Anda di halaman 1dari 25

RETRON

“REGULASI
KAMPANYE
PEMILU 2024”

Benny Sabdo, S.H., M.H., C.Med


Anggota Bawaslu DKI Jakarta
IG: benny_sabdo
NFT TEMPLATE 2021 1
ATURAN KAMPANYE

a. UU 7/2017 ttg Pemilu


b. PKPU 15/2023 ttg Kampanye
c. PERBAWASLU 11/2023 ttg
Pengawasan Kampanye
DEFINISI KAMPANYE
 Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang
ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan
menawarkan visi, misi, program, dan atau citra diri peserta pemilu.
 Citra diri adalah : setiap alat peraga atau materi lainnya yang mengandung
unsur logo dan/atau gambar serta nomor urut Peserta Pemilu.
 Kampanye harus dilakukan dengan hal-hal berikut :
1. Jujur
2. Terbuka
3. Dialogis
 Kampanye juga merupakan wujud dari Pendidikan politik masyarakat
yang dilaksanakan secara bertanggung jawab.
MENGAPA TAHAPAN KAMPANYE
MENJADI KRUSIAL?
Merupakan tahapan untuk menyampaikan visi,
1 misi, program, dan atau citra diri peserta pemilu
Tahapan untuk mempengaruhi & menyakinkan
2 pemilih
Peserta pemilu/tim kampanye memiliki tujuan
3 yang sama untuk menarik suara rakyat
Tahapan penentu untuk menyakinkan masyarakat
4 datang ke TPS
PENETAPAN DCT & KAMPANYE

Masa
Penetapan Penetapan Tunggu Masa
parpol DCT 25 Hari tenang

14 Des 22 3 Nov 23 28 Nov 23 11 Feb 24 14 Feb 24

Perubahan Kampanye Pemunguta


jadwal DCT n Pileg dan
pileg pasca Pilpres
Perpu
Metode Kampanye
Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui metode:
• Pertemuan terbatas;
• Pertemuan tatap muka;
• Penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
• Pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu di tempat
umum;
• Media Sosial;
• Iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan
Media Daring;
• Rapat umum;
• Debat Pasangan Calon tentang materi Kampanye
Pemilu Pasangan Calon; dan
• Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan
Kampanye Pemilu dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kampanye di Media Sosial
• UU 7/2017 tentang Pemilihan • Dibuat paling banyak 20 (dua puluh) akun untuk setiap jenis aplikasi.
Umum • Peserta pemilu harus mendaftarkan akun resmi Media Sosial kepada
KPU 3 hari sebelum masa kampanye.
• Peraturan KPU 15/2023 • Harus melakukan penutupan akun resmi Media Sosial pada Hari terakhir
tentang Kampanye Pemilihan masa Kampanye.
Umum • Iklan Kampanye Pemilu dapat dilakukan oleh Peserta Pemilu di Media
Sosial, dalam bentuk iklan komersial dan/atau iklan layanan untuk
• UU 11/2008 jo UU 19/2016 Masyarakat.
tentang ITE • Batas maksimum 1 (satu) spot berdurasi paling lama 30 (tiga puluh) detik
untuk setiap Media Sosial setiap Hari.
• KUHP • Pengaturan dan penjadwalan pemasangan iklan diatur sepenuhnya oleh
Media Sosial.
• Dilarang menjual pemblokiran segmen dan/atau pemblokiran waktu
untuk Kampanye.
• Wajib menentukan standar tarif iklan Kampanye Pemilu komersial yang
berlaku sama untuk setiap Peserta Pemilu
• Wajib menyiarkan Iklan Kampanye Pemilu layanan untuk masyarakat
nonpartisan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sehari dengan durasi 60
(enam puluh) detik.
• Harus berlaku adil, berimbang, dan tidak memihak dalam menyiarkan
iklan Kampanye Pemilu.
 PASAL 492
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kampanye di luar
jadwal yang telag di tetapkan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kab/Kota untuk setiap peserta pemilu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 276 ayat (2) , dipidana dengan pidana kurungan paling
KAMPANYE lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 12.000.000,- (dua
belas juta rupiah).
DILUAR
JADWAL - Pasal 276 (2) intinya Methode Kampanye :
(f) klan Media Massa Cetak, media Massa Electronik, dan Internet
(g) Rapat umum
- Dilaksanakan selama 21 hari dan berahir sampe dengan
dimulainya Masa tenang
SOSIALISASI & PENDIDIKAN POLITIK
Pasal 79 PKPU 15/2023
(1) Partai Politik Peserta Pemilu dapat melakukan sosialisasi dan pendidikan politik di internal Partai
Politik Peserta Pemilu sebelum masa Kampanye Pemilu.
(2) Sosialisasi dan pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan metode: a.
pemasangan bendera Partai Politik Peserta Pemilu dan nomor urutnya; dan b. pertemuan terbatas,
dengan memberitahukan secara tertulis kepada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sesuai
tingkatannya dan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai tingkatnya paling
lambat 1 (satu) Hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
(3) Dalam hal pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Partai Politik Peserta Pemilu dilarang memuat unsur ajakan.
(4) Dalam hal sosialisasi dan pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Partai Politik
Peserta Pemilu dilarang mengungkapkan citra diri, identitas, ciri-ciri khusus atau karakteristik Partai
Politik Peserta Pemilu dengan menggunakan metode:
a. penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum;
b. pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu di tempat umum; atau
c. Media Sosial, yang memuat tanda gambar dan nomor urut Partai Politik Peserta Pemilu di luar
PEMILU DEMOKRATIS

Proses penyelenggaraan pemilu yang demokratis:

• Adanya kepastian hukum dalam pengaturan setiap tahapan


pemilu
• Adanya sistem penyelesaian pelanggaran dan sengketa
pemilu secara adil
TUGAS & WEWENANG BAWASLU

Pengawasan setiap tahapan pemilu

Pencegahan pelanggaran & sengketa proses

Penindakan pelanggaran: Pelanggaran Etik,


Pelanggaran Administratif & Pidana Pemilu

Penyelesaian sengketa proses


STRATEGI PENGAWASAN BAWASLU

• Pencegahan: Upaya mitigasi


terhadap segala potensi yang • Penindakan: Serangkaian proses
menciderai proses pemilu dan yang meliputi penerusan
hasil pemilu temuan/laporan, pengumpulan
alat bukti, kajian, dan/atau
pemberian rekomendasi/putusan

• Pendidikan Pengawasan
Partisipatif: SKPP, KKN Tematik,
Forum Warga, Pojok Pengawasan
dll
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN PEMILU

MEMBERI INFORMASI AWAL

MENCEGAH PELANGGARAN

MENGAWASI/MEMANTAU

MELAPORKAN
URGENSI PENEGAKAN HUKUM PEMILU

Pemilu merupakan kontestasi


politik yang rentan terjadinya 01
pelanggaran
Pelanggaran pemilu akan
02 berpotensi mengganggu
integritas pemilu

Pemilu merupakan manifestasi


daulat rakyat yang perlu dijaga 03

 Perbawaslu 5/2022 Pengawasan Penyelenggaraan


Pemilu – Perbawaslu pengawasan per tahapan.
 Perbawaslu 7/2022 Penanganan Temuan dan Laporan
PENEGAKAN Kerangka Pelanggaran Pemilu.
 Perbawaslu 8/2022 Penyelesaian Pelanggaran
HUKUM PEMILU Hukum Administrasi Pemilu
 Perbawaslu 9/2022 Tata Cara Penyelesaian Sengketa
Pemilu
 Perbawaslu 3/2023 Sentra Gakkumdu
SKEMA PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU
BERDASARKAN PERBAWASLU NOMOR 7 TAHUN 2022 DAN PERBAWASLU NOMOR 8 TAHUN 2022

DITERUSKAN KE
LEMBAGA YANG
DIHENTIKAN BERWENANG

LAPORAN KAJIAN AWAL TIDAK DIREGISTRASI PEMERIKSAAN


TERBUKA
PUTUSAN KOREKSI
KOREKSI PUTUSAN
DUGAAN PELANGGARAN
BAWASLU PROVINSI ATAU
TEMUAN REGISTRASI ADMIINSTRATIF DITANGANI
BAWASLU KAB/KOTA OLEH
OLEH BAWASLU, BAWASLU
BAWASLU, JIKA ADA
PROVINSI, DAN BAWASLU
PERMINTAAN KOREKSI
KAB/KOTA

PENGKAJIAN

KOREKSI REKOMENDASI PENERUSAN KEPUTUSAN DIHENTIKAN


• KOREKSI REKOMENDASI • REKOMENDASI KE DKPP JIKA KODE ETIK DITERUSKAN KE PENYIDIK BAWASLU KAB/KOTA TEMUAN/LAPORAN
BAWASLU PROV ATAU PENYELENGGARA PEMILU PERMANEN GAKKUMDU APABILA MENERBITKAN KEPUTUSAN DIHENTIKAN JIKA TIDAK
BAWASLU KAB/KOTA • REKOMENDASI KE KPU KAB/KOTA JIKA TEMUAN/LAPORAN REHABILITASI ATAU SANKSI TERBUKTI ADA
OLEH BAWASLU KODE ETIK PPK, PPS, KPPS MERUPAKAN TINDAK ATAS PELANGGARAN KODE PELANGGARAN PEMILU
• KOREKSI REKOMENDASI • REKOMENDASI KE BAWASLU KAB/KOTA PIDANA PEMILU ETIK OLEH PANWASCAM, DAN TIDAK TERDAPAT
BAWASLU KAB/KOTA ATAS PELANGARAN ADMINISTRASI YANG PKD, DAN PENGAWAS TPS DUGAAN PELANGGARAN
OLEH BAWASLU PROV DITANGANI OLEH PANWASCAM. PER-UU-AN LAIN
JIKA ADA PERMINTAAN • REKOMENDASI KE ISNTANSI LAIN JIKA
KOREKSI ADA DUGAAN PELANGGARAN PER-UU-
AN LAIN
 Persidangan Terbuka untuk Umum, kecuali Rapat Pleno Majelis
 Peradilan Cepat, Sederhana, dan Tanpa Biaya
 Hakim bersifat Aktif dan Pasif
 Asas Pembuktian Bebas

PRINSIP PERSIDANGAN BAWASLU


Tindak Pidana Pemilu

Buku Kelima

Penanganan Tindak Ketentuan Pidana


Pidana Pemilu Pemilu

Bab I Pasal 476 - 487 Bab II Pasal 488 - 554

Diklat Terpadu Pemilu 2023


SENTRA GAKKUMDU DALAM PEMILU

PASAL 486
UNDANG- PERBAWASLU NO. 3 TAHUN 2023
UNDANG NO 7 TENTANG
TAHUN 2017 SENTRA PENEGAKAN HUKUM
TENTANG TERPADU
PEMILU

ASAS GAKKUMDU KEJAKSAAN


KEPOLISIAN
KEADILAN, KEPASTIAN,
KEMANFAATAN, PERSAMAAN
DIMUKA HUKUM, PRADUGA TIDAK
BAWASLU
BERSALAH, DAN LEGALITAS

PRINSIP GAKKUMDU
KEBENARAN, CEPAT, SEDERHANA,
BIAYA MURAH DAN TIDAK SATU
MEMIHAK KESATUAN
Contoh Jenis Pelanggaran Pemilu

• Money Politics (Vote • Ketidaknetralan ASN,


Buying) TNI & POLRI

• Intimidasi secara Fisik,


• Kesalahan Penghitungan Sosial, ataupun Politik
dan/atau Rekapitulasi
Suara
• Persoalan daftar pemilih

• Pengabaian Perintah KPU


atau Putusan Bawaslu
Pelanggaran TSM dan Signifikan

Terstruktur
Pelanggaran melibatkan atau dilakukan aparatur negara, penyelenggara
Pemilu, atau tim pemenangan secara berjenjang
T
Sistematis
Pelanggaran dilakukan secara terencana dan telah
dipersiapkan sebelumnya

Masif
S M
Pelanggaran dilakukan secara meluas, tidak sporadis atau
tunggal

Signifikan
Pelanggaran atau kesalahan penghitungan suara dapat mengubah
+
perolehan kursi atau kemenangan pasangan calon
JENIS TINDAK PIDANA PEMILU
DALAM PEMILU TAHUN 2019
1. Politik Uang;
2. Penggunaan fasilitas negara untuk kampanye
3. Penggelembungan suara
4. Pengerusakan TPS;
5. Merusak surat suara;
6. Mengubah rekapitulasi hasil penghitungan suara;
7. Memberikan suara lebih dari satu kali;
8. Menghilangkan berita acara pleno rekapitulasi suara;
9. Pemalsuan daftar pemilih;
10. Menggangu jalannya kampanye
11. Menyebabkan suara seseorang menjadi tidak bernilai;
12. Mencoblos sisa surat suara;
13. Keputusan/perbuatan yang menguntungkan
14. Penghinaan
15. Mengganggu ketertiban saat pemungutan suara.
TANTANGAN BAWASLU DALAM MENGAWAL
AGENDA PEMILU SERENTAK 2024

Fenomena black campaign, hoax, hate speech, dan isu SARA telah menjadi sisi gelap dari
1 kehadiran media sosial dalam penyelenggaraan pemilu

Fenomena politik uang dan mahar politik masih kerap terjadi dalam setiap
2 kontestasi politik dengan modus atau pola yang semakin canggih

Fenomena Politik Identitas yang berujung pada tindakan intoleransi masih


3 berpotensi terjadi

Ketidaknetralan ASN, TNI, Polri & Politisasi Birokrasi yang kerap masih
4 terjadi dalam setiap kontestasi politik
Ekspektasi Publik
MERAWAT KEADILAN PEMILU Bawaslu dituntut tidak hanya
mencegah ketidakberesan pemilu,
namun lebih dari itu melakukan
penindakan terhadap
penyimpangan pemilu.

Anda mungkin juga menyukai