PANDUAN PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN SMP TERBUKA
Buku 4 :
Panduan Operasional
Bagi Pengelola TKB Mandiri SMP Terbuka
i
Belajar Untuk Masa Depanku
DAFTAR ISI
iii
Belajar Untuk Masa Depanku
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka merupakan salah satu satuan pendidikan
alternatif yang berfungsi untuk menampung tamatan Sekolah Dasar (SD), Madrasah
Ibditaiyah (MI) dan setara yang mengalami berbagai kendala kesulitan. Kendala dan
kesulitan tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi letak geografis, daerah
terpencil, sosial ekonomi yang lemah, kesulitan transportasi, atau terbatasnya waktu
karena harus membantu orang tua bekerja, atau bekerja sendiri mencari nafkah untuk
mencukupi keperluan hidupnya, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk belajar
di SMP regular, meskipun lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka. SMP
Terbuka dalam penyelenggaraannya bergabung atau menginduk ke SMP Negeri
(selanjutnya disebut Sekolah Induk) dan mempunyai ciri khas jika dibandingkan
dengan SMP Reguler. Ciri khas yang membedakan dengan SMP Reguler yang
menjadi sekolah induknya adalah yang berkaitan dengan cara belajar. Jika siswa di
Sekolah Induk belajarnya menggunakan satu cara yaitu belajar secara tatap muka
setiap hari dengan guru, maka siswa SMP Terbuka belajarnya menggunakan dua cara,
yaitu belajar mandiri di TKB dengan menggunakan modul di bawah asuhan Guru
Pamong dan belajar tatap muka dengan Guru Bina di Sekolah Induk.
SMP Terbuka yang dirancang khusus untuk melayani para siswa usia 13 – 15 tahun
dan maksimal 18 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran pada SMP Reguler
setempat. SMP Terbuka mulai dirintis penyelenggaraannya pada tahun pelajaran
1979/1980 di 5 lokasi. Setelah diadakan evaluasi pada saat menamatkan untuk
pertama kalinya dan dianggap layak untuk disebarluaskan sebagai suatu pendidikan
alternatif pada jenjang SMP, SMP Terbuka masih tetap ”exist” sampai sekarang.
Kurikulum yang digunakan pada SMP Terbuka sama dengan kurikulum yang
digunakan pada SMP Reguler. Oleh karena itu lulusan SMP Terbuka juga sama
dengan lulusan SMP Reguler. Meskipun kurikulumnya sama, tetapi program-program
pembelajaran pada SMP Terbuka dirancang sedemikian rupa sehingga sesedikit
mungkin melibatkan bantuan dari para guru, karena yang lebih dipentingkankan pada
SMP Terbuka adalah sikap kemandirian siswa.
Cara belajar di SMP Terbuka, siswa harus belajar secara mandiri dengan
menggunakan modul baik di rumah atau di tempat lain yang lebih nyaman. Dalam
setiap minggu, para siswa SMP Terbuka belajar secara teratur selama 6 hari, yaitu
melaksanakan belajar mandiri dan kelompok di Tempat Kegiatan Belajar (TKB)
selama 4 atau 5 hari dan 2 atau 1 hari belajar secara klasikal melalui tatap muka baik
di Sekolah Induk maupun di TKB dengan sistem guru kunjung.
Para siswa SMP Terbuka wajib datang ke TKB selama 4 atau 5 hari dalam seminggu
dan setiap hari mereka belajar selama 3 atau 4 jam. Di TKB siswa-siswa dibantu oleh
Guru Pamong. Selama di TKB siswa-siswa belajar secara mandiri atau kelompok
dengan menggunakan modul. Bila mengalami kesulitan dalam memahami sendiri isi
modul siswa dapat membicarakannya dengan teman atau menanyakan kepada Guru
Pamong. Bila temannya atau Guru Pamong tidak dapat membantu, maka masalah itu
dicacat oleh Guru Pamong pada Lembar Kesulitan Belajar Siswa dan disampaikan
kepada Guru Bina untuk dibahas pada waktu kegiatan tatap muka. Di TKB siswa juga
belajar dengan cara mendengarkan siaran radio atau memutar program kaset audio.
Program radio dan kaset audio memang sengaja dirancang untuk menunjang pelajaran
yang disajikan dengan modul.
Belajar secara tatap muka pada umumnya dilaksanakan bersama-sama dengan Guru
Bina di SMP Induk selama 2 atau 1 hari dalam seminggu @ 6 jam pelajaran setiap
hari. Melalui belajar tatap muka ini masalah-masalah yang belum dapat dipecahkan
selama di TKB dibahas bersama-sama dengan Guru Bina. Dalam kegiatan tatap muka
ini Guru Bina dapat memanfaatkannya untuk membahas bagian-bagian yang
dianggap sulit oleh siswa jika dipelajari secara mandiri. Di samping itu Guru Bina
dapat juga menggunakan waktu tersebut untuk melakukan penilaian kemajuan belajar
siswa. Dalam kegiatan tatap muka para siswa dihimpun dalam beberapa kelas paralel
seperti layaknya sekolah biasa.
Selama kegiatan tatap muka para siswa berkesempatan belajar dengan memanfaatkan
fasilitas yang tersedia di SMP Induk, seperti Ruang Laboratorium IPA untuk
melakukan percobaan-percobaan, Ruang Perpustakaan untuk memperoleh bahan
pengayaan, Ruang Audio untuk melihat film bingkai suara, program video, dsb.
Melalui kegiatan tatap muka ini para siswa dapat mengenal guru-guru di SMP Induk
dan teman-teman sekelas dari TKB lain dan juga teman-teman dari SMP Induk. Hal
ini dapat mengurangi rasa keterasingan selama belajar di TKB.
Oleh karena pengelolaannya memerlukan penanganan secara khusus sesuai
karakteristik yang dimiliki oleh SMP Terbuka, maka diperlukan adanya panduan
pelaksanaan yang wajib difahami oleh semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan SMP Terbuka.
B. Tujuan.
Panduan pelaksanaan penyelenggaraan SMP Terbuka ini disusun dengan tujuan agar
semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan SMP Terbuka dapat memahami
seluk beluk SMP Terbuka, mulai dari para Pengelola langsung di sekolah, yaitu
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina, Guru Pamong, Guru Pembimbing,
Tenaga Administrasi, Komite Sekolah, dan Masyarakat setempat, para Pengelola
Pendidikan di lapangan, yaitu para Pengawas Pendidikan, para Pembina Pendidikan
baik di tingkat Kabupaten / Kota, di tingkat Provinsi beserta Pemerintah Daerahnya,
maupun para Pengelola di tingkat Pusat, yaitu Direktorat Pembinaan SMP, Pusat
Teknologi Komunikasi dan Informasi beserta pihak terkait lainnya.
BAB II
PANDUAN PELAKSANAAN
BAGI PENGELOLA TKB MANDIRI
kegiatan pertandingan olah raga sekolah, karya wisata siswa, upacara kenaikan kelas,
acara perpisahan dsb.
Mulai tahun pelajaran 2002/2003 Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia sebagai salah
satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap anak-anak tamatan
SD/MI usia 13-15 tahun yang tidak dapat melanjutkan ke SMP turut mendorong agar
mereka dapat belajar di SMP Terbuka. Yayasan tersebut mengumpulkan dana untuk
membiayai secara mandiri Guru Pamong yang mendampingi siswa-siswa tersebut
belajar di TKB Mandiri yang merupakan bagian dari SMP Terbuka. Pada saat ini
jumlah TKB Mandiri di seluruh Indonesia sudah mencapai 374 lokasi yang tersebar di
pedalaman di 56 kabupaten/kota pada 15 provinsi dan melayani 15.562 orang siswa.
1. Perencanaan
Dalam perencanaan pendidikan, tahap awal adalah perencanaan pengembangan
calon siswa. Untuk mengetahui kemungkinan perkembangan siswa ke depan,
pengelola harus melakukan pendataan dan pemetaan pendukung calon siswa,
menyangkut SD/MI, Pondok Pesantren, Remaja Masjid atau lembaga pendidikan
sejenis. Bila sumbernya dari SD/MI dan atau Pondok Pesantren, dapat dilihat pada
kohor siswanya (berapa yang naik kelas, berapa yang tinggal kelas, dan berapa
yang putus sekolah), untuk bahan prediksi kemungkinan kelangsungan TKB
Mandiri, dilihat dari calon siswanya. Jangan sampai terjadi pendirian TKB Mandiri
hanya didasarkan atas terkumpulnya secara kumulatif calon siswa beberapa tahun
terakhir sehingga umur TKB Mandiri tidak akan berlangsung lama. Memang
perencanaan yang baik, hanya dihasilkan dari data yang baik dan akurat, meskipun
tidak dijamin bahwa data yang baik akan menghasilkan perencanaan yang baik.
Bila kita berhasil mendapatkan data SD/MI atau Pondok Pesantren pendukung,
apalagi memiliki data siswa kelas I sampai dengan kelas VI, maka kita akan dapat
memprediksi calon siswa kita sampai dengan 6 tahun mendatang.
Alangkah baiknya bila dalam pendataan ini diikuti dengan pemetaan calon TKB
Mandiri.
SD
SD
MI
CALON
TKBM SD
SD
Dari segi dana tentu saja pengelola secara mandiri dapat mencari sumber dana
sesuai aturan yang berlaku, asalkan memang semata-mata untuk kepentingan
siswa.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian TKB Mandiri mencakup 2 hal, yaitu organisai di internal TKB
Mandiri, dan organisasi TKB Mandiri sebagai bagian dari SMP Terbuka yang
menjadi induknya.
PENGELOLA/YAYASAN
Dari skema / struktur organisasi tersebut, jelas peran yayasan / pengelola cukup
penting kedudukannya. Yayasan menyerahkan sebagian tanggung jawabnya
dalam bidang akademik kepada Urusan Edukatif, dan dalam bidang
administrasi kepada Urusan Administratif.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Pengelola TKB Mandiri bertanggungjawab dalam pengelolaan TKB
Mandiri yang menjadi wewenangnya.
b. Urusan teknis edukatif bertanggungjawab atas pengelolaan teknis edukatif,
antara lain proses pembelajaran, penguasaan materi pelajaran, dan
penilaian, serta melakukan hubungan timbal balik dengan Sekolah Induk.
c. Urusan administratif bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi
TKB Mandiri
d. Guru Pamong bertanggungjawab atas pengelolaan berlangsungnya belajar
mandiri di TKB.
Dalam hubungannya dengan Sekolah Induk sebaiknya pengelola melaui
penanggung-jawab akademik, secara teratur selalu melakukan komunikasi
dengan Sekolah Induk, guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Mengapa? Karena penanggungjawab pembinaan akademik adalah Sekolah
Induknya. Sebaliknya Sekolah Induk secara teratur perlu melakukan
pembinanaan, baik melalui tatap muka maupun melalui guru kunjung.
TKB Mandiri secara edukatif menjadi urusan Sekolah Induknya, sedang
operasional biayanya ditanggung oleh pengelolanya. Untuk mencapai sinergi
yang baik perlu adanya hubungan yang harmonis antara TKB Mandiri dengan
Sekolah Induk. Untuk tercapainya hal ini perlu ada pertemuan secara berkala
antara Sekolah Induk dengan TKB, termasuk TKB Mandiri.
YAYASAN SRI
GUBERNUR
TIM
TEKNIS DINAS PEND. CAMAT
PROVINSI KAB/KOTA
SANGGAR TIM
/ BALAI TEKNIS
TEKKOM KAB/KOTA
KS/WKS SMP
SMPT PENGELOLA
INDUK
KOMITE SEK.
3. Pelaksanaan
Terhadap aspek kesiswaan yang perlu dilakukan adalah memberikan motivasi
belajar mandiri. Hal ini menjadi sangat penting, karena pada prinsipnya belajar di
SMP Terbuka lebih menitikberatkan pada belajar mandiri.
Selanjutnya untuk mengatasi kesulitan belajar perlu juga lebih diperhatikan
bimbingan belajar baik melalui pembinaan individual, kelompok maupun
klasikal. Kemudian membentuk kelompok belajar mandiri yang anggotanya
sekitar 5 orang, (1 TKB untuk tiap tingkat kelas ada sekitar 4 kelompok belajar /
pokjar). Siswa yang pandai dari kelas di atasnya dapat dijadikan tutor sebaya.
Bila belajar dengan modul atau sumber lain di TKB belum dapat diselesaikna,
sebaiknya anak diberi tugas kokurikuler untuk menyelesaikan materi melalui
kelompok belajar mandirinya.
Di bidang atau aspek ketenagaan yang perlu dilakukan adalah pembagian tugas
sesuai dengan jenis tugas dan fungsinya. Bila ada Guru Pamong rumpun mata
pelajaran harus jelas jurusannya, misalnya dengan menggunakan format sebagai
berikut.
Tugas Rumpun
sebagai mapel Jumlah siswa
No. Nama Pendidikan Jurusan
Guru yang
Pamong dipegang VII VIII IX
JUMLAH
Fasilitas yang dimiliki oleh TKB Mandiri sebaiknya dapat dimanfaatkan secara
baik, misalnya pemanfaatan perpustakaan, laboratorium maupun keterampilannya.
Sebaiknya secara berkala siswa mampu memanfaatkan fasilitas untuk proses
pembelajaran, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Tumbuh-
tumbuhan, hewan, alam sekitar dapat dipakai sebagai laboratorium hidup untuk
pelajaran IPA. Koperasi, peninggalan sejarah atau budaya, geografis lokasi dapat
dipakai sebagai alat peraga langsung untuk IPS. Pemerintah Desa, RT/RW dapat
dipakai sebagai sumber belajar PKn. Klub olahraga, kesenian dapat dimanfaatkan
untuk sumber pembelajaran untuk pendidikan jasmani maupun pendidikan
kesenian.
Sebaiknya sekali-kali siswa TKB Mandiri melakukan tatap muka di Sekolah Induk
agar siswa yang bersangkutan merasa dirinya siswa SMP tersebut. Janganlah
ketemunya hanya ketika mengurus nomor induk siswa. Begitu pula sebaliknya
bila ada dana insentif untuk TKB Mandiri yang dikirim melalui Sekolah Induk,
harus utuh sampai ke alamat. Sebaliknya pengelola TKB Mandiri juga harus
memanfaatkan dana tersebut dengan baik dan bertanggungjawab.
4. Pengawasan
Pengawasan segi administrasi dapat dilakukan oleh pengelola, sesuai dengan
organisasi internal. Namun bila ada misalnya “Block grant”, unit pengawasan dari
luar, sepanjang sesuai ketentuan dapat melakukan pemeriksaan atas kegiatan
tersebut.
Di tingkat Sekolah Induk, Kepala Sekolah dan Guru Bina perlu melakukan
supervisi KBM, khususnya untuk TKB Mandiri yang tidak mungkin melaksanakan
pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk, karena kendala jarak, waktu dan
tenaga.
Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota melalui Tim Teknisnya dapat melakukan
kunjungan atau monitoring guna mengecek, sejauhmana pelaksanaan TKB Mandiri
masih berjalan.
C. Pengelolaan Pembelajaran
1. Beberapa ketentuan Umum
a. Pengelolaan pembelajaran mencakup pembelajaran melalui tatap muka dan
melalui belajar mandiri di TKB.
b. Pembelajaran secara mandiri di TKB dilakukan oleh Guru Pamong atau guru
pamong rumpun mata pelajaran.
c. Pembelajaran tatap muka menjadi tanggungjawab Sekolah Induk dan dilakukan
di Sekolah Induk atau tempat lain yang disepakati.
d. Pembelajaran di TKB mengutamakan sumber belajar dengan modul dan
didukung dengan sumber belajar yang lain.
e. Pembelajaran di TKB dibimbing oleh Guru Pamong, yang jumlahyna
bergantung pada banyaknya TKB yang ada. TKB yang telah memiliki siswa
kelas VII, VIII, dan IX dapat diterapkan 3 guru rumpun mata pelajaran.
f. Setiap guru pamong rumpun mata pelajaran sebaiknya memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Minimal berpendidikan D3 keguruan.
2) Jurusan yang dimiliki masuk dalam kelompok rumpun mata pelajaran
yaitu: MIPA, IPS, dan Bahasa.
3) Memiliki kemampuan memberikan motivasi, dan dorongan kepasda siswa
secara persuatif.
4) Diutamakan yang tinggal dekat lokasi TKB.
g. Guru Pamong harus selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan belajar
siswa.
h. Guru Pamong menyampaikan laporan kemajuan belajar siswa dan kesulitan
belajarnya kepada Guru Bina, melalui Kepala Sekolah.
i. Daftar kemajuan belajar siswa akan digunakan untuk menentukan apakah
siswa sudah berhak mengikuti tes akhir modul?
j. Daftar kesulitan belajar siswa akan menjadi panduan bagi guru bina untuk
melakukan program perbaikan saat tatap muka.
4. Penilaian
a. Penilaian diri melalui lembar tugas, diperiksa sendiri dan atau guru pamong.
b. Tes akhir modul adalah sebagai ulangan harian, yang ikut menetukan nilai
rapor.
c. Tes akhir unit, semacam ulangan submatif, dilakukan setelah siswa tuntas
menyelsaikan beberapa modul.
d. Tes akhir semester atau ulangan umum akhir semester dilakukan pada akhir
semester.
Bila calon induknya memang sudah berstatus sebagai Induk SMP Terbuka, maka
usulan cukup ke Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, dan Bupati / Walikota berhak
untuk menyetujui atau menolaknya.
Usulan
SMPT baru
Bila SMPT dg TKBM
calon Induk ke Dit.
tidak ada
PSMP via
Dinas
Kab/Kota
Pemberitahuan
ke Bupati/
SK Walikota
Diterima
Bupati/ Dit.
Walikota PSMP
meneliti
Pemberitahuan berkas
ke Bupati/
Walikota
Ditolak
2. Tujuan
Program Beasiswa bagi siswa SMP Terbuka dimaksudkan agar semua siswa:
a. Tidak putus sekolah meskipun menghadapi berbagai kendala seperti kesulitan
ekonomi, kondisi geografis, transportasi, kendala waktu, dan sebagainya.
b. Mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk dapat terus bersekolah sampai
tamat Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan diharapkan dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya .
3. Sasaran
Semua siswa SMP Terbuka berhak untuk memperoleh beasiswa.
4. Sumber Dana
Sumber dana untuk menyelenggarakan program ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-Rupiah Murni). Alokasi tingkat Nasional
untuk Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per
siswa per tahun, dan disediakan bagi semua siswa SMP Terbuka.
5. Penyaluran Dana
Penyaluran dana beasiswa SMP Terbuka menggunakan mekanisme dekonsentrasi
dan disalurkan oleh provinsi.
Dana dikirim melalui Lembaga Penyalur (Kantor Pos/Bank Pemerintah) langsung
kepada siswa atau dikuasakan kepada Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.
6. Waktu
Penyaluran beasiswa SMP Terbuka akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
a. Dana beasiswa SMPT untuk periode Januari – Juni 2009 yang disalurkan pada
periode bersangkutan
b. Dana Beasiswa SMPT untuk periode bulan Juli - Desember 2009 yang
disalurkan pada periode bersangkutan.
7. Pengambilan Dana
Dana beasiswa bagi siswa SMP Terbuka harus diambil di Lembaga Penyalur
(Kantor Pos/Bank Pemerintah yang ditunjuk) tanpa potongan atau biaya apapun.
Pengambilan Dana Beasiswa SMP Terbuka dapat dikuasakan kepada Kepala
Sekolah atau guru yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah, dan selanjutnya diberikan
kepada siswa secara utuh.
8. Alokasi Penerima
a. Sekolah (SMP Terbuka) menyampaikan daftar nama-nama siswa sebagai calon
penerima beasiswa SMP Terbuka ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
tembusannya dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi.
b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengolah data tersebut dan hasilnya
diusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi.
Catatan: Sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota bertanggung jawab
penuh atas kebenaran jumlah dan keakuratan data siswa.
c. Tim Program Dekonsentrasi SMP Provinsi yang ditugaskan untuk menangani
SMP Terbuka melakukan verifikasi atas kebenaran usulan tersebut, kemudian
Dinas Pendidikan Provinsi menerbitkan SK Penetapan Alokasi Penerima
Beasiswa SMP Terbuka.
d. Dinas Pendidikan Provinsi mengirimkan SK tersebut kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten / Kota.
e. Dinas Pendidikan Provinsi selanjutnya mengirimkan daftar alokasi tersebut ke
Lembaga Penyalur untuk proses penyaluran dana.