dengan mahluk yang lainya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia “sering kali” lupa, tidak tahu
atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Potensi positif yang ada dalam diri
manusia menjadikannya sebagai hamba yang Bertaqwa, sebaliknya di sisi potensi negative
mampu menjadikan manusia menjadi lebih rendah dari makhluk yang gak punya akal sekalipun.
Untuk itu marilah kita ingatkan diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana
asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh
kehidupan didunia ini supaya selamat mengarungi hidup didunia dan akhirat nanti.
Sobat, jika kita mau kembali Kitab Al-Qur’an ternyata telah tertulis berbagai ayat yang
menyatakan bagaimana manusia itu sebenarnya. Diantaranya, Manusia itu adalah :
Pertama, Lemah
Ketahuilah bahwa manusia sangatlah lemah, tidak bisa hidup sendiri. Saling membutuhkan dan
ketergantungan dengan yang lain
َ ُسان
ع ُجوال َ سانُ ِبالش ِ ِّهر ُدعَا َءهُ ِبا ْل َخ ْي ِر َوك
َ َان اإل ْن َ ع اإل ْن
ُ َويَ ْد
Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. dan adalah
manusia bersifat tergesa-gesa. (QS.Al-Isra’ : 11)
Ketidaksabaran manusia jelaslah terbukti, semuanya ingin terjadi instant. Ihtiar baru sepertiga
ingin lekas mendapat hasil. Terkadang sesuatu hal yang menarik hati, menjadikan lupa akal sehat
dan logika. Itulah Manusia.
ان لَ َي ْطغَى
َ سَ كَال ِإ هن اإل ْن
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (QS.Al-Alaq : 6)
َ ِي َما ك
َان َي ْدعُو َ ان ض ٌُّر َدعَا َربههُ ُم ِنيبًا ِإلَ ْي ِه ث ُ هم ِإذَا َخ هولَهُ ِن ْع َمةً ِم ْنهُ نَس َ س َ س اإل ْن َو ِإذَا َم ه
َ إِلَ ْي ِه ِم ْن قَ ْب ُل َو َجعَ َل ِ هّلِلِ أ َ ْندَادًا ِليُ ِض هل ع َْن
سبِي ِل ِه قُ ْل ت َ َمت ه ْع بِ ُك ْف ِركَ قَ ِليال إِنهكَ ِم ْن
ب النه ِارِ ص َحا ْ َأ
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, Dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya
dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya
LUPALAH Dia akan kemudharatan yang pernah Dia berdoa (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu, dan Dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan
kekafiranmu itu Sementara waktu; Sesungguhnya kamu Termasuk penghuni neraka”.
إِذَا َم ه
سهُ الش ُّهر َج ُزوعًا
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (QS. Al-Ma’arij : 20)
ٌ ُان لَ َكف
ور ُم ِبي ٌن َ سَ َو َج َعلُوا لَهُ ِم ْن ِع َبا ِد ِه ُج ْز ًءا ِإ هن اإل ْن
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-
Nya[1349]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat
Allah). (QS. Az-Zukhruf : 15)
ارت َ ْبت ُ ْم َ ُيُنَادُونَ ُه ْم أَلَ ْم نَك ُْن َمعَ ُك ْم قَالُوا بَلَى َولَ ِكنه ُك ْم فَت َ ْنت ُ ْم أ َ ْنف
ْ س ُك ْم َوت َ َربه
ْ صت ُ ْم َو
ُ اّلِلِ ا ْلغَ ُر
ور غ هر ُك ْم ِب ه غ هرتْ ُك ُم األ َمانِ ُّي َحتهى َجا َء أ َ ْم ُر ه
َ َّللاِ َو َ َو
Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah
Kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu
mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta
ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu
terhadap Allah oleh (syaitan) yang Amat penipu. (QS.Al-Hadid : 72)
Itulah sifat-sifat yang ada dalam diri kita, harus diwaspadai. Begitu banyak sifat buruk yang
melekat kepada diri manusia. Allah Maha Adil dan Tidak menyulitkan hamba-Nya, Islam adalah
solusi untuk mengatur manusia agar bisa mengarungi ujian di dunia dan menggapai kebahagiaan
di akherat
Alhamdulillah, mari kita syukuri nikmat iman dan Islam ini dengan cara :
Manusia memang lemah dan banyak kekurangan tetapi dengan bersatu akan menjadi kuat
sehingga bisa selamat dunia dan akherat.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Al Asy’ari, dari Nabi, beliau bersabda,
َ َ شبهكَ َب ْي َن أ
صا ِب ِع ِه َ ضهُ َب ْعضًا ث ُ هم
ُ ش ُّد َب ْع ِ َا ْل ُم ْؤ ِمنُ ِل ْل ُم ْؤ ِم ِن كَا ْلبُ ْني
ُ ان َي
Seorang mukmin terhadap orang mukmin yang lain seperti satu bangunan, sebagian mereka
menguatkan sebagian yang lain, dan beliau menjalin antara jari-jarinya.