Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMAN 9 BANDUNG


Kelas/Semester : XI/ Semester 2
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Materi Pokok : Novel
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4 Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan model Discovery Learning dipadukan dengan metode Diskusi
kelompok dan mind mapping dengan pendekatan saintifik, yang membimbing peserta didik
untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian masalah, peserta didik
dapat menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan carita novel sehingga mampu
menyajikan hasil analisis novel melalui berbagai media (seperti bagan, cerita bergambar,
animasi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan dengan rasa nasionalisme,
tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, percaya diri, serta
memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu berkomunikasi
secara lisan ataupun tulisan dan bekerjasama dengan baik.

B. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti

Sikap (K-1 dan KI-2)

Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari
solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan
yang Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang
dianutnya.

Pengetahuan (KI-3) Keterampilan (KI-4)

Memahami, menerapkan, menganalisis Menunjukkan keterampilan menalar,


dan mengevaluasi pengetahuan faktual, mengolah, dan menyaji secara (a)
konseptual, prosedural, dan metakognitif efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d)
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g)
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya komunikatif, dan (h) solutif, dalam
tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) ranah konkret dan abstrak terkait
teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) dengan pengembangan dari yang
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, dipelajarinya di sekolah, serta mampu
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban menggunakan metode sesuai dengan
terkait penyebab fenomena dan kejadian, kaidah keilmuan.
serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
C. Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan

11.3.6 Menganalisis isi, struktur dan aspek 11.4.6 menyajikan hasil analisis
kebahasaan novel novel melalui berbagai media
(seperti bagan, cerita
bergambar, animasi) dengan
memperhatikan struktur dan
kaidah kebasaan.

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

11.3.6.1 Dapat mengidentifikasi isi novel 11.4.6.1 Dapat menyajikan hasil


analisis struktur novel yang
Sunda telah dibaca melalu media
cerita bergambar (mand
11.3.6.2 Dapat menentukan jenis novel yang
mapping)
sudah dibaca 11.4.6.2 Dapat mentransformasikan
cerita novel kedalam
11.3.6.3 Dapat mengidentifikasi struktur bentuk video drama
11.4.6.3 Mendemonstrasikan drama
novel hasil transformasi novel
11.3.6.4 Dapat menganalisis aspek

kebahasaan yang digunakan dalam

novel yang telah dibaca

D. Materi
 Pengertian Novel Sunda
 Sejarah Novel Sunda
 Jenis Novel Sunda
 Contoh Novel Sunda
 Unsur intrinsik dan ekstrinsik Novel Sunda

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Metode : diskusi kelompok, mand mapping, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning

F. Media : Lembar aktivitas Peserta didik, contoh (materi), LCD, Leptop,


speaker
G. Sumber Belajar : Haerudin, D. 2017. Basa Sunda Urang Pangajaran Basa Sunda
pikeun Murid SMA/SMK/MA Kelas XI Kurda Basa Sunda 2013 Revisi
2017. Bandung: Geger Sunten
Isnendes, R. 2010. Handout Teori Sastra
Ardiwinata, DK. 1918. Baruang ka nu Ngarora. Bandung: Rahmat
Cijulang
RAF (Rahmatullah Ading Affandie). 2008. Nu Kaul Lagu Kaléon.
Bandung: Kiblat
Koesman, MO (Moehamad Oenoen). 2013. Si Kabayan Ngalalana.
Bandung: Kiblat
Koraliati, Ai. 2015. Catetan Poéan Réré. Bandung: Kiblat
Rustandi, Ahmad. 2016. Anjar jeung Rampog Geulis. Bandung:
Kiblat
Rustandi, Ahmad. 2015. Anjar Lawan Raja Bangsat. Bandung: Kiblat
Djajadilaga, TB. 2014. Nyi Sarikingkin. Bandung: Kiblat

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Indikator Pencapaian Kompetensi
11.3.3.1 Mengidentifikasi isi Novel Sunda
11.3.6.2 Menentukan jenis-jenis Novel Sunda
Kegiatan Pendahuluan Waktu Abad 21

 Guru memberikan salam dan mengajak Peserta didik berdo’a 10 menit Character
sebelum memulai pelajaran Building
 Guru menyuruh Peserta didik untuk mengecek keadaan di -religius
sekitarnya agar terbebas dari sampah
 Guru mengecek kehadiran Peserta didik -Disiplin
 Peserta didik diberikan motivasi agar konsentrasi dalam
pembelajaran dan terlibat aktif dalam pembelajaran
 Membangun apersepsi dengan menanyakan materi tentang Novel -Tanggung
Sunda jawab
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu memahami isi cerita dan menentukan jenis novel Sunda
tang telah dibacanya
 Peserta didik menyimak mekanisme pelaksanaan pembelajaran
yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Inti
 Peserta didik menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara 60 menit Critical
garis besar/global tentang materi pelajaran novel mengenai Thinking
pengertian, sejarah novel sunda, ciri-ciri, jenis dan contoh novel
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, Carakter
Building
ketelitian, mencari informasi.
 Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan -Disiplin
membaca materi dari buku paket atau buku penunjang lain, dari -Syukur
internet/materi yang berhubungan dengan pengertian, sejarah
novel sunda, ciri-ciri, jenis dan contoh novel -Literasi
 Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai pengertian,
sejarah novel sunda, ciri-ciri, jenis dan contoh novel yang belum
dipahami
 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
 Guru memberikan tugas untuk membuat ringkasan isi novel yang
telah diberikan kepada peserta didik
 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi isi cerita novel yang dibacanya
 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
membahas isi cerita dan mengklasifikasikan jenis novel yang
dibacanya
 Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan ringkasan isi cerita dan jenis novel dengan
rasa percaya diri sesuai dengan pemahamannya
 Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
belum dipahami serta peserta didik yang lain memberikan
tanggapan

Kegiatan Penutup

 Guru memberikan pertanyaan secara tepat mengenai materi 10 menit Character


novel yang diberikan Building
 Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan tentang
-Disiplin
pengertian, sejarah, ciri-ciri dan jenis novel
 Peserta didik yang belum selesai menganalisis isi diberikan tugas
untuk membuat ringkasan tentang isi cerita novel yang dibacanya
 Peserta didik diberikan informasi tentang materi minggu yang
akan datang yaitu tentang struktur novel -Tanggung
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan Jawab
untuk tetap belajar serta mengucapkan salam.
-Religius
Pertemuan kedua
Indikator Pencapaian Kompetensi
11.3.6.3 Dapat mengidentifikasi struktur novel
11.3.6.4 Dapat menganalisis aspek kebahasaan yang digunakan dalam novel yang telah
dibaca
11.4.6.1 Dapat menyajikan hasil analisis struktur novel yang telah dibaca melalu media
cerita bergambar (mind mapping)
Kegiatan Pendahuluan Waktu Abad 21

 Guru memberikan salam dan mengajak Peserta didik berdo’a 10 menit Character
sebelum memulai pelajaran Building
 Guru menyuruh Peserta didik untuk mengecek keadaan di -Religius
sekitarnya agar terbebas dari sampah
 Guru mengecek kehadiran Peserta didik -Disiplin
 Peserta didik diberikan motivasi agar konsentrasi dalam
pembelajaran dan terlibat aktif dalam pembelajaran
 Membangun apersepsi dengan menanyakan materi novel
sebelumnya
-Tanggung
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
jawab
yaitu mengidentifikasi struktur novel dan menganalisis aspek
kebahasaan dalam novel
 Peserta didik menyimak mekanisme pelaksanaan pembelajaran
yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Inti

 Peserta didik menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara 60 menit Critical


garis besar/global tentang materi pelajaran Novel mengenai Thinking
struktur novel Sunda meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik serta Carakter
aspek kebahasaan dalam novel, untuk melatih rasa syukur, Building
kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
-Disiplin
 Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku penunjang lain, dari -Syukur
internet/materi yang berhubungan dengan struktur novel
 Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai struktur novel
 Guru mengecek tugas peserta didik yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya -Literasi
 Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi struktur novel yang telah dibacanya
 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk membuat
mind mapping struktur novel yang telah dibacanya
 Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
pengamatan dalam bentuk mind mapping
 Peserta didik menyampaikan hasil kreasi tentang struktur novel
dan menganalisis aspek kebahasaan yang terkandung dalam
novel secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
Kegiatan Penutup

 Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan tentang 10 menit Character


struktur novel yang terdapat pada novel yang dibacanya dan Building
aspek kebahasaan yang terkandung dalam novel
-Tanggung
 Peserta didik diberikan informasi tentang materi minggu yang
Jawab
akan datang yaitu menyajikan bagan analisis novel yang telah
dibaca kedalam bentuk drama (transformasi)
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk tetap belajar serta mengucapkan salam. -Religius

I. Penilaian

1. Teknik Penilaian:
- Penilaian Sikap : Pengamatan/Observasi
- Penilaian Pengetahuan : Tes Lisan dan Tulisan
- Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
2. Bentuk Penilaian :
- Observasi : Lembar Pengamatan
- Tes tertulis : Uraian
- Unjuk kerja : Lembar penilaian Presentasi
3. Instrumen Penilaian
4. Remedial
 Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
 Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali ters remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.

Mengesahkan, Bandung, 18 Februari 2019

Guru Mata Pelajaran Basa Sunda Guru Praktikan

Mega Rahayu, S.Pd Hana Khoirunnisa


Lampiran-lampiran
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Satuan Pendidikan : SMAN 9 BANDUNG


Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XI / Semester 2
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda

Kreatif Tanggung Jawab Disiplin Santun

No Skor

1-5 1-5 1-5 1-5

2
3
4
5

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMAN 9 BANDUNG


Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Kelas/ Semester : XI/ 2
Kompetensi Dasar :
11.3.6 Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan novel
11.4.6 Menyajikan hasil analisis novel melalui berbagai media (seperti bagan, cerita
bergambar, animasi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebasaan.
IPK :
11.3.6.1 Mengidentifikasi isi novel Sunda
11.3.6.2 Mengklasifikasikan jenis novel yang sudah dibaca
11.3.6.3 Mengidentifikasi struktur novel

Materi Pokok : Novel


Lembar Instrumen :

No Soal Jawaban Skor


Tétélakeun deui naon anu disebut novel Novél téh nya éta prosa rékaan (fiksi) dina
1 dina karya sastra Sunda? wangun lancaran tur alur caritana 20
ngarancabang (kompleks). Novel mah
biasana tokohna loba, alurna panjang, latarna
laluasa, tur eusi caritana nyaritakeun
kahirupan sapopoé.
Kumaha sajarah kamekaran novel dina Asupna novél kana sastra Sunda téh
sastra Sunda? pangaruh ti sastra Barat, utamana Walanda.
Novél munggaran dina sastra Sunda nyaéta
Baruang ka nu Ngarora karangan Daéng
Kanduruan Ardiwinata (D.K. Ardiwinata),
2 nu medal di taun 1914. 40
Upama dibandingkeun jeung novél
Indonésia, novél Indonésia nu mimiti medal
judulna Azab dan Sengsara karangan Merari
Siregar nu medal di taun 1920.

Naon waé unsur intrinsik novel téh? Unsur intrinsik novel téh nya éta hal-hal anu
Cing jéntrékeun! aya patalina jeung kagemblengan carita dina
novel, di antarana:
1. Téma atawa jejer, nyaéta hal atanapi
gagasan anu ditepikeun ku pangarang
dina karyana. Hartina naon-naon anu
ditepikeun ku pangarang keur nu maca.
2. Palaku, nyaéta tokoh anu ngalalakon
atawa anu dilalakonkeun dina carita.
Dina novel, umumna palakuna téh
manusa biasa, béda jeung dina dongéng,
carita pantun atanapi wawacan, palakuna
téh mahluk go’ib, sabangsaning jin,
jeung sasatoan nu bisa ngomong. Tokoh-
tokoh dina novel mah umumna mibanda
watek atawa karakter sakumaha
kahirupan manusa biasa, aya nu sabar,
barangasan, babarian, bageur, jujur,
tukang linyok bohong, jsté. Cindekna,
3 unggal palaku mibanda karakter atawa 40
watek saperti manusa sakumaha nu sok
kapanggih dina kahirupan sapopoé.
3. Latar atanapi séting, nyaéta waktu
jeung tempat lumangsunga kajadian dina
carita. Latar tempat umumna bisa di
kota, désa, atawa di sakola. Ari latar
waktu, biasa dicirian ku jam, tanggal,
taun, beurang atawa peuting.
4. Galur atanapi plot, nyaéta jalanna carita
atawa runtuyan kajadian dina carita.
Galur dina carpon aya anu marélé
(maju), mundur, jeung aya ogé anu
mobok tengah (flashback).
5. Amanat, nyaéta hal-hal anu ditepikeun
ku pangarang dina carita novel. Amanat
bisa kapanggih ku nu maca sanggeus
neuleuman eusi caritana. Biasana
ngandung piwuruk atawa hal-hal anu
bisa ditula
JUMLAH SKOR KESELURUHAN 100

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES TERTULIS


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Satuan Pendidikan : SMAN 9 BANDUNG


Jumlah Soal :3
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Penyusun : Hana Khoirunnisa

No. Kompetensi Dasar Materi Kelas/ Indikator Soal No.


Urut Smt Soal

1. 11.3.6 Menganalisis NOVEL XI/ Genap 11.3.6.1 Peserta didik dapat 1, 2


isi, struktur, dan aspek mengidentifikasi isi novel
kebahasaan novel. Sunda

1.3.6.3 Peserta didik dapat


mengidentifikasi struktur novel 3
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Satuan pendidikan : SMAN 9 BANDUNG


Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XI / Semester 2
Mata Pelajaran : Bahasa Sunda

Kreatifitas Argumentasi Kontribusi


No Nama Siswa 10-100 10-100 10-100 Skor

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor Perolehan
X 100%
Skor maksimal

Keterangan ;

a. Menkomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan


atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif
b. Mendengarkan dipahami sebagai kemampuan pesertadidik untuk tidak menyela,
memotong, menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya
c. Berargumentasi menunjukan kemampuan peserta didik dalam melakukan
argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau memtantakan gagasannya
d. Berkontribusi kemampuan peserta didik memberi masukan gagasa-gagasan yang
mendukung atau mengarah pada penarikan kesimpulan termasuk didalamnya
menghargai perbedaan pendapat
MATERI NOVEL
Uraian materi

1. Pengertian (wangenan) Novel


Novél téh nyaéta karya rekaan (fiksi) dina wangun prosa. Umumna panjang, heuteu
pondok kawas carita pondok (carpon). Kusabab panjang, galur caritana atawa plotna
ngarancabang (loba). Ku kituna bisa midangkeun rupa-rupa tokoh (palaku), kajadian, sarta
laluasa medar karakter masing-masing tokoh na. Eusina ngindung kana kajadian sapopoé.
Jadi henteu kawas dongéng, sanajan sarua fiksi, carita dina novél mah kaharti ku akal.
Novél mangrupa karya sastra sampeuran. Eusina ngalakonkeun palaku atawa tokoh carita
gamet pisan, ti awal nepi ka akhir. Bédana jeung carita pondok, carita pondok mah kur
ngalakonkeun sabagian kahirupan palaku
Di urang mah rajeun dibédakeun antara novél jeung roman téh. Biasana karya roman
dianggap leuwih panjang jeung lengkep ti batan novél. Tapi, sabenerna novél jeung roman
téh éta-éta kénéh. Ciri-ciri novél nu pangpentingna nyaéta:
 Wangun prosa (fiksi) panjang, jeung leuwih panjang batan carpon. Éta hal keur
ngagampangkeun upama dicetak cukup keur sabukueun. Upama dibaca nepi ka tamat, sabab
wangunna panjang moal cukup satengah jam.
 Tokohna loba sarta kajadian nu dicaritakeunnana bisa rupa-rupa (ngarancabang).
 Jejer jeung eusina nyaritakeun kahirupan sapopoe

2. Sejarah Novel Sunda


Asupna novél kana sastra Sunda téh pangaruh ti sastra Barat, utamana Walanda. Novél
munggaran dina sastra Sunda nyaéta Baruang ka nu Ngarora karangan Daéng Kanduruan
Ardiwinata (D.K. Ardiwinata), nu medal di taun 1914. Upama dibandingkeun jeung novél
Indonésia, novél Indonésia nu mimiti medal judulna Azab dan Sengsara karangan Merari
Siregar nu medal di taun 1920.
Sanajan heuteu saloba novel basa indonesia, novel basa sunda nu dipedalkeun mangrupa
buku, heuteu kurang reana.Utamana taun 60-an jeung taun 70-an.Sebenerna ayeuna oge aya
keneh novel basa sunda nu terbit dina wangun buku teh, tapi jumlahna saeutik pisan.
Pengarang Sunda jeung novel karyana, diantarana:
1. D.K. Ardiwinata : Baruang kanu ngarora.
2. Caraka : Sripanggung
3. Candrahayat : Carmad
4. Yus Rusamsi : Dedeh, wilujeng Enjing
5. Ningrum julaeha : Arca
6. Eddy D.Iskandar : Cinta Pabaliut

3. Unsur intrinsik jeung ekstrinsik novel sunda


Unsur Intrinsik : téma, galur (mérélé/ maju, ti heula pandeuri/mundur, mobok
tengah/campuran), latar (tempat, waktu, suasana), tokoh jeung penokohan
Unsur ekstrinsik : puseur sawangan/sudut pandang, gaya basa, amanah
Unsur-unsur novel ditetelakeun dihandap ieu :
Conto tingkesan novel

Barang bréh Nyi Dampi nénjo Nyi Rapiah datang ka bengong, bet jadi geulis kabina-bina.
Bijil cahaya meni mancur. Turug-turug geus lila teu papanggih. Baréto mah can bisa
ngomé manéh . Ngomong dina jero atina, “Sameureun Aom Kusman mani kokolopokan
palay ka Nyi Rapiah, da sakie geulisna.”
Cék Nyi Rapiah, “Calik Embi! Nyandak naon éta téh?”
Walon Nyi Dampi, “Rupi-rupi baé, Lis, aya sinjang, aya kekemben
“Cing ninggalan. Ieu bogoh samping kebat. Sabaraha pangaosna
“Eta mah teu kirang deui Rp.25, mésérna ogé Rp.22,5
“Beu naha mahal-mahal teuing? Teu kenging Rp.15.
“Teu kenging, Lis, mésérna ogé tebih kénéh. Sareng ieu embi ngabantun lélépan lucu pisan
pantes dianggo ku Elis. Geura anggo dina jariji.”
“Tuluy, ninggang kana réma anu sakitu manisna. Geura tingali éta berlianna mani enyut,
cahayana kuwung-kuwungan. Mirah delima anu di tengah sakitu lucuna, manis siga amis,
kulit konéng kasipuh ku watang emas, mani ngagempur.”
Cék Nyi Rapiah, “Edas, Embi mah ku tiasa mapantes téh. Sabaraha ieu téh pangaosna
“Ari pangaosna mah Rp.25, dan berlianna enya ogé lalembut, tapi aralus, teu aya nu paut;
mirah delimana oge bangsana saé.
“Ah mahal teuing, Embi, teu gaduh artosna; ongkoh ari ali mah goréng-goréng ogé, geus
gaduh. Ngan éta baé samping, kuring meuli hiji, lamun dipaparinkeun Rp.20.”
Mangga baé Lis dimurahkeun, étang-étang ngahaturkeun sawaréh; ka nu sanés mah moal
dihaturkeun. Ari éta lélépan, upami palay mah mangga baé montong digaleuh.”
“Montong digaleuh kumaha? Méré?”
“Enya ngahaturanan.
“Ah, Embi mah sok ngabobodo, kawas ka budak.”
“Ih, sanés kitu, ari sayaktosna mah Embi téh jaba rék dagang bari ngemban dawuhan Aom
Kusman ka Nyai, saurna palay wawuh. Upami Nyai keresa wawawuhan sareng anjeunna,
mangga éta lélépén ngahaturanan. Da saenyana mah éta téh kagunganana, lain dagangan
Nyi Rapiah sajongjonan mah ngahuleng baé, teu ngajawab. Geus kitu pok ngomong, “Saha
Embi ari Aom Usman téh?”.
“Ah Nyai mah mamamdaluan, piraku teu uninga, kapan putrana Juragan Demang
“His, Kuring mah daék lolong teu acan tepang. Ari jenenganana mah nya sok nguping baé.
“Naha da itu mah uningaeun ka Nya”
“Pantes baé, da pameget mah sok anclongan”
Ti dinya kusiwel Nyi Dampi nyokot potret Aom Usman tina pésak baju kutang; sor
disodorkeun ka Nyi Rapiah, bari luak liuk ka tukang, bisi aya nu ngawaskeun. Ku Nyi
rapiah ditampanan bari imut, tuluy diilikan didangdak déngdék. Ngomong jero atina “Emh,
sok komo teuing buktina, potretna sakieu kasepna, surup jadi putra menak. Nya ieu lalaki
nu matak ngagegelokeun awewe teh.”
Ceuk Nyi Dampi, “Kumaha, Lis, cocog?”
Nyi Rapiah seuri bari nyodorkeun deui potret ka Nyi Dampi.
“Kumaha, Lis kinten-kintenna?”
“Emh, Embi lain bangbang lain pacing, lain campaka kuduna.”
Nyi Dampi seuri bari nungkupan sungut, sarta tuluy ngomong, “Wah, Elis, na kudu
kumaha? Rasa Embi mah geus aduna pisan, nu geulis ka nu kasep.”
“Ih lain ki kituna Embi, ngan kitu wae, Embi langkung uninga, kapan kuring rek lakian.
Pisakumahaeun temen sepuh-sepuh, lamun kuring aya lampah nu teu pantes. Bongan teu
tibaréto, da ku abah ogé moal burung dihaturkeun, lamun enyaan mah. Nganéta ari ménak
ka somah téh sok nyecepo, ngarurujit. Ayeunamah lajeungkeun baé, sugan jaga di ahérat
tepang sukma padasukma. Ari ieu lelepan lain teu nuhun, ngan kuring risi bisi kauninga ku
sepuh saé haturkeun deui baé.
Sabot keur kitu jebul Nyi Haji Abdul Rauf, nyampeurkeun ka pangkeng. Nyi dampi
pahibut nyumputkeun potret, sieuneun kaperego ku Nyi Haji. Cek Nyi Haji, “Naon nu rék
dibeuli teh, Nyai?”
“Omong Nyi Dampi, “Ieu putra téh palay sinjang,pangaosna Rp.20.”
“Pék baé deui.”
Samping dicokot ku Nyi Rapiah, tuluy dibayar ka Nyi Haji, ingdungna Nyi Rapiah.
Kontan.

Tingkesan :
Baruang ka nu ngarora nyaritakeun atawa ngalalakonkeun Ujang Kusén, Nyi
Rapiah, jeung Aom Usman. Dina jaman ménak sok séwang-séwangan, Aom Usman
hayangeun pisan ka Nyi Rapiah, tapi geus jadi pamajikan Ujang Kusen. Ku sabab hirup
dikota loba godaan nana Ujang Kusen mawa Nyi Rapiah hirup di lereng gunung, Aom
Usman nitah agan ali anu tukang pukul pajajaran datang ka imah Ujang Kusen anu digunung
sangkan Nyi Rapiah di dekeutan, tuluy Nyi Rapiah di bawa ka kota, kusabab Nyi Rapiah gé
ngarasa teu betah hirup di gunung, Nyi Rapiah gé ngilu ka Agan Ali.
Timimiti kawin Ujang Kusen jeung Nyi Rapiah geus silih bogoh pisan, tapi kaayaan
Ujang Kusen anu ngan saukur rakyat biasa teu bisa méré leuwih ka Nyi Rapiah, nepika Nyi
Rapiah pirak jeung Ujang Kusen. Ujang Kusen sabar ningali pamajikan na di goda ku Aom
Usman.
Aom Usman anu eunggeus megatkeun Nyi Rapiah jeung Ujang Kusen, tuluy Nyi
Rapiah di wayuh, Aom Usman kawin deui jeung nu sadarajat jeung manehna nyaeta Agan
Suriningrat, lantaran kolot Aom Usman teu satuju lamun Aom Usman teu kawin jeung anu
sadarajat. Ari si Ujang Kusen prustasi lantaran ninggali Nyi Rapiah dikawin ku Aom Usman,
Ujang Kusen tidinya sok gunta-ganti pamajikan, lantaran ngarasa eweuh nu leuwih ti Nyi
Rapiah, Ujang Kusen sok judi, mabok, pokonamah beda jeung Ujang Kusen basa jadi salaki
Nyi Rapiah, ahirna Ujang Kusen dibuang ka Surabaya kusabab dituding maling duit, duit éta
téh dipaké jang judi deui.

1. Unsur intrinsik.

 Judul : Baruang Kanu Ngarora


 Téma : baruang/racun masalah hirup
 Latar :- tempat  dibumina Haji Abdul Rauf, di kampung pasar, di bumi nyi Piah,
ujang kusén, Aom Usman, Abdullah, di désa Nyi Piah jeung Ujang Kusén, jeung di kebon
kopi.
-Waktu  Sakabéh waktu aya.
-Suasana  Bungah (pas ujang Kusen jeung Nyi Rapiah nikah), keuheul, ambek, sedih,
jeung tegang nalika nyi rapiah ninggalkeun jang kusen, nyeri haté nalika jang kuseen jadi
lalaki teu bener.
 Galur : mérélé/ maju
 Sudut Pandang : jalma ka 3, sagala nyaho.
 Gaya basa : bahasa sunda lemes.
 Tokoh jeung penokohan :
a) Nyi Rapiah: bageur di mimiti carita mah, tapi ka tengah jeung akhir carita manéhna
hianat.
b) Ujang Kusén : Suami anu sabar, tapi lilakalilaan mah jadi curigaan, ngekang istrina.
Sanggeus pisah jeung Nyi Rapiah Ujang Kusén jadi lalaki nu sok gunta-ganti awéwé.
c) Aom Usman: teu konsistén, mimitina bageur tapi tungtungna jadi licik jeung hianat.
d) Nyi Dampi: bageur.
e) Haji Abdul Raup : bageur jeung bijak.
f) Istri Haji Abdul Raup : penyayang.
g) Tokoh sampingan laina : Haji Samsudin, Istri Haji Samsudin, Haji Banisah, Agan Ali,
Abdullaa, Haji Tayib.
 Amanat : teu meunang ingkar kana naon anu geus dipercayakeun ka urang, tong
sarakah, kudu silih hargaan, pasrahkeun hirup ka Nu boga hirup.

Anda mungkin juga menyukai