Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 2 Rancabali


Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Sunda
Kelas/Semester : VII/1
Materi Pokok : Dongeng
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran (3 minggu X 2 JP X 40 menit)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi struktur, fungsi 3.5.1 Mengidentifikasi struktur
sosial, aspek kebahasan, dan nilai- dongeng.
nilai kehidupan yang terkandung 3.5.2 Mengidentifikasi nilai-nilai
dalam dongeng. kehidupan yang terkandung dalam
dongeng
4.5 Menyusun dan mengomunikasikan 4.5.1 Menyusun parafrase dongeng.
dongeng yang disimaknya dengan 4.5.2 Menyusun peta pikiran dongeng.
memperhatikan struktur dan 4.5.3 Mengomunikasikan dongeng yang
aspek kebahasaan, pelapalan dan disimaknya dengan
lagu kalimat (lentong), serta memperhatikan struktur dan
ekspresi yang tepat. aspek kebahasaan, pelapalan dan
lagu kalimat (lentong), serta
ekspresi yang tepat.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:
1) menunjukkan perilaku beriman, menghargai kekayaan budaya, mandiri, gotong
royong, dan berintegritas;
2) menunjukkan budaya literasi menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam
bentuk cetak, visual, digital, dan auditori;
3) mengidentifikasi struktur, fungsi sosial, aspek kebahasan, dan nilai-nilai
kehidupan yang terkandung dalam dongeng;
4) memahami isi dan nilai-nilai dalam dongeng;
5) menyusun parafrase dan peta pikiran dongeng yang disimaknya dengan
memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan yang tepat; dan
6) mengomunikasikan dongeng yang disimaknya dengan memperhatikan struktur
dan aspek kebahasaan, pelapalan dan lagu kalimat (lentong), serta ekspresi yang
tepat.

C. Materi Pembelajaran
1) Fakta
- Beberapa contoh dongeng
- Contoh video mendongeng yang baik
2) Konsep
- Pengertian dongeng
- Jenis-jenis dongeng
- Unsur-unsur dongeng
3) Prinsip
Nilai-nilai dalam dongeng
4) Prosedur
- Menytusun parafrase dongeng
- Menyusun peta pikiran dongeng
- Mendongeng

D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific dan Komunikatif
2. Metode : Inquiry dan Project Based Learning
3. Teknik : Diskusi dan Unjuk Kerja

E. Media, Alat/Bahan dan Sumber Pembelajaran


1. Alat/Bahan
Komputer, LCD proyektor, speaker, kertas plano, kertas tempel, spidol, dan
doubletape
2. Media
Teks dongeng, video dongeng, dan animasi dongeng.
3. Sumber
 Buku Rancagé Diajar Basa Sunda, Penerbit Dunia Pustaka Jaya, 2017;
 Buku Wanda Basa Sunda, Penerbit Thursina Media Utama, 2017;
 Buku Wiwaha Basa Sunda, Penerbit CV Geger Sunten, 2017;
 Majalah atau surat kabar berbahasa Sunda yang memuat teks dongeng;
 Buku referensi lainnya yang menunjang materi budaya Sunda.
 Youtube dan website-website lainnya yang memuat dongeng.

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


 Pertemuan Pertama (2 JP X 40 menit)
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
mengucapkan salam, kemudian
mengecek kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
akan dilakukan berlangsung baik dan
bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta
didik guru melakukan apersepsi dengan
menggali informasi dan mengaitkan
dengan materi pada pertemuan
sebelumnya;
4) Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil beranggotakan 4-5
orang.
5) Peserta didik menerima informasi
tentang keterkaitan antara lingkungan
alam dengan dengan materi
pembelajaran;
6) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran; dan
7) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik mengamati tayangan 60 menit
dongeng.
2) Peserta didik membaca teks dongeng
yang terdapat dalam buku peserta
didik dan atau majalah/surat kabar
berbahasa Sunda.
3) Peserta didik bertanya jawab tentang
hal-hal yang berhubungan dengan isi
dongeng.
4) Masing-masing peserta didik dalam
kelompoknya mengidentifikasi isi
dongeng yang disimaknya.
5) Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan isi dongeng yang
disimaknya.
6) Peserta didik mendeskripsikan hal-hal
yang berhubungan dengan isi dongeng,
menggunakan bahasa Sunda yang baik
dengan jujur, tanggung jawab dan
santun.
7) Peserta didik bertanya jawab tentang
kaidah-kaidah dongeng.
8) Peserta didik secara bersama-sama
dalam kelompoknya mencari dari
berbagai sumber informasi tentang
kaidah-kaidah dongeng.
9) Peserta didik mendiskusikan tentang
nilai-nilai dalam dongeng.
10) Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan kaidah-kaidah dan
nilai-nilai dongeng.
11) Peserta didik menjelaskan kaidah-
kaidah dan nilai-nilai dalam dongeng,
menggunakan bahasa Sunda yang baik
dengan jujur, tanggung jawab dan
santun.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi 10 menit
untuk membuat kesimpulan kelas
tentang materi pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual
kepada peserta didik untuk membaca
teks dongeng; dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
telah dilakukan bermanfaat bagi peserta
didik.

 Pertemuan Kedua
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
mengucapkan salam, kemudian
mengecek kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
akan dilakukan berlangsung baik dan
bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta
didik guru melakukan apersepsi dengan
menggali informasi dan mengaitkan
dengan materi pada pertemuan
sebelumnya;
4) Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil beranggotakan 4-5
orang.
5) Peserta didik menerima informasi
tentang keterkaitan antara lingkungan
alam dengan dengan materi
pembelajaran;
6) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran; dan
7) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik membaca teks dongeng 60 menit
yang terdapat dalam buku peserta didik
dan atau majalah/surat kabar berbahasa
Sunda.
2) Peserta didik menyusun parafrase
dongeng yang dibacanya.
3) Peserta didik menyusun peta pikiran
dongeng yang dibacanya.
4) Peserta didik menampilkan prafrase dan
grafis peta pikiran dongeng yang
disusunnya di depan kelas.
5) Peserta didik menanggapi parafraase
dan grafis peta pikiran yang disusun
oleh peserta didik lainnya.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi 10 menit
untuk membuat kesimpulan kelas
tentang materi pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan;
3) Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
4) Guru memberikan tugas individual
kepada peserta didik untuk berlatih
mendongeng dengan memperhatikan
struktur dan aspek kebahasaan,
pelapalan dan lagu kalimat (lentong),
serta ekspresi yang tepat; dan
5) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
telah dilakukan bermanfaat bagi peserta
didik.

 Pertemuan Ketiga
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan 1) Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
mengucapkan salam, kemudian
mengecek kehadiran peserta didik;
2) Guru memotivasi peserta didik dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
akan dilakukan berlangsung baik dan
bermanfaat;
3) Untuk menggali konsepsi awal peserta
didik guru melakukan apersepsi dengan
menggali informasi dan mengaitkan
dengan materi pada pertemuan
sebelumnya;
4) Peserta didik menerima informasi
tentang keterkaitan antara lingkungan
alam dengan dengan materi
pembelajaran;
5) Guru memotivasi peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran; dan
6) Guru menyampaikan tehnik penilaian.
Inti 1) Peserta didik secara bergiliran 60 menit
mendongeng di depan kelas dengan
memperhatikan struktur dan aspek
kebahasaan, pelapalan dan lagu kalimat
(lentong), serta ekspresi yang tepat;
2) Peserta didik menyampaikan tanggapan
terhadap penampilan mendongeng yang
dilakukan peserta didik lain,
menggunakan bahasa Sunda yang baik
dengan jujur, tanggung jawab dan
santun.
Penutup 1) Guru bersama peserta didik berdiskusi 10 menit
untuk membuat kesimpulan kelas
tentang materi pembelajaran;
2) Guru bersama peserta didik melakukan
refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan;
3) Guru memberikan tugas individual
kepada peserta didik untuk membaca
materi tentang iklan layanan masyarakat
sebagai bekal pembelajaran selanjutnya;
dan
4) Guru menutup pembelajaran dengan
mendoakan agar pembelajaran yang
telah dilakukan bermanfaat bagi peserta
didik.

G. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap:
Observasi
b. Kompetensi Pengetahuan:
Tes Lisan
c. Kompetensi Keterampilan:
Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
a. Kompetensi Pengetahuan:
Soal Tes Lisan
1) Lamun dititénan, dongeng teh aya sabaraha rupa?
2) Sebutaan eta rupa-rupa dongeng teh hiji-hiji!
3) Aya sabaraha hiji unsur-unsur dongeng teh?
4) Cing sebutkeun tema tina dongeng anu ku hidep dipilih!
5) Naon anu ngabedakeun antara carita dongeng jeung carita anu lain dongeng?

b. Kompetensi Keterampilan:
 Lembar Penilaian Parafrase dan Grafis Peta Pikiran Dongeng (a)
No. Nama Peserta Didik Aspek yang Dinilai
Isi Organisasi Diksi Struktur
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

 Lembar Penilaian Unjuk Kerja (b)


Aspek yang Dinilai
Nama Peserta
No. Tampilan Kesesuaian Kelancaran Kebahasaan
Didik
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

3. Pedoman Penskoran
(1) Penilaian Pengetahuan (NP)
- Skala skor: 1-5
- Skor Maksimal = 5X5 = 25
- Nilai Pengetahuan (NP) = Skor Diperoleh/10
(2) Penilaian Ketarampilan (NK)
- Skala skor: 1-5
- Skor Maksimal masing-masing(a) dan (b) = 5X4 = 20
- Skor Diperoleh = (a)+(b)
- Nilai Keterampilan (NK) = Skor Diperoleh/10
(3) Nilai Total
NT = NP+ NK

Rancabali, 17 Juli 2017


Kepala SMP Negeri 2 Rancabali, Guru Mata Pelajaran,

Yeyet Friyenti, S.Pd., M.M. Dadang Nurjaman, S.Pd., M.Pd.


NIP 196202241982032003 NIP 198001262005011007
Lampiran 1:

SASAKALA LEMBUR PANYAIRAN

Kacaturkeun di suku Gunung Tangkubanparahu Beulah kidul aya sapasang


patani. Eta patani téh boga anak hiji anu pohara pisan dipikadeudeuhna. Patani téh
ngagarap sawah anu pohara legana, ku sabab hadé gawéna, sawah patani pohara alusna.
Atuh puguh wé mireungeuh hasil anu sakitu mucekilna, maranéhna barungaheun pisan,
malah mah sapanjang baranggawé téh bari taretembangan sagala;
“Ieu paré mani alus
mani beuneur sarta mulus
urang panén pasti cukul
hayu urang muji sukur”

Sabot keur jongjon digarawé bari taretembangan, ti kajauhan katangén aya nu


ngajanteng nyérangkeun. Bangun jalma anyar pinanggih, papakéanana ginding kawasna
lain jalma joré-joré. Atuh buru-buru baé éta salaki pamajikan téh haranjat ti sawahna
tuluy nyampeurkeun ka éta jalma, barang geus adu hareupan, pok salakina nanya:
“Pangapunten nun, manawi teu lepat katingalna salira téh nembé patepang
sareng pun mamang, saha téa atuh salira téh? Sareng aya pikeresaeun naon keresa
rurumpaheun ka lembur singkur?
“Yeuh Mamang, Bibi, ulah reuwas, mémang kuring téh kakara ngalanto ka lebah
dieu. Kabeneran keur meunang pancén ngaroris pilemburan ti kawadanaan. Barang
anjog ka ieu lembur pohara pisan katajina ku pasawahan anu sakieu alusna. Pelak
Mamang ieu téh?” Témbal ki sémah.
“Sumuhun nun, manawi dipercanten mah. Alhamdulillah nuju kaleresan
pepelakan téh waluya. Sumangga atuh sindang heula ka saung, panginten cai-cai waé
mah ku si bibi disayogikeun”. Ceuk patani ngaku ka éta sémah.
Atuh terus baé tiluanana ngajugjug ka saung patani anu teu jauh ti dinya. Barang
sémahna geus asup ka saung, éta patani téh nyalingker ka tukang.
“Emana, geuning éta jalma téh pangagung ti kawadanaan anu keur ngaroris
lembur, piraku diaku teu disuguhan”. Ceuk salakina.
“Atuh puguh wé bapana, keun kami rék ngaliwet dua cangkir mah, ngan
deungeunna naon atuh nya da piraku ménak ukur disuguhan sangu wungkul.” Témbal
pamajikanana.
“Pan aya lauk bibit dina kulah, éta wé urang paké nyuguhan”. Ceuk salakina.
“Har apan éta mah bibit anu si ujang, geus diancokeun keur engké ari disunatan,
pamali heug geus kedal ucap, bisi aya matakna ”. Témbal pamajikanana deui.
“Ah moal nanaon keun kami nu tanggung jawab”. Ceuk salakina bari terus indit ka
kulah rék ngala lauk.
Terus baé lauk bibit anu aya dina kulah téh disair ku ayakan, buntutna mani
meuntas ka luareun ayakan bakat ku gedé. Ki patani teu nolih ka budakna anu bangun
nalangsa ningali lauk diala ku bapana.
Lauk dipanggang dina durukan, seungitna mani naghiliwir angin-anginan,
sanggeus asak bareng jeung liwet haneut disuguhkeun ka sémah téa.
Sabot pangagung keur tuang, budak patani ngintip ti pipir saung, bari kumétap
neureuyan ciduh. Ari indung jeung bapana, tonggoy we nuluykeun hanca gawéna di
sawah.
Karék ogé sabaraha jongjongan, ujug-ujug budak téh ngagoak bari terus ceurik
lolonséran. Indung bapana pohara pisan reuwaseunana. Atuh terus budak téh dipangku
ngajauhan saung da bisi gamah ka nu keur tuang.
Kacaritakeun nu tuang téh pohara rewogna, bibit lauk anu sakitu gedéna téh teu
nyésa pisan. Sanggeus réngsé dahar, pangagung téh tuluy amitan rék neruskeun
lalampahan.
Beuki lila budak téh ceurikna beuki tarik, keur kitu jol reup baé langit angkeub,
angin ngahiuk tarik, guludug patinggeleger. Ki Patani pohara pisan sieuneunana. Teu lila
bray deui caang, budak anu tadi ceurik dina aisan indungna téh leungit duka ka mana
losna, diganti ku lauk bibit, ngan anéhna éta lauk téh bet cipanonan kawas anu keur
ceurik.
Ki patani pohara pisan sedihna kaleungitan budak nu kacida dipikanyaahna.
“Hampura Bapa Ujang, geus ngareumpak jangji sorangan, lauk anu geus
dijangjikeun keur hidep kalahka dipaké nyuguhan sémah.” Ceuk patani bari dumareuda.
Ti dinya terus manéhna sumpah yén ti semet harita cadu melak lauk.
É ta tempat téh antukna nelah kampung panyairan ngalap kana lalampahan
patani nyair lauk tina kulah. Nepi ka kiwari, sanajan di kampung Panyairan téh cur-cor
caina tapi teu bisa dipaké miara lauk.
(Diropéa ku Lely Halimah tina Carita Rahayat Urang Parongpong)
SAKADANG KUYA JEUNG SAKADANG MONYÉT MELAK CAU

Hiji mangsa monyét gura-gero ka Sakadang Kuya.


“Sakadang Kuya!”
“Kuk!”
“Di mana Sakadang Kuya téh?”
“Di dieu, handapeun batu.”
“Urang melak cau, yu”
“Hayu!”
Bring, cenah, Sakadang Monyét jeung Sakadang Kuya ka tegal. Monyét mah
melakna téh jantungna, ari kuya anakna.
“Urang paheula-heula buahan, Sakadang Kuya!” cek Monyét téh.
“Hayu! Cenah.
Tuluy baralik. Isukna ditaréang pepelakan téh.
Ceuk Sakadang Monyét, “Geus kumaha cau Silaing, Kuya?”
Témbal Sakadang Kuya, “Nu déwék mah kakara pucukan.”
Ceuk Monyét, “Anu déwék mah atung énéh atung énéh.”
Isukna ditaréang deui, “Geus kumaha cau téh, Sakadang Monyét?”
Témbalna, “Atung-atung énéh aé. Ari anu Sakadang Kuya geus kumaha?”
“Leuh, geus bijil daun,” témbal Kuya.
Lila-lila jantung pelak Sakadang Monyét téh buruk. Ari anak cau mah morontod
nepi ka buahanana.
Monyét téh ngomong ka sakadang Kuya, “Ku déwék baé ala cau téh, Sakadang
Kuya! Kapan Ki Silah mah teu bisa Naék.”
:”Heug baé,” ceuk kuya téh. “Héh ieuh, kojana keur wadah!”
É ta koja téh meunang molongoan biritna. Térékél monyét téh naék, cau téh
dipetikan. Blus, blus, diasupkeun kana koja. Blus, clik Ragrag, kop ku kuya. Blus, clik,
blus clik.
Kuya ngaweswes baé, nyatuan cau. Monyét mah acan ngahakan hiji-hiji acan. Ku
monyét koja téh rék dibawa lumpat. Sakadang Kuya mah moal dibéré.
Ari geus béak petikeun, cau téh, gajleng Sakadang Monyét tuturubun. Deregdeg
lumpat ka leuweung. Ari dibuka, cenah, kojana kosong. Atuh ngégél curuk.
Tuluy balik deui ka Sakadang Kuya. Kasampak keur gulang-guling baé, cenah,
kamerekaan. Sakadang Monyét ambek ka Sakadang Kuya.

(Dicutat tina Katumbiri; Wahyu Wibisana spk.; 2008; Bandung; Geger Sunten)
Lampiran 2:

Sabada ngimeutan conto jeung pedaran perkara dongéng, sangkan hidep leuwih
maham kana ieu perkara, pék jawab pananya di handap!
1. Dongéng nu eusina nyaritakeun asal-usul atawa asal muasal hiji kajadian hiji
perkara (tempat, sasatoan, tutuwuhan jeung sajabana) disebut....
a. dongéng fabel c. dongéng parabel
b. dongéng sasakala/legenda d. dongéng babad
2. Pangna dongéng kaasup karya anu anonim téh sabab ....
a. kapanggih pangarangna c loba pangarangna
b. teu kapanggih pangarangna d. loba palakuna
3. Nu ngabédakeun antara dongéng jeung carita pondok téh nya éta dongeng mah ....
a. eusina loba pamohalanna c. palakuna saeutik
b. kapanggih pangarangna d. eusina réalita kahirupan
4. Hal nu jadi jejer carita atawa topik utama dina dongéng disebut ....
a. amanat c. téma
b. latar d. palaku
5. Amanat téh nya éta hal anu hayang ditepikeun ku ... dina jero karyana.
a. nu maca c. nu ngadéngékeun
b. pangarang d. penerbit
6. Nu nétélakeun kasang tukang tempat jeung waktu lumangsungna carita dian
dongéng disebut....
a. téma c. amanat
b. palaku d. latar
7. Palaku nu mibanda sifat hadé disebut....
a. antagonis c. utama
b. protagonis d. tambahan
8. Runtuyan kajadian-kajadian nu ngaruntuy ngawangun hiji carita dongéng disbut....
a. alur c. amanat
b. amanat d. latar
9. Dongéng-dongéng ngeunaan si Kabayan kaasup kana dongéng ....
a. pabel c. parabel
b. legenda d. sasakala
10. Dongéng sasakala téh nya éta dongéng nu nyaritakeun ......
a. kajadian c. jalma biasa
b. asal-usul d. kakuatan gaib
11. Ieu di handap nu lain dongéng sasakala nya éta....
a. Situ Bagendit c. Sangkuriang
b. Si Kabayan d. Gunung Geulis
12. Dongéng mite nya éta dongéng nu nyaritakeun atawa nu aya patalina jeung
kapercayaan kana....
a. barang pusaka c. tempat karamat
b. alam siluman d. sasatoan
13. Dongéng anu caritana mirip jeung carita sajarah di sebut .....
a. babad c. sasakala
b. legenda d. sajarah
14. Dongéng pabel téh nya éta dongéng nu nyaritakeun sasatoan anu .....
a. bisa nyarita kawas manusa
b. nu teu bisa nyarita kawas manusa
c. lumakuna biasa atawa ilahar
d. teu bisa nanaon
15. Galur carita nu ujug-ujug nyaritakeun bagian tengah carita disebut....
a. galur mérélé c. galur mobok tengah
b. galur flasback d. galur dituncalan
16. Palaku antagonis téh nya éta palaku....
a. anu hadé b. anu goréng c. utama d. tambahan
17. Hal anu pamohalan nu nyampak dina dongéng Sasakala Panyairan nya éta....
a. lauk jadi budak c. budak jadi lauk
b. patani kadatangan tatamu d. budak ceurik eueuriheun

Nempo dikurungan ku aki pangebon, sakadang monyét nyampeurkeun, ti dituna


mah rék mupuas bongan sakadang kuya méakeun cau. Tapi manéhna kagét nyampak téh
kuya keur igel-igelan, semu nu atoh pisan. Tuluy sakadang monyét nanya ka sakadang
kuya ”Ku naon meni atoh atoh teuing manéh téh?” “ Kumaha rék teu atoh, kuring mah rék
dikawinkeun ka anak aki pangebon, naha manéh can nyaho? Indungna ayeuna keur ka
pasar balanya keur hajat.“ Tuluy sakadang monyét mikir. Otak licikna mimiti digawé. Pok
ngomong kieu ka sakadang kuya “ Kumaha mun ku déwék dihilian euy? Manéh kaluar
urang rék asup kana kurungan” Ah embung, engké manéh geus dikawinkeun ka anak aki
pangebon maneh poho ka urang.” Ceuk sakadang kuya bari terus igel- igelan.“ Is moal
atuh sanajan geus jadi minantu aki pangebon ogé. “ Heug atuh ari kitu mah, asal kuring
anteurkeun heula ka leuwi.“ Kacaritakeun sakadang kuya geus dialungkeun kawahangan,
tuluy sakadang monyet asup kana kurungan. Teu lila aki pangebon datang bari
ngagorowok ka pamajikannana,” Pamajikan, geura peuncit kuya anu dikurungan téh, ari
geus aya samarana mah.” Ngadenge kitu, sakadang monyét reuwas awakna ngeleper
bawaning ku sieun, tuluy sakadang monyét papaéhan, barang kurung dibuka aki
pangebon héraneun, naha kuya jadi monyet? geus paéh deuih ? tuluy sakadang monyét
dialungkeun ka jarian, ari gubrag téh sakadang monyet beretek lumpat.

18. Nu ngalantarankeun sakadang kuya igel -igelan nya éta ….


a. Sakadang kuya api api atoh, padahal rék nipu sakadang monyét
b. Sakadang kuya atoh rék dikawinkeun jeung anak aki pangebon
c. Sakadang kuya atoh bisa méakeun cau
d. Sakadang kuya atoh dikurungan ku aki pangebon
19. Upama nilik kana obrolan sakadang kuya jeung sakadang monyét, tétéla monyét
ngabogaan sipat ….
a. licik tapi sarakah c. licik tapi bodo
b. licik jeung sarakah d. licik jeung bodo

20. Ungkara ieu di handap nu teu kaasup kana unsur pamohalanana tina dongéng di
luhur nya éta ….
a. Sakadang kuya rék dikawinkeun ka anak aki pangebon
b. Sakadang kuya ngobrol jeung sakadang monyét
c. Sakadang kuya atoh bari igel-igelan dina kurungan
d. Sakadang kuya rék dipasak ku pamajikan aki pangebon
21. Cutatan dongéng di luhur nepikeun amanat ka urang sangkan .....
a. urang ulah méré haté ka batur
b. urang ulah miboga sifat licik ka batur
c. urang kudu ngabobodo batur
d. urang kudu miboga sifat sarakah tur licik
22. Latar tempat nu kacatur dina sempalan dongéng di luhur nya éta....
a. sisi walungan jeung leuweung
b. pakampungan jeung leuweung
c. buruan imah patani jeung leuwi
d. leuwi jeung leuweung
23. Palaku nu kacatur dina sempalan dongéng di luhur nya éta....
a. patani jeung nini tani
b. patani jeung sakadang Kuya
c. patani jeung sakadang Monyét
d. Sakadang Kuya jeung Monyét
24. Sempalan dongéng di luhur mun ditilik tina palaku nu kacatur mah kaasup kana
dongéng ....
a. parabel c. fabel
b. mite d. legénda
25. Nu jadi palaku antagonis tina cutatan dongéng di luhur téh nya éta....
a. Sakadang Monyét c. Sakadang Kuya
b. patani d. bu tani

Anda mungkin juga menyukai