Anda di halaman 1dari 27

Belajar Untuk Masa Depanku

PANDUAN PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN SMP TERBUKA

Buku 4 :
Panduan Operasional
Bagi Pengelola TKB Mandiri SMP Terbuka

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
Tahun 2010
KATA PENGANTAR

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar,
Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
merupakan indikasi yang sangat nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan
mutu sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.
Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian
Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan perundangan
tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat pada akhir
tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi target yang diharapkan dapat dicapai
akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah tercapainya target APK di atas, maka
orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang SMP lebih ditekankan pada peningkatan
mutu pendidikan.
Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah menyusun
berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan
kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan kebijakan dan
program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan
Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian juga diharapkan dapat
terpenuhi.
Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan,
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan
berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program dan/atau kegiatan,
baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun yang
dilaksanakan langsung oleh sekolah.
Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah, efektif
dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai
dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya.
Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan
menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau
kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun
anggaran 2010.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama,

Didik Suhardi, SH., M.Si


NIP. 196312031983031004

i
Belajar Untuk Masa Depanku

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1


A. Latar Belakang. .........................................................................................................1
B. Tujuan. ......................................................................................................................2
C. Hasil Yang Diharapkan .............................................................................................2

BAB II PANDUAN PELAKSANAAN BAGI PENGELOLA TKB MANDIRI..................3


A. Pengertian TKB Mandiri...........................................................................................3
B. Manajemen TKB Mandiri .........................................................................................4
C. Pengelolaan Pembelajaran ......................................................................................10
D. Prosedur Pendirian TKB Mandiri. ..........................................................................12
E. Hubungan Sekolah Induk dan Pengelola TKB Mandiri .........................................14
F. Pemberian beasiswa bagi siswa SMP Terbuka .......................................................17

iii
Belajar Untuk Masa Depanku

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka merupakan salah satu satuan pendidikan
alternatif yang berfungsi untuk menampung tamatan Sekolah Dasar (SD), Madrasah
Ibditaiyah (MI) dan setara yang mengalami berbagai kendala kesulitan. Kendala dan
kesulitan tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi letak geografis, daerah
terpencil, sosial ekonomi yang lemah, kesulitan transportasi, atau terbatasnya waktu
karena harus membantu orang tua bekerja, atau bekerja sendiri mencari nafkah untuk
mencukupi keperluan hidupnya, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk belajar
di SMP regular, meskipun lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka. SMP
Terbuka dalam penyelenggaraannya bergabung atau menginduk ke SMP Negeri
(selanjutnya disebut Sekolah Induk) dan mempunyai ciri khas jika dibandingkan
dengan SMP Reguler. Ciri khas yang membedakan dengan SMP Reguler yang
menjadi sekolah induknya adalah yang berkaitan dengan cara belajar. Jika siswa di
Sekolah Induk belajarnya menggunakan satu cara yaitu belajar secara tatap muka
setiap hari dengan guru, maka siswa SMP Terbuka belajarnya menggunakan dua cara,
yaitu belajar mandiri di TKB dengan menggunakan modul di bawah asuhan Guru
Pamong dan belajar tatap muka dengan Guru Bina di Sekolah Induk.
SMP Terbuka yang dirancang khusus untuk melayani para siswa usia 13 – 15 tahun
dan maksimal 18 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran pada SMP Reguler
setempat. SMP Terbuka mulai dirintis penyelenggaraannya pada tahun pelajaran
1979/1980 di 5 lokasi. Setelah diadakan evaluasi pada saat menamatkan untuk
pertama kalinya dan dianggap layak untuk disebarluaskan sebagai suatu pendidikan
alternatif pada jenjang SMP, SMP Terbuka masih tetap ”exist” sampai sekarang.
Kurikulum yang digunakan pada SMP Terbuka sama dengan kurikulum yang
digunakan pada SMP Reguler. Oleh karena itu lulusan SMP Terbuka juga sama
dengan lulusan SMP Reguler. Meskipun kurikulumnya sama, tetapi program-program
pembelajaran pada SMP Terbuka dirancang sedemikian rupa sehingga sesedikit
mungkin melibatkan bantuan dari para guru, karena yang lebih dipentingkankan pada
SMP Terbuka adalah sikap kemandirian siswa.
Cara belajar di SMP Terbuka, siswa harus belajar secara mandiri dengan
menggunakan modul baik di rumah atau di tempat lain yang lebih nyaman. Dalam
setiap minggu, para siswa SMP Terbuka belajar secara teratur selama 6 hari, yaitu
melaksanakan belajar mandiri dan kelompok di Tempat Kegiatan Belajar (TKB)
selama 4 atau 5 hari dan 2 atau 1 hari belajar secara klasikal melalui tatap muka baik
di Sekolah Induk maupun di TKB dengan sistem guru kunjung.
Para siswa SMP Terbuka wajib datang ke TKB selama 4 atau 5 hari dalam seminggu
dan setiap hari mereka belajar selama 3 atau 4 jam. Di TKB siswa-siswa dibantu oleh
Guru Pamong. Selama di TKB siswa-siswa belajar secara mandiri atau kelompok
dengan menggunakan modul. Bila mengalami kesulitan dalam memahami sendiri isi
modul siswa dapat membicarakannya dengan teman atau menanyakan kepada Guru
Pamong. Bila temannya atau Guru Pamong tidak dapat membantu, maka masalah itu
dicacat oleh Guru Pamong pada Lembar Kesulitan Belajar Siswa dan disampaikan
kepada Guru Bina untuk dibahas pada waktu kegiatan tatap muka. Di TKB siswa juga
belajar dengan cara mendengarkan siaran radio atau memutar program kaset audio.

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 1


Belajar Untuk Masa Depanku

Program radio dan kaset audio memang sengaja dirancang untuk menunjang pelajaran
yang disajikan dengan modul.
Belajar secara tatap muka pada umumnya dilaksanakan bersama-sama dengan Guru
Bina di SMP Induk selama 2 atau 1 hari dalam seminggu @ 6 jam pelajaran setiap
hari. Melalui belajar tatap muka ini masalah-masalah yang belum dapat dipecahkan
selama di TKB dibahas bersama-sama dengan Guru Bina. Dalam kegiatan tatap muka
ini Guru Bina dapat memanfaatkannya untuk membahas bagian-bagian yang
dianggap sulit oleh siswa jika dipelajari secara mandiri. Di samping itu Guru Bina
dapat juga menggunakan waktu tersebut untuk melakukan penilaian kemajuan belajar
siswa. Dalam kegiatan tatap muka para siswa dihimpun dalam beberapa kelas paralel
seperti layaknya sekolah biasa.
Selama kegiatan tatap muka para siswa berkesempatan belajar dengan memanfaatkan
fasilitas yang tersedia di SMP Induk, seperti Ruang Laboratorium IPA untuk
melakukan percobaan-percobaan, Ruang Perpustakaan untuk memperoleh bahan
pengayaan, Ruang Audio untuk melihat film bingkai suara, program video, dsb.
Melalui kegiatan tatap muka ini para siswa dapat mengenal guru-guru di SMP Induk
dan teman-teman sekelas dari TKB lain dan juga teman-teman dari SMP Induk. Hal
ini dapat mengurangi rasa keterasingan selama belajar di TKB.
Oleh karena pengelolaannya memerlukan penanganan secara khusus sesuai
karakteristik yang dimiliki oleh SMP Terbuka, maka diperlukan adanya panduan
pelaksanaan yang wajib difahami oleh semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan SMP Terbuka.

B. Tujuan.
Panduan pelaksanaan penyelenggaraan SMP Terbuka ini disusun dengan tujuan agar
semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan SMP Terbuka dapat memahami
seluk beluk SMP Terbuka, mulai dari para Pengelola langsung di sekolah, yaitu
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina, Guru Pamong, Guru Pembimbing,
Tenaga Administrasi, Komite Sekolah, dan Masyarakat setempat, para Pengelola
Pendidikan di lapangan, yaitu para Pengawas Pendidikan, para Pembina Pendidikan
baik di tingkat Kabupaten / Kota, di tingkat Provinsi beserta Pemerintah Daerahnya,
maupun para Pengelola di tingkat Pusat, yaitu Direktorat Pembinaan SMP, Pusat
Teknologi Komunikasi dan Informasi beserta pihak terkait lainnya.

C. Hasil Yang Diharapkan


Setelah mempelajari dengan saksama panduan ini diharapkan masing-masing pihak
terkait tersebut dapat melaksanakan masing-masing tugas pokok, fungsi dan tanggung-
jawabnya dengan sebaik-baiknya.

2 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

BAB II
PANDUAN PELAKSANAAN
BAGI PENGELOLA TKB MANDIRI

A. Pengertian TKB Mandiri


Tempat Kegiatan Belajar (TKB) Mandiri adalah TKB yang penyelenggaraannya
diprakarsai oleh kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang
sangat tinggi kepeduliannya terhadap tamatan SD / MI yang tidak dapat melanjutkan
pelajarannya ke SMP / MTs. Reguler karena berbagai kendala yang dihadapi, agar
mereka dapat mengikuti SMP Terbuka yang memiliki berbagai keluwesan di dalam
cara pembelajarannya. Mereka mencari calon siswa dan menghimpun sendiri dana
untuk menyantuni para Guru Pamong yang mendampingi siswa di TKB Mandiri
tersebut. LSM yang pertama kali merintis untuk mengkoordinasikan kegiatan promosi
gerakan TKB Mandiri, baik dalam mencari calon siswa maupun dalam menggalang
dana masyarakat adalah “Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia”. Dalam melaksanakan
TKB Mandiri Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia sebagai koordinator tingkat nasional
membentuk koordinator-koordinator di tingkat provinsi dan kabupaten / kota.
Meskipun berdirinya TKB Mandiri diprakarsai oleh masyarakat, setelah terdaftar pada
salah satu SMP Negeri terdekat yang mengelola SMP Terbuka, TKB Mandiri
merupakan bagian dari SMP Terbuka yang bersangkutan sebagaimana TKB lainnya
yang menginduk pada SMP Negeri tersebut. Para siswanya juga mendapat nomor
induk siswa (NIS) seperti halnya siswa SMP Terbuka lainnya. Sekolah Induk
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pembinaan dalam bidang
akademik terhadap kemajuan belajar siswa di TKB Mandiri.
Semua modul dan bahan belajar lain serta semua alat bantu belajar juga disediakan
oleh pemerintah melalui Sekolah Induk. Pada waktu-waktu tertentu para siswa juga
diberi kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Sekolah Induk
seperti: Ruang Laboratorium IPA untuk melakukan percobaan-percobaan, Ruang
Perpustakaan untuk memperoleh bahan pengayaan, Ruang Audio untuk melihat film
bingkai suara, program video, dsb.
Proses pembelajaran di TKB Mandiri tidak berbeda dengan di TKB biasa, demikian
juga bahan belajar utama para siswa di TKB Mandiri adalah modul dan didukung
dengan alat-alat bantu belajar lainnya. Dalam proses pembelajarannya, apabila siswa
setelah belajar mandiri atau berdiskusi dalam kelompok masih kurang faham mengenai
materi yang dipelajari, ia dapat langsung menanyakannya kepada Guru Pamong, dan
tidak perlu menunggu penjelasan dari Guru Bina pada saat kegiatan tatap muka.
Pada umumnya lokasi TKB Mandiri sangat jauh dari Sekolah Induk. Oleh karena itu
kegiatan pembelajaran tatap muka dilakukan dengan cara guru kunjung, yaitu Guru
Bina datang ke TKB Mandiri untuk melaksanakan pendalaman dari bahan pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya oleh para siswa bersama-sama dengan Guru Pamong.
Di samping itu Guru Bina juga dapat menggunakannya untuk melakukan penilaian
kemajuan belajar siswa. Kehadiran siswa SMP Terbuka dari TKB Mandiri ke Sekolah
Induk sangat terbatas, yaitu hanya pada waktu melakukan praktikum IPA, berkunjung
ke Perpustakaan, ke Ruang Audio, dan pada saat-saat penting, misalnya ketika masa
orientasi pada awal tahun pelajaran, mengikuti Tes Akhir Semester, mengikuti

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 3


Belajar Untuk Masa Depanku

kegiatan pertandingan olah raga sekolah, karya wisata siswa, upacara kenaikan kelas,
acara perpisahan dsb.
Mulai tahun pelajaran 2002/2003 Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia sebagai salah
satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap anak-anak tamatan
SD/MI usia 13-15 tahun yang tidak dapat melanjutkan ke SMP turut mendorong agar
mereka dapat belajar di SMP Terbuka. Yayasan tersebut mengumpulkan dana untuk
membiayai secara mandiri Guru Pamong yang mendampingi siswa-siswa tersebut
belajar di TKB Mandiri yang merupakan bagian dari SMP Terbuka. Pada saat ini
jumlah TKB Mandiri di seluruh Indonesia sudah mencapai 374 lokasi yang tersebar di
pedalaman di 56 kabupaten/kota pada 15 provinsi dan melayani 15.562 orang siswa.

B. Manajemen TKB Mandiri


Pembahasan mengenai manajemen, aspek yang selalu menjadi acuan mencakup aspek
perencanaan (planning), pengorganisasion (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
pengendalian / pengawasan (controlling). Namun bila dilihat dari sasaran yang
dikelola, maka, manajemen tidak lepas dari man, money, dan material (3M) yang
wujudnya berupa siswa, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pembelajaran, dan
biaya yang diperlukan.

1. Perencanaan
Dalam perencanaan pendidikan, tahap awal adalah perencanaan pengembangan
calon siswa. Untuk mengetahui kemungkinan perkembangan siswa ke depan,
pengelola harus melakukan pendataan dan pemetaan pendukung calon siswa,
menyangkut SD/MI, Pondok Pesantren, Remaja Masjid atau lembaga pendidikan
sejenis. Bila sumbernya dari SD/MI dan atau Pondok Pesantren, dapat dilihat pada
kohor siswanya (berapa yang naik kelas, berapa yang tinggal kelas, dan berapa
yang putus sekolah), untuk bahan prediksi kemungkinan kelangsungan TKB
Mandiri, dilihat dari calon siswanya. Jangan sampai terjadi pendirian TKB Mandiri
hanya didasarkan atas terkumpulnya secara kumulatif calon siswa beberapa tahun
terakhir sehingga umur TKB Mandiri tidak akan berlangsung lama. Memang
perencanaan yang baik, hanya dihasilkan dari data yang baik dan akurat, meskipun
tidak dijamin bahwa data yang baik akan menghasilkan perencanaan yang baik.
Bila kita berhasil mendapatkan data SD/MI atau Pondok Pesantren pendukung,
apalagi memiliki data siswa kelas I sampai dengan kelas VI, maka kita akan dapat
memprediksi calon siswa kita sampai dengan 6 tahun mendatang.
Alangkah baiknya bila dalam pendataan ini diikuti dengan pemetaan calon TKB
Mandiri.

4 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

Contoh pemetaan calon TKB Mandiri adalah sebagai berikut:

SD
SD
MI

CALON
TKBM SD
SD

Data yang diharapkan adalah antara lain:


a. Data jumlah siswa SD / MI pertingkat kelas dari kelas I s.d. VI
b. Data angka kelulusan SD / MI tiap tahun
c. Data jumlah siswa tamatan SD / MI yang tak melanjutkan tiap tahun dan
sebab-sebabnya.
d. Data calon guru pamong yang memungkinkan, dikaitkan dengan lokasi tempat
tinggal calon siswa.
e. Inforamasi tentang calon TKB Mandiri.
Untuk perencanaan tenaga, sangat bergantung kepada jumlah siswa, yang
kemudian akan dihimpun dalam kelompok-kelompok belajar yang disebut TKB.
Setiap TKB akan terdiri atas 3 kelompok yaitu Kelas VII, VIII dan IX. Tiap
kelompok belajar pada 1 TKB yang telah memiliki kelas VII, VIII dan IX perlu
dibimbing oleh 3 Guru Pamong Rumpun mata pelajaran.
Syarat untuk menjadi Guru Pamong antara lain:
a. Memiliki jiwa pengabdian, karena menjadi Guru Pamong tidak dapat
mengharapkan imbalan materi, tetapi lebih kepada kepuasan batin.
b. Memiliki pendidikan yang memenuhi syarat sebagai Guru Pamong rumpun
mata pelajaran pada SMP atau minimal berijazah D3 keguruan atau berakta 3.
c. Diutamakan tenaga yang berdomisili di sekitar TKB, sehingga dapat
diharapkan lebih lama berada di lokasi itu.
d. Memiliki kepribadian yang dapat menjadi panutan dan teladan bagi siswa dan
anggota masyarakat.
Rumpun mata pelajaran yang diharapkan adalah rumpun Matematika dan IPA
(MIPA), IPS (Sejarah, Ekonomi dan Geografi), dan Bahasa (Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris). Khusus TKB Mandiri karena biaya untuk Guru Pamong menjadi
tanggungjawab pengelola, bila dana memungkinkan dapat saja mengangkat lebih
dari 3 orang. Calon Guru Pamong dapat direkrut dari guru SD/MI atau Pondok
Pesantren, tetapi juga dapat diambil dari lingkungan anggota masyarakat terdekat.

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 5


Belajar Untuk Masa Depanku

Untuk perencanaan sarana prasarana, yang pertama dan utama adalah


tersedianya tempat belajar dan modul pembelajaran. Kebutuhan yang lain adalah
alat tulis, dan media pembelajaran. Kebutuhan tempat belajar disesuaikan
dengan jumlah kelompok belajar. Tempat belajar sebaiknya terdukung dengan
perabot dan alat tulis sesuai dengan banyaknya siswa. Akan lebih baik kalau ada
penerangan listrik. Sedang untuk buku, rasio yang ideal dibanding dengan siswa
adalah 1 : 1, untuk setiap mata pelajaran /modul. Untuk memperkuat wawasan,
TKB Mandiri dapat menambah sumber belajar yang lain.
Karena kekhususannya, dalam proses pembelajaran, pengelola TKB Mandiri dapat
melakukan pengayaan untuk materi tertentu, misalnya bidang agama, kesenian
atau olahraga, atau yang lain. Bahkan bila modul belum tersedia pengasuh atau
pengelola dapat menyediakan buku mata pelajaran, yang sebaiknya sama dengan
dipakai oleh Sekolah Induk, agar ada kedekatan penguasaan materi pelajaran.
Namun bila harus mencari sendiri buku-buku, kriteria yang perlu diperhatikan
adalah:
a. Perwajahan buku menarik untuk dibaca misalnya banyak ilustrasi yang menarik.
b. Bahasa penyajian mudah dimengerti/dipahami dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
c. Selain mengandung materi yang meunjang penguasaan kompetensi yang
dituntut kurikulum, juga sebaiknya ada lembar kerja siswanya.
d. Isi buku sesuai dengan materi pokok yang dituntut kurikulum.
e. Menunjang penanaman kepribadian, persatuan dan kesatuan bangsa.

Dari segi dana tentu saja pengelola secara mandiri dapat mencari sumber dana
sesuai aturan yang berlaku, asalkan memang semata-mata untuk kepentingan
siswa.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian TKB Mandiri mencakup 2 hal, yaitu organisai di internal TKB
Mandiri, dan organisasi TKB Mandiri sebagai bagian dari SMP Terbuka yang
menjadi induknya.

a. Organisasi internal TKBM


Sebenarnya organisasi ini menjadi hak pengelola dalam pengembangannya,
karena pengelolalah yang bertanggungjawab. Namun yang jelas dalam
organisasi ini harus ada yang bertanggungjawab dari segi administratif, dan
dari segi edukatif. Dari segi administratif yang diutamakan adalah administrasi
kesiswaan, administrasi keuangan, administrasi ketenagaan dan adminsitrasi
sarana. Dari segi edukatif yang terutama adalah pembelajaran yang mencakup
antara lain: jadwal pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran, dan
penilaiannya.

6 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

Sebagai gambaran, berikut adalah contoh struktur organisasi internal TKB


Mandiri:

PENGELOLA/YAYASAN

Ur. Adm Ur. Edukasi

G. Pamong G. Pamong G. Pamong

Siswa Siswa Siswa


Kelas Kelas Kelas IX
VII VIII

Dari skema / struktur organisasi tersebut, jelas peran yayasan / pengelola cukup
penting kedudukannya. Yayasan menyerahkan sebagian tanggung jawabnya
dalam bidang akademik kepada Urusan Edukatif, dan dalam bidang
administrasi kepada Urusan Administratif.
Tugas dan tanggungjawab:
a. Pengelola TKB Mandiri bertanggungjawab dalam pengelolaan TKB
Mandiri yang menjadi wewenangnya.
b. Urusan teknis edukatif bertanggungjawab atas pengelolaan teknis edukatif,
antara lain proses pembelajaran, penguasaan materi pelajaran, dan
penilaian, serta melakukan hubungan timbal balik dengan Sekolah Induk.
c. Urusan administratif bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi
TKB Mandiri
d. Guru Pamong bertanggungjawab atas pengelolaan berlangsungnya belajar
mandiri di TKB.
Dalam hubungannya dengan Sekolah Induk sebaiknya pengelola melaui
penanggung-jawab akademik, secara teratur selalu melakukan komunikasi
dengan Sekolah Induk, guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Mengapa? Karena penanggungjawab pembinaan akademik adalah Sekolah
Induknya. Sebaliknya Sekolah Induk secara teratur perlu melakukan
pembinanaan, baik melalui tatap muka maupun melalui guru kunjung.
TKB Mandiri secara edukatif menjadi urusan Sekolah Induknya, sedang
operasional biayanya ditanggung oleh pengelolanya. Untuk mencapai sinergi
yang baik perlu adanya hubungan yang harmonis antara TKB Mandiri dengan
Sekolah Induk. Untuk tercapainya hal ini perlu ada pertemuan secara berkala
antara Sekolah Induk dengan TKB, termasuk TKB Mandiri.

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 7


Belajar Untuk Masa Depanku

b. Organisasi TKB Mandiri sebagai bagian dari SMP Terbuka

YAYASAN SRI

GUBERNUR

DINAS PEND. BUPATI/


PROVINSI WALIKOTA KORD.
KAB/KOTA

TIM
TEKNIS DINAS PEND. CAMAT
PROVINSI KAB/KOTA

SANGGAR TIM
/ BALAI TEKNIS
TEKKOM KAB/KOTA

KS/WKS SMP
SMPT PENGELOLA
INDUK

KOMITE SEK.

GURU GURU BINA


------------------------
TATAP MUKA

GURU PAMONG GURU PAMONG TKBM


TKB............................ TKB............................
KL VII, VIII, IX KL VII, VIII, IX

SISWA SMP TERBUKA

8 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

3. Pelaksanaan
Terhadap aspek kesiswaan yang perlu dilakukan adalah memberikan motivasi
belajar mandiri. Hal ini menjadi sangat penting, karena pada prinsipnya belajar di
SMP Terbuka lebih menitikberatkan pada belajar mandiri.
Selanjutnya untuk mengatasi kesulitan belajar perlu juga lebih diperhatikan
bimbingan belajar baik melalui pembinaan individual, kelompok maupun
klasikal. Kemudian membentuk kelompok belajar mandiri yang anggotanya
sekitar 5 orang, (1 TKB untuk tiap tingkat kelas ada sekitar 4 kelompok belajar /
pokjar). Siswa yang pandai dari kelas di atasnya dapat dijadikan tutor sebaya.
Bila belajar dengan modul atau sumber lain di TKB belum dapat diselesaikna,
sebaiknya anak diberi tugas kokurikuler untuk menyelesaikan materi melalui
kelompok belajar mandirinya.
Di bidang atau aspek ketenagaan yang perlu dilakukan adalah pembagian tugas
sesuai dengan jenis tugas dan fungsinya. Bila ada Guru Pamong rumpun mata
pelajaran harus jelas jurusannya, misalnya dengan menggunakan format sebagai
berikut.

Tugas Rumpun
sebagai mapel Jumlah siswa
No. Nama Pendidikan Jurusan
Guru yang
Pamong dipegang VII VIII IX

JUMLAH

Fasilitas yang dimiliki oleh TKB Mandiri sebaiknya dapat dimanfaatkan secara
baik, misalnya pemanfaatan perpustakaan, laboratorium maupun keterampilannya.
Sebaiknya secara berkala siswa mampu memanfaatkan fasilitas untuk proses
pembelajaran, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Tumbuh-
tumbuhan, hewan, alam sekitar dapat dipakai sebagai laboratorium hidup untuk
pelajaran IPA. Koperasi, peninggalan sejarah atau budaya, geografis lokasi dapat
dipakai sebagai alat peraga langsung untuk IPS. Pemerintah Desa, RT/RW dapat
dipakai sebagai sumber belajar PKn. Klub olahraga, kesenian dapat dimanfaatkan
untuk sumber pembelajaran untuk pendidikan jasmani maupun pendidikan
kesenian.
Sebaiknya sekali-kali siswa TKB Mandiri melakukan tatap muka di Sekolah Induk
agar siswa yang bersangkutan merasa dirinya siswa SMP tersebut. Janganlah
ketemunya hanya ketika mengurus nomor induk siswa. Begitu pula sebaliknya
bila ada dana insentif untuk TKB Mandiri yang dikirim melalui Sekolah Induk,
harus utuh sampai ke alamat. Sebaliknya pengelola TKB Mandiri juga harus
memanfaatkan dana tersebut dengan baik dan bertanggungjawab.

4. Pengawasan
Pengawasan segi administrasi dapat dilakukan oleh pengelola, sesuai dengan
organisasi internal. Namun bila ada misalnya “Block grant”, unit pengawasan dari
luar, sepanjang sesuai ketentuan dapat melakukan pemeriksaan atas kegiatan
tersebut.

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 9


Belajar Untuk Masa Depanku

Di tingkat Sekolah Induk, Kepala Sekolah dan Guru Bina perlu melakukan
supervisi KBM, khususnya untuk TKB Mandiri yang tidak mungkin melaksanakan
pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk, karena kendala jarak, waktu dan
tenaga.
Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota melalui Tim Teknisnya dapat melakukan
kunjungan atau monitoring guna mengecek, sejauhmana pelaksanaan TKB Mandiri
masih berjalan.

C. Pengelolaan Pembelajaran
1. Beberapa ketentuan Umum
a. Pengelolaan pembelajaran mencakup pembelajaran melalui tatap muka dan
melalui belajar mandiri di TKB.
b. Pembelajaran secara mandiri di TKB dilakukan oleh Guru Pamong atau guru
pamong rumpun mata pelajaran.
c. Pembelajaran tatap muka menjadi tanggungjawab Sekolah Induk dan dilakukan
di Sekolah Induk atau tempat lain yang disepakati.
d. Pembelajaran di TKB mengutamakan sumber belajar dengan modul dan
didukung dengan sumber belajar yang lain.
e. Pembelajaran di TKB dibimbing oleh Guru Pamong, yang jumlahyna
bergantung pada banyaknya TKB yang ada. TKB yang telah memiliki siswa
kelas VII, VIII, dan IX dapat diterapkan 3 guru rumpun mata pelajaran.
f. Setiap guru pamong rumpun mata pelajaran sebaiknya memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Minimal berpendidikan D3 keguruan.
2) Jurusan yang dimiliki masuk dalam kelompok rumpun mata pelajaran
yaitu: MIPA, IPS, dan Bahasa.
3) Memiliki kemampuan memberikan motivasi, dan dorongan kepasda siswa
secara persuatif.
4) Diutamakan yang tinggal dekat lokasi TKB.
g. Guru Pamong harus selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan belajar
siswa.
h. Guru Pamong menyampaikan laporan kemajuan belajar siswa dan kesulitan
belajarnya kepada Guru Bina, melalui Kepala Sekolah.
i. Daftar kemajuan belajar siswa akan digunakan untuk menentukan apakah
siswa sudah berhak mengikuti tes akhir modul?
j. Daftar kesulitan belajar siswa akan menjadi panduan bagi guru bina untuk
melakukan program perbaikan saat tatap muka.

10 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

2. Pembelajaran di TKB Mandiri


a. Ketentuan umum belajar mandiri di TKB adalah 4 hari setiap minggu atau
sampai 5 hari, sedang tatap muka dengan guru bina di Sekolah Induk
berlangsung sekali atau 2 kali setiap minggu (jadwal harus ada).
b. Pendekatan atau metode yang digunakan adalah belajar mandiri dengan modul,
dan diseling diskusi dengan Guru Pamong rumpun. Bila Guru Pamong rumpun
tidak mampu memecahkan kesulitan belajar, perlu dicatat untuk dipecahkan
pada saat tatap muka dengan Guru Bina.
c. Sumber belajar utama adalah modul dan dilengkapi dengan beberapa media
misalnya radio kaset, untuk menunjang pembelajaran bahasa dan kesenian serta
olahraga atau mata pelajaran yang lain.
d. Guru yang menjadi tutor adalah Guru Pamong atau guru pamong rumpun mata
pelajaran.
e. Siswa dan Guru Pamong menandatangani daftar hadir, dan bila tak hadir di
TKB, harus memberitahukan alasannya.
f. Pada setiap belajar dengan modul, Guru Pamong sebaiknya memeriksa
penyelesaian tugas-tugas, dan membantu Guru Bina dalam pelaksanaan tes
akhir modul, guna mengetahui kemajuan belajar siswa.

3. Pembelajaran melalui tatap muka


a. Dilakukan 1 atau 2 kali tiap minggu, bertempat di Sekolah Induk atau tempat
lain yang telah disepakati.
b. Pendekatan atau metode yang digunakan adalah tatap muka, secara klasikal
atau kelompok, dengan labih banyak menggunakan metode pemecahan
masalah (problem solving). Bila materi utama adalah pemecahan kesulitan
belajar maka metode ini rasanya lebih sesuai. Di samping itu ada beberapa
kegiatan yang TAK DAPAT dilakukan di TKB misalnya laboratorium atau
keterampilan, agar menggunakan fasilitas yang ada.
c. Sumber belajar utama adalah modul, tetapi harus dilengkapi dengan alat
peraga, alat praktik yang dimiliki Sekolah Induk.
d. Guru Bina diambil dari guru Sekolah Induk yang memenuhi klasifikasi.
e. Siswa dan Guru Bina harus menandatangani daftar hadir.
f. Pada KBM ini Guru Bina harus mencatat beberapa permasalahan yang timbul
akibat kebijakan.

4. Penilaian
a. Penilaian diri melalui lembar tugas, diperiksa sendiri dan atau guru pamong.
b. Tes akhir modul adalah sebagai ulangan harian, yang ikut menetukan nilai
rapor.
c. Tes akhir unit, semacam ulangan submatif, dilakukan setelah siswa tuntas
menyelsaikan beberapa modul.
d. Tes akhir semester atau ulangan umum akhir semester dilakukan pada akhir
semester.

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 11


Belajar Untuk Masa Depanku

e. Ujian akhir, dilakukan diakhir program.


f. Tes akhir modul, Tes akhir unit, dan Tes akhir semester menjadi
tanggungjawab Guru Bina. Khusus untuk tes akhir modul penyelenggaraannya
dapat dibantu oleh guru pamong.
Untuk penilaian, yang perlu diperhatikan adalah selain ada ujian tertulis ada
ujian praktik.

D. Prosedur Pendirian TKB Mandiri.


1. Yayasan, atau organisasi kemasyarakatan berkonsultasi ke Kepala SMP Terbuka
terdekat, tentang kemungkinan mendirikan TKB Mandiri. Bila belum ada SMP
Terbuka mencoba berkonsultasi dengan SMP Negeri terdekat yang ada.
2. Melakukan pendataan dan pemetaan SD/MI/Pondok Pesantren pendukung calon
siswa SMP Terbuka, khususnya untuk calon siswa SMP Terbuka, calon Guru
Pamong dan fasilitas belajar.
3. Menetapkan terpenuhi atau tidaknya syarat pembukaan TKB Mandiri, berdasarkan
ketentuan yang berlaku (calon siswa, calon Guru Pamong dan fasilitas)
4. Merancang lokasi TKB Mandiri berdasarkan konsentrasi lokasi tempat tinggal
siswa.
5. Bersama Kepala SMP Terbuka atau calon Sekolah Induknya melaporkan hasil
pendataan dan pemetaan, beserta dokumen pendukung ke:
a. Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota danDinas Pendidikan Provinsi.
b. Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia Jakarta.
6. Melalui calon Sekolah Induknya mengusulkan pendirian TKB Mandiri ke
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui Dinas
Pendidikan Kabupaten / Kota, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi
dan Yayasan Sekolah Rakyat Indonesia.
7. Persetujuan dari Direktorat Pembinaan SMP, sebagai bahan pertimbangan
kemungkinan disediakannya sumber belajar dll.
8. Penyediaan sumber belajar terutama berupa modul atau LKS.
9. Orientasi calon Guru Pamong dan Guru Bina.
10. Orientasi belajar mandiri untuk siswa.
11. Awal masuk tahun pelajaran baru.
12. Pemberian nomor induk siswa.

Bila calon induknya memang sudah berstatus sebagai Induk SMP Terbuka, maka
usulan cukup ke Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, dan Bupati / Walikota berhak
untuk menyetujui atau menolaknya.

12 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

Secara skematis adalah sebagai berikut:

Bila calon Laporan ke


Induk adalah
SMPT yg
Dinas Pend.
masih Kab/Kota
operasional Dinas Pend.
Prov dan
Dit. PSMP
Konsultasi
antara
Yayasan dg Pendataan dan Laporan dan
Pemetaan
Calon SMP Usulan
Induk

Usulan
SMPT baru
Bila SMPT dg TKBM
calon Induk ke Dit.
tidak ada
PSMP via
Dinas
Kab/Kota

Pemberitahuan
ke Bupati/
SK Walikota
Diterima
Bupati/ Dit.
Walikota PSMP
meneliti
Pemberitahuan berkas
ke Bupati/
Walikota
Ditolak

Gambar: Skema Pendirian TKB Mandiri

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 13


Belajar Untuk Masa Depanku

E. Hubungan Sekolah Induk dan Pengelola TKB Mandiri


1. Hubungan Secara Organisasi Kelembagaan.
Dalam kaitan dengan organisasi antara Pengelola / Yayasan dengan Sekolah Induk
sifatnya adalah kemitraan dengan jiwa pengabdian, karena keduanya berpikir
dalam kerjasama yang sifatnya untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi
masyarakat yang kurang beruntung. Pengelola mau berinisiatif memberikan
dorongan pada anak yang telah tamat SD/MI untuk masuk mengikuti pendidikan
setingkat SMP, melalui TKB Mandiri. Di samping itu mereka berusaha mencari
calon pendidik untuk menjadi Guru Pamong secara mandiri, termasuk keperluan
untuk sekedar uang lelah maupun biaya administrasi. Pengelola bertanggungjawab
dalam pengelolaan administrasi internal TKB Mandiri. Sedangkan Sekolah Induk
dengan senang hati menerima kelompok belajar yang dibentuk atas inisiatif
masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat atau organisasi kemasyarakatan
tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan SMP Terbuka. Siswa TKB
Mandiri adalah juga siswa SMP Terbuka. Tugas Sekolah Induk terbatas pada
pembinaan teknis edukatif. Namun pengelolaan administrasi yang terkait
langsung dengan edukatif misalnya Rapor, Legger, Daftar Nilai, NIS, dan Buku
Induk menjadi tanggungjawab Sekolah Induk.

2. Pembagian tugas dan tanggungjawab antara Sekolah Induk dengan Pengelola.


No Aspek Tugas Pengelola Tugas SMP Induk
(1) (2) (3) (4)
A Pendirian TKB Inisiator Motivator
Mandiri
1. Sosialisasi TKB Penanggungjawab dan Membantu
Mandiri pelaksana
2. Pendataan dan Pelaksana, setelah Memberikan petunjuk
pemetaan calon berkonsultasi dengan cara pendataan dan
lokasi TKB Kepala Sekolah calon pemetaan
Mandiri Sekolah Induk dan
Dinas Pendidikan
Kabupaten / Kota
3. Usulan calon Bersama calon Sekolah Bersama pengelola
TKB Mandiri Induk menysusun mengusulkan calon
usulan calon TKB TKB Mandiri
Mandiri
4. SK Pendirian Menerima aslinya Menerima salinan
B Penerimaan Siswa 1. Rapat koordinasi / 1. Rapat persiapan
Baru (PSB) persiapan dengan dengan pengelola
Sekolah Induk
2. Mendaftar 2. Menentukan aturan /
ketentuan yang
berlaku
3. Menyediakan 3. Membantu
formulir menyediakan
formulir bila
diperlukan

14 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

4. Melaporkan hasil 4. Meneliti hasil


pendaftaran ke pendaftaran dan
Sekolah Induk menetukan mana
yang memenuhi
syarat
5. Menerima daftar 5. Mengumumkan
anak yang diterima calaon yang diterima
6. Menetapkan calon 6. Menetukan calon
Guru Pamong dan Guru Bina
mencari Donatur
7. Membantu 7. Meminta modul
mendistribusikan belajar kepada
modul Pemerintah /
Pemerintah Daerah
C Minggu pertama 8. Mengirim siswa ke 8. Melakukan orientasi
masuk sekolah Sekolah Induk belajar dengan
untuk ikut orientasi modul
belajar mandiri dan
kelompok
D Manajemen 9. Merancang 9. Merancang
pengelolaan pengelolaan teknis
administrasi, Guru edukatif: jadwal
Pamong, dan biaya tatap muka, kegiatan
operasional secara supervisi, buku
mandiri sumber, dan fasilitas
pembelaja-ran untuk
tatap muka.
10. Mengembangkan 10. Mengembangkan
organisasi internal organisasi SMP
TKB Mandiri dan Terbuka secara
pembagian tugas keseluruhan dan
Guru Pamong pembagian tugas
Guru Bina dan Tata
Usaha
11. Melaksanakan 11. Melaksanakan
pengelolaan pengelolaan SMP
administrasi dan Terbuka secara
penangan guru menyeluruh
pamong
12. Melakukan 12. Melakukan
pengawasan dan pembinaan secara
pembinaan ke menyeluruh
dalam termasuk ke TKBM
E Pembelajaran 13. Mengelola belajar 13. Melaksanakan tatap
mandiri bersama muka di Sekolah
Guru Pamong Induk atau secara
guru kunjung ke
TKB Mandiri

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 15


Belajar Untuk Masa Depanku

14. Membuat catatan 14. Melakukan


materi sulit perbaikan dalam
penguasaan materi
15. Pekerjaan rumah / 15. Melakukan penilaian
penugasan akhir modul, akhir
unit, dan ulangan
umum, nilai rapor
F Laporan 16. Menyampaikan 16. Menganalisa laporan
laporan kemajuan kemajuan belajar
belajar siswa siswa untuk program
berdasarkan perbaikan
pengamatan guru
pamong
3. Pembagian Tugas Guru Bina dan Guru Pamong.
No. Aspek Guru Pamong Guru Bina
(1) (2) (3) (4)
A Tempat, waktu dan
frekuensi
1. Tempat Di TKB Di tempat tatap muka
2. Waktu Sesuai kesepakatan Sesuai kesepakatan
3. Frekuensi 4 s.d. 5 kali perminggu 2 atau 1 kali per minggu
@ 4 jam pelajaran / hari @ 6 jam pelajaran/hari/kali
B Fungsi Fasilitator / Tutor Guru mata pelajaran
Sistem Mandiri Klasikal
C Edukatif 1. Membimbing / memfasilitasi 1. Mengelola pembelajaran
2. Mencatat materi yang dirasa 2. Melakukan perbaikan
sulit oleh siswa
3. Mencatat kemajuan belajar 3. Melakukan bimbingan
belajar dan pemecahan
masalah
4. Membantu melaksanakan tes 4. Melaksanakan TAM, tes
akhir modul (TAM) akhir unit, ulangan
umum
5. Menangani presensi siswa di 5. Menagani presensi siswa
TKB Mandiri peserta Tatap Muka
6. Mengembangkan jadwal 6. Mengembangkan jadwal
belajar di TKB Mandiri Tatap Muka
7. Konsultasi ke Sekolah Induk 7. Melaksanakan kegiatan
Tatap Muka
8. Melakukan pembinaan
ke TKB Mandiri
9. Mengelola nilai rapor
melalui wali kelas
D Sumber belajar 1. Modul 1. Modul
2. Teks utama 2. Teks utama
3. Lingkungan 3. Laboratorium.
4. Radio kaset 4. Perpustakaan
5. TV 5. Alat praktik / media

16 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan.


1) Perlu ada pertemuan antara Sekolah Induk dan TKB, termasuk TKB Mandiri,
sehingga dapat tercipta iklim yang kondusif, rasa kebersamaan dan dapat terhindar
adanya salah pengertian dan salah paham.
2) Pengelola sebaiknya secara berkala berkonsultasi ke Sekolah Induk sehingga TKB
Mandiri sebagai bagian dari Sekolah Induk benar-benar dapat terwujud tidak hanya
dalam kata, tetapi juga dalam perbuatan.
3) Prosedur persuratan keluar sebaiknya melalui Sekolah Induk, begitu pula surat
masuk ke TKB Mandiri sebaiknya melalui Sekolah Induk.
4) Setiap bantuan keuangan (bila ada) dari pemerintah ke TKB Mandiri, sepanjang
tidak ada ketentuan lain yang mengatur, dilakukan melalui Sekolah Induk. Kepala
Sekolah Induk meneruskan ke TKB Mandiri dan tidak dibenarkan adanya
pemotongan dengan dalih apa pun.
5) Beasiswa untuk anak SMP Terbuka agar dipakai untuk kepentingan siswa guna
mendukung transportasi atau membeli buku pegangan guru.
6) Pembinaan ke TKB Mandiri oleh Guru Bina dari Sekolah Induk sepanjang
memungkinkan dibiayai dari biaya transport yang tersedia melalui biaya
operasional SMP Terbuka.
7) TKB Mandiri agar disertakan dalam setiap kegiatan yang melibatkan TKB,
misalnya dalam LOMOJARI, dsb.

F. Pemberian beasiswa bagi siswa SMP Terbuka


1. Latar Belakang
SMP Terbuka sebagai salah satu pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun, merupakan pendidikan alternatif. SMP Terbuka diharapkan mampu
menampung tamatan SD/MI dan setara, yang disebabkan oleh kendala sosial
ekonomi, kondisi geografis, transportasi dan kendala waktu, tidak dapat mengikuti
pendidikan di SMP Reguler .
Para siswa SMP Terbuka yang pada umumnya tergolong du’afa diharapkan dapat
menyelesaikan pendidikannya hingga tamat. Oleh karena itu, semua siswa yang
terdaftar di SMP Terbuka, termasuk siswa di TKB Mandiri, agar segera diusulkan
untuk mendapatkan beasiswa.
Untuk memperlancar pelaksanaan program pemberian beasiswa bagi siswa SMP
Terbuka, termasuk siswa di TKB Mandiri telah disusun Buku Panduan yang
menjadi acuan bagi para pengelola program tersebut.

2. Tujuan
Program Beasiswa bagi siswa SMP Terbuka dimaksudkan agar semua siswa:
a. Tidak putus sekolah meskipun menghadapi berbagai kendala seperti kesulitan
ekonomi, kondisi geografis, transportasi, kendala waktu, dan sebagainya.
b. Mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk dapat terus bersekolah sampai
tamat Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan diharapkan dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya .

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 17


Belajar Untuk Masa Depanku

3. Sasaran
Semua siswa SMP Terbuka berhak untuk memperoleh beasiswa.

4. Sumber Dana
Sumber dana untuk menyelenggarakan program ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-Rupiah Murni). Alokasi tingkat Nasional
untuk Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per
siswa per tahun, dan disediakan bagi semua siswa SMP Terbuka.

5. Penyaluran Dana
Penyaluran dana beasiswa SMP Terbuka menggunakan mekanisme dekonsentrasi
dan disalurkan oleh provinsi.
Dana dikirim melalui Lembaga Penyalur (Kantor Pos/Bank Pemerintah) langsung
kepada siswa atau dikuasakan kepada Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.

6. Waktu
Penyaluran beasiswa SMP Terbuka akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
a. Dana beasiswa SMPT untuk periode Januari – Juni 2009 yang disalurkan pada
periode bersangkutan
b. Dana Beasiswa SMPT untuk periode bulan Juli - Desember 2009 yang
disalurkan pada periode bersangkutan.

7. Pengambilan Dana
Dana beasiswa bagi siswa SMP Terbuka harus diambil di Lembaga Penyalur
(Kantor Pos/Bank Pemerintah yang ditunjuk) tanpa potongan atau biaya apapun.
Pengambilan Dana Beasiswa SMP Terbuka dapat dikuasakan kepada Kepala
Sekolah atau guru yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah, dan selanjutnya diberikan
kepada siswa secara utuh.

8. Alokasi Penerima
a. Sekolah (SMP Terbuka) menyampaikan daftar nama-nama siswa sebagai calon
penerima beasiswa SMP Terbuka ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
tembusannya dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi.
b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengolah data tersebut dan hasilnya
diusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi.
Catatan: Sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota bertanggung jawab
penuh atas kebenaran jumlah dan keakuratan data siswa.
c. Tim Program Dekonsentrasi SMP Provinsi yang ditugaskan untuk menangani
SMP Terbuka melakukan verifikasi atas kebenaran usulan tersebut, kemudian
Dinas Pendidikan Provinsi menerbitkan SK Penetapan Alokasi Penerima
Beasiswa SMP Terbuka.
d. Dinas Pendidikan Provinsi mengirimkan SK tersebut kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten / Kota.
e. Dinas Pendidikan Provinsi selanjutnya mengirimkan daftar alokasi tersebut ke
Lembaga Penyalur untuk proses penyaluran dana.

18 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711


Belajar Untuk Masa Depanku

9. Pemanfaatan dan Pembatalan Beasiswa SMP Terbuka


a. Pemanfaatan Beasiswa
Pada dasarnya dana beasiswa ini harus dimanfaatkan untuk kepentingan siswa,
yaitu:
1) Pembelian perlengkapan siswa (misalnya: buku tulis dan alat tulis)
2) Transportasi ke TKB dan sekolah Induk
3) Biaya hidup siswa sehari-hari.
b. Pembatalan Beasiswa
Beasiswa dapat dibatalkan jika penerima beasiswa:
1) Berhenti sekolah;
2) Menerima beasiswa dari instansi/sumber lain;
3) Didakwa dan terbukti melakukan tindakan kriminal.

Kepala Sekolah bertanggung jawab dan berwenang membatalkan beasiswa.


Bukti pembatalan penerima beasiswa dinyatakan dalam bentuk surat keputusan
pembatalan beasiswa.
10. Unit Pengaduan Masyarakat (UPM)
Dalam program ini terdapat UPM yang bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat
untuk menyampaikan pengaduan dan mendapatkan penyelesaian pengaduan secara
cepat dan tepat terhadap penyimpangan dan penyelewengan yang terjadi.
Para siswa, orang tua dan masyarakat dapat melaporkan segala bentuk hambatan
dan penyimpangan terhadap pelaksanaan program Beasiswa SMP Terbuka kepada
pelaksana dan pemantau program.
Pengaduan dapat disampaikan secara tertulis maupun lisan kepada:
1. Komite Sekolah.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3. Dinas Pendidikan Provinsi.
4. Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota.
5. Departemen Pendidikan Nasional:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama,


u.p. Subdit Program
Komplek Depdiknas, Gedung E Lantai 15
Jl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta - 10270
Telepon: (021) 5725693, 57900224
Fax.: (021) 5725707
e-mail : pengaduan@dit-plp.go.id

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 19


Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 21

Anda mungkin juga menyukai