Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

SUPERVISI MONITORING PENGAWASAN PENCOCOKAN DAN PENELITIAN


TAHAPAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH TETAP PEMILU TAHUN 2024

Pendahuluan

Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih merupakan salah satu tahapan


krusial dalam setiap penyelenggaraan Pemilu. Pada tahapan ini, Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) sebagai penyelenggara pemilu, wajib memastikan pemenuhan hak
pilih warga negara sebagai bagian dari hak asasi yang harus dilindungi. Oleh karena
itu, Bawaslu perlu memastikan proses dan hasil daftar pemilih memenuhi prinsip
demokrasi yakni inklusif dan akuntabel serta prinsip kemanfaatan teknis yakni
mutakhir, akurat, dan lengkap.

Dalam konteks tersebut, Biro Fasilitasi Pengawasan Pemilu (BFPP) Badan


Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) telah mengolah data Hasil Pengawasan
Melekat Dua Hari Pertama Tahapan Pencocokan dan Penelitian Dalam Penyusunan
Daftar Pemilih dan Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota dalam Pemilihan
Umum Tahun 2024.

Data pengawasan Hasil Pengawasan Melekat Dua Hari Pertama Tahapan


Pencocokan dan Penelitian Dalam Penyusunan Daftar Pemilih berasal dari penarikan
data oleh Bawaslu Provinsi melalui google form. Berdasarkan cut off data pada
tanggal 13 Februari 2024 pukul 23.59 WIB, 23 Bawaslu Provinsi telah melaporkan
rekapitulasi hasil pengawasan melekat. Berikut hasil olah data Hasil Pengawasan
Melekat Dua Hari Pertama Tahapan Pencocokan dan Penelitian Dalam Penyusunan
Daftar Pemilih dari 23 Bawaslu Provinsi yang telah mengirimkan data:

1. Bawaslu telah melakukan pengawasan melekat pada 10,27% atau 56.145 TPS
dari total keseluruhan 546.635 TPS yang tersebar di 23 Provinsi sampel, dalam
dua hari pertama masa coklit yakni tanggal 12 s.d 13 Februari 2023;
2. Jumlah Pantarlih tidak dapat menunjukan Salinan SK Pantarlih: 758 TPS di 5
Provinsi;
3. Jumlah Pantarlih yang melakukan Coklit tidak sesuai dengan Salinan SK
Pantarlih: 29 TPS di 4 Provinsi;
4. Jumlah Pantarlih dalam melakukan Coklit tidak sesuai dengan Jadwal yang
telah ditentukan: 64 Provinsi di 5 Provinsi;
5. Jumlah Pantarlih tidak melaksanakan Coklit berdasarkan Daftar Pemilih dalam
formulir Model A-Daftar Pemilih: 8 TPS di 2 Provinsi;
6. Jumlah Pantarlih tidak melaksanakan Coklit melaksanakan Coklit dengan
mendatangi Pemilih secara langsung: 6 TPS di 3 Provinsi;
7. Jumlah Pantarlih tidak mencocokkan Daftar Pemilih pada formulir Model A-
Daftar Pemilih dengan KTP-el dan/atau KK: 3 TPS di 2 Provinsi;
8. Jumlah Pantarlih tidak mencatat data Pemilih yang telah memenuhi syarat,
tetapi belum terdaftar dalam Daftar Pemilih: 33 TPS di 3 Provinsi;
9. Jumlah Pantarlih tidak memperbaiki data Pemilih jika terdapat kekeliruan: 30
TPS di 3 Provinsi;
10. Jumlah Pantarlih tidak mencatat keterangan Pemilih penyandang disabilitas
pada kolom ragam disabilitas: 71 TPS di 5 Provinsi;
11. Jumlah Pantarlih tidak mencatat data Pemilih yang telah berubah status dari
status prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia menjadi status sipil dibuktikan dengan menunjukkan surat
keputusan pemberhentian sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia: 61 TPS di 3 Provinsi;
12. Jumlah Pantarlih tidak mencatat Pemilih yang tidak memiliki KTP-el dengan
memberikan keterangan Pemilih tidak memiliki KTP-el: 45 TPS di 2 Provinsi;
13. Jumlah Pantarlih tidak mencoret data Pemilih yang telah meninggal dibuktikan
dengan menunjukkan surat keterangan kematian atau dokumen lainnya: 47
TPS di 4 Provinsi
14. Jumlah Pantarlih tidak mencoret data Pemilih yang telah berubah status dari
status sipil menjadi status prajurit Tentara Nasional Indonesia dan/atau
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dibuktikan dengan
menunjukkan kartu tanda anggota Tentara Nasional Indonesia dan/atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia: 78 TPS di 2 Provinsi;
15. Jumlah Pantarlih tidak mencoret data Pemilih yang belum pernah
kawin/menikah dan belum genap berumur 17 (tujuh belas) tahun pada
harpemungutan suara: 53 TPS di 3 Provinsi;
16. Jumlah Pantarlih tidak menandai data Pemilih, yang berdasarkan KTP-el atau
KK bukan merupakan Pemilih yang beralamat di TPS wilayah kerja Pantarlih?
Pantarlih mencatat hasil Coklit dalam buku kerja Pantarlih: 27 TPS di 2
Provinsi;
17. Jumlah Pantarlih tidak berkoordinasi dengan RT dan RW dalam melaksanakan
Coklit: 33 TPS di 4 Provinsi;
18. Jumlah Pantarlih tidak memastikan Pemilih sudah memenuhi syarat sebagai
Pemilih dan memiliki KTP-el Jika terdapat Pemilih belum terdaftar dalam
formulir Model A-Daftar Pemilih: 37 TPS di 4 Provinsi;
19. Jumlah Pantarlih tidak mencatat Pemilih yang bersangkutan ke dalam formulir
Model A-Daftar Potensial Pemilih, Jika Pemilih belum terdaftar dalam formulir
Model A-Daftar Pemilih: 58 TPS di 4 Provinsi
20. Jumlah Pantarlih tidak meminta keluarga Pemilih untuk menunjukkan salinan
KTP-el Pemilih yang bersangkutan, jika Dalam hal Pemilih yang belum terdaftar
dalam formulir Model A-Daftar Pemilih tidak dapat ditemui secara langsung: 57
TPS di 4 Provinsi
21. Jumlah Pantarlih tidak dapat berkomunikasi melalui panggilan video atau
konferensi video dalam waktu seketika yang memungkinkan Pantarlih dan
Pemilih untuk saling bertatap muka, berbicara langsung, dan melihat
kesesuaian wajah dengan foto pada dokumen KTP-el, jika dalam hal keluarga
Pemilih tidak dapat menunjukkan salinan KTP-el: 74 TPS di 2 Provinsi;
22. Jumlah Pantarlih tidak meminta keluarga Pemilih untuk menunjukkan KK
Pemilih yang bersangkutan, jika Dalam hal keluarga Pemilih tidak dapat
menunjukkan salinan KTP-el Pemilih dan Pantarlih tidak dapat berkomunikasi
dengan Pemilih: 50 TPS di 2 Provinsi;
23. Jumlah Pantarlih tidak memberikan keterangan Pemilih belum memiliki KTP-el
jika dalam hal Pemilih yang dicatat dalam Daftar Pemilih pada formulir Model
A-Daftar Potensial Pemilih tidak memiliki KTP-el: 66 TPS di 3 Provinsi;
24. Jumlah Pantarlih tidak memberikan formulir Model A-Tanda Bukti Terdaftar
kepada Pemilih yang telah dilakukan Coklit: 185 TPS di 3 Provinsi;
25. Jumlah Pantarlih tidak menempelkan stiker Coklit yang dikeluarkan oleh KPU
untuk setiap 1 (satu) KK: 14 TPS di 3 Provinsi;
26. Jumlah Pantarlih tidak mencatat dan merekapitulasi hasil kegiatan Coklit ke
dalam formulir Model A-Laporan Hasil Coklit: 11 TPS di 2 Provinsi; dan
27. Jumlah Pantarlih tidak menyampaikan hasil Coklit kepada PPS, menggunakan
formulir Model A-Daftar Pemilih, dan formulir Model A-Daftar Potensial Pemilih:
15 TPS di 2 Provinsi.

Dari hasil olah data Hasil Pengawasan Melekat Dua Hari Pertama Tahapan
Pencocokan dan Penelitian Dalam Penyusunan Daftar Pemilih dari 23 Bawaslu
Provinsi juga ditemukan bahwa:

1. Beberapa pantarlih masih belum memahami tata cara mekanisme dan


prosedur dalam pelaksanaan coklit;
2. Terdapat pantarlih yang belum melakukan coklit karena permasalahan
distribusi logistik coklit (misal: stiker);
3. Aplikasi e-coklit sering eror (baik dari system maupun jaringan internet),
sehingga terdapat juga beberapa pantarlih melakukan coklit secara manual;
4. Beberapa daerah mengalami kendala cuaca berupa hujan besar hingga banjir;
5. Terdapat pantarlih yang berhalangan coklit dikarenakan sedang sakit,
sehingga berimplikasi pada terhambatnya proses coklit;
6. Ada beberapa pemilih yang terpisah dari data KK Induk dan masuk di TPS lain;
7. Ditemukannya Formulir Model A Daftar Pemilih dimana daftar pemilih yang
tidak sesuai dengan penempatan TPS;
8. Masih ditemukannya data warga yang telah meninggal akan tetapi masih
tercatat sebagai pemilih.
9. Terdapat pantarlih yang berhalangan coklit dikarenakan sedang sakit,
sehingga berimplikasi pada terhambatnya proses coklit;
10. Ada beberapa pemilih yang terpisah dari data KK Induk dan masuk di TPS lain;
11. Ditemukannya Formulir Model A Daftar Pemilih dimana daftar pemilih yang
tidak sesuai dengan penempatan TPS; dan
12. Masih ditemukannya data warga yang telah meninggal akan tetapi masih
tercatat sebagai pemilih.

Data pengawasan Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota dalam


Pemilihan Umum Tahun 2024 berasal dari sanding data Jumlah Penduduk dalam
Pemilihan Umum Tahun 2019 dan 2024. Berikut acuan sumber data yang digunakan:
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 488 Tahun 2022 tentang Pedoman
Teknis Penataan Daerah Pemilihan Dan Alokasi Kursi Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum;
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 457 Tahun 2022 tentang Jumlah
Kursi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Dalam
Pemilihan Umum Tahun 2024;
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 13/PL.03.1-
Kpt/03/KPU/I/2018 tentang Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota dan ALOKASI
KURSI Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan
Umum Tahun 2019;
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 46/PL.01.3-
Kpt/03/KPU/I/2018 tentang Perubahan atas Keputusan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 13/Pl.01.3- Kpt/03/Kpu/I/2018 tentang Jumlah Penduduk
Kabupaten/Kota dan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum Tahun 2019; dan
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 256/PL.01.3-
Kpt/03/KPU/IV/2018 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 13/Pl.01.3-Kpt/03/Kpu/I/2018 tentang Jumlah
Penduduk Kabupaten/Kota dan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum.

Berdasarkan hal-hal tersebut dan sebagai bentuk pelaksanaan amanat


Undang-Undang, Bawaslu merasa perlu untuk melakukan kegiatan “Supervisi
Monitoring Pengawasan Pencocokan Dan Penelitian Tahapan Penyusunan
Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun 2024” dalam rangka pengembangan hasil olah
data serta memastikan ketaatan prosedur dan substansi teknis pengawasan.

Tujuan

Tujuan dari kegiatan “Supervisi Monitoring Pengawasan Pencocokan dan Penelitian


Tahapan Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun 2024” adalah:
1. Melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses pemutakhiran data
pemilih;
2. Mendapatkan data/informasi tindaklanjut terhadap Pengawasan Pencocokan
dan Penelitian Tahapan Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun 2024;
dan
3. Mendapatkan informasi mengenai temuan/kejadian yang berpotensi menjadi
dugaan pelanggaran.

Pelaksanaan Kegiatan

Rencana jadwal pelaksanaan kegiatan “Supervisi Monitoring Pengawasan


Pencocokan dan Penelitian Tahapan Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun
2024” pada tanggal 19-21 Februari 2023 (3 titik), 21-23 Februari 2023 (4 titik), dan 23-
25 Februari 2023 (3 titik)

Penutup

Demikian kerangka acuan kerja ini kami susun sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan Supervisi Monitoring Pengawasan Pencocokan dan Penelitian Tahapan
Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun 2024.
Instrumen Supervisi

Setidaknya ada empat sasaran, dalam kegiatan Supervisi Monitoring Pengawasan


Pencocokan dan Penelitian Tahapan Penyusunan Daftar Pemilih Tetap Pemilu
Tahun 2024, yakni:

1. Bawaslu Provinsi. Tim Supervisi melakukan supervisi untuk mendapatkan


data terkait tahapan Pencalonan DPD dan tahapan Penyusunan Daftar
Pemilih. Tim mengajukan pertanyaan sesuai dengan instrumen di bawah.
2. Bawaslu Kabupaten/Kota. Tim Supervisi melakukan supervisi untuk
mendapatkan data terkait tahapan Penyusunan Daftar Pemilih. Tim
mengajukan pertanyaan sesuai dengan instrumen di bawah.
3. Panwaslu Kecamatan. Pelaksanaan supervisi ke Panwaslu Kecamatan
bersifat tentantif. Jika pada masa supervisi terdapat Bawaslu
Kabupaten/Kota yang sedang melakukan Bimbingan Teknis kepada
Panwaslu Kecamatan, maka Tim Supervisi dapat ikut serta memberikan
pendalaman.
4. Panwaslu Kelurahan/Desa. Tim Supervisi turun lapangan membersamai
Panwaslu Kelurahan/Desa dalam pengawasan Coklit dan mengajukan
pertanyaan sesuai dengan instrumen di bawah.

A. Tim supervisi mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bawaslu Provinsi


sebagai berikut:
1. Apakah Bawaslu Provinsi membuat rekapitulasi alat kerja dalam
pengawasan tahapan Pencalonan Perseorangan DPD? (Jika Iya, maka tim
Supervisi menghimpun data alat kerja pengawasan dalam tahapan
Pencalonan Perseorangan DPD)
2. Apakah Bawaslu Provinsi membuat laporan hasil pengawasan dalam
mengawasi tahapan pencalonan perseorangan DPD? (Jika ada, maka tim
supervisi meminta Salinan form A yang telah dibuat)
3. Apakah Bawaslu Provinsi memberikan sosialisasi terhadap Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, dan Panwaslu Kelurahan/Desa
mengenai teknis pengawasan verifikasi administrasi (untuk Bawaslu
Kabupaten/Kota) dan verifikasi faktual (untuk Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan, dan Panwaslu Kelurahan/Desa)?
4. Apa yang menjadi kendala Bawaslu Bawaslu Kab/Kota, Panwaslu
Kecamatan, dan Panwaslu Kelurahan/Desa baik dalam aspek Silon,
verifikasi administrasi administrasi, dan verifikasi faktual?
5. Bagaimana progress pelaksanaan verifikasi faktual untuk seluruh bakal
calon anggota DPD?
6. Kendala apa yg ditemukan saat melakukan pengawasan melalui Silon
(Vermin, Vermin perbaikan kesatu, Verfak kesatu)?
7. Dalam mendapati kendala pada Silon, apakah Bawaslu Provinsi
memberikan rekomendasi/saran perbaikan? (Jika terdapat
rekomendasi/saran perbaikan, Tim Supervisi meminta dokumen
rekomendasi/saran perbaikan)
8. Terhadap saran perbaikan/rekomendasi yang disampaikan oleh Bawaslu
Provinsi, bagaimana tindaklanjut yg dilakukan oleh KPU Provinsi atas saran
perbaikan/rekomendasi tersebut?
9. Apakah Bawaslu Provinsi mendapatkan Salinan Berita Acara KPU pada
tahapan verifikasi administrasi dan verifikasi administrasi perbaikan kesatu?
(Jika tidak ada, jelaskan alasannya. Jika ada, tim supervisi meminta Salinan
berita acara yang dimaksud)
10. Apakah Bawaslu Provinsi mendapatkan data yang dijadikan penentuan
sampling verifikasi faktual? (Jika tidak ada, jelaskan alasannya. Jika ada,
maka tim supervisi meminta Salinan data sampling)
11. Terhadap aduan masyarakat mengenai pencatutan nama di Silon,
bagaimana tindak lanjut dari Bawaslu Provinsi? Apakah Bawaslu Provinsi
membuat rekomendasi/saran perbaikan/imbauan kepada KPU Provinsi?
Jika iya, bagaimana tindak lanjut dari KPU Provinsi?
12. Tim Supervisi meminta data lengkap (sesuai dengan screenshot/foto
tampilan Silon Bawaslu Provinsi) untuk 10 nama pendukung per bakal calon
yang telah dinyatakan MS dalam verifikasi administrasi.  Tentatif, misal
untuk kebutuhan sandingan sampling

B. Tim supervisi mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bawaslu


Kabupaten/Kota sebagai berikut:
1. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi alat kerja
pengawasan penyusunan DPT? (Jika iya, tim supervisi meminta salinan
semua rekapitulasi alat kerja pengawasan penyusunan DPT)
2. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota menuangkan hasil pengawasan
penyusunan DPT dalam Form A Hasil Pengawasan? (Jika iya, tim supervisi
meminta salinan semua Form A Hasil Pengawasan penyusunan DPT)
3. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi Form A Hasil
Pengawasan DPT dari tingkat Kelurahan/Desa hingga Kecamatan? (Jika
iya, tim supervisi meminta salinan semua Form A Hasil Pengawasan
penyusunan DPT)
4. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi jumlah dan jenis
ketidaksesuaian prosedur dari tingkat Kelurahan/Desa hingga Kecamatan
dalam Penyusunan DPT? (Jika iya, tim supervisi meminta salinan
rekapitulasi jumlah dan jenis ketidaksesuaian prosedur)
5. Apakah Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu Kecamatan, hingga Bawaslu
Kabupaten/Kota membuat saran perbaikan atas ketidaksesuaian prosedur
dalam Penyusunan DPT? (Jika iya, tim supervisi meminta semua salinan
saran perbaikan atas ketidaksesuaian prosedur)
6. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi jumlah dan jenis
saran perbaikan atas ketidaksesuaian prosedur dalam Penyusunan DPT?
(Jika iya, tim supervisi meminta salinan rekapitulasi jumlah dan jenis saran
perbaikan atas ketidaksesuaian prosedur)
7. Apakah ada tindak lanjut dari Pantarlih, PPK, atan KPU Kabupaten/Kota
atas saran perbaikan Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu Kecamatan,
atau Bawaslu Kabupaten/Kota? Jika iya, dalam bentuk apa tindak lanjut
tersebut?
8. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi jumlah dan tindak
lanjut atas saran perbaikan yang telah dikeluarkan oleh Panwaslu
Kelurahan/Desa, Panwaslu Kecamatan, atau Bawaslu Kabupaten/Kota?
(Jika iya, tim supervisi meminta salinan rekapitulasi jumlah dan jenis tindak
lanjut atas saran perbaikan)
9. Apa saja kendala dalam pengisian alat kerja dan pengawasan Coklit? Apa
yang dilakukan pengawas dalam menyelesaikan kendala tersebut?
10. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota telah membuat Posko Kawal Hak Pilih?
Jika sudah, apakah Bawaslu Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi atas
aduan dan tindak lanjutnya? (Jika iya, tim supervisi meminta salinan
rekapitulasi jumlah dan jenis aduan serta tindak lanjut atas aduan yang
ada);
11. Apakah Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi alat kerja
pengawasan verifikasi faktual DPD? (Jika iya, tim supervisi meminta salinan
rekapitulasi alat kerja pengawasan verifikasi faktual DPD);

C. Tim Supervisi turun lapangan membersamai Panwaslu Kelurahan/Desa


dalam pengawasan Coklit dan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai
beikut:
1. Apakah Panwascam/PKD memiliki data untuk melakukan proses verifikasi
faktual? Jika iya, sebutkan data apa yang dimiliki!
2. Bagaimana mekanisme pengawasan yang dilakukan Panwascam/PKD
dalam melakukan pengawasan terhadap verifikasi faktual?
3. Apakah Panwascam/PKD menuangkan hasil pengawasan dalam form A?
(tim supervisi meminta semua salinan form A Panwascam/PKD)
4. Dalam proses pengawasan melekat, apakah Panwascam/PKD
memperoleh intimidasi dari pihak KPU/pihak bakal calon? Jika ada, maka
uraikan kronologi intimidasi yang dilakukan!
5. Apakah yang menjadi kendala lain dalam pengawasan selama masa
verifikasi faktual? Jelaskan!
LAMPIRAN

PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI SUPERVISI

NO LOKASI PERTIMBANGAN
1 Bogor, Jawa Barat - Penambahan Penduduk Nomor 1
2 Tangerang, Banten - Penambahan Penduduk Nomor 2
- Daerah Industri
3 Bekasi, Jawa Barat - Penambahan Penduduk Nomor 3
- Daerah Industri
4 Garut, Jawa Barat - Penambahan Penduduk Nomor 4
5 Karawang, Jawa Barat - Penambahan Penduduk Nomor 5
- Daerah Industri
6 Kota Medan, Sumatera Utara - Jumlah Penduduk Terbesar 1 di Sumatera Uatra
7 Kota Makassar, Sulawesi Selatan - Penurunan Penduduk Terbesar 2
8 Kota Jayapura, Papua - Penurunan Penduduk Terbesar 10
9 Kota Manado, Sulawesi Utara - Laporan Tarik Data dari Provinsi yang Mengirim
- Jumlah Penduduk Terbesar 1 di Sulawei Utara
10 Kota Samarinda, Kalimantan Timur - Laporan Tarik Data dari Provinsi yang Mengirim
- Jumlah Penduduk Terbesar 1 di Kaltim
- Daerah Tambang dan Perkebunan
10 KABUPATEN/KOTA DENGAN PENAMBAHAN JUMLAH PENDUDUK TERBESAR
NO KABUPATEN/KOTA PENAMBAHAN JUMLAH PENDUDUK
1 BOGOR 1.138.912
2 TANGERANG 596.662
3 BEKASI 525.354
4 GARUT 465.530
5 KARAWANG 352.016
6 CIREBON 280.985
7 SERANG 249.563
8 LEBAK 236.850
9 TEGAL 235.193
10 CIANJUR 225.389

10 KABUPATEN/KOTA DENGAN PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK TERBESAR


NO KABUPATEN/KOTA PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK
1 LAMPUNG UTARA (232.968)
2 KOTA MAKASSAR (199.670)
3 LAMPUNG SELATAN (195.395)
4 LAMPUNG TENGAH (101.540)
5 MESUJI (83.673)
6 KOTA BANDAR LAMPUNG (82.891)
7 PESAWARAN (67.602)
8 WAJO (60.601)
9 BONE (52.474)
10 KOTA JAYAPURA (48.914)
JUMLAH PENDUDUK KOTA MANADO, SULAWESI UTARA

KOTA MANADO 2018 2022


466.176 476.910
PAAL DUA 47.133 45.609
TIKALA 31.180 32.061
WENANG 34.450 34.589
WANEA 66.311 62.754
MALALAYANG 70.892 65.740
SARIO 22.883 22.905
BUNAKEN 22.760 27.508
BUNAKEN KEPULAUAN 6.602 6.855
TUMINITING 53.787 58.320
MAPANGET 58.289 65.570
SINGKIL 51.889 54.999

JUMLAH PENDUDUK KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

2019 2022
KOTA SAMARINDA
766.015 838.935
SAMARINDA ILIR 68.141 69.840
SAMBUTAN 48.775 59.223
SAMARINDA KOTA 34.412 32.863
PALARAN 55.276 63.994
LOA JANAN ILIR 58.970 66.929
SAMARINDA SEBERANG 60.589 64.739
SUNGAI KUNJANG 119.856 134.315
SAMARINDA ULU 125.808 132.022
SAMARINDA UTARA 91.784 106.995
SUNGAI PINANG 102.404 108.015

JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA

2019 2022
KOTA MEDAN
2.478.145 2.527.050
MEDAN BARAT 92.277 92.823
MEDAN BARU 41.029 36.907
MEDAN HELVETIA 162.168 170.478
MEDAN PETISAH 79.252 74.643
MEDAN BELAWAN 113.885 112.660
MEDAN DELI 180.673 193.206
MEDAN LABUHAN 129.431 138.497
MEDAN MARELAN 161.002 188.242
MEDAN PERJUANGAN 117.109 110.546
MEDAN TEMBUNG 159.364 154.056
MEDAN TIMUR 125.863 122.823
MEDAN AMPLAS 136.773 133.814
MEDAN AREA 123.646 118.830
MEDAN DENAI 169.560 176.557
MEDAN KOTA 92.833 88.087
MEDAN SUNGGAL 128.544 135.287
MEDAN TUNTUNGAN 92.505 97.281
MEDAN JOHOR 149.824 158.478
MEDAN MAIMUN 55.318 52.623
MEDAN POLONIA 61.728 61.835
MEDAN SELAYANG 105.361 109.377

HASIL ANALISIS DATA DUA HARI PERTAMA PENGAWASAN MELEKAT COKLIT

Beberapa hasil olah data terhadap hasil pengawasan melekat dalam dua hari pertama tahapan pencocokan dan penelitian dalam
penyusunan DPT. Hasil analisis selengkapnya dapat diakses melalui tautan: https://bit.ly/analisiswaskatcoklit2hari.

Anda mungkin juga menyukai