Anda di halaman 1dari 25

MENELISIK POTENSI

PELANGGARAN TAHAPAN
MASA KAMPANYE
DAN MANAGEMEN
STRATEGI
PENANGANANYA
Advokat/Pegiat Pemilu
Ketua Bawaslu RI Periode 2017-
2022
PENGATURAN PEMILU dan pemilihan

PEMILU
- Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
- Perppu No. 1 Tahun 2022
- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 Perbahan UU Pemilu

PEMILIHAN
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang,
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020
ATURAN KAMPANYE

a. PKPU Nomor 15 Tahun 2023


b. PKPU Nomor 20 Tahun 2023
c. PERBAWASLU No. 11 Tahun 2023
TUGAS, WEWENANG BAWASLU
Pencegahan pelanggaran dan sengketa

Pengawasan tahapan pemilu

Penindakan pelanggaran

Penyelesaian sengketa proses


SYARAT KAPASITAS PENGAWAS PEMILU

• Memiliki kemampuan dan keahlian berkaitan dengan penyelenggaraan


Pemilu
• Kemampuan dan keahlian ketatanegaraan
• Kemampuan dan keahlian kepartaian
• Kemampuan dan keahlian kepengawasan pemilu
DEFINISI KAMPANYE
 Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh
peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program, dan
atau citra diri peserta pemilu.
 Kampanye Pemilihan yg selanjutnya disebut Kampanye adalah : kegiatan utk meyakinkan
Pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program calon Gubernur, calon Bupati dan
calon Walikota.
 Citra diri adalah : setiap alat peraga atau materi lainnya yang mengandung unsur logo
dan/atau gambar serta nomor urut Peserta Pemilu.
 Kampanye harus dilakukan dengan hal-hal berikut :
1. Jujur
2. Terbuka
3. Dialogis
 Kampanye juga merupakan wujud dari Pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan
secara bertanggung jawab.
MENGAPA TAHAPAN KAMPANYE
MENJADI TAHAPAN KRUSIAL?
Merupakan tahapan untuk menyampaikan visi, misi, program, dan atau
1 citra diri peserta pemilu serta sebagai bagian dari pendidikan politik
masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggungjawab
Tahapan untuk memengaruhi pemilih untuk menentukan pilihan dan
2 kampanye juga dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pemilu

3 Peserta pemilu/tim kampanye memiliki tujuan yang sama untuk menarik


suara rakyat

4 Tahapan penentu pada hari pemungutan suara


MASA TAHAPAN KAMPANYE DARI
PEMILU KE PEMILU

2009 2014 2019 2024


Pileg dan Pilpres
Pileg Pileg Pileg dan Pilpres
28 Nov 2023 sd
8 Juli 2008 – 2 11 Januari – 5 23 September 11 Feb 20245
April 2009 (269 April 2014 (85 2018 – 13 April
(75 Hari)
hari) hari) 2019 (203 hari)

Pilpres Pilpres
13 Juni – 14 Juli 3 Juni – 5 Juli
2009 (32 hari) 2014 (33 hari)
TEMPLATE PENETAPAN DCT DAN
KAMPANYE

Masa
Penetapan Penetapan Tunggu Masa
parpol DCT 25 Hari tenang

14 Des 22 3 Nov 23 28 Nov 23 10 Feb 24 14 Feb 24

Perubahan Kampanye Pemunguta


jadwal DCT n Pileg dan
pileg pasca Pilpres
Perpu
METODE KAMPANYE PEMILU
(UU 7 TAHUN 2017)?
a. Pertemuan terbatas
b. pertemuan tatap muka
c. Penyebaran bahan kampanye pemilu kepada umum
d. Pemasangan alat peraga kampanye di tempat umum
e. Media sosial
f. Iklan media massa cetak, media massa elektronik dan internet
g. Rapat umum
h. Debat pasangan calon tentang materi kampanye pasangan calon
i. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye pemilu dan
ketentuan peraturan per-UU-an
a. Persoalan tenggat waktu kampanye yang didalamnya terdapat
irisan dengan proses pelanggaran administrasi pemilu,
penyelesaian sengketa proses pemilu dan juga terkait aturan
penanganan pelanggaran dan penyelesaian sengketa proses telah
diatur secara khusus dalam UU 7 tahun 2017 sehingga kalau
POTENSI waktu kampaye 75 hari akan tidak memberikan jaminan
kepastian hukum untuk para peserta pemilu yang mencari
MASALAH keadilan
TERKAIT b. Potensi masalah kampanye diluar jadwal.

DURASI c. Beban kerja penyelenggara terutama penyelenggaraan (ad hoc)


sangat berat waktunya terbatas dan akan berpotensi kelelahan
KAMPANYE sampai menyebabkan meninggal dunia (pengalaman pemilu
2019 894 orang meninggal, 5.175 orang sakit)
75 HARI d. Potensi managemen logistik (Perencanaan, produksi, sortir
sampai distribusi logistik) tidak tepat waktu sehingga dapat
menyebabkan pelaksanaan pemungutan suara tidak serentak
(pengalaman banyaknya temuan bawaslu pada pemilu 2019
terkait rekom PSU 1.114 TPS, PSS 2293 TPS, PSL 384 TPS)
e. Potensi pencetakan APK dan bahan kampanye tidak sesuai
POTENSI ketentuan (Misalnya tidak tepat waktu)

MASALAH f. Potensi akan menutup ruang dialog bagi para kandidat dan
pemilih. Proses mengenal dan mempelajari visi misi para calon
TERKAIT kandidat tidak cukup , mengingat pelaksanaan pemilu 2024
dilaksanakan serentak antara pemilihan presiden dan calon anggota
DURASI legislatif, DPR, DPD, ditambah DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota (zonasi kampanye tatap muka dan dialog terbatas
KAMPANYE waktunya, dimana pileg dan pilpres serentak kampanye).
75 HARI g. Akan menjadi alasan bagi pihak pihak yang undang klarifikasi
bawaslu utk kepentingan proses hukum untuk menunda tidak hadir
dengan alasan memaksimalkan waktu kampamye yang pendek.
HAK PUBLIK Mengetahui tract record
ATAS candidat
KAMPANYE Mengetahui Visi Misi Candidat
 PASAL 492
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kampanye di luar
jadwal yang telag di tetapkan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kab/Kota untuk setiap peserta pemilu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 276 ayat (2) , dipidana dengan pidana kurungan paling
KAMPANYE lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 12.000.000,- (dua
belas juta rupiah).
DILUAR
JADWAL - Pasal 276 (2) intinya Methode Kampanye :
(f) klan Media Massa Cetak, media Massa Electronik, dan Internet
(g) Rapat umum
- Dilaksanakan selama 21 hari dan berahir sampe dengan
dimulainya Masa tenang
SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN POLITIK
SEBELUM KAMPANYE

Pasal 79 PKPU  Pemasangan bendera Parpol Peserta Pemilu dan


15/2023 nomor urutnya
 Pertemuan terbatas.
 Dilarang : - memuat ajakan
-mengungkapkan Citra diri
1. Mempersoalkan dasar negara Pancasuila , Pembukaan UUD 45, dan bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan NKRI.
3. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau peserta
pemilu lainnya.
LARANGAN 4. Menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat.

DALAM 5.
6.
Mengganggu ketertiban umum
Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan
KAMPANYE kekerasan kpd seseorang sekelompok anggota masyarakat, dan/atau
Peserta pemilu lainnya.
7. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye peserta Pemilu .
8. Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah dan tempat pendidikan.
9. Membawa atau menggunakan tanda gambar dan /atau atribut selain dari
tanda gambar dan/atau atribut Peserta pemilu yang bersangkutan.
10. Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta
kampanye pemilu.
PELANGGARAN
ADMINISTRASI PEMILU
Verifikasi
Pencocokan
administrasi
dan penelitian
dan faktual
daftar pemilih
partai politik

Pelanggaran terhadap tata Parpol atau


Verifikasi paslon tidak
cara, prosedur, atau faktual syarat menyampaikan
bakal calon LADK atau
mekanisme LPPDK

yang berkaitan dengan


administrasi pelaksanaan Pemasangan Kekeliruan
Pemilu dalam setiap tahapan APK tidak
sesuai prosedur
menginput
hasil
Penyelenggaraan atau Kampanye penghitungan
tanpa STTP suara
Pemilu
1. Perbaikan administrasi terhadap tata
cara, prosedur, atau mekanisme sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SANKSI 2. Terguran tertulis.
ADMINISTRA
3. Tidak dikut sertakan pada tahapan
S tertentu dalam penyelenggara Pemilu.
4. Sanksi administrasi lainnya sesuai
dengan ketentuan dal;am undang-
undang ini.
 MONEY POLITIK
 HOAK DAN UJARAN KEBENCIAN
ISU ISU  POLITISASI SARA DAN POLITIK
KRUSIAL IDENTITAS
LAINYA  PENYELAHGUNAAN WEWENANG
 NETRALITAS ASN
1. Sosialisasi regulasi pemilu hususnya
terkait tahapan kampanye kepada
seluruh peserta pemilu.
STRATEGI 2. Koordinasi dan bangun sinergitas
YANG HARUS dengan steakholder yang berhubungan
DILAKUKAN dengan penyelenggaraan pemilu (KPU,
Polisi, Satpol PP dll)
3. Memegang prinsip profesional,
obyektif dan Mandiri.
 Berorientasi pada perlindungan hak politik: hak untuk memilih
PRINSIP (right to vote) dan hak untuk dipilih (right to be candidate).
PENANGANAN  Menjamin kepastian hukum.

PELANGGARA  Memberikan kemudahan bagi kandidat dan masyarakat dalam


menyampaikan laporan (aksesibilitas).
N PEMILU  Transparan, di mana proses dan hasilnya mudah diketahui.
 Proses penanganan pelanggaran yang cepat dan efektif.
 Penanganan pelanggaran berbasis teknologi.
ALUR DAN WAKTU PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU

PEMBAHASAN III
PEMBAHASAN I PEMBAHASAN II
14 HARI 3 HARI 5 HARI

PENGKAJIAN
BAWASLU PENYIDIKAN PENUNTUTAN

7+7 HARI SETELAH 3 HARI


DIREGISTRASI

7 HARI 7 HARI

PENGADILAN PENGADILAN
TINGGI NEGERI
PEMBAHASAN IV

TOTAL WAKTU 3 HARI 3 HARI


59 HARI KERJA PERMOHONAN
BANDING
ALUR DAN WAKTU PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN

PEMBAHASAN III
PEMBAHASAN I PEMBAHASAN II
14 HARI 3 HARI 5 HARI

PENGKAJIAN
BAWASLU PENYIDIKAN PENUNTUTAN

3+2 HARI KALENDER 3 HARI


SETELAH DIREGISTRASI

7 HARI 7 HARI

PENGADILAN PENGADILAN
TINGGI NEGERI

TOTAL WAKTU 3 HARI 3 HARI


5 HARI KALENDER PERMOHONAN
45 HARI KERJA BANDING
SYARAT FORMAL DAN MATERIEL LAPORAN

FORMAL MATERIEL
1. Nama dan Alamat 1. Waktu dan Tempat
Pelapor; kejadian dugaan
2. Pihak Terlapor; dan pelanggaran Pemilu
3. Waktu penyampaian 2. Uraian kejadian
tidak melebihi jangka dugaan pelanggaran
waktu Pemilu; dan
(Pasal 15 ayat 3) 3. Bukti
Daluarsa laporan 7 hari (Pasal 15 ayat 4)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai