Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP ....................................


Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Sunda
Kelas/Semester : VII/2
Materi Pokok : Sajak
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran (3kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, gotong royong, percaya diri,
peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3. Mengidentifikasi bentuk dan 3.7.1 Mengidentifikasi bentuk sajak.
7 struktur teks, unsur, aspek 3.7.2 Mengidentifikasi struktur sajak.
kebahasaan, serta isi dan amanat 3.7.3 Mengidentifikasi isi sajak.
sajak. 3.7.4 Memahami makna konotatif dan
denotatif.
4. Membaca/mendeklamasikan 4.7.1 Membaca dan atau
7 sajak dengan penghayatan dan mendeklamasikan sajak dengan
ekspresi yang tepat, sesuai penghayatan dan ekspresi yang
dengan struktur teks dan aspek tepat, sesuai dengan struktur teks
kebahasaan. dan aspek kebahasaan.
4.7.2 Menanggapi pembacaan sajak dan
atau deklamasi.
* Nilai Karakter:
Gotong Royong, Rasa Ingin Tahu, Peduli Sosial, Integritas, Bersahabat, Toleransi,
Cinta Tanah Air

C. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Melalui diskusi dan tanya jawab, secara penuh rasa bangga akan kekayaan budayanya
sendiri peserta didik dapat:
1) mengidentifikasi bentuksajak dengan tepat;
2) mengidentifikasi struktur sajak dengan tepat;
3) menjelaskan isi teks sajakdengan benar; dan

Pertemuan Kedua
Melalui unjuk kerja, secara penuh rasa bangga akan kekayaan budayanya sendiri,
berintegritas,dan saling menghargai pendapat, peserta didik dapat:
1) membaca dan atau mendeklamasikan sajak dengan penghayatan dan ekspresi
yang tepat, sesuai dengan struktur teks dan aspek kebahasaan; dan
2) menanggapipembacaan sajak dan atau deklamasi.

Pertemuan Ketiga
Melalui diskusi dan tanya jawab, secara berintegritasdan saling menghargai
pendapat, peserta didik dapat memahami makna konotatif dan denotatif.

D. Materi Pembelajaran

1) Materi Reguler
Pertemuan Pertama
a. Pengertian sajak
b. Bentuksajak Sunda
c. Struktur sajak Sunda
d. Isi sajak Sunda

Pertemuan Kedua
a. Kaidah-kaidah menulis sajak
b. Kaidah-kaidah pembacaan sajak
c. Membaca sajak
d. Deklamasi

Pertemuan Ketiga
Makna denotatif dan konotatif

2) Materi Pengayaan
Musikalisasi sajak

3) Materi Remedial
Struktur sajak Sunda

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientificdan Komunikatif
Metode :Inquiry dan Discovery Learning
Teknik : Diskusi, Tanya Jawab, Unjuk Kerja

F. Media, Bahan dan Alat

1. Media
2.1 Video pembacaan dana tau deklamasi sajak
2.2 Audio pembacaan sajak
2.3 PPT teori sajak
2. Bahan
2.1 Beberapa teks sajak Sunda
Lembar Kerja Siswa
3. Alat
Komputer, LCD proyektor, speaker, kertas plano, kertas tempel, spidol, dan
doubletape

G. Sumber Belajar

Danadibrata, R.A. 2006. Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat.


Faturohman, Taufik. 2017. Gapura Basa. Bandung: Geger Sunten.
Hadi, Ahmad, Drs. 1991. Peperenian. Bandung: Geger Sunten.
Hidayat, Rahmat Taufiq, spk. 2005. Peperenian Urang Sunda. Bandung: Kiblat Buku
Utama.
Lembaga Basa jeung Sastra Sunda. 2007. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung:
Geger Sunten.
Risnawati, Dadang Nurjaman, Susi Budiwati. 2017. Rancagé Diajar Basa Sunda.
Bandung: Dunia Pustaka Jaya.
https://youtube.com

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
mengucapkan salam, kemudian mengecek
kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang akan
dilakukan berlangsung baik dan bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta didik
guru melakukan apersepsi dengan menggali
informasi dan mengaitkan dengan materi
pada pertemuan sebelumnya;
4) Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang.
5) Peserta didik menerima informasi tentang
keterkaitan antara lingkungan alam dengan
dengan materi pembelajaran;
6) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran; dan
7) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik mengamativideo pembacaan 60 menit
sajak;
2) Peserta didik membaca teks sajak;
3) Peserta didik bertanya jawab tentang hal-hal
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
yang berhubungan dengan isi sajak;
4) Masing-masing anggota dalam setiap
kelompok mengumpulkan berbagai contoh
teks sajak dari berbagai sumber;
5) Masing-masing peserta didik dalam
kelompoknya mengidentifikasi isi sajak yang
dikumpulkannya;
6) Perwakilan setiap kelompok menampilkan
hasil identifikasi isi sajak di depan kelas.
7) Peserta didik mengamati beberapa teks
sajak;
8) Peserta didik bertanya jawab tentang unsur-
unsur dan kaidah penulisan teks sajak;
9) Masing-masing peserta didik
mengidentifikasi unsur-unsur sajak dari
berbagai teks sajak dari berbagai sumber;
10) Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan unsur-unsur dan kaidah
penulisan teks sajak;
11) Peserta didik mendeskripsikan hal-hal yang
berhubungan unsur-unsur dan kaidah
penulisan teks sajak.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi 10 menit
untuk membuat kesimpulan kelas tentang
materi pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual kepada
peserta didik untuk berlatih membaca sajak;
dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang telah
dilakukan bermanfaat bagi peserta didik.

Pertemuan Kedua
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
mengucapkan salam, kemudian mengecek
kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang akan
dilakukan berlangsung baik dan bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta didik
guru melakukan apersepsi dengan menggali
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
informasi dan mengaitkan dengan materi
pada pertemuan sebelumnya;
4) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran; dan
5) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik mengamati model yang sedang 60 menit
membaca atau mendeklamasikan sajak;
2) Peserta didik bertanya jawab tentang cara
membaca atau mendeklamasikan sajak;
3) Peserta didik secara bergilir di depan
kelasmembaca atau mendeklamasikan sajak;
4) Peserta didik dalam kelompok bergilir
memberikan tanggapan terhadap penampilan
membaca atau deklamasi yang dilakukan
teman dalam kelompoknya;
5) Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan tentang kaidah membaca atau
deklamasi sajak yang baik;
6) Peserta didik mendeklamasikan sajak sesuai
dengan kaidah-kaidah membaca atau
mendeklamasikan sajak.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi untuk 10 menit
membuat kesimpulan kelas tentang materi
pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual kepada
peserta didik untuk berlatih membaca atau
mendeklamasikan sajak; dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang telah
dilakukan bermanfaat bagi peserta didik.

Pertemuan Ketiga
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
mengucapkan salam, kemudian mengecek
kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang akan
dilakukan berlangsung baik dan bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta didik
guru melakukan apersepsi dengan menggali
informasi dan mengaitkan dengan materi
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
pada pertemuan sebelumnya;
4) Peserta didik menerima informasi tentang
keterkaitan antara lingkungan alam dengan
dengan materi pembelajaran;
5) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran; dan
6) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik membaca teks sajak; 60 menit
2) Peserta didik mengidentifikasi kata yang
bermakna denotatif dalam teks sajak;
3) Peserta didik mengidentifikasi kata-kata yang
bermakna konotatif dalam teks sajak;
4) Peserta didik bertanya jawab tentang kata-
kata yang bermakna denotatif dan konotatif
dalam teks sajak;
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi untuk 10 menit
membuat kesimpulan kelas tentang materi
pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual kepada
peserta didik untuk membaca, dan mengamati
informasi menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam
bentuk cetak, visual, digital, dan auditori
berkaitan dengan materi pembelajaran
selanjutnya; dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang telah
dilakukan bermanfaat bagi peserta didik.

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap:
Pengamatan
b. Kompetensi Pengetahuan:
Tes Tulis
c. Kompetensi Keterampilan:
Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

a. Kompetensi Sikap
Lembar Pengamatan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Sunda
Kelas/Semester : VII/2
Tahun Ajaran : .........................
Waktu Pengamatan : .........................

Daria Santun Aktip


No. Nama Siswa
BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK
1.
2.
3.

Keterangan :
1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha yang sungguh-
sungguh dalam belajar dan menyelesaikan tugas.
2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan ada usaha yang sungguh-sungguh dalam
belajar dan menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten.
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha yang sungguh-sungguh
dalam belajar dan menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai
ajeg/konsisten.
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
belajar dan menyelesaikan tugas secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

b. Kompetensi Pengetahuan:
Soal Tes Tulis
1. Naon anu dimaksud sajak teh?
2. Pek tataan unsur-unsur sajak!
3. Sebutkeun deui kaidah-kaidah dina macasajak!

c. Kompetensi Keterampilan
Baca atawa déklamasikeun hiji sajak kalawan ngagunakeun ekspresi anu saluyu
jeung eusi éta sajak!
Lembar Penilaian Unjuk Kerja/Demonstrasi
Aspek yang Dinilai
Nama Peserta
No. “Sora” “Ekspresi” “Gerak” “Pintonan”
Didik
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
3. Pedoman Penskoran

(1) Penilaian Afektif (NA)


- Skala Skor: 1-4
- Skor Maksimal = 4 X 3 = 12
- Nilai Afektif = Skor Diperoleh X 100
12
(2) Penilaian Kognitif (NK)
- Skala skor: 1-5
- Skor Maksimal = 5 X 3 = 15
- Nilai Kognitif = Skor diperoleh X 100
15
(3) Penilaian Psikomotor (NP)
- Skala skor = 1 - 5
- Skor Maksimal = 4 X 5 = 20
- Nilai Psikomotor = Skor Diperoleh X 100
20

 Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi siswayang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk pengayaan
yaitumusikalisasi sajak.

 Remedial
Berdasarkan hasil analisis penilaian, bagi siswayang belum mencapai ketuntasan
belajar diberikan kegiatan pembelajaran dengan bentuk remedial, yaitu:
a. Pembelajaran ulang, jika 50% atau lebih siswabelum mencapai ketuntasan.
b. Pemanfaatan tutor sebaya, jika 11-49% siswabelum mencapai ketuntasan.
c. Bimbingan perorangan, jika 1-10% siswabelum mencapai ketuntasan.

Parungpanjang, Juli 2018


Kepala SMP ......................... Guru Mata Pelajaran

...................................................... ...................................................... NIP.


NIP.

Lampiran 1:
EMA, APA
Sajak: Moch Gara

Ka saha kudu nyebut Ema?


Ka saha kudu nyebut Apa?
É stuning hésé jeung sieun
Ti leuleutik, kuring can pernah
Diparéndé ku Ema
Diakod ku Apa
É stuning Tétéh jeung Aa
Nu unggal poé dicalukan
Naha kuring teu sarua jeung batur
Hayang jajan ménta ka Ema
Hayang cocooan lumpat ka Apa
Naha ka mana jeung di mana
Ari Ema jeung Apa
Ngadéngé béja Ema jeung Apa téh
Tos tilar dunya.

(Dicutat tina Manglé no. 2143/2007)


Lampiran 2:

Sajak dina sastra Sunda lain karya sampakan tapi mangrupa karya sampeuran,
hartina sajak mah mangrupa serepan tina sastra séjén. Sajak mimiti gelar sabada
merdeka. Sajak Sunda munggaran ditulis ku Kis W.S. dina taun 1946.
Medal salaku karya sastra tinulis, sajak sumebar dina rupa-rupa media saperti koran
atawa majalah. Malah mah loba sajak anu geu dikumpulkeun dina hiji buku, nu disebut
buku kumpulan sajak. Buku kumpulan sajak nu munggaran medal dina taun 1963 nya
eta Lalaki di Tegal Pati karangan Sayudi. Sedengkeun sajak munggaran dina sastra
Sunda diciptakeun ku Kis WS. Nu judulna Ilangna Mustika, nu medal dina taun 1946.
Sajak mibanda unsur intrinsik, unsur-unsur intrinsik sajak téh ngawengku :
 Téma, nya éta inti pikiran nu ngajiwaan carita atawa jadi dadasar carita, sifatna bisa
nembrak bisa nyamuni
 Amanat, nya éta pesen atawa talatah ti pangarang nu ditepikeun ngaliwatan
karyana pikeun nu maca atawa nu ngaregepkeun
 Rasa, nya éta gambaran rasa anu témbong ngaliwatan kagemblengan eusi
 Nada, nya éta gaya pangarang enggoning ngungkab pikiran, idé jeung rarasaanana
ngaliwatan galindengna kekecapan, boh purwakanti boh pilihan kecapna
Sajak Sunda téh dumasar wandana aya dua rupa, nya éta:
1) Sajak epik; nya éta sajak anu eusina ngalalakon.
2) Sajak lirik; nya éta sajak nu eusina mangrupa kedaling rasa.
Aya sababaraha hal anu kudu kapibanda lamun urang rék jadi panyajak
(pangarang sajak), di antara:
1) Panyajak kudu mibanda pangalaman batin. Ngabeungharan pangalaman batin bisa
ku cara ngalakonan langsung hiji kajadian, ngaliwatan papanggihan, atawa tina hasil
maca. Upamana baé dina sajak Turunna Ahmad Ajo, panyajak geus tangtu boga
pangalaman batin ngeunaan Ahmad Ajo, naha ku jalan papanggih langsung jeung
jalmana, béja tina caritaan batur, atawa kungsi maca riwayat ngeunaan rampog anu
ngaran Ahmad Ajo.
2) Panyajak kudu bisa ngamekarkeun sarta ngolah imajinasi. Imajinasi atawa
panglamunan téh pikeun panyajak mah mangrupa modal, sabab gelarna hiji sajak
ieu mangrupa hasil tina proses ngamekarkeun jeung ngolah panglamunan atawa
imajinasi téa. Pangalaman batin anu geus kapimilik ku panyajak henteu langsung
ngajanggélék jadi hiji sajak, tapi ditamperkeun heula ngaliwatan prosés
“perenungan” (ngalamun).

3) Panyajak kudu mibanda kamampuh ngedalkeun atawa ngaéksprésikeun imajinasina


kana runtuyan kecap atawa ungkara kalimah anu merenah. Kamampuh
ngaékprésikeun imajinasi ieu kudu dirojong ku kamampuh séjénna saperti:
mibanda kabeungharan kecap anu loba, bisa nangtukeun diksi (pilihan kecap) anu
merenah, sarta mibanda rasa kaéndahan (éstétis).
Lamun urang geus mibanda tilu hal anu bieu dipedar hartina urang geus boga
modal dasar pikeun nulis sajak. Sok sanajan taya téhnik anu matok dina nulis sajak, tapi
ku mindeng maca jeung latihan nulis, urang pasti bisa.
Aya sababaraha léngkah anu bisa dipigawé lamun urang arék nulis sajak, nya éta:
1) Nangtukeun téma. Saperti ogé ngarang atawa nulis karya-karya liaana, dina nulis
sajak ogé anu pangheulana jadi puseur implengan téh nya éta téma.
2) Nangtukeun diksi (pilihan kecap). Dina nangtukeu diksi, urang kudu bisa milihan
kecap-kecap anu bener-bener bisa ngaéksprésikeun angen-angen urang. Unggal
kecap kudu boga ma’na anu éféktif ngarojong kana maksud atawa jejer anu rék
ditulis ku urang. Kadé poho pilihan kecap téh salian ti kudu “sarat makna” , ogé kudu
mibanda rasa éstétika atawa ajén kaéndahan, salah sahijina bisa ku cara milihan
kecap-kecap anu asosiatif atawa ngandung siloka.
3) Nangtukeun amanat. Amanat mangrupa hal anu penting pisan dina sajak salian ti
téma jeung diksi. Amanat dina hiji sajak kudu positif sangkan bisa méré mangpaat
ka nu macana.

Salian ti bisa nulis, hidep ogé diperedih kudu bisa maca Sajak. Aya dua rupa
tujuan maca sajak. Nu kahiji pikeun tujuan rékréatif, nya éta maca sajak pikeun tujuan
hiburan atawa nohonan rasa kasugemaan sorangan. Maca sajak pikeun tujuan anu ieu,
cukup digalindengkeun dina haté bari terus éta sajak téh dilenyepan nepi ka timbul rasa
sugema dina diri urang sabada maca jeung paham kana eusi éta sajak. Sedengkeun anu
kadua, nya éta maca sajak pikeun tujuan éksprésif, nya éta maca sajak pikeun
ngaékprésikeun atawa ngedalkeun sagala rupa hal anu nyampak boh dina sajak na
sorangan, boh dina diri anu macakeunana. Maca sajak anu ieu mah kudu dibedaskeun
sarta diéksprésikeun luyu jeung eusi sajakna.
Maca éksprésif aya dua rupa, nu kahiji kucara dibaca maké téks, nu kadua ku
cara didéklamasikeun (ditalar kalawan henteu maké téks).

Dina maca éksprésif aya sababaraha perkara anu kudu diperhatikeun, nya éta:
1. Vokal; vokal atawa sora mangrupa perkara anu utama dina maca bedas, boh
powerna boh volumena kudu enya-enya maksimal. Sora nu dipaké maca sajak kudu
buleud, nya éta sora anu kaluar tina dada ngaliwatan tikoro bagian tukang sarta maké
napas anu kaluar tina beuteung.
2. Artikulasi; cara lisan ngunikeun foném-foném atawa sora basa. Artikulasi kudu
jéntré ngunikeun foném /a/, /é/, /e/, /eu/, /i/, /o/, jeung /u/ téh kudu bener-bener
jelas, carana ku jalan muka lisan kalawan maksimal, jadi teu aya sora anu
diheumheum.
3. Intonasi; intonasi téh ngawengku lentong (lagu), dinamika (tarik halonna) jeung
témpo (gancang ancana) ngucapkeun kalimah-kalimah dina waktu maca atawa
ngadéklamasikeun sajak. Intonasi raket patalina jeung émosi sarta interprétasi kana
hiji sajak. Urang bakal bisa ngatur émosi kalawan merenah lamun bisa napsirkeun
atawa ngainterprétasi hiji sajak kalawan merenah, ka dituna bakal bisa ngatur
intonasi kalawan merenah ogé.
4. Éksprési; éksprési ngawengku riuk paroman jeung usikna géstur. É ksprési
gumantung kana déét jerona penjiwaan urang kana eusi sajak anu dibaca.

Sajak-sajak Sunda kiwari geus loba nu dibukukeun, boh nu mangrupa buku


kumpulan sajak boh manhrupa buku antologi sajak, di antarana:
a. Nu Mangrupa Buku Kumpulan Sajak jeung Pangarangna
1. Lalaki di Tegal Pati → Sayudi
2. Janté Arkidam → Ajip Rosidi
3. Nu Mahal Tibatan Inten → Yus Rusyana
4. Surat Kayas, Basisir Langit →Surahman RM
5. Pamapag, Di Kebon Binatang → Ayatrohaédi
6. Katiga → Yayat Héndayana
7. Tepung di Bandung, Ombak Laut Kidul, Surat Panjang ti Cijulang,
→ Rahmat M.Sas Karana
8. Sabelas Taun → Usép Romli HM
9. Sajak-sajak Cilauteureun, Wasiat Konglomérat → Taufik Faturoman
10. Lalaki Langit → Juniarso Ridwan
11. Jagat Alit, Surat-surat Kaliwat, Blus Kéré Lauk → Godi Suwarna
12. Nu Ngaronghéap Mangsa Surup, Jamparing, Kasidah Langit → É ddy D. Iskandar
13. Jamparing, Gondéwa, Maung Bayangan → É tti RS
14. Umbul-umbul Alak Paul → Hasan Wahyu Atma Kusumah
15. Tumbal → Yosép Iskandar
16. Aya Naon di Cinaon →Wahyu Wibisana, jrrd.

b. Nu mangrupa Antologi Sajak


1. Antologi Puisi Sunda Mutahir → Juniarso Ridwan, spk
2. Saratus Sajak Sunda → Abdulah Mustappa
3. Sajak Sunda 50 Taun Indonésia Merdéka → Abdullah Mustappa, spk.
4. Kanjut Kundang (ngahiji jeung carpon katut sempalan novél) → Ajip rosidi jeung
Rusman Sutiasumarga
5. Salumar Sastra (ngahiji jeung carpon katut É séy) → wahyu Wibisana, spk.

Dina kamekaranana sajak-sajak nu dibukukeun téh loba nu dilélér pangajén ku


lembaga-lembaga nu mikatineung kana dunya sastra Sunda. Salahsahijina Yayasan
Rancagé nu dipingping ku Ajip Rosidi sacara mandeuh méré pangajén kana buku-buku
Sunda anu medal tiap taunna.
Buku-buku sajak nu kungsi meunang hadiah Rancagé di antarana:
1. Blus Kéré Lauk → Godi Suwarna
2. Maung Bayangan → Etty RS
3. Aya Naon di Cinaon → Wahyu Wibisana
4. Kidang Kawisaya → Retty Isnéndés
Lampiran 3:

Conto Sajak lianna

DO’A
(haturan pa oto iskandar dinata)
Apip Mustopa

jungjunan
pangnangkeupkeun éta nyawa
nu indit taya nu nanya
taya tapakna di dunya

angin
pangusikkeun pangeusi buana
yén aya sinatria nu perlaya
di wewengkon langit sunda

bulan
baturan éta nyawa nu ditundung
di tempat baktina taya nu daék ngajungjung

hé panonpoé
geura awurkeun panas nu ngaduruk sagala
sangkan ieu dada
sakumna nyawa sunda
nyaho boga pahlawan digjaya

(dicutat tina Pangajaran Sastra Sunda; Drs. Budi Rahayu


Tamsyah; 1997; Bandung; Pangajaran Sastra Sunda)
DI HIJI LEUWEUNG GELEDEGAN
Surachman RM

Aya tulang nyangsang na dahan, deudeuh


Sésa raga arucutan
Langlayangan teu kapuluk teu karucu
Di hiji leuweung geledegan

Tangkorékna diranggeum areuy, deudeuh


Topi waja bangkarak tadah cihujan
Bedil, sekin, ngarumpuyuk lumpuh
Di hiji leuweung geledegan

Disasarap heumeus beueus, deudeuh


Dirurub hujan kalakay
Pangkatna, tanda-tandana, mo kapapay
Di hiji leuweung geledegan

Moal aya nu nyalawatan


Emh nunggelis ngan nagara nu miboga
Tan panutan tan kadang kulawarga
Di hiji leuweung geledegan

Ka mana pasukan tambur


Ilaharna jajap ka basisir kubur
Teu muni rampak témbak kahormatan
Di hiji leuweung geledegan

Jeung lahanna di Taman Pahlawan, deudeuh


Aya nu ngali nu ngandih
Béh ngaranna dina daftar kapanggih
Diémbohan catetan: ilang raratan

(dicutat tina Pangajaran Sastra Sunda; Drs. Budi Rahayu


Tamsyah; 1997; Bandung; Pangajaran Sastra Sunda)
CIANJUR
RA. Nasrullah

Béntang kumelip
di sakuriling bungking
langit peuting,

Bulan miheulaan surup


kasarungsum méga
kasilir angin,

Jangkrik nu ngaririncik
goong bangkong
nu mungkas wiletan,

Sawah garung
geusan ngajadi
panggung panungtung.

Pamas, 16 Agustus 2016

(Dicutat tina Manglé no. 2583; 2019)

KALANGKANG PIRAMID
Usep Romli HM

Nu ngajungkiring nyanding langit


Piramid panonoban mayit

Kalangkang karosaan manusa


Dina nyatana teu daya teu upaya

Tumpukan batu harelung jangkung


Angger baé sacangkéwok liang kubur
Tempat jasad nu ayud ancur lebur

Angger baé sacangkéwok liang kubur


Pangbalikan tungtung umur
Sakumaha jauhna napsu dikencar diabur

Giza, 30 Agustus 2000.

(Dicutat tina Manglé no. 2583; 2019)


Lampiran 4:

Pilih jawaban nu pangbenerna!

1. Sajak “Ema, Apa” eusina ngébréhkeun...


a. Kasedih hiji budak c. Kaayaan hiji budak
b. Kabungah hiji budak d. Tumarimana hiji budak
2. Sajak “Ema, Apa” téh méré amanat ka urang sangkan...
a. nyampakkeun pangharepan
b. jadi budak ulah sedih baé
c. kudu tumarima kana kadar jeung nasib
d. ulah rék penggas pangharepan
3. Sajak téh kaasup kana wangun karangan...
a. lancaran c. rékaan
b. ugeran d. pondok
4. Talatah nu hayang ditepikeun ku pangarang ka nu maca atawa ngadéngékeun
disebut...
a. téma c. rasa
b. suasana d. amanat
5. Nu jadi udagan dina sajak mah rasa, ku sabab kitu kekecapan dina sajak mah loba nu
ngandung harti...
a. sabenerna c. injeuman
b. sajalantrahna d. satarabasna

KAHÉMAN
(Lely Halimah)
(Galindeng asih keur Sétra jeung Gentra)

Anaking,
dina léngkah anjeun nyampakna pangharepan
pikahareupeun ngalangkang sugan jeung sugan
bray beurang nembang kahéman
wanci peuting ngawih kaasih:
“ayun ambing
ayun ambing...”

pareng hudang geura tandang


ngudag bagja ku wiwaha
nyuprih élmu ku kapengkuh
Mun pareng éléh jajatén, anaking
Héman indung ‘na embun-embunan

6. Wacana di luhur téh mangrupa salahsahiji karya sastra wangun puisi anu disebut....
a. guguritan b. pupujian c. sajak d. dongéng
7. Téma tina wacana di luhur téh nya éta....
a. kanyaah anak ka indung c. anak anu dititah néangan élmu
b. anak nu éléh jajatén d .kanyaah indung ka anak
8. Judul wacana di luhur téh kahéman, sinonim tina kecap kahéman nya éta....
a. ceuceub b. kangéwa c. geuleuh d. kanyaah
9. Dina wana di luhur téh aya kecap tandang anu hartina....
a. bajuang b. indit c. digawé d. lunta
10. Rasa anu kagambarkeun dina sajak di luhur téh nya éta....
a. bagja b. asih c. sedih d. waas
11. Sajak munggaran medal dina sastra Sunda kira-kira dina taun....
a. 1946 b. 1953 c. 1956 d. 1963
12. Nu munggaran ngarang sajak dina sastra Sunda nya éta ....
a. Sayudi b. Kis WS c. Surahman RM d. Yus Rusyana
13. Buku Kumpulan sajak nu munggaran muncul taun 1963 beunang Sayudi nu judulna....
a. Ilangna Mustika c. Nu Mahal ti Batan Inten
b. Lalaki di Tegal Pati d. Basisir Langit
14. Sajak nu eusina ngalalakon sarta lain mangrupa kedaling rasa disebut...
a. sajak lirik c. sajal épik
b. sajak biasa d. sajak apik
15. Jejer atawa inti pikiran anu ngajiwaan carita atawa jadi dadasar carita, sifatna bisa
nembrak bisa nyamuni dina jeroeun sajak disebut....
a. amanat b. gaya c. purwakanti d. téma
16. Amanat sajak téh nya éta ....
a. inti pikiran nu ngajiwaan karangan.
b. gambaran rasa nu kagambar jeroeun sajak.
c. talatah nu hayang ditepikeun pangarang ngaliwatan karyana.
d. saruana sora unggal jajaran
17. Ieu di handap nu lain léngkah rék ngarang sajak.
a. Nangtukeun téma. c. Nangtukeun diksi kecap
b. Nangtukeun judul sajak d. nangtukeun amanat sajak.
18. Nu ngabédakeun buku antologi sajak jeung buku kumpulan sajak nya éta....
a. jumlah pangarang sajakna c. jumlah sajakna
b. nu ngarang buku sajakna d. kualitas sajak-sajakna
19. Ieu di handap nu mangrupa antologi sajak Sunda, nya éta...
a. Lalaki di Tegal Pati c. Ilangna Mustika
b. Saratus Sajak Sunda d. Nu Mahal ti Batan Inten
20. Ieu di handap nu mangrupa buku kumpulan sajak nu kungsi meunang hadiah
rancagé, nya éta ....
a. Lalaki di Tegal Pati c. Nu Mahal ti Batan Inten
b. Blus Kéré Lauk d. Ombak Laut Kidul

Anda mungkin juga menyukai