Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG POLITIK DALAM NEGERI

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XIV, No.2/II/Puslit/Januari/2022

PERSIAPAN KPU MENJELANG


PEMILU DAN PILKADA 2024
Aryojati Ardipandanto
1
Abstrak
Jadwal dan tahapan Pemilu telah ditetapkan, yaitu Pemilu Nasional pada 14
Februari 2024 dan Pilkada pada 27 November 2024, yang diselenggarakan secara
serentak. Belajar dari pengalaman pada Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 beberapa hal
penting perlu mendapat perhatian KPU dalam mempersiapkan keduanya. Tulisan
ini mengkaji beberapa hal yang harus dipersiapkan KPU menjelang Pemilu dan
Pilkada 2024. Beberapa hal yang harus dipersiapkan KPU antara lain: penyusunan
personel KPU di daerah dan SDM KPU di lapangan; pembuatan regulasi
pelaksanaan Pemilu dan Pilkada 2024 dalam situasi pandemi oleh KPU; rekrutmen
Anggota KPU Kabupaten/Kota dan pendidikan atau sosialisasi bagi mereka;
verifikasi calon peserta Pemilu dan Pilkada 2024; pemutakhiran teknis dan sistem
pemungutan dan penghitungan suara; serta ketepatan waktu dalam menerbitkan
PKPU. Berdasarkan hal tersebut maka Komisi II DPR RI perlu mengoptimalkan
fungsi pengawasan terhadap aspek-aspek tersebut dalam mengawal profesionalisme
KPU, agar Pemilu dan Pilkada 2024 dapat sukses dilaksanakan.

Pendahuluan di DPR RI mendukung usulan KPU


Jadwal dan tahapan Pemilu dan sebagian Fraksi lainnya tidak
2024 telah ditetapkan yaitu Pemilu setuju. Beberapa Fraksi di DPR RI
Nasional pada 14 Februari 2024, dan dan Pemerintah tidak menyetujui
Pilkada pada 27 November 2024. usul KPU untuk menetapkan jadwal
Hal ini berdasarkan kesepakatan Pemilu adalah 21 Februari 2024 –
DPR RI, Pemerintah, dan Komisi usulan ini di-update kembali oleh
Pemilihan Umum (KPU) pada Rapat KPU menjadi 14 Februari 2024 –
Kerja (Raker) tanggal 25 Januari (Kompas, 24 Januari 2022), yang
2022 (Kompas, 25 Januari 2022). mana alasan keberatannya adalah
Sebelumnya, proses penetapan terkait efisiensi anggaran dan
PUSLIT BKD
jadwal Pemilu 2024 mengalami stabilitas politik. Adapun terkait
perdebatan panjang, terutama antara jadwal penyelenggaraan Pilkada,
Pemerintah dengan KPU. Dalam Pemerintah menyetujui usulan KPU
masa perdebatan itu, beberapa Fraksi bahwa Pilkada diselenggarakan pada
27 November 2024 (kompas.id, 17 DPR RI, sikap partai politik
November 2021). beragam mengenai perbedaan
Kepastian jadwal tersebut tanggal Pemilu. Partai Demokrasi
mengakhiri spekulasi yang beredar Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai
terkait penundaan Pemilu adalah Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai
bagian dari upaya perpanjangan Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera
masa jabatan Presiden. Penetapan (PKS), dan Partai Persatuan
jadwal ini membuat Penyelenggara Pembangunan (PPP) menolak
Pemilu bisa segera menyelesaikan usulan dari Pemerintah. PDIP lebih
segala persiapan karena tahapan memilih tanggal yang diusulkan
Pemilu dan Pilkada akan dimulai oleh KPU, yaitu 21 Februari 2024.
pada Juni 2022. Pendaftaran partai Anggota Komisi II DPR RI Fraksi
politik dibuka pada 1-7 Agustus PDIP, Arief Wibowo, meminta
2022, penetapan daerah pemilihan Pemerintah mempertimbangkan
(dapil) pada 1 Januari-9 Februari
2023, pendaftaran calon anggota
ulang usulannya dengan alasan
bahwa tanggal yang diusulkan
2
DPD, DPR RI, dan DPRD pada pemerintah bertepatan dengan
1-14 Mei 2023, pendaftaran bakal bulan Ramadhan dan menjelang
pasangan calon Presiden dan Idul Fitri. Sementara itu, empat
calon Wakil Presiden pada 7-13 partai lainnya, yaitu Partai Golkar,
September 2023, penetapan Daftar Partai Gerindra, Partai Amanat
Pemilih Tetap pada 1-21 Juni 2023, Nasional (PAN), dan Partai Nasional
dan total masa kampanye (fisik dan Demokratik (Nasdem) mendukung
non fisik) pada 14 Oktober 2023-10 usulan Pemerintah agar pencoblosan
Februari 2024 (Kompas, 25 Januari Pemilu 2024 dilaksanakan 15
2022). Tulisan ini mengkaji beberapa Mei 2024 (cnnindonesia.com, 27
hal yang harus dipersiapkan KPU Desember 2021).
menjelang Pemilu dan Pilkada 2024. Ketika jadwal Pemilu 2024
belum mencapai kesepakatan,
Pra-Penetapan Jadwal Pemilu beberapa pengamat politik khawatir
dan Pilkada 2024 terhadap situasi tersebut. Anggota
Dalam pemerintahan negara KPU periode 2012-2017, Hadar
IndonPemerintah sedari awal Nafis Gumay, memperkirakan
mengusulkan beberapa opsi jadwal bahwa perjalanan tahapan Pemilu
Pemilu 2024 yaitu pertama, 24 pada tahun 2022 tidak akan
April; kedua, 8 Mei; dan ketiga, 15 berjalan lancar sebagaimana yang
Mei. Akhirnya ketiga opsi tersebut diharapkan. PKPU yang akan
diperas menjadi 1 opsi saja, yaitu diundangkan sangat mepet yang
pada 15 Mei 2024. Alasannya, berakibat substansi dari aturan
bila dilakukan pada 15 Mei, maka tersebut tidak matang. Sosialisasi
tahapan Pemilu akan baru dimulai dan bimbingan teknis juga menjadi
pada tahun 2023. Hal ini akan sangat terbatas yang mana hal ini
memberikan spare waktu pada akan menyebabkan pemahaman dari
tahun 2022 bagi Pemerintah untuk berbagai pemangku kepentingan
memulihkan ekonomi dalam rangka menjadi tidak sama dan berpotensi
penanggulangan Pandemi Covid 19. akan banyak terjadi sengketa pasca-
Pada pra-penetapan, di penerapan (kompas.id, 17 November
2021). dan Pilkada 2024 akan lebih berat
Setelah jadwal Pemilu pelaksanaannya bagi KPU. Salah
2024 ditetapkan, bukan berarti satu yang dapat dilakukan KPU
kekhawatiran tersebut dapat adalah mengusulkan penambahan
dilepaskan begitu saja. KPU tidak jumlah anggota Kelompok
boleh lengah dalam melakukan Penyelenggara Pemungutan Suara
persiapan agar Pemilu dan Pilkada (KPPS) agar dalam pemungutan
2024 dapat berjalan lebih baik suara dapat dilakukan pergantian
daripada Pemilu 2019 dan pilkada- atau shift jam kerja secara lebih
pilkada sebelumnya (terakhir adalah manusiawi.
Pilkada 2020 dan Pemungutan Kedua, melihat ada beberapa
Suara Ulangnya pada tahun 2021). kasus pada Pilkada 2020 di mana
Beberapa aspek yang harus menjadi terdapat pelanggaran pelaksanaan
perhatian dalam persiapan KPU Pilkada yang dilakukan oleh oknum
3 terutama bercermin dari pengalaman
pada Pemilu 2019 dan Pilkada 2020,
petugas KPPS, maka sudah saatnya
KPU memperketat seleksi dan
di mana masing-masing juga bersifat pendidikan bagi calon petugas KPU
serentak. di daerah. Hal ini dapat dilakukan
dengan berpedoman pada Peraturan
Hal-Hal yang Harus Dewan Kehormatan Penyelenggara
Dipersiapkan KPU Pemilihan Umum Republik
Persiapan KPU sebagai Indonesia Nomor 2 Tahun 2017
penyelenggara Pemilu dalam tentang Kode Etik dan Pedoman
menghadapi Pemilu dan Pilkada Perilaku Penyelenggara Pemilihan
2024, harus memerhatikan beberapa Umum. Dengan demikian, kasus
hal antara lain: pertama, beban semacam itu dapat dibuat minimal
KPU dalam menyelenggarakan potensinya pada Pemilu dan Pilkada
Pemilu dan Pilkada akan mirip 2024.
dengan pelaksanaan Pemilu 2019 Ketiga, Pemilu 2024 menjadi
dan Pilkada 2020. Pada Pemilu 2019, semakin rumit karena dihadapkan
banyak petugas KPU di lapangan pada situasi pandemi Covid-19.
yang sakit, bahkan meninggal Tingkat kesulitan yang dihadapi
dunia. Pada Pemilu 2019, tercatat penyelenggara Pemilu semakin
894 Petugas Pemilu yang meninggal meningkat eskalasinya. Hal ini
dunia, dan 5.175 Petugas Pemilu dikarenakan tidak hanya regulasi
yang jatuh sakit (kumparan.com, tentang jadwal pelaksanaan Pilkada
22 Januari 2020). Memang dalam 2024 yang perlu diubah, regulasi
setiap penyelenggaraan Pemilu, tentang penyelenggaraan Pemilu
petugas yang meninggal itu ada, maupun Pilkada di masa pandemi
tetapi berbeda dengan pada Pemilu juga harus diperkuat. Pelaksanaan
2019 yang jumlahnya sangat Pilkada 2020 di masa pandemi yang
besar. Refleksi tersebut hendaknya menyisakan sejumlah persoalan
menjadi pelajaran bagi DPR RI dan menunjukkan, regulasi yang
Pemerintah agar tidak mengulangi ada belum sepenuhnya mampu
terbentuknya suatu kondisi yang menyelesaikan masalah di berbagai
membuat hal itu berpotensi tahapan Pemilu. Oleh karena
terjadi kembali, apalagi Pemilu itu, KPU harus mempersiapkan
regulasi terkait pelaksanaan Pemilu suara di Tempat Pemungutan Suara
dan Pilkada pada masa pandemi. (TPS) difoto oleh Petugas KPPS
Demikian juga keberhasilan lalu diunggah ke Sirekap, masih
dalam menerapkan protokol terjadi kesalahan sistem membaca
kesehatan pada Pilkada 2020 harus hasil foto itu. Fakta ini diketahui
dipertahankan dan ditingkatkan. salah satunya oleh Perludem yang
Keempat, KPU tidak boleh melakukan tes langsung di lapangan
lengah kembali dalam verifikasi (cnnindonesia.com, 26 Agustus
calon peserta Pemilu dan Pilkada. 2020). Hal ini tentunya sangat
Pada Pilkada 2020, terjadi satu berbahaya bagi keabsahan atau
kasus yaitu di mana Bupati terpilih keautentikan hasil penghitungan
Kabupaten Sabu Raijua, Orient suara. Bila hal itu tidak disertai
P Riwu Kore, ternyata masih dengan cross check berkala secara
berstatus sebagai Warga Negara manual, maka demokrasi menjadi
Amerika Serikat. UU No. 10 Tahun
2016 tentang Pemilihan Kepala
terancam karena kesalahan teknis.
Jadi, faktor keamanan Sirekap
4
Daerah (UU Pilkada) Pasal 7 ayat 1 dalam pengertian tidak akan bisa
menyatakan bahwa kepala daerah diutak-atik oleh para hackers untuk
harus orang yang menyandang mengubah hasil penghitungan
kewarganegaraan Indonesia, suara belum cukup, karena potensi
dan dalam UU No. 12 Tahun kesalahan penghitungan suara
2006 tentang Kewarganegaraan ada pada Sirekap itu sendiri. KPU
Republik Indonesia Pasal 23 harus membuat suatu sistem pada
huruf h dinyatakan bahwa Warga Pemilu dan Pilkada 2024 yang
Negara Indonesia kehilangan hak dapat mencegah terulangnya kasus
kewarganegaraannya jika memiliki tersebut.
kartu identitas dari negara lain. Keenam, KPU harus
Kasus ini merupakan peringatan mencegah potensi terbitnya
keras bagi KPU untuk lebih cermat PKPU untuk Pilkada 2024 yang
dalam melakukan verifikasi calon terlambat sehingga akan sulit
peserta Pemilu dan Pilkada 2024. diimplementasikan oleh KPU di
Kelima, KPU harus daerah. Keterlambatan itu sempat
memperbaiki pelaksanaan teknis terjadi pada Pilkada 2020. Sejumlah
penghitungan suara di TPS, yang regulasi yang diterbitkan oleh
mana hal ini juga terkait dengan KPU untuk pelaksanaan berbagai
pendidikan bagi petugas KPPS. tahapan Pilkada 2020 menjadi
Evaluasi pelaksanaan Pilkada tidak efektif. Bahkan PKPU untuk
2020 dari beberapa kalangan Pilkada 2020 cenderung sulit
menunjukkan bahwa penerapan diimplementasikan oleh KPU daerah.
Sistem Rekapitulasi (Sirekap) yang Potensi keterlambatan terbitnya
dilakukan secara elektronik (e-rekap) PKPU untuk Pilkada 2024 juga harus
yang dipraktekkan KPU ternyata diperhitungkan bila jeda antara
masih belum dapat berfungsi Pemilu dengan Pilkada 2024 terlalu
optimal karena fitur-fiturnya belum sempit.
sempurna. Contoh, ketika Formulir
C1 Plano, yang merupakan hasil
rekapitulasi utama penghitungan
Penutup Referensi
Pasca penetapan jadwal “Akhiri Polemik Jadwal Pemilihan
dan tahapan Pemilu 2024, baik Umum 2024”, Kompas, 24 Januari
Pemilu Nasional maupun Pilkada 2022, hal. 2.
2024, maka KPU sebagai salah “E-Rekap Punya 4 Kelemahan,
satu penyelenggara Pemilu Perludem Usul Tetap Hitung
perlu mempersiapkan diri dalam Manual”, 26 Agustus 2020,
menghadapi pesta demokrasi yang https://www.cnnindonesia.
dilakukan secara serentak tersebut com/nasional/20200826150124-
dengan memerhatikan hal-hal yang 32-539549/e-rekap-punya-4-
telah diuraikan di atas. Dari sisi kelemahan-perludem-usul-tetap-
Pemerintah sendiri, harus mulai hitung-manual, diakses 6 April
melaksanakan percepatan reformasi 2021.
struktural dan memutakhirkan “Kepastian Jadwal Pemilu Akhiri
5 strategi pengamanan Pemilu dan Spekulasi”, Kompas, 25 Januari
Pilkada 2024. Terkait pengendalian 2022, hal. 1.
dampak pandemi Covid-19, “KPU di Refleksi Pemilu 2019”, 22
Pemerintah tinggal mengembangkan, Januari 2020, https://kumparan.
mengevaluasi, dan memperbaiki com/kumparannews/kpu-
pada masa pelaksanaan Pilkada 2020, di-refleksi-pemilu-2019-894-
yang mana juga terjadi pada masa petugas-meninggal-5-175-sakit-
pandemi. 1sgv4bLsTKn/2, diakses 20
Sedangkan Komisi II DPR RI Januari 2022.
perlu mengawasi persiapan KPU “KPU Gelar 16 Pemungutan Suara
pada setiap tahapannya. Poin- Ulang Pilkada 2020 Hingga
poin yang harus diawasi terutama Juli”, 28 April 2021, https://
terkait penyusunan personel KPU di www.cnnindonesia.com/nasio
daerah dan SDM KPU di lapangan; nal/20210428190303-32-636097/
kemudian pembuatan regulasi kpu-gelar-16-pemungutan-suara-
pelaksanaan Pemilu dan Pilkada ulang-pilkada-2020-hingga-juli,
2024 dalam situasi pandemi oleh tanggal 29 April 2021, diakses 21
KPU; rekrutmen Anggota KPU Juli 2021.
Kabupaten/Kota dan pendidikan “Penentuan Jadwal Pemilu Tak
atau sosialisasi bagi mereka; Serumit Sekarang”, 17 November
verifikasi calon peserta Pemilu 2021, https://www.kompas.
dan Pilkada 2024; pemutakhiran id/baca/polhuk/2021/11/17/
teknis dan sistem pemungutan penentuan-jadwal-pemilu-tak-
dan penghitungan suara; dan serumit-sekarang, diakses 18
ketepatan waktu dalam menerbitkan Januari 2022.
PKPU. Terkait rekrutmen Anggota Peraturan Dewan Kehormatan
KPPS, sebaiknya Komisi II DPR Penyelenggara Pemilihan
RI mendukung penambahan Umum Republik Indonesia No.
jumlah Anggota KPPS apabila 2 Tahun 2017 tentang Kode
KPU mengusulkan hal itu, dengan Etik dan Pedoman Perilaku
memberi catatan bahwa KPU Penyelenggara Pemilihan
harus mengimbanginya dengan Umum.
peningkatan kualitas Anggota KPPS.
“Sederet Fakta Pemungutan Suara Undang-Undang No. 12 Tahun
Ulang di Sejumlah Daerah”, 2006 tentang Kewarganegaraan
13 Desember 2020, https:// Republik Indonesia.
regional.kompas.com/ Undang-Undang No. 10 Tahun
read/2020/12/13/16454971/ 2016 Tentang Pemilihan Kepala
sederet-fakta-pemungutan- Daerah.
suara-ulang-di-sejumlah-
daerah?page=all, diakses 23 Juli
2021.
“Tarik Ulur Penetapan Jadwal
Pemilu 2024”, 22 Desember
2021, https://www.
cnnindonesia.com/nasion
al/20211222183137-32-737465/
tarik-ulur-penetapan-jadwal-
pemilu-2024/2, diakses 20
6
Januari 2022.

Aryojati Ardipandanto
aryojati.ardipandanto@dpr.go.id

Aryojati Ardipandanto, S.IP., menyelesaikan S1 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Langlangbuana (Yayasan Bhrata Bhakti Polri) Bandung (2003). Karya tulis ilmiah yang
pernah diterbitkan antara lain: "Implementasi Kekuasaan Politik Gubernur Joko Widodo
dalam Meningkatkan Praktek Good Governance"; "Kelemahan Pelaksanaan Pilpres 2014:
Sebuah Analisis", dan "Perspektif politik Kelembagaan dalam Kinerja Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah (KPID)"; “Perspektif Demokrasi pada Pilkada Serentak 2020 di Masa
Pandemi Covid-19”; Perspektif Kebijakan Politik pada Keamanan dan Jaminan Hak Pemda
dalam Telekomunikasi”; “Keterbukaan Informasi Publik dalam Perspektif Kekuasaan
Demokratis”; “Menciptakan Birokrasi yang Imparsial”; “Profesionalisme KPU dalam Pemilu
2019; Hal-hal yang Perlu Diperbaiki”; “Persandian di Pemerintah Daerah: Perspektif Kinerja
Politik Kekuasaan Demokratis”; “Tantangan dan Prospek Pilkada Serentak”; “Dampak
Politik Identitas pada Pilpres 2019: Perspektif Populisme”; “Kekuatan dan Kelemahan Politik
Jokowi dalam Menghadapi Pilpres 2019”; dan “Sinergitas Alat Kelengkapan DPRD Provinsi
Kalimantan Selatan dalam Pembuatan Perda”.

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai