Anda di halaman 1dari 11

Tantangan Kompleksitas Pemilu

2024 dan Strategi Pendidikan


Pemilih
Oleh:
I Kade Dewa Wiarsa Raka Sandi
Anggota KPU RI
Disampaikan pada Webinar
Dialog Virtual Serial 4
KPU Provinsi Sulawesi Tengah
Regulasi Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024

UU 7/2017 Tentang Pemilu UU 10/2016 Tentang Pilkada


Pasal 167 ayat 2, 3, 6 dan 7 Pasal 201 ayat (8)

(8) Pemungutan suara serentak nasional


(2) Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara
pemilu ditetapkan dengan keputusan KPU. dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta
Walikota dan Wakil Walikota di seluruh
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara serentak wilayah Negara Kesatuan Republik
pada hari libur atau hari yang diliburkan secara Indonesia dilaksanakan pada bulan
nasional. November 2024.
(6) Tahapan Penyelenggaraan pemilu sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dimulai paling lambat
20 (dua puluh) bulan sebelum hari pemungutan
suara.
Catatan:
(7) Penetapan Pasangan calon terpilih paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum Masa Jabatan Presiden selesai tanggal 20 Oktober
berakhirnya masa jabatan presiden dan Wakil 2024
Presiden.
HARI PEMUNGUTAN SUARA

PEMILIHAN UMUM
(Presiden dan Wakil
Presiden, DPR, DPD,
dan DPRD

14 FEBRUARI 2024

Berdasarkan penilaian risiko tahapan, didapat kesimpulan bahwa pelaksanaan Pemilu Tahun
2024 pada bulan Februari memiliki tingkat risiko yang lebih rendah apabila dilaksanakan
secara serentak dengan Pemilihan Tahun 2024
Pertimbangan Penetapan Jadwal Hari Pemungutan Suara

Memberikan ketersedian
Waktu tahapan Pemilu dan waktu penyelesaian
Pemilihan Serentak 2024 sengketa Pemilu legislatif
yang dilaksanakan relatif dan Penetapan Hasil Pemilu
bersamaan dan saling
beririsan

Adanya waktu bagi partai


Memperhatikan beban kerja politik untuk melakukan
penyelenggara di setiap konsolidasi dalam rangka
tingkatan terutama badan menyiapkan Paslon yang
adhoc yang melaksanakan akan diusung dalam
kegiatan teknis di lapangan,
rekrutmen dan masa kerja Pemilihan
badan adhoc

Pertimbangan lain
Penyediaan dan proses 1. Agar hari pemungutan suara tidak bertepatan pada kegiatan
distribusi logistik keagamaan (Bulan Ramadhan)
Pemilu/Pemilihan Serentak 2. Rekapitulasi Penghitungan Suara tidak bertepatan dengan hari
2024
raya keagamaan (Idul Fitri)
Tahapan Penyelenggaraan Pemilu

Perencanaan program dan anggaran serta penyusunan


1 peraturan pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu 7 Masa Kampanye Pemilu

2 Pemuktahiran data Pemilih dan Penyusunan daftar


Pemilih 8 Masa Tenang

3 Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu


9 Pemungutan dan Penghitungan Suara

4 Penetapan Peserta Pemilu


10 Penetapan hasil Pemilu

5 Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan


11 Pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil
Presiden serta Anggota DPR, DPD, DPRD
6 Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota
DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
Provinsi dan DPRD Kabupaten Kota

UU 7/2017 Pasal 167 ayat 6 UU 7/2017 Pasal 167 ayat 8


Tahapan Penyelenggaraan Pemilu dimulai paling lambat 20 Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian tahapan
(dua puluh) bulan sebelum hari pemungutan suara Penyelenggaraan Pemilu dan Pemungutan Suara diatur
dengan Peraturan KPU
Sumber : UU No 7 Tahun 2017 Pasal 167 ayat 4
TANTANGAN PEMILU & PEMILIHAN SERENTAK 2024

01 Disinformasi dan
berita Hoax
02 Politik Transaksional.
03 Politik Identitas/SARA
04 Ancaman Golput
Meskipun Golongan putih
Istilah ini mengacu pada Adalah tukar menukar barang Politik identitas mengacu pada cara (golput) juga merupakan
informasi atau data palsu yang dan/atau jasa antara para politikus berpolitik yang menjadikan identitas ras, sebuah bentuk sikap politik
sengaja disebarkan untuk dengan konstituen yang diwakili agama, etnis, sosial atau budaya Pemilih, namun sedapat
untuk membentuk opini baru ataupun dengan partai politik untuk tertentu sebagai alat untuk mencapai mungkin hal tersebut dapat di
tentang suatu hal. Dalam mendapatkan dukungan maupun kepentingan atau tujuan tertentu. tekan seminimnya. Karena
konteks Pemilu, disinformasi konsensus bersama. Politik identitas seringkali menjadi tingginya tingkat golput
dan berita hoax biasanya Implikasinya adalah: penyebab utama munculnya konflik menunjukkan protes/
digunakan untuk mengarahkan 1. Biaya politik tinggi sosial di tengah masyarakat terutama ketidaksetujuan Pemilih
Pemilih untuk menyukai atau 2. Korupsi, Kolusi, Nepotisme pada masa Pemilu dan Pemilihan. terhadap sistem politik yang
membenci kelompok/sosok meningkat Konflik sosial tersebut diantaranya: ada. Bahkan dapat juga berarti
tertentu. 3. Rakyat menjadi sengsara karena - Pengerahan massa untuk ketidakpercayaan Pemilih
Hal ini perlu di tanggulangi orientasi penguasa bukan pada mempengaruhi hasil pemilihan terhadap Penyelenggara
karena dapat menimbulkan kesejahteraan rakyat - Ancaman/tindak kekerasan thd Pemilu. Oleh karena itu harus
perpecahan dikalangan pemilih/penyelenggara dihindari agar hasil pemilu
masyarakat dan menjadikan - Bentrokan antar pendukung mendapatkan legitimasi dari
Pemilu tidak lagi sebuah - Perusakan fasilitas umum Pemilih dan rakyat secara
kompetisi yang sportif. - Masyarakat terpecah belah, keseluruhan
- Situasi politik rentan ditunggangi
agenda politik pihak-pihak yang
tidak bertanggung-jawab
KOMPLEKSITAS PENYELENGGARAAN PEMILU SERENTAK 2024

Penyelenggaraan Badan Adhoc Logistik


• Tahapan Pemilu dan • Beban kerja yang berat • Ketersediaan anggaran
Pemilihan akan berbarengan • Irisan pekerjaan Pemilu sesuai dengan tahapan
dengan tahapan seleksi dan Pemilihan Serentak pengadaan dan distribusi
Anggota KPU Tahun 2023 dan • Kerumitan pengelolaan
2024 logistic
• Masa kerja Timsel KPU • Terdapat potensi
Kab/Kota yang terbatas keterlambatan

Pemutakhiran Data Pemilih Anggaran Sarana dan Prasarana

Data kependudukan belum Keterbatasan anggaran Kondisi kantor, Gudang dan


lengkap dalam persiapan hingga alat transportasi harus
Mengintegrasikan DPT luar pelaksanaan Pemilu dan diselesaikan tahun 2022
negeri dengan sistem informasi Pemilihan 2024 atau palinglambat awal
DPT Dalam Negeri 2023
Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan
“Dari Desa Untuk Demokrasi, Dari Desa Untuk Indonesia”

Program ini di gagas sebagai salah satu Strategi


Pendidikan Pemilih guna mencegah dan
menanggulangi beragam tantangan Pemilu dan
Pemilihan yang berkembang di tengah masyarakat.
Dengan program ini diharapkan dapat membentuk
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif
sekaligus menjadi Pemilih yang mandiri dan rasional
sehingga menjadi sebuah gerakan kepedulian
terhadap proses demokrasi yang lebih baik di
Indonesia
Strategi Sosialisasi dan Program Pendidikan Pemilih

Langsung

Sosialisasi di Kantor KPU, RPP KPU, Luar Program Kegiatan


Kantor, Lokasi Basis Pemilih, Perguruan Tinggi, Pendidikan Pemilih
Sekolah, Pesantren, Basis Komunitas, Festival,
Kompetisi, dll Desa Peduli Pemilu dan Pendidikan kepada
Pemilihan Basis Pemilih tertentu
Pembuatan alat peraga menggunakan flyer,
(perempuan, marjinal,
booklet, pamflet, poster, banner dll Sekolah/Kelas Pemilu terdampak bencana
alam dan non alam,
KPU Goes To School, disabilitas, pemilih
Tidak Langsung
Campus, Pesantren pemula dan lain-lain
Streaming medsos KPU, Webinar, Media Seminar, Workshop,
Elektronik (Radio, TV), Iklan Layanan Relawan Demokrasi
FGD
Masyarakat, Podcast, Media Cetak, Media
Daring, Media Luar Ruang, Aplikasi RPP Pembuatan alat peraga
Rumah Pintar Pemilu
Digital, WA Grup Bakohumas Pendidikan kepemiluan
Fasilitasi Kunjungan
Penerbitan buku materi Pendidikan pemilih
Pemilih ke RPP
Postingan materi Pendidikan pemilih di laman
KPU/medsos KPU
Sinergi dan Kolaborasi dengan
Para Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Dalam
Melaksanakan Pendidikan Pemilih

10
Terima Kasih

http://kpu.go.id @KPURepublikIndonesia @KPU_ID kpu_ri

Anda mungkin juga menyukai