Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 GALIS

Kelas/Semester : XI/ Ganjil

Mata Pelajaran : Bahasa Madura


Materi Pokok : Paparѐghȃn / Puisi

Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (6 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KompetensiDasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
NO.
3.1 Mengidentifikasi, memahami, 3.1.1 Menganalisis puisi
dan menganalisis teks puisi, 3.1.2 Menganalisis unsur kebahasaan
prosa atau puisi sesuai kaidah . dalam puisi.
3.1.3 Menjelaskan kata-kata sulit
dalam teks puisi.
3.1.4 Menjelaskan pesan moral teks
puisi

C. TujuanPembelajaran (Harus ABCD= Audience, Behavior, Condition, Degree)


 Siswa dapat Menganalisis puisi
 Siswa dapat Menganalisis unsur kebahasaan dalam puisi.
 Siswa dapat Menjelaskan kata-kata sulit dalam teks puisi.
 Siswa dapat Menjelaskan pesan moral teks puisi
Pengetahuan
1) Melalui kegiatan tanya jawab (Dengan berdiskusi tipe STAD/TPS/NHT)*), peserta
didik dapat mengidentifikasi struktur teks puisi dengan benar.
2) Melalui kegiatan tanya jawab (Dengan berdiskusi tipe STAD/TPS/NHT)*), peserta
didik dapat menganalisis struktur teks puisi dengan benar.
3) Melalui kegiatan tanya jawab (Dengan berdiskusi tipe STAD/TPS/NHT)*), peserta
didik dapat mengidentifikasi struktur teks puisi dengan benar.
4) Melalui kegiatan tanya jawab (Dengan berdiskusi tipe STAD/TPS/NHT)*),
peserta didik dapat menganalisis struktur teks puisi dengan benar.
5) Melalui kegiatan tanya jawab (Dengan berdiskusi tipe STAD/TPS/NHT)*), peserta
didik dapat menganalisis perbedaan unsur kebahasaan dalam teks puisi dan teks puisi
dengan tepat.
6) Melalui kegiatan tanya jawab (Dengan berdiskusi tipe STAD/TPS/NHT)*), peserta
didik dapat mengidentifikasi kriteria menjadi puisi dengan baik.
7) Melalui kegiatan tanya jawab (Dengan berdiskusi tipe STAD/TPS/NHT)*), peserta
didik dapat mengidentifikasi kriteria menjadi orator dengan baik

Keterampilan
1) peserta didik dapat membuat kerangka teks puisi suatu kegiatan dengan bahasa yang
baik dan benar.
2) peserta didik dapat membuat teks puisi suatu kegiatan dengan bahasa yang baik dan
benar.
3) peserta didik dapat menjadi orator suatu kegiatan dengan bahasa yang baik dan benar.

Keterangan: *) Kondisi pembelajaran sesuai dengan pengembangan guru.

D. MateriPembelajaran
Noccolè Talè Embhânan
Sè ngangghit : M. Shahit

Iyâ, na’
Para bhâpa’ bân èbhu ghuru Èkhlas
noccolè talè embhânan Sakoko
èreng ta’ bisa nyangoè apa
Coma panyo’on ḍa’ Ghustè Allah sè Maha Aghung
Mandhâr èparèngana ghâmpang taḍâ’ alangan
Èkabbhuli hajhâddhâ
Salamet dhunnya akhèrat

Tang pessen ka dhibi’ na


Èstoaghi bâburughânna; bhuppa’ bhâbu’ ghuru rato
È koṭṭa raja bânnya’ pangghuḍhâ
Paaddhreng èbâdâna
Pabhender tatakramana
Tèro jhuko’
Salanjhângnga odi’ è tasè’
Tapè rassana sakonè’a ta’ accèn

Èpongkasè”Bismillahirrahmanirrohim”
Tarèk mangghâr
Pabhânter aghuwâr
Sana’ bârghâ paḍâ jhembhâr
E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Saintifik dan Kontekstual
 Model : Model Pembelajaran Kooperatif (Collaborative Learning)
Model Discovery Learning
Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
Sintaks:
1) Membangun konteks
2) Pemodelan teks
3) Pemecahan masalah secara bersama
4) Pemecahan masalah secara individual

 Metode : Demonstrasi, tanya jawab, diskusi


 Teknik : NHT

F. KKM : 75
G. KegiatanPembelajaran

PENGORGANISASI
AN
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PESERTA
WAKTU
DIDIK

Pendahuluan  Guru member salam dan mengabsen 10 menit


 Guru mengondisikan siswa belajar
 Guru melakukan apersepsi dengan mengulas KLASIKA
materi pelajaran minggu yang lalu melalui L
kegiatan bertanya jawab dan demonstrasi.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran meliputi
aspek sikap (sikap spiritual dan sikap sosial),
pengetahuan, dan keterampilan.

Kegiatan Inti Mengamati 70 mnt


 Peserta didik mencermati tayangan teks
puisi.
 Peserta didik membaca teks puisi.
 Peserta didik mencermati struktur teks
puisi
 Peserta didik mencermati unsur
kebahasaan .

Menanya
 Peserta didik bertanya jawab tentang
struktur teks puisi.
 Peserta didik bertanya jawab tentang
unsur kebahasaan teks puisi.
 Peserta didik bertanya jawab tentang
pesan moral teks puisi.
 Peserta didik bertanya jawab tentang
relevansi isi teks puisi dengan kehidupan
 Peserta didik bertanya jawab tentang
teknik penulisan teks puisi.

Mengumpulkan informasi :
o Peserta didik membaca teks puisi dan
konsepnya dari berbagai sumber.
o Peserta didik berdiskusi tentang struktur
teks puisi.
o Peserta didik berdiskusi tentang unsur
kebahasaan teks puisi.
o Peserta didik berdiskusi tentang pesan
moral teks puisi.
o Peserta didik berdiskusi tentang relevansi
isi teks puisi dengan kehidupan
o Peserta didik berdiskusi tentang teknik
penulisan teks puisi.
o Peserta didik berdiskusi tentang teknik
penulisan teks puisi dari teks prosa atau
alih wahana

Mengasosiasi:
 Peserta didik menganalisis teks puisi yang
akan dipentaskan.
 Peserta didik berdiskusi tentang
perencanaan pementasan puisi.

Mengomunikasikan:
 Peserta didik mengalihwacana-kan
(mengubah) teks prosa menjadi teks puisi
sesuai kaidah.
 Peserta didik mendeskripsikan struktur teks
puisi dalam rencana pementasan.
 Peserta didik mementaskan teks puisi secara
berkelompok.
 Peserta didik memberikan komentar
penampilan teman dalam bermain puisi.

Penutup  Guru bersama peserta didik melakukan 10 menit


refleksi hasil pembelajaran
 Guru member tugas sebagai perbaikan dan
pengayaan
 Guru menutup pelajaran

H. Alat dan Sumber Belajar


a. Alat/ Media
1) Rekaman penampilan puisi
2) Kerangka teks puisi
3) Teks susunan puisi
4) Tek puisi
5) Teks kriteria dan tugas puisi
6) Laptop
7) LCD

b. Sumber Belajar ( Ditulis model penulisan daftar pustaka )

a. A Abdir dkk. 2013. Bhȃsa Sangkolan (Pangajhȃrȃn Bhȃsa Madhurȃ Kaangghuy


SMA Sareng sѐ Sadhȃrȃjhȃt). Surabaya : Erlangga
b. Muakmam. 2005. Lalonget bȃn Oca’ Kѐyasan. Pamekasan: Perc. Bina Pustaka Jaya,
PM.
c. Syaifudin, Moh dan Moestadji, Moh. 1987. Parebasan Madura. Pamekasan: Tim
Penyusun GBPP Bahasa Madura Bidang Dikmenum Kanwil Dep Dikbud Propinsi
Jawa Timur.
d. Effendy, Moh. Hafid dkk. Malaṭѐ Sataman Buku Kaangghuy Morѐd Kellas X
SMA/MA/SMK. Surabaya: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT).

I. Penilaian
1. Sikap spiritual dan sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi, Penilaian Diri, Jurnal, Penilaian Antar Peserta
Didik
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi, Lembar Angket, Catatan
c. Kisi-kisi:

CONTOH: LEMBAR OBSERVASI

No Sikap/Nilai Indikator Rubrik Butir


. Penilai Pertanya
an an

1 1.3 Mengagumi ciri  Mengagumi keindahan 1-5 A1


khas keindahan karya kreatif
karya seni dan
karya kreatif  Mengggunakan bahasa
daerah Jawa Timur daerah untuk 1-5 A2
sebagai anugerah berkomunikasi
Tuhan.
2 2.4 Menunjukkan rasa  Memiliki rasa ingin tahu 1-5 A3
ingin tahu dalam  Memiliki kepedulian
mengamati alam terhadap karya sastra 1-5 A4
lingkungan sekitar daerah
untuk  Berani bertanya mengenai 1-5 A5
mendapatkan ide bentuk karya sastra daerah
berkarya seni.
2. Pengetahuan
a. TeknikPenilaian : Tes Tulis, Tes Lisan
b. BentukInstrumen : Tes Objektif, Tes Uraian Terstruktur/ Non Struktur
c. Kisi-kisi:

CONTOH : LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

No Indikator Rubrik Butir


Penilaian Instrumen

1 Menjelaskan struktur teks puisi 1-5 Soal nomor...


2 Menjelaskan kriteria menjadi puisi yang baik. 1-5 Soal
nomor....
3 Menjelaskan kriteria dan tugas-tugas puisi 1-5 Soal nomor
...
4. Menjelaskan struktur teks puisi 1-5 Soal nomor...
5. Menjelaskan kriteria menjadi puisi yang baik. 1-5 Soal
nomor....
6. Menjelaskan kriteria dan tugas-tugas puisi 1-5 Soal nomor
...

3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : P1= Tes Produk dan P2=Tes Unjuk Kerja/ Praktik
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:
CONTOH: LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

No. Indikator Rubrik Butir


Penilaian Instrumen

1. Menyusun susunan acara dari sebuah kegiatan 1-5 P1


2. Menyusun teks puisi 1-15 P2
3. Praktik menjadi puisi 1-25 P3
4. Menyusun kerangka teks puisi 1-5 P4
5. Menyusun teks pusisi 1-15 P5
6. Praktik menjadi orator/ berpuisi 1-25 P6

NILAI = (Skor yang didapat/Skor maks) x 100


II. Alat Evaluasi (Contoh)
a. Evaluasi Sikap
CONTOH: LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Perilaku yang diamati pada pembelajaran
No
Nama
Mengagumi Mengguna- Memiliki Peduli Keseriusan
keindahan kan bahasa rasa ingin terhadap dalam
karya sastra daerah tahu bahasa melaksanak
dalam daerah an tugas
komunikasi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 A
2 B
3 C
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5
Rubrik Penilaian (Penafsiran angka): 1. sangat kurang, 2. kurang, 3. cukup, 4. baik, 5. amat baik

b. Evaluasi Pengetahuan

CONTOH: LKS PENGETAHUAN


TES URAIAN NON OBJEKTIF (UNO)
PENGETAHUAN STRUKTUR SUSUNAN ACARA, KRITERIA MENJADI PUISI YANG
BAIK DAN TUGAS-TUGAS PUISI

Èatorѐ jȃwȃb pѐtanya ѐ bȃbȃ ka’ḍinto noro’ papakonna!


 Èatorѐ jhȃrna’aghi ponapa sѐ ѐmaksod puisi!
 Èatorѐ sarѐ ca’-oca’ sѐ malarat neng puisi ѐ attas!
 Èatorѐ tantowaghi ponapa pamertѐ beccѐ’ neng puisi ѐ attas!

c. Evalusai Keterampilan
CONTOH: LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

1) teks puisi!

No. Nama Nyerrat teks puisi Butir


Soal
Kelengkapan Urutan Kesesuaian Bahasa P5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2) Coba paragakna minangka orator!

Nama Praktik menjadi puisi Butir


Soal
Intonasi Ekspresi Pelafalan Tata krama P6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Rubrik Penilaian (Penafsiran angka):
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik

Mengetahui, Pamekasan, 16 Juli 2018


Kepala UPT. SMA Negeri 1 GALIS Guru Mapel

Drs. R. P. MOH. NUR KOMARI, M. Pd HERLI


NIP.BUDIANTO, S. Pd1 005
19640910 199103
NIP.
LAMPIRAN MATERI

BHÂB PAPARÈGHȂN / PUISI

Kegiatan 1

Puisi ѐngghi ka’ḍinto angghidhȃn sѐ aropa sastra kaangghuy ngatorraghi ѐssѐna


pangghȃliyȃn / ngen-angen kalabȃn aghuna’aghi bhȃsa sѐ ѐndhȃ. Dhinѐng macemmѐpon
puisi Madhurȃ bȃḍȃ ḍuwȃ’, ѐngghi ka’ḍinto:

a. Puisi kona
Puisi kona ѐngghi ka’ḍinto angghidhȃn sѐ tapѐngkot ḍȃ’ gher-ogher (atoran-atoran) sѐ
bȃḍȃ. gher-ogher sѐ ѐmaksod akadhi bȃnnya’na padhhȃ (bhȃris) ḍȃlem sѐttong
paddhȃ anḍhegghȃn (bait), bȃnnya’ѐpon ghuru bilȃngan (suku kata), jhughȃn ghuru
laghuna.
Dhinѐng sѐ tamaso’ puisi Madhurȃ kona ѐngghi ka’ḍinto pantun, si’ѐr (sair),
papareghȃn sareng salaѐnnѐpon. Puisi Madhurȃ kona, akadhi paparѐghȃn manabi
ḍhimѐn bȃnnya’ sѐ ta’ ѐserrat (ѐtolѐs), nangѐng ѐlaghuwȃghi.
Conto paparѐghȃn sѐ ѐlaghuwaghi:

Ker-tanoker ḍimma bȃrȃ’ ḍimma tѐmor


Sapa sѐ soker sѐ nyapa kaaḍȃ’ lanjhȃng omor

Paprѐghȃn ѐ attas aropa’agi nyanyѐyanna / laghu ѐn-maѐnanna na’-kana’ Madhurȃ.


Paparѐghȃn ѐ attas aghȃmbhȃrrȃghi manabi na’-kana’ soker (ta’ nyapa) sareng
kancana, manabi jhȃman ḍhimѐn saamponna tello arѐ ampon rebbhu’ȃn sѐ nyapa’a,
marghȃ ѐ nyanyѐyan kasebbhut ѐjhȃrna’aghi, pasѐra sѐ nyapa kaaḍȃ’ bhȃkal
lanjhȃng omor, jhughȃn na’-kana’ ampon onѐng jhȃ’ soker ka’ḍinto ta’
ѐkѐngѐngngaghi sareng aghȃma. Mѐlaѐpon manabi ѐtalѐktѐghi, paparѐghȃn ѐ attas
aghȃnḍhu’ pamertѐ beccѐ’ ḍhȃ’ bhȃdhȃn kaula sareng panjhennengngan kodhu atong
rokon, ta’ kѐngѐng atokaran, ta’ kѐngѐng ghȃntѐng marengngo’ ponapa polѐ kantos
soker. Parkara ka’ḍinto ta’ ѐkѐngѐngngaghi sareng aghȃma.

b. Puisi anyar (modern)


Puisi anyar ѐnghi ka’ḍinto angghidhȃn sѐ ta’ tapѐngkot ḍȃ’ gher-ogher (atoran-atoran)
sѐ bȃḍȃ. Dhȃddhi manabi puisi anyar ka’ḍinto angghidhȃn sѐ ampon mardhika, ta’
mabi aghuna’aghi gher-ogher (atoran-atoran) sѐ bȃḍȃ. manabi ngangghidhȃ
ghumantong ḍȃ’ kasokannѐpon (kakencengngannna) sѐ ngangghit.

Ngèrèng kaghȃli areng-sareng bȃca’an paparèghȃn / puisi è bȃbȃ panèka!

MADHURȂ
Sateppong mèbher
Hajhȃt bulȃ neng ḍȃḍȃ nèko
Kantos sanonto taḍȃ’ bȃuna
Ta’ kèpa’ èkakan bȃkto Ta’
cèya èterbhȃs angѐn
Asabȃb bulȃ saḍȃrȃ dhȃging
È ḍȃlem raghȃna ḍhika
Nyabȃ bulȃ saonjhuk ghuli
Ḍȃri ghȃngghȃ tasè’na ḍhika
Ora’ bulȃ sato’or loros
Ḍȃri mengkangnga tanana dhika
Tèngka bulȃ sajhȃjhȃr lapang
Ḍȃri ngamparra langngè’na dhika
Ghu’imma bȃḍȃ bherruy ojhȃn
Sè malanḍhu tana-tana kajȃl
Bulȃ alabbhu dhaddhi pangaḍȃ’na
Majhenno rebbhȃ è bȃbȃna to-bȃto
Malanḍhu sabȃ bȃbhuṭok tanto
Karep bulȃ nangghȃlȃ bȃjhȃ
Ghumo’ bȃto ѐsoghughȃ
Tana kajȃl è ghuḍhiyȃ
Kalamon ghi’ ongkas nyabȃ bhulȃ
Buḍi arè bhȃkal ngombȃr Tana
bȃto majhembhȃr Sanonto
mèmpèna èpamalang Neng
konco’na lalang
Amènḍhȃ Adi Rasa
(Angghidhȃn : Yayan K.S)

Sosonan Bȃca’an Paparèghȃn / Puisi (Susunan Teks Geguritan / Puisi)

Manabi ètèngalè ḍȃri sosonan otabȃ bȃgiyȃn ḍȃri bȃca’an sè aropa paparèghȃn /
puisi è attas èpanṭa dhȃddhi :
1. Bhul-ombhul (judul)
2. Bait pamokka’
3. Bait parkara èssè
4. Bait panotop

Èatorè maos jhȃjhȃrbȃȃn è bȃbȃ ka’ḍinto!


Bhul-ombhul : sabellunanèpon mèlè bhul-ombhul langkong ḍhimèn mèlè tèma sè akor
otabȃ sè ghȃmpang kaangghuy abȃḍhi bȃca’an sè aropa paparèghȃn / puisi. Saamponna
mangghi tèma, bhuru kèngèng nantowaghi bhul-ombhul. Tèma paparèghȃn / puisi è attas
aropa’aghi pojhiyȃn ḍȃ’ tana sangkolan (tempat kediaman), sareng ombhul-ombhul
Madhurȃ .
Bait pamokka’ : èngghi ka’ḍinto bait sè èssèna ngaterraghi kaangghuy nojjhu ḍȃ’ èssèna
paparèghȃn / puisi kasebbhut. Bȃnnya’èpon bait pamokka’ ka’ḍinto ta’ tanto ghumanṭong
ḍȃ’ kaparlowannaèpon.
Bait èssè : èngghi ka’ḍinto bait poko’ (inti) sè akor sareng bhul-ombhul, jhughȃn akor
sareng tèmaèpon. Bait èssè ka’ḍinto masṭè otabȃ kodhu palèng bȃnnya’ ḍȃri bait
laènnèpon.
Bait panotop : èngghi ka’ḍinto bait sè èssè pangarep ḍȃ’ sadhȃjȃ para maos otabȃ aèssè
sen-pessen ḍȃri orèng sè ngangghit paparèghȃn / puisi kasebbhut. Sè ngangghit ngarep
nyopprѐ para maos bisa’a abȃnto pangaterro otabȃ kasokannèpon orèng sè ngangghit.

Cateddhȃn:
Parlo èkaèmodhi sareng para maos serrèèpon bȃca’an ka’ḍinto aropa paparèghȃn / puisi
sè tamaso’ ḍȃ’ sastra. Dhȃddhi marlowaghi bhȃḍȃna bȃsȃ rarèngghȃn otabȃ
panyeddhȃ’na bhȃsa.
Bhȃsa rarèngghȃn ampon lastarè èatoraghi è kellas X.

Èssèna bȃca’an paparèghȃn / puisi (isi teks geguritan/puisi)


È attas ampon èjȃrbȃ’ȃghi jhȃ’ hajhȃddhȃ orèng sè ngangghit puisi kasebbhut terro
mamajhuwȃ polo Madhurȃ , ḍȃri ponapa bisaos kong-langkong ḍȃri hasèl tanaèpon
sanaos polo Madhurȃ tana kajȃl lantaran to-bȃto sareng kapor bisa’a aobȃ dhȃddhi tana
sè lanḍhu bȃnnya’ maḍȃteng acem-macem hasèl tana sè aghuna kong-langkong ḍȃ’
orèng Madhurȃ dhibi’.

Sen-pessen / pamertѐ beccѐ’ ḍȃlem bȃca’an (Pesan Moral)


Manabi panjhennengan maos bȃca’an otabȃ puisi kodhu ngaghȃli ḍȃ’ èssèna
bȃca’an otabȃ puisi kasebbhut. Sopajȃ ngaghȃli ḍȃ’ èssèna bȃca’an otabȃ puisi, bhȃn-
sabbhȃn oca’ sè bȃḍȃ è ḍȃlem bȃca’an kasebbhut kodhu lerres-lerres ngaghȃli kong-
langkong sè aghuna’aghi oca’ kèyasan otabȃ bhȃsa rarengghȃn. manabi ampon ngaghȃli
tanto bisaos bisa maḍȃpa’ sen-pessen ḍȃri bȃca’an otabȃ puisi kasebbhut.
Ngèrèng kaghȃli areng-sareng pessen sè bȃḍȃ è ḍȃlem puisi sè bhul-ombullȃ
“Madhurȃ”. Hajhȃt ḍȃri orèng sè ngangghit puisi kasebbhut ta’ lontor otabȃ ta’ èlang
lantaran ponapa’a bisaos. Taḍȃ’ pangarona bȃkto sareng kabȃḍȃ’ȃn kantos aghuna’aghi
bhȃsa rarèngghȃn (majas) ta’ kèpa’ èkakan bȃkto, ta’ cèya èterbȃs angѐn. Ḍȃri hajȃddhȃ
orèng kasebbhut, nyabȃna, ora’na tèngkana sadhȃjȃ èghuna’aghi kaangghuy abhillȃi polo
Madhurȃ mènangka tana sangkolan ḍȃri laluhur.
Para maos, Madhurȃ kaonang tana kajȃl, tana kapor otabȃ to-bȃto. Sanaos akadhi
ka’ḍinto, orèng kasebbhut ghȃḍhuwȃn hajȃt nyopprè è bingkèng arè polo Madhurȃ
dhȃddhiyȃ polo sè majhu saè ḍȃri hasèl tanaèpon tèhnik, èlmo sareng
samacemmèpon.
Amin
Ngèrèng bhȃdhȃn kaulȃ sareng ajunan sadhȃjȃ bisa’a nèro, ghȃḍhuwȃn hajȃt sè
tèngghi kangghuy abhillȃi polo Madhurȃ ka’ḍinto

Carana ngobȃ paparèghȃn / puisi dhȃddhi ghȃncaran (prosa) (Teknik memparafrase


teks geguritan / puisi)
Kaangghuy ngobȃ paparèghȃn/puisi dhȃddhi ghȃncaran (prosa) bȃḍȃ pan
saponapan parkara sè kodhu èkaghȃli, akadhi :
1. Langkong ḍhimèn kodhu ngaghȃli ḍȃ’ èssèèpon puisi kasebbhut.
2. È ḍalem puisi bȃnnya’ aghuna’aghi bhȃsa rarengghȃn otabȃ panyedḍhȃ’na bhȃsa.
3. È ḍalem ghȃncaran ta’ kodhu aghuna’aghi bhȃsa rarèngghȃn.
4. Poko’ pèkkèran è ḍalem puisi ta’ masṭè bȃḍȃ è sèttong bait.
Okara sè aropa katerrangan è ḍȃlem ghȃncaran sajȃn bȃnnya’ sajȃn saè, nangèng
sadhȃjȃna akor otabȃ cocok sareng poko’ pèkkèran sè bhȃḍhi èterrangaghiyȃ
sareng samacemma.

Carana aparèng bȃtes ambuna sowara (Teknik memberi jeda)


Manabi bȃḍhi aparèng bȃtes ambuna sowara è bȃkto maos paparèghȃn / puisi
kodhu ngakorraghi sareng maksod ca’-oca’ otabȃ okara sè bhȃdhi èmaos ḍȃlem
paparèghȃn / puisi kasebbhut. Aparèng bȃtes sè sala ḍȃri sè samasṭèna ampon tanto
bisaos laèn artèèpon.
Ngèrèng kaghȃli areng-sareng conto carana aparèng ambuna sowara okara è bȃbȃ
ka’ḍinto.
1. Bȃḍȃ kocèng ngakan tèkos matè. Manabi bȃḍhi maos okara ka’ḍinto ambuna sowara
(jeda) insya Allah bȃḍȃ è antara oca’ kocèng sareng oca’ ngakan. Tanto bisaos
laèn ma’nanèpon manabi ambuna sowara bȃḍȃ è antara oca’ ngakan sareng oca’
tèkos.
2. Ḍhȃng-kaḍhȃng ambuna sowara (jeda) ta’ namong bȃḍȃ è ḍȃlem sèttong okara
bisaos, bisa jhughȃn bȃḍȃ è ḍȃlem ḍhuwȃ’ okara sareng saterrossa.

Carana aparèng tanḍhȃ (tora) ca’-oca’ sè parlo èmaos kajȃ otabȃ lèrè (Tehnik
menandai intonasi)
Manabi maos ca’-oca’ è ḍȃlem puisi bidhȃ sareng maos ca’-oca’ ḍȃlem bȃca’an
ghȃncaran (prosa). Maos ca’-oca’ è ḍȃlem puisi bȃḍȃ sè èmaos terrang (tegghes), bȃḍȃ
sè èmaos lèrè, bȃḍȃ polè sè èmaos kalabȃn sowara mellas / ngennes sareng
samacemma.
Kaangghuy kaparlowan ka’ḍinto sè maos kodhu ngaghȃli ḍȃ’ èssèna ra-okara sè
bȃḍȃ è ḍȃlem puisi kasebbhut.
Contowèpon:
Sateppong Mèbher (èmaos rata)
Hajhȃt bulȃ neng ḍȃḍȃ nèko (èmaos rata)
Kantos sanonto taḍȃ’ bȃ una.
Oca’ sanonto sareng oca’ bȃuna parlo èmaos jhȃrna’ / terrang.

Caraèpon maos puisi sè saè (Teknik membaca puisi indah)


Kaangghuy maos puisi sè saè bȃḍȃ pan-saponapan parkara sè kodhu ècokobhi
akadhi:
a. Parѐksanѐ puisi sѐ bhȃḍhi ѐmaos. Ponapa salѐrana (ekspresi) kasebbhut. Ponapa
pѐrak / gumbhirȃ, sossa / mellas, ghȃṭak / bȃngal, ssm.
b. Manabi ѐpangghi ponapa salѐrana (ekspresi) puisi kasebbhut, ngarassa’aghi dhi-
kadhiyȃ panjhennengngan arassa’aghi dhibi’ (menjiwai).
c. Maos ca’-oca’ sè bȃḍȃ è ḍȃlem puisi kodhu lerres, noro’ ma’na sè bȃḍȃ è ḍȃlem
okara kasebbhut. Mèlaèpon manabi èmaos sala tanto bisaos taḍȃ’ artèna otabȃ laѐn artѐ.

Anda mungkin juga menyukai