(RPP 6)
Dua persoalan pokok itu muncul ketika melihat perkembangan umat Islamyang sebagaimana
dijelaskan Sayyid Qutub, kondisi umat Islam dapat digambarkansebagai suatu masyarakat yang beku,
kaku, menutup rapat-rapat pintu ijtihad,mengabaikan peranan akal dalam memahami syari’at Allah
atau istinbath hukum-hukum,karena mereka telah merasa cukup dengan hasil karya pendahulunya
yangjuga hidup dalam masa kebekuan akal (jumud) serta yang berdasarkan khurafat-khurafat.
Atas dasar kedua fokus pikirannya itu, Muhammad Abduh memberikan perhatianlebih kepada
akal bahkan lebih tinggi daripada yang diberikan Muktazilah. Adapunmenurut Abduh akal dapat
mengetahui hal-hal berikut ini, yaitu:
1. Tuhan dan sifat-sifatnya.
2. Keberadaan hidup di akhirat.
3. Kebahagiaan jiwa di akhirat bergantung pada upaya mengenal Tuhan dan berbuatbaik, sedangkan
kesengsaraanya bergantung pada sikap tidak mengenal Tuhandan melakukan perbuatan jahat.
4. Kewajiban manusia mengenal Tuhan.
5. Kewajiban manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahatuntuk kebahagiaan di akhirat.
6. Hukum-hukum mengenai kewajiban itu.
Abduh berpandangan bahwa Islam adalah agama pertama yang mengikat persaudaraan antara
akal dan agama. Selain itu juga memandangbahwa salah satu dasar Islam adalah dengan penggunaan
akal. Seseorangakan memiliki iman yang sempurna kalau didukung oleh akal. Karena akaldifungsikan
sebagai alat atau usaha untuk mengenal Tuhan.
d. Wahyu
Manusia sebagaimana telah disinggung, yakni hidup di alam fisik. Tetapi ketika jiwa manusia
meninggalkan tubuh maka tubuh akan mati dan jiwa tersebut akanhidup kembali, walaupun dengan
bentuk atau wujud yang lain di dalam kehidupanalam gaib. Abduh menitikberatkan pendapatnya
terkait wahyu sebagai fungsi, yangterdiri atas sebagaimana berikut:
1. Mengetahui keadaan kehidupan manusia di alam fisik, yakni menolong akaldalam mengatur
masyarakat melalui prinsip-prinsip umum yang dibawakan olehwahyu yakni mengatur manusia
untuk hidup damai dan menumbuhkan rasa cintasebagai dasar ketentraman, dan membawa syariat
yang mendorong manusiauntuk menjalankannya, seperti kejujuran, kebenaran,
bertanggungjawab,menempati janji, dan lainnya;
2. Mengetahui kehidupan alam akhirat, yakni mengetahui akan adanya kehidupankedua setelah
meninggal, dan mengetahui bahwa jiwa akan tetap hidup setelahmeninggalkan tubuh;
3. Menolong akal dalam menyempurnakan pengetahuan-nya, yakni pengetahuantentang Tuhan, sifat-
sifat Tuhan, kewajiban-kewajiban manusia pada Tuhan,kebaikan, dan kejahatan;
4. Menguatkan pendapat akal melalui kesakralan dan keabsolutan yang dimiliki oleh wahyu.
Secara umum, Abduh berpandangan bahwa wahyu berfungsi untuk memperkuat atau sebagai
konfirmasi atas yang diketahui oleh akal itu sendiri, dan wahyu sebagaiinformasi (memberitahu)
tentang yang tidak dapat diketahui atau dijangkau olehakal. Sehingga bagi Abduh wahyu adalah
penolong (al-mu’in) akal itu sendiri.
e. Kebebasan Manusia dan Fatalisme
Pandangan Abduh tentang kebebasan manusia memandang bahwa manusia memiliki daya pikir,
dan mempunyai kebebasan memilih sebagai sifat dasar alamiyang dimiliki. Manusia melalui akal
sehingga mampu mempertimbangkan sendiriakibat perbuatannya, kemudian mengambil keputusan
melalui kemampuannya danselanjutnya akan mewujudkan perbuatannya dengan daya yang ada dalam
dirinya.
Secara umum Abduh mengatakan manusia berdasarkan sunnahtullah yangmemiliki kemampuan
berpikir, maka segala daya, perbuatan, dan kemauan manusiaberasal dari diri manusia itu sendiri.
Tetapi kebebasan yang dimiliki tidak bersifatabsolut (tidak mutlak/ ada batasannya), dan menyebut
sebagai orang yang takaburdan angkuh ketika mengaku memiliki kebebasan mutlak.
f. Sifat-sifat Tuhan
Muhammad Abduh berbicara terkait sifat-sifat Tuhan dalam karyanya yaitu risalah al-Tauhid.
Akan tetapi dalam karyanya tersebut tidak dijelaskan secara jelasdan tegas pendapatnya terkait sifat
Tuhan. Yaitu, apakah sifat Tuhan itu esensi atauesensi lain dari sifat Tuhan, dan apakah sifat itu kekal
atau tidak kekal. Akan tetapi,Abduh lebih terlihat sebagai seorang yang memberikan tanggapan atas
penjelasan-penjelasanyang diberikan oleh ulama kalam terkait sifat-sifat Tuhan.
Muhammad Abduh berkaitan tentang sifat-sifat Tuhan mengatakan sebagaimanaberikut:
1. Kehendak Mutlak Tuhan
Hukum alam atau sunnatulllah yang diberikan Tuhan kepada manusiamenjadikan manusia
memiliki kebebasan dan kemampuan dalam melakukandan mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
Melaui sunnatullah yang ditetapkanitu pula Tuhan membatasi kehendaknya. Artinya melalui
sunnatullah yangdiciptakanNya dalam mengatur alam, Tuhan melalui kemauanNya sendiri
telahmembatasi kehendakNya.
2. Keadilan Tuhan
Muhammad Abduh memandang keadilan Tuhan bukan hanya dari segi
kemahasempurnaanNya, tetapi juga dari pemikiran rasional manusia. Bahwaalam diciptakan untuk
kepentingan manusia dan tidak ada ciptaan Tuhan yangtidak membawa manfaat bagi manusia.
Adapun masalah ketidakadilan tidakdapat diberikan kepada Tuhan karena tidak sejalan dengan
kesempurnaanaturan alam semesta.
3. Antrofomorfisme
Abduh yang memberikan kekuatan besar pada akal berpendapat bahwa tidak mungkin esensi
dan sifat-sifat Tuhan mengambil bentuk tubuh atau ruhmahluk di alam ini. Karena Tuhan termasuk
ke dalam alam ruhani, rasio tidakdapat menerima paham bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat
jasmani. Secaratidak langsung Abduh mengatakan bahwa kata-kata wajah, tangan, duduk
dansebagainya mesti dipahami sesuai dengan pengertian yang diberikan secaramajazi
(pengandaian) yang populer dikalangan masyarakat Arab. Dengandemikian, kata al-‘Arsy dalam
al-Qur’an berarti kerajaan atau kekuasaan, kataal-Kursy berarti pengetahuan.
4. Melihat Tuhan
Muhammad Abduh menyebutkan bahwa orang yang percaya pada tanzih (keyakinan bahwa
tidak ada suatupun dari makhluk yang menyerupai Tuhan)bahwa Tuhan tidak dapat dilukiskan
dengan gambar ataupun dijelaskan melaluikata-kata. Di akhirat, Tuhan akan menganugerahi orang-
orang tertentu untukmelihat diriNya. Akan tetapi Muhammad Abduh tidak menjelaskan bahwa
Tuhanyang bersifat ruhani, dihari perhitungan kelak dapat dilihat melalui panca inderamanusia.
5. Firman Tuhan
Firman atau sabda Tuhan bagi Abduh tidak dapat menjadi sifat Tuhan, dan tidak dapat
diartikan lebih dari kata-kata yang diucapkan melalui lidah. SehinggaAbduh mengatakan bahwa
firman adalah ciptaan dan tidak qadim, sebagaimanapandangan Muktazilah. Fungsi sabda atau
firman Tuhan adalah sebagaipembimbing manusia dalam menuju kesempurnaan.
g. Perbuatan Tuhan
Pemikiran Abduh sejalan dengan pemikiran Muktazilah terkait perbuatan Tuhan, bahwa Tuhan
memiliki kewajiban pada manusia karena sejalan dengan sunatullahyang diciptakanNya. Tuhan juga
melakukan perbuatan baik pada manusia, denganmerujuk pada konsepnya tentang keadilan Tuhan.
Abduh juga mengungkapkanmelalui perbuatan baik Tuhan pada manusia, maka Tuhan tidak akan
memberikanbeban manusia di luar kemampuan.
Akal manusia memiliki keterbatasan karena itu Tuhan wajib mengirim rasulsehingga manusia
dapat menyempurnakan pengetahuannya. Selain itu Tuhan pastimenempati janji dan ancamanNya,
karena ketika tidak dilakukan berarti Tuhan tidaksempurna dan ini menjadi bertentangan.
h. Iman
Abduh mengatakan iman adalah ‘ilm (pengetahuan), i’tikad (kepercayaan), atau yaqin
(keyakinan). Artinya pengetahuan yang dihasilkan akal melalui argumenargumenkuat dan membawa
jiwa seseorang menjadi tunduk dan menyerah.
Selain itu, Abduh memandang bahwa iman terdiri atas dua bentuk yaitu, pertamaiman taqlidi
adalah iman tradisional yang diterima turun temurun dari nenekmoyang dan dimiliki oleh golongan
manusia awam; Kedua iman haqiqi adalah imansebenarnya, yang memiliki kesanggupan untuk
mengetahui Tuhan dan alam gaibdan dimiliki oleh golongan manusia khawas.
B. Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 M)
1. Riwayat Hidup dan Karya Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan merupakan keturunan dari Husein, yaitu cucu nabi Muhammad Sawmelalui
Fatimah dan Ali. Khan lahir di Delhipada tahun 1817 M. Kakek Khan adalah SayyidHadi yang menjadi
pembesar istana pada zamanAlamaghir II (1754-1759 M). Sejak kecil AhmadKhan mengenyam
pendidikan tradisional dalambidang pengetahuan agama. Ahmad Khan belajarbahasa Arab, dan bahasa
Persia selain itu jugagemar membaca buku dalam berbagai bidangilmu pengetahuan. Di usia delapan
belasan tahunAhmad Khan bekerja pada serikat India Timur,kemudian menjadi hakim.
Ahmad Khan di tahun 1846 M kembali keDelhi, selain belajar Ahmad khan mulai menjalinhubungan
dengan para tokoh-tokoh dan para pemuka agama di Delhi. Kembalinyake Delhi dimanfaatkan Ahmad
Khan untuk melihat dan mempelajari peninggalanpeninggalankerajaan Islam dimasa silam, seperti Nawab
Ahmad Baksh, Nawab MustafaKhan, Hakim Mahmud Khan, dan Nawab Aminuddin. Selain itu, Ahmad
Khan melulaimenulis dan karya pertamanya adalah asar al-Sanadid.
Pada tahun 1857 M terjadi pemberontakan sehingga politik di Delhi mengalamisituasi kacau, serta
mengakibatkan kekerasan (anarkis) terhadap masyarakat India.Ahmad Khan, melihat kondisi tersebut
berencana meninggalkan India dan menujuMesir, tetapi keinginannya tersebut diurungkannya. Ahmad
Khan memilih tetap diDelhi dan memperjuangkan umat Islam India supaya menjadi umat yang maju.
Langkahyang dilakukan ialah dengan mencegah terjadinya konflik dan kekerasan. AhmadKhan bahkan
pernah menolong warga Inggris dari pembunuhan, atas jasanya tersebutKhan memperoleh gelar
kehormaatan yaitu Sir. Tetapi Ahmad Khan dengan rendahhati menolak pemberian gelar tersebut. Inggris
dan Ahmad Khan kemudian menjalinhubungan baik dan hubungan ini digunakan Ahmad Khan untuk
kepentingan umatIslam India.
Ahmad Khan menilai bahwa jalan umat Islam supaya dapat belajar ilmu pengetahuandan menjadi
maju, tidak cukup menentang Inggris melalui kerjasama dengan Hindu.Akan tetapi menjalin hubungan
baik dan kerjasama dengan Inggis juga harus dilakukan.Ahmad Khan kemudian meyakinkan pemerintah
Inggris bahwa umat Islam tidak ikutdalam pemberontakan 1857 M. Ahmad Khan menyebarkan selebaran
berisikan sebab-sebabterjadinya pemberontakan 1857 M, yaitu:
1) Intervensi Inggris atas agama, seperti pembentukan sekolah misionaris kristen danmenghapuskan
pendidikan agama di perguruan tinggi, dan pemberian pendidikanagama kristen di dalam panti asuhan
yang dikelola Inggris;
2) Tidak diikutsertkannya orang India yang beragama Islam maupun Hindu dalamlembaga perkawinan,
sehingga menimbulkan kecurigaan di kalangan rakyat India;
a. Rakyat India dengan ketidaktahuannya menganggap Inggris berniat danbertujuan merubah agama
rakyat India menjadi kristen;
b. Inggris tidak mengetahui keluhan dan keinginan rakyat India;
c. Inggris tidak menjalin hubungan baik dengan rakyat India, padahal hubunganbaik adalah kunci dari
kestabilan dalam pemerintahan.
Sikap Ahmad Khan tersebut berhasil merubah pandangan Inggris terhadap umat Islam India. Tidak
sampai disitu, Khan kemudian mendirikan sekolah Inggris diMuradabad di tahun 1861 M. Ahmad Khan
kemudian di tahun 1878 M mengukir karyabersejarah dan berpengaruh dalam memajukan Islam di India,
yaitu dengan mendirikansekolah Mohammedan Angio Oriental College (MAOC) di Aligarh. Di tahun
1978 M,Ahmad Khan mengundurkan diri dari kepegawaian pemerintah Inggris dan memilihfokus pada
pendidikan umat Islam India, sampai menginggal di tahun 1989 M.
2. Pemikiran-Pemikiran Sayyid Ahmad Khan
a. Hukum Alam
Allah menciptakan alam sekaligus menciptakan dan menetapkan sunnatullah atau hukum alam itu
sendiri, sehingga semua yang terjadi di dunia berasal darisebab akibat yang berdasar atas hukum alam.
Hukum alam menurut Ahmad Khanbersifat tetap dan tidak berubah. Selain itu, hukum alam sudah
sesuai dengan ajaranIslam.
Hukum alam dikemukakan Ahmad Khan banyak yang menentang, salah satunyamengatakan
bahwa percaya akan nature dapat membawa manusia pada pahamnaturalism dan materalism, sehingga
berakibat tidak percaya akan adanya Tuhan.Melalui pendapat tentang hukum alam pula Ahmad Khan
kemudian dikatakansebagai orang nechari (kata urdu), berasal dari bahasa Inggris nature (low of
nature).
b. Al-Quran dan Hadis
Al-Quran adalah firman Allah yang dijadikan sebagai landasan dan pedoman utama dalam Islam.
Sedangkan hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islamdipandang tidak semuanya dapat diterima,
akan tetapi harus diadakan penelitianterhadap keaslian hadis tersebut.
c. Akal
Akal menempati posisi tertinggi dalam pemikiran Ahmad Khan, dan menjunjung tinggi ijtihad.
Kekuatan akal menjadikan manusia bebas menentukan kehendakdan melakukan perbuatan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Maka pandangannyaselalu berpusat pada kritik rasional, menentang yang
bertentangan dengan logika,hukum alam dan pandangannya mirip dengan pandangan qadariyah.
Pandangangannya terkait kemerosotan dan kemunduran Islam di India adalahsalah satu contoh
yang menurut Ahmad Khan sebagai akibat dari kecenderunganmengikuti para pendahulu-
pendahulunya yakni paham taklid, yang tidak ambilbagian dalam perkembangan zaman. Selain itu,
masyarakat Islam di India terlenaakan masa keemasan masa klasik, sehingga menafikkan peradaban
zaman sekarangdan tidak menyadari peradaban baru di Barat seperti teknologi, saint, dan lainnya.
d. Perhatian dalam bidang lain
a) Pendidikan, dipandang sebagai faktor utama dalam meningkatkan danmenjadikan umat Islam maju,
bukan hanya terkait pengetahuan agama sematatetapi pengetahuan sain, teknologi dan
pengetahuan-pengetahuan lainnya.Pendidikan juga yang dapat merubah sikap mental manusia dan
masyarakatpada umumnya;
b) Sistem perkawinan dalam Islam, diantaranya terkait tidak dianjurkannyapoligami tetapi
diperbolehkan dalam kasus-kasus lain;
c) Hukum, mengatakan bahwa hukum potong tangan bagi pencuri dilakukan padawaktu tertentu saja
yang mana hal tersebut adalah hukuman maksimal yang dijatuhkan.
C. Muhammad Iqbal (1873-1935 M)
1. Riwayat Hidup Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir pada tanggal 22 Februari 1873 M di Sialkot, Punjab Barat Pakistan.Dan
meninggal dunia di tahun 1935 M. MuhammadIqbal lahir dari keturunan kelas BrahmanaKhasmir (kelas
sosial tertinggi di India). Ayahnyaadalah Muhammad Nur yang terkenal sebagaiorang saleh. Pendidikan
agama sudah ditanamkandalam diri Muhammad Iqbal sejak kecil olehayahnya.
Selain dari ayahnya, Muhammad Iqbal belajaragama dengan Mir Hassan sekaligus belajarmembuat
sajak. Melalui bantuan Mir Hassan,Muhammad Iqbal kemudian masuk sekolah ScotiisMission School.
Setelah selesai, Muhammad Iqbalmelanjutkan studinya di Government College dandi tahun 1897 M
memperoleh gelar sarjana muda(BA). Pada tahun 1905 M, Iqbal mendapatkangelar MA dalam bidang
filsafat. Muhammad Iqbaljuga memiliki prestasi, terbukti dengan mendapatbeasiswa dan mendapat dua
medali emas terkait penguasaan bahasa inggris dan arab.
Selama masih di perguruan tinggi Government College, Muhammad Iqbal bertemudengan tokoh
orintalis yang sekaligus menjadi guru besar di perguruan tinggi tersebut,yaitu Sir Thomas W. Arnold (w.
1930 M). Dua tahun kemudian Muhammad Iqbal pindahke Munich Jerman, dan memperoleh gelar Ph.D
di dalam filsafat dengan judul disertasithe Development of Metaphysics in Persia (perkembangan
metafisika di Persia).
Pada tahun 1930, Muhammad Iqbal terjun dalam bidang politik dan menjadi salahsatu yang
berpengaruh dalam Partai Liga Muslim India, serta menjadi ketua konferensitahunan Liga Muslim di
Allahabad. Karir Iqbal semakin bersinar dan namanya semakindikenal setelah dirinya mendapatkan gelar
sir dari pemerintahan kerajaan Inggris diLondon. Gelar tersebut diberikan atas usulan wartawan Inggris
yang mengamati sepakterjang Iqbal, khususnya terkait ide kebangsaan. Kemudian di tahun 1931 M dan
tahun1932 M, Muhammad Iqbal membahas konstitusi baru bagi India dalam konfrensi mejabundar di
London. Dan tahun 1933 M Muhammad Iqbal diundang ke Afganistan untukmembicarakan pembentukan
Universitas Kabul.
Muhammad Iqbal adalah negarawan matang, dan pandangan-pandangannya terkenalkritis khususnya
terhadap ancaman barat salah satunya budaya. Bagi Muhammad Iqbal,budaya barat adalah budaya
imperialism, anti spiritual, dan jauh dari norma insani.Muhammad Iqbal meyakini faktor terpenting
reformasi dalam diri manusia adalah jatidiri manusia itu sendiri. Pemahamannya tersebut dilandasi atas
ajaran Islam sehinggaMuhammad Iqbal terus berjuang dalam menumbuhkan kepercayaan diri pada
umatIslam. Muhammad Iqbal memandang peradaban Islam waktu itu sedang terhambat,tertinggal dan
terbelenggu oleh imperalisme. Hal ini dikarenakan umat Islam mengalamikehilangan rasa percaya diri
dalam menghadapi budaya barat itu sendiri, terlihat padaproses imitasi budaya barat yang terus dilakukan.
Sebelum tutup usia di tahun 1935 M, Muhammad Iqbal mengundurkan diri daripekerjaannya dan
memfokuskan diri untuk membuat sajak-sajak yang bermuatanteologis dan filosofis. Karya Muhammad
Iqbal antara lain yaitu: syikwa (keluhan),jawab-i-syikwa (jawaban keluhan), bang-i dara (panggilan
lonceng), asrar-i (rahasiapribadi), rumudzi bekhudi (misteri penyangkalan diri), dan sebuah buku
kumpulanceramah sejak tahun 1982 M sekaligus sebagai karya terbesarnya dalam bidang filsafatyaitu, the
reconstruction of religius thought in Islam.
2. Pemikiran Kalam Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lebih terkenal sebagai filosof dibandingkan sebagai teolog. Walaupun sulit
menemukan pandangan-pandangannya mengenai wacana-wacanakalam klasik, seperti fungsi akal dan
wahyu, perbuatan Tuhan, perbuatan manusia, dankewajiban-kewajiban Tuhan. Tetapi Muhammad Abduh
sering menyinggung beberapaaliran kalam klasik yang pernah ada di dalam agama Islam.
Muhammad Iqbal mengatakan bahwa al-Quran diturunkan secara global. Dengantujuan
membangkitkan kesadaran manusia supaya mampu menerjemahkan danmenjabarkan nas-nas al-Quran
yang masih global dalam realita kehidupan dan dinamikamasyarakat yang selalu berubah. Inilah yang
dalam rumusan fikih disebut ijtihad yangoleh Iqbal disebut prinsip gerak dalam struktur Islam.
Muhammad Iqbal menekankanakan pentingnya ijtihad dimasa sekarang, khususnya terkait perkembangan
zaman.
a. Hakikat Teologi
Muhammad Iqbal melihat teologi sebagai ilmu yang berdimensi kepadakeimanan dan
berdasarkan esensi tauhid. Di dalamnya terdapat jiwa yang bergerak berupa persamaan,
kesetiakawanan dan kebebasan dan kemerdekaan. Selain itu, Muhammad Iqbal dalam ontologi
teologinya melihat adanya penyimpangan (anomali) yang melekat pada literatur ilmu kalam klasik.
b. Pembuktian Tuhan
Muhammad Iqbal menolak argumen teleologis yang berusaha membuktikan eksistensi Tuhan
yang mengatur ciptaanNya dari sebelah luar, tetapi menerima landasan teleologis yang menafsirkan
Tuhan yang imanen (tetap ada) bagi alam. Selain itu, Iqbal menolak argumen kosmologis (sebab-
musabab) maupun secara ontologis (logika).
c. Jati Diri Manusia
Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-
bakatnya, karena hakikat hidup adalah bergerak dan gerak adalah perubahan. Secara umum
Muhammad Iqbal mengatakan bahwa manusia itu dinamis sebagaimana kehidupan dunia.
d. Dosa
Muhammad Iqbal secara tegas menyatakan dalam seluruh kuliahnya bahwa al-Quran
menampilkan ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif. Maka kewajiban manusia
adalah membenarkan adanya kepercayan ini. Namun, pengakuan terhadap kemandirian (manusia) itu
melibatkan pengakuan terhadap semua ketidaksempurnaan yang timbul dari keterbatasan dan
kemandirian itu. Artinya setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia, manusia itu sendiri akan
mendapatkan hasil atau konsekuensi dari tindakan itu sendiri.
e. Surga dan Neraka
Muhammad Iqbal meyakini surga dan neraka, selanjutnya surga dan neraka dikatakan sebagai
sebuah keadaan. Pandangannya merujuk pada rumusan al-Quran, bahwa surga adalah kegembiraan
karena mendapatkan kemenangan dalam mengatasi berbagai dorongan yang menuju kepada
perpecahan. Sedangkan neraka adalah api Allah yang menyala-nyala dan yang membumbung ke atas
hati, dengan sederhana dikatakan sebagai penyiksaan.
EVALUASI PEMBELAJARAN
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai .... ( disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
B. Kolom Evaluasi
1. Kolom pilihan ganda.
Pilihan ganda: jumlah jawaban benar x 5 (maksimal 10 x 5 = 50)
2. Kolom uraian.
Uraian: rubrik penilaian
No Rubrik Penilaian Skor
a. Jika peserta didik dapat menyebutkan apa saja yang dapat diketahui oleh akal menurut
Muhammad Abduhsecara lengkap, skor 10.
1 10
b. Jika peserta didik dapat menyebutkan apa saja yang dapat diketahui oleh akal menurut
Muhammad Abduhsecara kurang lengkap, skor 5.
a. Jika peserta didik dapat menjelaskan pandangan Muhammad Iqbal terkait manusia awam
dan manusia khawas secara lengkap, skor 10.
2 10
b. Jika peserta didik dapat menjelaskan pandangan Muhammad Iqbal terkait manusia awam
dan manusia khawassecara kurang lengkap, skor 5.
a. Jika peserta didik dapat menjelaskan pendapat Sayyid Akhmad Khan tentang akal secara
lengkap, skor 10.
3 10
b. Jika peserta didik dapat menjelaskan pendapat Sayyid Akhmad Khan tentang akalsecara
kurang lengkap, skor 5.
a. Jika peserta didik dapat menjelaskan pandangan Muhammad Iqbal terhadap teologi secara
lengkap, skor 10.
4 10
b. Jika peserta didik dapat menjelaskan pandangan Muhammad Iqbal terhadap teologisecara
kurang lengkap, skor 5.
a. Jika peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat Tuhan menurut Muhammad Abduh
secara lengkap, skor 10.
5 10
b. Jika peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat Tuhan menurut Muhammad Abduhsecara
kurang lengkap, skor 5.
Jumlah skor maksimal 50
Nilai : Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda dan Isian) x 100
jumlah skor maksimal
C. Tugas Portofolio
Format bentuk laporan dapat menggunakan instrumen di bawah ini:
Nama : .........................................
Kelas : .........................................
No. Induk : .........................................
Bulan : .........................................
Pilihan
No Topik Tidak Alasan Singkat
Setuju
Setuju
Pemikiran Muhammad Abduh
1
tentang kehendak mutlak Tuhan.
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan
2
tentang hukum alam.
Pemikiran Muhammad Iqbal tentang
3
surga dan neraka.
Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah sebagai berikut.
a. Jumlah nilai rata-rata pada kolom uji kompetensi pilihan ganda/uraiandan tugas x 50%.
b. Jumlah nilai rata-rata pada kolom diskusi x 50%.
Nilai akhir= nilai a + nilai b
D. Catatan
Aktivitas Tingkat
Kerjasam Penguasaan
Partisipasi Jumlah
Keaktifan
Nama a Nilai (MK, Ket
Skor
MB, MT,
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
BT)
Abdul Aziz Muslim
Adam Nurhidayat
Akhmad Faizar Rifqi Khasani
Ani Rosyani
Annisa Febriyanti
Ashraff Ali Yahya
Asror Abda Alam
Baqir Al Khakim
Dede Lutfiah Sabela
Erni Veronika
Fikri Annas Sahil
Ghilmana Muna Ahali
Hanif Reza Ramadhani
Harti
Hawin Sabillah Nur
Himatun Aliyah
Ilham Khairuman
Indah Hijrotus Sholihah
Ismi Maulidiyah
Ismi Nurrisqi Fadilah
Ismi Ulumi
Khofifah Rahma Wati
Livia Meyfita Sari
M. Khotibul Umam Al-Aidi
Mahmudah
Muhammad Dimas Fajrul Falah
Muhammad Irkham Maulidaen
Nizar Zakaria Sabilillah
Nur Asri Agustyani
Nur Faizah
Nursahidin
Nursari Widiyanti
Puput Lutfiyanah
Puput Wulandari
Raden Ajeng Alfiyah Amiroh
Resty Sis Fauziah
Rizanti Amalia
Rizki Puji Pengesti
Rofi Maulana Malik Ibrohim
Roozika Pratama
Saif Fikri Noor Imannulloh
Selly Pujianti
Siti Maesaroh
Zaki Ramadhan
Zidan Ramadhani
Rubrik penilaian:
1. Apabila peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
2. Apabila sudah memperlihatkan perilaku tetapi belum konsisten yang dinyatakan dalam indikator.
3. Apabila sudah memperlihatkan perilaku dan sudah konsisten yang dinyatakan dalam indikator.
4. Apabila sudah memperlihatkan perilaku kebiasaan yang dinyatakan dalam indikator.
Catatan:
Penguasaan nilai disesuaikan dengan karakter yang diinginkan.
Rentang Skor = Skor Maksimal – Skor Minimal
= 16 - 4
= 12
MK = 4 - 16
MB = 1- 13
MT = 8 - 10
BT = 4-7
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tandaawal perilaku
yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagaitanda perilaku yang
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya/kebiasaan (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkanperilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).