4
10 KABUPATEN/KOTA RAWAN TINGGI
PER DIMENSI IKP
HUKUM LAIN
Pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan lainnya (Tidak Diregister, Kecuali
masih bertalian dengan Pelanggaran Pemilu)
ETIK
Pelanggaran terhadap etika penyelenggaraan pemilu
yang berdasarkan sumpah dan/atau janji sebelum
menjalankan tugas sebagai penyelengagra pemilu.
ADMINISTRASI
Pelanggaran terhadap tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan dengan administratif pelaksanaan
Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu
Potensi Pelanggaran
Penyusunan DPTb dan DPK Pemilu
Tahun 2024
1. Pendaftaran pemilih dengan informasi palsu atau dokumen palsu adalah
pelanggaran serius. Ini dapat mencakup penggunaan identitas palsu atau
dokumen palsu untuk mendaftar sebagai pemilih tambahan.
2. Pendaftaran Ganda. Pemilih yang mencoba mendaftar di dua tempat yang
berbeda untuk memungkinkan mereka memberikan dua suara adalah bentuk
pelanggaran.
3. Pendaftaran Orang Mati:. Pendaftaran pemilih yang sudah meninggal adalah
pelanggaran. Ini bisa terjadi jika data pemilih tidak diperbarui secara berkala.
4. Pendaftaran pemilih tanpa izin atau pengetahuan mereka adalah pelanggaran.
Ini bisa diambil contoh seperti pemungutan suara atas nama orang lain tanpa
izin mereka.
5. Manipulasi data dalam DPTB dan DPK, seperti mengubah informasi pemilih
tanpa izin mereka, adalah pelanggaran.
6. Diskriminasi terhadap kelompok tertentu dalam proses pendaftaran atau
penolakan pemilih berdasarkan alasan diskriminatif adalah pelanggaran.
7. Intimidasi dan Ancaman. Upaya untuk mengintimidasi atau mengancam pemilih
atau petugas yang terlibat dalam penyusunan DPTB adalah pelanggaran yang
serius.
8. Ketidaknetralan Petugas. Jika petugas yang terlibat dalam penyusunan DPTB
tidak netral dan memihak satu kandidat atau partai politik, itu juga merupakan
pelanggaran.
POTENSI PELANGGARAN
PIDANA TAHAP
PENYUSUNAN DPTB dan
Memberikan Keterangan yang Tidak Benar dalam
Penyusunan Daftar Pemilih
DPK
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan
keterangan yang tidak benar mengenai diri sendiri atau diri
orang lain tentang suatu hal yang diperlukan untuk
pengisian daftar Pemilih sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 203, dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
(Pasal 488 UU 7 tahun 2017 tentang Pemilu)
Setiap orang yang dengan kekerasan, dengan ancaman kekerasan, atau dengan menggunakan kekuasaan
PENYUSUNAN DPTB
yang ada padanya pada saat pendaftaran Pemilih menghalangi seseorang untuk terdaftar sebagai Pemilih
dalam Pemilu menurut Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
(Pasal 511 UU 7 tahun 2017 tentang Pemilu)
Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan/atau PPLN yang
PENYUSUNAN DPTB
tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, dan/atau Panwaslu LN dalam
melakukan pemutakhiran data Pemilih, penyusunan dan pengumuman daftar pemilih
sementara, perbaikan dan pengumuman daftar pemilih sementara hasil perbaikan,
penetapan dan pengumuman daftar pemilih tetap, daftar pemilih tambahan, daftar pemilih
khusus, dan/atau rekapitulasi daftar pemilih tetap yang merugikan Warga Negara Indonesia
yang memiliki hak pilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 220 ayat (2), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah).
(Pasal 512 UU 7 tahun 2017 tentang Pemilu)
POTENSI
PELANGGARAN
PIDANA TAHAP
Memalsukan Data dan Daftar Pemilih
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum memalsukan
PENYUSUNAN DPTB
data dan daftar pemilih, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
(Pasal 554 UU 7 tahun 2017 tentang Pemilu)
POTENSI
PELANGGARAN
PIDANA TAHAP
Menambah atau Mengurangi Daftar Pemilih dalam Pemilu Setelah
Ditetapkanya Daftar Pemilih Tetap
PENYUSUNAN DPTB
Setiap anggota KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan/atau
PPLN yang dengan sengaja menambah atau mengurangi daftar pemilih dalam
Pemilu setelah ditetapkannya Daftar Pemilih Tetap, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah
(Pasal 545 UU 7 tahun 2017 tentang Pemilu)
TERIMA KASIH