Anda di halaman 1dari 30

PPSB-SMP

ARSIP ABAD 21

KEGIATAN PEMILIHAN PENGAWAS SEKOLAH BERPRESTASI


TAHUN 2018

Oleh

TETEN HABSAH, S.Pd., M.M


NIP 196111101984032010
NUPTK 5442739641300053

DINAS PENDIDIKAN KOTA DEPOK, PROVINSI JAWA BARAT


TAHUN 2018

Best Practice Teten Habsah-Depok i


SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa best practice dengan judul “ARSIP
ABAD 21” ini adalah benar-benar asli hasil karya saya sendiri, serta bukan
merupakan jiplakan hasil karya orang lain. Kegiatan praktik dilaksanakan di
sekolah-sekolah binaan di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Depok, 22 Mei 2018


Koordinator Pengawas Kota Depok, Yang Membuat Pernyataan,

ABDURAHMAN, S.Ag. TETEN HABSAH, S.Pd., MM.


NIP. 196606051986101002 NIP. 196111101984032010

Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok,

Drs. MOHAMAD THAMRIN, S.Sos., MM.


NIP. 196812311989111020

Best Practice Teten Habsah-Depok ii


LEMBAR PENGESAHAN

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok dengan ini mengesahkan laporan Best
Practice
1. Judul Best Practice ARSIP ABAD 21
2. Identitas Penulis
a. Nama Lengkap Teten Habsah, S.Pd., M.M
b. NIP
196111101984032010
c. Pangkat, Golongan
d. Pengawas Sekolah Pembina Tk. I, IV/b
e. Alamat Kantor
SMP

f. Kota
Komp. Balaikota Depok, Gd. Dibaleka II Lt.4
g. Provinsi
h. Telepon Jln. Margonda Raya No 54 Depok
Depok
Jawa Barat
(021) 29402287
3. Lama Pelaksanaan 9 bulan dari Agustus 2017 sampai April 2018
Kegiatan

Best Practice ini telah disetujui dan benar-benar karya asli oleh pengawas
tersebut di atas.

Mengetahui dan mengesahkan,


Depok, 22 Mei 2018
Kepala Dinas Pendidikan Koordinator Pengawas
Kota Depok, Kota Depok,

Drs. MOHAMAD THAMRIN, S.Sos., MM. ABDURAHMAN, S.Ag.


NIP. 196812311989111020 NIP. 196606051986101002

ARSIP ABAD 21

Best Practice Teten Habsah-Depok iii


Oleh
Teten Habsah, S.Pd., M.M. (Dinas Pendidikan Kota Depok)

ABSTRAK

Administrasi pada sekolah-sekolah binaan sebagian besar masih belum


tertib, seperti RKS tidak sama dengan pelaksanaan kegiatan, tidak ada RKJM dan
RKT, sebanyak 60% guru yang memiliki administrasi lengkap, dokumentasi
administrasi supervisi akademik yang buruk perlu adanya penyelesaian ke depan.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan pembimbingan kepengawasan dengan DKT
atau FGD yang dinamai ARSIP Abad 21. Rumuskan permasalahannya adalah
bagaimana merealisasikan tertib administrasi pada supervisi manajerial sekolah
binaan, dan bagaimana merealisasikan tertib administrasi pada supervisi akademik
sekolah binaan? Tujuan best practice ini adalah untuk mengetahui realisasi
supervisi manjerial yang efektif, dan mengetahui realisasi supervisi akademik
yang efektif. Manfaatnya dapat membiasakan tertib administrasi, khusus bagi
kepala sekolah dengan supervisi manajerial dapat meningkatkan kompetensi
manajerial, bagi guru dapat meningkatkan kompetensi profesional, bagi sekolah
kredibilitas menjadi lebih baik. Prosedur melalui langkah perencanaan,
pelaksanaan, refleksi dan pelaporan best practice. Instrumen yang digunakan
yaitu lembar observasi, lembar penilaian dan catatan terbuka. Berdasarkan hasil
praktik kepengawasan, yang meliputi pembimbingan I, II, dan III pada supervise
manajerial diperoleh perubahan sebesar 13,57 menjadi rata-rata sekolah binaan
sebesar 83,21. Sedangkan pada supervise akademik diperoleh perubahan
peningkatan sebesar 13,93 menjadi rata-rata sekolah binaan sebesar 86,55.
Dampak best practice ini bagi kepala sekolah, guru, dan tendik menjadi memiliki
dokumen persiapan dan hasil pekerjaan dan dilaksanakan dengan mudah, cepat
dan senang hati.

Kata Kunci: ARSIP, Abad 21

KATA PENGANTAR

Best Practice Teten Habsah-Depok iv


Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia
dan hidayah-Nya yang besar sehingga best practice ini dapat diselesaikan.
Best practice ini merupakan laporan praktik kepengawasan pada sekolah-
sekolah binaan. Praktik dilaksanakan selama 9 (Sembilan) bulan mulai Bulan
Agustus 2017 sampai April 2018. Hasil dari best practice adalah adanya
peningkatan hasil pada supervise manajerial dan supervisi akademik sekolah-
sekolah binaan.
Selama pelaksanaan kegiatan melibatkan banyak pihak yang telah membantu,
oleh karena itu saya sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Mohamad Thamrin, S.Sos., MM. selaku Kepala Dinas Pendidian
Kota Depok.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan dari
awal sampai akhir.
Best practice ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Pengawas
Berprestasi Tahun 2018.
Apabila dalam best practice ini masih terdapat kekurangan, diharapkan saran
yang membangun untuk penyempurnaan. Semoga bermanfaat bagi yang
berkepentingan.

Depok, 22 Mei 2018

Penyusun,
Teten Habsah, S.Pd., MM.

DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………............ i

Best Practice Teten Habsah-Depok v


Surat Pernyataan ………………………….……………………..…………….. ii
Lembar Pengesahan ……………………………………………………………. iii
Abstrak …..………………………………………………………...................... iv
Kata Pengantar …..………………………………………………...................... v
Daftar Isi ……..…………………………………………………....................... vi
Daftar Tabel ……………………………………………………....................... vii
Daftar Gambar ……………………..……………………………...................... viii
Daftar Grafik ……………………………………………………………........... ix
Daftar Lampiran ………………………………………………………….......... x
BAB I PENDAHULUAN …………………………………........................... 1
A. Latar Belakang ………...………..…………………………......... 1
B. Rumusan Masalah …………………....................................... 2
C. Tujuan ………………………….................................................. 2
D. Manfaat ………………………..................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……..………………......................................... 4
A. ARSIP …..…..…………………………………………………… 4
B. Abad 21 ........................................................................................ 5
BAB III METODE ……..……………..…….................................................. 7
A. Prosedur …..…..…………………………………………….…… 7
B. Instrumen ..................................................................................... 9
C. Cara Pemecahan Masalah ………………................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ……................................................. 13
A. Penyajian Data …..…..………………………………….……… 13
B. Analisis Data dan Pembahasan ................................................... 16
C. Dampak Best Practice bagi Komunitas Sekolah ………………. 17
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………………………..... 19
A. Kesimpulan ……………………………………………............. 19
B. Rekomendasi ………..……………...…………......................... 19
Daftar Pustaka ………………………….………………………………..…...... 20
Lampiran …………………………………………………..…………………... 21
DAFTAR TABEL

Best Practice Teten Habsah-Depok vi


Tabel 1. Kegiatan Kepengawasan Tahun 2017-2018 .......................................... 8
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Pembimbingan pada Supervisi Manajerial …………. 10
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Supervisi Administrasi Guru ………………………. 12
Tabel 4. Skor Hasil Pembimbingan dengan Metode DKT …………………….. 15

DAFTAR GAMBAR

Best Practice Teten Habsah-Depok vii


Gambar 1. Pembimbingan di SMP Negeri 19 Depok dan SMP Setia Negara ..... 14
Gambar 2. Pembimbingan Administrasi dan Pengamatan Pembelajaran ……… 15

DAFTAR GRAFIK

Best Practice Teten Habsah-Depok viii


Grafik 1. Perubahan Hasil Pembimbingan dengan Metode DKT pada
Supervisi Manajerial ……………………………………….… 16
Grafik 2. Perubahan Hasil Pembimbingan dengan Metode DKT pada Supervisi
Akademik ……………………………………………………….… 17

DAFTAR LAMPIRAN

Best Practice Teten Habsah-Depok ix


1. Contoh Cover dan Pengesahan Dokumen I KTSP ......................................... 21
2. Contoh Cover dan Pengesahan EDS, RKJM, RKS, RKT, RKAS ................. 29
3. Contoh Administrasi Pembelajaran/Pembimbingan Guru ............................. 39
4. Contoh Hasil Pengamatan Pembelajaran/Pembimbingan Guru ..................... 52
5. Contoh Hasil Administrasi Ketatausahaan ..................................................... 60
6. Foto Kegiatan ........................................................................................... 71
7. RPA .......................................................................................... 74
8. Biodata Pengawas ............................................................................. 85

Best Practice Teten Habsah-Depok x


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun
2016. Pada Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya mengamanatkan bahwa pengawas sekolah
melakukan tugasnya meliputi pembimbingan, pemantauan, penilaian, dan
bimbingan pelatihan pada kegiatan supervisi akademik dan supervisi
manajerial serta pengembangan profesi.
Pada pengamatan awal didapatkan permasalahan dari semua sekolah
binaan, yaitu 1) pelaksanaan kegiatan di sekolah tidak sesuai dengan Rencana
Kerja Sekolah (RKS); 2) 60% guru yang memiliki administrasi lengkap; 3)
Tidak memiliki Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan rencana kerja jangka
panjang; 4) pemahaman yang keliru dari Kepala Sekolah bahwa RKT berupa
RAPBS saja; dan 5) administrasi supervisi akademik yang belum
terdokumentasi dengan baik.
Permasalahan-permasalahan tersebut bermuara dari administrasi yang
kurang tertib. Alternatif cara untuk mengatasi berbagai macam permasalahan
tersebut dengan pembimbingan menggunakan metode Diskusi Kelompok
Terpumpun (DKT) atau Focus Group Discussion (FGD).
DKT dapat dilakukan melalui beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan DKT adalah untuk menyatukan sudut pandang stakeholder mengenai
kondisi sekolah, baik berupa kekuatan maupun kelemahan. Pada DKT juga
diperoleh langkah-langkah strategis maupun operasional untuk memajukan
sekolah. Pengawas pada DKT ini berperan sebagai fasilitator sekaligus
menjadi narasumber, untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan

Best Practice Teten Habsah-Depok 1


dan pengalamannya. Kegiatan DKT dimasukkan dalam program dan laporan
kepengawasan yang disertakan dengan bukti-bukti administrasinya.
Keberhasilan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya dapat
disebarluaskan kepada publik agar dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi
pengawas sekolah lainnya. Pengalaman terbaik selama pengawas bertugas
disusun menjadi sebuah best practice. Best practice mendeskripsikan
pengalaman terbaik dari keberhasilan pengawas sekolah dalam melaksanakan
tugas, yang mengatasi masalah kepengawasan kepada guru binaan, kepala
sekolah, tenaga kependidikan serta standar pendidikan lainnya.
Penyusunan best practice ini berdasarkan pengalaman dalam membina
sekolah-sekolah binaan, baik dalam bentuk supervisi manajerial maupun
supervisi akademik.
Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka judul best practice ini
adalah “ARSIP Abad 21”. Adapun ARSIP merupakan akronim berupa ajakan
kepada rekan sejawat maupun kepala sekolah, pendidik dan tenaga
kependidikan untuk tertib administrasi, yaitu “Ayo Realisasikan
AdministraSI KePengawasan”. Supervisi kepengawasan meliputi supervisi
manajerial dan supervisi akademik. Ajakan ini merupakan motivasi bagi
pengawas maupun sekolah dalam menyiapkan pendidikan di abad 21 yang
tertib administrasi dengan memanfaatkan teknologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu 1) bagaimana merealisasikan tertib administrasi pada
supervisi manajerial sekolah binaan?; 2) bagaimana merealisasikan tertib
administrasi pada supervisi akademik sekolah binaan?

C. Tujuan
Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mengetahui realisasi
supervisi manjerial yang efektif, dan mengetahui realisasi supervisi akademik
yang efektif.

Best Practice Teten Habsah-Depok 2


D. Manfaat
Penulisan best practice ini diharapkan memiliki manfaat, diantaranya:
1. Manfaat bagi kepala sekolah dengan supervisi manajerial, dapat a)
membiasakan tertib administrasi; dan b) meningkatkan kompetensi
manajerial.
2. Manfaat bagi guru dengan supervisi akademik, dapat a) membiasakan
tertib administrasi; dan b) meningkatkan kompetensi profesional.
3. Manfaat bagi sekolah, untuk a) terciptanya budaya tertib administrasi;
dan b) kredibilitas sekolah menjadi lebih baik.

Best Practice Teten Habsah-Depok 3


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. ARSIP
ARSIP merupakan nama kegiatan ciptaan peneliti yang berasal dari
akronim “Ayo Realisasikan AdministraSI KePengawasan”. Isi dari ARSIP
untuk mengajak rekan sejawat, kepala sekolah, pendidik dan tenaga
kependidikan untuk tertib administrasi.
Realisasi untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan, kemudian
pelaksanaan hingga hasilnya didokumentasikan.
Administrasi dalam pendidikan menurut Risnawati (2014:2) adalah
proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses ini meliputi kegiatan
perencanaan (planning), pengaturan (organizing), menggerakkan (actuating),
dan pengawasan (controlling).
Menurut Stephen J. Knezeich (1984) dalam Risnawati (2014: 3),
administrasi pendidikan merupakan sekumpulan fungsi organisasi yang
memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan
pendidikan, dalam melaksanakan kebijakan melalui perencanaan,
pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber
daya, rangsangan dan koordinasi personal, dan iklim organisasi yang
kondusif, serta menentukan perubahan esensial fasilitas untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa yang akan datang.
Supervisi kepengawasan direalisasikan dengan supervisi manajerial dan
supervisi akademik. Salah satu cara pelaksanaan supervisi kepengawasan
dengan pembimbingan menggunakan metode Diskusi Kelompok Terpumpun
(DKT) atau Focus Group Discussion (FGD). DKT dapat dilakukan melalui
beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Menurut Irwanto (2007) tujuan
DKT atau FGD adalah untuk menyatukan sudut pandang stakeholder
mengenai kondisi sekolah, baik berupa kekuatan maupun kelemahan. Pada
DKT juga diperoleh langkah-langkah strategis maupun operasional untuk
memajukan sekolah. Pengawas pada DKT ini berperan sebagai fasilitator

Best Practice Teten Habsah-Depok 4


sekaligus menjadi narasumber, untuk memberikan masukan berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya. Kegiatan DKT dimasukkan dalam program
dan laporan kepengawasan yang disertakan dengan bukti-bukti
administrasinya.
Jadi ARSIP merupakan akronim kegiatan dalam kepengawasan meliputi
supervisi manajerial dan supervisi akademik yang dilaksanakan dengan
metode DKT untuk mewujudkan tertib administrasi.

B. Abad 21
Abad 21 yang dimaksud adalah masa sekarang yang memiliki tantangan
berbeda dengan masa lalu. Menurut Mulford (2008) dalam dalam Esti, Dwi
Andriani(2010) abad 21 dipengaruhi oleh empat kekuatan besar yang saling
terkait, yaitu kemajuan ilmu dan teknologi, perubahan demograsi, globalisasi
dan lingkungan. Kekuatan-kekuatan ini juga akan memberikan dampak bagi
dunia pendidikan. Perubahan demografi menyebabkan peserta didik di sekolah
keberagaman budaya, agama, dan bahasa. Kemajuan yang pesat pada
teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan akses
pengetahuan, namun juga dapat menimbulkan dampak lainnya.
Menurut Mukimin (2014), ciri yang menonjol pada abad 21 adalah
semakin bertautnya dunia ilmu dan teknologi, sehingga sinergi di antaranya
menjadi semakin cepat. Fenomena penting pendidikan di abad 21 adalah
globalisasi dan pendidikan, budaya dan karakter bangsa, budaya internet dan
cyber society.
Pembelajaran untuk menghadapi abad 21 memerlukan kesiapan yang
tinggi dari sekolah dan stakeholder pendidikan lainnya. Menurut Darling,
(2006) dalam Esti, Dwi Andriani (2010) guru abad 21 selain mengajar dan
mengelola kegiatan kelas, juga harus mampu membangun hubungan baik
dengan komunitas sekolah, menggunakan teknologi yang mendukung
peningkatan mutu pendidikan, serta melakukan perbaikan praktek
pembelajaran secara terus menerus. Guru dituntut mampu mengembangkan
pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
lingkungan.

Best Practice Teten Habsah-Depok 5


Pembimbingan bagi guru dan kepala sekolah diperlukan. Pembimbingan
menurut Megginson, dkk., (2006) dalam dalam Esti, Dwi Andriani (2010)
merupakan hubungan yang dibangun dengan sadar dan sengaja antara
pembimbing dan individu yang dibimbing untuk menghasilkan perubahan
pada pengetahuan, kemampuan kerja, dan pola pikirnya. Pembimbingan
disesuaikan dengan tuntutan pengembangan guru yang efektif di masanya.
Karakteristik pengembangan guru pada masa sekarang atau era
profesional menurut tahap perkembangan profesionalisme guru Hargreaves
dan Fullan (1997, 2000) dalam dalam Esti, Dwi Andriani (2010) adalah
pekerjaan guru menjadi lebih kompleks tidak hanya mengajar namun juga
mengembangkan hubungan yang efektif dengan orang tua dan komunitas
sekolah. Pada era ini guru selain mampu mengelola kelas dengan baik,
inovatif, dan budaya kolaboratif sesuai perubahan lingkungan yang cepat.
Pengembangan guru abad 21 dilaksanakan secara terus menerus yang
mengintegrasikan kemampuan profesional untuk mendukung upaya
peningkatan mutu pembelajaran dengan penguasaan teknologi, pengelolaan
emosi, dan keterampilan berkomunikasi.
Jadi ARSIP Abad 21 merupakan kegiatan kepengawasan yang dilakukan
agar dapat tertib administrasi berupa dokumen hasil supervisi manajerial dan
supervisi akademik sebagai upaya pemenuhan tuntutan pendidikan abad 21
yang berkembang pesat dari aspek teknologi, informasi, demografi dan
lingkungan.

Best Practice Teten Habsah-Depok 6


BAB III
METODE

A. Prosedur
Prosedur praktik kepengawasan yang baik meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, refleksi hingga pelaporan.
1. Perencanaan
Program supervisi kepengawasan menjadi efektif perlu disusun suatu
program perencanaan, penyusunan dan realisasi supervisi kepengawasan.
Penyusunan program supervisi kepengawasan ini berlangsung sejak
diberikannya arahan hingga merealisasikan supervisi kepengawasan.
Permasalahan yang perlu diselesaikan segera untuk meningkatkan
efektivitas supervisi kepengawasan, adalah administrasi yang belum tertib.
Kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor penyebab lainnya
yang memungkinkan dapat mempengaruhi tindakan yang akan
dikembangkan.
Langkah-langkah supervisi kepengawasan meliputi pada supervise
manajerial dan supervisi akademik.
Pelaksanaan kepengawasan menggunakan metode Diskusi Kelompok
Terpumpun (DKT) atau Focus Group Discussion (FGD). Pada DKT,
dimungkinkan pengambilan data secara kualitatif yang lebih mudah dan
memberikan peluang keterbukaan, kepercayaan, memahami persepsi dan
sikap, serta pengalaman informan. DKT memungkinkan peneliti dan
informan berdiskusi lebih intensif dalam membahas isu-isu spesifik.
Informasi yang diperoleh dalam DKT lebih cepat dan konstruktif dari
peserta beragam. Dinamika kelompok yang terjadi selama proses diskusi
sering memberikan informasi yang penting, menarik, bahkan tidak
terduga.
Pada penyelenggaraan DKT, akan diperoleh informasi yang mendalam
tentang tingkatan persepsi, sikap, dan pengalaman yang berkaitan dengan
tertib administrasi pada sekolah binaan. Selanjutnya akan diperoleh

Best Practice Teten Habsah-Depok 7


pemahaman lebih lanjut tentang keragaman perspektif yang berkaitan
dengan tertib administrasi pada sekolah binaan.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan kepengawasan yang meliputi supervisi
manajerial dan supervisi akademik pada sekolah-sekolah binaan seperti
berikut.
Tabel 1. Kegiatan Kepengawasan Tahun 2017-2018

No. Bulan Materi Pembimbingan Sasaran

Sosialisasi Program Kepala Sekolah


Agustus
1. Supervisi Manajerial
2017 TPS
(Dokumen I KTSP)
September Supervisi Manajerial
2. TPS
2017 (EDS, RKJM, RKS, RKT, RKAS)
Supervisi Akademik
Oktober Guru
3. (Administrasi
2017 Mapel/Mulok/BK
Pembelajaran/Pembimbingan Guru)
Supervisi Akademik
Januari Guru
4. (Pengamatan
2018 Mapel/Mulok/BK
Pembelajaran/Pembimbingan)
o Supervisi Akademik
Guru
(Pengamatan Pembelajaran/
Februari Mapel/Mulok/BK
5. Pembimbingan)
2018
o Supervisi Manajerial
Tendik
(Ketatausahaan)

3. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan pada akhir kegiatan masing-masing,
yaitu setelah supervisi manajerial dan setelah supervisi akademik.

4. Pelaporan Best Practice


Penyusunan laporan best practice dilakukan setelah evaluasi dan
tindak lanjut. Pelaporan dilakukan pada akhir kegiatan, yaitu pada Bulan
April 2018.

B. Instrumen

Best Practice Teten Habsah-Depok 8


Instrumen atau perangkat yang digunakan untuk mengambil data pada
praktik pengawasan adalah dengan:
1. Lembar obervasi, digunakan untuk mencatat aktivitas guru selama kegiatan
dan praktik pembelajaran/pembimbingan.
2. Lembar penilaian hasil kegiatan pada Supervisi Manajerial berupa
dokumen EDS, RKLM, RKS, RKT, RKAS
3. Lembar penilaian hasil kegiatan pada Supervisi Akademikberupa RPP dan
atau Satuan Layanan (Bimbingan)
4. Catatan Terbuka (Field note).

C. Cara Pemecahan Masalah


Permasalahan yang ditemukan dalam pamantauan, selanjutnya
dicarikan cara-cara pemecahan maslah. Permasalahan kepengawasan
dilakukan dengan metode DKT pada supervisi manajerial dan supervisi
akademik. Adapun perinciannya sebagai berikut.
1. Supervisi Manajerial
Pelaksanaan supervisi manajerial di sekolah sesuai dengan jadwal
pembimbingan yang sudah di sepakati bersama. Langkah-langkah
pembimbingan manajerial dengan metode DKT, yaitu:
a. Mengundang kepala sekolah binaan untuk mensosialisasikan program
kepengawasan manajerial.
b. Melakukan diskusi selama 60-90 menit per sesi di tempat yang
kondisinya nyaman.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan diskusi tersebut dilakukan serta
aturan-aturannya sebelum diskusi dimulai.
d. Memberikan waktu untuk para partisipan menceritakan dirinya dan
keterkaitan terhadap tema diskusi yang akan dibahas.
e. Menunjuk moderator dan menggunakan papan tulis sebagai panduan
dalam berdiskusi.
f. Menganalisis data yang diperoleh dan menyusun laporan
g. Melakukan visitasi ke sekolah dan mendampingi kepala sekolah dalam
melakukan pembinaan kepada tim pengembang kurikulum.

Best Practice Teten Habsah-Depok 9


h. Melakukan pengamatan administrasi manajerial 8 Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Masing-masing administrasi diverifikasi dan
disimpan dalam aplikasi supervisi administrasi manajerial 8 SNP.
i. Melakukan pengamatan pelaksanaan supervisi administrasi manajerial
8 SNP.
j. Melakukan tindak lanjut hasil supervisi.
Pelaksanaan kegiatan pembimbingan I dengan materi Dokumen I
KTSP, pembimbingan II dengan materi EDS, RKJM, RKS, RKT, dan
RKAS, dan pembimbingan III dengan materi Ketatausahaan. Sasaran pada
pembimbingan I dan II Tim Pengembang Sekolah (TPS), dan pembim-
bingan III tendik. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Pembimbingan pada Supervisi Manajerial


Hari/Tanggal
No. Nama Sekolah
Pembimbingan I Pembimbingan II Pembimbingan III

1 SMP Negeri 2 Depok Kamis, 3-8-2017 Senin, 4-9-2017 Kamis, 1-2-2018


2 SMP Negeri 19 Depok Jum’at, 4-8-2017 Rabu, 6-9-2017 Senin, 5-2-2018
3 SMP Al Hasanah Senin, 7-8-2017 Kamis, 7-9-2017 Selasa, 6-2-2018
4 SMP Al Hamidiyah Rabu, 9-8-2017 Jum’at, 8-9-2017 Rabu, 7-2-2018
5 SMP Pelita 2 Kamis, 10-8-2017 Senin, 11-9-2017 Kamis, 8-2-2018
6 SMP YKS Jum’at, 11-8-2017 Rabu, 13-9-2017 Jum’at, 9-2-2018
SMP PGRI Depok
7 Senin, 14-8-2017 Kamis, 14-9-2017 Selasa, 13-2-2018
Jaya
8 SMP Perjuangan Selasa, 15-8-2017 Jum’at, 15-9-2017 Jum’at, 16-2-2018
9 SMP Tunas Global Senin, 21-8-2017 Senin, 18-9-2017 Selasa, 20-2-2018
10 SMP Prisma Rabu, 23-8-2017 Rabu, 20-9-2017 Rabu, 21-2-2018
11 SMP IT Nururrahman Kamis, 24-8-2017 Senin, 25-9-2017 Kamis, 22-2-2018
12 SMP Setia Negara Jum’at, 25-8-2017 Selasa, 26-9-2017 Jum’at, 23-2-2018
13 SMP PSKD Senin, 29-8-2017 Rabu, 27-9-2017 Senin, 26-2-2018
14 SMP Said Yusuf Selasa, 30-8-2017 Kamis, 28-9-2017 Rabu, 28-2-2018

2. Supervisi Akademik
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kepengawasan pada supervisi
akademik dengan metode DKT sebagai berikut.

Best Practice Teten Habsah-Depok 10


a. Mengundang semua kepala sekolah binaan untuk mensosialisasikan
program kepengawasan akademik.
b. Melakukan diskusi selama 60-90 menit per sesi di tempat yang nyaman.
c. Setelah DKT dimulai, pengawas menjelaskan susunan acara kegiatan,
maksud dan tujuan diskusi dan peraturan yang berlaku.
d. Memberikan waktu untuk para partisipan menceritakan dirinya dan
keterkaitan mereka terhadap tema diskusi yang akan dibahas.
e. Menunjuk moderator dan menggunakan papan tulis sebagai panduan
dalam berdiskusi.
f. Menganalisis data yang diperoleh untuk penyusunan laporan.
g. Melakukan visitasi ke sekolah dan mendampingi kepala sekolah dalam
melakukan pembinaan kepada guru-guru.
h. Melakukan pengamatan administrasi pembelajaran secara langsung
tatap muka dengan masing-masing guru. Selanjutnya dilakukan
verifikasi pada masing-masing administrasi dan penyimpanan
administrasi dalam aplikasi supervisi administrasi akademik guru.
i. Melakukan pengamatan pelaksanaan supervisi pembelajaran.
Selanjutnya dilakukan verifikasi pada masing-masing administrasi dan
penyimpanan administrasi dalam aplikasi supervisi administrasi
pembelajaran guru.
j. Melakukan tindak lanjut hasil supervisi.

Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik meliputi supervisi


administrasi guru pada pembelajaran/bimbingan dan pengamatan praktik
pembelajaran/bimbingan. Jadwal kegiatan pembimbingan supervisi
administrasi guru seperti berikut.

Tabel 3. Jadwal Kegiatan Supervisi Administrasi Guru


No. Hari/Tanggal Nama Sekolah Sasaran
1. Kamis, 12-10-2017 SMP Prisma Guru
2. Senin, 16-10-2017 SMP Nururrahman Guru

Best Practice Teten Habsah-Depok 11


No. Hari/Tanggal Nama Sekolah Sasaran
3. Selasa, 17-10-17 SMP Perjuangan Guru
4. Kamis, 19-10-2017 SMP PSKD Guru
5. Jumat, 20-10-2017 SMP PGRI Depok Guru
6. Jumat, 20-10-2017 SMP Negeri 19 Depok Guru
7. Senin, 23-10-2017 SMP Setia Negara Guru
8. Selasa, 24-10-17 SMP YKS Guru
9. Rabu, 25-10-2017 SMP Al Hasanah Guru
10. Kamis, 26-10-2017 SMP Tunas Global Guru
11. Kamis, 26-10-2017 SMP Al Hamidiyah Guru
12. Jum’at, 27-10-17 SMP Said Yusuf Guru
13. Senin, 30-10-2017 SMP Pelita 2 Guru
14. Selasa, 31-10-2017 SMP Negeri 2 Depok Guru

Supervisi akademik dalam bentuk pengamatan pembelajaran oleh guru


mata pelajaran atau muatan lokal, serta bimbingan oleh konselor dilaksanakan
secara fleksibel mengikuti jadwal pelajaran guru-guru pada sekolah binaan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data
Keadaan awal sekolah-sekolah binaan berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh data

Best Practice Teten Habsah-Depok 12


1. Sebagian besar sekolah tidak memiliki Rencana Kerja Jangka
Menengah/Panjang (RKJM/RKJP).
2. Sekolah-sekolah melaksanakan kegiatan tidak sesuai program yang
dituliskan dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS).
3. Sebagian besar sekolah tidak memiliki Rencana Kerja Tahunan (RKT).
4. Kepala Sekolah memiliki pemahaman yang keliru, bahwa RKT itu
dianggap sama dengan RAPBS.
5. Sekitar 60% guru di sekolah binaan yang memiliki administrasi
pembelajaran atau pembimbingan dengan lengkap.
6. Sekolah belum mendokumentasikan administrasi supervisi akademik yang
dengan baik.
7. Sebagian besar sekolah binaan belum mendokumentasikan administrasi
ketatausahaan dengan baik.
Kendala yang dihadapi, masih ada kepala sekolah yang beranggapan
bahwa administrasi bukan sesuatu yang dipentingkan. Beberapa sekolah
swasta beranggapan bahwa administrasi hanya merupakan kelengkapan dalam
akreditasi, sehingga pelengkapan administrasi akan dilakukan pada saat
mendekati waktu akreditasi. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan faktor
penyebab administrasi yang tidak tertib, yaitu kurang adanya pembimbingan
dari pengawas, kurangnya pemahaman kepala sekolah, pendidik tenaga dan
kependidikan terhadap cara penyusunan administrasi, sekedar melengkapi
administrasi dengan menyalin.
Kegiatan kepengawasan yang dilaksanakan melalui metode Diskusi
Kelompok Terpumpun (DKT), meliputi supervisi manajerial dan supervisi
akademik. Pembimbingan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Pembimbingan I untuk menyusun Dokumen I KTSP yang dilaksanakan
oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) sesuai standar yang menjadi tanggung
jawab masing-masing. Pembimbingan II meliputi pengisian Evaluasi Diri
Sekolah (EDS), Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja
Sekolah (RKS), Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan RKAS menggunakan
aplikasi mealui pemanfaat TIK. Kemudahan pengisian EDS memberikan
kemudahan pula pada penyusunan dokumen-dokumen lainnya. Pembimbingan

Best Practice Teten Habsah-Depok 13


III bagi tenaga pendidik tentang administrasi Ketatausahaan yang
menggunakan aplikasi TIK sehingga lebih mudah dan cepat diselesaikan.
Pembimbingan supervisi manajerial oleh pengawas pada sekolah-sekolah
binaan dilaksanakan dengan bersahabat.

Gambar 1. Pembimbingan di SMP Negeri 19 Depok dan SMP Setia Negara

Pada kegiatan pembimbingan supervisi akademik yang dilakukan


pengawas pada sekolah-sekolah binaan sesuai jadwal. Pembimbingan I berupa
supervise administrasi pembelajaran/bimbingan, dengan memanfaatkan TIK
langsung pada laptop/komputer masing-masing. Pengawas sebagai
narasumber memberikan masukan aterhadap pentingnya mengintegrasikan
teknologi dalam pembuatan administrasi guru.
Pengembangan silabus dan penyusunan Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP) serta Satuan Layanan Bimbingan dengan memperhatikan
Standar Proses dan Standar Isi yang berlaku. Keteraampilan Abad 21 yang
menuntut pengembangan 4C diintegrasikan dalam RPP/Satuan Layanan. 4C
menuntut guru dan peserta didik dapat lebih kreatif, berpikir kritis,
komunikatif dan berkolaborasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

Best Practice Teten Habsah-Depok 14


Gambar 2. Pembimbingan Administrasi dan Pengamatan Pembelajaran

Pengamatan praktik pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dilaksanakan


menyesuaikan jadwal masing-masing guru. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan instrumen supervisi akademik oleh pengawas peneliti. Hasil
dari pengamatan praktik digunakan untuk evaluasi dan refleksi bagi perbaikan
praktik pembelajaran/bimbingan selanjutnya.
Adapun hasil dari pelaksanaan kepengawasan melalui pembimbingan pada
supervisi manajerial dan supervisi akademik dengan metode DKT, diperoleh
hasil seperti pada tabel berikut.

Tabel 4. Skor Hasil Pembimbingan dengan Metode DKT


Supervisi Manajerial Supervisi Akademik
No. Nama Sekolah RPP/Sat. Pengamatan
EDS RKJM RKS RKT RKAS Silabus Pembelajaran/Bi
Layanan mbingan
SMP Negeri 2
1 95 95 95 95 95 98 100 90
Depok
SMP Negeri 19
2 90 90 90 90 90 95 100 90
Depok
3 SMP Al Hasanah 75 75 75 75 75 70 75 70
SMP Al
4 90 90 90 90 90 95 95 95
Hamidiyah
5 SMP Pelita 2 75 75 75 75 75 75 80 80
6 SMP YKS 85 85 85 85 85 75 80 80
SMP PGRI
7 75 75 75 75 75 80 80 80
Depok Jaya
8 SMP Perjuangan 75 75 75 75 75 80 80 80
SMP Tunas
9 90 90 90 90 90 95 100 95
Global
10 SMP Prisma 80 80 80 80 80 90 90 80
SMP IT
11 95 95 95 95 95 99 100 95
Nururrahman
12 SMP Setia Negara 95 95 95 95 95 98 100 95
13 SMP PSKD 75 75 75 75 75 80 80 80
14 SMP Said Yusuf 70 70 70 70 70 75 80 80
Rata-rata 83.21 83.21 83.21 83.21 83.21 86.07 88.57 85

Best Practice Teten Habsah-Depok 15


B. Analisis Data dan Pembahasan
Perolehan hasil kegiatan kepengawasan dengan menggunakan metode
DKT sesuai hasil pada tabel tapak adanyan perubahan yang membaik.
Perubahan yang terjadi sebelum dilakukan pembimbingan dengan metode
DKT dan setelahnya tampak pada grafik berikut.

Grafik 1. Perubahan Hasil Pembimbingan dengan Metode DKT pada


Supervisi Manajerial

Pada grafik 1 tampak perubahan yang terbesar pada sekolah binaan SMP
PSKD sebesar 25. Sedangkan perubahan yang terkecil pada SMP PGRI Depok
Jaya. Perubahan yang sedikit ini dikarenakan kehadiran guru dalam mengikuti
DKT tidak maksimal. Rata-rata perubahan pada supervisi manajerial sebesar
13,57.
Grafik 2. Perubahan Hasil Pembimbingan dengan Metode DKT pada
Supervisi Akademik

Best Practice Teten Habsah-Depok 16


Pada grafik 2 tampak perubahan hasil pembimbingan supervisi akademik
terbesar pada sekolah binaan SMP Said Yusuf. Sedangkan perubahan yang
terkecil pada SMP Al Hamidiyah. Perubahan yang sedikit ini dikarenakan
administrasi yang dibuat oleh guru dan pengamatan pelaksanaan pembelajaran
dan atau bimbingan telah baik sejak sebelum DKT. Rata-rata perubahan pada
supervisi akademik sebesar 13,93.
Peningkatan hasil administrasi sekolah, baik dari supervisi manajerial
maupun supervisi akademis meningkat dari kondisi awal sekitar 60% saja.
Perolehan rata-rata hasil supervisi manajerial sebesar 83,21, sedangkan rata-
rata pada supervisi akademis sebesar 86,55.

C. Dampak Best Practice bagi Komunitas Sekolah.


Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan, diperoleh data peningkatan hasil
administrasi baik pada supervisi manajerial maupun supervisi akademis.
Peningkatan ini emberikan kesadaran bagi kepala sekolah, pendidik dan
tenaga kependidikan untuk menjaga keberlanjutan administrasi yang sudah
dimiliki dan penyempurnaan untuk masa yang akan datang.
Dokumen administrasi yang dimiliki pengawas juga menjadi lebih
lengkap. Kepala Sekolah melakukan supervisi kepada guru-guru di sekolah
masing-masing menjadi lebih mudah karena sudah memiliki gambaran yang
jelas. Adminstrasi dari hasil supervise juga didokumentasikan dengan baik.

Best Practice Teten Habsah-Depok 17


Dokumentasi administrasi ini bermanfaat pula pada saat Penilaian
Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) dan akreditasi sekolah. Persiapan
administrasiyang baik menyebabkan kepala sekolah, guru dan tendik lebih
nyaman dan tenang dalam bekerja. Pembimbingan dengan metode DKT dan
implementasinya mampu mengatasi permasalahan dengan menyenangkan
bagi kepala sekolah, guru dantenaga kependidikan.

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Best Practice Teten Habsah-Depok 18


Berdasarkan pada hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
realisasi supervisi manajerial pada sekolah binaan melalui metode DKT
berhasil dengan baik dengan rata-rata perubahan 13,57; dan realisasi supervisi
akademik pada sekolah binaan juga berhasil dengan perubahan dengan rata-
rata perubahan 13,93.

B. Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan, maka beberapa saran yang disampaikan yaitu:
1. Menjadi masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Depok dalam menerapkan
tertib administrasi bagi pengawas, kepala sekolah, pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai tugas pokok masing-masing.
2. Menjadi masukan bagi pengawas dalam menertibkan administrasi
kepengawasan melalui berbagai metode, diantaranya dengan DKT.

DAFTAR PUSTAKA

Esti, Dwi Andriani, 2010. Mengembangkan Profesionalitas Guru Abad 21


Melalui Program Pembimbingan yang Efektif. Jurnal Manajemen

Best Practice Teten Habsah-Depok 19


Pendidikan, No. 02/Th VI/Oktober/2010.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jmp/article/viewFile/3639/3112
Irwanto. 2007. Focus Group Discussion: Sebuah Pengantar Praktis. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Mukminan. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendayagunaan
Teknologi Pendidikan. Makalah Seminar 29 November 2014. Surabaya:
Prodi. Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri
Surabaya
Risnawati. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yoyakarta: Aswaja
Pressindo

LAMPIRAN

Best Practice Teten Habsah-Depok 20

Anda mungkin juga menyukai