Anda di halaman 1dari 3

TRANSFORMASI PEMILU

Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum (Pemilu)


mengisyaratkan pelaksanan pemungutan suara akan dilaksanakan pada tanggal 14
Februari 2024 nanti. Namun tahapan menuju pelaksanaan pemungutan suara telah
dilaksanakan sejak pertengahan tahun 2022 lalu. Sebagaimana amanat Undang-
Undang, dimana tahapan sebagaimana dimaksud dilaksanakan 20 bulan sebelum
pelaksanaan pemungutan suara berlangsung.

Indonesia sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, tentunya akan
menjadi pekerjaan berat bagi penyelenggara Pemilu dalam hal melaksanakan
seluruh rangkaian tahapan pemilu dimaksud. Sejarah Panjang Pemilu di Indonesia
yang dimulai sejak tahun 1955 hingga Pemilu tahun 2024 nanti, telah mengalami
transformasi yang cukup pesat.

Maklumat X yang dikeluarkan oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta pada


tanggal 3 November 1945, menjadi peletak dasar dilaksanakannya Pemilu
Nasional pertama di Indonesia, Pemilu tahun 1955 dilaksanakan pada tanggal 29
September untuk memilih Anggota DPR dan pada tanggal 25 Desember untuk
memilih Anggota Konstituante.
Selanjutnya pada periodesasi Orde Baru, pelaksanaan Pemilu telah dilaksanakan
sebanayak 6 (enam) kali yang dimulai sejak tahu 1971 hingga tahun 1997, Pemilu
dilaksanakan untuk memilih Anggota DPR, DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II,
sedangkan untuk Pemilihan Presiden dipilih oleh Anggota MPR.

Peristiwa Reformasi berakibat pada Lengsernya Presiden Soeharto pada tahun


1998, hal ini kemudian menjadikan Pemilu yang seharusnya dilaksanakan pada
tahun 2002, dipercepat atau dimajukan pada tahun 1999. Pada Periodesasi
Reformasi ini (Tahun 1999 sampai sekarang), Pemilu telah dilaksanakan sebanyak
5 (lima) kali, yakni pada tahun 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019.

Pemilu yang dilaksanakan pada tahun 2004 merupakan Pemilu pertama pasca
Perubahan Amanademen UUD 1945 dan sekaligus menjadi sejarah baru karena
pada pemilu tahun 2004, untuk pertama kalinya Presiden dipilih secara langsung
oleh rakyat dan juga dibentuknya Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Tantangan dan rintangan dari Pemilu ke Pemilu selalu menjadi dinamika
tersendiri bagi penyelenggara Pemilu, karena setiap pekalsanaan Pemilu, terdapat
petugas yang mengalami sakit bahkan meninggal dunia, puncaknya yaitu pada
saat peyelenggaraan Pemilu tahun 2019, dimana petugas yang sakit sebanyak
5.175 orang dan yang meninggal sebanyak 894 orang. Hal ini tentu menjadi
sejarah kelam bagi pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu di Indonesia.
Berdasarkan data Pemilu tahun 2019, jumlah pemilih yang terdaftar di Daftar
Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 192,8 Juta Pemilih yang menggunakan hak
pilihnya di 813.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 7.252
kecamatan atau 83.820 desa/kelurahan.

Selain itu terdapat 80 Daerah Pemilihan (Dapil) untuk 575 kursi Anggota DPR,
272 Dapil untuk 2.207 Kursi Anggota DPRD provinsi dan 2.206 Dapil untuk
17.610 kursi anggota DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan data tersebut, pada
Pemilu tahun 2024 nanti, tentunya akan mengalami penambahan jumlah DPT,
jumlah TPS, jumlah alokasi kursi DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota.
Sesuai Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan
Alokasi Kursi Anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota dalam
Pemilu Tahun 2024, terjadi peningkatan Dapil sebanyak 84 untuk 580 kursi
anggota DPR, 301 Dapil untuk 2.372 kursi anggota DPRD Provinsi, dan 2.325
Dapil untuk 17.510 kursi anggota DPRD kabupaten/kota, atau dengan kata lain
total keseluruhan Dapil sebanyak 2.710, dan total keseluruhan kursi aggota DPR,
DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota sebanyak 20.462 Kursi.

Dengan demikian maka peneyelenggara Pemilu memiliki tugas yang sangat besar
dan tentunya sangat berat. Dengan demikian maka dibutuhkan instrument yang
bisa membantu pelaksanaan penyelenggaraan pemilu nanti.

Perkembangan teknologi informasi menjadi sebuah kebutuhan dan tantangan


tersendiri dalam membantu melaksanakan tahapan penyelenggaraan pemilu, untuk
mendukung Pemilu tahun 2024 nanti, KPU telah menyediakan 8 (delapan)
aplikasi pendukung, diantaranya Sistem Informasi Partai Politik (Sipol), Sistem
Data Pemilih (Sidalih), Sistem Informasi Pencalonan (Silon), Sistem Rekapitulasi
Elektronik (Sirekap), Sistem Informasi Daerah Pemilihan (Sidapil), Sistem
Informasi Logistik (Silog), Sistem Informasi Dana Kampanye (Sidakam), dan
Sistem Informasi Anggota KPU dan Badan Adhoc (Siakba).
Dengan hadirnya aplikasi pendukung pelaksanaan pemilu tersebut, maka akan
sangat membantu petugas dalam melaksankan seluruh rangkaian tahapan pemilu
seeuai dengan jadwal tahapan pemilu sebagaimana tertuang pada Peraturan KPU
Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Umum Tahun 2024.

Dan yang terpenting adalah bisa meminimalisir jumlah petugas yang sakit dan
meninggal pada saat pelaksanaan seluruh rangkaian Pemilu.

Anda mungkin juga menyukai