PENEGAKAN

HUKUM
PERAN KEJAKSAAN DALAM PENPENYELENGGARAAN
PEMILU 2024
VS
KRIMINALISASI
DASAR HUKUM
• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara
Pemilihan Umum
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
• Instruksi Jaksa Agung Nomor 6 Tahun 2023
tentang Optimalisasi Peran Kejaksaan Republik
Indonesia Dalam Mendukung dan Menyukseskan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Serentak Tahun
2024
• Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan
dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Tahun 2024.
• Peraturan Bawaslu Nomor 31 Tahun 2018
 Penyelenggara Pemilu
Lembaga yang menyelenggarakan
Pemilu yang terdiri atas KPU,
BAWASLU dan DKPP .
(Pasal 1 angka 7 UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan
Umum sebagaimana telah diubah menjadi UU No.7
Tahun 2023)
ASAS PEMILU
Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,
Jujur dan Adil.
(Pasal 2 UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
sebagaimana telah diubah menjadi UU No.7 Tahun 2023)
Kampanye Pemilu
Adalah Kegiatan Peserta Pemilu atau
pihak lain yang ditunjuk oleh peserta
pemilu untuk meyakinkan pemilih
dengan menawarkan visi, misi, program
dan/atau citra diri peserta pemilu.
(Pasal 1 angka 35 UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
telah diubah menjadi UU No.7 Tahun 2023)
a. Kampanye diluar masa kampanye
b. Kampanye sesuai jadwal kampanye
c. Kampanye diluar jadwal kampanya
 Perinsip Pemilu Menurut International Institute for
democracy and electoral assistance (International IDEA
PERINSIP PEMILU 2002)
Yaitu :
1. Menggunakan standar pemilu yang diakui secara
internasional
2. Harus ada kerangka hukum Pemilu yang dimiliki oleh
a. Mandiri masing-masing Negara
b. Jujur 3. Memiliki Sistem Pemilu yang Jelas
c. Adil 4. Ada Penetapan Batasan
5. Hak untuk dipilih dan memilih
d. Berkepastian Hukum
6. Memiliki Badan Pelaksana Pemilu
e. Tertib 7. Ada pendaftaran Pemilih dan Daftar Pemilih
f. Terbuka 8. Akses suara bagi partai politik dan para kandidat
g. Proporsional 9. Kampanye Pemilu yang Demokratis
10. Akses kemedia dan kebebasan berekspresi
h. Profesional
11. Pembiayaan dan Pengeluaran Pemilu
i. Akuntabel 12. Pemungutan Suara
j. Efektif 13. Penghitungan dan Menstabulasikan suara
k. Efisien 14. Ada peranan perwakilan partrai dan kandidat
15. Ada Pemantau Pemilu
(Pasal 3 UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum 16. Ada Kepatuhan terhadap penegakan undabn-undang
sebagaimana telah diubah menjadi UU No.7 Tahun 2023) pemilu
 Pengaturan Penyelenggaraan Pemilu bertujuan untuk :
TUJUAN PEMILU a. Memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis
b. Mewujudkan Pemilu yang Adil dan Berintegritas
c. Menjamin Konsistensi Pengaturan Sistem Pemilu
d. Memberikan Kepastian Hukum dan mencegah Duplikasi, dan
e. Mewujudkan Pemilu yang Efektif dan Efisien

(Pasal 4 UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah
menjadi UU No.7 Tahun 2023)

Peserta Pemilu Partai Politik untuk Pemilu Anggota DPR, Anggota DPRD
Propinsi, Anggota DPRD Kabupaten/Kota, Perseorangan untuk
Pemilu Anggota DPD, dan Pasangan Calon yang diusulkan
oleh partai politik atau gabungan partai politik untuk Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden

(Pasal 1 angka 27 UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum)

Unsur Utama Pemilu yang Berintegritas

REGULASI YANG JELAS

PESERTA PEMILU YANG
KOMPETEN

BIROKRASI YANG
PENYELENGGARA
NETRAL
PEMILU YANG
BERINTEGRITAS
PERAN KEJAKSAAN DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILU 2024

• Melakukan langkah-langkah sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya

masing-masing bidang;
• Melakukan pemetaan terhadap potensi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
(AGHT);
• Melakukan langkah-langkah strategis yang berkaitan dengan PEMILU;
• Melakukan identifikasi dan inventarisasi terhadap segala bentuk potensi tindak
pidana pemilihan umum;
• Penanganan laporan tindak pidana korupsi yang melibatkan calon Presiden, calon
Wakil Presiden, calon Kepala Daerah, dan calon anggota Legislatif dilakukan secara
cermat dan hati-hati;
• Menunda proses penyelidikan dan penyidikan tindak pidana terhadap peserta pemilu;
• Melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan
pelaksanaan pemilihan umum;
• Menjaga dengan sungguh-sungguh marwah penegakan hukum untuk tidak digunakan
sebagai alat kepentingan dan/atau politik praktis bagi kelompok manapun;
PROYEKSI AGHT PELAKSANAAN PEMILU 2024
MONEY PENGADAAN DISTRIBUSI
BLACK CAMPAIGN
POLITICS LOGISTIK LOGISTIK
PEMILU
• Berita Bohong, • Kompleksitas
• Jalan pintas
palsu, negatif, pengadaan logistis. • Menjadi aspek
meraup suara,
menyesatkan dan Indeks Kerawanan
menciderai esensi
menerapkan • Penyedia yang Pemilu tertinggi
Demokrasi.
politik identitas tidak Kredibel. (dengan skor
• Diatur dalam
memanfaatkan isu 98,38).
Pasal 515 dan
SARA. • Kualitas Logistik • Keadaan
Pasal 523 UU
• Potensi konflik Geografis.
Pemilu.
horizontal.

KESIAPAN SUMBER WAKTU GUGATAN/ DAFTAR PEMILIH

DAYA MANUSIA PENANGANAN TP SENGKETA PEMILU TETAP (DPT) &
PEMILU SINGKAT PARTISIPASI PEMILIH

• Integritas dan • Maksimal 52 hari • Kekosongan

Dedikasi Petugas. (1 hari penyelidikan, Hukum. • Kecermatan dan
• Kesehatan Petugas. 25 hari penyidikan, • Kurangnya Kehati-hatian dalam
• Kemampuan, 20 hari persidangan ketaatan atas mengakomodir hak
Keterampilan dan pertama dan banding aturan. pilih dan
Pendidikan Petugas serta 6 hari eskekusi . • Lemahnya Pemutakhiran Data
penegakan Pemilih.
terhadap aturan
PROGRAM PRIORITAS
DI BIDANG POLITIK
PROGRAM PRIORITAS Pencegahan tindak pidana korupsi
NASIONAL
• OPTIMALISASI 543 POSKO
PEMILU KEJAKSAAN
PROGRAM STRATEGIS • SOSIALISASI  NETRALITAS
ASN
(SESUAI TUSI) • PEMANTAUAN AGHT
PENYELENGGARAAN
PEMILU
• SUPPORT PENGAMANAN
PROGRAM PENEGAKAN HUKUM TP
PEMILU & PEMILIHAN
STRATEGIS • PEMANTAUAN BLACK
CAMPAIGN

LAINNYA
 TINDAK
PIDANA
PEMILU
PASAL 488 s/d PASAL 554
UURI NO. 7 TAHUN 2017
BEBERAPA CONTOH TINDAK PIDANA PEMILU:

PASAL KETENTUAN PIDANA

491 MENGACAUKAN, MENGHALANGI, ATAU MENGGANGU JALANNYA KAMPANYE
492 KAMPANYE DI LUAR JADWAL
493 MELIBATKAN PEJABAT SIPIL, TNI/POLRI DALAM KAMPANYE
495 (1)PELAKSANAAN KAMPANYE
(2)MENGGANGGU PELAKSANAAN KAMPANYE

496 MEMBERIKAN LAPORAN TIDAK BENAR TENTANG DANA KAMPANYE

511 MENGHALANGI SESEORANG TERDAFTAR SEBAGAI PEMILIH DENGAN CARA
KEKERASAN, ANCAMAN KEKERASAN

515 MONEY POLITIC

523 TIM KAMPANYE DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN UANG (MONEY POLITIC)
525 (2) PESERTA PEMILU YANG TIDAK MELAPORKAN KELEBIHAN SUMBANGAN
KEPADA KPU, DLL….
BEBERAPA CONTOH TINDAK PIDANA PEMILU.. (2)

PASAL KETENTUAN PIDANA

527 PSERETA PEMILU MENERIMA SUMBANGAN PEMILU DARI PIHAK LAIN SECARA
TIDAK BERHAK

528 PESERTA PEMILU YANG TIDAK MELAPORKAN DANA KAMPANYE

547 (PETAHANA) MERUGIKAN SALAH SATU PASANGAN CALON
552 (2) PIMPINAN PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PIMPINAN PARTAI POLITIK YANG
DENGAN SENGAJA MENARIK CALONNYA DAN/ATAU PASANGAN CALON YANG
TELAH DITETAPKAN OLEH KPU SAMPAI DENGAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN
SUARA PUTARAN PERTAMA

553 (2) PIMPINAN PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PIMPINAN PARTAI POLITIK YANG
DENGAN SENGAJA MENARIK CALONNYA DAN/ATAU PASANGAN CALON YANG
TELAH DITETAPKAN OLEH KPU SAMPAI DENGAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN
SUARA PUTARAN KEDUA
 SUBJEK HUKUM YANG DAPAT DIPIDANA DENGAN UU PEMILU
1. SETIAP ORANG 12. Dewan PENGAWAS, DAN/ATAU
2. ANGGOTA PPS ATAU ANGGOTA PPLN KARYAWAN BADAN USAHA MILIK
3. KEPALA DESA /SEBUTAN LAIN NEGARA/BADAN USAHA MILIK DAERAH;
4. PELAKSANAN DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU 13. KELOMPOK, PERUSAHAAN DAN/ATAU
5. ASN, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI, BADAN USAHA NON PEMERINTAH
PERANGKAT DESA, ANGGOTA BADAN 14. PERUSAHAAN PENCETAK SUARA
PERMUSYAWARATAN DESA’ 15. PELAKSANA KEGIATAN
6. PESERTA PEMILU PENGHITUNGAN CEPAT
7. ATASAN / MAJIKAN] 16. PEJABAT NEGARA
8. SETIAP ORANG YANG MEMBANTU PEMILIH 17. CALON PRESIDEN DAN WAKIL
9. ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU PRESIDEN
KABUPATEN/KOTA, PPK DAN PPS 18. PIMPINAN PARTAI ATAU GABUANGAN
10. PANWASLU KELURAHAN/DESA, PANWASLU PIMPINAN PARTAI POLITIK
KECAMATAN
11. SETIAP KETUA/ WAKIL KETUA/ KETUA MUDA/
HAKIM AGUNG/ HAKIM KONSTITUSI, HAKIM PADA
SEMUA BADAN PERADILAN/KETUA, WAKIL KETUA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN, GUBERNUR,
DEPUTI GUBERNUR SENIOR, DAN/ATAU DEPUTI
GUBERNUR BANK INDONESIA SERTA DIREKSI
KOMISARIS
MARI BERDISKUSI