi daya tarik
sendiri bagi pembaca pada saat menikmati anekdot yang kalian buat. ketika kalian akan
mengemas topik dan masalah menjadi sebuah teks anekdot. Hal yang jangan sampai
dilupakan bahwa ciri anekdot salah satunya adalah sindiran yang dibalut kelucuan.
Maka, ingatlah ciri itu sebagai ciri yang paling utama. Maka pastilah teks anekdot yang
kalian ciptakan akan disukai oleh pembaca.
ASESMEN

a. Rubrik penilaian menyimak anekdot


Setelah menyimak rekaman anekdot, buatlah kelompok yang terdiri atas 4–5 Pelajar.
Berdiskusilah untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang isi, struktur, dan
kebahasaan dalam anekdot serta menilai ide pokok dan ide perinci dalam anekdot
N Aspek Nilai dan Kriteria
o Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1
1 Kemampuan Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar
memahami isi mampu mampu mampu mampu
anekdot menjawab menjawab menjawab menjawab
seluruh per - tujuh empat satu
tanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
mengenai isi mengenai isi mengenai mengenai isi
teks. teks isi teks. teks.
2 Kemampuan Pelajar dapat Pelajar dapat Pelajar Pelajar
menentukan mengung menentukan dapat dapat
struktur menentukan struktur menentukan menentukan
anekdot struktur anekdot struktur struktur
anekdot dengan anekdot anekdot,
dengan disertai tetapi tidak tetapi
lengkap alasan, tetapi disertai kurang
disertai tanpa ada alasan dan tepat.
alasan dan bukti. bukti.
bukti.
3 Kemampuan Pelajar dapat Pelajar dapat Pelajar Pelajar
menentukan menentukan menentukan dapat hanya dapat
kebahasaan struktur struktur menentukan menentukan
anekdot anekdot anekdot struktur struktur
disertai data, disertai data, anekdot, anekdot,
bukti, dan bukti, dan tetapi tanpa tetapi tanpa
alasan yang alasan yang disertai disertai data,
tepat tepat. data, bukti, bukti, dan
dan alasan alasan yang
yang tepat. tepat.
4 Kemampuan Pelajar dapat Pelajar dapat Pelajar Pelajar
menilai ide menilai ide menilai ide dapat dapat
pokok dan pokok dan pokok dan ide menilai ide menilai ide
ide perinci ide perinci perinci pokok dan pokok dan
berdasarkan berdasarkan berdasarkan ide perinci ide perinci
anekdot yang anekdot yang anekdot yang berdasarkan berdasarkan
telah disimak telah disimak telah disimak anekdot anekdot
disertai data, teks disertai yang telah yang telah
bukti, dan data, bukti, disimak disimak,
alasan yang dan alasan tetapi tanpa tetapi kurat
tepat. yang tepat. disertai tepat dan
data, bukti, kurang
dan alasan sesuai.
yang tepat.

Skor maksimal 4X4 : 16


Jumlah nilai yang didapat
Nilai = _____________________ X 100
Nilai maksimal

b. Penilaian Diri

No. Kadang- Tidak


Pernyataan Selalu Sering
kadang Pernah
1. Selama diskusi, saya ikut serta
mengusulkan ide/gagasan.
2. Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan
kesempatan untuk berbicara.
3. Saya ikut serta dalam membuat
kesimpulan hasil diskusi
kelompok.

Catatan :
1. Skor penilaian =
Selalu =100
Sering = 75
Kadang-kadang = 50
Tidak Pernah = 25
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Kode nilai / predikat :
a. 80 – 100 = Sangat Baik (A)
b. 70 – 79 = Baik (B)
c. 60 – 69 = Cukup (C)
d. < 60 = Kurang (D)

c. Penilaian Teman Sebaya


Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering
kadang Pernah
Mau menerima pendapat
1
teman.
Memberikan solusi terhadap
2
permasalahan.
Memaksakan pendapat sendiri
3
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik.
Catatan :
1. Skor penilaian =
Selalu =100
Sering = 75
Kadang-kadang = 50
Tidak Pernah = 25
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 300
3. Kode nilai / predikat :
2. 80 – 100 = Sangat Baik (A)
3. 70 – 79 = Baik (B)
4. 60 – 69 = Cukup (C)
< 60 = Kurang (D)

d. Penilaian Pengetahuan
2) Kisi-kisi soal
LINGKUP MATERI INDIKATOR LEVEL NO BENTUK
MATERI SOAL SOAL
Anekdot Isi teks Disajikan gambar, Pelajar C-3 1 PG
anekdot: menentukan makna tersirat.
• peristiwa/ Disajikan gambar, Pelajar C-3 2 PG
sosok yang menentukan makna tersirat.
berkaitan Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 3 PG
dengan menentukan makna tersirat.
kepentinga Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 4 PG
n publik menentukan topik
Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 5 PG
Unsur menentukan letak kelucuan
anekdot: Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 6 PG
• peristiwa/ menentukan makna tersirat
tokoh yang Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 7 PG
perlu menentukan isi
dikritisi, Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 8 PG
sindiran, menentukan makna sindiran
humor, dan Disajikan teks anekdot C-3 9 PG
penyebab rumpang, Pelajar menentukan
kelucuan. susunan yang benar
Disajikan beberapa teks C-3 10 PG
anekdot, Pelajar menentukan
yang termasuk teks anekdot

3) Soal:

Pilihlah satu jawaban yang tepat!

1. Perhatikan gambar berikut!

Makna yang tersirat berdasarkan gambar tersebut adalah...


A. Hukum di negeri ini sudah adil
B. Banyak koruptor yang menyuap dengan sejumlah uang demi diringankan
kasusnya
C. Dengan uang, kasus menjadi ringan.
D. Vonis hukuman yang dijatuhkan tidak sebanding dengan apa yang diperbuat.
E. Hakim sudah berlaku adil bagi koruptor
2. Perhatikan gambar berikut!

Makna tersirat dari gambar anekdot tersebut adalah...


A. Menyindir seorang siswa yang suka bolos sekolah
B. Menyindir seorang bapak yang selalu menasehati
C. Mengkritik seorang anggota DPR yang suka bolos sekolah
D. Menyindir anggota DPR yang sering bolos dalam bekerja
E. Mengkritik anggota DPR yang tidak memperhatikan pelajar

Bacalah teks anekdot berikut ini untuk menjawab soal 3 dan 4 !


Pada siang hari di sebuah kompleks perumahaan yang kelihatan mewah terjadi
perdebatan antara Pak RT dan Pak Pemulung. Masalah yang mereka debatkan
adalah hal remeh yaitu di lingkungan perumahan itu, memang sudah banyak
ditempel papan dengan tulisan “Pemulung Dilarang Masuk”, tetapi masih saja ada
pemulung yang tidak menaati aturan tersebut.
Pak RT : “Pak sedang cari apa di tempat sampah itu?”
Pemulung : “Ya, sudah tentu cari barang bekas atau botol plastik yang dapat didaur
ulang.”
Pak RT : “Maaf ya Pak, Bapak dapat baca tulisan yang ada di depan pintu gerbang
perumahan ini, tidak?”
Pemulung : “Bagaimana tulisannya apa, Pak?”
Pak RT : “Di papan itu tertulis Pemulung Dilarang Masuk, lantas kenapa Bapak
nekat masuk di perumahan ini?”
Pemulung : “Bagaimana, Pak RT ini bagaimana sih… kalau saya bisa baca tulisan
yang di papan itu, tentu saya tidak akan jadi pemulung, Pak!”
Pak RT kemudian terdiam membisu dan berpikir bahwa jawaban pemulung itu ada
benarnya juga. Pemulung tadi ternyata buta huruf, jelaslah ia tidak bisa baca papan
larangan pemulung.

3. Dari segi makna tersirat, teks anekdot tersebut dapat diinterpretasikan sebagai...
A. Pemulung dilarang masuk!
B. Banyak pemulung yang tidak menaati peraturan.
C. Masih banyak orang miskin di sekitar kita.
D. Ternyata angka buta aksara di sekitar kita masih banyak.
E. Ternyata masih banyak pemulung di sekitar kita.

4. Topik teks anekdot tersebut adalah...


A. Perumahan mewah yang tidak boleh dimasuki oleh pemulung
B. Pemulung yang sedang mencari sampah
C. Pemulung yang masuk ke perumahan Pak RT
D. Pak RT yang menegur pemulung
E. Pemulung yang buta aksara.

Bacalah teks anekdot berikut dengan seksama untuk menjawab soal no 5 dan
6!
Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. Saat tiba
sesi tanya jawab si Lia bertanya pada dosen, ”Apa kepanjangan dari KUHP,Pak?”
Lalu dosen tidak menjawab sendiri, tetapi dilemparkannya pada si Ahmad.
“Saudara Ahmad, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan saudara Lia!” pinta
beliau. Dengan tegas si Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak!”
tegasnya. Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen geleng-geleng kepala,
seraya menambahkan pertanyaan pada si Ahmad, “Saudara Ahmad, darimana
Saudara tahu jawaban itu?” Dasar si Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya pula
dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan ‘Pengalaman adalah guru yang
terbaik’ begitu, Pak!” Seisi kelas tertawa. Lalu tawa mereda dan kelas kembali
tenang.
5. Kelucuan teks anekdot terdapat pada bagian...
A. Saat Ahmad memplesetkan KUHP menjadi Kasih Uang Habis Perkara
B. Dosen sedang memberi kuliah hukum pidana
C. Sesi tanya jawab antara mahasiswa dan dosen
D. Para mahasiswa tertawa mendengar jawaban Ahmad
E. Para mahasiswa menertawakan keluguan Ahmad menjawa pertanyaan dosen

6. Makna tersirat pada teks anekdot tersebut adalah...


A. Menjelaskan kepanjangan KUHP sebenarnya adalah Kitab Undang Hukum
Pidana
B. Mengkritik bapak dosen yang sedang memberikan kuliah hukum pidana
C. Menyindir kepada oknum penegak hukum yang mau disuap
D. Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru terbaik
E. Menyindir Lia yang bertanya kepanjangan KUHP

Bacalah kutipan teks anekdot berikut ini dengan seksama untuk menjawab
no. 7 dan 8 !
Konon otak orang Indonesia sangat digemari dan jadi rebutan di antara calon
penerima donor otak manusia. Di bursa pasar gelap, harga otak manusia Indonesia
dikabarkan paling tinggi. Setiap ada persediaan hampir bisa dipastikan langsung
laku terjual.
Orang-orang pun heran. Mengapa bukan otak orang Yahudi yang terkenal cerdas-
cerdas itu yang diburu? Mengapa bukan otak orang-orang Jepang, yang tersohor
memiliki kemampuan tinggi dalam bidang teknologi, yang diperebutkan? Atau,
mengapa tidak otak orang Cina yang sudah dikenal luas lihai berbisnis? Mengapa
justru otak orang Indonesia?
Setelah dilakukan semacam penelitian, ternyata persepsi para penerima donor otak
dalam menentukan pilihan bukan pada standar umum seperti asumsi di atas. Jawab
mereka: “Habis, otak orang Indonesia rata-rata masih mulus. Soalnya jarang
dipakai!”
7. Menurut teks anekdot tersebut mengapa otak orang Indonesia diburu oleh calon
penerima donor otak?
A. Karena otak orang Indonesia cerdas-cerdas
B. Karena otak orang Indonesia seperti otak orang Cina
C. Karena otak orang Indonesia mulus, jarang dipakai
D. Karena orang Indonesia rajin memelihara otaknya
E. Karena orang Indonesia rajin belajar

8. Maksud dari sindiran dalam teks anekdot tersebut adalah...


A. Orang Indonesia rajin berpikir
B. Orang Indonesia rajin merawat otaknya
C. Orang Indonesia rajin belajar
D. Orang Indonesia malas bekerja
E. Orang Indonesia malas berpikir

Bacalah susunan teks anekdot berikut ini dengan saksama!


(1) “Kita sudah memenuhi permintaanmu.” kata editor itu memberitahu si
pengarang.
(2) Artikel itu disertai dengan sepucuk surat dari pengarangnya : “Atur saja
pemberian tanda bacanya dengan benar dan terbitkan seluruh ceritanya.”
(3) “Tapi di waktu yang akan datang, silakan kirimkan saja pemberian tanda
bacanya. Lalu kita terkenal karena menulis artikel kita sendiri.”
(4) Gondolin, seorang penerbit dan editor yang terkenal dari harian Italia IL
Mesagero, menerima sebuah artikel yang agak buruk dari seorang temannya yang
sekaligus seorang politikus.
9. Susunan potongan-potongan teks yang tepat agar menjadi anekdot yang utuh dan
padat adalah...
A. (4)-(1)-(2)-(3)
B. (4)-(3)-(1)-(2)
C. (4)-(2)-(3)-(1)
D. (4)-(2)-(1)-(3)
E. (4)-(3)-(2)-(1)

Amati teks berikut ini!


Teks 1
Seekor kutu tinggal pada tanduk banteng. Setelah ada di sana sekian lama dan
merasa ingin pindah, dia kemudian bertanya pada banteng apakah sang banteng
memang ingin pindah. “Aku tak tahu kapan kau datang, jawab si banteng, “kurasa
aku pun tak perlu memberi peringatan saat kau pergi.”
Teks 2
Sejak bertemu dengan dia, hidupku menjadi lebih berarti. Setiap hari aku
mendapatkan wejangan-wajangan darinya. Salah satunya adalah wejangan
bagaimana cara menikmati hidup agar tidak tamak dan selalu bersyukur.
“Seandainya bisa, manusia pasti akan menggenggam dunia,” katanya suatu saat.
Teks 3
Saudara-saudara yang saya hormati, beberapa hari yang lalu, masyarakat sedang
merayakan pesta demokrasi—memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung. Saya berharap, siapapun yang menjadi presiden dan wakil presiden, kita
harus berlapang dada untuk menerima segala kebijakannya.
10. Berdasarkan isi teks yang termasuk teks anekdot adalah...
A. Teks 1
B. Teks 2
C. Teks 3
D. Teks 1 dan teks 2
E. Teks 2 dan teks 3
TUGAS TERSTRUKTUR
Lembar Kerja Pelajar 1

Nama :
Kelas :
Nomor :

Kerjakan tugas berikut ini secara berkelompak!


1. Carilah teks anekdot yang menurut kalian menarik!
2. Bacalah contoh teks anekdot tersbut!
3. Analisislah struktur teks anekdot tersebut dan sajikan dalam bentuk tabel!
4. Analisislah unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks anekdot tersebut!
TUGAS MEMBUAT TEKS ANEKDOT

Lembar Kerja Pelajar 2

Nama :
Kelas :
Nomor :

Kerjakan dengan baik tugas berikut ini!


1. Kerjakan tugas berikut ini secara individu!
2. Carilah teks anekdot yang berisi kejadian atau fenomena teraktual!
3. Baca dan cermati pola penyajian teks anekdot tersebut!
4. Susunlah teks anekdot dengan pola berbeda memperhatikan isi, struktur, dan kebahasaan
yang baik!
5. Buatlah sebuah video parodi anekdot yang telah kalian susun!
6. Unggah video tersebut ke YouTube pribadi kalian dengan hashtag #Anekdot
#SMAN3Pwr!
c. Penilaian Keterampilan
1) Pedoman Penilian Prkatik Anekdot
Skor Kriteria Komentar
27-30 Sangat baik-sempurna: menguasai topik tulisan;
substantif; klasifikasi^aspek yang dilaporkan; relevan
dengan topik yang dibahas.
22-26 Cukup-baik: cukup menguasai permasalahan; cukup
Argumen

memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan


dengan topik, tetapi kurang terperinci.

17-21 Sedang-cukup: penguasaan permasalahan terbatas;


substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.
13- 16 Sangat kurang-kurang:tidak menguasai permasalahan;
tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai.
27-30 Sangat baik-sempurna: ekspresi lancar; gagasan
terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik;
uritan logis(klasifikasi^aspek yang dilaporkan)
kohesif.
Penampilan

22-26 Cukup-baik: cukup lancar; kurang terorganisasi, tetapi


ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis;
tetapi tidak lengkap
17-21 Sedang-cukup:tidak lancar; gagasan kacau atau tidak
terkait; urutan dan pengembangan kurang logis
13- 16 Sangat kurang-kurang: tidak komunikatif; tidak
terorganisasi; tidak layak dinilai
18-20 Sangat baik-sempurna: penguasaan kata
canggih;pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai
pembentukan kata; penggunaan diksi tepat.
14-17 Cukup-baik: penguasaan kata memadai;pilihan,
bentuk,dan penggunaan kata /ungkapan kadang-kadang
salah tetapi tidak mengganggu, cukup cermat dalam
Bahasa

memilih diksi dan kosa kata.


10-13 Sedang-cukup: penguasaan kata terbatas sering terjadi
kesalahan bentuk pilihan dan penggunaan kosa
kata/ungkapan makna membingungkan atau tidak
jelas, kurang cermat memilih diksi dan kosa kata.
7-9 Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata/
ungkapan dan pembentukan kata rendah; tidak cermat
memilih diksi dan kosa kata.
18-20 Sangat baik-sempurna: sangat menguasai materi
penulisan; sudah menunjukkan kemampuan berpikir
logis yang baik, sudah mencantumkan pendapat
narasumber secara benar, terhindar cari unsur plagiat.
14-17 Cukup-baik: cukup menguasai materi penulisan;
sudah menunjukkan kemampuan berpikir logis, sudah
mencantumkan pendapat nara sumber, terhindar cari
Isi

unsur plagiat.
10-13 Sedang-cukup: kurang menguasai materi penulisan;
terdapat kesalahan berpikir, sumber bacaan kurang
lengkap, logika kadang-kadang kurang dapat
dipertanggung-jawabkan.
7-9 Sangat kurang-kurang: tidak menguasai materi
penulisan; terdapat banyak kesalahan berpikir, tidak
mencantumkan sumber bacaan, logika
membingungkan.

Nilai Akhir Pelajar:


Skor capaian
= x 100%
Skor maksimal

Anda mungkin juga menyukai