(Anekdot)
I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Khusnul Khotimah, S.Pd.
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Purworejo
Tahun Ajaran : 2023/2024
Kelas/Fase : X/E
Alokasi Waktu : 18 JP ( 18 x 45 menit)
Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan,
pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan
usul, perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif.
Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan
norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik
berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan
materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi.
Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli,
perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks
fiksi dan nonfiksi multimodal.
Materi Pokok :Anekdot
B. Kompetensi Awal
Sebelum mempelajari nekdot diharapkan pelajar sudah pernah membaca dan
menyaksikan cerita lucu yang berisi kritikan.
F. Model Pembelajaran
1. Pembelajaran kooperatif
2. Grup investigasi
3. Pembelajaran berbasis proyek
4. Demonstrasi/presentasi
B. Pemahaman Bermakna
1. Ide pokok dan ide penjelas
2. Fungsi tanda baca kata-kata bahasa serapan asing/daerah
3. Langkah-langkah menulis kritik sosial dalam balutan komedi
C. Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang kalian ketahui anekdot?
2. Apa saja manfaat yang dapat kalian dapatkan setelah menyaksikan tayangan
stand up comedy?
3. Apa ciri-ciri atau karakter teks anekdot?
D. Persiapan pembelajaran
1. Mempersiapkan Presensi di AYoSinau
2. Mempersiapkan materi presentasi
3. Mempersiapkan lembar kerja untuk Pelajar di AYoSinau
4. Mempersiapkan lembar refleksi di AyoSinau
5. Mempersiapkan sarana dan prasana pembelajaran di dalam kelas
6. Mempersiapkan berbagai ragam teks laporan
E. Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran I (2 X 45 menit)
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk menonton tayangan anekdot yang 60
Inti diputar oleh guru di depan kelas. menit
2. Pelajar diminta untuk mendata pokok-pokok isi yang ada
di dalam anekdot.
3. Pelajar diminta untuk menemukan makna tersirat yang
terkandung di dalam anekdot dengan saling melempar
pertanyaan di dalam aktivitas diskusi.
4. Pelajar diminta untuk mencari kritik yang disampaikan
secara tersirat dalam anekdot dengan saling melempar
pertanyaan di dalam aktivitas diskusi (dengan dibantu
pertanyaan-pertanyaan dari guru).
5. Guru memberikan penguatan pemahaman tentang teks
anekdot terkait makna tersirat dan kritik melalui materi
paparan di depan kelas.
6. Pelajar mengajukan pertanyaan terkait dengan hal-hal
yang belum dipahami.
7. Guru bersama dengan Pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah perbedaan anekdot dengan humor.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar
refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas
Pembelajaran II (2 X 45 menit
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta membaca teks anekdot yang telah 60
Inti disediakan oleh guru. menit
2. Pelajar diminta untuk mencari penyebab kelucuan yang
ada di dalam teks anekdot tersebut.
3. Pelajar diberi kesempatan untuk mencari sumber bacaan
atau tayangan tentang humor dari berbagai sumber (bisa
menonton sitkom atau stand up comedy).
4. Guru memberikan penguatan pemahaman tentang
kelucuan dalam anekdot dan humor melalui bahan
tayang yang telah disediakan.
5. Pelajar diberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal
yang kurang dipahami.
6. Guru bersama dengan Pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah menemukan makna tersirat dalam
anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas
Pembelajaran IV (2 X 45 menit
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk membaca/menonton anekdot yang 60
Inti ada di dalam buku paket. menit
2. Pelajar diminta untuk menentukan struktur dari teks
anekdot tersebut.
3. Pelajar diminta untuk memahami materi terkait struktur
teks anekdot melalui materi yang diunggah guru dan
menambah referensi dari sumber lain.
4. Pelajar diberi kesempatan mengajukan pertanyaan terkait
dengan hal-hal yang belum dipahami.
5. Guru memberikan penguatan pemahaman terkait materi
struktur anekdot dengan diskusi ringan.
6. Guru bersama dengan pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah ciri kebahasaan teks anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas
Pembelajaran V (2 X 45 menit)
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk membaca/menonton anekdot yang 60
Inti telah disediakan oleh guru. menit
2. Pelajar diminta untuk menentukan aspek kebahasaan dari
teks anekdot tersebut.
3. Pelajar diminta untuk memahami materi terkait
kebahasaan teks anekdot melalui materi yang disediakan
guru dengan menambah referensi dari sumber lain.
4. Pelajar diberi kesempatan mengajukan pertanyaan terkait
dengan hal-hal yang belum dipahami.
5. Guru memberikan penguatan pemahaman melalui
diskusi ringan bersama pelajar.
6. Guru bersama dengan Pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan melalui.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah pola penyajian anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas
Pembelajaran VI (2 X 45 menit
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Tahap Langkah Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan pelajar saling menyapa dengan salam dan do’a 15
sebagai bentuk syukur telah diberi kesehatan dan menit
kesempatan untuk belajar di dalam kelas.
2. Guru dan pelajar mempersiapkan pembelajaran agar siap
untuk belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan pelajar
dapat membuat kesepakatan untuk menjaga lingkungan
belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini dilakukan
melalui diskusi kelas dengan membuat rencana aksi
bersama.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi.
4. Pelajar menyimak arahan guru terkait langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh.
5. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan
pemahaman bermakna.
6. Guru mengajukan pertanyaan pematik.
Kegiatan 1. Pelajar diminta untuk memahami materi tentang pola 60
Inti penyajian teks anekdot melalui materi yang disampaikan menit
oleh guru.
2. Pelajar diminta untuk membaca kembali teks anekdot
yang paling menarik diinternet
3. Pelajar diminta untuk menentukan pola penyajian teks
anekdot yang dibaca.
4. Pelajar diminta untuk menuyusun kembali isi teks
anekdot dengan pola penyajian berbeda.
5. Pelajar diberi kesempatan untuk bertanya terkait hal-hal
yang belum dipahami.
6. Guru bersama dengan pelajar menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksankan.
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik berupa pembahasan 15
seluruh aktivitas pembelajaran. menit
2. Pelajar menyimak penjelasan guru.
3. Guru menyampaikan bahwa materi pada pertemuan
berikutnya adalah menyusun teks anekdot.
4. Guru mengarahkan Pelajar untuk mengisi lembar refleksi
5. Pelajar mengisi lembar refleksi
6. Guru mengucapkan salam penutup dan izin
meninggalkan ruang kelas
F. Asessmen
1. Jenis : Tes
2. Bentuk: Penilaian Kinerja, Penilaian Produk
3. Instrumen: Soal PG dan rubrik (terlampir)
H. Refleksi
1. Untuk lebih memahami anekdot pelajar dapat mencari contoh anekdot di youtube
2. Agar terbentuk Profil Pelajar Pancasila Pelajar dapat latihan beranekdot dilingkup
sekolah maupun masyarakat
III. LAMPIRAN
MATERI
Akhir-akhir ini kalian pasti sering melihat poster, komik, meme atau penampilan
komika yang biasanya ada di dalam postingan instagram atau sosial media lainnya yang
isinya sebuah kritik atau sindiran yang dibingkai dalam sebuah candaan.
Contohnya:
A: 17 Agustus lomba apa nih di desa kamu?
B: Di desaku adanya lomba bertahan hidup.
Meskipun hanya dialog tunggal yang berisi candaan, tapi ini merupakan kritik bagi
pemerintah yang menerapkan PPKM darurat. Biasanya setiap bulan Agustus diadakan
berbagai macam lomba. Karena adanya PPKM darurat, segala jenis perlombaan yang
menimbulkan kerumunan ditiadakan. Dan akibat PPKM pula perekenomian masyarakat
semakin menurun. Masyarakat terpaksa harus berada dalam kondisi bertahan untuk hidup.
Ini adalah salah satu bentuk anekdot. Lalu, apa itu anekdot? Anekdot adalah salah
satu cerita lucu yang hadir di tengah masyarakat. Tidak sekadar lucu saja, anekdot memiliki
fungsi mengkritik, tapi tidak secara langsung apalagi kasar atau sarkas.
A. Pengertian Anekdot
Berikut berbagai macam pengertian dari teks anekdot:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya
mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
2. Tim Kemendikbud
Anekdot adalah cerita singkat yang menceritakan sebuah peristiwa yang telah
dialami oleh orang terkenal dan orang penting. Pesan cerita yang disampaikan
mampu membuat pembaca merasa konyol, lucu, jengkel dan perasaan lain.
Disebutkan juga bahwa teks anekdot mempu memberikan perasaan campur aduk
bagi pembaca. Mulai dari perasaan nyaman, frustasi, puas, gagal dan campur aduk
perasaan lainnya.
3. Keraf
Teks anekdot menurut keraf (1995) adalah istilah analisis yang diambil dari
bahasa Yunani dari kata “Analyei” yang bermakna menanggalkan, kemudian kata
“an” bermakna atas, dan “Iyein” yang dapat diartikan dengan menguraikan
sesuatu terikat.
Jika dimaknai secara keseluruhan, maka teks anekdot diambil dari analisis yang
berarti menguraikan atau menyelidiki struktur teks dan kaidah penulisan secara
benar dan tepat.
4. Prasetyo
Dilansir dari situs miliknya, Prasetyo menuliskan teks anekdot adalah cerita
rekaan yang tidak harus menceritakan orang yang terkenal, dan tidak harus ditulis
berdasarkan kenyataan. Anekdot dapat ditulis berdasarkan peristiwa yang
membuat jengkel, konyol dan kritik. Disana juga disebutkan juga bahwa tulisan
anekdot ditulis bentuk dari kekritisan penulis dalam menyikapi pertentangan
antara nyaman dan tidak nyaman.
Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri “Entah Di mana”, seorang Bapak guru
memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status
menjadi sekolah SBI.”Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak
lama lagi Sekolah kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf
Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan
kalian siapkan? Tanya sang guru.
“Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?” Tanya guru tersebut
lebih lanjutnya. Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru: “Belajar
bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris Bu”, jawab Joni.
“Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?” tanya guru kepada Jono. “Harus siapkan
uang, Pak” Jawab Jono. “Lho kok uang?” Tanya guru lebih lanjut.”Ya Pak.
Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal.
Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta
iuran untuk ini itu”,jelas Jono lebih lanjut.
“Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf
internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi,
kalian seperti sekolah di luar negeri”,sang guru melanjutkan penjelasannya.
“Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional,
tapi Sekolah Bertarif Internasional”, Jono juga melanjutkan pejelasannya.
(Sumber:http://www.ilmusiana.com)
Contoh 2 (dalam bentuk komik):
E. Mendata Pokok-Pokok Isi Teks Anekdot
Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya. Tetapi, ada makna yang tersirat yang terkandung dalam teks tersebut.
Makna teks anekdot membawa fungsi sosial yang bertujuan mengkritik atau
menyindir. Kritik dan sindiran tersebut diperoleh dari realita sosial yang terjadi dalam
kehidupan sehari- hari. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon sehingga tidak
terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu sehingga dapat disimpulkan
terdapat beberapa ciri-ciri teks anekdot.
Cerita dikemas dalam bentuk lelucon, berisi kritik atau sindiran, melibatkan
tokoh-tokoh yang dikenal oleh masyarakat. Berbentuk narasi singkat yang mengandung
tokoh, alur, dan latar. Anekdot dapat juga diungakapkan dalam bentuk gambar atau
ilustrasi, biasanya dapat kita temukan di media cetak berupa komik atau di media
elektronik berupa meme.
F. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Teks Anekdot
Mengonstruksi berasal dari kata dasar konstruksi yang menurut KBBI salah
satunya bermakna susunan. Maka apabila sama- sama mendapat awalan meng- maka
menjadi menyusun.
Dalam menyusun atau mengonstruksi kita harus menentukan topik, sasaran , dan
unsur kelucuan dalam anekdot serta menyimpulkan makna dan pesan tersirat di
dalamnya. Makna tersirat dianalisis dan diuraikan berdasarkan fakta-fakta yang
berhubungan dengan topik yang terdapat dalam teks anekdot. Makna tersebut
dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan sehingga pembaca dapat mendalami dan
merenungkan isi teks anekdot tersebut.
G. Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot
Pada penjelasan sebelumnya diungkapkan bahwa teks anekdot merupakan cerita
yang singkat dan lucu. Namun demikian, dibalik kelucuannya muncul makna tersirat di
antaranya untuk menyindir atau merupakan sarana untuk mengkritik persoalan yang
biasanya terdapat dalam dunia politik.
Ekspresi, gestur tubuh, dan perilaku tokoh dalam teks anekdot pun dijadikan
sebagai daya tarik tersendiri untuk menyampaikan pesan. Hal ini disebabkan karena
pesan merupakan hal yang paling penting dalam teks anekdot. Pesan tersebut
disampaikan secara tersirat sehingga pembaca harus memahami terlebih dahulu isi
anekdot itu. Oleh karena itu, pembaca harus cermat dan cerdas ketika membaca teks
anekdot agar dapat memahami pesan yang sebenarnya yang dinginkan oleh penulis teks
anekdot tersebut.
H. Menciptakan Kembali Teks Anekdot
Menciptakan teks anekdot sangat berbeda dibandingkan jika kalian menciptakan
teks-teks yang lain. Mengapa demikian? karena teks anekdot bukan sekadar teks yang
hanya dipahami konten/ isi nya saja tetapi membaca teks ini perlu identifikasi dan
perenungan untuk mendapatkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
sehingga ketika kalian akan menciptakan teks ini , maka yang harus dikuasai adalah
kalian harus paham dan tahu persoalan disekitarnya baik dari yang terdekat sampai
dengan yang terjauh atau terluas. Baik masalah sosial, politik maupun budaya.
Pemunculan tokoh dan pembuatan alur yang menarik, dapat menjadi daya tarik
sendiri bagi pembaca pada saat menikmati anekdot yang kalian buat. ketika kalian akan
mengemas topik dan masalah menjadi sebuah teks anekdot. Hal yang jangan sampai
dilupakan bahwa ciri anekdot salah satunya adalah sindiran yang dibalut kelucuan.
Maka, ingatlah ciri itu sebagai ciri yang paling utama. Maka pastilah teks anekdot yang
kalian ciptakan akan disukai oleh pembaca.
ASESMEN
b. Penilaian Diri
Catatan :
1. Skor penilaian =
Selalu =100
Sering = 75
Kadang-kadang = 50
Tidak Pernah = 25
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Kode nilai / predikat :
a. 80 – 100 = Sangat Baik (A)
b. 70 – 79 = Baik (B)
c. 60 – 69 = Cukup (C)
d. < 60 = Kurang (D)
d. Penilaian Pengetahuan
2) Kisi-kisi soal
LINGKUP MATERI INDIKATOR LEVEL NO BENTUK
MATERI SOAL SOAL
Anekdot Isi teks Disajikan gambar, Pelajar C-3 1 PG
anekdot: menentukan makna tersirat.
• peristiwa/ Disajikan gambar, Pelajar C-3 2 PG
sosok yang menentukan makna tersirat.
berkaitan Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 3 PG
dengan menentukan makna tersirat.
kepentinga Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 4 PG
n publik menentukan topik
Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 5 PG
Unsur menentukan letak kelucuan
anekdot: Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 6 PG
• peristiwa/ menentukan makna tersirat
tokoh yang Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 7 PG
perlu menentukan isi
dikritisi, Disajikan teks anekdot, Pelajar C-3 8 PG
sindiran, menentukan makna sindiran
humor, dan Disajikan teks anekdot C-3 9 PG
penyebab rumpang, Pelajar menentukan
kelucuan. susunan yang benar
Disajikan beberapa teks C-3 10 PG
anekdot, Pelajar menentukan
yang termasuk teks anekdot
3) Soal:
3. Dari segi makna tersirat, teks anekdot tersebut dapat diinterpretasikan sebagai...
A. Pemulung dilarang masuk!
B. Banyak pemulung yang tidak menaati peraturan.
C. Masih banyak orang miskin di sekitar kita.
D. Ternyata angka buta aksara di sekitar kita masih banyak.
E. Ternyata masih banyak pemulung di sekitar kita.
Bacalah teks anekdot berikut dengan seksama untuk menjawab soal no 5 dan
6!
Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. Saat tiba
sesi tanya jawab si Lia bertanya pada dosen, ”Apa kepanjangan dari KUHP,Pak?”
Lalu dosen tidak menjawab sendiri, tetapi dilemparkannya pada si Ahmad.
“Saudara Ahmad, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan saudara Lia!” pinta
beliau. Dengan tegas si Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak!”
tegasnya. Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen geleng-geleng kepala,
seraya menambahkan pertanyaan pada si Ahmad, “Saudara Ahmad, darimana
Saudara tahu jawaban itu?” Dasar si Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya pula
dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan ‘Pengalaman adalah guru yang
terbaik’ begitu, Pak!” Seisi kelas tertawa. Lalu tawa mereda dan kelas kembali
tenang.
5. Kelucuan teks anekdot terdapat pada bagian...
A. Saat Ahmad memplesetkan KUHP menjadi Kasih Uang Habis Perkara
B. Dosen sedang memberi kuliah hukum pidana
C. Sesi tanya jawab antara mahasiswa dan dosen
D. Para mahasiswa tertawa mendengar jawaban Ahmad
E. Para mahasiswa menertawakan keluguan Ahmad menjawa pertanyaan dosen
Bacalah kutipan teks anekdot berikut ini dengan seksama untuk menjawab
no. 7 dan 8 !
Konon otak orang Indonesia sangat digemari dan jadi rebutan di antara calon
penerima donor otak manusia. Di bursa pasar gelap, harga otak manusia Indonesia
dikabarkan paling tinggi. Setiap ada persediaan hampir bisa dipastikan langsung
laku terjual.
Orang-orang pun heran. Mengapa bukan otak orang Yahudi yang terkenal cerdas-
cerdas itu yang diburu? Mengapa bukan otak orang-orang Jepang, yang tersohor
memiliki kemampuan tinggi dalam bidang teknologi, yang diperebutkan? Atau,
mengapa tidak otak orang Cina yang sudah dikenal luas lihai berbisnis? Mengapa
justru otak orang Indonesia?
Setelah dilakukan semacam penelitian, ternyata persepsi para penerima donor otak
dalam menentukan pilihan bukan pada standar umum seperti asumsi di atas. Jawab
mereka: “Habis, otak orang Indonesia rata-rata masih mulus. Soalnya jarang
dipakai!”
7. Menurut teks anekdot tersebut mengapa otak orang Indonesia diburu oleh calon
penerima donor otak?
A. Karena otak orang Indonesia cerdas-cerdas
B. Karena otak orang Indonesia seperti otak orang Cina
C. Karena otak orang Indonesia mulus, jarang dipakai
D. Karena orang Indonesia rajin memelihara otaknya
E. Karena orang Indonesia rajin belajar
Nama :
Kelas :
Nomor :
Nama :
Kelas :
Nomor :
unsur plagiat.
10-13 Sedang-cukup: kurang menguasai materi penulisan;
terdapat kesalahan berpikir, sumber bacaan kurang
lengkap, logika kadang-kadang kurang dapat
dipertanggung-jawabkan.
7-9 Sangat kurang-kurang: tidak menguasai materi
penulisan; terdapat banyak kesalahan berpikir, tidak
mencantumkan sumber bacaan, logika
membingungkan.