Anda di halaman 1dari 2

Persiapan partai terhadap pemilihan legeslatif 2024

Oleh Putri Dwi Rahmadani

Menjelang 2024 Indonesia akan mempunyai gawe , banyak partai partai politik
yang mulai sibuk mengusungkan memilih calon anggota pemilu. Salah satunya
partai Nasdem Di daerah Kota Malang. Partai ini telah menyiapkan pemilihan
kandidat dengan memilih beberapa calon wali kota. Para kader Nasdem sepakat
mengusulkan enam keterwakilan untuk dicalonkan wali kota dan wawali pada
Pilkada serentak November 2024 nanti. Masing-masing dari internal Nasdem,
politisi, unsur wanita, unsur birokrasi, unsur akademisi, dan pengusaha. Selain itu
partai nasdem untuk menghadapi pemilu legeslatif melakukan rakercab yang
menghasilkan beberapa hasil mengenai target target perebutan kursi. Memiliki
target kursi untuk DPR RI di Dapil Malang Raya, sesuai dengan rekomendasi
Rakerda sebanyak dua kursi. Sedangkan untuk DPRD Provinsi sejumlah dua kursi
dan DPRD Kota Malang enam kursi. Selain itu persiapan yang dilakukan Partai
Nasdem adalah telah disepakati dengan seluruh pengurus DPC dapat membentuk
pengurus hingga tingkat RT. Hal itu untuk memenuhi target kursi yang telah
dicanangkan NasDem Kota Malang. nantinya pengurus NasDem akan ada hingga
tingkat RT, yang sudah di SK tiap DPC pengurusnya 25 kader, DPRT 25 kader. Yang
akhir tahun nanti akan di bentuk Koordinator RW sebanyak lima orang.
Sedangkan Koordinator RT ada dua kader yang akan di lantik.

Untuk persiapan yang dilakukan adalah menentukan tanggal. Dalam penentuan


tanggal pemilihan ini terdapat ketidak samaan pendapat antar kpu dengan
pemerintah , namun sekarang sudah ditetapkan bahwa pemilihan dapat
dilakukan di tanggal Jadwal dan tahapan Pemilu 2024 telah ditetapkan yaitu
Pemilu Nasional pada 14 Februari 2024, dan Pilkada pada 27 November 2024. Hal
ini berdasarkan kesepakatan DPR RI, Pemerintah, dan Komisi Pemilihan Umum
(KPU).

Rekrutmen anggota kpu perlu diperbaiki lagi , karena pada Pemilu 2019,
banyak petugas KPU di lapangan yang sakit, bahkan meninggal dunia. Pada Pemilu
2019, tercatat 894 Petugas Pemilu yang meninggal dunia, dan 5.175 Petugas
Pemilu yang jatuh sakit . Pemilu dan dan Pilkada 2024 akan lebih berat
pelaksanaannya bagi KPU. Salah satu yang dapat dilakukan KPU adalah
mengusulkan penambahan jumlah anggota Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS) agar dalam pemungutan suara dapat dilakukan
pergantian atau shift jam kerja secara lebih manusiawi.

Pelatihan juga perlu di persiapkan oleh kpu. KPU harus memperbaiki


pelaksanaan teknis penghitungan suara di TPS, yang mana hal ini juga terkait
dengan pendidikan bagi petugas KPPS. Evaluasi pelaksanaan Pilkada 2020 dari
beberapa kalangan menunjukkan bahwa penerapan Sistem Rekapitulasi (Sirekap)
yang dilakukan secara elektronik (e-rekap) yang dipraktekkan KPU ternyata masih
belum dapat berfungsi optimal karena fitur-fiturnya belum sempurna.

Dari kasus pilkada 2020 dimana terdapat pelanggaran pelaksanaan Pilkada


yang dilakukan oleh oknum petugas KPPS, maka sudah saatnya KPU memperketat
seleksi dan pendidikan bagi calon petugas KPU di daerah. Hal ini dapat dilakukan
dengan berpedoman pada Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum. Dengan demikian, kasus
semacam itu dapat dibuat minimal potensinya pada Pemilu dan Pilkada 2024.

Anda mungkin juga menyukai