Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : SMP Negeri 2 Rancabali


Mata pelajaran : Bahasa Sunda
Topik : Sajak
Kelas / semester : VII/ 2 (dua)
Alokasi waktu : 6 Jam Pelajaran (3 minggu X 2 JP X 40 menit)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3. Mengidentifikasi bentuk dan 3.7.1 Mengidentifikasi bentuk dan
7 struktur teks, unsur, aspek struktur teks, unsur, aspek
kebahasaan, serta isi dan amanat kebahasaan, serta isi dan amanat
sajak. sajak.
3.7.2 Memahami bentuk dan struktur
teks, unsur, aspek kebahasaan,
serta isi dan amanat sajak
4. Membaca/mendeklamasikan 4.7.1 Membaca dan atau
7 sajak dengan penghayatan dan mendeklamasikan sajak dengan
ekspresi yang tepat, sesuai penghayatan dan ekspresi yang
dengan struktur teks dan aspek tepat, sesuai dengan struktur teks
kebahasaan. dan aspek kebahasaan.
4.7.2 Menanggapi pembacaan sajak dan
atau deklamasi.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:
1) menunjukkan perilaku beriman, menghargai kekayaan budaya, mandiri, gotong
royong, dan berintegritas;
2) menunjukkan budaya literasi menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam
bentuk cetak, visual, digital, dan auditori;
3) mengidentifikasi bentuk dan struktur teks, unsur, aspek kebahasaan, serta isi dan
amanat sajak;
4) memahami bentuk dan struktur teks, unsur, aspek kebahasaan, serta isi dan
amanat sajak; dan
5) membaca/mendeklamasikan sajak dengan penghayatan dan ekspresi yang tepat,
sesuai dengan struktur teks dan aspek kebahasaan.

C. Materi Pembelajaran
1) Fakta
- Beberapa contoh teks sajak Sunda
2) Konsep
- Pengertian sajak
- Unsur-unsur sajak
- Kaidah-kaidah nulis sajak
- Kaidah-kaidah pembacaan sajak
3) Prinsip
Model pembacaan sajak
4) Prosedur
- Membaca sajak
- Deklamasi

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific dan Komunikatif
Metode : Inquiry dan Discovery Learning
Teknik : Diskusi, Tanya Jawab, Unjuk Kerja

E. Media, Alat/Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Alat/Bahan
Komputer, LCD proyektor, speaker, kertas plano, kertas tempel, spidol, dan
doubletape
2. Media
Teks dan audio/video sajak Sunda
3. Sumber
 Buku Rancagé Diajar Basa Sunda, Penerbit Dunia Pustaka Jaya, 2017;
 Buku Wanda Basa Sunda, Penerbit Thursina Media Utama, 2017;
 Buku Wiwaha Basa Sunda, Penerbit CV Geger Sunten, 2017;
 Majalah atau surat kabar berbahasa Sunda yang memuat teks pupujian;
 Buku referensi lainnya yang menunjang materi budaya Sunda; dan
 Youtube.

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


 Pertemuan Pertama (2 JP X 40 menit)
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahulua 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
n mengucapkan salam, kemudian
mengecek kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
akan dilakukan berlangsung baik dan
bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta
didik guru melakukan apersepsi
dengan menggali informasi dan
mengaitkan dengan materi pada
pertemuan sebelumnya;
4) Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil beranggotakan 4-5
orang.
5) Peserta didik menerima informasi
tentang keterkaitan antara lingkungan
alam dengan dengan materi
pembelajaran;
6) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran;
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
dan
7) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik mengamati model 60 menit
pembacaan sajak;
2) Peserta didik membaca teks sajak;
3) Peserta didik bertanya jawab tentang
hal-hal yang berhubungan dengan isi
sajak;
4) Masing-masing anggota dalam setiap
kelompok mengumpulkan berbagai
contoh teks sajak dari berbagai
sumber;
5) Masing-masing peserta didik dalam
kelompoknya mengidentifikasi isi sajak
yang dikumpulkannya;
6) Perwakilan setiap kelompok
menampilkan hasil identifikasi isi sajak
di depan kelas.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi 10 menit
untuk membuat kesimpulan kelas
tentang materi pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual
kepada peserta didik untuk membaca
struktur dan unsur-unsur sajak; dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
telah dilakukan bermanfaat bagi
peserta didik.

 Pertemuan Kedua
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahulua 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
n mengucapkan salam, kemudian
mengecek kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
akan dilakukan berlangsung baik dan
bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta
didik guru melakukan apersepsi
dengan menggali informasi dan
mengaitkan dengan materi pada
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
pertemuan sebelumnya;
4) Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil beranggotakan 4-5
orang.
5) Peserta didik menerima informasi
tentang keterkaitan antara lingkungan
alam dengan dengan materi
pembelajaran;
6) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran;
dan
7) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik mengaamati beberapa 60 menit
teks sajak;
2) Peserta didik bertanya jawab tentang
unsur-unsur dan kaidah penulisan teks
sajak;
3) Masing-masing peserta didik
menngidentifikasi unsur-unsur sajak
dari berbagai teks sajak dari berbagai
sumber;
4) Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan unsur-unsur dan
kaidah penulisan teks sajak;
5) Peserta didik mendeskripsikan hal-hal
yang berhubungan unsur-unsur dan
kaidah penulisan teks sajak.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi 10 menit
untuk membuat kesimpulan kelas
tentang materi pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual
kepada peserta didik untuk berlatih
membaca atau mendeklamasikan sajak;
dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
telah dilakukan bermanfaat bagi
peserta didik.

 Pertemuan Ketiga
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahulua 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
n mengucapkan salam, kemudian
mengecek kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
akan dilakukan berlangsung baik dan
bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta
didik guru melakukan apersepsi
dengan menggali informasi dan
mengaitkan dengan materi pada
pertemuan sebelumnya;
4) Peserta didik menerima informasi
tentang keterkaitan antara lingkungan
alam dengan dengan materi
pembelajaran;
5) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran;
dan
6) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik mengamati model yang 60 menit
sedang membaca atau
mendeklamasikan sajak;
2) Peserta didik bertanya jawab tentang
cara membaca atau mendeklamasikan
sajak;
3) Peserta didik secara bergilir di depan
kelas membaca atau mendeklamasikan
sajak;
4) Peserta didik dalam kelompok bergilir
memberikan tanggapan terhadap
penampilan membaca atau deklamasi
yang dilakukan teman dalam
kelompoknya;
5) Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan tentang kaidah
membaca atau deklamasi sajak yang
baik;
6) Peserta didik mendeklamasikan sajak
sesuai dengan kaidah-kaidah membaca
atau emndeklamasikan sajak.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi 10 menit
untuk membuat kesimpulan kelas
tentang materi pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual
kepada peserta didik untuk
mengumpulkan foto yang memuat
aksara Sunda dalam berbagai media
sebagai bekal pembelajaran materi
selanjutnya; dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
telah dilakukan bermanfaat bagi
peserta didik.

G. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Pengetahuan:
- Tes Tulis
b. Kompetensi Keterampilan:
Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen


a. Kompetensi Pengetahuan:
Soal Tes Tulis
1. Naon anu dimaksud sajak teh?
2. Pek tataan unsur-unsur sajak!
3. Sebutkeun deui kaidah-kaidah dina macasajak !

b. Kompetensi Keterampilan
Baca atawa déklamasikeun hiji sajak kalawan ngagunakeun ekspresi anu saluyu
sareng eusi eta sajak!

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN


Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi
No Nama Siswa
pemecahan masalah
KT (7,0-7,9) T (8,0-8,9) ST (9,0-10)
1

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang


relevan yang berkaitan dengan sajak:
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menganalis teks sajak.
2. Terampil jika menunjukkan sudah dapat menganalisis teks sajak tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan dapat menganalisis teks sajakkemudian dapat
menyajikan sajak mengikuti kaidahnya.
4. Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil

Rancabali, 17 Juli 2017


Kepala SMP Negeri 2 Rancabali, Guru Mata Pelajaran,

Yeyet Friyenti, S.Pd., M.M. Dadang Nurjaman, S.Pd., M.Pd.


NIP 196202241982032003 NIP 198001262005011007
Lampiran 1:

EMA, APA
Sajak: Moch Gara

Ka saha kudu nyebut Ema?


Ka saha kudu nyebut Apa?
É stuning hésé jeung sieun
Ti leuleutik, kuring can pernah
Diparéndé ku Ema
Diakod ku Apa
É stuning Tétéh jeung Aa
Nu unggal poé dicalukan
Naha kuring teu sarua jeung batur
Hayang jajan ménta ka Ema
Hayang cocooan lumpat ka Apa
Naha ka mana jeung di mana
Ari Ema jeung Apa
Ngadéngé béja Ema jeung Apa téh
Tos tilar dunya.

(Dicutat tina Manglé no. 2143/2007)


Lampiran 2:

Sajak dina sastra Sunda lain karya sampakan tapi mangrupa karya sampeuran,
hartina sajak mah mangrupa serepan tina sastra séjén. Sajak mimiti gelar sabada
merdeka. Sajak Sunda munggaran ditulis ku Kis W.S. dina taun 1946.
Medal salaku karya sastra tinulis, sajak sumebar dina rupa-rupa media saperti koran
atawa majalah. Malah mah loba sajak anu geu dikumpulkeun dina hiji buku, nu disebut
buku kumpulan sajak. Buku kumpulan sajak nu munggaran medal dina taun 1963 nya
eta Lalaki di Tegal Pati karangan Sayudi. Sedengkeun sajak munggaran dina sastra
Sunda diciptakeun ku Kis WS. Nu judulna Ilangna Mustika, nu medal dina taun 1946.
Sajak mibanda unsur intrinsik, unsur-unsur intrinsik sajak téh ngawengku :
 Téma, nya éta inti pikiran nu ngajiwaan carita atawa jadi dadasar carita, sifatna bisa
nembrak bisa nyamuni
 Amanat, nya éta pesen atawa talatah ti pangarang nu ditepikeun ngaliwatan
karyana pikeun nu maca atawa nu ngaregepkeun
 Rasa, nya éta gambaran rasa anu témbong ngaliwatan kagemblengan eusi
 Nada, nya éta gaya pangarang enggoning ngungkab pikiran, idé jeung rarasaanana
ngaliwatan galindengna kekecapan, boh purwakanti boh pilihan kecapna
Sajak Sunda téh dumasar wandana aya dua rupa, nya éta:
1) Sajak epik; nya éta sajak anu eusina ngalalakon.
2) Sajak lirik; nya éta sajak nu eusina mangrupa kedaling rasa.
Aya sababaraha hal anu kudu kapibanda lamun urang rék jadi panyajak
(pangarang sajak), di antara:
1) Panyajak kudu mibanda pangalaman batin. Ngabeungharan pangalaman batin bisa
ku cara ngalakonan langsung hiji kajadian, ngaliwatan papanggihan, atawa tina hasil
maca. Upamana baé dina sajak Turunna Ahmad Ajo, panyajak geus tangtu boga
pangalaman batin ngeunaan Ahmad Ajo, naha ku jalan papanggih langsung jeung
jalmana, béja tina caritaan batur, atawa kungsi maca riwayat ngeunaan rampog anu
ngaran Ahmad Ajo.
2) Panyajak kudu bisa ngamekarkeun sarta ngolah imajinasi. Imajinasi atawa
panglamunan téh pikeun panyajak mah mangrupa modal, sabab gelarna hiji sajak
ieu mangrupa hasil tina proses ngamekarkeun jeung ngolah panglamunan atawa
imajinasi téa. Pangalaman batin anu geus kapimilik ku panyajak henteu langsung
ngajanggélék jadi hiji sajak, tapi ditamperkeun heula ngaliwatan prosés
“perenungan” (ngalamun).

3) Panyajak kudu mibanda kamampuh ngedalkeun atawa ngaéksprésikeun imajinasina


kana runtuyan kecap atawa ungkara kalimah anu merenah. Kamampuh
ngaékprésikeun imajinasi ieu kudu dirojong ku kamampuh séjénna saperti:
mibanda kabeungharan kecap anu loba, bisa nangtukeun diksi (pilihan kecap) anu
merenah, sarta mibanda rasa kaéndahan (éstétis).
Lamun urang geus mibanda tilu hal anu bieu dipedar hartina urang geus boga
modal dasar pikeun nulis sajak. Sok sanajan taya téhnik anu matok dina nulis sajak, tapi
ku mindeng maca jeung latihan nulis, urang pasti bisa.
Aya sababaraha léngkah anu bisa dipigawé lamun urang arék nulis sajak, nya éta:
1) Nangtukeun téma. Saperti ogé ngarang atawa nulis karya-karya liaana, dina nulis
sajak ogé anu pangheulana jadi puseur implengan téh nya éta téma.
2) Nangtukeun diksi (pilihan kecap). Dina nangtukeu diksi, urang kudu bisa milihan
kecap-kecap anu bener-bener bisa ngaéksprésikeun angen-angen urang. Unggal
kecap kudu boga ma’na anu éféktif ngarojong kana maksud atawa jejer anu rék
ditulis ku urang. Kadé poho pilihan kecap téh salian ti kudu “sarat makna” , ogé kudu
mibanda rasa éstétika atawa ajén kaéndahan, salah sahijina bisa ku cara milihan
kecap-kecap anu asosiatif atawa ngandung siloka.
3) Nangtukeun amanat. Amanat mangrupa hal anu penting pisan dina sajak salian ti
téma jeung diksi. Amanat dina hiji sajak kudu positif sangkan bisa méré mangpaat
ka nu macana.

Salian ti bisa nulis, hidep ogé diperedih kudu bisa maca Sajak. Aya dua rupa
tujuan maca sajak. Nu kahiji pikeun tujuan rékréatif, nya éta maca sajak pikeun tujuan
hiburan atawa nohonan rasa kasugemaan sorangan. Maca sajak pikeun tujuan anu ieu,
cukup digalindengkeun dina haté bari terus éta sajak téh dilenyepan nepi ka timbul rasa
sugema dina diri urang sabada maca jeung paham kana eusi éta sajak. Sedengkeun anu
kadua, nya éta maca sajak pikeun tujuan éksprésif, nya éta maca sajak pikeun
ngaékprésikeun atawa ngedalkeun sagala rupa hal anu nyampak boh dina sajak na
sorangan, boh dina diri anu macakeunana. Maca sajak anu ieu mah kudu dibedaskeun
sarta diéksprésikeun luyu jeung eusi sajakna.
Maca éksprésif aya dua rupa, nu kahiji kucara dibaca maké téks, nu kadua ku
cara didéklamasikeun (ditalar kalawan henteu maké téks).

Dina maca éksprésif aya sababaraha perkara anu kudu diperhatikeun, nya éta:
1. Vokal; vokal atawa sora mangrupa perkara anu utama dina maca bedas, boh
powerna boh volumena kudu enya-enya maksimal. Sora nu dipaké maca sajak kudu
buleud, nya éta sora anu kaluar tina dada ngaliwatan tikoro bagian tukang sarta maké
napas anu kaluar tina beuteung.
2. Artikulasi; cara lisan ngunikeun foném-foném atawa sora basa. Artikulasi kudu
jéntré ngunikeun foném /a/, /é/, /e/, /eu/, /i/, /o/, jeung /u/ téh kudu bener-bener
jelas, carana ku jalan muka lisan kalawan maksimal, jadi teu aya sora anu
diheumheum.
3. Intonasi; intonasi téh ngawengku lentong (lagu), dinamika (tarik halonna) jeung
témpo (gancang ancana) ngucapkeun kalimah-kalimah dina waktu maca atawa
ngadéklamasikeun sajak. Intonasi raket patalina jeung émosi sarta interprétasi kana
hiji sajak. Urang bakal bisa ngatur émosi kalawan merenah lamun bisa napsirkeun
atawa ngainterprétasi hiji sajak kalawan merenah, ka dituna bakal bisa ngatur
intonasi kalawan merenah ogé.
4. Éksprési; éksprési ngawengku riuk paroman jeung usikna géstur. É ksprési
gumantung kana déét jerona penjiwaan urang kana eusi sajak anu dibaca.

Sajak-sajak Sunda kiwari geus loba nu dibukukeun, boh nu mangrupa buku


kumpulan sajak boh manhrupa buku antologi sajak, di antarana:
a. Nu Mangrupa Buku Kumpulan Sajak jeung Pangarangna
1. Lalaki di Tegal Pati → Sayudi
2. Janté Arkidam → Ajip Rosidi
3. Nu Mahal Tibatan Inten → Yus Rusyana
4. Surat Kayas, Basisir Langit →Surahman RM
5. Pamapag, Di Kebon Binatang → Ayatrohaédi
6. Katiga → Yayat Héndayana
7. Tepung di Bandung, Ombak Laut Kidul, Surat Panjang ti Cijulang,
→ Rahmat M.Sas Karana
8. Sabelas Taun → Usép Romli HM
9. Sajak-sajak Cilauteureun, Wasiat Konglomérat → Taufik Faturoman
10. Lalaki Langit → Juniarso Ridwan
11. Jagat Alit, Surat-surat Kaliwat, Blus Kéré Lauk → Godi Suwarna
12. Nu Ngaronghéap Mangsa Surup, Jamparing, Kasidah Langit → É ddy D. Iskandar
13. Jamparing, Gondéwa, Maung Bayangan → É tti RS
14. Umbul-umbul Alak Paul → Hasan Wahyu Atma Kusumah
15. Tumbal → Yosép Iskandar
16. Aya Naon di Cinaon →Wahyu Wibisana, jrrd.
b. Nu mangrupa Antologi Sajak
1. Antologi Puisi Sunda Mutahir → Juniarso Ridwan, spk
2. Saratus Sajak Sunda → Abdulah Mustappa
3. Sajak Sunda 50 Taun Indonésia Merdéka → Abdullah Mustappa, spk.
4. Kanjut Kundang (ngahiji jeung carpon katut sempalan novél) → Ajip rosidi jeung
Rusman Sutiasumarga
5. Salumar Sastra (ngahiji jeung carpon katut É séy) → wahyu Wibisana, spk.

Dina kamekaranana sajak-sajak nu dibukukeun téh loba nu dilélér pangajén ku


lembaga-lembaga nu mikatineung kana dunya sastra Sunda. Salahsahijina Yayasan
Rancagé nu dipingping ku Ajip Rosidi sacara mandeuh méré pangajén kana buku-buku
Sunda anu medal tiap taunna.
Buku-buku sajak nu kungsi meunang hadiah Rancagé di antarana:
1. Blus Kéré Lauk → Godi Suwarna
2. Maung Bayangan → Etty RS
3. Aya Naon di Cinaon → Wahyu Wibisana
4. Kidang Kawisaya → Retty Isnéndés
Lampiran 3:

Conto Sajak lianna

DO’A
(haturan pa oto iskandar dinata)
Apip Mustopa

jungjunan
pangnangkeupkeun éta nyawa
nu indit taya nu nanya
taya tapakna di dunya

angin
pangusikkeun pangeusi buana
yén aya sinatria nu perlaya
di wewengkon langit sunda

bulan
baturan éta nyawa nu ditundung
di tempat baktina taya nu daék ngajungjung

hé panonpoé
geura awurkeun panas nu ngaduruk sagala
sangkan ieu dada
sakumna nyawa sunda
nyaho boga pahlawan digjaya

(dicutat tina Pangajaran Sastra Sunda; Drs. Budi Rahayu


Tamsyah; 1997; Bandung; Pangajaran Sastra Sunda)

DI HIJI LEUWEUNG GELEDEGAN


Surachman RM

Aya tulang nyangsang na dahan, deudeuh


Sésa raga arucutan
Langlayangan teu kapuluk teu karucu
Di hiji leuweung geledegan

Tangkorékna diranggeum areuy, deudeuh


Topi waja bangkarak tadah cihujan
Bedil, sekin, ngarumpuyuk lumpuh
Di hiji leuweung geledegan

Disasarap heumeus beueus, deudeuh


Dirurub hujan kalakay
Pangkatna, tanda-tandana, mo kapapay
Di hiji leuweung geledegan

Moal aya nu nyalawatan


Emh nunggelis ngan nagara nu miboga
Tan panutan tan kadang kulawarga
Di hiji leuweung geledegan

Ka mana pasukan tambur


Ilaharna jajap ka basisir kubur
Teu muni rampak témbak kahormatan
Di hiji leuweung geledegan

Jeung lahanna di Taman Pahlawan, deudeuh


Aya nu ngali nu ngandih
Béh ngaranna dina daftar kapanggih
Diémbohan catetan: ilang raratan

(dicutat tina Pangajaran Sastra Sunda; Drs. Budi Rahayu


Tamsyah; 1997; Bandung; Pangajaran Sastra Sunda)

CIANJUR
RA. Nasrullah

Béntang kumelip
di sakuriling bungking
langit peuting,

Bulan miheulaan surup


kasarungsum méga
kasilir angin,

Jangkrik nu ngaririncik
goong bangkong
nu mungkas wiletan,

Sawah garung
geusan ngajadi
panggung panungtung.

Pamas, 16 Agustus 2016

(Dicutat tina Manglé no. 2583; 2019)

KALANGKANG PIRAMID
Usep Romli HM

Nu ngajungkiring nyanding langit


Piramid panonoban mayit
Kalangkang karosaan manusa
Dina nyatana teu daya teu upaya

Tumpukan batu harelung jangkung


Angger baé sacangkéwok liang kubur
Tempat jasad nu ayud ancur lebur

Angger baé sacangkéwok liang kubur


Pangbalikan tungtung umur
Sakumaha jauhna napsu dikencar diabur

Giza, 30 Agustus 2000.

(Dicutat tina Manglé no. 2583; 2019)


Lampiran 4:

Pilih jawaban nu pangbenerna!

1. Sajak “Ema, Apa” eusina ngébréhkeun...


a. Kasedih hiji budak c. Kaayaan hiji budak
b. Kabungah hiji budak d. Tumarimana hiji budak
2. Sajak “Ema, Apa” téh méré amanat ka urang sangkan...
a. nyampakkeun pangharepan
b. jadi budak ulah sedih baé
c. kudu tumarima kana kadar jeung nasib
d. ulah rék penggas pangharepan
3. Sajak téh kaasup kana wangun karangan...
a. lancaran c. rékaan
b. ugeran d. pondok
4. Talatah nu hayang ditepikeun ku pangarang ka nu maca atawa ngadéngékeun
disebut...
a. téma c. rasa
b. suasana d. amanat
5. Nu jadi udagan dina sajak mah rasa, ku sabab kitu kekecapan dina sajak mah loba nu
ngandung harti...
a. sabenerna c. injeuman
b. sajalantrahna d. satarabasna

KAHÉMAN
(Lely Halimah)
(Galindeng asih keur Sétra jeung Gentra)

Anaking,
dina léngkah anjeun nyampakna pangharepan
pikahareupeun ngalangkang sugan jeung sugan
bray beurang nembang kahéman
wanci peuting ngawih kaasih:
“ayun ambing
ayun ambing...”

pareng hudang geura tandang


ngudag bagja ku wiwaha
nyuprih élmu ku kapengkuh
Mun pareng éléh jajatén, anaking
Héman indung ‘na embun-embunan

6. Wacana di luhur téh mangrupa salahsahiji karya sastra wangun puisi anu disebut....
a. guguritan b. pupujian c. sajak d. dongéng
7. Téma tina wacana di luhur téh nya éta....
a. kanyaah anak ka indung c. anak anu dititah néangan élmu
b. anak nu éléh jajatén d .kanyaah indung ka anak
8. Judul wacana di luhur téh kahéman, sinonim tina kecap kahéman nya éta....
a. ceuceub b. kangéwa c. geuleuh d. kanyaah
9. Dina wana di luhur téh aya kecap tandang anu hartina....
a. bajuang b. indit c. digawé d. lunta
10. Rasa anu kagambarkeun dina sajak di luhur téh nya éta....
a. bagja b. asih c. sedih d. waas
11. Sajak munggaran medal dina sastra Sunda kira-kira dina taun....
a. 1946 b. 1953 c. 1956 d. 1963
12. Nu munggaran ngarang sajak dina sastra Sunda nya éta ....
a. Sayudi b. Kis WS c. Surahman RM d. Yus Rusyana
13. Buku Kumpulan sajak nu munggaran muncul taun 1963 beunang Sayudi nu judulna....
a. Ilangna Mustika c. Nu Mahal ti Batan Inten
b. Lalaki di Tegal Pati d. Basisir Langit
14. Sajak nu eusina ngalalakon sarta lain mangrupa kedaling rasa disebut...
a. sajak lirik c. sajal épik
b. sajak biasa d. sajak apik
15. Jejer atawa inti pikiran anu ngajiwaan carita atawa jadi dadasar carita, sifatna bisa
nembrak bisa nyamuni dina jeroeun sajak disebut....
a. amanat b. gaya c. purwakanti d. téma
16. Amanat sajak téh nya éta ....
a. inti pikiran nu ngajiwaan karangan.
b. gambaran rasa nu kagambar jeroeun sajak.
c. talatah nu hayang ditepikeun pangarang ngaliwatan karyana.
d. saruana sora unggal jajaran
17. Ieu di handap nu lain léngkah rék ngarang sajak.
a. Nangtukeun téma. c. Nangtukeun diksi kecap
b. Nangtukeun judul sajak d. nangtukeun amanat sajak.
18. Nu ngabédakeun buku antologi sajak jeung buku kumpulan sajak nya éta....
a. jumlah pangarang sajakna c. jumlah sajakna
b. nu ngarang buku sajakna d. kualitas sajak-sajakna
19. Ieu di handap nu mangrupa antologi sajak Sunda, nya éta...
a. Lalaki di Tegal Pati c. Ilangna Mustika
b. Saratus Sajak Sunda d. Nu Mahal ti Batan Inten
20. Ieu di handap nu mangrupa buku kumpulan sajak nu kungsi meunang hadiah
rancagé, nya éta ....
a. Lalaki di Tegal Pati c. Nu Mahal ti Batan Inten
b. Blus Kéré Lauk d. Ombak Laut Kidul

Anda mungkin juga menyukai