Anda di halaman 1dari 255

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan mekanisme terpenting untuk memfasilitasi kontestasi politik
secara damai dan tertib dalam rangka menghasilkan pemerintahan yang memiliki legitimasi. Pemilu
merupakan sarana pelaksanaan demokrasi prosedural yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 Tentang Pemilihan Umum. Pemilihan umum diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum
(DKPP).

Bawaslu memiliki peran melakukan Pengawasan terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu.
Secara kelembagaan Bawaslu memiliki struktur yang terdiri dari Bawaslu,Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu Luar Negeri, Pengawas
Tempat Pemungutan Suara.

Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi yang selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi merupakan badan
yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, Bawaslu Provinsi diberi
kewenangan dalam pelaksanaan Pengawasan, pencegahan, penindakan, serta memiliki kewenangan
dalam memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administratif pemilu, pelanggaran politik uang,
serta penyelesaian sengketa proses pemilihan umum.

Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah
melaksanakan pengawasan terhadap seluruh tahapan pemilihan umum diawali dengan tahapan
pemutakhiran data pemilih, verifikasi partai politik, pencalonan anggota DPD, DPRD Provinsi,
Pengawasan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara,
tahapan kampanye, pemungutan dan penghitungan, dana kampanye, dan rekapitulasi suara.

B. Dasar Hukum Penyusunan Laporan

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden, dan Anggota DPRD Tahun 2019 sebagaimana diatur dalam ketentuan Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum untuk menyusun laporan komprehensif hasil Pengawasan
dengan dasar sebagai berikut :

1. Pasal 96 huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan
Bawaslu berkewajiban menyampaikan laporan hasil Pengawasan kepada Presiden dan DPR sesuai
dengan tahapan Pemilu secara periodik dan atau berdasarkan kebutuhan;
2. Pasal 100 huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan
Bawaslu Provinsi berkewajiban menyampaikan laporan hasil Pengawasan kepada Presiden dan DPR
sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan.atau berdasarkan kebutuhan;

3. Pasal 100 huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan
Bawaslu Kabupaten/Kota berkewajiban menyampaikan laporan hasil Pengawasan kepada Bawaslu
Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan.

4. Surat Edaran Nomor : 0303/K/Bawaslu/TU.00.01/VII/2019 Tentang Laporan Komprehensif hasil


Pengawasan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden, Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan komprehensif hasil Pengawasan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019 merupakan salah satu tugas pokok Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara yaitu mencakup upaya persuasif, preventif dan kuratif dalam Pengawasan semua tahapan
penyelenggaraan Pemilu serentak Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan;

2. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Bawaslu Prov.Sultra;

3. SDM dan Organisasi Bawaslu Prov.Sultra;

4. Pengawasan dan Pencegahan Dugaan Pelanggaran Pemilu;

5. Penindakan Pelanggaran Pemilu;

6. Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu;

7. Advokasi;

8. Penutup.

D. Maksud dan Tujuan Pembuatan Laporan

Dari latar belakang diatas , penyusunan laporan komprehensif hasil Pengawasan Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden,dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019. Penyusunan laporan akhir hasil
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara pada Pemilu Serentak Tahun 2019 ini dimaksudkan untuk
menguraikan hasil-hasil Pengawasan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap pelaksanaan Pemilu
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden,
dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019 di Wilayah Sulawesi Tenggara. Pelaksanaan
Program dan Kegiatan serta penanganan dan penindakan pelanggaran Pemilu 2019. Penyusunan
laporan komprehensif hasil Pengawasan Umum Serentak Tahun 2019 bertujuan :

1. Sebagai bahan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sebagai Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Pemilihan Umum Serentak Tahun 2019
atas keseluruhan pelaksanaan tugas selama berlangsungnya tahapan penyelenggaraan.

2. Memberikan gambaran umum hasil Pengawasan pada setiap tahapan Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019 di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Sebagai bahan analisis dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden danWakil Presiden, dan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019.

4. Sebagai bahan kajian dan analisis kelemahan dan kekurangan terhadap proses pelaksanaan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019.

BAB II

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN

BAWASLU PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggara pemilihan umum yang berintegritas dan
berkredibilitas serta penyelenggaraan pemilihan umum yang berasaskan langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, adil dan demokratis, diperlukan Pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilihan Umum.

Pada Pasal 97, 98, 99, dan 100 dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum,
bahwa tugas,wewenang dan kewajiban Bawaslu Provinsi adalah:

A. Tugas

Bawaslu Kabupaten Bertugas (Pasal 97;huruf a-i) :


a. Melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah Provinsi terhadap :

1) Pelanggaran Pemilu; dan

2) Sengketa Proses Pemilu;

b. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi, yang terdiri


atas:

1) Pelaksanaan verifikasi partai politik calon peserta Pemilu;

2) Pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;

3) Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota DPRD
provinsi;

4) Penetapan calon anggota DPRD provinsi;

5) Pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;

6) Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;

7) Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu;

8) Penghitungan suara di wilayah kerjanya;

9) Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil penghitungan
suara dari TPS sampai ke PPK;

10) Rekapitulasi suara yang dilakukan oleh semua Kabupaten/kota yang dilakukan oleh KPU
Provinsi;

11) Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu
susulan; dan

12) Penetapan hasil Pemilu anggota DPRD provinsi;

c. Mencegah terjadinya praktik politik yang di wilayah provinsi;

d. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;

e. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah Provinsi yang terdiri atas:

1) Putusan DKPP

2) Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;

3) Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota;


4) Keputusan KPU,KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan

5) Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas semua pihak yang
dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang ini;

f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan pengusutannya


berdasarkan Jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu diwilayah provinsi;

h. Mengevaluasi Pengawasan Pemilu di wilayah provinsi; dan

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Pasal 98 Ayat (1) sampai (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum menyebutkan bahwa:

(1) Dalam melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan sengketa proses
Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 huruf a,Bawaslu Provinsi bertugas:

a. Mengidentifikasi dan memetakkan potensi pelanggaran Pemilu diwilayah provinsi;

b. Mengkoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi


Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi;

c. Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah terkait; dan

d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pengawasan Pemilu di Wilayah Provinsi;

(2) Dalam melakukan penindakan pelanggaran Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 huruf
a, Bawaslu Provinsi bertugas:

a. Menyampaikan hasil Pengawasan di wilayah provinsi kepada Bawaslu melalui Bawaslu Provinsi
atas dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu di
wilayah provinsi;

b. Menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu diwilayah provinsi;

c. Memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi;

d. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administratif Pemilu;dan

e. Merekomendasikan tindak lanjut Pengawasan atas pelanggaran Pemilu di wilayah


provinsi kepada Bawaslu.

(3) Dalam melakukan penindakan sengketa proses Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97
huruf a, Bawaslu Provinsi bertugas:
a. Menerima permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu diwilayah Provinsi;

b. Memverifikasi secara formal dan materiel permohonan sengketa proses Pemilu diwilayah
provinsi;

c. Melakukan mediasi antar pihak yang bersengketa diwilayah provinsi;

d. Melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi apabila mediasi
belum menyelesaikan sengketa proses Pemilu;dan

e. Memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu diwilayah provinsi.

B. Wewenang

Bawaslu Provinsi Berwenang (Pasal 99 ;huruf a-h)

a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran


terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemilu;

b. Memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi serta merekomendasikan hasil
pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak yang diatur dalam Undang-Undang ini;

c. Menerima,memeriksa,memediasi atau mengadjudikasi,dan memutus penyelesaian sengketa


proses Pemilu di wilayah provinsi;

d. Merekomendasikan hasil Pengawasan di wilayah provinsi terhadap pelanggaran netralitas


semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini;

e. Mengambil alih sementara tugas, wewenang,dan kewajiban Bawaslu Kabupaten/Kota setelah


mendapatkan pertimbangan Bawaslu apabila Bawaslu Kabupaten/Kota berhalangan sementara akibat
dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka
pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi;

g. Mengoreksi rekomendasi Bawaslu Kabupate/Kota setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu


apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;dan

h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Kewajiban

Bawaslu Provinsi berkewajiban (Pasal 100;huruf :a-f)


a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;

b. Melakukan pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu


pada tingkatan di baWahnya;

c. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilu
secara periodik dan atau berdasarkan kebutuhan;

d. menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan dugaan


pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan
tahapan Pemilu di tingkat Provinsi;

e. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan yang


dilakukan oleh KPU Provinsi dengan memperhatikan data kependudukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;dan

f. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III

SDM DAN ORGANISASI BAWASLU

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

A. Program dan Anggaran

Dalam melaksanakan Pengawasan tahapan Pemilu, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai
tugas merencanakan, menyusun, serta melaksanakan program dananggaran.

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara secara umumdalam menyusun program tetap mengacu pada
program Bawasluyang terdiri dari:

1. Pengawasan penyelenggaraan pemilu. Program ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan


tugas Pengawasan: pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa sebagai tugas utama
Bawaslu.

2. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.Program ini dimaksudkan
untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas pendukung Bawaslu.

Kedua program tersebut sangat relevan dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan
Bawaslu Provinsi/Kabupate/Kota sebagai lembaga Pengawas pemilu yang bersifat tetap, dan mandiri.
Selain itu kedua program Bawaslu tersebut cakupannya sangat luas dan fleksibel, karena dapat
menampung semua kegiatan utama dan kegiatan pendukung Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.
Jadi Program Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara adalah program pengawasan penyelenggaraan Pemilu,
yang sasaran kinerjanya adalah meningkatnya kualitas Pengawasan penyelenggaraan Pemiludan
program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, yang sasaran kinerjanya adalah
meningkatnya dukungan administratif dan pelaksanaan operasional Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

Adapun Tabel dibaWah ini terkait anggaran yang meliputi jumlah besaran anggaran dan realisasi
penggunaan anggaran khusus Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tabel 3.1 Rencana Dan Realisasi Program Anggaran Bawaslu Prov.Sultra Tahun 2018

No Kode Nomenklatur Output Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran

Rupiah (RP) Rupiah (RP)

1 001 Layanan Administrasi Bawaslu Provinsi 1.579.069.000 746.937.993

2 002 Teknis Penyelenggaran Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi 3.771.430.000


3.375.314.049

3 003 Teknis Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi Dalam Penyelenggaraan Pemilu


7.910.137.000 4.999.112.812

Total 13.260.636.000 9.121.364.854

Sumber : Bagian Keuangan Bawaslu Sulawesi Tenggara

Tabel 3.2 Rencana Dan Realisasi Program Anggaran Bawaslu Prov.Sultra Tahun 2019

No Kode Nomenklatur Output Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran

Rupiah (RP) Rupiah (RP)

1 001 Layanan Administrasi Bawaslu Provinsi 3.047.498.000 368.089.920

2 002 Teknis Penyelenggaran Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi 5.410.655.000


468.006.688

3 003 Teknis Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi Dalam Penyelenggaraan Pemilu


12.236.082.000 4.875.772.599

4 004 Layanan Teknis dan Administrasi Penyelenggaraan Pemilu Pengawas Ad-Hoc


68.335.595.000 41.461.876.629

Total 89.029.830.000 47.173.745.836

Sumber : Bagian Keuangan Bawaslu Sulawesi Tenggara


Tabel 3.3 Program / Kegiatan Anggaran Bawaslu Prov.Sultra

Tahun Kode Program/Kegiatan Yang Program/Kegiatan Yang Belum Masalah Lainnya


Terkait

Tidak Dapat Dilaksanakan Dapat Dianggarkan Anggaran

2018 001 Penyusunan Renja dan Anggaran Tidak Ada Semua program/kegiatan
anggaran yang disediakan sudah memenuhi semua kebutuhan kegiatan namun keterlambatan dalam
pencairan anggaran merupakan masalah utama

Pengelola administrasi keuangan,BMN

Pengelolaan Ketatausahaan dan Kearsipan

Peliputan, Dokumentasi, dan Pengelolaan Media Informasi

Pembinaan Kesekretariatan Pengawas Pemilu/Pemilihan

Fasilitasi dan Koordinasi dengan Mitra Kerja

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program

Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan BPK dan BPKP

Pembentukan Panwaslu/Panwas Kabupaten/Kota

Pembinaan Administrasi Keuangan Panwaslu/Panwas Kabupaten/Kota

002 Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif

Pembinaan/Penyelenggaraan Pengawasan dan Supervisi Pengawasan Pemilu/Pemilihan

Pembinaan/Pelaksanaan Penanganan, Penindakan Pelanggaran dan Penyelesaian


Sengketa Pemilu/Pemilihan

Advokasi Pelanggaran dan Pidana Pemilu/Pemilihan

Evaluasi Pengawasan Pemilu/Pemilihan

003 Fasilitasi dan Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu

Pengembangan Pengawasan Partisipatif

Peningkatan Kapasitas Perencanaan dan Anggaran Bawaslu Kabupaten/Kota


Rapat Teknis Bawaslu Provinsi danBawaslu Kabupaten/Kota

Peningkatan Kapasitas & Kapabilitas SDM Bawaslu Kabupaten/Kota Panwaslu


Kecamatan

Bimtek Pengelolaan Keuangan Kesekretariatan Bawaslu Kabupaten/Kota dan Panwaslu


Kecamatan

Monev dan Supervisi bidang Kesekretariatan

Sosialisasi Pengawasan Pemilu

Rakernis Pengawasan Pemilu

Rakernis Penyelesaian sengketa

Rakernis Penanganan Temuan dan Laporan Penanganan Pelanggaran

Sosialisasi Peraturan Bawaslu Terkait Pengawasan Pileg Dan Pilpres

Monitoring Dan Evaluasi Pengawasan Tahapan Pileg Dan Pilpres

Pengawasan Dan Pengendalian Kinerja Dan Laporan Keuangan Panwaslu


Kabupaten/Kota/Kecamatan

2019 001 Penyusunan Renja dan Anggaran Tidak Ada Belanja Modal karena masih
dalam proses koordinasi antara pejabat pengadaan & PPK

Pengelolaan Ketatausahaan dan Kearsipan

Peliputan, Dokumentasi, dan Pengelolaan Media Informasi

Pembinaan SDM Pengawas dan Sekretariat

Fasilitasi dan Koordinasi dengan Mitra Kerja

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program

002 Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif

Pembinaan/Penyelenggaraan Pengawasan dan Supervisi Pengawasan Pemilu/Pemilihan

Pembinaan/Pelaksanaan Penanganan, Penindakan Pelanggaran dan Penyelesaian


Sengketa Pemilu/Pemilihan

Fasilitasi Sentra Gakkumdu

Advokasi Pelanggaran dan Pidana Pemilu/Pemilihan


Fasilitasi Koordinasi dan pelaporan Bawaslu Provinsi

Evaluasi Pengawasan Pemilu/Pemilihan

003 Fasilitasi dan Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu

Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Sosialisasi Pengawasan Pemilu

Penyelesaian Sengketa

Monitoring Dan Evaluasi Pengawasan Tahapan Pileg Dan Pilpres

Publikasi dan Dokumentasi Pengawasan Pemilu

Sumber : Bagian Keuangan Bawaslu Sulawesi Tenggara

Dari tabel 3.1, 3.2 dan 3.3 diatas menggambarkan masih ada program/kegiatan yang
tidak dapat dilaksanakan seperti; 1) layanan administrasi Bawaslu Provinsi terkait penyusunan rencana
kerja harusya volume kegiatan 2 (Dua) kali tetapi baru dilaksanakan 1 (Satu) kali, pengelola administrasi
keuangan BMN, pengelolaan ketatausahaan dan kearsipan, peliputan, dokumentasi, dan pengelolaan
media informasi, pembinaan kesekretariatan pengawas, fasilitasi dan koordinasi dengan mitra kerja
seperti ; pelaksanaan FGD dengan mitra kerja, monev, tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan BPK dan
BPKP belum semua terealisasi. 2) Teknis penyelenggaraan pengawasan pemilu seperti; bimbingan teknis
pengawasan bersama media massa, sosialisasi pengawasan pemilu melalui media elektronik, FDG
pembinaan pengawasan pemilu, Bimtek penanganan dan pelanggaran Pemilu, media gathering,
musyawarah penyelesaian sengketa, evaluasi pengawasan pemilu tidak dilaksanakan sesuai volume
alokasi anggaran, yang sudah terealisasi baru beberapa kegiatan. Masalah-masalah lainnya terkait
anggaran dan organisasi adalah keterlambatan dalam pencairan anggaran yang menjadi masalah utama
dan belanja modal belum dapat direalisasikan karena masih dalam proses koordinasi antara pejabat
pengadaan dan PPK.

B. Pembagian Tugas dan Fungsi

Kelembagaan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melalui eksistensinya setelah pimpinan


BawasluSulawesi Tenggara periode 2018-2023 di lantik dan di ambil sumpah/janjinya oleh Ketua
Bawaslu RI, Abhan,SH,MH pada hari sabtu di Hotel Aryaduta Jakarta,14 April 2018. Komposisi Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai SK Bawaslu RI Nomor 0215/K.BAWASLU/HK.01.01/IV/2018 adalah:

1. Dr. Hamiruddin Udu, S.Pd., M.Hum

2. Munsir Salam, S.Pd., M.AP


3. Sitti Munadarma, S.P

4. Bahari, S.Si.,M.P

5. Ajmal Arif, SH.I., M.H

Hasil rapat pleno pimpinan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara dengan Nomor :


001/Pleno/Bawaslu.Prov.Sultra/IV/2018 pada 14 April 2018 tentang penetapan dan pembagian divisi
serta wilayah koordinasi Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, menetapkan: Dr. Hamiruddin Udu, S.Pd.,
M.Hum sebagai Ketua merangkap Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran merangkap Koordinator
Wilayah Wakatobi, Konawe Utara, Kolaka Timur, dan Kota Kendari. Munsir Salam, S.Pd.,M.AP sebagai
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga merangkap Koordintor Wilayah Buton,
Bombana, Baubau, dan Konawe Selatan. Sitti Munadarma, SP sebagai Koordinator Divisi Organisasi dan
SDM merangkap Koordinator Wilayah Konawe Kepulauan, Muna, dan Buton Selatan. Bahari, S.Si,.MP
sebagai Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa merangkap Koordinator Wilayah Buton Utara, Muna
Barat, dan Kolaka.Ajmal Arif, SH.I.,MH sebagai Koordinator Divisi Hukum merangkap sebagai
Koordinator Wilayah Kolaka Utara, Konawe, dan Buton Tengah.

Tabel.3.4 Nama-Nama Koordinator Divisi Bawaslu Provinsi

Sulawesi Tenggara sebagai berikut :

No Nama Divisi BawasluSulawesi Tenggara Koordinator Divisi Wkl.Koordinator Divisi

Penindakan Pelanggaran Dr.Hamiruddin Udu,S.Pd.,M.Hum Ajmal Arif,SH.I.,MH

Pengawasan Dan Hubungan Antar Lembaga Munsir Salam,S.Pd.,M.AP Sitti Munadarma,SP

Organisasi Dan SDM Sitti Munadarma,SP Bahari,S.Si.,MP

Penyelesaian Sengketa Bahari,S.Si.,MP Dr.Hamiruddin Udu,S.Pd.,M.Hum


5

Hukum Ajmal Arif,SH.I.,MH Munsir Salam,S.Pd.,M.AP

Sumber : Bagian SDM Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara

Adapun tugas-tugas divisi adalah sebagai berikut:

1) Divisi SDM dan Organisasi:

a. Pembentukan Bawaslu Kabupaten/Kota;

b. Pendidikan dan pelatihan bagi Bawaslu Kabupaten/Kota;

c. Pembinaan Bawaslu Kabupaten/Kota;

d. Penyiapan laporan kegiatan Divisi Organisasi dan SDM; dan

e. Penyampaian Laporan Hasil Pengawasan Tahapan dan

Laporan Akhir Bawaslu Provinsi kepada Bawaslu.

2) Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga:

a. Pengawasan tahapan pemilu di tingkat provinsi;

b. Pengadministrasian hasil Pengawasan;

c. Hubungan masyarakat;

d. Kerjasama antar lembaga;

e. Sosialisasi Pengawasan Pemilu; dan

f. Penyiapan Laporan Tahapan dan Laporan Akhir Divisi

Pencegahan dan Hubungan antar Lembaga

3) Divisi Penyelesaian sengketa:

a. Penerimaan permohonan sengketa:

b. Penyelesaian sengketa pemilu; dan penyiapan laporan

tahapan dan laporan akhir divisi penyelesaian sengketa.

4) Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran:

a. Penerimaan laporan dugaan pelanggaran;


b. Pengkajian dan tindaklanjut laporan dan/atau temuan

pelanggaran;

c. Pengawasan atas tindaklanjut laporan atau temuan;

d. Penyiapan laporan tahapan dan laporan akhir divisi.

Fungsi utama Bawaslu sebagai Lembaga Pengawas Pemilu adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan sengketa proses Pemilu;

2) Melakukan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa prosesPemilu;

3) Menyelesaikan sengketa proses Pemilu.

Tabel 3.5 Nama - nama Koordinator Wilayah Bawaslu

Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut :

No Nama Pimpinan BawasluSulawesi Tenggara Kabupaten/Kota Ket

1 Dr.Hamiruddin Udu,S.Pd.,M.Hum

Sitti Munadarma,SP Wakatobi, Konawe Utara,Kolaka Timur, Kota Kendari


2 Munsir Salam,S.Pd.,M.AP

Ajmal Arif,SH.I.,MH Buton, Bombana, Kota Baubau,Konawe Selatan

3 Bahari,S.Si.,MP

Munsir Salam,S.Pd.,M.AP

Buton Utara, Muna Barat, Kolaka

4 Ajmal Arif,SH.I.,MH

Dr.Hamiruddin Udu,S.Pd.,M.Hum Kolaka Utara, Konawe, Buton Tengah

5 Sitti Munadarma,SP

Bahari,S.Si.,MP Konawe Kepulauan, Muna, Buton Selatan

Adapun daftar kode dan nama 17 kabupaten/kota beserta ibu kota kabupaten Provinsi Sulawesi
Tenggara yang terdiri dari 15 kabupaten dan 2 kota pada tahun 2015 berdasarkan data yang
dipublikasikan oleh Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6 Daftar Kode dan Nama Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara :

No Kode Kabupaten/Kota Ibu Kota Kabupaten

1 74.01 Kabupaten Kolaka Kolaka

2 74.02 Kabupaten Konawe Unaaha

3 74.03 Kabupaten Muna Raha

4 74.04 Kabupaten Buton PasarWajo

5 74.05 Kabupaten Konawe Selatan Andoolo

6 74.06 Kabupaten Bombana Rumbia

7 74.07 Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi

8 74.08 Kabupaten Kolaka Utara Lasusua

9 74.09 Kabupaten Konawe Utara Wanggudu

10 74.10 Kabupaten Buton Utara Buranga

11 74.11 Kabupaten Kolaka Timur Tirawuta


12 74.12 Kabupaten Konawe Kepulauan Langara

13 74.13 Kabupaten Muna Barat Sawerigadi

14 74.14 Kabuapaten Buton Tengah Labungkari

15 74.15 Kabupaten Buton Selatan Batauga

16 74.16 Kota Kendari -

17 74.17 Kota Bau Bau -

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
dibantu oleh secretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara yang mempunyai tugas pemberian
dukungan administrasi dan teknis operasional Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara serta koordinasi
dengan pemerintah daerah dan instansi terkait.

C. Pembentukan

1. Pembentukan Bawaslu Kabupaten/Kota

Tim seleksi (Timsel) I dan II calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
menjalankan tugas sesuai dengan surat keputusan Ketua Bawaslu RI
No.0414/K.BAWASLU/HK.01.01/VI/2018 tahun 2018 tentang penetapan tim seleksi Calon Anggota
Bawaslu Kabupaten/Kota,tanggal 8 Juni 2019. Wilayah kerja Timsel I meliputi : Kota Baubau, Kabupaten
Buton, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Muna, Kabupaten Muna Barat,
Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton Utara. Wilayah kerja Timsel II meliputi: Kota Kendari,
Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan,Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe
Kepulauan, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Kolaka Timur dan Kabupaten
Bombana.

Timsel I dan II Calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan
seleksi mengacu pada UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, Peraturan Bawaslu No. 19 tahun
2017 yang telah diubah dengan peraturan Bawaslu No.10 tahun 2018, dan buku pedoman seleksi Calon
Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Bawaslu RI,
No.0435/K.Bawaslu/HK.01.00/VI/2018 serta perubahan pedoman seleksi
No.0600/K.Bawaslu/HK.01.00/VI/2018.

Pelaksanaan Seleksi Calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan
selama 2 (dua) bulan Kalender, mulai tanggal 08 Juni sampai dengan 08 Agustus 2018.Sebelum
melaksanakan tahapan seleksi, Timsel I dan Timsel II melakukan Rapat Pleno Tim Seleksi tanggal 9 Juli
2018 untuk memilih Ketua dan Seretaris Tim Seleksi.Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Rencana
Kerja Timsel I danTimsel II.Setelah itu dilakukan sosialisasi di 17 (tujuhbelas) kabupaten/kota yang dibagi
dalam beberapa zona.Penetapan Zona Sosialisasi tersebut ditetapkan berdasarkan kedekatan wilayah
kabupaten sehingga lebih memudahkan dan mengefektifkan baik itu dari segi keterjangkauan jarak
maupun biaya. Di samping itu, proses sosialisasi juga dilakukan melalui media sosial seperti WaGrup,
Facebook, Instagram, danTwitters.

Setelah proses sosialisasi dilakukan, Tim Seleksi I dan II membuat pengumuman seleksi calon Anggota
Bawaslu Kabupaten/Kota melalui media cetak lokal sebanyak dua kali pada media yang berbeda
sebagaimana terlampir. Adapun tahapan seleksi calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota provinsi
Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut.

a. Seleksi Administrasi

Seleksi diawali dengan penerimaan berkas pendaftaran peserta yang dimulai tanggal 28 Juni s/d 4 Juli
2018.Adapun jumlah pendaftar wilayah Timsel II untuk Sembilan kabupaten/kota berjumlah 278 (dua
ratus tujuh puluh delapan) orang dan wilayah Timsel I untuk delapan kabupaten/kota berjumlah 315
(tiga ratus lima belas) orang. Namun sampai batas akhir pendaftaran terdapat kabupaten Kolaka Timur
yang belum memenuhi syarat jumlah pendaftar yaitu sebanyak 6 (enam) kali jumlah kebutuhan
sehingga Timsel II sesuai Keputusan rapat Pleno menetapkan untuk memperpanjang Waktu pendaftaran
untuk kabupaten tersebut selama 3 (tiga) hari yaitu mulai tanggal 5 s.d 7 Juli 2018.

Selama Proses pendaftaran, Timsel juga melakukan Pemeriksaan kelengakapan berkas pendaftar.Jika
ditemukan peserta yang berkasnya belum lengkap maka pada saat itu juga disampaikan kepada
pendaftar untuk melengkapi sampai batas Waktu yang telah ditetapkan. Setelah proses pendaftaran
berakhir, tim seleksi melakukan rapat pleno penetapan peserta seleksi. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan keabsahan dan legalitas berkas pendaftar. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian
ditetapkan dalam rapat pleno Timsel sebagaimana terlampir.

Tahap selanjutnya dilakukan penilaian Daftar RiWayat Hidup, kemudian dilakukan rapat pleno
penetapan peserta yang lulus seleksi admnistrasi. Daftar nama peserta yang lulus seleksi administrasi
sebagaimana terlampir.

b. Tes Tertulis dan Psikologi

Tes tertulis Calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara bertempat di
Laboratorium Komputer Universitas Halu Oleo (Jl. HEA Mokodompit, Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara). selama dua hari yang berlangsung dari tanggal 15 s.d 16 Juli 2018. Perolehan skor nilai
peserta Tes tertulis melalui CAT langsung diumumkan setelah selesai ujian tulis dilakukan.

Sebagaimana MoU antara BAWASLU RI bersama MABES POLRI bahwa Tes Psikologi bagi para Calon
Anggota Bawaslu di seluruh Indonesia ditangani oleh Kepolisian Daerah masing-masing provinsi maka
Tes Psikologi diserahkan pada Polda Sulawesi Tenggara. Tes Psikologis yang ditangani oleh
PoldaSulawesi Tenggara bertempat di Hotel Zahra Kendari (Jl. Edy Sabara No 1A, Lahundape Kendari
Barat Kota Kendari Prov Sulawesi Tenggara / Dekat Bundaran Tapak Kuda) sejak tanggal 17 s.d 22 Juli
2018.

Sementara itu, Timsel I danTimsel II turut memantau proses tes psikologi yang berlangsung. Kemudian,
sambil menunggu hasil Tes Psikologi Tim Seleksi I dan Tim Seleksi II mempersiapkan pengumuman Hasil
Tes Tertulis serta tahap seleksi selanjutnya. Rekap Hasil Tes Psikologi diterima oleh Timsel I dan Timsel II
Sulawesi Tenggara melalui email Timsel:
timsel1Bawaslu.2018@gmail.comdantimsel2.Bawaslusultra.2018@gmail.com pada tanggal 25 Juli 2018.

Selanjutnya, Timsel melakukan rapat pleno pengumuman penetapan Hasil Tes Tertulis CAT dan Psikologi
pada tanggal 28 Juli 2018. Selain nama-nama peserta tes tertulis CAT dan Psikologi, dalam pengumuman
tersebut juga memuat informasi tentang Waktu dan proses tes selanjutnya. Peserta tes maupun
masyarakat umum mengakses pengumuman tersebut melalui website BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggara (sultra.Bawaslu.go.id.) serta melalui pesan berantai berupa Wa Grup.Timsel dan masyarakat
umum yang antusias dengan hasil seleksi tersebut pun memuat pengumuman tersebut di media sosial
pribadi masing-masing. Daftar nama peserta yang lulus tes tulis dan psikologi sebagaimana terlampir.

c. Tes Kesehatan dan Wawancara

Tes Kesehatan peserta seleksi calon anggota Bawaslu kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara
ditangani oleh Rumah Sakit Bayangkara Polda Sulawesi Tenggara yang semula direncanakan sejak
tanggal 30 sampai dengan tanggal 01 Agustus 2018 dan tahap seleksi Wawancara pada tanggal 02
sampai dengan 04 Agustus 2018, tetapi karena ada gangguan teknis yang tidak bisa dihindari, maka tes
kesehatan dilakukan sampai tanggal 02 Agustus 2018. Untuk mengimbangi kendala teknis tersebut,
maka Timsel mengumumkan Revisi Jadwal Tes Wawancara. Tes Wawancara dilakukan pada tanggal 4 –
6 Agustus 2018 di Swissbell Hotel Kendari. Tanggal 6 Agustus 2018 setelah Tes Wawancara semua
peserta selanjutnya tim seleksi melakukan rapat pleno penentuan peserta tes yang selanjutnya akan
mengikuti FTP.

d. Tanggapan Masyarakat dan Uji Kelayakan dan Kepatutan

Tim seleksi menerima tanggapan masyarakat terhadap peserta seleksi yang dinyatakan lulus tes
administrasi, tulis dan psikologi, dan tes kesehatan dan Wawancara. Ada banyak laporan masyarakat
yang diterima oleh Tim Seleksi. Baik melalui email timsel maupun melalui surat resmi.Tanggapan
masyarakat tersebut kemudian dijadikan bahan untuk klarifikasi pada saat tes Wawancara dilakukan
oleh tim seleksi. Daftar tanggapan masyarakat sebagaimana terlampir.

Tabel 3.7 Jadwal Penerimaan Bakal Calon Anggota Bawaslu

Kab/Kota Se-Sulawesi Tenggara


NO KEGIATAN DURASI WAKTU PELAKSANAAN SELEKSI KETERANGAN

A.Seleksi Administrasi

1 Penerimaan Berkas Pendaftaran7 hari 28 Juni s.d 04 Juli 2019 Ada Perpanjangan pendaftaran

♦ Pemeriksaan kelengkapan berkas

♦ Pemeriksaan keabsahan/legalitas berkas

♦ Penilaian daftar riWayat hidup

2 Pengumuman lulus berkas 10 Juli 2019

3 Pengambilan kartu peserta tes 3 hari 12 sd 14 Juli 2019

B.Tes Tertulis dan Psikologi

4 ♦ Pelaksanaan Tes Tertulis 2 hari 15 sd 16 Juli 2019

5 ♦ Pelaksanaan Tes Psikologis 6 hari 17 sd 22 Juli 2019

● Tertulis,LGD,Wawancara

6 Pengumuman penetapan hasil 1 hari 28 Juli 2019

tes tertulis CAT dan psikologi

C.Tes Kesehatan danWawancara

7 ♦ Pelaksanaan Tes Kesehatan 4 hari 30 Juli sd 02 Agustus 2019 Ada Kendala teknis
sehingga revisi Jadwal

8 ♦ Pelaksanaan Tes Wawancara 3 hari 04 s.d 06 Agustus 2019

9 Pengumuman hasil tes kesehatan 1 hari 06 Agustus 2019

dan tes Wawancara

D. Tanggapan Masyarakat dan Uji Kelayakan dan Kepatutan ( FPT )

10 ♦ Pelaksanaan FPT 3 hari 08 s.d 10 Agustus 2019

Sumber : Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

Berikut dibaWah ini nama-nama yang telah lulus seleksi yang selanjutnya akan mengikuti seleksi
uji kelayakan dan kepatutan oleh Bawaslu Provinsi

Tabel 3.8 Nama-Nama Yang Mengikuti Uji Kepatutan Dan Kelayakan


Calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Tenggara

Kabupaten Wakatobi

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 050 Arfis L Anggota Panwaslu Kab/Kota

2 036 La Ode Januria L Anggota Panwaslu Kab/Kota

3 060 La Ode Muhammad Arifin L Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 228 Sumadi L TenagaKontrak

5 100 LaodeBudiamin L WirasWasta

6 257 Sri Hastuti N P PNS

Kabupaten Buton

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 009 DelttiJans L Anggota Panwaslu Kab/Kota

2 034 Irfan L Anggota Panwaslu Kab/Kota

3 020 Maman L Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 062 La Ode MuhMuhidin L PNS

5 211 HamliWabula L WirasWasta

6 289 La Sairi L PendampingLokalDesa


Kota Bau – Bau

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 072 Azan Sahidi L Anggota Panwaslu Kab/Kota

2 073 M.Yusran Elfargani L Anggota Panwaslu Kab/Kota

3 012 WaodeFridaVivi Oktavia P Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 252 Sarmin L PNS

5 102 La Ode Asmanang L Staf PanWas Buton Selatan

6 274 Farida P KaryaWan SWasta

Kabupaten Buton Selatan

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 115 Jumadi L Anggota Panwaslu Kab/Kota

2 116 Mahyudin L Anggota Panwaslu Kab/Kota

3 117 Rosni P Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 111 NurArismiantiWomal P SWasta

5 094 Hastun L Pendamping Desa

6 230 La Ode Erwin L WirasWasta

Kabupaten Buton Tengah

No Nomor
Pendaftaran NamaCalon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 021 HeliusUdaya L Anggota Panwaslu Kab/Kota

2 003 Jais L Anggota Panwaslu Kab/Kota

3 042 Lucinda Theodora P Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 284 Aminuddin L WirasWasta

5 005 AlimuddinIlau L WirasWasta

6 254 Darwin L WirasWasta

Kabupaten Buton Utara

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 027 Hazamuddin L Anggota Panwaslu Kab/Kota

2 010 Junaiddin L Anggota Panwaslu Kab/Kota

3 064 Musliman L Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 001 Abdul Haris L WirasWasta

5 286 LayosibanaAkhirun L WirasWasta

6 272 Munarsiy L PNS

Kabupaten Muna

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 014 Aksar L Anggota Panwaslu Kab/Kota


2 026 Al AbzalNaim L Anggota PanwasluKab/Kota

3 015 Ali Darman L Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 287 Wa Ode Nursaban P PNS

5 251 AyumilaWarty P WirasWasta

6 057 Aidit Saleh L WirasWasta

Kabupaten Muna Barat

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 013 Ishak L Anggota Panwaslu Kab/Kota

2 011 La Ode Muhammad Yasri L Anggota Panwaslu Kab/Kota

3 022 Wa Ode Muniati Rigato P Anggota Panwaslu Kab/Kota

4 016 Karman L PNS

5 063 La Tajudin L WirasWasta

6 046 Ade Syahrul L WirasWasta

Kota Kendari

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 017 La Ode Hermanto, S.Tp Pria PanWas Kota Kendari

2 042 Sahinuddin, SH Pria PanWas Kota Kendari

3 171 AWardin Pria PanWas Kota Kendari


4 032 Zainal Abidin, SP Pria WirasWasta

5 037 Hanalir, SE.,ME Pria WirasWasta

6 012 Natanael Mite Timun, SH Pria WirasWasta

Kabupaten Bombana

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 213 Asrudin Pria PanWas Kabupaten Bombana

2 177 Darma Wanita PanWas KabupatenBombana

3 084 Hasdin Nompo Pria PanWas Kabupaten Bombana

4 244 Nuryadi Pria WirasWasta

5 242 Agustamin Saleko Pria WirasWasta

6 050 Hamid Munsir Pria WirasWasta

Kabupaten Konawe

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin


(L/P) Pekerjaan

1 073 Indra Eka Putra Pria PanWas Kabupaten Konawe

2 035 Rahmat Pria PanWas Kabupaten Konawe

3 036 Sabdah Pria PanWas Kabupaten Konawe

4 180 Andi Muh Dzulfadli Pria Dosen

5 002 Edy Tadung Pria Dosen

6 100 Rudi Azis Pria Dosen

Kabupaten Konawe Selatan

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 191 AWaluddin Pria PanWas Kabupaten Konawe Selatan

2 018 Hasni Wanita PanWas Kabupaten Konawe Selatan

3 124 Muammar Pria PanWas Kabupaten Konawe Selatan

4 005 Hajaruddin Pria WirasWasta

5 267 Yusman Yusuf Pria PNS

6 272 Ahmad AWal Pria WirasWasta

Kabupaten Konawe Utara

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 221 Abdul Makmur Pria PanWas Kabupaten Konawe Utara


2 190 Burhan Pria PanWas Kabupaten Konawe Utara

3 220 Hartian Wanita PanWas Kabupaten Konawe Utara

4 158 Ilham Pria Dosen

5 248 Abdul Sunardin Rindo Pria WirasWasta

6 249 Prasetio Hariwibowo Pria Honorer

Kabupaten Konawe Kepulauan

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 046 Akbar Pria PanWas Kabupaten Konawe Kepulauan

2 105 Nur Rahmat Pria PanWas Kabupaten Konawe Kepulauan

3 060 Asarudin Pria PanWas Kabupaten Konawe Kepulauan

4 170 As Ari Pria WirasWasta

5 122 Muhammad Tawil Pria WirasWasta

6 109 Alsad Pria WirasWasta

Kabupaten Kolaka

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan
1 039 Rusdy Pria PanWas Kabupaten Kolaka

2 123 IsWanto Pria PanWas Kabupaten Kolaka

3 045 Juhardin Pria PanWas Kabupaten Kolaka

4 026 FatmaWati Wanita WirasWasta

5 033 HermanPria WirasWasta

6 235 GunaWan

Wibisono Pria Pengacara

Kabupaten Kolaka Timur

No Nomor

Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 013 Rusniyati Nur

Rakibe Wanita PanWas Kabupaten Kolaka Timur

2 029 Abang Saputra

Laliasa Pria PanWas Kabupaten Kolaka Timur

3 113 La Golonga Pria PanWas Kabupaten Kolaka Timur

4 281 Yan Agus

Seksianus Pria PNS

5 119 Herlin Pria WirasWasta

6 279 Afda Pria WirasWasta

Kabupaten Kolaka Utara

No Nomor
Pendaftaran Nama Calon J.Kelamin

(L/P) Pekerjaan

1 087 Robi Pria PanWas Kabupaten Kolaka Utara

2 034 Hatisnah Wanita PanWas Kabupaten Kolaka Utara

3 055 Zainul Muluk Pria WirasWasta

4 083 Misbahuddin Pria WirasWasta

5 088 Mustamin Pria WirasWasta

6 130 Suparman Pria WirasWasta

Uji kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper Test) dilakukan oleh 5 (Lima) orang Pimpinan Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara akan dilaksanakan pada Hari/Tanggal : Rabu - Jum’at, 8 – 10 Agustus 2018 di
Swiss Belhotel Kendari.FPT ini dilakukan dengan metode Semi Structured Group Discussion(SSGD) sesuai
surat instruksi Ketua Bawaslu Nomor : 0886/K.Bawaslu/KP.01.00/VII/2018. Setelah melakukan FPT
dilanjutkan klarifikasi tanggapan masyarakat bagi peserta yang mendapatkan tanggapan masyarakat
baik peserta pendaftar baru maupun peserta pendaftar existing.Setelah dilakukan klarifikasi atas
tanggapan masyarakat maka dilanjutkan dengan klarifikasi atas hasil tes kesehatan maupun tes psikologi
bagi peserta existing. Namun informasi yang diperoleh Ketua Bawaslu Sulawesi Tenggara dan Bagian
SDM Bawaslu bahwa untuk hasil tes kesehatan dan hasil tes psikologi tidak perlu dilakukan klarifikasi
tinggal input nilainya oleh Bawaslu Provinsi. Sehingga Bawaslu Provinsi saat itu tidak lagi melakukan
klarifikasi atas hasil tes kesehatan dan psikologi untuk peserta pendaftar existing.Selanjutnya diinput
nilai peserta secara keseluruhan dimulai dari hasil SSGD, hasil kesehatan dan hasil tes psikologi.Sehingga
akumulasi nilai tersebut diperoleh perangkingan 1 sampai 6 besar calon anggota Bawaslu
Kabupaten/Kota di 17 (tujuh belas) Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara.

Hasil Fit and Propert Test dan Perankingan calon anggota Bawaslu Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dengan susunan peringkat calon anggota Bawaslu Kabupaten/Kota
adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Hasil Fit and Propert Test dan Perankingan calon

anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Tenggara

Kota Kendari

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru


1 Sahinuddin, SH Pria Existing

2 Zainal Abidin, SP Pria Pendaftar Baru

3 Hanalir, SE.,ME Pria Pendaftar Baru

4 La Ode Hermanto, S.Tp Pria Existing

5 Natanael Mite Timun, SH Pria Pendaftar Baru

6 AWardin Pria Existing

Kabupaten Bombana

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Asrudin Pria Existing

2 Darma Existing

3 Hasdin Nompo Pria Existing

4 Hamid Munsir Pria Pendaftar Baru

5 Nuryadi Pria Pendaftar Baru

6 Agustamin Saleko Pria Pendaftar Baru

Kabupaten Muna

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Ali Darman Pria Existing

2 AyumilaWarty Wanita Pendaftar Baru

3 Wa Ode Nursaban Wanita Pendaftar Baru

4 Al AbzalNaim Pria Existing

5 Aidit Saleh Pria Pendaftar Baru


6 Aksar Pria Existing

Kabupaten Muna Barat

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Wa Ode Muniati Rigato Wanita Existing

2 La Tajudin Pria Pendaftar Baru

3 Karman Pria Pendaftar Baru

4 Ishak Pria Existing

5 Ade Syahrul Pria Pendaftar Baru

6 La Ode Muhammad Yasri Pria Existing

Kabupaten Buton Utara

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Hazamuddin Pria Existing

2 Munarsiy Pria Pendaftar Baru

3 Layosibana Akhirun Pria Pendaftar Baru

4 Junaiddin Pria Existing

5 Musliman Pria Existing

6 Abdul Haris Pria Pendaftar Baru

Kabupaten Buton Tengah

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru


1 HeliusUdaya Pria Existing

2 Lucinda Theodora Wanita Existing

3 Darwin Pria Pendaftar Baru

4 Aminuddin Pria Pendaftar Baru

5 Jais Pria Existing

6 AlimuddinIlau Pria Pendaftar Baru

Kabupaten Buton Selatan

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Mahyudin Pria Existing

2 Rosni Wanita Existing

3 Jumadi Pria Existing

4 La Ode Erwin Pria Pendaftar Baru

5 Hastun Pria Pendaftar Baru

6 Nur Arismianti Womal Wanita Pendaftar Baru

Kota Bau-Bau

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Farida Wanita Pendaftar Baru

2 Waode Frida Vivi Oktavia Wanita Existing

3 La Ode Asmanang Pria Pendaftar Baru

4 M.Yusran Elfargani Pria Existing

5 Sarmin Pria Pendaftar Baru


6 Azan Sahidi Pria Existing

Kabupaten Buton

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Maman Pria Existing

2 Irfan Pria Existing

3 La Ode Muh Muhidin Pria Pendaftar Baru

4 Deltti Jans Pria Existing

5 Hamli Wabula Pria Pendaftar Baru

6 La Sairi Pria Pendaftar Baru

Kabupaten Wakatobi

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 La Ode Muhammad Arifin Pria Existing

2 Sri Hastuti N Wanita Pendaftar Baru

3 Sumadi Pria Pendaftar Baru

4 La Ode Januria Pria Existing

5 Laode BudiaminPria Pendaftar Baru

6 Arfis Pria Existing

Kabupaten Kolaka Utara


No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Robi Pria Existing

2 Misbahuddin Pria Pendaftar Baru

3 Suparman Pria Pendaftar Baru

4 Zainul Muluk Pria Pendaftar Baru

5 Mustamin Pria Pendaftar Baru

6 Hatisnah Wanita Existing

Kabupaten Kolaka Timur

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 La Golonga Pria Existing

2 Herlin Pria Pendaftar Baru

3 Afda Pria Pendaftar Baru

4 Rusniyati Nur

Rakibe Wanita Existing

5 Abang Saputra

Laliasa Pria Existing

6 Yan Agus

Seksianus Pria Pendaftar Baru

Kabupaten Kolaka

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru


1 Juhardin Pria Existing

2 GunaWan

Wibisono Pria Pendaftar Baru

3 FatmaWati Wanita Pendaftar Baru

4 HermanPria Pendaftar Baru

5 IsWanto Pria Existing

6 Rusdy Pria Existing

Kabupaten Konawe Kepulauan

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Muhammad Tawil Wanita Pendaftar Baru

2 Asarudin Pria Existing

3 Alsad Pria Pendaftar Baru

4 Asari Pria Pendaftar Baru

5 Nur Rahmat Pria Existing

6 Akbar Pria Existing

Kabupaten Konawe Utara

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Abdul Makmur Pria Existing

2 Abdul Sunardin Rindo Pria Pendaftar Baru

3 Hartian Existing
4 Prasetio Hariwibowo Pria Pendaftar Baru

5 Burhan Pria Existing

6 Ilham Pria Pendaftar Baru

Kabupaten Konawe Selatan

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Hasni Wanita Existing

2 Hajaruddin Pria Pendaftar Baru

3 AWaluddin Pria Existing

4 Ahmad AWal Pria Pendaftar Baru

5 Yusman Yusuf Pria Pendaftar Baru

6 Muammar Pria Existing

Kabupaten Konawe

No Nama

(L/P) Keterangan Panwaslu/Pendaftar Baru

1 Sabdah Pria Existing

2 Indra Eka Putra Pria Existing

3 Rudi Azis Pria Pendaftar Baru

4 Rahmat Pria Existing

5 Andi Muh Dzulfadli Pria Pendaftar Baru

6 Edy Tadung Pria Pendaftar Baru

Pelaksanaan seleksi calon anggota Bawaslu kab/kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara telah dilaksanakan
sesuai dengan Jadwal dan pedoman seleksi yang dikeluarkan Bawaslu RI. Dukungan maksimal dari tim
selekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah membantu kelancaran pelaksanaan seleksi calon
anggota Bawaslu Kab/kota Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ada beberapa hambatan/kendala dalam melaksanakan tahapan seleksi (1) Seleksi calon anggota
Bawaslu Kab/Kota dibedakan antara existing dan peserta baru sehingga menuai kritikan dari Timsel dan
masyarakat pada umumnya. (2) masih kurangnya Waktu sosialisasi seleksi calon anggota Bawaslu yang
lebih efektif terutama daerah Kabupaten/Kota yang tidak terjangkau informasi cepat sehingga sampai
batas akhir pendaftaran terdapat kabupaten Kolaka Timur yang belum memenuhi syarat jumlah
pendaftar yaitu sebanyak 6 kali jumlah kebutuhan sehingga Tim Seleksi II sesuai Keputusan rapat Pleno
menetapkan untuk memperpanjang Waktu pendaftaran untuk kabupaten tersebut selama 3 hari yaitu
mulai tanggal 5 s/d 7 Juli 2018. dan juga dapat dilakukan melalui website dan media cetak lokal. (3)
Waktu seleksi kurang longgar sehingga ada kemungkinan molornya Waktu seleksi akibat hal-hal diluar
kemampuan tim seleksi agak kesulitan mengatur Waktu.

2. Pembentukan Panwaslu Adhoc

a. Pembentukan Kecamatan

Berdasarkan Surat Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor:
034/K/SG/KP.00/IX/2018 Tanggal 10 September 2018 Perihal Penyampaian pada point 2 angka 1 bahwa
Bawaslu Kabupaten/Kota agar melakukan Klarifikasi dan Verifikasi kepada Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kecamatan yang dibentuk pada saat pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018 yang masih
memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan pada
Pemilihan Umum tahun 2019.

Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara telah menindaklanjuti surat Badan Pengawas


Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melakukan evaluasi, Klarifikasi dan Verifikasi
terhadap seluruh anggota Panwaslu Kecamatan di wilayah masing-masing dengan metode Wawancara
dan evaluasi setiap anggota Panwaslu Kecamatan.

Setelah dilaksanakannya rangkaian kegiatan Wawancara evaluasi kepada seluruh anggota Panwaslu
Kecamatan yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sultra, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota Se-Sultra menetapkan kembali anggota Panwaslu Kecamatan yang dibentuk pada saat
pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018 sebagai anggota Panwaslu Kecamatan pada Pemilihan
Umum tahun 2019 karena masih memenuhi syarat sebagai Pengawas pemilu.

b. Pembentukan Panwaslu Kelurahan/Desa

Undang-Undang telah memberikan kewenangan besar kepada Pengawas pemilu dalam rangka
mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu demi terwujudnya pemilu demokratis. Sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pada pasal 106 huruf f bahwaPanwaslu
Kecamatan berwenang untuk membentuk Panwaslu Kelurahan/Desa dan mengangkat serta
memberhentikan anggota Panwaslu Kelurahan/Desa, dengan memperhatikan masukan Bawaslu
Kabupaten/Kota.

Berdasarkan Surat Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi
Tenggara perihal Penyampaian bahwa Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan agar melakukan
klarifikasi dan verifikasi kepada Panitia Pengawas Pemilihan Umum Desa/Kelurahan yang dibentuk pada
saat pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2018 yang masih memenuhi syarat untuk ditetapkan
sebagai Panitia Pengawas Pemilihan Umum Desa/Kelurahan pada Pemilihan Umum Serentak Tahun
2019.

Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan telah menindaklanjuti surat Badan Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melakukan evaluasi, klarifikasi, dan
verifikasi terhadap seluruh anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Desa/Kelurahan yang
dilaksanakan secara serentak di Wilayah Kabupaten/Kota Se-Sultra dengan metode Wawancara dan
evaluasi setiap Panwaslu Desa/Kelurahan.

Setelah dilaksanakannya rangkaian kegiatan Wawancara evaluasi terhadap seluruh Panwaslu


Desa/Kelurahan yang terdiri dari 2.287 (Dua Ribu Dua Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu) Desa/Kelurahan,
dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.10 Jumlah PPL Bawaslu Kab/Kota Se-Sulawesi Tenggara Tahun 2019

N0 Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah PPL Kel/Desa

1 Sulawesi Tenggara Bombana 22 143

2 Buton 7 95

3 Buton Selatan 7 70

4 Buton Tengah 7 77

5 Buton Utara 6 90

6 Kolaka 12 135

7 Kolaka Timur 12 133

8 Kolaka Utara 15 133

9 Konawe27 351

10 Konawe Kepulauan 7 96

11 Konawe Selatan 25 351

12 Konawe Utara 13 170


13 Muna 22 150

14 Muna Barat 11 86

15 Wakatobi 8 100

16 Kota Baubau 8 43

17 Kota Kendari 10 64

Jumlah 219 2287

Sedangkan Panwaslu Kecamatan dan Panwaslu Desa/Kelurahan yang diberhentikan/Pergantian antar


Waktu ( paw ) pada Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara sebagai berikut :

Tabel 3.11 Nama-Nama Pergantian Antar Waktu Panwaslucam dan

Panwaslu Desa/Kelurahan Se-Sulawesi Tenggara.

No Kab/Kota Nama Nomor SK Jabatan

Panwaslucam Pengawas Desa/Kelurahan

1 Kota Kendari Drs. Arsyad No.282/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/X/2018 Baruga

Ainul Haq, S.Hut Wua-Wua

H. Heri Iskandar, SE No.468/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XII/2018 Mandongga

Lutfi Faruki Hasyim, SP No.112/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Bende

RidWan, S.Pi, MM No.192/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/III/2019 Poasia

Sitti Ramlia, S.Pd Poasia

2 Konsel Asriyani, S.Kep No. 282.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/X/2018 Palangga Selatan

AWaluddin, S.HI Ranomeeto

Amriani No. 106/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Tetehaka

AnWar M No.118/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Buke

AnWar Matandahi

Mukrin Matabondu

Rikar Harip Kasebo


Singgima Amotowo

Makbul Bakutaru

La Ode Amin Rasyid, SE No. 193/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/III/2019 Laonti

Eli IsmaWati No. 196/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/III/2019 Rumbi-rumbia

Makiki Labutaone

Abid IsWandi Namu

3 Kota Bau-Bau Zanihu, ST No.283.b/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/X/2018 Betoambari

La Muhaji, SH Wolio

Safarudin, S.Pd., M.Pd Kokalukuna

Baladil Amin, ST No.130/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Sorawolio

Mus Muliyaddi, ST Lea-lea

4 Bombana Rajiun, S.Ip No.306.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Kabaena

Jumardin, S.Pt No. 375/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Karya Baru

Haruddin No.375.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Poleang Timur

Retna Ningtias No. 057/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/I/2019 Kabaena Selatan

Arfan, S.Si No. 114/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Baliara

Ardiansyah Rahman, SH No. 115/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Balo

Hersan, SH No. 126/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Poleang

Darling, SH Poleang Timur

Irpan, SH Poleang Timur

Yati, SP No. 134/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Kasipute

5 Buteng Ridar Fyan santy Sofyan, ST No. 314/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Lakudo

La Fadi, A.Md.Kep No. 194/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/III/2019 Lowu-


Lowu

Muh. Alwi Miyla, S.Pd No.196.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/III/2019 MaWasangka

Dawin, SH MaWasangka Tengah


6 Konkep Muhajir, S.Pd No.314.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Wawonii

7 Konut JusnaWati No. 086/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/I/2019

Harsin

Asrullah

Fian Efendy, ST

Firman No.120/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Lameoru

Asrudin Otipulu

8 Muna Mursalin, SH No. 344/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Kusambi

La Ode Asrudin Zam, S.Ip No. 405/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XII/2018


Pohorua

La Ode Faad, a.Md.Kep Maligano

La Ode Ngkumabusi No. 405.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XII/2018 Parigi

Yasir No.071/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/I/2019 MataraWa

Boys Saputra No.119/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Lembo

Rasman Renda

Ervinas Langkoroni

Yeni TrisnaWati No. 226/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/IV/2019 Maligano

9 Buton Jamaluddin L.DjaWa, S.Pd No.396/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018

Sudin

Salmin

La Ruhani

Wa Sutia

Amin Apriyamin

Suhardin

Tasim
Muh. SajuWan

NilaWati No. 471/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XII/2018 Barangka

Martia No. 074.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/I/2019 Boneatiro

Winda SetyaWati No. 111/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019


Siontapina

10 KonaweAl Jumatul, SH No. 397.a/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Abuki

Israjab, S.Sos No. 397.b/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XI/2018 Uepai

GunaWan, S.Pd., M.Pd No. 451/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/XII/2018 Wawotobi

Yuslan Ahmad, S.Pd No.081/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/I/2019

Fitra GunaWan, A.Ma

Rahman Hakim, SH

Saparlin

Bahmar Toondu

Najaruddin

Rosliana

Abdul Kamal

Asmanto, A.Md

Erliana, A.Ma

Hasrim, S.Sos

Wisnu trisaputra

Aipin Latif

Armin, S.Sos

Hajiman

Ilham Hafid, S.Sos

Arpin, S.KM No. 108/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Anggalomoare

Jaiman, SH No. 221/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/IV/2019 Amesiu


11 Wakatobi Sawiadin, S.Pd No. 121/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/II/2019 Wangi-Wangi
Selatan

Rudi Hartono, S.IP Wangi-Wangi Selatan

Muh. Sukrin, SH No. 131/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/III/2019 Tomia Timur

12 Kolaka Muliana, S.Pd No. 185/Bawaslu-Prov.SG/HK.01.01/III/2019 Kolaka

Total 63 orang 28 orang

Tabel 3.12 Supervisi Pembentukan Panwaslu adhoc Bawaslu Provinsi

No Pokok-Pokok masalah Supervisi Proses supervise Hasil supervise

1 Anggota Panwaslu mengundurkan diri dan tidak ada paw yang memenuhi syarat dan kurangnya
peminat didaerah tersebut sehingga dibuka proses seleksi Panwaslu Morosi Kabupaten Konawe.
Melakukan pembinaan ke Bawaslu kabupaten Konawe dalam mengantisipasi kurangnya
peminat pendaftar untuk menjadi anggota panWascam. Telah dilaksanakan proses seleksi Panwaslu
sesuai peraturan perundangan dengan jumlah peserta tes 4 orang pendaftar.

2 Kelengkapan berkas pendaftar seleksi Panwaslu yang kurang lengkap dan minimnya pendaftar
Panwaslu yang disebabkan lokasi wilayah Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan
Memeriksa kelengkapan berkas peserta terkait syarat termasuk nilai tes tertulis Adanya catatan
hasil tes dan kelengkapan berkas peserta tes

3 Verifikasi data berkas pendaftar seleksi Panwaslu Andolo Barat, Sabulakoa, dan Kolono timur
Memeriksa kelengkapan berkas peserta terkait prasyarat Adanya catatan hasil tes dan
kelengkapan berkas peserta tes

4 Calon PTPS yang tidak memenuhi syarat terkendala umur dan ada beberapa daerah yang kurang
ataupun tidak ada peminatnya Melakukan pembinaan ke Bawaslu kabupaten/Kota yang belum
terpenuhi untuk perpangan Adanya catatan nama pendaftar yang MS ataupun TMS dengan tetap
berpedoman pada aturan.

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa supervisi yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara ke Bawaslu Kabupaten/kota dan jajarannya, bukan hanya terfokus pada supervisi tahapan
belaka, melainkan pada peningkatan Sumber Daya Manusia dan organisasi Pengawas pemilu.
D. Pelatihan Saksi Peserta Pemilu

Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu,perlu diperkuat peranan saksi khususnya dalam
proses pemungutan dan penghitungan suara. Salah satu metode penguatan saksi peserta melalui
pelatihan saksi yang diselenggarakan oleh Bawaslu.Hal ini penting,mengingat Pemilu2019 merupakan
Pemilu pertama dimana Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD Provinsi serta DPRD Kabupaten/Kota
diselenggarakan secara bersamaan dengan Pemilu Presiden danWakil Presiden. Penyelenggaraan secara
serentak ini secara teknis memiliki beban dan tanggungjawab yang lebih besar bila dibandingkan dengan
Pemilu secara terpisah.Maka penting dilakukan penguatan terhadap berbagai elemen yang dapat
mendorong keberhasilan penyelenggaraan Pemilu.

Sesuai dengan Pasal 351 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Bawaslu
bertugas melakukan pelatihan bagi saksi Peserta Pemilu. Saksi yang bertugas untuk mengaWa lproses
pemungutan dan penghitungan suara,baik saksi dari Pasangan calon,Partai Politik Peserta Pemilu,atau
calon anggota DPD.Pelatihan saksi yang akan diselenggarakan Bawaslu bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan saksi Peserta Pemilu, khususnya dalam penyelenggaraan Pemungutan
dan Penghitungan suara dalam Pemilu Anggota DPR, Anggota DPD, Presiden danWakil Presiden,
Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Dalam pelaksanaan pelatihan saksi peserta pemilu calon anggota DPD yang diselenggarakan oleh Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara akan dilaksanakan pada tanggal 8 April 2019
dan pelaksanaan pelatihan saksi peserta pemilu oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota dimulai dari tanggal 8 April 2019 sampai dengan 10 April 2019. Pada pelaksanaan
Pelatihan Saksi peserta Pemilu tersebut Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Tenggara sudah
meleWati beberapa tahapan diantaranya :

a. Pada Tanggal 15 Maret s/d 17 Maret 2019 Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Mengadakan
Training of Trainer bagi Fasilitator Bawaslu Kabupaten Kota dalam Rangka Bimbingan Teknis Pengawas
TPS dan Saksi Peserta Pemilu 2019.

b. Pada tanggal 7 Maret 2019 Bawaslu Kabupaten/Kota bersurat kepada Peserta Pemilu yang ada
di kabupaten/kota se-sultra untuk menyerahkan/menyetor nama-nama saksi peserta pemilu untuk di
latih oleh Bawaslu kabupaten sampai batas Waktu 30 maret 2019.

c. Pada tanggal 29 s/d 30 Maret 2019 Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengadakan Rapat
dalam Kantor persiapan Pelatihan Saksi di Aula Kantor Bawaslu Sulawesi Tenggara.

d. Pada awal April 2019 Bawaslu Kabupaten/Kota mengadakan Rapat Koordinasi dengan Peserta
Pemilu yang sudah Menyerahkan nama-nama saksi kepada Bawaslu Kabupaten/Kota per tanggal 30
Maret 2019 serta membuat Jadwal pelatihan.

e. Pada tanggal 8 April s/d 10 April 2019 Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan Pelatihan saksi
Peserta Pemilu secara serentak dengan berdasarkan Jadwal yang sudah di tetapkan oleh Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ada pun tabel pelaksanaan pelatihan saksi calon anggota DPD yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 08 Maret 2019 yang dilaksanakan 2019
bertempat di Swiss bell Hotel Kendari, Jl. Edi Sabara No.88 Kelurahan Lahundape, Kendari, Sulawesi
Tenggara, Indonesia, 9323.

Tabel 3.13 Daftar Pelaksanaan Pelatihan saksi calon anggota DPD Provinsi Sulawesi Tenggara.

No Tanggal Pelaksanaan Nama Saksi Calon Dpd Calon Dpd Ketersediaan Dukungan

1 2 3 4

1 8-Apr-19 Ashari Salam Wa Ode Rabia Al Dawia Ridwan ♦ Buku Saksi

2 Ramadhani FeniWa Ode Rabia Al Dawia Ridwan ♦ Video Tutorial

3 Armin Razak La Ode Andi Pili ♦ Narasumber

4 Muh.Abdul Razak La Ode Andi Pili ♦ Fasilitator/Moderator

5 Baiq Ariesta Dr. Dewa Putu Ardika Seputra ♦ Penyedia Ruang/Tempat Pelatihan

6 Nirwati Dr. Dewa Putu Ardika Seputra ♦ Perlengkapan Pelatihan

7 Zaenal Muh.Jafar ♦ Penyedia Ruang/Tempat Pelatihan

8 Rachman King Muh.Jafar ♦ Penyediaan Konsumsi Pelatihan

9 Siddiq Muharam Arsyid Arsyad

10 Jusran Tayeb Arsyid Arsyad

11 Sri Handono Dr.H.Amirul Tamim

12 Kusrin Dr.H.Amirul Tamim

13 Wahyudin Agusalim Sapri

14 Rahmatullah Agusalim Sapri

15 La Ode Mursalim Ade Muhidin Akbp (Purn) H.Idwar, Sh

16 Sastriani Akbp (Purn) H.Idwar, Sh

17 Tri Setiawan La Ode Baladin, Skm, M.Si

18 Wawan Jajang Supriatna La Ode Baladin, Skm, M.Si

19 Sitti Nursainab Rahmad


20 Rahmawati Habsa Rahmad

21 Ilham Nusa Bakti Ir.Yani Muluk, M.Si

22 Marlis Ir.Yani Muluk, M.Si

23 Ilma Jaya.Amg Samsu, Sp, M.Si

24 Rustam Duhasa Samsu, Sp, M.Si

25 Sutrisno Drs.H.Nurholis, Ms

26 Muhammad Mikial Drs.H.La Ode Rafiuddin, M.Si

27 Tarmin Drs.H.La Ode Rafiuddin, M.Si

28 Adi Candra La Ode Rusyamin,Skm, M.Si

29 Wa Ode Lisnawati La Ode Saera

30 Muh.Suhendar Fikran Dr.Sabaruddin Labamba

31 Jamaluddin Dr.Sabaruddin Labamba

32 Aldi Saputra Drs.M.Ali Nur

33 Dendy Syahriandra Fraditia Drs.M.Ali Nur

34 Pitriani Drs.H.Masyhur Abunawas

35 Risna,Amd.Keb Drs.H.Masyhur Abunawas

36 Sabri, Se Nilan Sabara, Sh

37 Arlan Ridwan

38 Renaldo Ridwan

39 Nurhima Fatmayani Harli Tombili

40 Aksan Dwi Fatmayani Harli Tombili

Kegiatan Pelatihan Saksi Calon Anggota DPD RI Dapil Sulawesi Tenggara bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan Pengetahuan kepada Saksi Calon agar bisa di kembangkan dilapangan untuk menjaga
terkait hak,wewenang,tugas dan tanggung jawab pada Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun
2019.Sedangkan sasaran dari pelaksanaan Kegiatan ini adalah Saksi Calon Anggota DPD RI Dapil Sulawesi
Tenggara.Metode yang paling efektif untuk diterapkan dalam kegiatan Pelatihan Saksi Calon Anggota
DPD sesuai dengan karekteristik peserta serta tujuan kegiatan ini disesuaikan dengan kondisi yang ada
misalnya pertama presentase yang akan dilakukan oleh narasumber kegiatan yang merupakan Anggota
Pimpinan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Kedua dengan diskusi, Peserta membahas tema dan
topik-topik permasalahan dengan sasaran antara lain untuk mengembangkan kemampuan dalam
Pelatihan dan menganalisa masalah, tukar menukar informasi serta memperkaya gagasan.

Pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya menunjukkan salah satu problem dan kisruhnya pada kegiatan
dan penghitungan suara di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari tingkat pusat sampai dengan
daerah, karena saksi tidak sepenuhnya memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Syarat menjadi saksi
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan,tidak cukup dengan syarat minimal melainkan juga
harus memenuhi syarat substansial yakni memahami peraturan perundang-undangan dan memiliki
keterampilan teknis terkait dengan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara,selain itu juga harus
memiliki sifat dan sikap disiplin,loyal dan tanggungjawab akan tugasnya dari awal sampai dengan akhir
kegiatan pemungutan dan penghitungan suara. Singkat kata tugas saksi dalam pemilu cukup berat dan
kompleks,hal tersebut kelihatan dalam suasana pelatihan kelas,dimana diantara peserta pelatihan saksi
saling berbeda pendapat dalam merespon kasus yang disampaikan narasumber,hal ini bisa dimaklumi
beda latar belakang bahkan pengetahuan mengenai tugas dan tanggung jawab saksi dalam pemilu
sehingga ini menjadi perhatian serius untuk disikapi.

Pelaksanaan pelatihan saksi DPD RI Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan hanya sehari agak kurang
maksimal karena sedikit Waktu untuk membahas bersama kelompok dan pesertanya hanya sebatas 2
orang untuk masing –masing calon anggota DPD,itupun hanya yang mengkoordinir propinsi sehingga
setelah pelatihan selesai diharapkan peserta yang ikut dikegiatan ini akan melatih atau
menginformasikan dilevel Kabupten/Kota bahkan sampai tingkat TPS

Grafik 1. Jumlah Peserta Pelatihan Saksi Calon Anggota DPD Ri DapilSulawesi Tenggara

Tabel diatas menggambarkan jumlah peserta saksi DPD RI Sulawesi Tenggara sebanyak 64 orang, tetapi
yang hadir dalam kegiatan pelatihan sebanyak 40 orang dan 24 orang tidak hadir.

Sumber BawasluSulawesi Tenggara

Penilaian selama proses pelatihan berjalan,tingkat penerimaan akan materi sesudah disampaikan materi
dari narasumber selama kegiatan pelatihan berlangsung yang memahami tugas dan larangan saksi
peserta pemilu sebanyak 30 (tiga puluh) orang dan yang sangat memahami yugas dan larangan saksi
peserta pemilu sebanyak 10 (sepuluh) orang, serta sebanyak 40 (Empat Puluh) orang sangat memahami
tugas saksi peserta pemilu dalam tahapan.
Saksi Peserta Pemilu merupakan mitra kerja dari Pengawas TPS sebagai ujung tombak terdepan dalam
Pengawasan.Keberadaan saksi partai Politik danPengawas sangat menetukan berlangsungnya
pemungutan dan penghitungan suara dapat terlaksana sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
disamping itu dapat mendeteksi secara dini dugaan pelanggaran yang seWaktu-Waktu dapat terjadi di
TPS. Dalam pelaksanaan pelatihan saksi peserta pemilu yang diselenggarakan oleh BadanPengawas
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemungutan dan Penghitungan suara dalam
Pemilu Anggota DPR, Anggota DPD, Presiden danWakil Presiden, Anggota DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota dan /atau Panwaslu Kecamatan yang dilaksanakan serentak Bulan April 2019.

Adapun landasan hukum/regulasi dalam melaksanakan pelatihan saksi Partai Politik adalah sebagai
berikut:

a. Pasal 351 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

b. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 tahun 2019 tentangPemungutan dan Penghitungan
Suara dalam Pemilihan Umum;

c. Peraturan Bawaslu Nomor 1 tahun 2019 tentang Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan
Suara dalam Pemilihan Umum.

Pada pemilihan Umum Tahun 2019 terdapat 20 Partai Politik yang menjadi peserta pemilu 2019 di
mana terdapat 16 partai Nasional dan 4 Partai Lokal Aceh. Berdasarkan Surat Bawaslu RI Nomor
0084/K.Bawaslu/TU.00.01/II/2019 perihal Permintaan Nama-nama Saksi Peserta Pemilu yang ditunjuk,
maka Bawaslu Provinsi menindaklanjuti dengan melakukan permintaan nama-nama saksi peserta
Pemilu kepada Partai politik dan Calon Perseorangan DPD oleh Bawaslu Kabupaten/Kota. Adapun
jumlah saksi peserta Pemilu masing-masing kabupaten/kota yang mengikuti pelatihan adalah sebagai
berikut:

Pelatihan bagi saksi parpol peserta pemilu Tahun 2019 merupakan amanat UU yang menyatakan bahwa
saksi peserta pemilu dilatih oleh Bawaslu

Selain yang berbentuk kegiatan-kegiatan penguatan sebelumnya, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
juga melakukan supervisi kepada jajaran Pengawas pemilu di tingkat Kabupaten/kota dan/atau
Panwaslu Kecamatan.Supervisi yang dilakukan, dimaksudkan sebagai upaya Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara dalam memberikan arah teknis pembinaan terhadap aparatur di tingkat Kabupaten/kota.
Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi, meliputi: Pokok-Pokok masalah Supervisi,
dan Hasil supervise. Uraian supervisi dapat dilihat pada table berikut:

Adapun hasil supervisi pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota dan/atau
Panwaslu Kecamatan sebagai berikut :

Tabel 14.Supervisi Pelatihan Saksi Parpol Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara


No Pokok-Pokok masalah Supervisi Proses supervisiPenilaian supervise

1 Daftar nama-nama saksi parpol yang masuk di masing masing kecamatan di Kabupaten/Kota se-
Sulawesi Tenggara rata-rata lebih besar jumlahnya yang tidak hadir/mengikuti pelatihan saksi parpol
disbanding yang mengikuti pelatihan. Melakukan pembinaan ke Bawaslu kabupaten/kota dalam
berkoordinasi dengan pimpinan partai terkait keterlibatan saksi parpol yang dilaksanakan Bawaslu.
Adanya catatan data terkait keikutsertaan partai peserta pemilu dalam pelatihan saksi yang
dilaksanakan oleh Bawaslu.

2 Kurangnya peserta saksi parpol yang hadir konsekwensinya konsumsi pelatihan dibagikan
kemasyarakat ataupun panti asuhan dengan disertai dokumentasi Melakukan pembinaan ke
Bawaslu Kabupaten/Kota untuk memeriksa dan memastikan konsumsi dibagikan kemasyarakat. Adanya
catatan dalam kesiapan pelatihan untuk lebih memastikan kesiapan peserta yang hadir.

3 Agenda/Jadwal pelatihan sudah ada tetapi buku saksi tidak semua langsung mendapatkan buku
panduan bagi peserta, disebabkan buku panduan sebagian masih dalam perjalan ekspedisi.
Melakukan pembinaan ke Bawaslu Kabupaten/Kota dalam pelatihan pemutaran video Adanya
catatan ketersediaan daya dukung kegiatan harusnya sudah siap sebelum pelatihan.

4 Ketersediaan fasilitas tempat pelaksanaan pelatihan saksi parpol Melakukan pembinaan


ke Bawaslu Kabupaten/Kota untuk menyediakan tempat pelatihan yang layak dan disesuaikan anggaran.
Adanya catatan ketersediaan daya dukung kegiatan harusnya sudah siap sebelum pelatihan.

E. Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas

Dalam memaksimalkan kinerja Pengawas Pemilu pada Pemilihan Umum tahun 2019 maka dilaksanakan
berbagai kegiatan dalam rangka pembinaan dan peningkatan kapasitas Pengawas pemilu (capacity
building) baik kegiatan bimbingan teknis, rapat kerja teknis, rapat koordinasi maupun kegiatan lainnya
yang diselenggarakan oleh Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, Bawaslu kabupaten/Kota

1. Peningkatan Kapasitas Anggota

2. Koordinasi dan Kerjasama

3. Supervisi/Monitoring

Dalam upaya pembinaan dan peningkatan kapasitas, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara :

Tabel 3.15 Daftar Realisasi Kegiatan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Jumlah Peserta Output Kegiatan


1 2 3 4 6

DIVISI SDM

1 29 s.d 30 Mei 2018 Rakor Peningkatan Kapasitas Sekretariat Bawaslu Provinsi, PanWas
Kabupaten/Kota Dalam Penanganan Pelanggaran Pemilihan Tahun 2018 dan Pemilu 2019 52
Peserta Agar menciptakan kerja Profesional serta mempunyai integritas, Kapabilitas, dan Akuntabilitas
dalam Penanganan Pelanggaran;

Terciptanya keseragaman pemahaman dalam Penanganan Pelanggaran.

2 07 s.d 08 Sept 2018 Rapat Koordinasi Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM Bawaslu
Kabupaten/Kota Dalam Rangka Pemilihan Umum Tahun 2019 68 Peserta Meningkatnya kualitas
dan kemampuan SDM dalam tugas-tugas tata kelola administrasi

3 21 s.d 22 Sept2018 Bimtek Peningkatan Kapasitas Dan Kualitas Kerja Bawaslu


Kabupaten/Kota Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 80 Peserta Meningkatnya kapasitas dan
kualitas kerja Bawaslu Kabupaten/Kota Tahun 2018;

Terbangunnya aparatur dan kelembagaan Pengawas pemilu yang kuat


dan mandiri

4 25 s.d 27 Sept 2018 Peningkatan Kapasitas Dan Kapabilitas Bawaslu Kabupaten/Kota Se-
Provinsi Sulawesi Tenggara Serta Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan dan Soliditas Pengawas Pemilu
Yang Berkarakter 80 Peserta Terbentuknya karakter Pengawas pemilu yang berkarakter serta
membangun solidaritas dan sinergitas Pengawas pemilu secara berjenjang

5 21 s.d 23 Nov 2018 Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan Sekretariat Bawaslu


Kabupaten/Kota Se- Sulawesi Tenggara 68 Peserta Adanya penyeragaman pelaksanaan
pengelolaan keuangan di Lingkungan BawasluSulawesi Tenggara

6 24 s.d 25 Nov 2018 Rapat Kerja Teknis Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya Manusia
Bawaslu Kabupaten/Kota DanPanwaslu Kecamatan Gelombang 1 184 Peserta Terbentuknya
aparatur Pengawas pemilu yang kuat , mandiri dan solid

Adanya pemahaman terkait regulasi dalam rangka melakukan tugas-


tugas tatakelola lembaga yang baik.

7 02 s.d 03 Des 2018 Rakernis Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Bawaslu
Kabupaten/Kota DanPanwaslu Kecamatan, Gelombang II 188 Peserta Mampu meningkatkan
pemahamannya dalam menjalankan tugas dan fungsi-fungsi pokok sebagai Pengawas pemilu;

Mampu memahami dan menguasai peraturan/regulasi terkait


pelaksanaan Pengawasan tahapan pemilu Tahun 2019;
Mampu meningkatkan pemahamannya dalam menjalankan tugas dan
fungsi-fungsi pokok sebagai Pengawas pemilu; 2. Mampu memahami dan menguasai peraturan/regulasi
terkait pelaksanaan Pengawasan tahapan pemilu Tahun 2019; 3. BawasludanPanwaslu mampu
melakukan evaluasi terhadap metode, memperkaya metode dan strategi Pengawasan pemilu di tingkat
Kabupaten/Kota oleh Bawaslu Kabupaten/Kota dan tingkat Kecamaatan oleh Panwaslu; 4. Bawasludan
sekretariat Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan dan sekretariat Panwaslu dapat melakukan
Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2019 secara optimal.

BawasludanPanwaslu mampu melakukan evaluasi terhadap metode,


memperkaya metode dan strategi Pengawasan pemilu di tingkat Kabupaten/Kota oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota dan tingkat Kecamaatan oleh Panwaslu;

8 03 s.d 04 Des 2018 Rakernis Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Bawaslu
Kabupaten/Kota DanPanwaslu Kecamatan, Gelombang III 188 Peserta Mampu meningkatkan
pemahamannya dalam menjalankan tugas dan fungsi-fungsi pokok sebagai Pengawas pemilu;

Mampu memahami dan menguasai peraturan/regulasi terkait


pelaksanaan Pengawasan tahapan pemilu Tahun 2019;

BawasludanPanwaslu mampu melakukan evaluasi terhadap metode,


memperkaya metode dan strategi Pengawasan pemilu di tingkat Kabupaten/Kota oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota dan tingkat Kecamaatan oleh Panwaslu; 4. Bawasludan sekretariat Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan dan sekretariat Panwaslu dapat melakukan Pengawasan Pemilihan Umum Tahun
2019 secara optimal.

9 04 s.d 05 Des 2018 Rakernis Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Bawaslu
Kabupaten/Kota DanPanwasluKecamatan, Gelombang IV 188 Peserta Mampu meningkatkan
pemahamannya dalam menjalankan tugas dan fungsi-fungsi pokok sebagai Pengawas pemilu;

BawasludanPanwaslu mampu melakukan evaluasi terhadap metode,


memperkaya metode dan strategi Pengawasan pemilu di tingkat Kabupaten/Kota oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota dan tingkat Kecamaatan oleh Panwaslu; 4. Bawasludan sekretariat Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan dan sekretariat Panwaslu dapat melakukan Pengawasan Pemilihan Umum Tahun
2019 secara optimal.

BawasludanPanwaslu mampu melakukan evaluasi terhadap metode,


memperkaya metode dan strategi Pengawasan pemilu di tingkat Kabupaten/Kota oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota dan tingkat Kecamaatan oleh Panwaslu; 4. Bawasludan sekretariat Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan dan sekretariat Panwaslu dapat melakukan Pengawasan Pemilihan Umum Tahun
2019 secara optimal.

10 15 s.d 16 Des 2018 Rakernis Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Bawaslu
Kabupaten/Kota DanPanwaslu Kecamatan, Gelombang V 188 Peserta Mampu meningkatkan
pemahamannya dalam menjalankan tugas dan fungsi-fungsi pokok sebagai Pengawas pemilu;
Mampu memahami dan menguasai peraturan/regulasi terkait
pelaksanaan Pengawasan tahapan pemilu Tahun 2019;

BawasludanPanwaslu mampu melakukan evaluasi terhadap metode,


memperkaya metode dan strategi Pengawasan pemilu di tingkat Kabupaten/Kota oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota dan tingkat Kecamaatan oleh Panwaslu; 4. Bawasludan sekretariat Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan dan sekretariat Panwaslu dapat melakukan Pengawasan Pemilihan Umum Tahun
2019 secara optimal.

11 19 s.d 20 Des 2018 Pengawasan Dan Pengendalian Kinerja Laporan Keuangan Bawaslu
Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara 74 Peserta

12 21 s.d 22 Des 2018 Bimtek Pengelolaan Ketatausahaan Dan Kearsipan Bawaslu


Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara 50 Peserta Mampu meningkatkan WaWasan dan
pengetahuan mengenai bagaimana cara mengelola kearsipan di Bawaslu Kabupaten/Kota;

Mampu meningkatkan pengelolaan kearsipan baik secara manual


maupun elektronik

13 27 S.D 28 Januari 2019 Rakor Laporan Keuangan Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sultra 78


Peserta Mampu mengelola pertanggungjawaban keuangan dari anggaran yang
disalurkan,mengendalikan penggunaan anggaran yang disalurkan,melakukan pengisian aplikasi WL
LHKPN melalui e-filing dan melakukan pengelolaan keuangan tersebut,pengelola administrasi keuangan
perlu memperhatikan prinsip-prinsip penganggaran seperti transparansi dan akuntabilitas anggaran,
disiplin anggaran,keadilan anggaran, serta efisiensi dan efektifitas anggaran dalam sekretariat
BadanPengawas pemilihan Umum Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

14 15 S.D 17 Maret 2019 Training Of Trainer (TOT) Bimtek PTPS Dan Saksi Peserta Pemilu Tahun
2019 bagi BawasluKabupaten/Kota Se-Sultra 115 Peserta Peserta mampu memahami materi yang
disampaikan pada pelaksanaan kegiatan ini;

Peserta mampu memahami simulasi yang disampaikan pada


pelaksanaan kegiatan ini serta mampu menyalurkan ilmu yang didapatkan dalam pelaksanaan kegiatan
ini kepada Pengawas kecamatan (Panwaslu) selanjutnya Panwaslunya yang akan menyampaikan kepada
PTPS dan saksi peserta Pemilu.

15 08 S.D 08 April 2019 Pelatihan Saksi Calon Anggota DPD RI DapilSulawesi Tenggara Pada
Pemilihan Umum Tahun 2019 40 Peserta Untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan saksi
calon agar bisa dikembangkan dilapangan untuk menjaga terkait hak, wewenang, tugas dan
tanggungjawab pada pelaksanaan pemilihan umum Tahun 2019

DIVISI PENINDAKAN DAN PENANGANAN PELANGGARAN


1 03 s.d 05 Sept 2018 Bimtek Peningkatan Kapasitas Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Dalam
Penanganan Pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019 68 Peserta Meningkatkan
kompetensi dan frofesionalisme BadanPengawas Pemilu Tahun 2019;

Meningkatkan solidaritas BadanPengawas Pemilihan Umum dalam


Penanganan Pelanggaran Pemilu Administrasi Tahun 2019;

Terciptanya pemahaman yang sama BadanPengawas Pemilihan Umum


dalam Penanganan Pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019.

2 13 s.d 14 Sep 2018 Rakernis Peningkatan Kapasitas Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota


dalam Penanganan Pelanggaran Pemilu Tahun 2019 60 Peserta 1.Meningkatnya Kompetensi
dan profesionalisme BadanPengawas Pemilihan Umum dalam Penanganan Pelanggaran administratif
Pemilu Tahun 2019.

2. Meningkatnya soldaritas BadanPengawas Pemilihan Umum dalam


Penanganan Pelanggaran Pemilu Administrasi Tahun 2019.

Terciptanya Pemahaman yang sama BadanPengawas Pemilihan Umum


dalam Penanganan Pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019

3 28 s.d 30 Sept 2018 Rakernis Sentra Gakkumdu Pelatihan Khusus Penyelidik Dan Penyidik
Tindak Pidana Pemilu Tahun 2019 70 Peserta Meningkatkan Kapasitas Penyelidik dan
Penyidik Tim Sentra Gakkumdu dalam Penanganan tindak pidana Pemilihan Umum Tahun 2019;

Terciptanya Penyelidik dan Penyidik Tindak Pidana Pemilu yang Handal

4 08 s.d 09 Nov 2018 Rakernis Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019
60 Peserta Meningkatnya pengetahuan dan kapabilitas Pengawas Pemilu dalam
penanganan Temuan dan Laporan dugaan pelanggaran Pemilu serta Penyelesaian Pelanggaran
administratif Pemilu;

Adanya kesamaan presepsi bagi Pengawas Pemilu dalam penanganan


Laporan /Temuan dugaan pelanggaran Pemilu serta Penyelesaian Pelanggaran administratif Pemilu.

5 16 s.d 18 Nov 2018 Bimtek Penanganan Pelanggaran Pemilu Dalam Rangka Penanganan
Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu Tahun 2019 68 Peserta Meningkatnya kopetensi dan
profesionalisme BdanPengawas Pemilihan Umum dalam penangan pelanggaran tindak pidana pemilu
Tahun 2019

Meningkatnya soliditas BadanPengawas Pemilihan Umum dalam


penanganan pelanggaran tindak pidana pemilu Tahun 2019;

Terciptanya pemahaman yang sama BadanPengawas Pemilihan Umum


dalam penanganan pelanggaran tindak pidana pemilu Tahun 2019
6 08 S.D 09 Nov 2019 Rakernis Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019
60 Peserta Meningkatnya pengetahuan dan kapabilitas Pengawas pemilu dalam
penanganan temuan dan laporan dugaan pelanggaran pemilu serta penyelesaian pelanggaran
administratif pemilu;

Adanya kesamaan presepsi bagi Pengawas pemilu dalam penanganan


laporan/temuan dugaan pelanggaran pemilu serta penyelesaian pelanggaran administratif pemilu.

7 18 S.D 20 Jan 2019 Bimtek Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019 75
Peserta Meningkatnya pengetahuan dan kapabilitas Pengawas pemilu dalam penanganan temuan dan
laporan dugaan pelanggaran Pemilu serta penyelesaian pelanggaran administratif pemilu

Adanya kesamaan presepsi bagi Pengawas pemilu dalam penanganan


laporan/temuan dugaan pelanggaran pemilu serta peneyelesaian pelanggaran administratif pemilu

8 28 S.D 29 Januari 2019 Rakernis Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019
60 Peserta Adanya keseragaman pelaporan hasil Pengawasan Pemilihan Umum secara
berjenjang;

Terjaminnya kualitas data penanganan pelanggaran Pemilu yang


dilaporkan secara berjenjang oleh Pengawas Pemilu

9 08 S.D 09 Maret 2019 Rakernis Evaluasi Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Tahun
2019 60 Peserta Adanya Evaluasi terhadap penanganan temuan dan laporan pelanggaran
Pemilihan Umum Tahun 2019

Adanya Keseragaman penanganan temuan dan laporan pelanggaran


Pemilihan Umum Tahun 2019

10 08 S.D 10 April 2019 Bimtek Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019 75
Peserta Adanya peningkatan kemampuan dan kapasitas staf sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota dalam
penanganan pelanggaran Pemilu Tahun 2019

Adanya persamaan persepsi dan pola penanganan pelanggaran pemilu


oleh Pengawas Pemilu

11 15 S.D 17 Juni 2019 Bimtek Penanganan Pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019 75
Peserta Adanya peningkatan pengetahuan dan kapsitas Pengawas pemilu dalam melakukan inventarisasi
secara digital data pelanggaran pemilu tahun 2019 dan evaluasi penanganan pelanggaran pemilu Tahun
2019

Adanya penyamaan persepsi dan pola inventarisasi secara digital data


penanganan pelanggaran pemilihan di Seluruh wilayah Kabupaten/Kota Se-ProvSulawesi Tenggara

DIVISI PENYELESAIAN SENGKETA


1 14 S.D 16 Sept 2018 Bimtek Penyelesaian Sengketa Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019
77 Peserta Adanya Pemahaman pengetahuan dan kapabilitas penyelenggaraan pemilu ;

Adanya peningkatan kemampuan dan kualitas serta penyamaan


persepsi Bawaslu Kabupaten/Kota dalam melakukan penyelesaian sengketa

2 15 s.d 16 Nov 2018 Rakernis Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Tahun 2019 77
Peserta Meningkatkan pemahaman dan/atau pengetahuan Pengawas pemilu tentang penyelesaian
sengketa proses pemilu;

Peningkatan kapasitas jajaran Pengawas pemilu khususnya Bawaslu


Kabupaten/Kota dalam proses penyelesaian sengketa pemilu dan terbangunnya aparatur dan
kelembagaan Pengawas pemilu yang kuat dan mandiri

3 15 S.D 16 Nov 2018 Rakernis Penyelesaian Sengketa Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019
77 Peserta Meningkatnya pengetahuan dan kapabilitas penyelenggaraan pemilu yang
dapat menjamin pelaksanaan hak-hak politik masyarakat di kabupaten/Kota kedepan

4 15 S.D 16 Des 2018 Rakernis Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu Tahun 2019 60
Peserta Adanya evaluasi penanganan sengketa proses pada tahapan Pemilu;

Adanya Pemahaman pengetahuan dan kapabilitas penyelenggaraan


pemilu yang dapat menjamin pelaksanaan hak-hak politik masyarakat di Kabupaten/Kota ke depan

5 01 S.D 02 April 2019 Rakor Penyelesaian Sengketa Antar Peserta Pemilu Dalam Pemilu Tahun
2019 74 Peserta Meningkatnya pemahaman dan atau pengetahuan Pengawas pemilu tentang
penyelesaian sengketa proses antar peserta pemilu pada Pemilu tahun 2019

Peningkatan kapasitas jajaran Pengawas Pemilu khususnya Bawaslu


Kabupaten/Kota dalam proses penyelesaian sengketa

Terwujudnya pemahaman yang sama mengenai mekanisme proses


penyelesaian sengketa antar peserta pemilu Tahun 2019

DIVISI HUKUM,DATA DAN INFORMASI

1 1-Dec-18 Sosialisasi Peraturan Bawaslu Terkait Pengawasan Pemilihan Umum Anggota


Legislatif dan Pemilihan Presiden danWakil Presiden RITahun 2019 68 Peserta Memberikan
pemahaman terkait teknis dan metode dari perarturan perundang-undangan strategi Pengawasan;

Penindakan dan pencegahan semua kegiatan yang dilakukan oleh


masyarakat yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan penindakan adalah
pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat dengan sengaja dan ketidak tauan pemilu adalah sarana (
alat ) yang diberikan oleh pemerintah untuk memilih calon legislatif, Prsiden danWakil Presiden jika
terjadi suatu pelanggaran maka Wajib hukumnya masyarakat melaporkan ke Bawaslu Provinsi
pelaksanaan Pengawasan di semua tingkatan lingkup Pengawasan di bantu oleh semua jajaran kegiatan
Pengawasan meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Laporan perencanaan meliputi
penyusunan kalender Pengawasan, penyusunan alat kerjaan diidentifikasi potensi kerawanan
pelanggaran pemilu Pengawasan.

2 02 S.D 03 Maret 2019 Bimtek Penyusunan Keterangan Tertulis di Mahkamah Konstitusi Tahun
2019 75 Peserta Adanya peningkatan kemampuan dan kapasitas Pengawas Pemilu dalam
penyusunan keterangan tertulis PHPU kepada Mahkamah Konstitusi;

Adanya keseragaman tehnik penulisan keterangan tertulis PHPU yang


akan disampaikan kepada Mahkamah Konstitusi.

3 18 S.D 19 Mei 2019 Fasilitasi dan Koordinasi pelaksanaan produk hukum dalam rangka
persiapan penyusunan keterangan tertulis PHPU di Mahkamah Konstitusi 75 Peserta Peserta
telah menerima materi dan arahan terkait penyusunan keterangan tertulis yang sesuai dengan aturan
hukum;

Masing-masing peserta telah menyusun keterangan tertulis persiapan


PHPU di Mahkamah Konstitusi yang sesuai dengan penerapan Peraturan Bawaslu Dalam Pelaksanaan
Prosuk Hukum Bawaslu

DIVISI PENGAWASAN DAN SOSIALISASI

27 S.D 28 Juli 2019 Evaluasi Penyelenggaraan Pengawasan Tahapan Pemilihan Umum 2019
Bagi Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara 74 Peserta Adanya penilaian kinerja
Pengawasan pemilu yang telah dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota

2 28 s.d 29 Sept 2018 Rapat Kerja Teknis Pengawasan Tahapan Kampanye Pemilu Tahun 2019
Bagi Bawaslu Kaupaten/Kota Se-Sultra 70 Peserta Peserta kegiatan dapat memahami hasil
rekomendasi rakernis Pengawasan tahapan kampanye Pemilu Tahun 2019 oleh Bawaslu RI di Bogor
tanggal 23 s/d 25 september 2019;raWan dan potensi pelanggaran serta fokusdan strategi Pengawasan
tahapan kampanye pemilu Tahun 2019 oleh jajaran Bawaslu Kabupaten/Kota;

Adanya kesamaan pemahaman antara Bawaslu, Bawaslu Provinsi


danBawaslu Kabupaten/Kota terkait berbagai peraturan tentang kampanye pemilu tahun 2019;

Adanya kesamaan pemahaman dan kemampuan teknis Pengawasan


tahapan kampanye pemilu tahun 2019 bagi Bawaslu Kabupaten/Kota terkait berbagai peraturan tentang
kampanye Pemilu Tahun 2019;

Adanya hasil identifikasi titk raWan dan potensi pelanggaran serta


fokusdan strategi Pengawasan tahapan kampanye pemilu Tahun 2019 oleh jajaran Bawaslu
Kabupaten/Kota;
Adanya pemahaman serta kesamaan pemahaman antara jajaran
Bawaslu, Bawaslu Provinsi danBawaslu Kabupaten/Kota terkait berbagai peraturan tentang Kampanye
pemilu Tahun 2019.

3 11-Oct-18 Fokus Group Discussion ( FGD) Pengawasan Teknis Pencalonan Anggota DPRD
Provinsi dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota, Serta Anggota DPD RI Pada Pemilu 2019 Di Sulawesi
Tenggara 35 Peserta Meningkatkan kapasitas Pengawas Pemilu terhadap Pengawasan
Pencalonan Anggota DPRD Provinsi, Anggota DPRD Kabupaten/Kota, dan Anggota DPR-RI serta Anggota
DPD-RI;

Memberikan Pemahaman teknis operasional pencalonan Anggota DPRD


Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan DPR-RI serta DPD-RI;

Mengidentifikasi potensi masaalah yang kerap muncul dalam tahapan


pencalonan, serta penyelesaian masaalah;

Lahirnya kemampuan teknis Pengawas Pemilu dalam mengisi alat kerja


pencalonan Pemilu 2019.

4 12 s.d 13 Okt2018 Rapat Kerja Teknis Pengawasan Tahapan Pemilu 2019 Pada Pemilu
Presiden DanWakil Presiden, DPD, DPRD Provinsi, Dan DPRD Kabupaten/Kota Pada Tahapan Kampanye
DiSulawesi Tenggara 70 Peserta Adanya kesamaan pemahaman antara Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, danBawaslu Kabupaten/Kota terkait berbagai peraturan tentang kampanye pemilu Tahun 2019
khusunya peraturan KPU dan peraturan Bawaslu serta undang-undang yang terkait dengan kampanye
pemilihan umum Tahun 2019;

Adanya kesamaan pemahaman dan kemampuan teknis Pengawasan


tahapan kampanye pemilu Tahun 2019 bagi Bawaslu Kabupaten/Kota terkait berbagai peraturan
tentang kampanye pemilu Tahun 2019;

Adanya pemahaman serta kesamaan pemahaman antara jajaran


Bawaslu, Bawaslu Provinsi, danBawaslu Kabupaten/Kota terkait berbagia peraturan tentang kampanye
pemilu Tahun 2019;

Tersusunnya rencana tindak lanjut kegiatan kampanye pemilu 2019;

Adanya hasil identivikasi titik raWan dan potensi pelanggaran serta


fokusdan starategi Pengawasan tahapan kampanye pemilu Tahun 2019 oleh jajaran Bawaslu
Kabupaten/Kota;

Menyusun rekomendasi tindak lanjut FGD yang telah dihimpun


berdasarkan daftar Inventarisasi masaalah yang terkait masaala kampanye.
Adanya hasil identivikasi titik raWan dan potensi pelanggaran serta
fokusdan starategi Pengawasan tahapan kampanye pemilu Tahun 2019 oleh jajaran Bawaslu
Kabupaten/Kota;

5 26-Oct-18 Sosialisasi Pengawasan Dan Pengaturan Kampanye Pemilihan Umum Tahun


2019 70 Peserta Adanya pemahaman serta pemilu mengenai aturan yang berhubungan dengan
kampanye baik media masa media cetak maupun pemasangan APK

6 14-Nov-18 Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pememilih Pemula Pada Pemilu Tahun 2019
Di SMAN 4 Kendari 55 Peserta Terbangunnya pemahaman dasar-dasar kepemiluan
danPengawasan partisipatif bagi sisWa-siswi SMA dan SMK sederajat kota kendari utamanya yang telah
memenuhi syarat selaku pemili pemula pada pemilu 2019. Dalam kegiatan sosialisasi ini juga di
harapkan agar sisWa-siswi SMA/SMK/Sederajat se kota Kendari mengenali beberapa isu-isu dasar krusial
yang berkaitan erat dengan situasi pemilih pemulah kekinian (milenial ), diantra isu-isu krusial tersebut
sebagai berikut : 1. Peran tugas dan fungsi Bawaslu dalam dunia pemilu; 2. Kategori-kategori
pelanggaran dalam pemilu; 3. Model Pengawasan partisipatif dan kemanfaatannya; 4. Pemilih pemula (
Milenial Voters) danketerlibatannya.

7 15-Nov-18 Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pememilih Pemula Pada Pemilu Tahun 2019
Di SMAN 2 Kendari 55 Peserta Terbangunnya pemahaman dasar-dasar kepemiluan
danPengawasan partisipatif bagi sisWa-siswi SMA dan SMK sederajat kota kendari utamanya yang telah
memenuhi syarat selaku pemili pemula pada pemilu 2019. Dalam kegiatan sosialisasi ini juga di
harapkan agar sisWa-siswi SMA/SMK/Sederajat se kota Kendari mengenali beberapa isu-isu dasar krusial
yang berkaitan erat dengan situasi pemilih pemulah kekinian (milenial ), diantra isu-isu krusial tersebut
sebagai berikut : 1. Peran tugas dan fungsi Bawaslu dalam dunia pemilu; 2. Kategori-kategori
pelanggaran dalam pemilu; 3. Model Pengawasan partisipatif dan kemanfaatannya; 4. Pemilih pemula (
Milenial Voters) danketerlibatannya.

8 16-Nov-18 Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pememilih Pemula Pada Pemilu Tahun 2019
Di SMAN 1 Kendari 61 Peserta Terbangunnya pemahaman dasar-dasar kepemiluan
danPengawasan partisipatif bagi sisWa-siswi SMA dan SMK sederajat kota kendari utamanya yang telah
memenuhi syarat selaku pemili pemula pada pemilu 2019. Dalam kegiatan sosialisasi ini juga di
harapkan agar sisWa-siswi SMA/SMK/Sederajat se kota Kendari mengenali beberapa isu-isu dasar krusial
yang berkaitan erat dengan situasi pemilih pemulah kekinian (milenial ), diantra isu-isu krusial tersebut
sebagai berikut : 1. Peran tugas dan fungsi Bawaslu dalam dunia pemilu; 2. Kategori-kategori
pelanggaran dalam pemilu; 3. Model Pengawasan partisipatif dan kemanfaatannya; 4. Pemilih pemula (
Milenial Voters) .

9 15 s.d 16 Nov 2018 Rakernis Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum Tahun 2019 77
Peserta Meningkatkan pemahaman dan/atau pengetahuan Pengawas pemilu tentang penyelesaian
sengketa proses pemilu dan Peningkatan kapasitas jajaran Pengawas pemilu khususnya Bawaslu
Kabupaten/Kota dalam proses penyelesaian sengketa pemilu;
Terbangunnya aparatur dan kelembagaan Pengawas pemilu yang kuat
dan mandiri

10 19 s.d 20 Nov 2018 Bimtek Pengawasan Media Massa Dalam Pemilihan Umum Tahun 2019
35 Peserta Peserta memahami kegiatan pelanggaran kampanye pemilu dan mengetahui
batasan antara produk jurnalistik non iklan kampanye dengan produk jurnalistik iklan yang bermuatan
kampanye

11 24-Nov-18 Sosialisasi Pengawasan Kampanye Pemilu Serentak Tahun 2019 70 Peserta


Adanya pemahaman peserta sosialisasi terhadap peraturan pelaksanaan berbagai bentuk
kegiatan kampanye pemilu 2019, bentuk pelanggaran dan sanksi dalam kampanye pemilu 2019 serta
teknis Pengawasan pemilu Tahun 2019

12 26-Nov-18 Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengawasan Penyempurnaan Daftar Pemili


Tetap Hasil Perbaikan Tahap-1 (DPTHP-1) Menjadi DPHTP-2 Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 50
Peserta Rumusan bersama dalam penyempurnaan penyusunan DPHTP-1 menjadi DPHTP-2 di Sulawesi
Tenggara

13 27-Nov-18 Fasilitasi dan Koordinasi Pengawasan Logistik Pada Pemilu Tahun 2019 50
Peserta Adanya inventarisasi kendala, tantangan, dan pemetaan multi- pihak dalam tahapan pengadaan,
produksi dan pendistribusian logistik kelengkapan administrasi pemilu Tahun 2019

14 4-Dec-18 Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 70


Peserta Adanya pemahaman peserta terhadap Pengawasan partisiaptif sehingga terbangun kesadaran
untuk bersama Bawaslu mengawasi penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019

15 5-Dec-18 Pelatihan RelaWan Pengawasan Pemilu 2019 Pada Pemilihan Umum Tahun
2019 diSulawesi Tenggara 100 Peserta Adanya keterlibatan public sebagai Pengawas
partisipatif ( relaWan ) dalam pemilu 2019 di Sulawesi Tenggara

16 12 S.D 13 Des 2018 Monitoring dan Evaluasi Pengawasan penyempurnaan DPTHP-2 Pemilu
2019 68 Peserta Tersajinya laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pengawasan
penyempurnaan DPTHP-2 oleh Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sultra;

Terkonsolidasinya data-data hasil Pengawasan Rapat Pleno


Penyempurnaan DPHTP-2 tingkat Kabupaten/Kota Se-Sultra oleh Bawaslu Kabupaten/Kota;

Dirumuskannya rekomendasi BawasluSulawesi Tenggara terhadap


Rapat Pleno penyempurnaan DPTHP-2 Tingkat KPU Provinsi Sulawesi Tenggara.

18 S.D 19 Des 2018 Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Tahapan Pemilihan Umum 2019
68 Peserta Peningkatan kinerja Pengawasan yang prima,professional dan mandiri.
17 22-Des-18 Evaluasi Pengawasan Tahapan Pemilu 2019 68 Peserta Terbangunnya
komitmen stakeholder dan kesadaran dan kesadaran bersama untuk mematuhi rambu-rambu
kampanye Pemilu 2019.

18 26 Januari 2019 Sosialisasi Pengawasan Iklan Kampanye di Media Massa Dalam Pemilu Tahun
2019 82 Peserta Diharapkan dapat mejadi komitmen bersama antara Bawasludan stakeholder
terutama media massa yang menjadi tempat peserta pemilu melakukan kampanye pada tahapan pemilu
2019

19 30 S.D 31 Jan 2019 Rakernis Pengawasan Kampanye Rapat Umum Dan Iklan Kampanye Di
Media Massa Dalam Pemilu 2019 bagi Bawaslu Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara 74 Peserta
Peserta kegiatan memahami hasil FGD Penyusunan standar Tata laksana Pengawasan kampanye
rapat umum dan iklan kampanye media massa yang telah dilaksanakan oleh Bawaslu RI;

Adanya kesamaan pemahamanan jajaran Bawaslu terkait berbagai


peraturan tentang kampanye Pemilu tahun 2019;

Adanya kesamaan pemahamanan dan kemampuan teknis Pengawasan


tahapan kampanye Pemilu Tahun 2019 bagi jajaran Bawaslu;

Adanya kesamaan pemahamanan antara jajaran Bawaslu,Bawaslu


Provinsi,danBawaslu Kab/Kota terkait peraturan tentang kampanye Rapat Umum dan Iklan Kampanye di
Media Massa;

Adanya hasil identifikasi titik raWan dan potensi pelanggaran serta


foccus dan strategi Pengawasan tahapan kampanye rapat Umum dan iklan Kampanye di Media Massa
dalam Pemilu Tahun 2019.

20 06 S.D 07 Feb 2019 Rakernis Pengawasan Pengadaan,Produksi Dan Pendistribususian Surat


Suara Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 74 Peserta Adanya daftar inventaris kendala,
tantangan, dan pemetaan multi-pihak dalam Pengawasan pencetakan surat suara, proses sortir dan
pendistribusiannya, baik yang dilakukan oleh Perusahaan cetak maupun KPU sesuai tingkatnnya.
Lahirnya langka-langkah koordinatif yang teknis dan konkrit lintas-stakeholder dalam menjamin
kebenaran prosedur, kualitas hasil surat suara, serta jaminan sekuritas cetak. Terbentuknya tim
Pengawasan pengadaan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu dan dukungan perlengkapan
lainnya.Adanya Jadwal monitoring yang dilakukan secara berkala oleh Tim Pengawasn surat suara
Pemilu 2019 bagi Bawaslu Provinsi/Kabupaten/Kota.

21 Maret 2019 Sosialisasi Netralitas ASN,TNI,Dan PLRI serta Pengawasan penyelenggaraan


kampanye rapat umumdalam pemilu 2019 100 Peserta Adanya pemahaman peserta terhadap
larangan dan sanksi ketidaknetralan ASN,TNI dan POLRI dalam pemilu 2019;

Lahirnya langkah-langkah koordinatif yang teknis dan lintas institusi


antara Bawaslu, BKD, Kodim 143 Halu Oleo Kendari,dan PoldaSulawesi Tenggara dalam mencegah dan
menegakkan kode etik aparatur di daerah masing-masing;
Adanya rencana aksi yang disusun lintas institusi terkait dalam
mempersiapkan Pengawasan dan pengamanan kampanye rapat umum pemilu 2019 di Sulawesi
Tenggara;

22 14 S.D 15 Maret 2019 Rakernis Persiapan Pengawasan Dan Pemungutan,Penghitungan dan


Rekapitulasi Suara Pada Pemilu 2019 di Provinsi Sulawesi Tenggara 74 Peserta Adanya langkah
antisipatif Bawaslu Kabupaten/Kota dalam memetakan masalah pada tahapan
pemungutan,penghitungan dan rekapitulasi suara;

Lahirnya langkah-langkah koordinatif yang teknis dan konkrit antara


KPU Kabupaten/Kota danBawaslu Kabupate/Kota yang dapat diterjemahkan sampai ketingkat PPL
Kelurahan/desa,PPS,PTPS dan KPPS;

Adanya rencana aksi yang disusun dalam menghadapi tahapan


pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara Pemilu 2019.

23 13-Apr-19 Sosialisasi Hasil Penyusunan Dan Pemetaan TPS RaWan Pada Pemilu 2019 di
Provinsi Sulawesi Tenggara 100 Peserta Tersampaikannya hasil penyusunan pemetaan TPS
RaWan di Sulawesi Tenggara;

Lahirnya langka-langkah koordinatif yang teknis dan lintas institusi guna


melakukan pencegahan pelanggaran pemungutan dan penghitungan suara

Adanya masukan yang konstruktif terhadap rencana pencegahan


bersama

24 15-Apr-19 Apel Siaga Patroli Pengawasan Anti Politik Uang Pada Pemilu 2019 di Sulawesi
Tenggara 1207 Peserta Ekpose kesiapan performa aparat Pengawas pemilu

Adanya komitmen koordinatif dari stakeholder pemerintah Provinsi


Sulawesi Tenggara

Adanya sikap antipolitik uang yang deklaratf dari aparat Pengawas


pemilu dan stakeholder pemilu 2019

25 15 S.D 16 Juni 2019 Rakernis Persiapan Penyusunan Laporan Akhir Pengawasan Pemilu
Tahun 2019 Bagi Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sultra Adanya pemahaman kewajiban Bawaslu
Kabupaten/Kota dalam menyusun laporan akhir Pengawasan pemilu 2019, adanya kesiapan sumberdaya
teknis pelaporan bagi aparat (staf Sekretariat) Bawaslu Kabupaten/Kota dan adanya keseragman isisan
pelaporan yang dibuat Bawaslu Kabupaten/Kota.

26 24 S.D 25 Juli 2019 Rapat Kerja Teknis Pengawasan Penetapan Perolehan kursi dan calon
terpilih anggota DPRD Provinsi dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota 74 Peserta Adanya
pemahaman teknis tahapan penetapan calon terpilih anggota DPRD Kabupaten/Kota bagi Bawaslu
Kabupaten/Kota Se-Sultra
Adanya Konsolidasi Pengawasan penyelenggaraan tahapan penetapan
calon terpilih anggota DPRD Kabupaten/Kota bagi Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sultra

Adanya keseragaman tindakan pencegahan dan temuan dugaan


pelanggaran prosedur bagi Bawaslu Kabupaten/Kota Se-Sultra

Sumber : Bagian SDM Bawaslu Sulawesi Tenggara

F. Pendaftaran Dan Verivikasi Berkas Pendaftaran Pemantau Pemilu

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan secara komprehensif terhadap tahapan
pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2019. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 bahwa
pelaksanaan peilihan Umum tahun 2019 dapat melibatkan Pemantau Pemilu. Untuk dapat melakukan
Pemantauan pelaksanaan pemilihan umum tahun 2019, maka organisasi kemasyarakatan dan
kepemudaan maupun kemahasiswaan dapat melakukan pendaftaran pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi
danBawaslu Kabupaten/Kota.

Di Sulawesi Tenggara beberapa organisasi yang mendaftar dan disertifikasi oleh Bawaslu Provinsi dan
menyampaikan nama-nama pemantau dan wilayah pemantauan sebagai Pemantau Pemilu antara lain
1). Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), 2) Sulawesi Tenggara Demokrasi Monitoring (Sultra
Demo), 3) HMI BadkoSulawesi Tenggara,, 4) GMNI, 5) APKAN dan 6) KMHDI.

Adapun nama pemantau pemilu yang mendaftar dan yang menyampaikan usulan nama-nama sebagai
beriku:

Tabel 3.16 Daftar Nama Pemantau Di Wilayah Sulawesi Tenggara

No Nama Pemantau Tanggal Pendaftaran Hasil Verifikasi Berkas Sertifikat Ket

1 Sultra Demo 13 Des 2018 31 Des 2018 Nomor : 037/BAWASLU/II/2019 Tanggal 08


Februari 2019 Memenuhi Syarat

2 Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam(BADKO HMI Tanggal


12 Maret 2019 melaporkan nama-nama pemantau dan wilayah pemantauan ke Bawaslu Provinsi dan
sudah terdaftar secara nasional

3 GMNI Kendari Tanggal 10 Nov 2018 melaporkan nama-nama


pemantau dan wilayah pemantauan ke Bawaslu Provinsi dan sudah terdaftar secara nasional

4 Komite Independen Pemantu Pemilu Indonesia (KIPP) Nomor :


008/BAWASLU/VIII/2018 Tanggal 13 Agustus 2018 Tanggal 12 Maret 2019 melaporkan nama-nama
pemantau dan wilayah pemantauan ke Bawaslu Provinsi dan sudah terdaftar secara nasional
5 Aliansi Pemantau Kinerja Aparatur Negara (APKAN ) Nomor :
006/BAWASLU/VII/2019 Tanggal 30 Juli 2018 Tanggal 12 Nov 2018 melaporkan nama-nama
pemantau dan wilayah pemantauan ke Bawaslu Provinsi dan sudah terdaftar secara nasional

Sumber : Bagian SDM Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

Setelah data nama-nama pemantau disampaikan dibagian SDM Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara,
maka untuk memaksimalkan konsolidasi pemantau PEMILU Tahun 2019 dilakukan pelatihan mandiri
karena anggaran untuk pelatihan pemantau tidak ada sehingga ditaktisi dan bergabung dengan kegiatan
penindakan dan pelanggaran. Adapun jumlah peserta pelatihan pemantau sebagai berikut:

Tabel 3.17 Jumlah Peserta Pelatihan Pemantau

No Nama Pemantau Waktu Pelaksanaan Jumlah Peserta

1 Sultra Demo 8-Apr-19 15 orang

2 Badan Koordinasi Himpunan MahasisWa Islam (BADKO HMI ) 8-Apr-19 20 orang

3 GMNI Kendari 8-Apr-19 20 orang

4 Komite Independen Pemantau Pemilu Indonesia (KIPP) 8-Apr-19 15 orang

5 Aliansi Pemantau Kinerja Aparatur Negara (APKAN ) 8-Apr-19 10 orang

Tabel 3.18 Data Jumlah Relawan Pemantau Pemilu Tahun 2019

No Nama Pemantau Jumlah Usulan RelaWan Pemantau Jumlah RelaWan Pemantau saat
pungut hitung

1 Sultra Demo 131 orang 124 orang

2 Badan Koordinasi Himpunan MahasisWa Islam (BADKO HMI ) 83 orang 55 orang

3 GMNI Kendari 30 orang 30 orang

4 Komite Independen Pemantau Pemilu Indonesia (KIPP) 142 orang 142 orang
5 Aliansi Pemantau Kinerja Aparatur Negara (APKAN ) 17 orang 17 orang

Sumber : Bagian SDM Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara


BAB IV

Pengawasan dan Pencegahan Dugaan Pelanggaran Pemilu

Pengawasan dan Pencegahan Dugaan Pelanggaran Pemilu, merupakan fondasi pokok dari tugas dan
fungsi penyelenggaraan Pengawasan Pemilu. Aktivitas Pengawasan tidak dapat dipisahkan dari
pencegahan dugaan pelanggaran pemilu, sebab pencegahan adalah fokus utama dalam
penyelenggaraan Pengawasan pemilu, semakin besar aktivitas pencegahan yang dilakukan, maka resiko
protes atas proses pemilu semakin kecil pula.

Dalam proses penyelenggaraan pemilu,Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah melaksanakan


kegiatan-kegiatan Pengawasan dan juga kegiatan-kegiatan pencegahan dugaan pelanggaran pemilu,
yang jenisnya meliputi Koordinasi Antar Lembaga, Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat, Sosialisasi
Produk Hukum, Kerjasama (MoU), Pengawasan Tahapan, dan Supervisi. Keenam jenis Pengawasan dan
pencegahan dugaan pelanggaran pemilu yang telah dilaksanakan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
tersebut, diurakan sebagai berikut:

A. Koordinasi Antar Lembaga

Pelaksanaan koordinasi antar lembaga yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi
konteks Pengawasan dan pencegahan. Konteks koordinasi Pengawasan dilakukan dalam rangka
mengatur kegiatan dan tindakan pada saat proses penyelenggaraan tahapan, sedangkan koordinasi
pencegahan dugaan pelanggaran pemilu dilakukan sebagai upaya awalPengawas pemilu dalam
mendeteksi dan mengurangi resiko pelanggaran proses penyelenggaraan tahapan.
Pelaksanaan koordinasi antar lembaga dilakukan baik terhadap penyelenggara teknis pemilu dalam hal
ini KPU Provinsi Sulawesi Tenggara, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, maupun terhadap
Kelompok masyarakat sipil (CSO). Koordinasi dilaksanakan dengan maksud untuk mengintegrasikan,
mensinkronisasikan, dan mensinergikan tindakan-tindakan Pengawasan dan pencegahan. Secara umum,
gambaran pelaksanaan koordinasi antar lembaga yang telah dilaksanakan Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara meliputi 5 (lima) hal yaitu:

1. Jenis Koordinasi

Pelaksanaan Koordinasi dilakukan dengan 2 (dua) jenis yaitu koordinasi tahapan dan koordinasi non
tahapan pemilu. Koordinasi tahapan merupakan jenis pelaksanaan koordinasi yang khusus
mengkoordinasikan hal-hal yan g berkaitan dengan tahapan pemilu, yang sumbernya mengacu pada
Peraturan KPU Nomor 7 tahun 2017 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan KPU nomor
10 Tahun 2019;

2. Signifikansi Pelaksanaan Koordinasi

Siginifikansi koordinasi merupakan tingkat pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan koordinasi, baik
pelaksanaan koordinasi tahapan maupun non-tahapan pemilu;

3. Tujuan Koordinasi

Pelaksanaan Koordinasi ditujukan pada upaya-upaya yang ideal dan terukur, sehingga pelaksanaan
koordinasi dapat berpengaruh secara siginifikan terhadap target atau kelompok sasaran yang dituju;

4. Target/ Kelompok Sasaran Koordinasi.

Target koordinasi merupakan kelompok-kelompok yang menjadi sasaran pelaksanaan koordinasi


Pengawasan dan pencegahan.

Adapun uraian dari pelaksanaan koordinasi antar lembaga dapat dilihat pada uraian dalam tabel
dibaWah ini:

Tabel 4.1 Pelaksanaan Koordinasi Pengawasan

Jenis Koordinasi Signifikansi Koordinasi Tujuan Target /Kelompok Sasaran

Koordinasi Tahapan verifikasi partai politik Hasil koordinasi menunjukkan bahwa proses
pelaksanaan verifikasi partai politik berpengaruh pada aspek Waktu pelaksanaan, dimana KPU
Prov.Sulawesi Tenggara tidak akan memulai proses verifikasi sebelum BawasluSulawesi Tenggara hadir
dilokasi verifikasi. Serta Bawaslu ProvSulawesi Tenggara diberi akses ke SIPOL. Pelaksanaan koordinasi
ditujukan untuk mendapatkan informasi teknis verifikasi partai politik. Pihak yang disasar dari
pelaksanaan koordinasi ini ialah KPU Prov.Sulawesi Tenggara.

Koordinasi Tahapan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Hasil koordinasi menunjukkan pengaruh
yang besar dalam proses pemeriksaan dan penelitian kegandaan elemen data pemilih dalam DPS,
DPSHP, dan DPT. Serta terjadi signifikansi besar-besaran pada perubahan Daftar Pemilih Tetap
berdasarkan temuan Pengawaspemilu yang tersebar di 17 Kab/kota. Pelaksanaan koordinasi
bertujuan untuk mendapatkan salinan by name by address DPS, DPSHP, dan DPT. Serta sebagai bahan
rekomendasi perbaikan data pemilih di 17 Kab/kota. Kelompok yang disasar ialah 17 KPU Kab/Kota,
KPU ProvSulawesi Tenggara, dan Dukcapil ProvSulawesi Tenggara.

Koordinasi Tahapan Pencalonan Anggota DPD Hasil koordinasi mempengaruhi akses Pengawas pemilu
dalam mengaWasai secara langsung dan melekat (observasi) terhadap dokumen-dokumen dukungan
pencalonan anggota DPD. Serta salinan by name by address sampel dukungan yang diverifikasi factual.
Pelaksanaan koordinasi ini bertujuan untuk memperoleh akses penelusuran dokumen dukungan
pencalonan, dan dokumen lainnya. Serta memperoleh akses utuh terkait teknis sub-tahapan
pencalonan, pendaftaran, dan penetapan calon DPD. Kelompok yang disasar ialah KPU ProvSulawesi
Tenggara

Koordinasi Tahapan pencalonan anggota DPRD Provinsi Hasil koordinasi cukup mempengaruhi akses
Pengawasan yang langsung dan melekat. Pelaksanaan koordinasi bertujuan untuk mendapatkan
akses langsung pada dokumen-dokumen pencalonan Kelompok sasaran ini ialah KPU Prov.Sulawesi
Tenggara

Koordinasi tahapan pengadaan dan pendistribusian pemungutan dan penghitungan suara Hasil
koordinasi menunjukkan adanya signifikansi koordinasi berupa akses langsung pada proses pencetakan
surat suara di pabrik penyedia. Serta akses pada dokumen yang memuat Waktu, Jadwal dan kebutuhan
pencetakan surat suara dan perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara. Serta perlakuan teknis
distribusi logistic ke TPS-TPS bermedan ekstrim., dan pengamanan distribusi. Pelaksanaan koordinasi
bertujuan unutk memperoleh dokumen pencetakan surat suara, ijin akses ke pabrik pencetakan, Jadwal
dan Waktu distribusi, serta informasi manifest pengiriman surat suara dan perlengkapan pemungutan
dan penghitngan suara. Kelompok sassaran koordinasi ini ialah PT. Puri Panca Bangun selaku perusahaan
penyedia pencetakan surat suara, KPU ProvSulawesi Tenggara, dan PoldaSulawesi Tenggara.

Koordinasi tahapan kampanye Hasil koordinasi menunjukkan adanya pengaruh pada proses
penyusunan Jadwal dan zona kampanye, berupa titik lokasi pertemuan kampanye, pemasangan dan
pendistribusian Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye, penertiban APK dan BK terlarang. Serta
penentuan desain materi, durasi/spot, dan jenis media fasilitasi penyangan iklan kampanye. Tujuan
pelaksanaan koordinasi ini ialah terbangunnya kesepahaman pengaturan, larangan dan sanksi,
keseragaman aksi dan tindakan pencegahan pelanggaran. Kelompok yang disasar dalam
koordinasi ini ialah KPU Prov.Sulawesi Tenggara, 17 KPU Kab/kota, Satpol PP ProvSulawesi Tenggara,
Satpol PP Kota Kendari, Partai Politik, LO Calon DPD, dan TKD/BPN Pasangan calon Presiden dan Wakil
presiden nomor urut 01 dan 02.

Koordinasi tahapan pemungutan, penghitungan , dan rekapitulasi suara Hasil koordinasi menunjukkan
adanya pengaruh terhadap sosialisasi TPS RaWan yang disampaikan ke KPU ProvSulawesi Tenggara,
berupa perlakuan khusus terhadap aspek-aspek kerawanan-kerawanan yang terpetakan, termasuk
pembentukan TPS. Tujuan pelaksanaan koordinasi ini ialah terpetakannya masalah, hambatan, dan
aspek-aspek kerawanan lain, serta terbangunnya sinergitas KPU Prov dan Bawaslu Prov, serta keamanan
POldaSulawesi Tenggara. Kelompok yang disasar dalam koordinasi ini ialah KPU ProvSulawesi
Tenggara, PoldaSulawesi Tenggara

Koordinasi tahapan dana kampanye Hasil koordinasi menunjukkan signifikansi koordinasi berupa
maksimalisasi kepatuhan Waktu penyampaian LADK, LPSDK, dan LPPDK, oleh mayoritas peserta pemilu.
Tujuan pelaksanaan koordinasi ini ialah untuk menurunkan resiko ketidakpatuhan penyampaian
laporan dana kampanye oleh peserta pemilu. Kelompok sasaran dalam koordinasi ini ialah partai
politik peserta pemilu, calon anggota DPD, KPU ProvSulawesi Tenggara, dan KAP.

Koordinasi Non-Tahapan Netralitas ASN Hasil koordinasi mempengaruhi komitmen pejabat daerah
untuk tidak memobilisasi aparatnya kepada peserta pemilu tertentu, ketakutan ASN untuk terlibat aktif
dalam kampanye peserta pemilu tertentu. Pelaksanaan koordinasi ini bertujuan untuk mengurangi
dan menekan aktivitas pejabat daerah dan ASN dalam mendukung secara aktif peserta pemilu tertentu
selain didalam bilik suara di TPS. Kelompok sasaran dalam koordinasi ini ialah Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kolaka, Pemerintah Baubau, guru-guru dan asosiasi guru (PGRI).

Koordinasi Non-Tahapan Politik Uang Hasil koordinasi menunjukkan signifikansi pada komitmen
kelompok-kelompok masyasrakat untuk anti politik uang Tujuan koordinasi ini ialah untuk
menurunkan sikap permisif kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok sasaran koordinasi ini ialah
ASN, Pemilih Pemula (pelajar), dan peserta pemilu

Koordinasi Tahapan Non-Tahapan Politisasi SARA Hasil koordinasi menunjukkan adanya pengaruh
pada sikap rakyat dan peserta pemilu yang berkomitmen dan mendeklarasikan anti Politisasi SARA.
Tujuan koordinasi ini ialah untuk mendorong pemahaman kolektif agar isu SARA tidak
dipolitisasi oleh peserta pemilu tertentu. Kelompok sasaran koordinasi ini ialah Organisasi
Kemasyarakatan, Pelajar tingkat SMA/SMK sederajat, ASN, dan peserta pemilu.

Sumber: Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara

B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat

Pusat Pengawasan partisipasi masyarakat merupakan salah satu upaya Bawaslu dalam mendorong
keterlibatan Pengawasan yang berbasis masyarakat sipil. Keterlibatan masyarakat dalam Pengawasan
pemilu dilakukan melalui proses sosialisasi, transfer pengetahuan kepemiluan dan keBawasluan, serta
memberikan peran kepada masyarakat untuk berkolaborasi bersama dengan Pengawas pemilu dalam
agenda Pengawasan penyelenggaraan pemilu dan pencegahan dugaan pelanggaran pemilu.

Untuk memenuhi goalPengawasan partisipati masyarakat tersebut, BawasluSulawesi Tenggara sebagai


bagian hierarkis Bawaslu RI, menyelenggarakan gerakan Pengawasan partisipatif pemilu dengan
membentuk Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat, antara lain:

1. Kegiatan Pengawasan partisipasi masyarakat yang dikelola oleh Bawaslu Provinsi

Kegiatan Pengawasan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh BawasluSulawesi Tenggara dalam
mendorong dan meningkatkan Pengawasan partisipasi masyarakat di Sulawesi Tenggara sebagai
berikut:

a. Pojok Pengawasan

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara membentuk pojok Pengawasan, yang terletak dalam kantor
BawasluSulawesi Tenggara. Pojok Pengawasan dilengkapi dengan rak yang berisi buku-buku kepemiluan
dan buku laporan hasil penyelenggaraan Pengawasan pemilu di 17 (tujuh belas) Kabupaten/kota dan
laporan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara itu sendiri. Selain terdapat buku-buku, bulletin pemilu,
masyarakat juga bisa memperoleh informasi kepemiluan lainnya terkait dengan kegiatan-kegiatan
Pengawasan partisipasi masyarakat, yang dapat diakses secara elektronik.

b. SAKA Adhyasta Pemilu

Untuk melebarkan sayap-sayap Pengawasan partisipatif, BawasluSulawesi Tenggara membentuk SAKA


Adyasta Pemilu yang berisikan anggota pramuka aktif yang juga merupakan pemilih pemula dari
kalangan pelajar yang meWakili SMA/SMK di 17 Kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara. Aktivitasnya
berupa apel siaga, kemah pemilu, pelatihan relaWan pemilu, pemberian materi dan permainan-
permainan.

c. Media sosial

Pada kegiatan media sosial ini, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara menyebarkan materi-materi atau isu-
isu Pengawasan pemilu tertentu, yang kemudian mendorong public untuk peduli terhadap isu-isu
tersebut dan mendialogkannya, platform media sosial yang dipergunakan oleh BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggara dalam menyebarkan materi-materi atau aktivitas penyelenggaraan Pengawasan pemilu
diantaranya facebook, Instagram, dan Twitter. Selain itu, materi-materi tersebut juga disebar melalui
grup-grup Wa para aparatur Pengawas pemilu.

d. Rekruitmen Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu (Gempar)

Pada kegiatan ini, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara memfokuskan upaya perekrutan pada kalangan
mahasisWa dan pelajar. Contohnya saja, kegiatan road to showke beberapa SMA/SMK seperti SMAN1
Kendari, SMAN 4 Kendari, dan SMKN 1 Kendari, untuk membangun kesadaran pemilu dan demokrasi
sejak dini. Sekaligus, mengajak para pelajar untuk aktif terlibat mengawasi proses penyelenggaraan
pemilu di lingkungan TPS dimana ia berada. Sedangkan pada kalangan mahasisWa, BawasluProvinsi
Sulawesi Tenggara mengajak untuk mendaftarkan diri menjadi pemantau pemilu atau melibatkan diri
dalam melaporkan dugaan pelanggaran-pelanggaran yang ditemukan secara mandiri. Ajakan kepada
masyarakat tersebut dilakukan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara dalam beberapa kali kesempatan,
baik pada forum formal berupa kegiatan-kegiatan sosialisasi yang menghadirkan publik, atau dalam
forum-forum informal berupa diskusi dengan komunitas-komunitas tertentu.

2. Kelompok masyarakat

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah membentuk SAKA Adyasta Pemilu sebagai kelompok
masyarakat yang secara mandiri melakukan Pengawasan partisipatif dalam rangka ikut serta
berkolaborasi dengan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengawasi proses pelakasanaan tahapan
pemilu di Sulawesi Tenggara.

3. Tujuan

Pembentukan pusat Pengawasan partisipasi Pemilu bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan aktif
masyarakat dalam penyelenggaraan Pengawasan Pemilu 2019 di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Target

Pembentukan pusat Pengawasan partisipasi masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara ini ditargetkan
pada adanya kolaborasi aktif antara masyarakat sipil dengan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

Secara umum BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara menilai bahwa pembentukan pusat Pengawasan
partisipasi masyarakat dengan beberapa kegiatan patisipatifnya, telah mendorong peran partisipasi
masyarakat dalam ikut serta membantu mengawasi proses penyelenggaraan pemilu, hal ini ditunjukkan
dengan adanya beberapa aktivitas kolaboratif antara kelompok masyarakat sipil dengan Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara itu sendiri. Akan tetapi, sebagai suatu usaha yang terbilang baru (rintisan),
pusat Pengawasan partisipasi masyarakat di Sulawesi Tenggara masih belum maksimal dilakukan.
Belum maksimalnya pembentukan pusat Pengawasan partisipasi masyarakat, dipengaruhi oleh
kurangnya dukungan anggaran pembentukan pusat Pengawasan partisipasi masyarakat di Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara.

C. Sosialisasi Produk Hukum

Kegiatan sosialisasi produk hukum yang dilaksanakan oleh BawasluSulawesi Tenggara merupakan
sosialisasi produk hukum berbentuk Undang-Undang dan Peraturan Bawaslu (PerBawaslu). Sosialisasi
produk hokum dalam bentuk Undang-Undang dilakukan terhadap tema-tema pokok tertentu yang
berada di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, seperti tema Politik Uang yang termaktub dalam
Pasal 523 Undang-Undang aquo, tema Netralitas ASN/TNI/Polri dalam Pasal 280 ayat (2) huruf f dan ayat
(3) jo. Pasal 283 aquo, dan tema Politisasi SARA dalam Pasal 280 ayat (1) huruf c. Sedangkan terhadap
sosialisasi produk hokum berbentuk PerBawaslu, dilakukan sosialisasi PerBawaslu Nomor 7 Tahun 2018,
Peraturan Bawaslu Nomor 8 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 9 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 8 Tahun
2019, PerBawaslu Nomor 21 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 24 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 25
Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 28 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 23 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor
26 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 16 Tahun 2018, PerBawaslu Nomor 27 Tahun 2018, dan PerBawaslu
Nomor 20 Tahun 2018.

Adapun uraian pelaksanaan sosialisasi produk hokum yang dilakukan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara
dapat dilihat dari tabel dibaWah ini.

Tabel 4.2 Sosialisasi Produk Hukum

No Waktu Pelaksanaan Kelompok Sasaran Target Pelaksanaan

1 22 November 2018 Sekretaris Kota Baubau, Pemerintah Kecamatan se-Kota Baubau,


Pemerintah Kelurahan se-Kota Baubau, dan pimpinan partai politik se-kota Baubau. Adanya
pemahaman peserta terhadap bentuk kegiatan kampanye, bentuk pelanggaran dan sanksi sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 dan PerBawaslu No. 28 Tahun 2018

2 24 November 2018 Camat lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka, Kepala Dinas lingkup
Pemerintah Kabupaten Kolaka, Kepala SMA/SMK sederajat lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka,guru
dan ASN lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten
Kolaka. Serta Pimpinan Partai Politik tingkat Kabupaten Kolaka Adanya pemahaman peserta terhadap
bentuk kegiatan kampanye, bentuk pelanggaran dan sanksi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 7 tahun 2017 dan PerBawaslu No. 28 Tahun 2018

3 01 Desember 2018 Partai Politik Peserta Pemilu Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara,
Organisasi Kemasyarakatan, Polri, ASN, dan Kepala Desa. Masyarakat mengenali produk-pruduk
hukum PerBawaslu

4 04 Desember 2018 Badan Eksekutif MahasisWa se-Kota Kendari, Organisasi


Kemahasiswaan dan Kepemudaan, Organisasi Keagamaan, dan LSM. Tersosialisasikannya peraturan
perundang-undangan terkait pemilu 2019 (Undang-Undnag No.7 tahun 2017 dan
PerBawasluPengawasan taahpan), potensi pelanggaran, beserta sanksinya.

4 Maret 2019 Badan KepegaWaian Daerah, Kodim 143 Haluoleo, PoldaSulawesi Tenggara, Tim
Kampanye Paslon Presiden dan Wakil Presiden, Partai Politik. Mensosialisasikan larangan dan sanksi
dalam kampanye rapat umum 2019, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.7 tahun 2017

Sumber: Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara


Secara garis besar, kegiatan sosialisasi produk hukum yang sudah disebutkan diatas, sudah cukup efektif
dalam mensosialisasikan Produk Hukum Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 dan berbagai Peraturan
Bawaslu, kepada pihak-pihak yang disasar.

D. Kerjasama (MoU)

Untuk meningkatkan Pengawasan partisipatif pemilu di Sulawesi Tenggara, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara mengadakan kerjasama Pengawasan partisipatif berupa pembentukan SAKA Adyasta Pemilu
bersama KWartir Daerah Pramuka Sulawesi Tenggara (KWardaSulawesi Tenggara), yang dituangkan
dalam perjanjian kerjasama dengan nomor perjanjian 001/SET/SG/HM.00.01/2018. Kegiatan kerjasama
SAKA Adyasta Pemilu tersebut dilaksanakan pada 22 Januari 2018 bertempat di Halaman Sekretariat
KWarda Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara rinci, perjanian tersebut dapat diilhat dalam tabel dibahwah
ini:

Tabel 4.3 Kerjasama (MoU) Pengawasan Partisipatif

Pihak-pihak yang menjadi mitra strategis kerjasama

Tujuan Bentuk-bentuk kerjasama

Pelaksanaan hasil kerjasama

KWartir Daerah Pramuka Provinsi Sulawesi Tenggara Untuk melakukan kerjasama Pengawasan
partisipasi masyarakat Membentuk SAKA Adyasta Pemilu Kemah SAKA Adyasta Pemilu yang
melibatkan anggota pramuka penegak yang telah menjadi Wajib pilih pada 17 April 2019 yang tersebar
(terWakili) di 17 kabupaten kota.

Sumber: Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara

E. Pengawasan Tahapan

Dalam subbab Pengawasan tahapan ini akan mengurai penyelenggaraan Pengawasan pemilu yang
meliputi proses pelaksanaan terhadap kegiatan-kegiatan Pengawasan, dan hasil dari kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan. Pada sub proses Pengawasan tahapan akan menjelaskan aktivitas Pengawasan
dan pencegahan, termasuk tindakan-tindakan hukum otoritatif yang dilakukan oleh BawasluProvinsi
Sulawesi Tenggara sepanjang melakukan Pengawasan tahapan dan non tahapan Pemilu. Terhadap sub
hasil Pengawasan dan tindak lanjut, akan diuraikan bentuk-bentuk yang diperoleh dari proses
penyelenggaraan Pengawasan yang disertai dengan uraian temuan, rekomendasi, dan tindaklanjut
rekomendasi.

Penyelenggaraan Pengawasan tahapan pemilu yang akan disajikan merupakan pelaksanaan tahapan-
tahapan kunci yang terdiri dari tahapan pemutakhiran data dan daftar pemilih, tahapan verifikasi partai
politik, tahapan pencalonan anggota DPD dan DPRD Provinsi, tahapan kampanye, tahapan pengadaan
dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara, tahapan dana kampanye, serta
tahapan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Sedangkan pelaksanaan Pengawasan non-tahapan
terbagi atas netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), Politik Uang, dan Politisasi Suku, Agama, Ras, dan
Antar Golongan (SARA). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari uraian sebagai berikut:

1. Proses Pengawasan Tahapan / Non-Tahapan

Pada sub ini merupakan uraian terhadap pelaksanaan persiapan Pengawasan yang terdiri dari pemetaan
kerawanan, perencanaan Pengawasan, dan kegiatan pencegahan pelanggaran pemilu. Uraian
pelaksanaan proses Pengawasan tahapan dan non-tahapan tersebut meliputi:

1.1 Pengawasan Tahapan Pemutakhiran Data dan Daftar

Pemilih

Pengawasan tahapan dan sub-tahapan Pemutakhiran data dan daftar pemilih merujuk pada PKPU No.11
tahun 2018 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PKPU No.37 tahun 2018 junctis PKPU Nomor 7
tahun 2017 sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan PKPU No.5 tahun 2018, serta dengan
mempedomani PerBawaslu No.24 Tahun 2018 sebagai instrumen hukum teknis Pengawasan tahapan
daftar pemilih.

Pemutakhiran data dan daftar pemilih merupakan bagian fundamental dari sebuah proses
penyelenggaraan pemilu. Sebab, alokasi kursi, penetapan logistic pemungutan dan penghitungan suara,
serta perolehan suara masing-masing calon, ditentukan dari penyusunan data pemilih dan daftar
pemilih pemilu yang di mutakhirkan secara berkelanjutan, tanpa data dan daftar pemilih yang mutakhir,
Pemilu akan terus bermasalah.

Secara umum, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara memaksimalkan Pengawasan dengan upaya yang
serius dan terukur seperti keluarnya rekomendasi-rekomendasi perbaikan data dan daftar pemilih yang
ditandai dengan pemutakhiran data dan daftar pemilih tetap di provinsi Sulawesi Tenggara. Selain
melakukan Pengawasan pada pelaksanaan penyusunan daftar pemilih tetap, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara juga melakukan Pengawasan pada proses rekapitulasi penyusunan Daftar Pemilih Tambahan
(DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) secara berjenjang.

a. Kerawanan-Kerawanan dalam Tahapan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih


BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramengidentifikasi kerawanan yang terjadi dalam proses penyusunan
daftar pemilih di Sulawesi Tenggara. Kerawanan-kerawanan tersebut dapat ditinjau dari dua aspek
utama yaitu aspek akurasi data pemilih dan aspek validasi daftar pemilih. Akurasi data pemilih
mengidentifikasi kriteria-kriteria pemilih potensial pemilu atau penduduk yang telah berusia 17 (tujuh
belas) tahun pada 17 April 2019 atau yang sudah/pernah menikah. Untuk aspek validasi daftar pemilih,
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan kajian dan analisis mendalam terhadap: apakah data
pemilih yang di sinkronisasikan kedalam daftar pemilih merupakan data yang benar-benar valid (semua
elemen dapat di verifikasi), kemudian apakah daftar pemilih yang mengalami perubahan atau perbaikan
elemen data telah di validasi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dibakukan dalam peraturan
perundang-undangan, dan bagaimana KPU Provinsi/kabupaten/kota menjalankan prosedur
pemutakhiran secara berjenjang dan terJadwal, serta mekanisme pengadministrasian daftar pemilih
kedalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) dilakukan sesuai mekanisme
yang berlaku.

Pertanyaan-pertanyaan kerawanan tersebut terkristalisasi dalam uraian potensi-potensi kerawanan


pada kriteria data pemilih dan daftar pemilih di Provinsi Sulawesi Tenggara dibaWah ini:

1. Wajib pilih terdaftar lebih dari satu kali yang meliputi ganda nama atau ganda Nomor Induk
Kependudukan (NIK);

2. Wajib pilih yang mempunyai hak pilih tapi tidak terdaftar;

3. Wajib pilih yang belum genap 17 (tujuh belas) tahun atau belum menikah yang dimasukan
dalam daftar pemilih;

4. Wajib pilih yang sudah meninggal dunia tetapi terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS)
atau Daftar Pemilih tetap (DPT);

5. Wajib pilih yang sudah pindah domisili tetapi masih terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara
(DPS) atau Daftar Pemilih tetap (DPT);

6. Wajib pilih yang berubah status TNI/POLRI tetapi masih terdaftar dalam Daftar Pemilih
Sementara (DPS) atau Daftar Pemilih tetap (DPT);

7. Wajib pilih yang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan
hukum tetap, tetapi masih terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) atau Daftar Pemilih tetap
(DPT);

8. Wajib pilih yang melakukan Pindah Memilih khususnya pemilih yang bekerja diluar wilayah
tempat ia terdaftar, pemilih sakit yang diraWat diluar wilayah tempat ia terdaftar, dan pemilih yang
menjalani masa tahanan diluar wilayah ia terdaftar (Pemilih Lapas);

9. Wajib pilih yang tidak memiliki KTP-elekronik dan/atau belum melakukan perekaman (status
PRr).
10. Pemilih pindah memilih dan sudah memiliki Formulir A5 tapi statusnya masih terekam dalam
DPT, dan belum dihapus dalam Sistem Informasi Data Pemilih (SIDALIH).

Hasil identifikasi kerawanan diatas di peroleh dari hasil pemetaan masalah yang dilakukan di internal
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara yang sifatnya prediktif, dan reproduktif yang kemudian di kodifikasi .
Hasil identifikasi kerawanan-kerawanan tersebut, berkorelasi dengan skor Indeks Kerawanan Pemilu (IKP
Pemilu) untuk sub dimensi daftar pemilih dengan skor kerawanan 55,78% atau berkategori kerawanan
sedang. Berdasarkan hasil analisis pemetaan kerawanan dimensi hak pilih dalam IKP 2019, ada 2 (dua)
indicator utama sebagai loading factor yang paling besar mempengaruhi tingkat kerawanannya yaitu: 1)
adanya laporan/temuan terkait pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan; 2) adanya laporan/temuan
terkait pemilih yang tidak memenuhi syarat tetapi terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

b. Perencanaan Pengawasan

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan Pengawasan tahapan dan sub tahapan data
pemilih dan daftar pemilih, menyusun perencanaan Pengawasan. Perencanaan Pengawasan yang
dimaksud dilakukan dengan 2 (dua) hal yaitu; menentukan fokus Pengawasan dan strategi Pengawasan.

Fokus Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan data pemilih dan daftar pemilih ini dilakukan dengan
menentukan hal-hal mana saja yang berkontribusi dalam meminimalisasi terjadinya loading factor
sebagaimana disebutkan pada sub-bagian a diatas. Aktivitas fokus Pengawasan tahapan pemutakhiran
data dan daftar pemilih ialah:

1. Memastikan DPS yang ditetapkan merupakan kodifikasi dari DP4 dan DPT Pemilihan terkahir;

2. Memastikan DP4 yang menjadi bahan penyusunan DPS, merupakan DP4 yang diserahkan oleh
Dirjen Adminduk Kemendagri;

3. Memastikan DPS yang sudah ditetapkan dimutakhirkan kembali;

4. Memastikan penyusunan DPT bersumber dari DPS hasil perbaikan (DPSHP);

5. Memastikan pemilih yang masuk dalam DPTb bersumber dari DPT;

6. Memastikan DPK yang disusun merupakan pemilih yang belum terdaftar dalam DPT dan DPTb;

7. Memastikan Wajib pilih yang masuk dalam DPS, DPT, DPTb, dan DPK merupakan pemilih yang
telah memiliki KTP-elektronik dan/atau SUKET;

8. Memastikan Waktu penyusunan dan penetapan DPS, DPSHP, DPT, DPTb, dan DPK tidak
meleWati batas Waktu tahapan;

9. Memastikan penyusunan dan penetapan DPS, DPSHP, DPT, DPTb, dan DPK, diadministrasikan
dalam Berita Acara dan melalui Keputusan;
10. Memastikan salinan Berita Acara dan Keputusan tersebut diberikan kepada Bawaslu Provinsi,
peserta pemilu, dan pihak lainnya;

11. Memastikan elemen data pemilih dapat dikonfirmasi dan divalidasi kebenarannya;

12. Memastikan Waktu penyusunan tidak meleWati periode tahapan yang ditetapkan.

Berdasarkan poin-poin diatas, fokus Pengawasan pada tahapan a quo, dikluster pada 3 (tiga) aspek,
yaitu:

1. Aspek Waktu penyusunan dan penetapan data dan daftar pemilih;

2. Aspek prosedur penyusunan dan penetapan data dan daftar pemilih; dan

3. Aspek substansi/materi penyusunan dan penetapan daftar pemilih.

Adapun strategi Pengawasan merupakan kumpulan isu-isu strategis dan postulat-postulat pemilu yang
dihimpun dan di eksplorasi oleh Pengawas pemilu dalam rangka memudahkan Pengawas pemilu dalam
menentukan cara dan/atau model kerja Pengawasan seperti apa yang akan dilakukan. Strategi
Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan data pemilih dan daftar pemilih terdiri dari 3 (tiga) strategi
kunci meliputi:

1. Identifikasi Regulasi; Pelaksanaan strategi ini dilakukan dengan menghimpun pelbagai macam
aturan hukum pemilu yang relevan dengan penyusunan data dan daftar pemilih, seperti PKPU No.11
tahun 2017 jo PKPU 37 tahun 2018 junctis PKPU 7 tahun 2017 jo PKPU No.5 tahun 2018;

2. Identifikasi alat kerja Pengawasan tahapan; pendekatan ini bertujuan untuk menyiapkan setiap
formulir akat kerja Pengawasan tahapan dengan masing-masing isunya;

3. Eksplorasi; yakni melakukan analisa pada setiap ketentuan hukum yang ada dan menganalisa
potensi-potensi masalah yang sudah di identifikasi tersebut. Seperti, data pemilih ganda, pemilih
TNI/Polri, pemilih dibaWah 17 (tujuh belas) tahun, dan sebagainya. Selanjutnya, menentukan tindakan
kerja Pengawasan seperti apa yang akan dilakukan.

Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan prosedur, ketidakbenaran substansi materi
(data), dan/atau pelanggaran terhadap Waktu penyusunan daftar pemilih, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara melakukan beberapa kegiatan yang dimaksudkan sebagai tindakan meminimalisasi resiko
terjadinya pelanggaran:

1. Melakukan rapat koordinasi dengan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara terkait teknis
penyelenggaraan penyusunan daftar pemilih;

2. Melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) Provinsi
Sulawesi Tenggara terkait dengan data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) sebagai basis
penyusunan DPS;
3. Melakukan sosialisasi dan rapat dengan Organisasi Non-Pemerintah yang strategis dan lokal,
serta media massa (jurnalis) terkait dengan masukan penyelenggaraan Pengawasan tahapan;

4. Melakukan Bimbingan teknis/Rapat Kerja Teknis kepada Bawaslu kabupaten/kota secara


berkelanjutan.

5. Melakukan analisa bersama antara KPU Kabupaten/kota dan Bawaslu kabupaten/kota dalam
kegiatan Bimbingan teknis dan rapat kerja teknis.

Selain poin-poin diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara juga melakukan serangkaian tindakan
pencegahan melalui himbauan-himbauan baik secara tersurat maupun penyampaian lisan. Serta
dengan mengeluarkan beberapa rekomendasi perbaikan/penyempurnaan terhadap data dan daftar
pemilih yang akan dibahas pada sub-bab selanjutnya.

Gambar 1: Perencanaan Pengawasan tahapan

c. Aktivitas Pengawasan

Aktivitas Pengawasan merupakan kegiatan-kegiatan Pengawasan yang telah dilakukan Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara dalam penyelenggaraan Pengawasan tahapan dan sub tahapan data dan daftar
pemilih. Secara umum, kegiatan pokok Pengawasan data dan daftar pemilih di Sulawesi Tenggara antara
lain:

1. Melakukan pemeriksaaan terhadap DP4 yang telah diserahkan Dukcapil kepada KPU provinsi
Sulawesi Tenggara;

2. Membuat analisis awal terkait dengan DP4, sebagai bahan koordinasi stakeholder;

3. Mengkoordinasikan beberapa elemen data yang termuat dalam DP4 kepada Dinas Dukcapil
Provinsi Sulawesi Tenggara;

4. Melaporkan hasil analisis awal kepada Bawaslu.

Sedangkan untuk kegiatan Pengawasan daftar pemilih, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan


beberapa aktivitas Pengawasan antara lain:

1. Melakukan pencermatan awal terhadap data hasil sinkronisasi DP4 dan DPS;

2. Melakukan analisis pada penyusunan DPS hasil perbaikan;

3. Melakukan analisis lanjutan pada penyusunan DPT;

4. Melakukan analisis pada proses perbaikan DPT Hasil Perbaikan-1;


5. Melakukan koreksi perbaikan terhadap beberapa kriteria data dalam DPT Hasil Perbaikan-1;

6. Melakukan analisis pada penyusunan DPT Hasil Perbaikan-2;

7. Melakukan koreksi perbaikan terhadap beberapa kriteria data dalam DPT Hasil Perbaikan-2;

8. Melakukan analisis pada penyusunan DPT Hasil Perbaikan-3;

9. Melakukan analisis awal terhadap penyusunan DPTb tahap 1;

10. Melakukan analisis awal pada DPK tahap 1;

11. Melakukan analisis lanjutan terhadap penyusunan DPTb tahap 2;

12. Melakukan analisis lanjutan terhadap penyusunan DPK tahap 2;

13. Melakukan Pengawasan terhadap penyusunan DPTb tahap 3 sebagai tindaklanjut KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara atas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 20/PUU-XVII/2019;

14. Melakukan Pengawasan pada penyusunan Perubahan Daftar Pemilih Tetap Hasil Pemuktahiran
ke-3 (DPTHP-3).

Proses kegiatan Pengawasan daftar pemilih merupakan proses Pengawasan terhadap rekapitulasi daftar
pemilih yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan riWayat penyusunannya,
rekapitulasi daftar pemilih diawali dengan melakukan rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara yang
ditetapkan pada 17 Maret 2018, yang bersumber dari hasil sinkronisasi antara DP4 dan DPT Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara 2018.

Setelah DPS ditetapkan, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara menginstruksikan ke aparatur Pengawas


pemilu di tingkat baWah untuk melakukan Pengawasan pada proses pengumuman DPS yang dilakukan
oleh PPS di kantor-kantor Desa/keluruhan. Setelah DPS diserahkan dan diumumkan, BawasluProvinsi
Sulawesi Tenggaramelakukan Pengawasan pada proses rekapitulasi DPS hasil Perbaikan atau DPSHP di
tingkat provinsi Sulawesi Tenggara. Setelah dilakukan perbaikan pada Daftar pemilih sementara, pada 31
Agustus 2018, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) tingkat
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan menghasilkan sejumlah sejumlah 1.685.377 pemilih. Dalam DPT
tersebut, jumlah TPS juga bertambah sebanyak 2.876 TPS dari total TPS Pemilihan Gubernur sejumlah
4.909 TPS. Sehingga total TPS dalam DPT Pemilu 2019 di Sulawesi Tenggara sebanyak 7.785 TPS.

Kemudian, pada tanggal 5 September 2018, pada proses rekapitiulasi di tingkat nasional, Bawaslu
menerbitkan rekomendasi perbaikan terhadap DPT Pemilu. Rekomendasi tersebut dikarenakan
banyaknya temuan pemilih ganda dalam berbagai kategori, sehingga perlu untuk dilakukan
pemutakhiran kembali.

Selanjutnya, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan Pengawasan terhadap tindaklanjut


rekomendasi tersebut dalam bentuk Pengawasan proses rekapitulasi DPT hasil perbaikan tahap pertama
(DPTHP-1) yang dilakukan oleh KPU Sulawesi Tenggara. Kemudian di tanggal 12 Desember 2018,
dilakukan rekapitulasi Daftar Pemilih tetap hasil perbaikan kedua atau DPTHP-2 tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara. Hal tersebut dilakukan menyusul adanya rekomendasi kembali perbaikan/penyempurnaan
DPTHP-1 yang dinilai oleh Bawaslu dan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara masih belum valid.
Rekapitulasi DPTHP-2 Sulawesi Tenggara tersebut, menetapkan jumlah pemilih pemilu 2019 di Sulawesi
Tenggara sebanyak 1.723.359 pemilih yang terbagi dari 860.459 pemilih laki-laki, dan 863.080 pemilih
perempuan. DPTHP-2 sebagaimana dimaksud, masih pula dinilai oleh Bawaslu RI belum mampu
mengakomodir Wajib pilih yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih namun belum terakomodasi
dalam DPTHP-2. Sehingga Bawaslu kemudian mengeluarkan rekomendasi kembali secara nasional untuk
melakukan perbaikan/penyempurnaan pada DPTHP-2. BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara kemudian
melakukan Pengawasan tindaklanjut rekomendasi tersebut dalam bentuk Pengawasan rekapitulasi
DPTHP-3 yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara tertanggal 3 April 2019, dengan tambahan
pemilih baru sebanyak 552 pemilih (KTP-elektronik).

Pada tanggal 12 April 2019, KPU Sulawesi Tenggara kembali melakukan pemutakhiran data, dengan
melakukan perubahan/perbaikan pada rekapitulasi daftar pemilih tetap hasil perbaikan ketiga (DPTHP-
3) yang sebelumnya berjumlah 1.724.091 pemilih menjadi 1.723.539. Perubahan tersebut dengan
mengeluarkan pemilih DPK dari DPTHP-3 awal, sebanyak 552 pemilih DPK (KTP Elektronik). Proses
perubahan/penyempurnaan ini dikenal dengan sebutan rekapitulasi Perubahan DPTHP-3 (Perubahan
DPTHP-3). Pada prinsipnya, perubahan DPTHP-3 diatas, mengembalikan posisi jumlah pemilih pada
DPTHP-2. Hal itu dilakukan karena beberapa alasan, bahwa salah satunya ialah bahwa pemilih yang
terkategori sebagai DPK, tidak perlu dimasukkan kedalam DPTHP-3, sebab pemilih DPK memiliki
perlakuan tersendiri diluar kategori DPT dan DPTb. Selain itu, proses pencetakan surat suara tengah
sementara dilakukan (dummy), turut mempengaruhi jumlah surat suara yang berbasis pada perubahan
jumlah DPT yang bertahap-tahap tersebut.

Gambar 2. Pergerakan Data Pemilu Pemilu

Sumber: BA Pleno KPU Prov.Sulawesi Tenggara


Selain memutakhirkan DPS dan DPT yang bertahap-tahap tersebut, BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggarajuga melakukan Pengawasan penyusunan dan penetapan DPTb tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali , dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 4.4 Situasi jumlah DPTb Pemilu di Sulawesi Tenggara

Tahap Penyusunan DPTb Tahap I

DPTb Tahap II DPTb Tahap III

Pemilih Pindah masuk Pemilih pindah keluar Pemilih pindah masuk Pemilih pindah
keluar

Jumlah Pemilih 134 7536 7039 7664 7417

Sumber: BA Pleno KPU Prov.Sulawesi Tenggara

Untuk penyusunan dan penetapan DPK, dilakukan juga sebanyak 2 (dua) kali. Penyusunan DPK Tahap I
ditetapkan pada 27 Desember 2018. Sementara penyusunan DPK Tahap II ditetapkan pada 03 April
2019. Adapun situasi data pemilih dalam DPK Tahap I dan II di Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai
berikut:

Tabel 4.5 Jumlah DPK Pemilu 2019 di Sulawesi Tenggara

Tahap I Tahap II

Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

549 558 1107 304 248 552

Sumber: BA PLeno KPU Prov.Sulawesi Tenggara

Berdasarkan sebaran wilayah pemilih DPK di Sulawesi Tenggara, untuk DPK Tahap I tersebar di 17 (tujuh
belas) kabupaten/kota. Sedangkan DPK Tahap II, tersebar di 6 (enam) kabupaten/kota, 29 (duapuluh
Sembilan) kecamatan, 72 (tujuh puluh dua) desa/kelurahan, dan 183 (seratus tujuh puluh tiga) TPS.

1.2 Proses Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik

Karena mengingat tahapan dan sub tahapan verifikasi partai politik memiliki ciri khas tersendiir yang
berbeda dengan tahapan dan sub tahapan lainnya, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara perlu menyusun
rangkaian kerja yang komprehensif dalam mengidentifikasi potensi-potensi masalah yang kerap atau
kemungkinan hadir dan bersifat menghambat jalannya tahapan, hingga model-model tindakan
Pengawasan (pencegahan) yang perlu dilakukan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP

Hasil identifikasi BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara terhadap kerawanan atau hal-hal yang dapat
mengganggu pelaksanaan tahapan verifikasi partai politik tingkat provinsi Sulawesi Tenggara,
diantaranya:

1. Administrasi kepesertaan pemilu yang belum lengkap, misalnya kantor partai tidak tetap,
pengurus ganda atau fiktif, dan seterusnya;

2. Sengketa internal partai politik ditingkat pusat yang mengakibatkan perubahan pada struktur
kepengurusan di tingkat provinsi;

3. Keterpenuhan 30% perempuan dalam komposisi struktur kepengurusan;

4. Perubahan kepengurusan tersebut juga berpengaruh pada informasi kepengurusan partai politik
yang berada dalam SIPOL (sistem informasi partai Politik) sebagai tools KPU dalam melakukan verifikasi
faktual kepengurusan partai politik peserta pemilu.

Adanya identifikasi potensi-potensi kerawanan tersebut, sejalan dengan hasil indeks kerawanan pemilu
(IKP 2019) pada dimensi partisipasi partai, yang menunjukkan skor kerawanan untuk provinsi Sulawesi
Tenggara berada pada skor 46,26% atau masuk dalam analisis kategori kerawanan sedang. Pembacaan
IKP 2019 menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) indicator prioritas yang loading factor cukup besar yaitu:
1) Adanya peserta pemilu yang tidak memenuhi proses administrasi kepesertaan pemilu dan; 2) Adanya
peserta pemilu yang mengundurkan diri dari kontestasi pemilu. 2 (dua) indicator prioritas kerawanan
IKP pada dimensi partisipasi partai tersebut, menunjukkan relasi yang linear dengan 4 (empat) poin
identifkasi potensi kerawanan tahapan verifikasi partai politik.

b. Perencanaan Pengawasan

Dalam melakukan Pengawasan tahapan dan sub tahapan verifikasi partai politik, BawasluProvinsi
Sulawesi Tenggara membuat rencana kerja Pengawasan yang terbagi kedalam 2 (dua) kluster yaitu;
menentukan fokus Pengawasan dan strategi Pengawasan. Kedua kluster tersebut diuraikan sebagai
berikut:

b.1. Fokus Pengawasan

Fokus Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan verifikasi partai politik tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara ini meliputi aspek prosedur dan tata cara verifikasi, materi verifikasi, dan keberadaan kantor
tetap. Aspk prosedur merupakan kegiatan yang difokuskan kegiatan pencegahan terhadap
ketidakpatuhan prosedur verifikasi faktual kepengurusan, sedangkan aspek materi verifikasi dilakukan
dengan memeriksa ketidaksesuaian data kepengurusan, serta aspek keberadaan kantor tetap yang
difokuskan pada potensi ketidaksesuaian informasi di SIPOL dan fisik kantor;

Gambar 3. Fokus Pengawasan

b.2. Strategi Pengawasan

Strategi Pengawasan yang digunakan dalam tahapan dan subtahapan verifikasi partai politik ini ialah
dengan menggunanakan 3 (tiga) pendekatan kunci berupa:

1. Identifikasi regulasi: dilakukan dengan memahami produk hukum yang berkaitan dengan teknis
tahapan seperti PKPU No.11 tahun 2017 jo PKPU No.06 tahun 2018 junctis PKPU No.07 tahun 2017 dan
PKPU No.05 tahun 2018, serta PerBawaslu No. 03 tahun 2018;

2. Identifikasi alat kerja Pengawasan tahapan: dilakukan dengan menyiapkan formulir-formulir alat
kerja Pengawasan tahapan;

3. Eksplorasi masalah; dilakukan dengan menginventarisasi masalah seperti dualisme


kepengurusan partai politik, kantor partai merupakan milik sWasta, hingga dualisme kepengurusan.
Strategi selanjutnya dengan menganalisa kembali ketentuan hukum tahapan verifikasi partai politik dan
menyandingkannya dengan isu-isu atau potensi-potensi kerawanan dan daftar permasalahan yang telah
di identifkasi diawal.

c. Pencegahan

Kegiatan pencegahan dalam tahapan dan sub tahapan verifikasi partai politik tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan pokok yaitu:
1. Himbauan: Bentuk himbauan yang dilakukan kepada Partai politik yang berisi
peringatan/larangan-larangan;

2. Koordinasi: Bentuk koordinasi ini terbagi 2 (dua) model yakni dengan mengundang partai politik
tingkat provinsi Sulawesi Tenggara dalam kegiatan formal berupa Rapat Koordinasi di kantor Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara (Rapat Dalam Kantor), dan menyelenggarakan kegiatan koordinasi yang
dilakukan diluar kantor.

d. Aktivitas Pengawasan

Aktivitas Pengawasan dalam tahapan dan sub tahapan verifikasi partai politik tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi 2 (dua) cara yaitu
Pengawasan langsung dan penelusuran dokumen. Pengawasan langsung artinya Pengawasan yang
langsung dilakukan oleh Pengawas pemilu di lokasi dan Waktu yang sama dengan observasi atau
pengamatan, dialog atau Wawancara, yang melekat langsung pada objek yang diaWasi di lapangan.
Sedangkan Pengawasan dengan model penelusuran dokumen merupakan model Pengawasan yang
memeriksa, mengkaji, meneliti, dan menilai suatu dokumen atau produk administrasi
tahapan/subtahapan. Bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan tersebut diurai sebagai berikut:

d.1. Pengawasan Verifikasi Faktual Kepengurusan

Dalam kegiatan atau aktivitas sub tahapan ini, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan
Pengawasan dengan model Pengawasan langsung terhadap proses verifikasi faktual partai politik yang
dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara kepada partai politik. Pengawasan verifikasi faktual yang
dilakukan oleh Bawaslu provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan dengan beberapa tahap. Dimulai dari
memeriksa kelengkapan verifikator (KPU), pengumuman Jadwal dan lokasi verifikasi, surat tugas/surat
jalan verifikator, verifikasi dilakukan secara face to face antara verifikator (KPU) dan Pengurus Parpol,
dan administrasi yang akanmenjadi objek verifikasi merupakan adminsitrasi yang absah (ditandatangani
dan cap), serta keadaan-keadaan lain sebagaimana di syaratkan dalam PKPU Nomor 11 tahun 2017jo
PKPU Nomor 6 Tahun 2018.

Dalam melakukan Pengawasan prosedur verifikasi dan kelengkapan oleh verifikator (KPU), secara umum
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan kegiatan Pengawasan dengan mencatat apakah ada atau
tidaknya pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil dari catatan
Pengawasan tersebut menunjukkan bahwa verifikator telah melaksanakan proses verifikasi faktual
sesuai dengan prosedur dalam Peraturan perundang-undangan. Seperti yang tergambar dalam grafis
dibaWah ini :

Gambar 4. Ketidakpatuhan Prosedur Verfak


Sumber: Formulir Alat Kerja Pengawasan Bawaslu

Sultra

Kemudian, dari data kepengurusan partai politik yang tertera dalam situs terbatas SIPOL
(sipol.kpu.go.id), BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramenyaksikan verifikator (KPU) melakukan
pencocokan dengan kehadiran fisik pengurus partai politik yang bersangkutan. Proses pencocokan data
kepengurusan tersebut, diutamakan kepada unsur Ketua, sekretaris, dan Bendahara partai politik (baca:
KSB). Ketiga unsur KSB tersebut. merupakan syarat Wajib yang harus dibuktikan kehadirannya (fisik),
dengan menyandingkan antara identitas elektronik pada SIPOL dengan identitas fisik Kartu Tanda
Anggota (KTA) Pengurus Partai Politik dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengurus yang bersangkutan
(Ketua, Sekeretaris, Bendahara atau KSB).

Selain unsur KSB, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara juga melakukan pencocokan seluruh KTA pengurus
yang hadir maupun yang tidak hadir verifikasi, dengan identitas yang tertera dalam struktur
kepengurusan yang berada di SIPOL.

Terhadap verifikasi faktual kepengurusan unsur KSB, hasil Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggara terhadap verifikasi faktual kehadiran unsur KSB partai politik tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara yang dilakukan oleh verifikator (KPUSulawesi Tenggara) sebagaimana tabel dibaWah ini:

Tabel 4.6 Verifikasi faktual Kepengurusan

No Parpol KSB Berhalangan Hadir Tanpa Bukti Surat KSB Mengundurkan Diri Tanpa Bukti
Surat Pergantian KSB Tanpa Bukti Surat
1 Golkar - - -

2 Gerindra - - -

3 PKS - - -

4 PBB √ - -

5 DEMOKRAT - - -

6 HANURA - - -

7 PPP √ - -

8 PKPI √ - -

9 PKB √ - -

10 PAN √ - -

11 PDIP √ - -

12 NASDEM √ - -

13 PSI - - -

14 PERINDO - - -

15 BERKARYA - - -

16 GARUDA - - -

Sumber: Formulir Alat Kerja Pengawasan BawasluSulawesi Tenggara

d.2. Pengawasan Verifikasi Keberadaan Kantor Tetap

Subtahapan Pengawasan selanjutnya, yakni Pengawasan terhadap kebenaran kantor tetap partai politik
tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara. Proses Pengawasan terhadap keberadaan kantor tetap dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Memastikan kesesuaian alamat yang tertera dalam SIPOL dengan alamat dalam surat
keterangan domisili kantor yang ditandatangani oleh pemerintah kecamatan setempat;

2. Pencocokan pada poin 1 diatas, dilakukan oleh Pengawas pemilu dengan bentuk penelusuran
dokumen surat keterangan domisili kantor dari Pemerintah Kelurahan/Kecamatan setempat;
3. Memastikan Waktu berlaku surat keterangan domisili kantor dibuat masih pada masa tenggang
Waktu yang tersedia (daluWarsa);

4. Memastikan keberadaan fisik kantor tetap, dilakukan dengan bentuk Pengawasan langsung
(observasi) gedung/bangunan kantor.

d.3. Rekapitulasi Hasil Penelitian Administrasi

BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelalukan Pengawasan dalam subtahapan verifikasi partai politik


dengan melakukan pemeriksaan syarat administrasi kepesertaan pemilu. Salah satu fokus Pengawasan
administrasi kepesertaan pemilu yang harus dilengkapi/dipenuhi oleh partai politik ialah syarat sebaran
kepengurusan di masing-masing kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara sebagaimana syarat dalam PKPU
No.11 tahun 2017 yang mensyaratkan keterpenuhan 75% kepengurusan partai politik di kabupaten/kota
di suatu Provinsi. Artinya, dari total 17 (tujuh belas) jumlah kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, setiap
partai politik tingkat provinsi Sulawesi Tenggara minimum memiliki kepengurusan di 13 (tiga belas)
kabupaten/kota. Adapun Rekapitulasi hasil verifikasi administrasi terhadap kecukupan sebaran
kepengurusan dapat dilihat dari gambar dibaWah ini:

Gambar 5. Syarat minimal sebaran kepengurusan

Sumber: KPU Prov.Sulawesi Tenggara

1.2 Proses Pengawasan Tahapan Pencalonan Anggota DPD dan DPRD Provinsi

Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan sub tahapan pencalonan calon Anggota DPD dan Anggota DPRD
Provinsi Sulawesi Tenggara, dilakukan dengan beberapa langkah dan pendekatan. Langkah-langkah
Pengawasan tahapan pencalonan DPRD provinsi Sulawesi Tenggara dan calon anggota DPD tersebut
ialah:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP


Kerawanan-kerawanan dalam tahapan dan sub tahapan pencalonan calon anggota DPD dan anggota
DPRD Sulawesi Tenggara secara umum terbagi atas: kerawanan pencalonan perseorangan calon anggota
DPD, dan kerawanan pencalonan calon anggota DPRD Provinsi. Kerawanan pencalonan perseorangan
calon anggota DPD terdiri dari 3 (tiga) aspek utama yaitu: 1) Syarat jumlah dan sebaran dukungan, 2)
Sampel verifikasi faktual dukungan, dan 3) Syarat Pencalonan.

Sedangkan kerawanan-kerawanan untuk sub tahapan pencalonan calon anggota DPRD Provinsi terdiri
dari 4 (empat) aspek utama yaitu:

1. Kelengkapan dokumen pengajuan calon;

2. Keterpenuhan 30% keterWakilan perempuan dala setiap dapil pada satu partai;

3. Calon TMS dalam Daftar Calon Tetap (DCT);

4. Partai Politik mealkukan penggantian calon dalam DCT.

b. Perencanaan Pengawasan

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan Pengawasan tahapan dan sub tahapan
pencalonan anggota DPD dan anggota DPRD Provinsi, membuat penyusunan rencana kerja Pengawasan
yang terbagi atas; fokus Pengawasan dan strategi Pengawasan. Kedua hal tersebut diuraikan sebagai
berikut:

b.1. Fokus Pengawasan

Fokus Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan pencalonan anggota DPD dan anggota DPRD Provinsi
ini terdiri dari: Fokus pencegahan dan Fokus penindakan. Fokus pencegahan pencalonan anggota DPD
dimaksudkan dengan memfokuskan pencegahan pada proses:

1. Verifikasi syarat dukungan calon anggota DPD;

2. Verifikasi administrasi dukungan;

3. Verifikasi faktual dukungan;

4. Pendaftaran calon;

5. Penyusunan DCS;

6. Penetapan DCT;

7. Pengumuman DCT.
Sedangkan fokus Pengawasan pencalonan anggota DPRD Provinsi difokuskan pada aspek proses yang
meliputi: Waktu Pengajuan Calon oleh Partai Politik, verifikasi administrasi pencalonan, keterpenuhan
keterWakilan perempuan setiap daerah pemilihan, penyusunan DCS, serta penetapan dan pengumuman
DCT.

b.2. Strategi Pengawasan

Adapun strategi Pengawasan merupakan kumpulan isu-isu strategis dan postulat-postulat pemilu yang
dihimpun dan di eksplorasi oleh Pengawas pemilu yang bertujuan memudahkan Pengawas pemilu
dalam menentukan cara-cara kerja Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan pencalonan anggota
DPD dan anggota DPRD Provinsi. Strategi Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan tersebut terdiri
dari:

1. Identifikasi Regulasi: Pelaksanaan strategi ini dilakukan dengan menghimpun pelbagai macam
aturan hukum pemilu yang relevan. Seperti mempelajari PKPU No.17 tahun 2018 dan PKPU No.30 tahun
2018 serta PerBawaslu No.16 tahun 2018 dan PerBawaslu No.23 tahun 2018;

2. Inventarisasi Isu; Strategi ini bertujuan untuk mengumpulkan isu-isu strategis terkait dengan
persoalan-persoalan dalam pencalonan anggota DPD dan anggota DPRD Provinsi. Seperti, pendukung
yang diverifikasi faktual menyatakan tidak mendukung calon anggota DPD tertentu, larangan mantan
napi korupsi oleh KPU, atau calon yang diajukan partai masih aktif menjadi pengurus partai politik di
tempat lain;

3. Eksplorasi; Strategi ini dilakukan dengan cara menganalisa secara mendalam terhadap prilaku
menyimpang mana saja yang berpotensi mengakibatkan proses pencalonan anggota DPD dan anggota
DPRD Provinsi menjadi terhambat dan/atau mekanisme penyelesaian (penindakan) seperti apa yang
akan dilakukan Pengawas pemilu apabila terdapat masalah dalam proses pengajuan dan penetapan
calon.

c. Pencegahan

Dalam kegiatan pencegahan tahapan dan sub tahapan pencalonan calon DPD dan calon DPRD Provinsi
Sulawesi Tenggara dilakukan dalam bentuk sosialisasi dengan menggunakan 2 (dua) model antara lain:

1. Himbauan; Bentuk himbauan yang dilakukan berupa surat yang ditujukan kepada peserta
pemilu tingkat provinsi Sulawesi Tenggara Partai politik dan Perseorangan Calon Anggota DPD.

2. Koordinasi; Bentuk koordinasi ini dilakukan dengan mengundang partai politik tingkat provinsi
Sulawesi Tenggara dan calon anggota DPD dalam kegiatan formal berupa Rapat Koordinasi di kantor
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dan kegiatan yang dilakukan diluar kantor.

d. Aktivitas Pengawasan
Pengawasan pencalonan dilakukan terhadap 2 (dua) jenis kamar pemilihan yakni Pengawasan
pencalonan calon anggota DPD daerah pemilihan Sulawesi Tenggara dan calon anggota DPRD Provinsi
Sulawesi Tenggara. Pengawasan pencalonan di dua kamar tersebut, dilakukan dengan menggunakan 2
(dua) bentuk Pengawasan yaitu Pengawasan langsung dan penelusuran dokumen. Penjelasan pada sub-
bab ini terdiri dari dua penjelasan; 1) Aktivitas atau kegiatan Pengawasan pencalonan perseorangan
calon anggota DPD daerah pemilihan Sulawesi Tenggara, dan; 2) Aktivitas/kegiatan pencalonan anggota
DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

d.1. Pengawasan pencalonan DPD

Pelaksanaan pencalonan perseorangan calon anggota DPD daerah pemilihan Sulawesi Tenggara yang
selanjutnya disebut calon DPDSulawesi Tenggara merujuk pada tahapan pencalonan yang termaktub
dalam PKPU Nomor 7 tahun 2017 junctis PKPU 5 tahun 2018 junctis PKPU nomor 32 tahun 2018
sebagaimana telah diubah terakhir dalam PKPU nomor 10 tahun 2019. Dimana proses pencalonan calon
anggota DPD dilakukan dalam kuran Waktu kurang lebih 7 (tujuh) bulan lamanya atau dimulai sejak 26
Maret 2018 sampai dengan 23 September 2018.

Pertama-tama Pengawasan dilakukan pada tahap pengumuman penyerahan syarat dukungan ke publik
yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara pada laman web KPU Provinsi Sulawesi Tenggara,
yang diumumkan sejak tanggal 26 maret 2018, sebagaimana terlihat dalam laman web KPU pada
gambar dibaWah ini:

Gambar 6. Pengumuman penyerahan syarat dukungan

Sumber: kpu.go.id

Pengumuman penyerahan syarat dukungan merupakan syarat Wajib yang mesti dilakukan bakal calon
anggota DPD, Wajib dalam artian apabila tidak melalui tahapan tersebut, atau tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam PKPU nomor 14 tahun 2018 sebagaimana telah diubah terkahir
dengan PKPU nomor 26 tahun 2018 tentang pencalonan perseorangan peserta pemilihan umum
anggota Dewan Perwakilan daerah. Syarat dukungan yang dimaksud berisi limitasi jumlah dukungan
yang mesti diperoleh seorang bakal calon anggota DPD dengan berbasis pada jumlah penduduk masing-
masing daerah pemilihan, termasuk pula terkait dengan syarat batas minimum wilayah sebaran
dukungan yang juga harus dipenuhi oleh tiap-tiap bakal calon anggota DPD. Selain itu, terdapat pula
beberapa syarat-syarat administrasi yang juga memiliki nilaI kewajiban hukum yang sama sebagaimana
termaktub dalam peraturan aquo.

Untuk daerah pemilihan Sulawesi Tenggara, terhadap syarat jumlah dukungan pemilih, tiap-tiap bakal
calon anggota DPD harus didukung minimum oleh 2.000 (dua ribu) pemilih. Sedangkan terhadap syarat
batas wilayah sebaran, tiap-tiap bakal calon anggota DPD memperoleh dukungan minimal tersebar di 9
(sembilan) daerah kabupaten/kota dalam Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pengawasan selanjutnya ialah Pengawasan pada masa penyerahan syarat dukungan. Pada masa
penyerahan syarat dukungan yang dimulai tanggal 22 April 2018, penyerahan syarat dukungan dilakukan
dengan 2 (dua) model sekaligus, model pertama dengan menginput/mengupload data salinan/scan
dukungan kedalam aplikasi Sistem Informasi Perseorangan Peserta Pemilu (SIPPP) bentukan KPU.
Sedangkan model kedua yakni penyerahan dukungan dilakukan dalam bentuk hardcopy. Baik pada
model pertama maupun pada model kedua, prosedur penyerahan dukungan dilakukan secara langsung
(face to face) dengan petugas verifikasi dari KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam proses
penginputan/upload data dukungan di dalam SIPPP, Perseorangan bakal calon anggota DPD dapat
dibantu oleh seorang Liassion Officer (LO). Jumlah dukungan yang ada di upload kedalam SIPPP akan
dicocokkan dengan jumlah dukungan yang ada dalam salinan hardcopy yang diserahkan bakal calon atau
LO. Apabila terdapat ketidaksesuaian jumlah dukungan yang ada dalam SIPPP dan dukungan dalam
bentuk hardcopy, LO atau bakal calon anggota DPD diminta untuk memeriksa kembali kedua model data
dukungan tersebut, sampai kedua model data dukungan tersebut sesuai atau cocok. Dari hasil
Pengawasan yang dilakukan, bakal calon anggota DPD atau LO yang datang ke help desk SIPPP KPU
Provinsi Sulawesi Tenggarasebanyak 73 (tujuh puluh tiga) bakal calon anggota DPD yang menginput
dukungan kedalam SIPPP.

Selanjutnya Dari 73 (tujuh puluh tiga) bakal calon, terdapat 3 (tiga) bakal calon yang tidak mengimput
dukungan di akun SIPPP, yaitu:

1. Darwis Asri, SH,MH;

2. Dr. Laode Sumail, SE, M.Si;

3. Edwin Fauzi Malaka.

Sehingga jumlah bakal calon anggota DPD menjadi 70 (tujuh puluh) bakal calon. Dari 70 (tujuh puluh)
bakal calon tersebut, terdapat 1 (satu) bakal calon Atas Nama Drs. H. Asrul Banipal, M.Si yang tidak
datang menyerahkan hardcopy dukungan, sehingga jumlah bakal calon anggota DPD menjadi 69 (enam
puluh sembilan) bakal calon. Selanjutnya ada 5 (lima) bakal calon anggota DPD ditolak karena tidak
mencapai syarat dukungan minimal (minimum 2000 dukungan pemilih), bakal calon anggota DPD
tersebut yaitu:

1. Drs. H Hasidin Sadif;

2. IrWansyah;

3. Laode Muhammad Rahmat Zaadi;

4. Muh. Saleh Haming;

5. Zainuddin Ambo,SH

Sehingga, total bakal calon anggota DPD menjadi 64 (enam puluh empat) bakal calon yang melanjutkan
ketahapan verikasi jumlah minimal dukungan dan sebaran serta verifikasi administrasi dan analisis
dukungan ganda.

BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan Pengawasan terhadap kegiatan KPU Provinsi Sulawesi


Tenggara melalui 17 (tujuh belas) KPU kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara yang melakukan klarifikasi
administrasi dukungan tahap awal atau tahap pertama. Hasil dari proses klarifikasi dukungan tahap 1
(satu) terhadap 64 (enam puluh empat) bakal calon anggota DPD tersebut, menghasilkan 22 (dua puluh
dua) bakal calon anggota DPD masuk dalam kategori Memenuhi Syarat (MS), dan 42 (empat puluh dua)
bakal calon anggota DPD masuk dalam kategori Belum Memenuhi Syarat (BMS) sehingga harus
melanjutkan ketahap proses perbaikan tahap pertama.

Pada proses perbaikan tahap pertama tersebut, hasil verifikasi KPU Provinsi Sulawesi Tenggara
mendapati dari 64 (enam puluh empat) bakal calon terdapat 6 (enam) bakal calon yang dinyatakan Tidak
Memenuhi Syarat (TMS). Sehingga, tersisa 58 (lima puluh depan) bakal calon anggota DPD yang akan
mengikuti tahapan selanjutnya, yakni tahapan verifikasi faktual pertama.

Hasil Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaraterhadap proses verifikasi faktual pertama, KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara menemukan 8 (delapan) bakal calon anggota DPD memenuhi syarat dan 50
(lima puluh) bakal calon anggota DPD belum memenuhi syarat (BMS) karena jumlah syarat dukungan
perbaikan tahap pertama belum mencapai syarat minimal dukungan. Sedangkan 50 (lima puluh) orang
tersebut akan melanjutkan ketahapan proses syarat dukungan perbaikan tahap 2 (dua).

Setelah KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan verifikasi faktual kedua, dari 50 (lima puluh) bakal
calon, terdapat 7 (tujuh) bakal calon yang tidak melakukan pendaftaran syarat calon. Sehingga jumlah
bakal calon anggota DPD menjadi 43 (empat puluh tiga) bakal calon. Bakal calon yang tidak melakukan
pendaftaran syarat calon yaitu:

1. Adenan;

2. Muh. Salmar;

3. Syamsu Alam;
4. Andi Musakkir Mustafa

5. H. Joni Syamsuddin;

6. Burhanis;

7. Laode Ota.

Kemudian, dari hasil Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara, dari 43 (empat puluh tiga) bakal
calon anggota DPD, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara mencoret 3 (tiga) bakal calon anggota DPD Atas
Nama Laode Bariun, A Yani Muluk, dan Masyhur Masie AbunaWas. Ketiga bakal calon DPD yang dicoret
atau digugurkan tersebut, dikarenakan ketiga bakal calon merupakan mantan narapidana korupsi yang
oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara dianggap bertentangan dengan Pasal 4 ayat 3 PKPU Nomor 26
tahun 2018. Sehingga total bakal calon anggota DPD sebanyak 40 (empat puluh) bakal calon anggota
DPD.

Selanjutnya, 40 (empat puluh) calon mengikuti klarifikasi perbaikan kedua, dihasilkan 39 (tiga puluh
sembilan) bakal calon anggota DPD yang masuk dalam kategori Memenuhi Syarat (MS) dan 1 (satu)
bakal calon anggota DPD berkategori Tidak Memenuhi Syarat (TMS).

Pada tanggal 27 s.d 29 Agustus 2018, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan Pengawasan


terhadap KPU Provinsi Sulawesi Tenggara yang menyelenggarakan rekapitulasi hasil verifikasi faktual
syarat dukungan tahap kedua, yang kemudian menghasilkan 38 (tiga puluh delapan) bakal calon anggota
DPD memenuhi syarat, dan 1 (satu) bakal calon anggota DPD Atas Nama Laode Dedy Kaimuddin Harun
yang dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) karena jumlah syarat dukungan perbaikan kedua dan
hasil verifikasi faktual pertama ditambah hasil verifikasi faktual kedua, bakal calon yang bersangkutan
belum mencapai syarat minimal dukungan.

Kemudian BawasluProvinsi Sulawesi Tenggarakemudian melakukan Pengawasan terhadap proses


pendaftaran calon DPD yang dilakukan tanggal 09 Juli 2018 sampai dengan 11 Juli 2018 di kantor KPU
Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data Pengawasan diperoleh bahwa terdapat 58 (lima puluh delapan)
bakal calon yang layak untuk mendaftar, namun hanya 53 (lima puluh tiga) bakal calon anggota DPD
yang datang melakukan pendaftaran calon di help desk KPU Provinsi Sulawesi Tenggara.

Gambar 7. Partisipasi Gender dalam pendaftaran Bakal Calon DPD

Sumber: KPU Prov.Sulawesi Tenggara

Setelah pendaftaran calon, KPU melakukan verifikasi, dan menghasilkan sebanyak 46 (empat puluh
enam) jumlah calon anggota DPD ditetapkan KPU Sulawesi Tenggara sebagai daftar calon sementara.
Namun, dikarenakan adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor 46/P/HUM/2018, dan KPU Sulawesi
Tenggara menindaklanjuti putusan aquo memasukkan ketiga bakal calon anggota DPD Atas Nama Drs.
H. Masyhur Masie AbunaWas, M.Si, Dr. Laode Bariun, SH, MH, dan Ir. A Yani Muluk, M.Si untuk
mengikuti proses verifikasi dan melakukan input data dukungan melalui apilkasi SIPPP. Dan setelah di
verifikasi ketiga calon tersebut dinyatakan telah Memenuhi Syarat (MS) untuk mengikuti proses
pendaftaran calon.

Setelah dilakukan verifikasi sebagaimana dimaksud diatas, ketiga calon tersebut dinyatakan lulus
verifikasi, dan KPU Sulawesi Tenggara kemudian memasukkan ketiga calon tersebut kedalam Daftar
Calon Tetap (DCT). Sehingga total DCT Calon Anggota DPD daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara
berjumlah 49 (empat puluh sembilan) calon.

BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara mengawasi Proses pengumuman DCT,hasil Pengawasan


menunjukkan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara telah mengumumkan DCT tersebut di laman website KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara dan melalui beberapa media sosial local.

d.2. Pengawasan Pencalonan Anggota DPRD

Provinsi

Pengawasan pencalonan anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai dengan Pengawasan proses
pengajuan calon anggota DPRD Provinsi yang diajukan oleh setiap partai politik peserta pemilu tingkat
Provinsi Sulawesi Tenggara. Proses pengajuan calon anggota DPRD Provinsi yang dilakukan oleh partai
politik dilakukan sejak tanggal 4 Juli 2018 sampai dengan 17 Juli 2018.

Pada tanggal 16 Juli 2018, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan penelitian atau
verifikasi syarat calon yang dilakukan oleh KPU provinsi Sulawesi Tenggara, dalam proses tersebut
terdapat 13 (tiga belas) Partai Politik tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara yang diterbitkan tanda terima
verifikasi dan dinyatakan diterima berkas pengajuan calonnya, sementara terdapat 3 (tiga) partai politik
yang dikembalikan berkas pengajuan calonnya dikarenakan berdasarkan hasil verifikasi KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara kedua partai politik tersebut belum lengkap atau berkas Belum Memenuhi Syarat
(BMS), ketiga partai politik tersebut yakni Partai Amanat Nasional, Partai Garuda, dan Partai Nasdem.

Pada tanggal 17 Juli 2018 atau sehari sebelum masa pengajuan calon berakhir, BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggara kembali melakukan Pengawasan penelitian pengajuan calon anggota DPRD Provinsi Sulawesi
Tenggara di kantor KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian pengajuan syarat calon, ketiga
partai politik yang belum memenuhi syarat pengajuan calon tersebut datang kembali ke kantor KPU
untuk mengajukan perbaikan pengajuan syarat adminitrasi calon. Sehingga, KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara dihari tersebut, mengeluarkan tanda terima kepada ketiga partai politik tersebut sebagai bukti
telah diterima pengajuan calon dan syarat calon masing-masing partai politik.

Pada tanggal 4 Agustus 2018, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan Pengawasan verifikasi


kelengkapan perbaikan terhadap 15 (lima belas) partai politik yang telah melakukan perbaikan daftar
calon dan perbaikan syarat calon di masing-masing daerah pemilihan. Terhadap verifikasi kelengkapan
perbaikan yang dimaksud, KPU Provinsi Sulawesi Tenggaramenerbitkan Berita Acara terhadap kelima
belas partai politik yang telah diverifikasi dokumen perbaikannya. Adapun kelima belas partai politik
tersebut sebagai berikut:
1. Gerindra;

2. PDIP;

3. Golkar;

4. Nasdem;

5. Garuda;

6. Berkarya;

7. PKS;

8. Perindo;

9. PPP;

10. PSI;

11. PAN;

12. Hanura;

13. Demokrat;

14. PKB;

15. PBB.

Pada tanggal 12 Agustus 2018, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan Pengawasan terhadap


penyusunan dan penetapan Daftar calon Sementara (DCS) anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara
yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam proses penyusunan dan penetapan DCS
tersebut, hadir pula Perwakilan partai politik peserta pemilu tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara. Daftar
Calon Sementara (DCS) tersebut diberikan salinannya kepada Partai Politik yang bersangkutan dan
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara.

BawasluProvinsi Sulawesi Tenggarajuga melakukan Pengawasan pengumuman DCS anggota DPRD


Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengumuman tersebut
dilakukan melalui surat pengumuman nomor 598/PL.01.4-Pu/74/Prov/VIII/2018, tindakan pengumuman
tersebut sebagai bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kemudian, pada tanggal 20 September 2018, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan


Pengawasan terhadap penetapan Daftar calon tetap (DCT) anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.
Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 596 (lima ratus sembilan
puluh enam) calon yang tersebar di 6 (enam) daerah pemilihan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut:

Gambar 8. Jumlah Calon berdasarkan Dapil

Sumber: KPU Prov.Sulawesi Tenggara

Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap kewajiban KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk
melakukan pengumuman DCT kepada publik, hasil Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggarabahwa KPU provinsi Sulawesi Tenggara telah mengumumkan DCT anggota DPRD Provinsi
Sulawesi Tenggara dengan nomor pengumuman 717/PL.01.4-PU/74/Prov/IX/2018 melalui pengumuman
yang terpajang di kantor KPU Provinsi Sulawesi Tenggara maupun melalui media massa cetak/elektronik
lokal.

1.3 Proses Pengawasan Tahapan Kampanye

Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan sub tahapan kampanye pemilu dilakukan dengan beberapa
langkah-langkah dan pendekatan Pengawasan meliputi:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP

Kerawanan dalam tahapan kampanye sangat berbeda dengan tahapan-tahapan pemilu lainnya. Belajar
dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, terdapat beberapa kerawanan di masa kampanye Pemilu
2019, antara lain:
1. Kampanye rentan dengan praktik-praktik transaksional antara peserta pemilu dengan pemilih,
seperti pembagian sembako dan pemberian materi lainnya;

2. Pelaksana kampanye dan/atau tim kampanye berpotensi melibatkan aparatur sipil Negara;

3. Pelaksana kampanye dan/atau tim kampanye berpotensi melibatkan pejabat BUMN/BUMD;

4. Pelaksana kampanye dan/atau tim kampanye berpotensi mengikutsertakan pejabat Negara baik
pejabat di tingkat pusat maupun yang berada di daerah;

5. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak pilih seperti anak-anak rentan diikutsertakan
dalam kegiatan kampanye pemilu;

6. Bentrok antar pendukung/relaWan dalam suatu kegiatan kampanye pemilu;

7. Pejabat Negara mengikuti kampanye tanpa ijin cuti;

8. Kampanye tanpa pemberitahuan ke kepolisian;

9. Kampanye dilakukan diluar Jadwal;

10. Kampanye dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki legalitas (SK Tim kampanye);

11. Kampanye yang mengandung isu SARA;

12. Kampanye dirumah ibadah;

13. Kampanye dilokasi pendidikan;

14. Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye dipasang/disebar di zona terlarang;

15. Alat Peraga Kampanye dan bahan kampanye yang dipasang/disebar mengandung materi/konten
SARA;

16. Mobilisasi ASN sebagai peserta kampanye oleh pejabat pemerintahan;

Hasil identifikasi potensi masalah diatas, sangat relevan dengan skor Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
Indeks Kerawanan Nasional Pemilu 2019 yang dirilis Bawaslu RI, dimana Sulawesi Tenggara dalam
dimensi kampanye menduduki skor kerawanan 62,62% atau berkategori sebagai kerawanan sedang.
Menurut analisis kerawanan dimensi kampanye dalam IKP 2019, terdapat 2 (dua) indikator yang menjadi
loading factor kerawanan kampanye di Provinsi Sulawesi Tenggara, kedua hal tersebut yaitu: 1) Adanya
laporan masyarakat tentang penggunaan fasilitas Negara dalam kampanye oleh peserta pemilu; 2)
Adanya pemberitaan di media massa tentang praktik politik uang. kedua factor ini merupakan priotitas
utama dalam menurunkan skor indeks kerawanan dimensi kampanye, hal tersebut juga menjadi indikasi
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaradalam menyusun perencanaan Pengawasan.
b. Perencanaan Pengawasan

BawasluProvinsi Sulawesi Tenggarasebelum melakukan Pengawasan tahapan kampanye, terlebih dahulu


menyusun perencanaan Pengawasan di masa tahapan kampanye. Perencanaan Pengawasan yang
dimaksud dilakukan kedalam 2 (dua) hal yaitu; menentukan fokus Pengawasan dan strategi
Pengawasan. Secara sederhana, kedua perencanaan Pengawasaan tersebut diuraikan sebagai berikut:

b.1. Fokus Pengawasan

Bentuk-bentuk fokus pencegahan dalam tahapan kampanye sebagi berikut:

1. Ketidakpatuhan prosedur pemberitahuan kampanye;

2. Ketidakpatuhan zonasi kampanye;

3. Ketidakpatuhan pemasangan APK dan distribusi BK;

4. Kehadiran anak-anak;

5. Kehadiran Pejabat Pemerintahan tanpa ijin Cuti dan pihak-pihak yang dilarang;

6. Juru kampanye tanpa legalitas (SK, tidak terdaftar);

7. Kepatuhan Jenis dan bentuk kampanye;

8. Desain dan konten materi iklan kampanye;

9. Durasi dan spot iklan kampanye;

10. Penggunaan program pemerintah dan fasilitas pemerintah.

Sedangkan fokus penindakan di tahapan kampanye meliputi penindakan terhadap pelanggaran prosedur
dan/atau administrasi kampanye, penindakan terhadap pelanggaran terhadap materi atau konten
kampanye di ruang virtual (digital), dan pelanggaran terhadap kampanye diluar Jadwal (zona dan
Waktu).

b.2. Strategi Pengawasan

Strategi Pengawasan dalam tahapan dan sub tahapan kampanye ini dilakukan dengan menghimpun isu-
isu strategis dan postulat-postulat pemilu yang relevan untuk di eksplorasi oleh Pengawas pemilu. Hal ini
dilakukan dalam rangka memudahkan Pengawas pemilu dalam menentukan mekanisme kerja yang
dinilai dapat mempengaruhi kualitas performa Pengawasan. Secara deskriptif, strategi Pengawasan pada
tahapan dan sub tahapan kampanye terdiri dari:

1. Identifikasi Regulasi; Pelaksanaan strategi ini dilakukan dengan menghimpun pelbagai macam
aturan hukum pemilu yang berkaitan dengan tahapan dan sub tahapan kampanye. Ditempatkan sebagai
strategi pertama karena Bawaslu sebagai otoritas Pengawas tahapan pemilu, diharuskan oleh Undang-
Undang Pemilu untuk melakukan kegiatan Pengawasan dengan mendasarkan diri pada Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan peraturan perundang-undangan terkait dengan
tahapan kampanye maupun peraturan yang tidak terakit dengan tahapan (non-tahapan seperti
netralitas ASN, dan sebagainya);

2. Inventarisasi Isu; Strategi ini bertujuan untuk mengumpulkan isu-isu strategis terkait dengan
tahapan kampanye, sehingga akan memudahkan Pengawas pemilu dalam mendeteksi prilaku-prilaku
menyimpang baik yang akan dilakukan oleh KPU Provinsi maupun pelaksana/tim kampanye serta
peserta pemilu sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan tahapan kampanye. Isu-isu strategis ini
diperoleh dari pendapat para ahli hukum, ahli pemilu, hingga pendapat para pengamat;

3. Eksplorasi; strategi ini dilakukan dengan cara menganalisa prilaku menyimpang mana saja yang
berpotensi dilakukan oleh pelaksana dan/atau tim kampanye, termasuk kekeliruan prosedur Jadwal dan
zonasi kampanye yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Serta aktivitas lainnya yang
dilarang oleh hukum.

c. Pencegahan

Kegiatan pencegahan dalam tahapan ini dilakukan antara lain dengan melakukan sosialisasi kepada
peserta pemilu dan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melalui kegiatan-kegiatan rapat koordinasi dan di
sela-sela Pengawasan kampanye melalui himbauan-himbauan yang berbentuk tertulis maupun oral
dibeberapa kesempatan. Selain itu kegiatan pencegahan pelanggaran kampanye juga dilakukan di
lingkungan internal dengan Bawaslu Kabupaten/kota untuk meningkatkan kerja-kerja pencegahan di
tingkat baWah, dalam bentuk rapat koordinasi dan bimbingan teknis bagi Bawaslu Kabupaten/kota.. Hal
tersebut dilakukan karena pelaksanaan kegiatan kampanye pemilu lokusnya berada di wilayah hukum
kabupaten/kota. Sehingga secara teknis, Bawaslu kabupaten/kota yang akan bersentuhan langsung
dengan aktivitas kampanye peserta pemilu.

Selain menggunakan pendekatanpendakatan konvensional,BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara juga


melakukan sosialisasi menggunakan realitas virtual dengan memanfaatkan dunia maya sebagai
pendulum sosialisasi kepada peserta pemilu dan publik. Bentuk sosialisasi pencegahan tersebut berupa
infografis yang konten dan materinya berisi poin-poin larangan dalam kegiatan kampanye pemilu 2019
yang disebar dalam PlatformInstagram, Facebook,Twitterdan Wa.
Gambar 9. Infografis sosialisasi pencegahan pelanggaran

Sumber: Diolah dari UU No.7 tahun 2017

d. Aktivitas Pengawasan

Dalam melakukan aktivitas Pengawasan kampanye, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan


berbagai macam kegiatan,kegiatan tersebut mengacu pada tahapan penyelenggaraan pemilu sebagai
basis Pengawasan tahapan, dan juga pada rencana kerja Pengawasan tahapan sebagai instrumen teknis
Pengawasan. Adapun uraian kegiatan Pengawasan pada masa kampanye Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden 2019 di Provinsi Sulawesi Tenggarasebagai berikut:

Tabel 4.7 Kegiatan Pengawasan kampanye pertemuan PPWP di Provinsi Sulawesi Tenggara

NO WAKTU DAN TEMPAT PPWP BENTUK


1 21 Oktober 2018. Di Warung Kopi Kita Kendari Kampanye Pasangan Calon Nomor Urut 02
Deklarasi Tim RelaWan Prabowo-Sandi

2 24 Desember 2018. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kendari Kampanye Pasangan Calon
Nomor Urut 02 Tatap Muka

3 22 Februari 2019. di Pelataran eks MTQ Kendari Kampanye Pasangan Calon Nomor Urut 01
Deklarasi

4 02 Maret 2019. Di Hotel Claro Kendari Kampanye Pasangan Calon Nomor Urut 01
Pertemuan Terbatas

5 24 Maret 2019 di pelataran MTQ Kendari Kampanye Pasangan Calon Nomor Urut 02
Senam Sehat

6 24 Maret 2019 di pelataran dalam MTQ Kendari Kampanye Pasangan Calon Nomor Urut 01
Rapat Umum

7 31 Maret 2019. Di Jembatan Kuning Talia – Kendari. Kampanye Pasangan Calon Nomor Urut
02 Senam sehat

Sumber: Formulir A Hasil Pengawasan BawasluSulawesi Tenggara

Secara kuantitas, jumlah kegiatan Pengawasan kampanye PPWP relatif terbilang sedikit, ini dikarenakan
kegiatan kampanye PPWP di Sulawesi Tenggara memang tidak terlalu massif dilakukan oleh Tim
Kampanye/Badan Pemenangan maupun dari Pasangan calon itu sendiri. Beberapa kegiatan kampanye
yang diaWasi diatas, merupakan kegiatan kampanye PPWP yang disampaikan secara tertulis di
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara, baik oleh pelaksana kampanye/tim kampanye maupun informasi
yang diperoleh dari Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) kampanye dari Kepolisian Daerah
Sulawesi Tenggara. Jadi, aktivitas Pengawasan tidak hanya berbentuk pertemuan (kampanye), tetapi
juga melakukan Pengawasan dengan bentuk penelusuran dokumen, baik dengan memastikan SK
Pelaksana Kampanye dan/atau Tim Kampanye, atau dengan menelusuri dokumen STTP sebagaimana
disebutkan sebelumnya.

Dari beberapa kegiatan kampanye yang diaWasi secara langsung oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara, tersebut terdapat 1 (satu) kegiatan Pengawasan kampanye yang ditemukan beberapa dugaan
pelanggaran, yakni kegiatan Pengawasan kampanye deklarasi Forum Satu Nusantara Sulawesi Tenggara
(Fortuna-Sultra) yang diselenggarakan pada 22 Februari 2018 di eks-pelataran MTQ Kendari. Misalnya
saja, hasil Pengawasan Tim Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara yang mengidentifikasi hadirnya bapak
Eko Putro Sandjojo selaku Menteri Desa dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal di lokasi panggung utama
kampanye. Seketika itu Pengawas pemilu yang bertugas melakukan konfirmasi kepada KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara dan juga kepada kantor BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaraitu sendiri untuk
memeperoleh informasi terkait ada atau tidaknya surat cuti yang disampaikan dari bapak Eko Putro
Sandjojo selaku pejabat Negara (Menteri), namun hasil konfirmasi dari KPU Provinsi maupun dari kantor
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara, yang bersangkutan tidak menyerahkan surat cuti kampanye kepada
otoritas tersebut. Oleh sebab itu, Pengawas pemilu yang bertugas menuliskan kejadian tersebut
kedalam formulir A hasil Pengawasan.

Disaat yang bersamaan, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggarajuga berhasil melakukan tindakan-tindakan


pencegahan di lokasi kampanye, yang terdiri dari:

1. Mengarahkan beberapa orang pelajar SMA di Kota Kendari yang berseragam lengkap dan
hendak masuk ke lokasi kampanye untuk ikut berbaur dengan peserta kampanye lainnya;

2. Mengklarifikasi ditempat oknum guru SMK di kota Kendari yang diduga memobilisasi sisWa-
siswinya untuk mengenakan kaos (atribut) Pasangan Calon Nomor urut 01; dan

3. Melarang beberapa aparatur sipil Negara (ASN) berseragam yang hendak masuk dalam lokasi.

Selain kegiatan Pengawasan diatas, terdapat pula kegiatan Pengawasan kampanye yang mendapat
atensi tinggi, karena kegiatan tersebut dilaksanakan dihari dan lokasi yang sama yakni kegiatan
kampanye Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02 dan kegiatan kampanye
pasangan calon Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01. Hal ini tentu berpotensi
menimbulkan gesekan antar pendukung (chaos). Oleh karena itu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
mengkoordinasikan potensi kerawanan kepada Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara.

Dalam kegiatan kampanye pasangan calon nomor urut 02 yang berbentuk senam sehat, BawasluProvinsi
Sulawesi Tenggara juga melakukan pencegahan terhadap upaya dari salah satu instruktur senam sehat
yang memasuki arena panggung komunitas senam sehat lainnya yang kebetulan berada tepat disebelah
panggung senam sehat kampanye, dan mencoba menggiring komunitas tersebut untuk senam sehat ala
pasangan Calon Presiden dan Wakil PresidenNomor Urut 02 dengan disertai lagu-lagu yang berisi konten
kampanye. Menyaksikan hal tersebut, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggarasegera naik ke panggung
untuk menghentikan aksi tersebut, dan menghimbau kepada instruktur tersebut untuk tidak
menggunakan panggung kelompok lain sebagai panggung kampanye. Tindakan tersebut mendapat
apresiasi dari masyarakat sekitar yang sedang mengikuti senam sehat, dan instruktur tersebut kembali
ke panggung senam sehat kampanye.

BawasluProvinsi Sulawesi Tenggarajuga melakukan monitoring terhadap pemasangan Alat Peraga


Kampanye (APK) dan Bahan Kampanye (BK) yang dipasang di badan pohon. Monitoring tersebut
dilakukan dengan merekapitulasi jumlah APK dan BK yang terlarang tersebut yang uraian rekapitulasinya
sebagai berikut:

Tabel 4.8 Rekapitulasi APK & BK terpasang di pohon

No Kabupaten/Kota APK/BPK Terpasang di Pohon


1 Muna 97

2 Buton Selatan 0

3 Buton Tengah 0

4 Buton Utara 0

5 Buton 16

6 Muna Barat 30

7 Kota Bau-Bau 5

8 Kota Kendari 11

9 Konawe156

10 Konawe Selatan 45

11 Konawe Utara 5

12 Konawe Kepulauan 121

13 Bombana 79

14 Kolaka 325

15 Kolaka Timur 185

16 Kolaka Utara 66

17 Wakatobi 6

Jumlah 1147

Sumber: Rekapitulasi Laporan Bawaslu Kab/Kota

Selain kampanye dalam bentuk pertemuan, APK dan BK, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggarajuga
melakukan Pengawasan kampanye dalam bentuk pemasangan dan penayangan iklan kampanye peserta
pemilu. Pengawasan iklan kampanye yang dilakukan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara didahului
dengan memeriksa materi/konten, durasi/spot, dan ketentuan kampanye lainnya.

Pada tanggal 23 Maret 2019, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara ke kantor KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara untuk meminta salinan elektronik desain materi iklan kampanye calon perseorangan DPD.
Adapun salinan elektronik yang diberikan antara lain:
1. Iklan Media cetak untuk 30 (tiga puluh) calon anggota DPD;

2. Iklan Radio untuk 26 (dua puluh enam) calon anggota DPD;

3. Iklan Televisi untuk 30 (tiga puluh) calon anggota DPD;

4. Iklan dalam jaringan (Daring)/Media Online untuk 24 calon anggota DPD.

Adapun media massa yang ditetapkan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk memfasilitasi penayangan
iklan kampanye calon perseorangan DPD terdiri dari media televisi, surat kabar/koran, media daring,
dan radio. Nama-nama media lokal yang terpilih melakukan penayangan fasilitasi iklan kampanye
sebagai berikut:

Gambar 10. Media masssa fasilitas iklan kampanye DPD

Sumber: KPU Prov.Sulawesi Tenggara

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggarasecara bersama-sama dengan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara
melakukan pemeriksaan kembali terhadap pengaturan materi desain, spot/durasi, dan larangan-
larangan kampanye dalam model fasilitasi iklan kampanye calon perseorangan DPD, sebagaimana yang
telah diserahkan oleh calon perseorangan anggota DPD ataupun melalaui LO calon yang bersangkutan.

1.4 Proses Pengawasan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara

Dalam melaksanakan proses Pengawasan, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramengidentifikasi langkah-


langkah dan pendekatan macam apa saja yang akan digunakan dalam upaya untuk melaksanakan proses
Pengawasan tahapan dan sub tahapan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan
penghitungan suara di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang dapat dilihat dari uraian sebagai berikut:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP

Adapun bentuk kerawanan-kerawanan pada tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan


Pemungutan dan Pergitungan Suara dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 ialah:

1. Jumlah dan bentuk tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Peraturan KPU
Nomor 15 Tahun 2018 tentang Norma, standart, Prosedur, Kebutuhan pengadaan dan pendistribusian
perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan Umum;

2. Pencetakan bahan kertas suara dapat terjadi diskriminasi terhadap masing-masing peserta
pemilu baik antara calon anggota DPRD dalam satu partai ,maupun antar partai. Contohnya, calon
nomor urut 303 gambarnya terang, jelas, sedangkan calon lain gambarnya gelap dan tidak jelas;

3. Potensi kerawanan yang berikutnya dari aspek Produksi dan Pendistribusiannya, dimana: 1)
Jumlah dan bentuk yang tidak sesuai, 2) Perusahan pengadaan Tidak tepat Waktu dalam pencetakanya.
3) Distribusi tidak tepat Waktu;

4. Kendala Geografis yang masih menyulitkan untuk dilakukan pendistribusian logistik pada
wilayah wilayah yang sudah diakses melalui transportasi darat;

5. Surat suara dan perlengkapan administrasi lainnya yang tidak sengaja rusak karena proses
distribusi, serta;

6. Sortir yang buruk menyebabkan surat suara rusak/cacat.

b. Perencanaan Pengawasan

Perencanaan Pengawasan dilakukan meliputi 2 (dua) hal yaitu merencankan fokus pengawsan dan
strategi Pengawasan.

b.1. Fokus Pengawasan

Fokus Pengawasan dalam tahapan ini terbagi atas fokus pada aspek prosedur, substansi, dan kelayakan
gudang. Aspek prosedur meliputi proses pengadaan, pencetakan, dan pendistribusian logistic. Aspek
substansi meliputi kualitas cetakan dan kualitas kertas surat suara. Sedangkan aspek kelayakan gudang
meliputi suhu ruangan, keberishan, dan keamanan.

Gambar 11. Fokus Pengawasan Logistik Pemilu diSulawesi Tenggara


Secara detail, fokus Pengawasan sebagaimana yang ada dalam gambar, diurai sebagai berikut:

1. Fokus Pengawasan pada proses pengadaan meliputi mekanisme lelang yang dilakukan oleh KPU
dan keterpenuhan syarat dan atau kualifikasi Perusahan pemenang tender. Strategi Pengawasan proses
pengadaan pada area hulu, dengan melakukan koordinasi dengan KPU tentang pengadaan yang diatur
dalam peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2018 tentang Norma, standart, Prosedur, Kebutuhan pengadaan
dan pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan Umum, sementara startegi Pengawasan
di area hilirnya yaitu dengan melakukan Pengawasan tender/lelang;

2. Fokus Pengawasan pada situasi pabrik perusahaan yang memenangkan tender. Strategi
Pengawasannya melakukan pemeriksaan pada kelayakan gudang tempat pencetakan dan penyimpanan
logistik;

3. Fokus Pengawasan pada aspek mesin dan kualitas cetakan. Strategi Pengawasannya dengan
memeriksa, meneliti, bahan baku kertas surat suara, termasuk kualitas hasil cetakan serta mesin
cetaknya;

4. Fokus pada agen distribusi yang di kontrak oleh perusahaan untuk mendistribusikan surat suara
dan administrasi perlengkapan lainnya. Strategi Pengawasannya dengan meminta dan memastikan
daftar nama agen distributor yang di kontrka oleh penyedia, salah satu bentuknya dengan memperoleh
salinan daftar manifest pengiriman dari agen maupun dari penyedia;

5. Fokus Pengawasan pada distribusi dari pelabuhan menuju gudang logistic KPU kabupaten/kota.
Strateginya dengan menginformasikan kepada Bawaslu kabupaten/kota terkait Jadwal pengiriman dan
kedatangan surat suara dan adminsitrasi perlengkapan lainnya. Sehingga Bawaslu kabupaten/kota
standby di tiap-tiap pelabuhan untuk memastikan surat suara dan adminsitrasi perlengakapan lainnya
yang tidab tersebut sesuai dengan daftar dalam manisfet pengiriman dan memastikan distribusinya
aman sampai gudang logistic KPU Kabupaten/kota;

6. Fokus Pengawasan pada aspek keamanan distribusi. Strateginya dengan melakukan koordinasi
dengan Polda Sulawesi Tenggara terkait dengan Jadwal pengamanan distribusi tiap-tiap logistik yang
hendak didistribusikan.
b.2. Strategi Pengawasan

Strategi Pengawasan yang digunakan dalam tahapan ini ialah dengan menggunanakan 3 (tiga)
pendekatan kunci berupa:

1. Identifikasi regulasi: dilakukan dengan memahami produk hukum yang berkaitan dengan teknis
pengadaan, pencetakan, dan pendistribusian logistik;

2. Identifikasi alat kerja Pengawasan tahapan: dilakukan dengan menyiapkan formulir-formulir alat
kerja Pengawasan tahapan;

3. Eksplorasi masalah; dilakukan dengan mengkonsolidasikan kebutuhan logistic masng-masing


kabupaten/kota, mengkoordinasikan masalah dan tantangannya baik kepada perusahaan penyedia
maupun KPU.

c. Pencegahan

Kegiatan pencegahan dugaan pelanggaran pemilu di Tahapan Pengadaan dan Perlengkapan


Pemungutan dan Penghitungan Suara, sebagai berikut:

1. Himbauan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara terkait Jadwal produksi dan ditribusi;

2. Konsolidasi data kekurangan dan kebutuhan logistic surat suara dan perlengkapan pemungutan
dan penghitungan suara, dengan Bawaslu Kabupaten/Kota;

3. Rapat koordinasi dengan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara, KPU Kabupaten/Kota, dan Bawaslu
Kabupaten/kota, terkait temuan identifikasi kekurangan dan kebutuhan surat suara dan perlengkapan
pemungutan dan penghitungan suara.

4. Koordinasi distribusi perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara dengan Aparat


Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara.

d. Aktivitas Pengawasan

Aktivitas Pengawasan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Pengitungan


Suara yang dilakukan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara ialah:

1. Melakukan Supervisi ke Bawaslu Kabupaten/Kota terhadap Pendistribusian logistik di tingkat


Kabupaten/Kota;

2. Melakukan asistensi Pengawasan ke Bawaslu Kabupaten/Kota terhadap proses sortir surat


suara;
3. Melakukan monitoring ke Bawaslu Kabupaten/Kota terhadap kerusakan dan ketidakcukupan
kebutuhan surat suara masing-masing kabupaten/kota;

4. MengkonsolidasikanBawaslu Kabupaten/Kota untuk melakukan Pengawasan melekat terhadap


pergerakankotak suara, surat suara, dan perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara dari KPU ke
PPK, dari PPK ke PPS dan dari PPS ke KPPS di wilayah kerjanya masing-masing;

5. Melakukan Pengawasan secarasampling di Kabupaten/kota tertentu, untuk memastikan


pergerakan logistik surat suara yang di distribusi di setiap TPS sesuai dengan ketentuan yaitu sesuai
dengan jumlah DPT + 2%.

Disamping hal diatas, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaramelakukan Pengawasan terhadap proses


bongkar muat peti kemas yang berisi kebutuhan surat suara dan administrasi perlengkapan pemungutan
dan penghitungan suara di pelabuhan Kendari. Proses bongkar-muat logistik Surat Suara Pemilu
tertanggal 20 Maret 2019 dilakukan di Pelabuhan Konteiner Nusantara Kendari yang diangkut oleh Kapal
Mitra Sejahtera IX (MS IX). Kapal Mitra Sejahtera IX, mengangkut 7 (tujuh) peti berisi surat suara untuk
13 (tiga belas) kabupaten/kota meliputi: 1) KabupatenKolaka, 2) KabupatenKolaka Timur, 3)
KabupatenKolaka Utara, 4) KabupatenMuna, 5) KabupatenButon, 6) KabupatenWakatobi, 7) Kota
Baubau, 8) KabupatenButon Tengah, 9) KabupatenButon Selatan, 10) KabupatenMuna Barat, 11)
KabupatenKonawe Selatan, 12) KabupatenKonawe, dan 13) KabupatenButon Utara. Situasiisi peti
tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.9 Nomor Peti Kontainer Logistik Pemilu di

Sulawesi Tenggara

Nomor Serial Peti Kabupaten/Kota

1111469 Kabupaten Kolaka, KabupatenKolaka Timur, KabupatenKolaka Utara

2923040 Kabupaten Muna, KabupatenButon, KabupatenWakatobi

1111535 Kabupaten Kolaka Utara dan KabupatenMuna

9990367 Kota Baubau, Kabupaten Buton Tengah, KabupatenButon Selatan, KabupatenButon,


KabupatenWakatobi, KabupatenMuna Barat, KabupatenKolaka Timur

9387310 Kabupaten Konawe, KabupatenKonawe Selatan, KabupatenButon

3001492 KabupatenWakatobi, KabupatenButon Utara, KabupatenMuna Barat

3757757 KabupatenWakatobi, KabupatenButon Utara, KabupatenMuna Barat

Sumber: Formulir Alat Kerja Pengawasan BawasluSulawesi Tenggara


Pada saat Pengawas pemilu sedang menunggu proses bongkar muat surat suara di Kapal Mitra Sejahtera
IX, Pengawas pemilu yang bertugas mendapati informasi bahwa peti konteiner yang berisi surat suara
belum bisa dilakukan pembukaan/pembongkaran peti, oleh karena masih terdapat tunggakan
pembayaran dari pihak ekspedisi (Bapak Fitra) kepada PT.SRIL (Samudera Raya Indo Lines) selaku
penyedia peti kontainer. Terhadap hal tersebut, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara melakukan
komunikasi dengan pihak PT. SRIL. Selain kepada PT.SRIL, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara juga
berkomunikasi dengan pihak ekspedisi melalui Saudara Fitra selaku penanggungjawab ekspedisi.
Komunikasi yang dilakukan kepada kedua pihak dimaksudkan agar pihak PT. SRIL memberikan
kompensasi proses pembongkaran peti surat suara dan tidak menghambat proses pemuatan dan
distribusi ke Kabupaten/Kota, sementara terhadap pihak ekspedisi selaku perpanjangan kuasa dari
PT.POS Indonesia, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara meminta agar proses pelunasan segera dilakukan
dan tidak pula menghambat proses distribusi. Alhasil, malam harinya, proses bongkar-muat peti surat
suara dapat dilakukan. Selanjutnya aparatur BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara yang masih berada di
lokasi, masih tetap melakukan pengawasan proses pembongkaran dan pemuatan logistik surat suara
dan perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara yang berlangsung hingga pagi harinya.

Selain itu, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan pula monitoring proses pelipatan surat suara
yang dilakukan di tingkat KPU kabupaten/kota.Uraian pengawasan terhadap situasi sortir surat suara di
provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut:

Tabel 4.10 Rekapitulasi Pelipatan Surat Suara

No Kabupaten/Kota Jumlah Surat Suara Dilipat

Presiden dan Wakil Presiden DPD DPR RI DPRD Provinsi DPRD Kab/Kota

1 Konawe Utara 43,178 43,275 43,260


43,317 46,828

2 Kota Kendari 211,314 212,612 211,637


209,208 216,775

3 Bombana 102,284 102,191 102,497


99,026 97,822

4 Konawe 171,102 170,601 169,031


170,700 171,822

5 Konawe Selatan 207,487 206,981 205,659


207,858 206,809

6 Buton Tengah 78,133 78,898 78,257


78,619 78,825
7 Buton Utara 45,152 45,292 44,969
45,258 44,978

8 Kolaka Timur 79,813 82,428 82,233 82,017 82,482

9 Buton Selatan 58,064 58,989 56,710


58,177 57,781

10 Kolaka 161,284 136,632 163,169


94,477 133,661

11 Konawe Kepulauan 25,416 25,648 25,072


25,763 14,620

12 Kolaka Utara 95,337 95,237 95,252


95,219 94,464

13 Muna 148165 138749 148364 147819 149123

14 Wakatobi 79937 79840 76760 78075 79757

15 Buton 74,837 73,462 74,190


75,205 73,848

16 Muna Barat 56,464 56,334 56,290


56,746 56,381

17 Baubau 110,005 109,966 109,585


109,267 111,112

Total 1,747,972 1,717,135 1,742,935 1,676,751


1,717,088

Sumber: Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

1.5 Proses Pengawasan Tahapan Dana Kampanye

Pelaksananaan Pengawasan tahapan dan sub tahapan dana kampanye peserta pemilu di Provinsi
Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara meliputi beberapa langkah-
langkah dan pendekatan yang terdiri dari:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP


Dana kampanye merupakan satu bagian tahapan penyelenggaraan pemilu yang memiliki kedudukan dan
perhatian khusus. Sebabnya ialah, dana kampanye memiliki situasi-situasi khas yang berbeda dengan
tahapan atau subtahapan lainnya. Hal itulah yang mengakibatkan mengapa dalam tahapan dana
kampanye, model kerawanannya berbeda. Perbedaan kerawanannya dapat terlihat dari adanya
pengaturan di Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 yang memberikan perlakuan khusus berupa sanksi
administrative pembatalan penetapan sebagai calon suara terbanyak maupun pembatalan sebagai calon
terpilih, bahkan termasuk apabila calon yang bersangkutan telah dilantik. Tidak hanya bagi calon
legislatif, kerawanan lainnya berupa penghukuman administrasi bagi Partai Politik yang tidak
melaporkan atau telat melaporkan Laporan AWal Dana Kampanyenya, dan Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Dana Kampanye. Adapun uraian kerawanan dalam tahapan dana kampanye ialah:

1. Penyumbang Dana kampanye menyetorkan sumbangan melebihi batasan besaran sumbangan;

2. Penyumbang Dana Kampanye merupakan pihak-pihak yang dilarang, seperti Pejabat


BUMN/BUMD, Aparatur SIpil Negara (ASN), dan pihak-pihak terlarang lainnya;

3. Peserta pemilu terlambat menyerahkan Laporan AWal Dana Kampanye (LADK), Laporan
Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye(LPSDK), dan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye (LPPDK);

4. KPU Provinsi Sulawesi Tenggara tidak mengumumkan Laporan dana kampanye;

5. KPU Provinsi Sulawesi Tenggara tidak menyeleksi kantor akuntan public (KAP) secara terbuka;

6. KPU Provinsi Sulawesi Tenggara tidak menyerahkan salinan Laporan dana kampanye kepada
Bawaslu;

7. Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi dengan peserta pemilu dan/atau tim kampanye tertentu;

8. Auditor memiliki hubungan darah dengan peserta pemilu;

9. Auditor memperlihatkan hasil audit kepada pihak lain;

10. Laporan Hasil audit KAP tidak menggunakan standar akuntansi;

11. KAP terlambat menyerahkan laporan hasil audit kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara dan
peserta pemilu;

b. Perencanaan Pengawasan

Mengingat bahwa kerawanan pada tahapan dana kampanye memiliki corak khas, maka BawasluProvinsi
Sulawesi Tenggara telah melakukan perencanaan Pengawasan dana kampanye. Perencanaan
Pengawasan tahapan dana kampanye dilakukan melalui 2 (dua) hal yaitu menentukan fokus pengawsan
dan strategi Pengawasan.
b.1. Fokus Pengawasan

Fokus Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan dana kampanye ini terdiri dari fokus pencegahan dan
fokus penindakan. Bentuk-bentuk fokus pencegahan dalam tahapan ini meliputi pencegahan terhadap
ketidakpatuhan Waktu pelaporan, kelengkapan laporan dana kampanye, dan prosedur pelaporan, serta
prosedur audit dan penyampaian hasil audit. Sedangkan bentuk fokus penindakan dalam tahapan dan
sub tahapan dana kampanye meliputi penindakan terhadap pelanggaran Waktu pelaporan, prosedur
pelaporan, dan prosedur audit dan penyampauan hasil audit.

b.2. Strategi Pengawasan

Strategi Pengawasan dalam tahapan dan sub tahapan dana kampanye dilakukan dengan menghimpun
isu-isu strategis dan postulat-postulat pemilu yang relevan untuk di eksplorasi oleh Pengawas pemilu.
Hal ini dilakukan dalam rangka memudahkan Pengawas pemilu dalam menentukan mekanisme kerja
dan bahan pendukung dalam menentukan factor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas performa
Pengawas pemilu. Secara konkrit, strategi Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan dana kampanye
terdiri dari:

1. Identifikasi Regulasi; Pelaksanaan strategi ini dilakukan dengan menghimpun pelbagai macam
aturan hukum pemilu yang berkaitan dengan tahapan dan sub tahapan dana kampanye. Seperti, PKPU
No.24 tahun 2018 junctis PKPU 28 tahun 2018 sebagaimana telah diubah terkahir dengan PKPU No.34
tahun 2018, serta mempedomani PerBawaslu 29 tahun 2018;

2. Inventarisasi Isu; Strategi ini bertujuan untuk mengumpulkan isu-isu strategis terkait dengan
tahapan dana kampanye. Seperti, manipulasi isi /materi laporan pengeluaran, akuntan yang berafiliasi
dengan peserta pemilu tertentu, atau penyumbang fiktif;

3. Eksplorasi Kasus; strategi ini dilakukan dengan cara simulasi. Cara simulasi tersebut dilakukan
dengan 2 (dua) cara, pertama dengan mengidentifikasi prilaku menyimpang mana saja yang berpotensi
dilakukan oleh peserta pemilu, termasuk kekeliruan prosedur yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara dan kantor akuntan public (KAP). Seperti, bagaimana perlakuan KPU terhadap peserta pemilu
yang terlambat menyerahkan LADK, atau seperti apa sikap Pengawas pemilu dalam menemukan
ketidaksesuaian dalam laporan dana kampanye peserta pemilu tertentu.

c. Pencegahan

Kegiatan pencegahan dalam tahapan ini dilakukan antara lain dengan melakukan sosialisasi kepada
peserta pemilu dan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melalui kegiatan-kegiatan rapat koordinasi dan di
sela-sela Pengawasan dana kampanye melalui himbauan-himbauan lisan. Selain itu kegiatan
pencegahan pelanggaran dana kampanye juga dilakukan di lingkungan internal dengan Bawaslu
Kabupaten/kota untuk meningkatkan kerja-kerja pencegahan di tingkat baWah.

d. Aktivitas Pengawasan
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan pada proses penyampaian laporan awal
dana kampanye calon anggota DPD daerah pemilihan Sulawesi Tenggara serta calon anggota DPRD
Provinsi dan Partai Politik tingkat provinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu, Tim Kampanye pasangan calon
presiden dan Wakil presiden tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara juga menyampaikan laporan awal dana
kampanye kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil Pengawasan penyerahan laporan awal dana
kampanye yang dilakukan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tertanggal 23 September 2018, mencatat
terdapat 1 (satu) partia politik yang tidak menyerahkan laporan awal dana kampanye pemilu 2019 yakni
Partai Solidaritas Indonesia tingkat provinsi Sulawesi Tenggara.

Gambar 12. Peserta Pemilu yang menyerahkan LADK

Sumber: KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

Akan tetapi, berdasarkan PKPU nomor 5 tahun 2018, terdapat masa perbaikan LADK atau LADK
Perbaikan bagi peserta pemilu selama kurun Waktu 23 September 2018 sampai dengan 26 september
2018. Di Sulawesi Tenggara sendiri, untuk jenis pemilihan umum Presiden da Wakil Presiden, masa
perbaikan LADK diikuti oleh kedua pasangan calon sebagaiman tercatat dalam tabel dibaWah :

Tabel 4.11 Waktu Penyerahan LADK PPWP

Tim Kampanye PPWP Hari/tanggal/pukul

Badan Pemenangan Provinsi PPWP No. Urut 02 Prabowo-Sandi 25 September 2018 / Pukul 14.23

Tim Kampanye Daerah PPWP No. Urut 01 Jokowi-Maruf 26 September 2018 /Pukul 15.40

Sumber: KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

Tidak hanya dari tim kampanye PPWP yang melakukan perbaikan LADK, melainkan partai politik tingkat
provinsi Sulawesi Tenggara melakukan perbaikan diantaranya:
Tabel 4.12 Waktu Penyerahan LADK Parpol

Parpol Tanggal/Waktu (WITA)

Hanura 24 september 2018/ 15.17

PAN 24 september 2018/ 13.35

PPP 25 september 2018/ 15.44

DEMOKRAT 25 september 2018/ 12.59

Gerindra 25 september 2018/ 14.23

PKS 27 september 2018/ 14.20

PSI 27 september 2018/ 15.33

Perindo 27 september 2018/ 16.37

PKB 27 september 2018/11.20

GOLKAR 26 september 2018dan 27 september 2018/11.17

NASDEM 26 september 2018/15.40

PBB 26 september 2018/11.18

Sumber: KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

Kemudian, dari total 49 (empat puluh sembilan) calon perseorangan anggota DPD, sebanyak 25 (dua
puluh lima) calon menyerahkan perbaikan LADK. Dua puluh lima calon DPD tersebut sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 4.13 Waktu Penyerahan LADK Calon DPD

CALON DPD Tanggal/Waktu (WITA)

Waode Aulia Koedoes 24 september 2018 / 15.30


AKBP (Purn) H. IdWar, SH 24 september 2018 / 10.00

Muh. Fery AnggriaWan 24 september 2018 / 11.08

Muhammad Jafar, SE 24 september 2018 / 11.13

Supyan Hadi, S.Sos 24 september 2018 / 12.15

H. Muhammad Faizal, SE, MS 24 september 2018 / 13.10

Laode Andi Pili, SE 24 september 2018 / 13.25

H. Ruslimin Mahdi, SH 24 september 2018 / 14.11

Fatmayani Harli Tombili 24 september 2018 / 14.41

Drs. H. Rustam Silondae 24 september 2018 / 13.34

Rustam Petta Nyalla 25 september 2018 / 09.50

Hudri Majja, SE 25 september 2018 / 13.52

Dr. H. L.M. Baharuddin, M.Kes 25 september 2018 / 14.25

H. Yusran Silondae 25 september 2018 / 14.30

Darwis, SE 25 september 2018 / 15.09

Laode Zulfikar Nur, SH, MH 27 september 2018 /14.26

Akhmad Syahrul Nippo 27 september 2018 /13.59

Arsyid Arsyad 27 september 2018 /10.39

Abdul Jabbri uksin 27 september 2018 /13.28

Rahmad 27 september 2018 /11.23

H. M. Yasin Welson Lajaha 27 september 2018 /09.27

Dr. Sabaruddin Labamba 26 september 2018 /14.37

Laode Baladin, S.KM, M.Si 26 september 2018 /14.22

Marsekal Muda TNI (Purn) H. SUpomo, S.Ip, M.Sc 26 september 2018 /12.47

Drs. Laode rafiuddin, M.Si 26 september 2018 /10.57

Sumber: KPU Provinsi Sulawesi Tenggara


Pada 28 september 2018, Bawaslu melakukan Pengawasan terhadap pengumuman laporan awal dana
kampanye perseorangan calon anggota DPD calon anggota DPRD Provinsi dan partai politik tingkat
provinsi Sulawesi Tenggara. Hasilnya ialah KPU Provinsi Sulawesi Tenggara mengumumkan laporan awal
dana kampanye peserta pemilu tingkat provinsi Sulawesi Tenggara di papan pengumuman yang
bertempat di kantor KPU Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kemudian 2 Januari 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan pada proses
penyerahan Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye. Dari hasil Pengawasan terhadap proses
penyerahan laporan penerimaan sumbangan dana kampanye peserta pemilu tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara, semua partai politik menyampaikan LPSDK-nya kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara.
Namun terdapat 1 (satu) parpol yang yang terlambat menerahkan LPSDK ke KPU Provinsi yakni Partai
Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Sementara untuk peserta pemilu baik yang berunsur dari
perseorangan calon anggota DPD maupun Tim Kampanye Daerah PPWP, menyampaikan LDPSK dengan
tepat Waktu.

Gambar 13. Besaran nominal sumbangan dana kampanye PPWP

Sumber: LPSDK PPWP, KPU Prov.Sulawesi Tenggara

Hasil penelitian dan penelusuran dokumen laporan penerimaan sumbangan dana kampanye Tim
Kampanye Daerah/Provinsi Paslon Presiden dan Wakil Presiden Provinsi Sulawesi Tenggara, tidak
ditemukan adanya satupun aktivitas penerimaan sumbangan dana kampanye, baik sumbangan yang
bersumber dari sumbangan pasangan calon, atau sumbangan pihak lain perseorangan, maupun
sumbangan dari kelompok atau sumbangan badan hukum/perusahaan swasta, sebaagimana gambar
diatas.
Sementara untuk besaran sumbangan dana kampanye partai politik berbentuk uang dan barang sebagai
berikut:

Gambar 14. Sumbangan dalam bentuk uang dan barang

Sumber: LPSDK, KPU Prov.Sulawesi Tenggara

Jika dilihat dari gambar diatas, besaran sumbangan sangat bervariasi. Misalnya sumbangan dalam
bentuk uang paling banyak sejumlah Rp. 185.000.000, sedangkan sumbangan dalam bentuk barang
paling besar sejumlah RP. 429.000.000, dan sumbangan bentuk jasa paling besar sejumlah Rp.
34.000.000.

Selain mengawasi aktivitas sumbangan dalam bentuk uang dan barang, BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggara juga melakukan Pengawasan aktivitas sumbangan partai politik dalam bentuk jasa. Dimana
dari 15 (lima belas) partai politik yang menyerahkan dokumen LPSDK-nya, terdapat 5 (lima) partai politik
yang sama sekali tidak memiliki aktivitas penerimaan sumbangan dana kampanye dalam bentuk jasa,
partai politik tersebut sebagaimana dalam gambar dibaWah ini:

Gambar 15. Besaran sumbangan dalam bentuk jasa


Sumber: LPSDK, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

Kemudian, dari hasil penelusuran terhadap dokumen LPSDK calon perseorangan anggota DPD, dari 49
(empat puluh Sembilan) calon tetap perseorangan anggota DPD, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara
mencatat terdapat 12 (dua belas) calon anggota DPD yang sama sekali tidak memiliki aktivitas
penerimaan sumbangan, baik sumbangan yang berbentuk uang, barang, maupun jasa. Kedua belas
calon anggota DPD tersebut yaitu:

Tabel 4.14 Calon-calon DPD yang tidak memiliki aktivitas sumbangan

No Nama calon DPD Sumbangan uang/barang/jasa

1 Waode Hamsinah Bolu Rp. 0

2 M. Zainal Arifin Rhya Rp. 0

3 Supyan Hadi Rp. 0

4 Laode Zulfikar Nur Rp. 0

5 Masyur Masie AbunaWas Rp. 0

6 Laode Saera Rp. 0

7 Sabaruddin Labamba Rp. 0

8 Marsekal Supomo Rp. 0


9 DeWa Putu Ardika Saputra Rp. 0

10 Yusran Silondae Rp. 0

11 Laode Rusyamin Rp. 0

12 Muh. Jafar Rp. 0

Sumber: LPSDK, KPU Prov.Sulawesi Tenggara

KPU provinsi Sulawesi Tenggara juga memiliki kewajiban untuk mengumumkan LPSDK kepada publik.
Berdasarkan hasil Pengawasan yang dilakukan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara, KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara mengumumkan LPPDK peserta pemilu di papan pengumuman yang berada di kantor
KPU Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 28 september 2018.

Sub tahapan selanjutnya yang diaWasi ialah subtahapan penyampaian LPPDK oleh peserta pemilu
kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) tertanggal 26 April 2018 sampai dengan 2 mei 2019. Penyampaian
LPPDK di Sulawesi Tenggara dilakukan di kantor KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Sampai pukul 24.00
WITA tanggal 02 mei 2019, tercatat 15 (lima belas) partai politik tingkat provinsi Sulawesi Tenggara yang
selesai menyerahkan LPPDK kepada Kantor Akuntan PUblik (KAP) melalui KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dokumen LPPDK yang diserahkan meliputi dokumen LADK, LPSDK, dan dokumen LPPDK itu
sendiri yang mengakumulasi kedua dokumen sebelumnya ditanbah dengan laporan khusus aktivitas
pengeluaran dana kampanye. Setelah semua peserta pemilu (minus PKPI) menyerahkan LPPDK, KAP
kemudian memberikan tanda terima LPPDK, untuk kemudian dilakukan audit terhadap kepatuhan
laporan dana kampanye. Khusus LPPDK perseorangan calon anggota DPD, diserahkan kepada KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara langsung, bukan melalui KAP yang di kontrak KPU Provinsi (Khusus Parpol),
sebab audit laporan dana kampanye untuk peserta pemilu perseorangan calon anggota DPD Sulawesi
Tenggara dilakukan oleh KAP yang di kontrak oleh KPU RI, bukan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara.
Adapun KAP yang melakukan audit laporan dana kampanye partai politik peserta pemilu di Sulawesi
Tenggara sebagai berikut:

Gambar 16. Daftar KAP di Sulawesi Tenggara

Sumber: KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

Tanggal 31 Mei 2019, setelah selesai melakukan audit kepatuhan pelaporan dana kampanye peserta
pemilu, KAP menyerahkan hasil audit laporan dana kampanye kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara
dan Partai Politik tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam proses penyerahan hasil audit LPPDK
tersebut, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara memfasilitasi proses penyerahan hasil audit di kantor KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain menyerahkan hasil audit kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara
sebagai pemberi kerja (kontrak), KAP juga menyerahkan salinan hasil audit kepada 17 (tujuh belas) KPU
Kabupaten/Kota se Sulawesi Tenggara untuk disampaikan kepada partai Politik tingkat kabupaten/kota.
Sampai pukul 24.00 WITA tertanggal 31 mei 2019, 15 (lima belas) partai politik tingkat provinsi Sulawesi
Tenggara telah menerima hasil audit laporan dana kampanye dari KAP (minus PKPI). KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara memberikan salinan dokumen hasil audit laporan dana kampanye kepada
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara, dokumen hasil audit yang diserahkan berupa laporan akuntansi
atau laporan asersi terhadap kepatuhan laporan dana kampanye untuk 15 (lima belas) Partai Politik
peserta pemilu tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara.

1.6 Proses Pengawasan Pemungutan, Penghitungan dan Rekapitulasi Suara

Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan sub tahapan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara
yang dilakukan oleh BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara meliputi kerawanan-kerawanan potensial dan
perencanaan Pengawasan, sebagaimana dijelaskan dibaWah ini:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP

Tahapan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara, merupakan tahapan yang meiliki tingkat
kerawanan yang tinggi dan bervariasi. Kerawanan-kerawanan yang sempat di identifikasi oleh
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaraialah:

1. Tidak ada TPS di rumah sakit;

2. Tidak ada TPS di Lapas;

3. Ada aktivitas Kampanye di TPS;

4. Politik uang di area TPS;

5. TPS berada di kantor atau posko pemenangan peserta pemilu tertentu;

6. KPPS yang bertugas di TPS bukan KPPS yang dilantik;

7. Perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara di TPS kurang;

8. Terdapat pihak yang terlarang memasuki TPS;

9. Pemilih membaWa handphone atau alat perekam elektronik kedalam bilik;

10. Saksi ganda, memiliki mandat ganda yang berbeda;

11. Saksi yang hadir di TPS tidak memiliki mandat;

12. Pemungutan suara meleWati batas Waktu;


13. Pemilih menggunakan surat suara tapi tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb serta tidak memiliki
KTP elektronik atau SUKET;

14. Penghitungan suara dilakukan diruang tertutup dan/atau tidak mendapati cahaya penerangan
yang cukup;

15. Penghitungan suara meleWati batas Waktu;

16. KPPS tidak menyerahkan salinan C1 sertifikat kepada Pengawas TPS dan/atau saksi;

17. KPPS mencatat perolehan suara yang keliru;

18. KPPS tidak menyerahkan dan/atau terlambat menyerahkan kotak suara yang berisi C1 plano
kepada PPK melalui PPS;

19. Rekapitulasi di tingkat PPK tidak mengundang Panwaslu dan/atau saksi peserta pemilu;

20. PPK keliru mencatat dan menetapkan perolehan suara;

21. PPK melaksanakan rekapitulasi diluar Jadwal;

22. PPK tidak menyerahkan salinan formulir DAA1 kepada Panwaslu dan/atau saksi;

23. PPK tidak menyerahkan dan/atau terlambat menyerahkan kotak suara rekapitulasi yang berisi
formulir DA1 kepada KPU kabupaten/kota;

24. KPU kabupaten/kota keliru menetapkan rekapiulasi perolehan suara;

25. KPU kabupaten/kota tidak mengundang Bawaslu kabupaten/kota dan/atau saksi;

26. KPU kabupaten/kota melanggar batas Waktu rekapitulasi;

27. KPU kabupaten/kota tidak menyerahkan salinan DB1 kepada Bawaslu Kabupaten/kota dan/atau
saksi;

28. KPU kabupaten/kota tidak menyerahkan dan/atau terlambat menyerahkan formulir DB1 kepada
KPU Provinsi;

29. KPU provinsi menetapkan rekapitulasi perolehan suara tidak sesuai ketentuan (prosedur);

30. KPU Provinsi tidak mengundang Bawaslu provinsi dan/atau saksi;

31. KPU Provinsi melanggar batas Waktu rekapitulasi;

32. KPU provinsi tidak menyerahkan salinan formulri DC1 kepada Bawaslu Provinsi dan/atau saksi;

33. KPU Provinsi tidak menyerahkan atau terlambat menyerahkan formulir DC1 kepada KPU RI;

34. KPPS membuka kotak suara dan/atau mengubah perolehan suara;


35. PPK, KPU Kabupaten/kota/, KPU Provinsi, melakukan tindakan mengubah berita acara
rekapitulasi perolehan suara;

36. KPPS, PPS, PPK, KPU kabupaten/kota, KPU Provinsi, tidak mengumumkan atau telat
mengumumkan salinan C1 sertifikat, DA1, DB1, dan DC1, ditempat terbuka.

Sedangkan kerawanan-kerawanan berdasarkan analisis dalam Indeks Kerawanan Pemilihan Umum 2019
(IKP 2019) yang telah dirilis oleh Bawaslu, proses pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi suara di
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki skor kerawanan 53,86 atau berkategori raWan sedang. Berdasarkan
analisis IKP,bahwa untuk menurunkan kerawanan tersebut, hal yang harus dilakukan ialah dengan
menurunkan kualitas resiko dari indikator yang memiliki loading factor paling besar. Indikator tersebut
yaitu tidak ada TPS di rumah sakit bagi pemilih dirumah sakit, dan tidak ada TPS di Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) bagi penghuni Lapas.

b. Perencanaan Pengawasan

Perencanaan Pengawasan tahapan dan sub tahapan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara,
yang disusun atau direncanakan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan dengan terlebih
dahulu menyusun focus Pengawasan dan strategi Pengawasan tahapan.

b.1. Fokus Pengawasan

Fokus Pengawasan tahapan aquo meliputi fokus pada aspek prosedur pemungutan,
penghitungan, dan rekapitulasi suara, serta fokus pada aspek substansi berupa keabsahan dokumen-
dokumen. Aspek prosedur terdiri dari fokus pada prosedur pemungutan dan penghitungan di TPS, serta
proses rekapitulasi hasil penghitungan suara di setiap jenjang, mulai di tingkat Kecamatan, tingkat
Kabupaten/Kota, dan Provinsi. Fokus pada prosedur pemungutan dan penghitungan suara di TPS dengan
cara mengidentifikasi kembali hasil pemetaan TPS raWan di 17 (tujuh belas) kabupaten/kota dan
membuat kriteria penanganannya. Untuk prosedur rekapitulasi, difokuskan pada Jadwal pelaksanaan
dan undangan pleno di tingkat Kabupaten/Kota yang direkapitulasi. Sedangkan untuk aspek substansi
difokuskan pada keberadaan dan keabsahan dokumen-dokumen pemungutan, penghitungan, serta
rekapitulasi suara.

b.2. Strategi Pengawasan

Adapun strategi Pengawasan tahapan pungut-hitung-rekapitulasi terdiri dari:


1. Identifikasi regulasi: dilakukan dengan memahami produk hokum yang berkaitan dengan teknis
tahapan pungut hitung dan-rekapitulasi;

2. Identifikasi alat kerja Pengawasan tahapan: dilakukan dengan menyiapkan formulir-formulir alat
kerja Pengawasan tahapan;

3. Eksplorasi masalah; dilakukan dengan Briefing membahas pemilihan lokasi yang akan di
supervisi (diaWasi), serta membahas teknis-teknis kerawanan dan penanganannya.

c. Pencegahan

Pencegahan di tahapan ini dilakukan dengan menyelenggarakan sosialisasi hasil pemetaan TPS RaWan
kepada beberapa elemen masyarakat, yang meliputi pemerintah daerah, perguruan tinggi
negeri/sWasta di kota kendari, SMA/SMK Kota Kendari, organisasi masyarakat, pemantau pemilu, dan
KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu, tindakan pencegahan yang dilakukan oleh BawasluProvinsi
Sulawesi Tenggaradalam tahapan dan sub-tahapan ini ialah dengan menyelenggarakan bimbingan teknis
tidak hanya kepada internal Pengawas pemilu, melainkan pula kepada KPU Kabupaten/kota secara
bersama-sama dengan Bawaslu Kabupaten/kota. Bimbingan teknis tersebut dilakukan agar terjadi
sepemahaman langkah, dan untuk mengurangi resiko penyelenggaraan pungut hitung dan rekapitulasi
yang tidak prosedural.

Untuk memperkuat pencegahan pelanggaran, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara juga menggunakan
anggota pramuka SAKA Adhyasta Pemilu yang sebelumnya telah dilatih dan dibekali pengetahuan
kepemiluan, yang diharapkan dapat menjadi mata lalang bagi Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

d. Aktivitas Pengawasan

Kegiatan atau aktivitas Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi 3
(tiga) sub-aktivitas yakni yang pertama aktivitas pemungutan suara, kedua aktivitas penghitungan suara,
dam yang ketiga aktivitas rekapitulasi suara. Namun, pada proses Pengawasan di kegiatan pemungutan
dan penghitungan suara lebih dipercayakan kepada Bawaslu kabupaten/kota. Hal tersebut dikarenakan,
secara teknis, tanggungjawab tersebut menjadi domain Bawaslu kabupaen/Kota dan jajaran
dibawahnya. Sehingga Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara hanya melakukan fungsi-fungsi supervisi,
asistensi, dan monitoring pada proses punguthitung dan rekapitulasi.

Secara deksriptif, aktivitas yang dilakukan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam tahapan dan sub-
tahapan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara meliputi:

1. Monitoring persiapan pelaksanaan pungut-hitung-rekapitulasi di Bawaslu kabupaten/kota.


Aktivitas ini dilakukan dengan mempersiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
rekapitulasi di tingkat kabupaten/kota. Dengan cara mengundang Bawaslu Kabupaten/kota dalam
kegiatan rapat Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pungut-hitung, yang didalam kegiatannya membahas
dan membedah persoalan-persoalan yang akan dihadapi, serta rekomendasi penyelesaian masalahnya;

2. Monitoring pelaksanaan pungut-hitung di beberapa TPS di Kabupaten/Kota. Aktivitas ini


dilakukan pada saat hari pemungutan dan penghitungan suara, 17 April 2019. Monitoring yang
dilakukan dengan mengambil beberapa titik TPS sebagai sampel monitoring dalam 1 (satu)
kabupaten/kota. Secara teknis, aparat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara yang turun dibekali dengan
formulir alat kerja yang Wajib diisi sebagai laporan hasil monitoring sampel TPS;

3. Asistensi teknis Pengawasan pada proses pra-rekapitulasi di tingkat Kabupaten/Kota. Aktivitas


ini dilakukan dengan menyusun rencana aksi Pengawasan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
semua kerawanan-kerawanan yang telah diidentifikasi, memastikan Waktu pelaksanaan (undangan),
dan meyusun aspek-aspek prioritas yang harus diWaspadai sebagai potensi pelanggaran yang
kemungkinan besar terjadi dalam proses rekapitulasi. Kemudian dengan mengkonsolidasikan data
tingkat kecamatan, termasuk ,menganalisis semua keberatan-keberatan yang disampaikan oleh saksi
peserta pemilu dalam formulir DA2 pada sat rekapitulasi di tingkat kecamatan;

4. Asistensi pelaksanaan rekapitulasi perolehan suara ditingkat kabupaten/kota. Aktivitas ini


dilakukan dengan mengunjungi proses pleno rekapitulasi di beberapa kabupaten/kota. Supervis ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran proses rekapitulasi sebagai bahan untuk persiapan pleno
rekapitulasi di tingkat provinsi;

5. Konsolidasi data hasil Pengawasan rekapitulasi bagi Bawaslu kabupaten/kota. Aktivitas ini
dilakukan dengan mengundang Bawaslu Kabupaten/kota di kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
untuk mengkonsolidasikan data hasil Pengawasan rekapitulasi dintingkat kabupaten/kota berupa
pengumpulan formulir DB1 dan DB2 (apabila ada) dan dilakukan rekapitulasi sebagai bahan pimpinan
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menghadiri pleo rekapitulasi di tingkat provinsi;

6. Pengawasan langsung rekapitulasi perolahan suara di tingkat provinsi Sulawesi Tenggara.


Aktivitas ini dilakukan dengan melakukan Pengawasan langsung pada proses rekapitulasi di tingkat
provinsi.

Gambar 16. Kegiatan Pengawasan pungut-hitung


Sumber: Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara

Disamping itu, adaya rekomendasi pemungutan dan penghitungan suara ulang di beberapa TPS yang
diterbitkan oleh beberapa Panwaslu di beberapa kabupaten/kota, mengakibatkan KPU Kabupaten/kota
melaksanakan Pemungutan suara ulang (PSU) di beberapa TPS yang direkomendasikan itu. Pengawasan
proses pelaksanaan PSU tersebut, dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
menyaksikan proses PSU di seluruh TPS. Hasil rekapitulasi pelaksanaan PSU yang tersebar di 11 (sebelas)
KPU Kabupaten/kota dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.15 Jumlah pelaksanaan PSU di Sulawesi Tenggara

No Kabupaten/kota Jumlah TPS PSU

1 Kolaka 6

2 Konawe Selatan 6

3 Konawe Utara 6

4 Baubau 16

5 Kolaka Timur 1

6 Buton Selatan 3

7 Kota Kendari 9

8 Bombana 8

9 Konawe Kepulauan 2

10 Buton 1

11 Kolaka Utara 4

Total TPS PSU 62 TPS

Sumber: Diolah dari Rekapitulasi Bawaslu Kab/Kota

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan pada proses rekapitulasi hasil
penghitungan suara tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan secara terbuka sejak tanggal 8
Mei 2019 sampai dengan 15 Mei 2019 bertempat di Claro Hotel Kendari. Kemudian, pada 15 Mei 2019,
Bawaslu mengawasi kegiatan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara berupa penetepan rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara tingkat provinsi Sulawesi Tenggara untuk jenis pemilihan presiden dan
Wakil presiden, anggota DPD, dan anggota DPR/DPRD Provinsi.

1.7 Proses Pengawasan Non-Tahapan Netralitas ASN

Pada sub-bagian pelaksanaan Pengawasan non-tahapan netralitas ASN, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara melakukan beberapa tindakan meliputi pemetaan kerawanan dan pencegahan pelanggaran.
Adapun tindakan-tindakannya sebagai berikut:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP

Secara umum, Kerawanan-kerawanan dalam netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat di lacak dari
tindakan-tindakan oknum aparatur yang menyuarakan sikap politiknya secara terbuka kepada salah satu
atau beberapa kontestan peserta pemilu. Sikap keberpihakan yang dilakukan secara terbuka tersebut,
dianggap dapat mempengaruhi profesionalisme kerja, mempengaruhi kualitas pelayanannya kepada
publik. Pelacakan kerawanan netralitas ASN dalam penyelenggaraan pemilu di identifikasi dalam
beberapa tindakan antara lain:

1. Pernyataan dukungan kepada salah satu peserta pemilu di dalam ruang virtual (platformmedia
sosial);

2. Keikutsertaan ASN di kegiatan kampanye peserta pemilu di jam kerja;

3. ASN ikut menyerahkan sumberdaya (materi) tertentu kepada konstestan peserta pemilu;

4. Mengarahkan orang lain untuk memilih kontestan peserta pemilu; dan

5. Jual beli pengaruh yang dapat menguntungkan atau merugikan kontestan peserta pemilu;

6. Memberikan fasilitas (sarana) tertentu kepada salah satu peserta pemilu.

Hasil analisis kerawanan yang dipotret dalam Indeks Kerawanan Pemilu 2019 (IKP 2019) pada sub
dimensi penyelenggara negara di Sulawesi Tenggara menunjukkan skor kerawanan 47,18 dengan
predikat raWan sedang. Secara nasional, terdapat 2 (dua) indicator yang paling mempengaruhi kualitas
kerawanan yaitu adanya laporan terkait tidak netralnya ASN, dan adanya kasus tidak netralnya ASN.

b. Perencanaan Pengawasan

Secara khusus, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan Pengawasan non-tahapan
netralitas ASN, menyusun pedoman kerja Pengawasan dalam rencana kerja Pengawasan netralitas ASN.
Penyusunan rencana kerja Pengawasan non-tahapan netralitas ASN, merupakan instrumen (alat bantu)
bagi Pengawas pemilu dalam menentukan tindakan-tindakan pencegahan dan teknis Pengawasannya.
Ada beberapa tindakan yang disusun dalam Rencana kerja Pengawasan non-tahapan netralitas ASN yang
disusun tersebut, yang meliputi aktivitas dan kegiatan Pengawasan, inventarisasi masalah, dan
pendekatan pencegahan. Pada bagian aktivitas dan kegiatan Pengawasan, berisi langkah-langkah
strategis yang akan dilakukan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Aktivitas dan kegiatan yang dimaksud
terdiri dari aktivitas formal dan informal, kegiatan internal dan yang melibatkan pihak luar (eksternal).

Sedangkan dalam bagian inventarisasi masalah, berisi kumpulan informasi yang dihimpun dari berbagai
pertemuan dengan KPU Provinsi, Bawaslu kabupaten/kota, pengamat dan pakar., serta pikiran-pikiran
hasil penggalian masalah (kerawanan) yang sebelumnya dilakukan oleh Pengawas Pemilu (jurnal, buku,
dan sebagainya). Pada bagian pendekatan pencegahan, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terlebih
dahulu menghimpun isu-isu strategis maupun non-strategis yang kerap kali terjadi dalam beberapa
momen pemilihan sebelumnya. Isu-isu strategis tersebut merupakan analisis dari kolaborasi informasi
tahapan dan hasil inventarisasi masalah. Sehingga, analisa tersebut memberi informasiyang cukup bagi
Pengawas pemilu dalam melakukan tindakan-tindakan pencegahan maupun pada saat melakukan
Pengawasan di tempat/lapangan/dokumen.

c. Pencegahan

Secara umum, kegiatan pencegahan yang disusun oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
Pengawasan non-tahapan netralitas ASN ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada lembaga-
lembaga pendidikan tinggi, lembaga pendidikan menengah (SMA/SMK), dan instansi pemerintahan
daerah. Sosialisasi tersebut dilakukan karena lembaga pendidikan merupakan institusi empuk dan
strategis untuk divirusi tindakan-tindakan politik praktis pemilu,, dan paling ‘efektif’ dirasa oleh banyak
pihak sebagai unsur yang paling mudah dipengaruhi, digiring, untuk aktif berpihak pada peserta pemilu
tertentu.Kegiatan pencegahan lainnya yang dilakukan ialah berupa himbauan-himbauan kepada peserta
pemilu melalui kegiatan-kegiatan rapat koordinasi dan jenis-jenis kegiatan formal lainnya yang
diselengarakan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu kegiatan pencegahan pelanggaran
non tahapan netralitas ASN juga dilakukan di lingkungan internal Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan memberi penguatan kepada Bawaslu Kabupaten/kota untuk meningkatkan kerja-kerja
pencegahan di tingkat baWah (akar rumput).

d. Aktivitas Pengawasan

Dalam melakukan kegiatan Pengawasan pada non-tahapan netralitas ASN, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara melakukan beberapa aktivitas Pengawasan selama periode 2017, 2018, hingga 2019, sebagai
berikut:

1. Menghimbau Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mengendalikan aparatur sipil


Negara di baWah naungan pemerintah provinsi agar tidak terlibat secara aktif atau dilibatkan untuk
mendukung/berpihak pada salah satu kostestan peserta pemilu;

2. Touring (sosialisasi) di beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, seperti Kota Baubau dan
Kabupaten Kolaka yang memiliki skor kerawanan netralitas yang cukup tinggi;
3. Melakukan bimbingan teknis terhadap ASN yang juga sebagai pelaku-pelaku pendidikan
menengah seperti kepala sekolah menengah atas/sederajat, guru-guru SMA/sederajat, beserta SisWa-
siswi SMA/sederajat yang telah berusia 17 tahun, untuk sadar hukum dan sadar pemilu (edukasi
Pengawasan);

4. Melibatkan lingkungan pendidikan tinggi negeri maupun sWasta yang berada di kota kendari,
untuk menjadi corong, mata dan telinga Bawaslu dalam mengawasi proses pemilu di Sulawesi Tenggara;
dan

5. Mengeluarkan himbauan-himbauan kepada peserta pemilu/tim kampanye/pelaksana kampanye


untuk tidak melibatkan pelaku-pelaku pendidikan sebagai peserta kampanye dan pelaksana/tim
kampanye, termasuk pula sebagai relaWan kontestan tertentu.

1.8 Proses Pengawasan Non-Tahapan Politik Uang

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan non-tahapan politik uang, hasil
Pengawasan pada non-tahapan politik uang sebagai berikut:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP

Berdasarkan aktivitasnya, kerawanan-kerawanan politik uang dalam pemilu 2019 di Sulawesi Tenggara
meliputi:

1. Pemberian dalam bentuk sembako murah;

2. Pemberian kupon belanja (diskon);

3. Pemberian alat-alat rumah tangga;

4. Pembagian jilbab/kerudung bagi majelis taklim; dan

5. Bantuan Negara/pemerintah di klaim sebagai miliki/pemberian peserta pemilu tertentu.

b. Perencanaan Pengawasan

Ada beberapa tindakan yang disusun dalam Rencana kerja Pengawasan non-tahapan politik uang ini,
yang meliputi fokusPengawasan dan strategi penindakan (dugaan pelanggaran) sebagai berikut:

b.1. Fokus Pengawasan

Fokus Pengawasan dalam Pengawasan non-tahapan politik uang di Sulawesi Tenggara meliputi 3
(tiga) aspek yaitu berdasakan Waktu, berdasarkan pelaku, dan berdasarkan modus. Berdasarkan Waktu
kejadiannya, kerawanan politik uang kerap dilakukan pada masa kampanye, masa tenang, dan masa
pemungutan suara. Sedangkan berdasarkan pelaku atau aktornya, politik uang akan dilakukan oleh
kontestan peserta pemilu itu sendiri yang terdiri dari pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden,
Pengurus Partai Politik, Calon Legislatif, pelaksana kampanye, dan tim kampanye, serta orang secara
umum. Selain itu, politik uang dapat pula dilakukan oleh pemerintah yang memiliki hubungan
kekerabatan tertentu terhadap kontestan peserta pemilu. Berdasarkan tempatnya/lokusnya, Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara memfokuskan pada lokasi-lokasi kampanye, penyaluran bantuan-bantuan
pemerintah di kantor-kantor pemerintah (desa/kelurahan), dan d TPS-TPS yang dijangkau Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara.

b.2. Strategi Pengawasan

Adapun srategi Pengawasan yang dilakukan dalam Pengawasan non-tahapan politik uang ialah
dengan melakukan:

1. Identifikasi kerawanan-kerawanan politik uang;

2. Inventarisir Pihak-pihak yang dapat dilibatkan dalam krja kolaboratif anti-politik uang, seperti
NGO sebagai representasi organ masyarakat sipil, pelajar sebagai Perwakilan golongan pemilih pemula,
dan sebagainya.

3. Menyusun agenda-agenda kegiatan anti-politik uang; serta

4. Menyiapkan materi bahan-bahan sosialisasi (pencegahan dini) untuk dipergunakan dan


disebarluaskan di dunia virtual.

c. Pencegahan

Sebagai upaya untuk meminimalisasi resiko terjadinya politik uang, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
melakukan beberapa tindakan pencegahan meliputi: Deklarasi Anti Politik Uang yang melibatkan peserta
pemilu, KPU, ormas/OKP, media massa, Pramuka Adhyasta Pemilu, termasuk relaWan Pengawas pemilu
dari unsur pelajar dan mahasisWa untuk menolak praktik politik uang di Pemilu 2019 di Provinsi
Sulawesi Tenggara. Disamping itu, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaraaktif mensosialisasikan baik secara
grafis maupun naratif tentang bahaya politik uang di beberapa media sosial dan platformmedia sosial
yang dimiliki oleh Bawaslu Sulawesi tengggara (Official account).

Selain kegiatan diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara juga menggenjot keterlibatan pelajar
SMA/sederajat se-Kota Kendari untuk tidak menerima politik uang, kegiatan tersebut dilakukan dengan
melakukan election-visit (kunjungan pemilu) ke SMA/SMKdi Kota Kendari.

d. Aktivitas Pengawasan

Aktivitas ataau tindakan Pengawasan politik uang yang dilakukan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
sebagai berikut:

1. Pada tanggal 14 Februari 2018, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengajak untuk menolak
politik uang baik dalam Pilkada maupun Pemilu, yang pada saat itu bertepatan momentum
penyelenggaran Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara dan tahapan pemilu;
2. Pada tanggal 14 April 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara membagi-bagikan stiker cegah
dan laporkan politik uang di lampu merah MTQ Kendari dan beberapa ruas jalan Ibukota;

3. Pada tanggal 14 April 2019, 15 April 2019, dan 16 April 2019, melakukan Patroli Pengawasan di
beberapa gang, lorong, dan ruas jalan tertentu, yang dilakukan dengan pengawalan aparat kepolisian
poldaSulawesi Tenggara, di masa tenang.

Selain menyelenggarakan kegiatan formil diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengintruksikan
seluruh jajaran Pengawas pemilu di tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melakukan penyebaran
materi atau konten anti-politik uang di platformmedia sosial kontemporer seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Dan Wa (Posting-sharing). Hal tersebut dilakukan untuk membatasi fenomena hegemoni
(dominasi) Warga netijen yang masih permisif terhadap prilaku politik uang.

1.9 Proses Pengawasan Non-Tahapan Politisasi SARA

Dalam melaksanakan Pengawasan non-tahapan politisasi SARA di Sulawesi Tenggara, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara melakukan beberapa langkah-langkah seperti dalam uraian dibaWah ini:

a. Kerawanan-kerawanan dan IKP

Politisasi Suku, Agama, Ras dan Golongan tertentu merupakan salah satu dimensi kerawanan dalam
Indeks Kerawanan Pemilu 2019. Kerawanan-kerawanan dalam non tahapan Politisasi SARA dalam dilihat
dari bentuk kerawanannya yaitu dalam bentuk Kampanye SARA di ruang virtual (sosmed), kampanye
dalam bentuk pemasangan dan penyebaran APK/BK di ruang public, dan konten kampaye SARA dalam
bentuk-bentuk pertemuan massal.

b. Perencanaan Pengawasan

Rencana kerja Pengawasan non-tahapan Politisasi SARA, meliputi fokusPengawasan dan strategi
Pengawasan yang uraiannya sebagai berikut:

b.1. Fokus Pengawasan

FokusPengawasan non tahapan politisasi SARA terdiri dari fokus pencegahan pelanggaran dan
fokus penindakan pelanggaran. Pada fokus pencegahan pelanggaran politisasi SARA, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara memfokuskan pada materi-materi kampanye yang disampaikan oleh tim kampanye.
Serta informasi yang dipasang dan disebar oleh media cetak/elektronik lokal. Selain itu Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara juga memfokuskan pada konten-konten yang tersebar di platform media sosial
kontemporer seperti Facebook, Twitter, Instagram, danWa. Sedangkan untuk fokus penindakan
pelanggaran (temuan), Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara memfokuskan pada juru kampanye,
WartaWan/jurnalis/redaktur, dan pengguna sosial media (akun-akun).
b.2. Strategi Pengawasan

Strategi Pengawasan yang dilakukan pada non-tahapan politisasi SARA terdiri dari:

1. Identifikasi ruang dan lokus terjadinya penyebaran materi SARA;

2. Identifikasi isu-isu SARA di kabupaten/kota; dan

3. Sosialiasi larangan, sanksi, dan ancaman breakdown bagi akun-akun yang melanggar di sosial
media. Sebagai tindaklanjut MoU Facebook, Kominfo, dan Bawaslu.

c. Pencegahan

Kegiatan pencegahan yang dilakukan untuk meminimalisasi resiko terjadinya Politisasi SARA pada
pemilu 2019 di Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi sosialisasi formal seperti mengundang rapat para
peserta pemilu yang meliputi partai politik dan calon anggota DPD (LO). Kemudian kegiatan informal
seperti penyebaran pamflet di platformBawaslu yang meliputi official account Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara di Facebook, Instagram, dan Twitter, yang konten pamfletnya berisi himbauan untuk tidak
mengkampanyekan politisasi SARA.

d. Aktivitas Pengawasan

Adapun kegiatan Pengawasan non-tahapan Politisasi SARA dalam Pemilu 2019 yang di giati oleh Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara antara lain :

1. Pada tanggal 14 Februari 2018, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengundang pemerintah
daerah, partai politik, media massa, dan OKP, untuk menolak penggunaan politisasi SARA baik dalam
Pilkada 2018 dan Pemilu 2019;

2. Pada tanggal 14 April 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan aksi membagi-
bagikan stiker cegah Politisasi SARA dalam Pemilu 2019 yang disertai dengan pemberian bunga maWar
merah sebagai simbol perlaWanan terhadap praktik politik uang, yang dilakukan di perempatan MTQ
Kendari dan beberapa ruas jalan Ibukota;

Selain kegiatan diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara juga melakukan Pengawasan pada 4 (empat)
platformmedia sosial kontemporer di Sulawesi Tenggara, yakni Facebook, Twitter, Instagram, dan Wa.
Pengawasan yang dilakukan pada 4 (empat) platformmedia sosial tersebut berupa:

1. Pencatatan akun-akun penyebar politisasi SARA;

2. Pencatatan jenis konten politisasi SARA;

3. Pencatatan jenis platformmedia sosial yang digunakan dalam menyebar konten Politisasi SARA.
2 Hasil Pengawasan DanTindak Lanjut Hasil Pengawasan

2.1 Hasil Pengawasan Tahapan Pemutakhiran data dan Daftar Pemilih

Adapun hasil-hasil Pengawasan pada Pengawasan tahapan pemutakhiran data dan daftar pemilih
sebagai berikut:

a. Temuan

Berdasarkan informasi Pengawasan yang terdokumentasikan dalam Formulir A hasil Pengawasan,


Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menemukan beberapa temuan. Berdasarkan lokusnya, temuan
tersebut terjadi di 2 (dua) sub tahapan yaitu pada tahapan penyusunan DPTHP-2 dan Penyusunan
perbaikan DPTHP-2 (DPTHP-3). Temuan pada penyusunan DPTHP-2 yang dimaksud antara lain:

1. Bawaslu Kabupaten/kota belum mendapatkan semua data by name by address DPTHP-2 yang
telah ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota;

2. Akses SIDALIH tidak maksimal karena kendala jaringan internet;

3. Adanya 8.619 pemilih yang memenuhi syarat tapi belum memiliki identitas kependudukan atau
belum melakukan perekaman KTP elektronik;

4. Tidak sinkronnya data manual (fisik) dan data DPTHP-2 pada aplikasih SIDALIH di kabupaten
Bombana.

b. Rekomendasi

Berdasarkan temuan pada poin a diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengeluarkan 2 (dua)
rekomendasi kepada KPU provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut:

1. Pada tanggal 15 November 2018, merekomendasikan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara
untuk melakukan penundaaan penetapan rekapitulasi DPTHP-2, dengan uraian: Berkoordinasi dengan
para pihak guna memastikan semua Warga Negara yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih namum
belum memiliki identittas kependudukan agar dapat terakomodir dalam DPTHP-2; Mensinkronisasikan
data manual DPTHP-2 hasil pencermatan dan faktual dengan data pemilih dalam aplkasih SIDALIH; KPU
Provinsi memastikan seluruh data pemilih hasil pencermatan dalam DPTHP-2 terinput ke dalam aplikasi
SIDALIH;

2. Pada tanggal 03 April 2019, mengeluarkan rekomendasi yang memerintahkan kepada KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melakukan perbaikan terhadap penyusunan DPTHP-2 sebelum
ditetapkan menjadi DPTHP-3.

c. Tindaklanjut rekomendasi
Adapun tindak lanjut yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap rekomendasi
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut:

1. Terhadap rekomendasi tertanggal 15 November 2018, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara menunda
penetapan DPTHP-1 menjadi DPTHP-2, dan melakukan pencermatan kembali terhadap lampiran
rekomendasi;

2. Terhadap rekomendasi tertanggal 03 April 2019, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan
pencermatan ulang terhadap data-data yang disampaikan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

2.2 Hasil Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik

Pada bagian hasil Pengawasan tahapan dan sub tahapan verifikasi partai politik ini, terbagi atas sub
bagian temuan, rekomendasi, dan tindaklanjut rekomendasi, yang diurai sebagai berikut:

a. Temuan

Dalam proses hingga selesainya tahapan verifikasi partai politik tingkat provinsi Sulawesi Tenggara,
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menemukan adanya ketidakpatuhan adminsitrasi pada masa
verifikasi faktual yang dilakukan oleh beberapa partai politik, diantaranya:

Tabel 4.16 Rekapitulasi Temuan Verifikasi Partai Politik

No Parpol Temuan Kepengurusan

1 Golkar No. KTA Sekretaris berbeda dengan

SIPOL, Serta nomor KTA Bendahara berbeda SIPOL.

2 PBB Bendahara Partai hanya menggunakan Fotocopy SUKET/bukan asli. Serta Ketua Partai
dan Bendaharanya tidak hadir pada saat verifikasi dikarenakan sedang berada di Bali tanpa disertakan
surat keterangan.

3 DEMOKRAT No.KTA Ketua dan Bendahara berbeda antara yang berada di SIPOL dan KTA
yang ditunjukkan kepada petugas verifikasi dari KPU Prov.Sulawesi Tenggara.

4 HANURA Bendahara tidak berada ditempat, dan tidak dapat menunjukkan bukti berupa
surat keterangan dan sejenisnya.

5 PKPI No. KTA Sekretaris dan NIK di KTP berbeda. KTP Bendahara hanya berupa foto copy-
an/bukan asli.
6 NASDEM NIK KTP Asli Bendahara berbeda dengan NIK KTP yang terdapat pada SIPOL.

PKB Ketua dan Bendahara tidak ada di tempat

8 PSI Bendaharanya tidak hadir

9 GERINDRA KTA dan KTP Ketua Umum hanya berupa salinan (fotocopy)

10 PAN Ketua Umum berhalangan hadir

11 BERKARYA Nomor KTA (fisik) Ketua Berkarya berbeda dengan di SIPOL, begitu pula dengna
nomor KTA Bendaharanya yang berbeda dengan di SIPOL.

12 GARUDA Nomor KTA (fisik) Ketua Garuda berbeda dengan di SIPOL, begitu pula dengna
nomor KTA Bendaharanya yang berbeda dengan di SIPOL.

Sumber: Alat Kerja Pengawasan Tahapan BawasluProvinsi Sulawesi

Tenggara

Selain itu, ditemukan adanya perbedaan informasi alamat yang tertera dalam SIPOL dengan fisik kantor
dan surat keterangan domisili kantor. Perbedaan atau ketidaksesuaian tersebut terjadi pada partai
politik Gerindra dan Partai Politik Bulan Bintang. Lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel formulir
Pengawasan verifikasi kebenaran keberadaan kantor tetap partai politik dibaWah ini:

Tabel 4.17 Temuan Domisili Kantor Verifikasi Partai Politik

No Parpol Temuan Domisili Kantor

1 GERINDRA Domisili Kantor berbeda antara data di Sipol dengan salinan yang ditunjukkan

2 PBB Alamat kantor berbeda, tidak sesuai dengan data di Sipol

Sumber: Alat Kerja Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara


b. Rekomendasi

Terhadap temuan ketidaksesuain identitas kepengurusan pada 12 (dua belas) partai politik sebagaimana
dimaksud pada poin temuan diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan rekomendasi lisan
ditempat kepada verifikator (KPU) pada saat di kantor partai politik untuk tidak memberikan status
Memenuhi Syarat (MS) pada lembar verifikasi faktual partai politik, dan menyatakannya dalam status
Belum Memenuhi Syarat (BMS), dan dapat melakukan perbaikan pada masa verifikasi faktual perbaikan.
Terhadap 12 (dua belas) partai politik yang Belum Memenuhi Syarat (BMS) tersebut, disampaikan untuk
mengikuti tahapan verifikasi faktual perbaikan. Sedangkan terhadap temuan domisili kantor, Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara merekomendasikan secara lisan di tempat kepada verifikator (KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara), agar verifikator memberikan status Belum Memenuhi Syarat (BMS) terhadap kedua
partai yang dimaksud, dan disarankan untuk mengikuti tahapan verifikasi faktual perbaikan.

c. Tindaklanjut rekomendasi

Terhadap rekomendasi lisan tersebut, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara kemudian menindaklanjutinya
dengan melakukan verifikasi faktual perbaikan terhadap 12 (dua belas) partai politik tersebut. Hasil dari
tindakan verifikasi faktual perbaikan melalui penetepan hasil verifikasi faktual perbaikan melalui berita
acara yang diterbitkan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. . Dan terhadap rekomendasi Partai
Gerindra dan PBB, setelah diteliti oleh verifikator, bahwa Dewan pengurus pusat (DPP) Gerindra dan PBB
telah melakukan update data domisili kantor dalam SIPOL, namun terjadi loading yang cukup berat
dalam SIPOL sehingga data/informasi yang diterima oleh Pengawas pemilu telat diterima. Sehingga
terhadap kedua partai tersebut tidak perlu melakukan verifikasi faktual perbaikan.

2.3 Hasil Pengawasan Tahapan Pencalonan Anggota DPD dan DPRD Provinsi

Adapun hasil Pengawasan pada tahapan dan sub tahapan pencalonan calon Anggota DPD dan Anggota
DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut:

a. Temuan

Berdasarkan informasi hasil Pengawasan yang di dokumentasikan dalam formulir A hasil Pengawasan,
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tidak menemukan adanya dugaan pelanggaran prosedur (formil)
maupun substansi (materil) yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara maupun yang dilakukan
oleh partai politik peserta pemilu tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara.

b. Rekomendasi

Tidak ada rekomendasi yang diterbitkan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam proses tahapan dan
subtahapan pencalonan DPRD Provinsi.

c. Tindaklanjut Rekomendasi
Tidak ada tindaklanjut rekomendasi, dikarenakan tidak terdapat rekomendasi yang diterbitkan Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara.

2.4 Hasil Pengawasan Tahapan Kampanye

Adapun hasil-hasil pelaksanaan Pengawasan tahapan dan sub taahpan kampanye sebaag berikut:

a. Temuan

Berdasarkan hasil Pengawasan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara yang didokumentasikan dalam
Formulir A hasil Pengawasan, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menemukan beberapa temuan
dugaan pelanggaran. Beberapa temuan dugaan pelanggaran pemilu tersebut dibagi dalam 4 (empat)
kategori yaitu kategori pidana pemilu, administratif pemilu, etik, dan pelanggaran hukum lainnya.
Khusus dugaan pelanggaran etik, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tidak menemukan adanya dugaan
pelanggaran pemilu sebagaimana dimaksud. Sedangkan temuan dugaan pelanggaran pidana pemilu
sejumlah 3 (tiga) temuan dan untuk temuan dugaan pelanggaran administratif pemilu sejumlah 2 (dua)
temuan.

Gambar 17.Jumlah Temuan Dugaan Pelanggaran

Pemilu di Masa Kampanye

Gambar 11. Jumlah temuan kampanye

Sumber: Formulir A Hasil Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara

Selain temuan diatas, pada saat proses penelitian dan pemeriksaan iklan kampanye yang diserahkan ke
kantor KPU Provinsi Sulawesi Tenggara, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dan juga KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara bersama-sama melakkan pemeriksaan dan menemukan adanya kelebihan dura iklan
pada media televisi, dan durasi iklan pada media radio.

Gambar 18.Temuan materi desain iklan kampanye calon DPD

Sumber: Alat Kerja Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara

b. Rekomendasi

Dari hasil informasi yang tertuang dalam formulir A Hasil Pengawasan, selama tahapan Kampanye
Pemilu 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara secara lisan (oral) mengeluarkan rekomendasi kepada
KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk tidak menerima dan menayangkan iklan kampanye calon anggota
DPD yang ditemukan melebihi batas Waktu/durasi pengaturan iklan sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Tindak lanjut rekomendasi

Adanya rekomendasi iklan kampanyesebagaimana dimaksud pada poin b diatas, maka KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara tidak menayangkan iklan kampanye yang melebihi batas Waktu/durasi tersebut, dan
meminta kepada calon anggota DPD yang bersangkutan untuk mengganti materi dan spot/durasi iklan
yang dinyatakan melanggar tersebut.

2.5 Hasil Pengawasan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemunugutan dan
Penghitungan Suara

Hasil dari kegiatan Pengawasan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan
penghitungan suara di Sulawesi Tenggara dijabarkan sebagai berikut:

a. Temuan

Berdasarkan hasil Pengawasan pada proses distribusi, sortir, dan pelipatan surat suara di 17
kabupaten/kota, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan rekapitulasi terhadap temuan
kerusakan surat suara yang ditemukan oleh 17 Bawaslu Kabupaten/kota. Uraian temuan kerusakan
surat suara sepeti pada tabel berikut:

Tabel 4.18 Situasi Kerusakan Surat Suara

No Kabupaten/Kota JUMLAH SURAT SUARA RUSAK

Presiden dan Wakil Presiden DPD DPR RI DPRD Provinsi DPRD Kab/Kota
1 KONAWE UTARA 159 20 120 43 390

2 KOTA KENDARI 420 911 341 2,315 332

3 BOMBANA 50 159 90 3,505 4,676

4 KONAWE 567 626 2,231 929 208

5 KONAWE SELATAN 221 815 15 150 20

6 BUTON TENGAH 183 331 1,035 342 192

7 BUTON UTARA 59 161 395 236 209

8 KOLAKA TIMUR 2,810 50 383 600 179

9 BUTON SELATAN 1,582 557 2,799 1,346 1,683

10 KOLAKA 348 788 532 6,885 4,261

11 KONAWE KEPULAUAN 138 158 96 18 11,753

12 KOLAKA UTARA 101 200 125 309 763

13 MUNA 82 9757 134 53 83

14 WAKATOBI 289 596 3516 2447 804

15 BUTON 234 1,134 669 66 306

16 MUNA BARAT 137 312 351 142 495

17 BAUBAU 196 421 712 813 181

Total 7,576 16,996 13,544 20,199 26,535

Sumber: Formulir Alat Kerja Pengawasan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara

b. Rekomendasi

Terhadap adanya temuan kerusakan/kecacatan surat suara, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
mengeluarkan rekomendasi kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun pokok-pokok isi
rekomendasi tersebut yaitu:

1) Ditemukan masih banyak kekurangan surat suara untuk masing-masing jenis pemilihan umum;

2) Kekurangan tersebut karena kerusakan atau kecacatan cetak; dan


3) Kekurangan surat suara juga diakibatkan belum terdistribusinya jenis surat suara tertentu dari
perusahaan percetakan kepada KPU Kabupaten/Kota.

c. Tindaklanjut rekomendasi

Tindaklanjut dari rekomendasi tersebut, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan identifikasi
terhadap temuan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu, KPU Provinsi
Sulawesi Tenggara juga melakukan konsultasi dan koordinasi dengan KPU RI terkait sisa kebutuhan surat
suara.

2.6 Hasil-hasil Pengawasan Tahapan Dana Kampanye

Adapun hasil-hasil Pengawasan tahapan dan sub tahapan dana kamapnye yang telah dilakukan oleh
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terbagi atas bagian Temuan, Rekomendasi, dan Tindaklanjut
rekomendasi, yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Temuan

Berdasarkan formulir A hasil Pengawasan yang telah di dokumentasikan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara, secara umum tidak ditemukan adanya dugaan pelanggaran, utamanya pada dugaan
pelanggaran prosedur, baik yang dilakukan oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara dan/atau yang
dilakukan oleh auditor/akuntan, dalam masa Pengawasan LADK, LPSDK, LPPDK, dan penyerahan hasil
audit laporan dana kampanye.

b. Rekomendasi

Selama melakukan Pengawasan proses Pengawasan LADK, LPSDK, LPPDK, dan penyerahan hasil audit,
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tidak pernah menerbitkan rekomendasi tertulis kepada KPU provinsi
Sulawesi Tenggara, baik itu terkait dengan prosedur atau tata cara proses maupun terkait dengan materi
laporan dana kampanye/audit.

c. Tindaklanjut rekomendasi

Dikarenakan tidak ada rekomendasi yang diterbitkan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara,maka tidak
terdapat tindaklanjut rekomendasi, baik itu pada sub tahapan LADK, LPSDK, LPPDK, maupun pada proses
dan penyerahan hasil audit oleh KAP.
2.7 Hasil Pengawasan Pemunugutan, Penghitungan dan Rekapitulasi Suara

Adapun hasil-hasil Pengawasan yang telah dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
menunjukkan adanya temuan dugaan pelanggaran sebagaimana penjelasannya terangkum dalam sub-
temuan, rekomendasi, dan tindaklanjut rekomendasi, dibaWah ini:

a. Temuan

Terdapat beberapa temuan dalam proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara tingkat provinsi
Sulawesi Tenggara. Secara umum temuan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut antara lain:

1. Adanya ketidaksesuaian antara jumlah pengguna hak pilih untuk jenis PPWP d DPR, DPD, dan
DPRD Provinsi di beberapa kabupaten/kota, dengan pengguna surat suara untuik jenis PPWP, DPR, DPD,
DPRD Provinsi di 17 kabupaten/kota;

2. Adanya ketidaksesuaian angka pada form C1 Plano dengan C1 sertifikat, DA1 Plano dengan
DAA1 sertifikat, di beebrapa kabupaten/kota;

3. Terdapat penanggalan salinan sertifikat DB1 yang keliru.

b. Rekomendasi

Terhadap temuan-temuan sebagaimana digambarkan pada poin a diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara menerbitkan rekomendasi melalui surat Rekomendasi Nomor.217/K.SG/PM.00.01/5/2019
yang berisi pada pokoknya tentang rekomendasi kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk
melakukan penundaan penetapan ketujuh belas kabupaten/kota dan memerintahkan kepada 17 (tujuh
belas) Kabupaten/Kota tersebut untuk melakukan perbaikan data rekapitulasi hasil penghitungan
peroilehan suara pada formulir DB1.

c. Tindaklanjut Rekomendasi

Terhadap rekomendasi tersebut, KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melalui ketua KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara menyampaikan bahwaa menerima rekomendasi Bawaslu provinsi Sulawesi Tenggara, dan
kemdian menunda penetpaan rekapitulasi 17 (tujub belas) kabupaten/kota, sebelum dilakukan
perbaikan sebagaiaman yang direkomendasikan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

2.8 Hasil Pengawasan Non-Tahapan Netralitas ASN

Hasil-hasil Pengawasan non-tahapan netralitas ASN di Sulawesi Tenggara diurai sebagai berikut:

a. Temuan

Berdasarkan informasi hasil Pengawasan non-tahapan netralitas ASN yang didokumentasikan dalam
formulir A hasil Pengawasan dan telah diregister sebagai temuan dugaan pelanggaran, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara menemukan beberapa temuan dugaan pelanggaran netralitas ASN:
Tabel 4.19 Temuan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di

Sulawesi Tenggara

Kasus Terlapor

(Inisial) Status/jabatan

Hadir dalam kegiatan kampanye PPWP No.urut 01 Ik Penjaga Sekolah

Hadir dalam kegiatan kampanye PPWP No.urut 01 Nu Guru

Hadir dalam kegiatan kampanye PPWP No.urut 01 Fh Guru

Sumber: BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara

b. Rekomendasi

Dari hasil beberapa temuan dugaan pelanggaran netralitas ASN sebagaimana dimaksud huruf a diatas,
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara merekomendasikan (meneruskan) temuan dugaan pelanggaran
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

c. Tindaklanjut rekomendasi

Adapun tindak lanjut dari rekomendasi penerusan temuan dugaan pelanggaran netralitas ASN oleh
KASN disebutkan sebagaimana yang termuat dalam poin a diatas, ialah KASn telah menindaklanjuti
dengan pemberian rekomendasi hukuman disiplin yang ditujukan kepada pejabat Pembina
kepegaWaian yang bersangkutan.

2.9 Hasil Pengawasan Non-Tahapan Politik Uang

Hasil-hasil Pengawasan non-tahapan politik uang pada pemilu 2019 di Sulawesi Tenggara ialah:

a. Temuan

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai Pengawas pemilu di tingkat provinsi, selama proses
penyelenggaraan pemilu, tidak menemukan praktik politik uang. Secara teknis, temuan dugaan
pelanggaran politik uang telah ditangani di jajaran Bawaslu kabupaten/kota, Panwaslu, Pengawas
Desa/kelurahan, dan Pengawas TPS. Sehingga Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, relatif tidak
menemukan dugaan pelanggaran politik uang.
b. Rekomendasi

Tidak ada rekomendasi yang diterbitkan oleh Bawaslu Sulawesi Tengagra selama proses Pengawasan
non-tahapan politik uang di Sulawesi Tenggara.

c. Tindaklanjut rekomendasi

Tidak ada tindaklanjut rekomendasi, disebabkan tidak adanya rekomendasi yang diterbitkan oleh
Bawaslu Sulawesi Tengagra selama proses Pengawasan non-tahapan politik uang di Sulawesi Tenggara.

2.10 Hasil Pengawasan Non-Tahapan Politisasi SARA

Adapun hasil-hasil Pengawasan non-taahpan Politisasi SARA yang dilakukan Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara sebagai berikut:

a. Temuan

Berdasarkan hasil Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, ditemukan
adanya temuan dugaan pelanggaran politisasi SARA pada beberapa platform seperti facebook, akan
tetapi tidak dapat dijadikan temuan dalam formulir A hasil Pengawasan disebabkan identitas terlapor
tidak diketahui dengan pasti (akun palsu), sehingga tidak dapat dicatat dalam formulir temuan.

b. Rekomendasi

Oleh karena tidak ditemukan adanya temuan dugaan pelanggaran politisasi SARA sebagaimana
dimaksud dalam poin a diatas, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tidak menerbitkan rekomendasi.

c. Tindaklanjut rekomendasi

Tidak terdapat tindak lanjut rekomendasi disebabkan tidak adanya rekomendasi yang dikeluarkan oleh
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

F. Supervisi Bawaslu Provinsi

Selain menyelenggarakan Pengawasan yang berbentuk kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud dibab-


bab sebelumnya, Bawaslu ProvSulawesi Tenggara juga melakukan supervise kepada jajaran Pengawas
pemilu di tingkat Kabupaten/kota. Supervisi yang dilakukan, dimaksudkan sebagai upaya
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggaradalam memberikan arah teknis Pengawasan tahapan, termasuk
pembinaan terhadap aparatur di tingkat Kabupaten/kota. Pelaksanaan supervise yang dilakukan oleh
Bawaslu Provinsi, meliputi: Pokok-Pokok masalah Supervisi, Proses supervisi, dan Hasil supervisi. Uraian
supervisidapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.20 Supervisi Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara


No Pokok-Pokok masalah Supervisi Proses supervisi Hasil supervisi

1 Pemilih ganda dalam daftar pemilih, pemilih berstatus TNI/Polri, pemilih meninggal, elemen
data pemilih kurang,dan pemilih pindahan tapi masih terdaftar dalam DPT, pemilih terdaftar dalam DPT
tapi tidak memiliki KTP-elektronik, serta terdapat penduduk yang telah berusia 17
tahun/sudahkawin/pernah kawin tapi belum terdaftar dalam DPT. Melakukan asistensi ke Bawaslu
kabupaten/kota dalam memeriksa, meneliti, dan menelurusi kegandaan pemilih dalam salinan by name
by address DPS dan DPT. Merumuskan konsep rekomendasi temuan kepada KPU Kabupaten/kota
masing-masing.

2 Verifikasi factual dukungan calon anggota DPD tidak sesuai dengan sampel yang ditentukan.
Memeriksa kesesuaian nomor, nama, dan elemen data lainnya terhadap pendukung yang akan
diverifikasi faktualkan. Ditemukan kesesuaian sampel dukungan verifikasi factual

3 Surat suara rusak/cacat Melihat proses pelipatan surat suara dan sortir. Teridentifikasinya
jumlah surat suara rusak atau catat, layak dan tidka layak

4 Jumlah peserta kampanye tidak sesuai dengan jenis dan bentuk kegiatannya. Serta kampanye
diluar zona dan Waktu yang ditetapkan. ASN ikut serta sebagai peserta dan/atau tim kampanye. Pejabat
BUMD hadir di lokasi kampanye. Pejabat Negara ikut kampanye tanpa cuti. Memeriksa
ketersediaan STTP dari pelaksana/tim kampanye yang diterbitkan Polda/Polres setempat. Memastikan
SK tim kampanye dan pelaksana dari peserta pemilu yang bersangkutan. Memeriksa dan menelusuri
pihak-pihak terlarang yang hadir dan ikut sebagai peserta kampanye. Adanya informasi terhadap
jumlah, jenis dan bentuk, SK tim dan pelaksana kampanye dari masing-masing aktivitas. Serta catatn
dalam formulir alat kerja Pengawasan, dan formulir A hasil Pengawasan.

Sumber: BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa supervisi yang dilakukan oleh BawasluProvinsi Sulawesi
Tenggarake Bawaslu Kabupaten/kota dan jajarannya, bukan hanya terfokus pada supervisi tahapan
belaka, melainkan juga pada non-tahapan seperti politik uang. Secara umum, supervisi yang telah
dilakukan, cukup memberi efek positif kepada Bawaslu kabupaten/kota dalam meningkatkan performa
Pengawasan yang sifatnya teknis dan praktis.
BAB V

PENINDAKAN PELANGGARAN PEMILU

A. Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilu

Temuan adalah hasil Pengawasan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota,
PanwasluKecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN,dan/atau Pengawas TPS pada setiap
tahapanPenyelenggaraan Pemilu yang mengandung dugaan pelanggaran.

Pelanggaran dalam Pemilu dapat dikelompokan menjadi 4(empat) kategori, yakni:pelanggaran


administratif Pemilu, Pelanggaran tindak pidana Pemilu, pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu
dan pelanggaran perundang-undangan lainnya. Penanganan pelanggaran Pemilu dapat bersumber dari
Temuan Pengawas Pemilu dan laporan masyarakat.

Dalam penyelenggaran tahapan pemilu tahun 2019 di Sulawesi Tenggara, terdapat beberapa temuan
pada tahapan pemutakhiran data dan daftar pemilih, pengadaan dan pendistribusian perlengkapan
pemungutan dan pengitungan suara, akan tetapi temuan tersebut langsung ditindaklanjuti dalam
bentuk rekomendasi dan perbaikan saat itu juga. Sementara pada tahapan kampanye ada temuan
dugaan pelanggaran yang ditindaklanjuti melalui mekanisme penanganan pelanggaran pemilu. Uraian
detail jenis temuan pelanggaran yang terjadi dalam Pemilu calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten / Kota Serta Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 adalah sebagai
berikut.

Tabel 5.1 Temuan dugaan pelanggaran Pemilu Bawaslu Provinsi


No Jenis Pelanggaran Jumlah Temuan Tahapan

1. Administrasi 1 Kampanye

2. Kode Etik 0 0

3. Pidana 2 Kampanye

4 Hukum Lainnya 3 Kampanye

Sumber: Divisi Penindakan BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan tabel 38, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah memproses sejumlah 6 (Enam) temuan
dugaan pelanggaran Pemilu, yang terdiri dari: 1 (satu) temuan dugaan pelanggaran administratif, 2 (dua)
dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu, dan 3 (tiga) dugaan pelanggaran hukum lainnya. Sementara
untuk jenis dugaan pelanggaran kode etik tidak ditemukan.Semua jenis dugaan pelanggaran tersebut
ditemukan pada tahapan kampanye Pemilu Tahun 2019.

1. Pelanggaran administratif Pemilu.

1.1 Temuan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Yang Disampaikan Pada Bawaslu

Tabel 5 .2 Temuan Dugaan Pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019

Oleh Bawaslu Provinsi Yang Disampaikan Kepada Bawaslu

No Temuan/ Tgl Registrasi Terlapor Uraian Dugaan Pelanggaran Tindaklanjut Isi


Putusan

1 Eko Putro Sandjojo (kemendes PDTT) pada tanggal 22 februari 2019 tim
PengawasBawasluProvinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan di pelatara Eks MTQ kota kendari.
Pada tanggal tersebut tepat adanya pelaksanaan kegiatan deklarasi Forum Satu Nusatara
(FORTUNA)Sulawesi Tenggara Jowi-Amin yang dihadiri oleh Ketua Tim Kampanye nasional (Erik Tohir)
bersama dengan Anggota Tim Kampanye ansional (Muhaimin Iskandar, Eko Putro Sandjojo) serta Ketua
Tim Kampanye Daerah (RidWan Bae) bersama sekretarus TKD (Ir. Hugua) dan anggota TKD (Surunuddin
Dangga, Ilham Kalenggo). Bahwa laporan aquo ditindaklanjuti oleh Bawaslu kepada
Instansiterkait. Mendapatkan teguran ringan secara tertulis dari Bawaslu.

Bahwa pada tanggal 22 Februari 2019 tim PengawasBawasluProvinsi Sulawesi Tenggara melakukan
Pengawasan di pelatara Eks MTQ kota kendari. Pada tanggal tersebut tepat adanya pelaksanaan
kegiatan deklarasi Forum Satu Nusatara (FORTUNA)Sulawesi Tenggara Jokowi-Amin yang dihadiri oleh
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Atas Nama Erik Tohir bersama dengan Anggota TKN yang bernama
Muhaimin Iskandar dan Eko Putro Sandjojo serta Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Atas Nama RidWan
Bae bersama sekretaris TKD Atas Nama Ir. Hugua, Surunuddin Dangga dan Ilham Kalenggo.

1.2 Temuan Bawaslu Kabupaten/Kota Yang Disampaikan Kepada Bawaslu Provinsi

Tabel 5.3 Temuan Dugaan Pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019

No Tgl Reg. Terlapor Uraian Dugaan Pelanggaran Tindaklanjut Oleh BawasluSulawesi


Tenggara Isi Putusan BawasluSulawesi Tenggara

1 24 Januari 2019 1. Drs. La Ode Abdul Natsir, SE.,M.Si

2. IWan Rompo Banne, S.Sos

3. Ade Suerani, ST

4. Muh. Nato Alhaq, S.IP

5. Al Munardi, SH Bahwa pada hari rabu tanggal 23 Januari pelapor Al Abzar Naim, SP.,MP
bersama anggota Bawaslu Kabupaten Muna Ali Darman, S.Sos dan Aksar, S.Pd.I melakukan Pengawasan
untuk memastikan alat peraga kampanye peserta pemilu yang difasilitasi oleh KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara sesuai dengan desai yang telah di atur dalam peruandang-undangan Nomor 7 Tahun 2017
Tentang Pemilu Pasal 274 ayat (1) materi kampanye meliputi huruf c Visi, Misi, dan Program yang
bersangkutan pada lokasi pemasangan alat peraga kampanye yang telah ditentukan melalui surat
keputusan KPU Kabupaten Muna Nomor : 39/LP.01.5-Kpt/7403/KAB/IX/2018. Bahwa pada saat
melakukan Pengawasan, pelapor menemukan beberapa APK calon DPD RI yang difasilitasi oleh KP
Provinsi Sulawesi Tenggara tidak memuat vivi, misi, dan program peserta pemilu. Terhadap
dugaan pelanggaran administratif pemilihan tidak dikeluarkan rekomendasi perbaikan administrasi
karena Laporan Pelapor di Tolak.

Menyatakan Laporan Pelapor ditolak seluruhnya.

2 Jumat, 5 April 2019 - Yudianto Mahardika; dan

- Muh. Nasir Andi Baso Ditemukan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh calon
anggota DPRD Provinsi (YudiantoMahardika dan Muh. Nasir Andi Baso). Dugaan pelanggaran tersebut
berupa adanya pemasangan iklan kampanye pada koran Kendari Pos edisi 25 Maret 2019 yang dilakukan
secara sendiri-sendiri atau orang-perorang atau secara mandiri oleh calon anggota DPRD Provinsi,
sementara hal tersebut diduga bertentangan dengan ketentuan Pasal 37 ayat (1) PKPU Nomor 23 tahun
2018. Terhadap dugaan pelanggaran administratif pemilihan tidak dikeluarkan rekomendasi perbaikan
administrasi karena Laporan Pelapor tidak memenuhi syarat formil dan materiil.
Bahwa laporan dugaan pelanggaran administratif Nomor :
03a/TM/PL/ADM/Prov/28.00/IV/2019dinyatakan tidak memenuhi syarat formil laporan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu.

Bahwa pelapor dalam laporan aquo tidak mencantumkan berita acara pleno pimpinan Bawaslu Kota
Kendari sebagai pelapor dan tidak adanya DCT terlapor.

3 Jumat, 5 April 2019 Yudianto Mahardika; Muh. Nasir Andi Baso; Sudirman dan Sartika Dewi
Ditemukan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh calon anggota DPRD Provinsi
(Yudianto Mahardika dan Muh. Nasir Andi Baso, Sudirman dan Sartika Dewi) Dugaan pelanggaran
tersebut berupa adanya pemasangan iklan kampanyepada koran Kendari Pos edisi 25 Maret 2019 yang
dilakukan secara sendiri-sendiri atau orang-perorang atau secara mandiri oleh calon anggota DPRD
Provinsi, sementara hal tersebut diduga bertentangan dengan ketentuan Pasal 37 ayat (1) PKPU Nomor
23 tahun 2018. Terhadap dugaan pelanggaran administratif pemilihan tidak dikeluarkan rekomendasi
perbaikan administrasi karena Laporan Pelapor tidak memenuhi syarat formil dan materiil.

Bahwa laporan dugaan pelanggaran administratif Nomor :


03b/TM/PL/ADM/Prov/28.00/IV/2019 dinyatakan tidak memenuhi syarat formil laporan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu.

Bahwa pelapor dalam laporan aquo tidak mencantumkan berita acara pleno pimpinan Bawaslu Kota
Kendari sebagai pelapor dan tidak adanya DCT terlapor.

4 Jumat, 5 April 2019 La Ode Saera, Drs. Masyur Masie AbunaWas; Drs. Yusran A Silondae;
Drs. H Laode Rafiuddin, Hj. Andi NirWana Terdapat Iklan Kampanye dan perbedaan antara Materi
dan Disain serta Materi dan Disain lainnya pada setiap Peserta Pemilu Partai Politik yakni Partai GOLKAR,
PKS, dan GERINDRA;

Bahwa Peserta Pemilu Perseorangan DPD Atas Nama. La Ode Saera melakukan Iklan Kampanye pada
Media Harian Kendari Pos edisi tanggal 29 maret 2019 melebihi 1 (satu) halaman persatu media baik
yang di fasilitasi oleh KPU maupun yang diadakan secara mandiri;

Terdapat Iklan Kampanye Peserta Pemilu Perseorangan baik yang di fasilitasi oleh KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara maupun Iklan Kampanye yang diadakan secara mandiri dalam 1 (satu) media dan melebihi 1
(satu) halaman yakni Calon Anggota Perseorangan DPD Atas Nama. Drs. H. La Ode Rafiuddin M.Si, La
Ode Saera, Hj. Andi NirWana;

Terdapat Iklan Kampanye dan perbedaan Materi dan Disain Peserta Pemilu Perseorangan baik yang
difasilitasi oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Iklan Kampanye yang diadakan secara mandiri
dalam 1 (satu) media dan melebihi 1 (satu) halaman yakni Calon Anggota Perseorangan Atas Nama. Drs.
Yusran A. Silondae, M.Si, dan Drs. Masyur Masie AbunaWas, M.Si. Terhadap dugaan pelanggaran
administratif pemilihan tidak dikeluarkan rekomendasi perbaikan administrasi karena Laporan Pelapor
tidak memenuhi syarat formil dan materiil.

Bahwa laporan dugaan pelanggaran administratif Nomor : 03c/TM/PL/ADM/Prov/28.00/IV/2019


dinyatakan tidak memenuhi syarat formil laporan dugaan pelanggaran administratif Pemilu.

Bahwa pelapor dalam laporan aquo tidak mencantumkan berita acara pleno pimpinan Bawaslu Kota
Kendari sebagai pelapor dan tidak adanya DCT terlapor.

Berdasarkan tabel 40tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut Pada Pemilihan Umum calon anggota
DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2019,Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah memproses temuan dugaan pelanggaran
administrasi sebanyak empat kasus. Berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang terhimpun, serta hasil
pemeriksaan para saksi atas temuan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan terlapor, maka
disimpulkan sebagai berikut:

1.2.1 Dugaan Pelanggaran administratif

Bahwa pelapor Atas Nama Al Abzal Naim, SP., MP, Ali Darman, S.Sos dan Aksar, S.Pd.i mendatangi
kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 24 Januari 2019 untuk menyampaikan laporan
dengan terlapor Atas NamaDrs. La Ode Abdul Natsir, SE Msi, IWan Rompo Banne, S.Sos, Ade Suerani, ST,
Muh. Nato Alhaq, S.IP dan Al Munardin, SH terkaittemuan hasil Pengawasan alat peraga kampanye
peserta pemilu yang difasilitasi oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai dengan desain yang telah
diatur dalam Pasal 274 ayat (1) huruf c Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
materi kampanye meliputi Visi, Misi, dan Program, yang bersangkutan pada lokasi pemasangan alat
peraga kampanye yang telah ditentukan melalui surat keputusan KPU Kabupaten Muna Nomor:
39/LP.01.5-Kpt/7403/KAB/IX/2018. Bahwa pada saat melakukan Pengawasan, pelapor menemukan
beberapa APK calon anggota DPD yang difasilitasi oleh KPUProvinsi Sulawesi Tenggara tidak memuat
visi, misi, dan program peserta pemilu.Atas laporan tersebut, BawasluSulawesi Tenggara langsung
melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan
dugaan pelanggaran administratif.

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk
ditangani sesuai mekanisme penanganan pelanggaran. Karena telah memenuhi Syarat Formil dan
Materil, laporan tersebut diregistrasi dengan nomor: 01/TM/PG/PROV/28.00/I/2019, pada tanggal 24
Januari 2019.
c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untuk
mengikuti sidang dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun dalam


persidangan, dan diputuskan dalam hasil putusan akhir laporan dugaan pelanggaran administratif yang
dilakukan Terlapor, maka BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan sebagai berikut: “Terlapor
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran Administratif Pemilu yakni tindakan
yang melanggar tata cara, prosedur berdasarkan ketentuan Pasal 274 ayat (1) huruf c Undang-undang
Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, Visi, Misi, dan program yang bersangkutan untuk
melaksanakan kampanye perseorangan yang dilaksanakan oleh calon anggota DPD serta ketentuan
Pasal 32 ayat (4) peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 33 Tahun 2018 Tentang perubahan kedua
atas peraturan Komisi pemilihan umum nomor 23 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum.

1.2.2 Dugaan Pelanggaran Administratif

Temuan Nomor:03a/TM/PL/ADM/PROV/28.00/IV/2019,03b/TM/PL/ADM/PROV/28.00/IV/2019 dan


temuan 03c/TM/PL/ADM/PROV/28.00/IV/2019 yang dilaporkan sekaligus oleh Sahinudin, SH Ketua
Bawaslu Kota Kendari, pada tanggal 5 April 2019.

a. Kasus temuan dengan nomor registrasi atasNomor 03a/TM/PL/ADM/PROV/28.00/IV/2019


dengan nama terlapor Yudianto Mahardika dan Muh. Nasir Andi Baso terkaitadanya dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh calon anggota DPRD Provinsi (Yudianto Mahardika dan Muh. Nasir Andi
Baso). Dugaan pelanggaran tersebut berupa adanya pemasangan iklan kampanye pada koran Kendari
Pos edisi 25 Maret 2019 yang dilakukan secara sendiri-sendiri atau orang-perorang atau secara mandiri
oleh calon anggota DPRD Provinsi, sementara hal tersebut diduga bertentangan dengan ketentuan Pasal
37 ayat (1) PKPU Nomor 23 tahun 2018.

b. Untuk temuan Nomor 03b/TM/PL/ADM/PROV/28.00/IV/2019, dengan terlapor Mahardika,


Muh. Nasir Andi Baso, Sudirman dan Sartika Dewi terkait ditemukan adanya dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh calon anggota DPRD Provinsi (Yudianto Mahardika dan Muh. Nasir Andi Baso, Sudirman
dan Sartika Dewi). Mereka diduga melanggar adanya pemasangan iklan kampanyepada koran Kendari
Pos edisi 25 Maret 2019 yang dilakukan secara sendiri-sendiri atau orang-perorang atau secara mandiri
oleh calon anggota DPRD Provinsi, sementara hal tersebut diduga bertentangan dengan ketentuan Pasal
37 ayat (1) PKPU Nomor 23 tahun 2018.

c. Temuan Nomor 03c/TM/PL/ADM/PROV/28.00/IV/2019 dengan terlapor La Ode Saera, Drs.


Masyur Masie AbunaWas; Drs. Yusran A Silondae; Drs. H Laode Rapiuddin, Hj. Andi NirWana terkait Iklan
Kampanye dan perbedaan antara materi dan desain pada alat peraga kampanye setiap peserta Pemilu
Partai Politik yakni Partai GOLKAR, PKS, dan GERINDRA. Bahwa Peserta Pemilu Perseorangan DPD Atas
Nama. La Ode Saera melakukan Iklan Kampanye pada Media Harian Kendari Pos edisi tanggal 29 maret
2019 melebihi 1 (satu) halaman persatu media baik yang di fasilitasi oleh KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara maupun yang diadakan secara mandiri, terdapat iklan Kampanye peserta Pemilu Perseorangan
baik yang di fasilitasi oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Iklan Kampanye yang diadakan
secara mandiri dalam 1 (satu) media dan melebihi 1 (satu) halaman yakni Calon Anggota Perseorangan
DPD Atas Nama. Drs. H. La Ode Rafiuddin M.Si, La Ode Saera, Hj. Andi NirWana, Terdapat Iklan
Kampanye dan perbedaan Materi dan Disain Peserta Pemilu Perseorangan baik yang difasilitasi oleh KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Iklan Kampanye yang diadakan secara mandiri dalam 1 (satu) media
dan melebihi 1 (satu) halaman yakni Calon Anggota Perseorangan Atas Nama. Drs. Yusran A. Silondae,
M.Si, dan Drs. Masyur Masie AbunaWas, M.

Atas ketiga laporan yang disampaikan Sahinudin, SH itu, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara langsung
melakukan penanganan sebagai berikut:

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran administratif.

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilu, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani
sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untuk
mengikuti sidang dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun dalam persidangan, dan
diputuskan dalam hasil putusan pendahuluan laporan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan
Terlapor, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan ketiga laporan sebagai berikut:

1. Bahwa laporan dugaan pelanggaran administratif


Nomor:03a/TM/PL/ADM/Prov/28.00/IV/2019,03b/TM/PL/ADM/Prov/28.00/IV/2019 dan Nomor
03c/TM/PL/ADM/Prov/28.00 /IV/2019 dinyatakan tidak memenuhi syarat formil laporan dugaan
pelanggaran administratif Pemilu.

2. Bahwa pelapor dalam laporan aquo tidak mencantumkan berita acara pleno pimpinan Bawaslu
Kota Kendari sebagai pelapor dan tidak adanya DCT terlapor”.

1.2.3 Temuan Pelanggaran administratif TSM

Tabel 5.4 Temuan Dugaan Pelanggaran administratif TSM Pemilu Tahun

2019
No Temuan/ Tgl Registrasi Terlapor Uraian Dugaan Pelanggaran Isi Putusan

1 0 0 0 0

Sumber : Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara

Pada Pemilu calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara tidak menemukan dugaan
pelanggaran Terstruktur, Sistimatis dan Masif (TSM)pada Pemilu Tahun 2019.

2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Tabel 5.5 Temuan Dugaan Pelanggaran Kode Etik Pemilu Tahun 2019

No Tgl Registrasi Terlapor Uraian Dugaan Pelanggaran Tindaklanjutnya

1. 0

0 0 0

Sumber : Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara

Pada Pemilu calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tidak menemukan dugaan
pelanggaran Kode Etikpada Pemilu Tahun 2019

3. Tindak Pidana Pemilu

Tabel 5.6 Temuan dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilihan Umum

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019.


No Tgl Registrasi Terlapor Uraian peristiWa Tindaklanjut Dihentikan berdasarkan
Putusan Pengadilan (Incraht)

1 04/03/2019 Surunuddin Dangga Pada hari Jum’at tanggal 22 Februari 2019, Tim
Pengawas Pemilu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan kegiatan Deklarasi Forum
Satu Nusantara (Fortuna) Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara yang diselenggarakan oleh Dewan
Pengurus Daerah Fortuna bersama-sama dengan Tim Kampanye Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Jokowi Dodo dan Maruf Amin.

Tim Pengawas Pemilu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tiba di lokasi acara deklarasi RelaWan
Fortuna. Hasil pengamatan dilokasi deklarasi, dijumpai adanya kehadiran beberapa Bupati antara lain;
Bupati Konawe Selatan Atas Nama Surunuddin Dangga dan Bupati Konawe Utara Atas Nama Ruksamin
yang berada di tenda VIP disamping panggung utama deklarasi

Kegiatan Deklarasi RelaWan Fortuna Jokowi Maruf Amin Sulawesi Tenggara dilakukan dengan didahului
pembacaan maklumat deklarasi oleh ketua Fortuna Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara Atas Nama
L.M. Taslim Suri. Yang pada pokok deklarasi tersebut berisi pernyataan sikap Fortuna Jokowi-Maruf
Amin Sulawesi Tenggara untuk mendukung Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01
Jokowi Dodo dan Maruf Amin. Setelah pembacaan maklumat deklarasi, kemudian dilakukan
penyematan atau serah terima maklumat deklarasi dari Ketua Fortuna kepada Ketua Tim Kampanye
Nasional Pasangan Calon Nomor Urut 01 Jokowi Dodo dan Maruf Amin Atas Nama Erick Tohir
Laporan aquo berdasarkan progres penanganan pelanggaran tindak pidana pemilu tahun 2019
di hentikan pada pembahasan ke II tim sentra Gakkumdu BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara karena
tidak memenuhi ruusan pasal yang dikenakan serta tidak cukup alat bukti Bahwa laporan aquo
tidak memiliki putusan PN yang berkekuatan hukum tetap (incraht)

2 22/02/2019 Eko Putro Sandjojo Pada hari Jum’at tanggal 22 Februari 2019, Tim
Pengawas Pemilu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan Pengawasan kegiatan Deklarasi Forum
Satu Nusantara (Fortuna) Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara yang diselenggarakan oleh Dewan
Pengurus Daerah Fortuna bersama-sama dengan Tim Kampanye Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Jokowi Dodo dan Maruf Amin.

Bahwa pada acara deklarasi Fortuna Jokowi-Maruf Amin di Kota Kendari-Sultra terlihat adanya
kehadiran Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa RI berada diatas panggung utama deklarasi Fortuna.
Fortuna tersebut adalah organisasi yang mendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Nomor urut 01 Joko Widodo-K.H. Maruf Amin. Berdasarkan surat tugas menteri Desa Nomor :
130/UM.01.04/2019 bahwasannya Eko Putro Sanjojo pada tanggal 22 Februari 2019 sedang melakukan
perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja kw Kendari Sulawesi Tenggara. Pada saat itu, Eko Putro
Sanjojo tidak memilikiizin cuti melakukan kampanye dengan cara hadir dipanggung utama deklarasi dan
mengancungkan jempol sebagai tanda keberpihakan kepada pasangan calon Nomor urut 01 Joko
Widodo-K.H. Maruf Amin.
Eko Putro Sanjojo diduga melakukan pelanggaran Pemilu sesuai dengan pasal 547 Undang undang
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemilu. Laporan aquoberdasarkan progres penanganan pelanggaran
tindak pidana pemilu tahun 2019 di hentikan pada pembahasan ke II tim sentra Gakkumdu
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara karena tidak memenuhi ruusan pasal yang dikenakan serta tidak
cukup alat bukti Bahwa laporan aquotidak memiliki putusan PN yang berkekuatan hukum tetap (incraht)

Sumber :Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Prov. Sulawesi Tenggara

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Temuan Nomor:03/TM/PP/Prov/28.00/III/2019, bahwa pada hari Jum’at tanggal 22 Februari


2019, staf Pengawasan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari Ricky HermaWan Hakim,
SH,.MH, Ahmad Iskandar Zulkarnain, SH; dan Valentino Putra Parlan, S.Kom, melakukan Pengawasan
pada kegiatan Deklarasi Forum Satu Nusantara (Fortuna) Jokowi-Ma’aruf Amin Sulawesi Tenggara yang
diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah Fortuna bersama-sama dengan Tim Kampanye Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Jokowi Dodo
dan Maruf Amin Sulawesi Tenggara. Kehadiran Bupati Konawe Selatan (Surunuddin Dangga) pada
kegiatan deklarasi RelaWan Fortuna Jokowi Maruf Amin Sulawesi Tenggara diduga tidak mengajukan izin
cuti mengikuti kampanye sebagai pejabat daerah. Atas laporan itu, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
langsung melakukan penanganan pelanggaran karena telah memenuhi Syarat Formil dan Materil,
laporan tersebut diregistrasi dengan nomor: 01/TM/PG/PROV/28. 00/I/2018, pada tanggal 28 Januari
2019.Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang klarifikasi para pihak, yakni Penemu/Pelapor termasuk
saksi-saksi.Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun, serta hasil analisis
kajian atas temuan dugaan pelanggaran yang dilakukan Terlapor, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara menyimpulkan sebagai berikut: “Berdasarkan Hasil Pembahasan II di Sentra Gakkumdu
temuan aquotidak memenuhi unsur terlapor melakukan tindakan menguntungkan dan/ atau merugikan
Calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu. Unsur melakukan tindakan yang menguntungkan dan/ atau
merugikan Calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu tidak mempengaruhi karena posisi terlapor tidak
aktif ketika berada ditempat deklarasi, terlapor juga tidak menyampaikan visi, misi dan program calon
Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 01”.

2. Temuan Nomor : 04/TM/PP/Prov/28.00/III/2019, Bahwa pada hari Jum’at tanggal 22 Februari


2019, staf Pengawasan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari Ricky HermaWan Hakim,
SH,.MH, Ahmad Iskandar Zulkarnain, SH; dan Valentino Putra Parlan, S.Kom, melakukan Pengawasan
pada kegiatan Deklarasi Forum Satu Nusantara (Fortuna) Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara yang
diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah Fortuna bersama-sama dengan Tim Kampanye Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Jokowi Dodo
dan Maruf Amin.Ditemukan fakta sebagai berikut :

Bahwa pada acara deklarasi Fortuna Jokowi-Maruf Amin di Kota Kendari-Sultra terlihat adanya
kehadiran Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa RI berada diatas panggung utama deklarasi Fortuna.
Fortuna tersebut adalah organisasi yang mendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Nomor urut 01 Joko Widodo-K.H. Maruf Amin. Berdasarkan surat tugas menteri Desa Nomor :
130/UM.01.04/2019 bahwasannya Eko Putro Sanjojo pada tanggal 22 Februari 2019 sedang melakukan
perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja ke Kendari Sulawesi Tenggara. Pada saat itu, Eko Putro
Sanjojo tidak memiliki izin cuti melakukan kampanye dengan cara hadir dipanggung utama deklarasi dan
mengancungkan jempol sebagai tanda keberpihakan kepada pasangan calon Nomor urut 01 Joko
Widodo-K.H. Maruf Amin. Atas temuan tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara langsung
melakukan penanganan sebagai berikut:

1. Bahwa untuk menindaklanjuti temuan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan
dugaan pelanggaran.

2. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
PEMILU, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani
sesuai mekanisme penanganan pelanggaran karena telah memenuhi Syarat Formil dan Materil, laporan
tersebut diregistrasi dengan nomor : 04/TM/PP/PROV/28.00/III/2018, pada tanggal 04 Maret 2019.

3. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang klarifikasi para pihak, yakni Penemu/Pelapor termasuk
saksi-saksi.

4. Eko Putro Sandjojo diduga melakukan pelanggaran Pemilu sesuai dengan pasal 547 Undang
undang Nomor 7 Tahun 2019 tentang PEMILU.

Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun, serta hasil analisis kajian atas
temuan dugaan pelanggaran yang dilakukan Terlapor, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
menyimpulkan sebagai berikut: “Berdasarkan Hasil Pembahasan II di Sentra Gakkumdu temuan aquo
tidak memenuhi unsur terlapor melakukan tindakan menguntungkan dan/ atau merugikan Calon
Presiden dan Wakil Presiden tertentu. Unsur melakukan tindakan yang menguntungkan dan/ atau
merugikan Calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu tidak mempengaruhi karena posisi terlapor tidak
aktif ketika berada ditempat deklarasi, terlapor juga tidak menyampaikan visi, misi dan program calon
Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 01”.

4. Temuan Pelanggaran Hukum Lainnya

Tabel 5.7 Temuan dugaan pelanggaran hukum lainnya Pemilu

Umum Tahun 2019.


No Tanggal Registrasi Terlapor Uraian Peristiwa Tindaklanjut Institusi
Berwenang Tidak Ditindaklanjut Oleh Institusi Berwenang

1 Senin, 4 Maret 2019 Drs. Hisanuddin dan Nurmima, S.Pd Bahwa pada saat acara
deklarasi RelaWan Fortuna Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara sedang berlangsung, terlihat adanya
kehadiran Guru SMKN 3 Kendari Atas Nama Firmansyah dengan menggunakan mengenakan baju kaos
(atribut) pasangan calon presiden nomor urut 01. Hal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Selain itu, berdasarkan keterangan dari saudara Firmansyah, diduga adanya upaya terstruktur dari pihak
Kepala Sekolah yang diduga menginstruksikan Firmasyah selaku guru SMKN 3 Kendari untuk hadir dan
memobilisasi siswi SMKN 3 Kendari di lokasi kegiatan deklarasi, padahal hal tersebut jelas bertentangan
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan
ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 thun 2014 Tentang Aparatur Sipil negara yang
disebut dengan pegaWai ASN adalah pegaWai negeri sipil dan pegaWai pmerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegaWaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintah atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Mempertimbangkan beberapa hal tersebut di atas, kami menyimpulkan bahwaSaudara Drs. Hisanuddin
dan Saudara Nurmima, S.Pd tidak dapat dikategorikan melakukan pelanggaran azas netralitas sebagai
ASN. Pemberian izin terhadap Saudara Frimansyah, S.Pd dan Saudara Jumailla, A.Md tidak menyalahi
ketentuan Peruandang-undangan karena kaduanya merupakan pegaWai honorer (bukan PegaWai
pemerintah dengan perjanjan kinerja sekaligus bukan sebagai ASN).

Hal tersebut di atas berdasarkan Surat Balasan Rekomendasi Nomor : B-1957/KASN/6/2019 dari Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN) yang tertanggal 19 Januari 2019. -

2 22/02/2019 Drs.Surunuddin Dangga (Bupati Kabupaten Konawe Selatan) Bahwapada


tanggal 22 Februari 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menugaskan Sdr Ricky HermaWan Hakim,
SH., MH dkk untuk melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan deklarasi Forum Satu Nusantara
(Fortuna Jokowi-AminSulawesi Tenggara) di pelataranEks MTQ Kota Kendari;

Deklarasi Forum Satu Nusantara (Fortuna Jokowi-AminSulawesi Tenggara) di pelataranEks MTQ Kota
Kendari ditemukan kehadiran Sdr SurunuddinDangga, ST., M.BA (Bupati Kabupaten Konawe Selatan)
bersama-samadengan Saudara Ir. RidWan (Anggota DPR RI) dan Sdr Irham Kalenggo (Ketua DPR
Kabupaten Konawe Selatan) mengangkat tangan kanan sambil mengacungkan satu jari (jari telunjuk)
yang ditunjukan kepublik. Hal itu merupakan simbol dari calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut
01 An. Sdr Ir. H Joko Widodo dan K.H. Ma’ruf Amin di dalam Tenda VIP disamping panggung Utama
deklarasi;
Bahwa hasil Pengawasan tersebut kemudian dituangkan kedalam Formulir A Hasil Pengawasan dan
berdasarkan hasil analisis dalam formulir A ditemukan adanya dugaan pelanggaran Pemilu yang
dilakukan oleh Sdr Surunuddin Dangga, ST., M.BA selaku Bupati Konawe Selatan karena menghadiri
pelaksanaan deklarasi Forum Satu Nusantara (Fortuna Jokowi-AminSulawesi Tenggara) sebagai salah
satu bentuk kampanye tanpa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara. - -

3 Selasa, 12 Maret 2019 Dr. H. Sarifuddin Safaa,S.H.,MM Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang dilakukan oleh Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Atas Nama. Dr. H. Sarifuddin
Safaa,S.H.,MM yang diduga memerintahkan para Bupati dan para Walikota se-Sulawesi Tenggara untuk
mendampingi Gubernur Sulawesi Tenggara selama kunjungan presiden di Sulawes Tenggara pada
tanggan 1 sampai dengan 2 maret tahun 2019 dengan mengikutsertakan camat, kepala desa dan lurah
di wilayah masing-masing. Selanjutnya pada rundown acara telegram yang dikirimkan kepada Walikota
dan bupati tersebut, terdapat acara jalan santai yang diJadwalkan pukul 06.30 WITA dan 07.30 WITA
Berdasarkan ketentuan Pasal 51 ayat 2 huruf b PKPU nomor 23 tahun 2018, pada pokoknya menegaskan
jalan santai merupakan kegiatan kampanye dalam bentuk lainnya. - -

Sumber: Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Prov. Sulawesi Tenggara

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Temuan Nomor : 02/TM/PP/Prov/ 28.00/III/2019 Kasus temuan pelanggaran hukum lainnya


dengan nomor register 02/TM/PP /Prov/28.00 /III/2019 diregistrasi pada tanggal 04 Maret 2019,
Penemu Rizky HermaWan Hakim S.H.,M.H. dengan Terlapor Drs. Hisanuddin dan Nurmima, S.Pd (Kepala
Sekolah dan Guru SMKN 3 Kendari) dengan uraian singkat sebagai berikut :

Bahwa pada hari Jum’at tanggal 22 Februari 2019, staf Pengawasan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
yang terdiri dari Ricky HermaWan Hakim, SH,.MH, melakukan Pengawasan pada kegiatan Deklarasi
Forum Satu Nusantara (Fortuna) Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara yang diselenggarakan oleh
Dewan Pengurus Daerah Fortuna bersama-sama dengan Tim Kampanye Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Jokowi Dodo dan Maruf Amin.

Bahwa pada saat acara deklarasi RelaWan Fortuna Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara sedang
berlangsung, terlihat adanya kehadiran Guru SMKN 3 Kendari Atas Nama Firmansyah dengan
menggunakan mengenakan baju kaos (atribut) pasangan calon presiden nomor urut 01. Hal tersebut
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Selain itu, berdasarkan keterangan dari saudara Firmansyah, diduga adanya upaya terstruktur dari pihak
Kepala Sekolah yang diduga menginstruksikan Firmasyah selaku guru SMKN 3 Kendari untuk hadir dan
memobilisasi siswi SMKN 3 Kendari di lokasi kegiatan deklarasi, padahal hal tersebut jelas bertentangan
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Bahwa untuk menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran hukum lainnya.

Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran Pemilu, maka
terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani sesuai
mekanisme penanganan pelanggaran. Karena telah memenuhi Syarat Formil dan Materil, laporan
tersebut diregistrasi dengan nomor: 02/TM/PP/PROV/28.00/III/2019, pada tanggal 04 Maret 2019.

Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor,Terlapor dan saksi-saksi untu
mengikuti klarifikasi.

Bahwa setelah melakukan klarifikasi terhadap pelapor, terlapor dan saksi-saksi yang dituangkan dalam
berita acara klarifikasi serta berita acara sumpah.

Bahwa untuk menindaklanjuti hasil klarifikasi temuan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk merekomendasikan adanya
temuan dugaan pelanggaran netralitas ASN.

Rekomendasi dari Bawaslu Prov. Sulawesi Tenggara adalah Meneruskan kepada GubernurProvinsi
Sulawesi Tenggara sebagai Pejabat Pembinan KepegaWaian bagi Aparatur Sipil Negara/PegaWai Negeri
Sipil lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk diproses/ditindaklanjuti sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Meneruskan kepada Kementerian Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi di Jakarta untuk
ditindak lanjuti sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Meneruskan kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Jakarta untuk ditindak lanjuti sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Temuan Nomor : 05/TM/PP/Prov/28.00/III/2019 Kasus temuan pelanggaran hukum lainnya


dengan nomor register 05/TM/PP/Prov/28 .00/III/2019 diregistrasi pada tanggal 4 Maret 2019, Penemu
Ricky HermaWan Hakim, SH,.MH dengan Terlapor Drs. Surunuddin Dangga dengan uraian singkat
sebagai berikut :

Pada hari Jum’at tanggal 22 Februari 2019, Tim Pengawas Pemilu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
melakukan Pengawasan kegiatan Deklarasi Forum Satu Nusantara (Fortuna) Jokowi-Maruf Amin
Sulawesi Tenggara yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah Fortuna bersama-sama dengan
Tim Kampanye Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor
Urut 01 Jokowi Dodo dan Maruf Amin.

Kurang lebih pada Pukul 13.30 Waktu Indonesia Tengah, Tim Pengawas Pemilu Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara tiba di lokasi acara deklarasi RelaWan Fortuna. Hasil pengamatan dilokasi deklarasi,
dijumpai adanya kehadiran beberapa Bupati antara lain; Bupati Konawe Selatan Atas Nama Surunuddin
Dangga dan Bupati Konawe Utara Atas Nama Ruksamin yang berada di tenda VIP disamping panggung
utama deklarasi

Ditemukan juga kehadiran Ketua DPRD Konawe Selatan Atas Nama Irham Kalenggo (bukti Foto
termapir). Selain itu, adanya kehadiran pejabat tinggi Negara dalam hal ini Wakil Ketua Majelis
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Atas Nama Muhaimin Iskandar, Menteri Desa dan Pembangunan
Daerah Tertinggal Atas Nama Eko Putro Sandjojo, yang tampak hadir diatas panggung utama deklarasi
(Bukti Foto dan Video terlampir). Juga ditemukan kehadiran Anggota DPR-RI Atas Nama RidWan BAE
yang berada di tenda VIP samping panggung dan panggung utama deklarasi.

Bahwa pada saat pelaksanaan deklarasi Sdr Surunudin Dannnn (Bupati Konawe Selatan),Sdr RidWan
BAE, dan Sdr Irham Kalenggo mengangkat tangan kanan dan mengacungkan satu jari yang merupakan
symbol dari calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 1 An Joko Widodo – Maaruf Amin. Bahwa
Dalam Deklarasi yang dilakukan oleh Bupati Konawe Selatan tesebut merupakan Salah Satu Tindakan
yang berpotensi menguntungkan atau merugikan salah satu peserta Pemilu dikarenakan Bupati
Kabupaten Konawe Selatan dapat menggunakan statusnya sebagai Bupati untuk mempengaruhi
Masyarakat khususnya Masyarakat yang ada di Kabupaten Konawe Selatan dan Kehadiran Bapak
Surunudin Dangga tidak terlepas dari jabatanya sebagai Bupati.

Pasal 61 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang
perubahan kedua Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berbunyi:

1. Kepala daerah sebelum memangku jabatannya dilantik dengan mengucapkan sumpah/janji yang
dipandu oleh pejabat yang melantik;

2. Sumpah/janji kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
"Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai kepala daerah
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa". Sebagai kepala Daerah, Surunudin
Dangga seharusnya menunjukan sikap netral di tengah masyarakat. Kepala Daerah adalah jabatan publik
yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan di daerah yang mestinya digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah semata,bukan untuk kepentingan politik salah satu
golongan dan atau kelompok tertentu.

Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
PEMILU, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani
sesuai mekanisme penanganan pelanggaran. Karena telah memenuhi Syarat Formil dan Materil, laporan
tersebut diregistrasi dengan nomor: 07/TM/PP/PROV/28. 00/III/2019, pada tanggal 12 Maret 2019.

Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor,Terlapor dan saksi-saksi untu
mengikuti klarifikasi.
Bahwa untuk menindaklanjuti hasil klarifikasi temuan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk merekomendasikan adanya
temuan dugaan pelanggaran.

Tindakan Terlapor yang tidak menjalani Cuti melaksanakan kampanye pada saat menghadiri
pelaksanaan Deklarasi Forum Satu Nusantara (Fortuna Jokowi-AminSulawesi Tenggara) di pelataranEks.
MTQ Kota Kendari melanggar ketentuanPasal 281 UU Nomor 7 Tahun 2017 pada ayat (1) huruf b dan
Pasal 62 PKPU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Kampanye PEMILU.

Unsur tindakan Terlapor yang melakukan pelanggaran sebagaimana disebutkan pada angka 1 di atas
merupakan pelanggaran terhadap sumpah/janji kepala Daerah sebagaiman diatur pada pasal 76 ayat (1)
huruf g jo Pasal 67 huruf b jo Pasal 61 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah.

3. Temuan Nomor :07/TM/PP/Prov/28.00/III/2019 Kasus temuan pelanggaran hukum lainnya


dengan nomor register 07/TM/PP/Prov/ 28.00/III/2019 diregistrasi pada tanggal 12 Maret 2019,
Penemu La Hudia dengan Terlapor Dr. H. Sarifuddin Safaa,S.H.,MM, dengan uraian singkat sebagai
berikut :

Bahwa pada tanggal 11 Maret 2019 telah ditemukan pada email divbelasultra@gmail.com yang
dikirimkan oleh Muhammad Nurlin melalui email muhammadnurlin@gmail.com adanya telegram
nomor 091/1315 tertanggal 28 Februari 2019 dan rundown acara yang dikirim oleh Pj. Sekertaris Daerah
Prov.Sulawesi Tenggara untuk mendampingi Gubernur Sulawesi Tenggara selama kunjungan Presiden di
Prov.Sultra yang mengikutsertakan seluruh camat, kades dan lurah diwilayah masing-maisng kab/kota.

Bahwa terdapat Aparatur Sipil Negara (ASN) Atas Nama Dr. H. Sarifuddin Safaa, SH., MM yang
mengirimkan telegram yang ditujukan/mengundang kepada bupati dan/atau Walikota untuk
mendampingi GubernurSulawesi Tenggara selama kunjungan Presiden di Prov.Sultra yang
mengikutsertakan seluruh camat, kades dan lurah diwilayah masing-maisng kab/kota.

Bahwa Dr. H. Sarifuddin Safaa, SH., MM membenarkan dirinya adalah Pj. Sekertaris Daerah Sulawesi
Tenggara. Bahwa Dr. H. Sarifuddin Safaa, SH., MM membenarkan bahwa dirinya yang mengirim
telegram tersebut.

Bahwa berdasarkan keterangan saksi staf Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Atas Nama Ahmad
Iskandar Zulkarnain, SH mengakui ikut melihat telegram yang dikirim tersebut pada tanggal 11 Maret
2019 pukul 22.22 WITA

Bahwa berdasarkan surat undang klarifikasi Nomor; 115/K.SG/PM/06.01.02/III/2019 yang dilayangkan


pada tanggal 20 Maret 2019 untuk memberikan klarifikasi pada tanggal 22 Maret 2019 Dr. H. Sarifuddin
Safaa, SH., MM namun terlapor tidak menghadiri undangan klarifikasi tersebut.

Bahwa setelah meregistrasi laporan tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengundang
penemu, saksi-saksi dan terlapor untuk dimintai keterangan/ klarifikasi.
Bahwa untuk menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran hukum lainnya.

Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran PEMILU,
maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani sesuai
mekanisme penanganan pelanggaran. Karena telah memenuhi Syarat Formil dan Materil, laporan
tersebut diregistrasi dengan nomor: 07/TM/PP/PROV/28.00/III/2019, pada tanggal 12 Maret 2019.

Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor,Terlapor dan saksi-saksi untu
mengikuti klarifikasi.

Bahwa untuk menindaklanjuti hasil klarifikasi temuan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk merekomendasikan adanya
temuan dugaan pelanggaran netralitas ASN.

Diduga kuat sebagai pelanggaran terhadap asas/prinsip netralitas ASN sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 2 huruf f Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN.

Diduga kuat sebagai pelanggaran terhadap disiplin PNS sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 angka 4,
pasal 4 angka 1 dan angka 12 PP 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS serta pelanggaran terhadap pasal
11 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang pembinaan jiWa Korps dan Kode Etik
PNS.

Atas dugaan pelanggaran tersebut, BawasluSulawesi Tenggara meneruskan kasus ini ke


GubernurSulawesi Tenggara, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan
ke Komisi Aparatur Sipil Negara untuk ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

B. Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu

Laporan Dugaan Pelanggaran yang selanjutnya disebut Laporan adalah laporan langsung Warga Negara
Indonesia yang mempunyai hak pilih, Peserta Pemilu, atau pemantau Pemilu kepada Bawaslu dan/atau
Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan/atau
Pengawas TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu.

Uraian detail jenis Laporan dugaan pelanggaran yang terjadi dalam Pemilu calon anggota DPR RI, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota Serta Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.8 Laporan dugaan pelanggaran Pemilu Tahun2019.

No Jenis Pelanggaran Jumlah Laporan Tahapan


1. Administrasi 8 Pungut Hitung

2. Kode Etik 0 0

3. Pidana 11 Kampanye dan Pungut Hitung

4 Hukum Lainnya 1 Kampanye

Total 20

Dalam penyelenggaran tahapan pemilu tahun 2019 di Sulawesi Tenggara, terdapat beberapa laporan
dugaan pelanggaran pemilu pada tahapan Pungut Hitung sebanyak 8 Dugaan Pelanggaran administratif,
11 (sebelas) dugaan pelanggaran tindak pidana emilu pada tahapan Kampanye dan pungut hitung, serta
1 (satu) dugaan pelanggaran hukum lainnya pada tahapan kampanye untuk dugaan pelanggaran kode
etik pada seluruh tahapan pemilu tidak ditemukan.

B.1 Pelanggaran administratif Pemilu

b1.1 Tabel 5.9 Laporan Pelanggaran administratif yang Tidak Dapat

Diregistrasi Pada Pemilu Tahun 2019

No Tgl Laporan Pelapor Terlapor Uaraian Peristiwa Alasan Tidak Diregistrasi

1 Rabu, Juni 2019 Ishak Zuhur 1. Haerudin Kond

2. Burhan

3. La Ode Natsir Mutalib

4. I Komang Suada Bahwa pada tanggal 17 April 2019, KPPS TPS 05 Desa Mabulugo Kecamatan
Kapuntori Kabupaten Buton telah melakukan perhitungan suara di tingkat TPS untuk jenis pemilihan
DPRD Provinsi yang dituangkan dalam formulir Model C1-DPRD Provinsi, dan dalam pelaksanaan
perhitungan suara tersebut tidak ditemuakan adanya keberatan saksi dari masing-masing peserta
pemilu sehingga angka perolehan Calon Anggota Partai Gerindra Nomor Urut 01 sebanya 5 (lima) suara
dan perolehan suara Caleg Nomor Urut 08 sebanyak 4 (empat) suara;

Bahwa pada tanggal 21 April 2019, PPS Desa Mabulugo Kecamatan Kapuntori Kabupaten Buton telah
membacakan hasil rekapitulasi perhitungan suara di tingkat Desa untuk jenis pemilihan DPRD Provinsi
yang dituangkan dalam formulir Model DAA1-DPRD Provinsi dan dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi
perhitungan suara ditingkat kecamatan tersebut tidak ditemukan adanya keberatan saksi-saksi dari
masing-masing peserta pemilu sehingga angka perolehan suara Caleg Partai Gerindra Nomor Urut 01
sebanyak 8 suara dan perolehan suara Caleg Nomor Urut 8 sebanyak 19 suara;

Bahwa pada tanggal 24 April 2019, PPK Kecamatan Kapuntori Kabupaten Buton telah menyelesaikan
pleno rekapitulasi perhitungan suara ditingkat Kecamatan untuk jenis pemilihan DPRD Provinsi yang
dituangkan dalam formulir Model DA1-DPRD Provinsi dan dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi
perhitungan suara tidak ditemukan adanya keberatan saksi dari masing-masing peserta pemilu sehingga
angka perolehan suara Caleg Partai Gerindra Nomor Urut 1 sebanyak 62 suara dan perolehan suara
Caleg Nomor Urut 8 sebanyak 423 suara; Menyatakan laporan pelanggaran administratif Pemilu
Nomor 019/LP/PL/ADM/Prov/28.00/VI/2019 ditolak dan tidak ditindaklanjuti pada sidang pemeriksaan
karena laporan aquo telah melebihi batas Waktu yang telah ditentukan oleh perundang-undangan

2 Rabu, 24 Mei 2019 Sukdar Andi Mashar, S.Sos - Tidak mencantumkan Uraian
Kejadian

3 Rabu 16 Mei 2019 Abdul Syahril La Ode Fridi, SH;

HarisSuhud.M;

La Ode Muh. Rasihu;

Huh. Yunus;

Agus DermaWan;

Suhardin, S.Kom;

Rajabudin;

Junaid Gazali dan Sa Bahwa PARTAI HANURA menyetor Lampiran Laporan Dana Kampanye PARTAI
HANURA di KPU Kota Bau-Bau berdasarkan bukti-bukti yang ada ternyata Calon Anggota DPRD Kota Bau-
Bau yang memenuhi syarat secara administrasi hanya 4 (empat) orang yang memenuhi syarat pada
tanggal 1 Mei 2019 jam 17.41 WITA;

BahwaWA ODE NURHAYATI Ketua DPD PARTAI HANURA Prov. Sulawesi Tenggara mengeluarkan surat
nomor : B/15/DPD HANURA/SULTRA/V/2019 isi surat adalah dinonaktifkan sementara yaitu H. LA ODE
YUMAN NAHMUDDIN, ST Ketua DPC HANURA Kota Bau-Bau dan mengangkat HARIS SUHUD M.Untuk
meloloskan Laporan Dana Kampanye.KemudianpemberitahuanpenonaktifanKetua DPC PARTAI HANURA
di kirimmelalui WA ST NURHAYATI LO PARTAI HANURA pada tanggal 3 Mei 2019 Jam 22.35 WITA;

Bahwa Surat Pemberitahuan penonaktifan saudara. LA ODE YUMAN NAHMUDDIN, ST Ketua DPC
HANURA Kota Bau-Baumelalui WA ST NURHAYATI yang telah di srenshot dan kemudian di print out
bukanmelalui SK resmidari DPP PARTAI HANURA; Menyatakan laporan
pelanggaranadministratifPemiludenganNomor: 017/LP/PL/ADM/Prov./28.00/V/2019 tidakditerima;

Menyatakan laporan dugaaan pelanggaranadministratifPemiludengan Nomor:


017/LP/PL/ADM/Prov./28.00/V/2019 tidakditindaklanjuti dengan sidang pemeriksaan.

4 Jumat, 3 Mei 2019 AlWan Ketua dan Anggota Komisi Pemilihan Umum Pada tanggal 27
April 2019 diadakan PSU oleh KPUD Bombana di TPS 1 dan 3
KelurahanDauleKecamatanRumbiaKabupatenBombanatapitanpapemberitahuansecararesmikepadapart
aidiluardaripenyampaianresmisepertiditempat PSU yang diadakanditempat lain sesuai surat KPU tanggal
23 April 2019. Dihentikan karena berkasnya tidak lengkap

5. Rabu, 15 Mei 2019 Imran Dian Saputra La Rufili, S.Pd

La Sili Bahwa pada tanggal 26 April 2019 berkunjungkerumahpelapor An. Samsudin yang merupakan
pemilih di TPS Desa Lohia Kabupaten Muna. Kemudian melakukan perbincangan denganbeberapa
orang. Mereka mengatakan bahwa terdapat pemilih yang menggunakan surat keterangan yang sudah
tidakberlaku. Pemilih yang menggunakan surat keterangan yang sudah tidak berlaku itu An. Ahmad
Ikhsan. Atas penggunaan surat keterangan yang tidak berlakuitu, pelapor meminta pemilihan ulang di
TPS 02 Desa Lohia Kabupaten Muna. Bahwa karena Waktu dilaporkannya laporan dugaan
pelanggaran administratifaquo telah meleWati batas Waktu pelaporan, maka majelis berkesimpulan
tidak menguraikan ketentuan syarat lain dari laporan dugaan pelanggaran administratifa quo.

Laporan Nomor : 010/TP.BERKAS/BWSL.PROV.SULTRA/2019, bahwa pada hari Jumat, 24 Mei 2019


pelapor Atas Nama Muh. Ishak Zuhur mendatangi kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk
melaporkan Haeruddin Konde, Burhan, La Ode Abdul Natsir Mutalib dan I Komang Suada terkait dugaan
pelanggaran Pemilu Bahwa pada tanggal 10 Mei 2019 Komisi Pemilihan Umum KPUD Sulawesi Tenggara
menggelar rapat pleno Rekapitulasi perhitungan suara DPRD Profinsi Sulawesi Tenggara Salah satunya
di Kabupaten Buton cakupan wilayah dapilSulawesi Tenggara 4. Berdasarkan hasil pleno rekapitulasi
Kabupaten Buton, perolehan suara terlapor saudara Haerudin Konde di tetapkan sebanyak 892 suara,
namun di sela- sela berlangsungnya pleno tersebut, Ketua Bawaslu Propinsi Sulawesi Tenggara saudara
Hamirudin Udu menyampaikan keberatan dengan memperlihatkan bukti prin foto C1 plano di TPS 5 di
Desa Mambulugo. Dalam prin foto C1 plano tersebut perolehan suara terlapor Haerudin Konde tercatat
sebanyak 34 suara di TPS 5 Desa Mambulugo sementara berdasarakan hasil C1 hologram tercatat hanya
sebanyak 4 suara. Atas persoalan ini maka terjadi selisih dengan penambahan suara Saudara terlapor
Haerudin Konde sebagaimana yang tercantum dalam print foto C1 Plano sebanyak 30 suara sehingga
total suara terlapor Haerudin Konde yang ditetapkan oleh KPUD Provinsi berjumlah 922 di Kabupaten
Buton. Berdasarkan uraian singkat diatas, maka Pelapor menduga adanya konspirasi jahat (curang)
antara Saudara terlapor Haerudin Konde dengan pihak penyelenggara yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah suara Saudara terlapor Haerudin Konde sebagaimana diatur dalam pasal 504,
pasal 505, pasal 507 tentang Pidana Pemilu dan pasal 115 tentang kewenangan Pengawas TPS Undang-
undang Pemilu nomor 7 tahun 2017. Atas laporan yang disampaikan pelapor, BawasluSulawesi Tenggara
langsung melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran Pemilu

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan aquo tidak bisa diteruskan penanganannya karena tidak
memenuhi ketentuan pasal 9 ayat (3) PerBawaslu Tahun 2018 tentang penanganan temuan dan laporan
penanganan Pemilihan Umum.

Laporan Nomor : 017/TP/Berkas/BWS.Prov.Sultra/V/2019, bahwa pelapor Atas Nama Sukdar


mendatangi kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 24 Mei 2019 untuk melaporkan
Saudara Andi Mashar, S.Sos. Atas laporan yang disampaikan pelapor, BawasluSulawesi Tenggara
langsung melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya laporan
dugaan pelanggaran.

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk
ditangani sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untuk
mengikuti sidang dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun dalam persidangan, dan
diputuskan dalam hasil putusan pendalaporan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan
Terlapor, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan sebagai berikut : “Pelapor tidak
melengkapi berkas syarat formil dan materil sesuai dengan yang ditentukan perundang-undangan.
Menyatakan laporan dugaaan pelanggaran administrative Pemilu dengan tanda terima berkas Nomor:
017/TP/Berkas/BWSL.Prov.Sultra/V/201 tidak memenuhi syarat formil yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan”.

Laporan Nomor : 017/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa pelapor atas Abd. Syahrir mendatangi


kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaporkan La Ode Fridi, SH, HarisSuhud.M, La Ode
Muh. Rasihu, Huh. Yunus, AgusDermaWan, Suhardin, S.Kom, Rajabudin, Junaid Gazali dan Sarif atas
kasus yang dialami oleh partai hanura. Partai tersebut menyetor lampiran laporan dana Kampanye
Partai Hanura di KPU Kota Bau-Bau berdasarkan bukti-bukti yang ada ternyata calon anggota DPRD Kota
Bau-Bau yang memenuhi syarat secara administrasi hanya 4 (empat) orang yang memenuhi syarat pada
tanggal 1 Mei 2019 jam 17.41 WITABahwaWa St Ode Nurhayati Ketua DPD Partai Hanura Prov. Sulawesi
Tenggara mengeluarkan surat nomor : B/15/DPD HANURA/SULTRA/V/2019 isi surat adalah
dinonaktifkan sementara yaitu H. La Ode Yuman Nahmuddin, ST Ketua DPC Hanura Kota Bau-Bau dan
mengangkat Haris Suhud M Untuk meloloskan Laporan Dana Kampanye.Kemudian pemberitahuan
pennonaktifan Ketua DPC Partai Hanura di kirim melalui Wa StNurhayati LO Partai Hanura pada tanggal
3 Mei 2019 Jam 22.35 WITA Kemudian bahwa Surat pemberitahuan penonaktifan saudara. H. La Ode
Yuman Nahmuddin, ST Ketua DPC Hanura Kota Bau-Baumelalui Wa St Nurhayati yang telah di srenshot
dan kemudian di print out bukanmelalui SK resmidari DPP Partai Hanura. Atas laporan yang disampaikan
pelapor, BawasluSulawesi Tenggara langsung melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran administratif.

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk
ditangani sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan terlapr untuk
mengikuti sidang dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun dalam persidangan, dan
diputuskan dalam hasil putusan pendahuluan laporan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan
Terlapor, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan sebagai berikut : “Menyatakan
laporan pelanggaran administrative Pemilu dengan Nomor: 017/LP/PL/ADM/ Prov./28.00/V/2019
tidakditerima dan tidak ditindak lanjuti dengan sidang pemeriksaan, karena tidak memenuhi syarat
materil lapran”.

Laporan Nomor : 08/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa pelapor Atas Nama AlWan mendatangi


kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 3 Mei 2019 untuk melaporkan Ketua dan
Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bombana terkait temuannya pada tanggal 27 April 2019
diadakan PSU oleh KPUD Bombana di TPS 1 dan 3 Kelurahan Daule Kecamatan Rumbia
KabupatenBombana tapi tanpa pemberitahuan secara resmi kepada partai diluar dari penyampaian
resmi seperti ditempat PSU yang diadakanditempat lain sesuaisurat KPU tanggal 23 April 2019. Atas
laporan yang disampaikan pelapor, BawasluSulawesi Tenggara langsung melakukan penanganan sebagai
berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran administratif.
b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laporan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk
ditangani sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untuk
mengikuti sidang putusan pendahuluan dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan pembacaan putusan pendahuluan pelanggaran administratif yang dilaporkan AlWan, maka
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan laporan aquo dihentikan karena berkasnya tidak
lengkap.

Laporan Nomor : 014/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa pelapor Atas Nama Imran Dian Saputra
mendatangi kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaporkan La Rufili, S.Pd dan La Sili
terkait kasus yang diketahuinya pada tanggal 26 April 2019. Pelapor berkunjung kerumah Samsudin yang
merupakanpemilih di TPS Desa Lohia KabupatenMuna. Kemudian melakukan perbincangan dengan
beberapa orang. Mereka mengatakan bahwa terdapat pemilih yang menggunakan surat keterangan
yang sud ah tidak berlaku. Pemilih yang menggunakan surat keterangan yang sudah tidak berlaku itu An.
Ahmad Ikhsan. Atas penggunaan surat keterangan yang tidak berlaku itu, pelapor meminta pemilihan
ulang di TPS 02 Desa Lohia Kabupaten Muna. Atas laporan yang disampaikan pelapor, BawasluSulawesi
Tenggara langsung melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran administratif.

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran pemilihan
umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani
sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan terlapor untuk mengikuti
sidang dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang terhimpun dalam persidangan, dan diputuskan dalam hasil
putusan pendahuluan laporan dugaan pelanggaran aquoyang dilakukan Terlapor, maka Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara menyimpulkan sebagai berikut : “Bahwa karena Waktu dilaporkannya laporan
dugaan pelanggaran administratifaquotelah meleWati batas Waktu pelaporan, maka majelis
berkesimpulan tidak melanjutkan sidang pemeriksaan saksi-saksi karena laporan aquo tidak memenuhi
syarat formil dugaan pelanggaran administratifaquo”

B1.2 Tabel 5.10 Laporan dugaan pelanggaran administratif yang


diregistrasi

No Tgl Registrasi Pelapor Terlapor Uaraian Peristiwa

1 Senin, 13 Mei 2019 Simon Takaendengan LisnaWati (Ketua KPPS 06 Kelurahan


Anduonuhu Kota Kendari) Pada hari Rabu tanggal 17 April 2019 saksi pelapor bernama Sapuddin
membaWa mandat partai sebagai saksi karena dia terlambat datang ke TPS tempat tugasnya 06
Kelurahan Anduonuhu Saudara Sapuddin di tolak untuk masuk menjadi saksi tetapi Saudara Sapuddin
bersi keras untuk tetap masuk menjadi saksi dan akhirnyaSaudara Sapuddin diperbolehkan masuk. Pada
saat perhitungan surat suara sekitar 00.00 – 01.00 WITA (malam tanggal 18 April 2019),saksi Sapuddin
melihat ada dua coblosan antara nomor urut 01 dan nomor urut 03. Saksi mengatakan bahwa itu harus
masuk kesuara partai PDIP tapi tetap kenyataannya suarat tersebut dimasukan kesuara nomor urut 01
sehingga saksi pelapor tersebut tidak mau menandatangani formulir C1 tersebut dan disaksikan oleh
Tim pemantausaya An. IsWandi Idris. Saudara Sapudiin juga memprotes mengenai sisa surat suara harus
disilang agar tidak digunakan akantetapi ketua KPPS tersebut tidak melakukannya.

2 Kamis, 16 Mei 2019 Arbain Aulia Rahman, SH Abdul Rajab, Ahmad Soni,

La Ode Muhamdi

RizalSaiful Hamza

Muh. Ishak Zuhur,

Haeruddin Konde dan Ketua BawasluWakatobi Bahwa pelanggaran yang dilaporkan oleh pelapor
adalah terkait proses pemilu pada tanggal 17 April 2019 dan dilanjutkandengan proses perhitungan
suara tingkat Kecamatan pada tanggal 22 s.d 26 April 2019, kemudian proses Perhitungan/ Rekapitulasi
suara Tingkat Kabupaten Wakatobi. Setelah proses perhitungan suara tersebut, pada tanggal 8 Mei
2019, DPC Partai Gerinda Kabupaten Wakatobi menyurat ke Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara dengan
perihal permohonan data sebagai berikut:

Data C I DPRD Prov.Sulawesi Tenggara Dapil IV darisetiap TPS di 8 Kecamatan se-Kabupaten Wakatobi;

Data hasilPleno PPK untuk DPRD Prov.SultraDapil IV tingkat Kecmatan DA1;

Data hasil pleno DPRD Prov.Sultra Dapil IV tingkat Kabupaten Wakatobi DB1 se Kabupaten Wakatobi.

Maka pada tanggal 9 s.d 10 Mei 2019 kami melakukan Rekapitulasi ulang secara manual berdasarkan
data tersebut di atas kami menemukan adanya perbedaan data/pergeseran jumlah perolehan suara.
Maka inilah yang menjadi dasar pelapor menyampaikannya ke Bawaslu Prov.Sulawesi Tenggara.

3 Selasa, 21 Mei 2019 M. Yusran Elfargani Edi Sabara

Muh. Mumin
La Ode Fridi

Farida

La Ode Supardi ahWa pada tanggal 17 April 2019, KPPS TPS 05 Desa Mabulugo Kecamatan Kapuntori
Kabupaten Buton telah melakukan perhitungan suara di tingkat TPS untuk jenis pemilihan DPRD Provinsi
yang dituangkan dalam formulir Model C1-DPRD Provinsi, dan dalam pelaksanaan perhitungan suara
tersebut tidak ditemuakan adanya keberatan saksi dari masing-masing peserta pemilu sehingga angka
perolehan Calon Anggota Partai Gerindra Nomor Urut 01 sebanya 5 (lima) suara dan perolehan suara
Caleg Nomor Urut 08 sebanyak 4 (empat) suara;

Bahwa pada tanggal 21 April 2019, PPS Desa Mabulugo Kecamatan Kapuntori Kabupaten Buton telah
membacakan hasil rekapitulasi perhitungan suara di tingkat Desa untuk jenis pemilihan DPRD Provinsi
yang dituangkan dalam formulir Model DAA1-DPRD Provinsi dan dalam pelaksanaan pleno rekapitulasi
perhitungan suara ditingkat kecamatan tersebut tidak ditemukan adanya keberatan saksi-saksi dari
masing-masing peserta pemilu sehingga angka perolehan suara Caleg Partai Gerindra Nomor Urut 01
sebanyak 8 suara dan perolehan suara Caleg Nomor Urut 8 sebanyak 19 suara;

Bahwa pada tanggal 24 April 2019, PPK Kecamatan Kapuntori Kabupaten Buton telah menyelesaikan
pleno rekapitulasi perhitungan suara ditingkat Kecamatan

Laporan Nomor : 011/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa pelapor Atas Nama Simon Takaendengan


mendatangi kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 29 April 2019 untuk melaporkan
LisnaWati Ketua KPPS TPS 06 Kelurahan Anduonuhu, Kecamatan Poasia Kota Kendari terkait kasus saksi
pelapor bernama Sapuddin membaWa mandat partai sebagai saksipartai di TPS 06 Kelurahan
Anduonuhu Kecamatan Poasia yang terlambat datang di TPSnya. Karena terlambat datang Saudara
Sapuddin ditolak untuk masuk menjadi saksi partaidi TPS tersebut. Saudara Sapuddin nanti
diperbolehkan masuk pada saat perhitungan surat suara pada pukul antara pukul 00.00 – 01.00 WITA
(malam tanggal 18 April 2019). Pada saat itu Sapuddin melihat ada dua coblosan antara nomor urut 01
dan nomor urut 03. Saksi mengatakan bahwa itu harus masuk kesuara partai PDIP tapi tetap
kenyataannya suara tersebut dimasukan kesuara nomor urut 01 sehingga saksi pelapor tidak mau
menandatangani formulir C1. Selain itu, Saudara Sapudiin juga memprotes mengenai sisa surat suara
harus disilang agar tidak digunakan akan tetapi ketua KPPS 06 Kelurahan Anduonuhu tidak
melakukannya. Peristiwa itu,disaksikan oleh Tim pemantau pelapor An. IsWandi Idris.Dugaan
pelanggaran tersebut, pelapor baru mengetahuinya pada tanggal, 5 Mei 2019 dan langsung
melaporkannya ke BawasluSulawesi Tenggara. Atas laporan yang disampaikan pelapor, BawasluSulawesi
Tenggara langsung melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran administratif.
b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk
ditangani sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untuk
mengikuti sidang dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun dalam persidangan, dan
diputuskan dalam hasil putusan akhir laporan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan
Terlapor, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan sebagai berikut : “Menyatakan
Terlapor tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Pelanggaran Administratif Pemilu yaitu
tindakan yang melanggar tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan dengan penempatan suara
caleg dan suara partai politik di Dapil Poasia-Abeli, yakni suara PDIP dan suara Caleg Nomor Urut 1”.

Laporan Nomor : 015/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa pelapor Atas Nama Arbain Aulia Rahman
mendatangi kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaporkan Abdul Rajab (Ketua KPU
KabupatenWakatobi), AhmadSoni (Anggota KPU KabupatenWakatobi), LaodeMuhamdi(Anggota KPU
KabupatenWakatobi), Rizal (Anggota KPU KabupatenWakatobi), Saiful Hamza (Anggota KPU
KabupatenWakatobi), Muh. Ishak Zuhur, Haerudin Konde dan Ketua dan anggota BawasluWakatobi
terkait dugaan pelanggaran administratif Pemilu pada tanggal 17 April 2019 dan dilanjutkan dengan
proses perhitungan suara tingkat Kecamatan pada tanggal 22 s.d 26 April 2019, kemudian proses
Perhitungan/ Rekapitulasi suara Tingkat Kabupaten Wakatobi. Setelah proses perhitungan suara
tersebut, pada tanggal 8 Mei 2019, DPC Partai Gerinda Kabupaten Wakatobi menyurat ke Bawaslu
Prov.Sulawesi Tenggara dengan perihal permohonan data sebagai berikut: Data C I DPRD Prov.Sulawesi
Tenggara Dapil IV dari setiap TPS di 8 Kecamatan se-Kabupaten Wakatobi, Data hasilPleno PPK untuk
DPRD Prov.Sultra Dapil IV tingkat Kecmatan DA1, Data hasilpleno DPRD ProvinsiDapilSulawesi Tenggara
IV tingkat Kabupaten Wakatobi DB1 se-Kabupaten Wakatobi. Maka pada tanggal 9 s.d 10 Mei 2019
pelapor melakukan rekapitulasi ulang secara manual berdasarkan data tersebut.Pelapor menemukan
adanya perbedaan data/pergeseran jumlah perolehan suara. Dengan dasar ltulah pelapor melaporkan
kasus ini ke BawasluSulawesi Tenggara. Atas laporan yang disampaikan pelapor, BawasluSulawesi
Tenggara langsung melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran administratif.

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk
ditangani sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untuk
mengikuti sidang dugaan pelanggaran administratif.
Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun dalam persidangan, dan
diputuskan dalam hasil putusan akhir laporan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan
Terlapor, maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan sebagai berikut : “Menyatakan para
terlaportidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Pelanggaran Administratif Pemilu yaitu
tindakan yang melanggar tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan dengan peregeseran
jumlah perolehan suara Caleg DPRD Provinsi di Dapil Sulawesi Tenggara IV. Menyatakan sah Keputusan
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi tentang Rekapitulasi Penghitungan suara DPRD
Kabupaten Wakatobi Tahun 2019”.

Laporan Nomor : 018/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa pelapor Atas Nama M. Yusran Elfargana


mendatangi kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaporkan Edi Sabara, Muh.Mu`min, La
Ode Fridi, Farida dan La ode Supardi terkait dugaan pelanggaran pada tanggal 11 Mei 2019 pada saat
rapat pleno rekapitulasi tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat data yang tidak singkron yang
dibacakan oleh KPUD Kota Bau bau antara jumlah pengguna hak pilih dan jumlah surat suara yang
digunakan. Selanjutnya KPUD Bau bau melakukan perubahan angka-angka pada pembacaan berikutnya
tanpa menunjukan data yang jelas terkait sumber angka-angka tersebut. Bahwa pimpinan Bawaslu
Provinsi meminta KPU Kota Bau-Bau dan Bawaslu Kota Bau bau untuk duduk,bersama dimeja mediasi
guna memperjelas sumber data tersebut, Bahwadalam mediasi tersebut KPU Kota Bau-Bau memberikan
data tertulis terkait sumber perubahan angka-angka terasebut namun data tersebut tidak sesuai
dengan C1 yang ada.. Atas laporan yang disampaikan pelapor, BawasluSulawesi Tenggara langsung
melakukan penanganan sebagai berikut :

a. Bahwa untuk menindaklanjuti lapran dugaan pelanggaran tersebut, Ketua dan Anggota Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan
pelanggaran administratif.

b. Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran
pemilihan umum, maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk
ditangani sesuai mekanisme penanganan pelanggaran.

c. Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untuk
mengikuti sidang dugaan pelanggaran administratif.

Berdasarkan fakta-fakta, keterangan, dan bukti-bukti yang terhimpun dalam persidangan, dan
diputuskan pada putusan akhir laporan dugaan pelanggaran administratif yang dilakukan terlapor, maka
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyimpulkan sebagai berikut : “Menyatakan Para Terlapor
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Pelanggaran Administratif Pemilu yaitu tindakan yang
melanggar tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan perubahan data jumlah pemilih, jumlah
pengguna hak pilih, dan/atau jumlah penggunaan surat suara, serta jumlah suara sah dan tidak sah
tidak mengacu pada sertifikat pencatatan perolehan hasil pemilu sebagaimana diatur dalam ketentuan
perundang-undangan. Memerintahkan kepada Para Terlapor untuk melakukan perbaikan data jumlah
pemilih, jumlah pengguna hak pilih, dan/atau jumlah penggunaan surat suara, serta jumlah suara sah
dan tidak sah dengan menagcu pada sertifikat pencatatan perolehan hasil pemilu sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Memerintahkan kepada Para Terlapor untuk
menyampaikan hasil perbaikan data jumlah pemilih, jumlah pengguna hak pilih, dan/atau jumlah
penggunaan surat suara, serta jumlah suara sah dan tidak sah yang telah diperbaiki kepada KPU guna
dilakukannya perbaikan data dimaksud secara nasional”.

B1.3 Tabel 5.11 Laporan dugaan pelanggaran administratif yang berisi

putusan dan ditindaklanjuti.

No Tanggal No. Registrasi Pelapor/

Terlapor Uraian Peristiwa Bentuk Tindaklanjut

1 Selasa, 21 Mei 2019 018/LP/PL/ADM/

PROV/28.00/V

/2019 Pelapor

M. Yusran Elfargana

Terlapor

EdiSabara;

Muh.Mu`min;

La Ode Fridi;

Farida dan

La ode Supardi Bahwa pada tanggal 11 Mei 2019 pada rapat pleno rekapitulasi tingkat Provinsi Sulawesi
Tenggara terdapat data yang tidak singkron yang dibacakan oleh KPUD Kota Bau bau antara jumlah
pengguna hak pilih dan jumlah surat suara yang digunakan. Selanjutnya KPUD Bau bau melakukan
perubahan angka-angka pada pembacaan berikutnya tanpa menunjukan data yang jelas terkait sumber
angka-angka tersebut.

Bahwa pimpinan Bawaslu Provinsi meminta KPU Kota Bau-Bau dan Bawaslu Kota Bau bau untuk
duduk,bersama dimeja mediasi guna memperjelas sumber data tersebut;
Bahwadalam mediasi tersebut KPU Kota Bau-Bau memberikan data tertulis terkait sumber
perubahanangka-angka terasebut namun data tersebut tidak sesuaidengan C1 yang ada. Rapat
Pleno untuk menetapkan adanya temuan dugaan pelanggaran

Menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya laparan dugaan pelanggaran pemilihan umum,
maka terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani sesuai
mekanisme penanganan pelanggaran

Administrasi.

Mengundang terlapor dan para terlapor untuk mendengarkan membacakan putusan Pendahuluan
dugaan pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019, dengan Nomor Registrasi : 018/LP/PL/ADM/

PROV/28.00/V

/2019.

Mendengarkan jawaban terlapor atas dugaan Pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019. Kemudian
pemeriksaan saksi-saksi.

Mendengarkan putusan akhir dugaan pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019.

Bahwa temuan Nomor : 018/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa M. Yusran Elfargana mendatangi


kantor BawasluSulawesi Tenggara untuk menyampaikan laporannya terkait dugaanpelanggaran
administratif yang berisi putusan dan ditindaklanjuti dengan terlapor ketua dan anggota KPUD Kota Bau
bau Atas Nama Edi Sabara, Muh.Mu`min, La Ode Fridi, Farida dan La ode Supardi yang diregistrasi pada
hari Selasa, 21 Mei 2019, dengan uraian peristiWaBahwa pada tanggal 11 Mei 2019 pada rapat pleno
rekapitulasi tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat data yang tidak singkron yang dibacakan oleh
KPUD Kota Bau bau antara jumlah pengguna hak pilih dan jumlah surat suara yang digunakan.
Selanjutnya KPUD Bau bau melakukan perubahan angka-angka pada pembacaan berikutnya tanpa
menunjukan data yang jelas terkait sumber angka-angka tersebut.

Bahwa pimpinan Bawaslu Provinsi meminta KPU Kota Bau-Bau dan Bawaslu Kota Bau bau untuk
duduk, bersama dimeja mediasi guna memperjelas sumber data bahwa, dalam mediasi tersebut KPU
Kota Bau-Bau memberikan data tertulis terkait sumber perubahanangka-angka terasebut namun data
tersebut tidak sesuai dengan C1 yang ada. Untuk menindaklanjuti laporan tersebut, BahwasluSulawesi
Tenggara melakukan rapat pleno untuk menetapkan adanya laporan dugaan pelanggaran administratif
Pemilu yang telah memenuhi syarat formil dan materil laporan. Menindaklanjuti laporan tersebut, maka
terhadap laporan diteruskan ke Devisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani sesuai mekanisme
penanganan pelanggaran. Bahwa dalam rangka penanganan laporan, BawasluSulawesi Tenggara
selanjutnya Mengundang terlapor dan para terlapor untuk mendengarkan membacakan putusan
Pendahuluan dugaan pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019, dengan Nomor Registrasi :
018/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019. Selanjutnya mendengarkan jawaban terlapor atas dugaan
Pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019. Kemudian pemeriksaan saksi-saksi, dan di tahap
selanjutnya mendengarkan putusan akhir dugaan pelanggaran administratif Pemilu Tahun 2019.

Atas dugaan pelanggaran administratif ini, BawasluSulawesi Tenggara menyatakan para terlapor
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran administratif Pemilu yaitu tindakan yang
melanggar tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan perubahan data jumlah pemilih, jumlah
pengguna hak pilih, dan/atau jumlah penggunaan surat suara, serta jumlah suara sah dan tidak sah
tidak mengacu pada sertifikat pencatatan perolehan hasil pemilu sebagaimana diatur dalam ketentuan
perundang-undangan. Atas dugaan pelanggaran tersebut, BawasluSulawesi Tenggara meminta para
terlapor untuk melakukan perbaikan data jumlah pemilih, jumlah pengguna hak pilih, dan/atau jumlah
penggunaan surat suara, serta jumlah suara sah dan tidak sah dengan menagcu pada sertifikat
pencatatan perolehan hasil pemilu sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan. Kemudian diperintahkan kepada terlapor untuk menyampaikan hasil perbaikan data jumlah
pemilih, jumlah pengguna hak pilih, dan/atau jumlah penggunaan surat suara, serta jumlah suara sah
dan tidak sah yang telah diperbaiki kepada KPU guna dilakukannya perbaikan data dimaksud secara
nasional.

B1.4 Tabel 5.12 Laporan dugaan pelanggaran administratif yang berisi

putusan Bawaslu Sulawesi Tenggara yang dimintakan

koreksi ke Bawaslu.

No Tanggal No. Registrasi Pelapor/

Terlapor Uraian Peristiwa Isi Putusan Koreksi

1 Selasa, 21 Mei 2019 018/LP/PL/ADM/


PROV/28.00/V

/2019 Pelapor

M. Yusran Elfargana

Terlapor

Edi Sabara;

Muh.Mu`min

La Ode Fridi;

Farida dan

La ode Supardi Bahwa pada tanggal 11 Mei 2019 pada rapat pleno rekapitulasi tingkat Provinsi Sulawesi
Tenggara terdapat data yang tidak singkron yang dibacakan oleh KPUD Kota Bau bau antara jumlah
pengguna hak pilih dan jumlah surat suara yang digunakan. Selanjutnya KPUD Bau bau melakukan
perubahan angka-angka pada pembacaan berikutnya tanpa menunjukan data yang jelas terkait sumber
angka-angka tersebut.

Bahwa pimpinan Bawaslu Provinsi meminta KPU Kota Bau-Bau dan Bawaslu Kota Bau bau untuk
duduk,bersama dimeja mediasi guna memperjelas sumber data tersebut;

Bahwa dalam mediasi tersebut KPU Kota Bau-Bau memberikan data tertulis terkait sumber
perubahanangka-angka terasebut namun data tersebut tidak sesuaidengan C1 yang ada. Bahwa
Putusan BawasluSulawesi Tenggara Nomor : 018/LP/PL/ADM/

PROV/28.00/V

/2019 tanggal 17 Juni 2019 tidak terdapat kesalahan penerapan hukum, oleh karna itu Bawaslu
menyatakan menolak permintaan Koreksi Pelapor, dan menguatkan putusan Bawaslu Nomor : 018/LP/

PL/ADM/PROV/

28.00/V/2019.
Bahwa temuan Nomor : 018/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019, bahwa M. Yusran Elfargana mendatangi
kantor BawasluSulawesi Tenggara untuk menyampaikan laporannya terkait dugaanpelanggaran
administratif yang berisi putusan Bawaslu yang dimintakan koreksi kepada Bawaslu dengan terlapor
ketua dan anggota KPUD Kota Bau bau Atas Nama Edi Sabara, Muh.Mu`min, La Ode Fridi, Farida dan La
ode Supardi yang diregistrasi pada hari Selasa, 21 Mei 2019, dengan uraian peristiWaBahwa pada
tanggal 11 Mei 2019 pada rapat pleno rekapitulasi tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat data
yang tidak singkron yang dibacakan oleh KPUD Kota Bau bau antara jumlah pengguna hak pilih dan
jumlah surat suara yang digunakan. Selanjutnya KPUD Bau bau melakukan perubahan angka-angka pada
pembacaan berikutnya tanpa menunjukan data yang jelas terkait sumber angka-angka tersebut.

Bahwa pimpinan Bawaslu Provinsi meminta KPU Kota Bau-Bau dan Bawaslu Kota Bau bau untuk
duduk,bersama dimeja mediasi guna memperjelas sumber data bahwa, dalam mediasi tersebut KPU
Kota Bau-Bau memberikan data tertulis terkait sumber perubahanangka-angka terasebut namun data
tersebut tidak sesuai dengan C1 yang ada.

Sementara isi permintaan koreksi dari Bawaslubahwa, putusan BawasluSulawesi Tenggara Nomor :
018/LP/PL/ADM/PROV/28.00/V/2019 tertanggal 17 Juni 2019 tidak terdapat kesalahan penerapan
hukum, oleh karna itu Bawaslu menyatakan menolak permintaan Koreksi Pelapor, dan menguatkan
putusan Bawaslu Nomor : 018/LP/PL/ADM/PROV/28.00 /V/2019.

B1.5 Tabel 5.13 Laporan dugaan pelanggaran administratif yang diproses

melalui pemeriksaan acara cepat.

No Jumlah

Laporan Tanggal dan Nomor

Laporan Nomor

Registrasi Pelapor Terlapor Uraian Peristiwa Putusan

1 0 0 0 0 0 0 0
BawasluSulawesi Tenggara tidak menerima laporan dugaan pelanggaran dministrasi yang diproses
melalui pemeriksaan acara cepat yang terjadi dalam Pemilu calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.

B1.6 Tabel 5.14 Laporan dugaan pelanggaran administratif TMS

No Jumlah

Laporan Tanggal dan Nomor

Laporan Nomor

Registrasi Pelapor Terlapor Uraian Peristiwa Putusan

1 0 0 0 0 0 0 0

Pada Pemilu calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, BawasluSulawesi Tenggara juga tidak menerima atau tidak ada
masyarakat yang datang melaporkan dugaan pelanggaran administratif yang Terstruktur, Sistimatis dan
Massif (TMS).

B.2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

B.2.1 Tabel 5.15 Laporan dugaan pelanggaran Kode etik

No Tgl. Registrasi Terlapor Uraian Dugaan Pelanggaran Tindaklanjut

1 0 0 0 0

Sejak awal tahapan Pemilu Tahun 2019 hingga menjelang berakhirnya pelaksanaan tahapan
Pemilu calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan Presiden
dan Wakil Presiden Tahun 2019, BawasluSulawesi Tenggarajuga tidak menerima register pengaduan
dugaan pelanggaran Kode Etik. BawasluSulawesi Tenggara hanya memfasilitasi para pelapor untuk
melaporkan temuan dugaan pelanggaran Kode Etik-nya kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilihan Umum (DKPP).

B.3 Tindak Pidana Pemilu


Tabel 5.16 Laporan dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu Tahun

2019.

No Kabupaten/Kota Tanggal Laporan Tanggal Registrasi Pelapor/Terlapor


Uraian Peristiwa Tindaklanjutnya

1 Kabupaten Konawe 10-Mar-19 10-Mar-19 LP 01 Muh. Hajar ( Warga Masyarakat)


Laporan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar pada
tanggal 13 Maret 2019. Materi laporan yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar adalah sebagai berikut :

a. Bahwa pada hari Minggu Tanggal 10 Maret 2019 Saudara Muh. Hajar mendapat kiriman foto-foto
pertemuan antara Saudara Haryadi yang merupakan Caleg DPRD Kabupaten Konawe Dapil 4 (empat)
dengan beberapa ASN di Kecamatan Onembute dari Saudara I Made Asmaya melalui media sosial wa ;

b. Bahwa foto-foto pertemuan tersebut yang didapatkan Saudara Muh. Hajar dari Saudara I Made
Asmaya melalaui media sosail wa berlangsung dikediaman Saudara Enan Suryana, S.Pd yang
meruapakan Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Onembute;

c. BahwaSaudara Muh. Hajar menduga Saudara Haryadi melakukan pertemuan mengenai pemenangan
dirinya dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 (berkampanye) dirumah kediaman pribadi Aparatur Sipil
Negara (ASN) dengan melibatkan beberapa oknum

Aparatur Sipil Negara (ASN) diwilayah Kecamatan Onembute

Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang
Disangkakan

2 Kabupaten Muna 20-Mar-19 20-Mar-19 Pelapor Kamaruddin Thamzibar dan


Terlapor La samuri Bahwa pada hari selasa tanggal 12 Maret 2019 sekitar jam 21.00 WITA telah
datang 2 (dua) orang Warga Desa Lagasa Atas Nama ; 1. IDRUS Umur 34 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki
Alamat Jalan Wabahara, Desa Lagasa dan;

2. RAMADAN Umur 48 Tahun Jenis Kelamin Laki-Laki, Alamat Jalan Wabahara, Desa Lagasa ke Rumah
Ketua DPC Partai GERINDRA Kamaruddin Thamzibar yang beralamat di Jalan Yos Soedarso No 3 Raha.
IDRUS menceritakan bahwa telah terjadi dugaan money politik yang dilakukan secara massive oleh
oknum Calon Anggota DPRD Kabupaten Muna Pada Pemilu Tahun 2019 Dapil Muna VI dan atau
Peluncur-Peluncurnya di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dalam bentuk barang yaitu
Jaring Tangkap Ikan. Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi
unsur Pasal Yang Disangkakan

22-Apr-19 22-Apr-19 Pelapor La Nuruhi dan Terlapor KPPS TPS 03 Kelurahan


Tampo Kecamatan Napabalano Pada hari Rabu pukul 23.00 WITA tanggal 17 April 2019 bertempat di
TPS 03 Kelurahan Tampo Kecamatan Napabalano, saat ketua PPS dan Anggotanya dalam melakukan
perhitungan suara Caleg Kabupaten/Kota telah terjadi pengrusakan Katu Suarat Suara untuk
Kabuaten/Kota (DPRD Kabupaten Muna) dimana kartu suara yang sudah tercoblos oleh pemilih saat
penghitungan suara kartu tersebut dianggap batal Walaupun sudah diprotes oleh saksi dari Partai
Nasdem Atas Nama Ace Wardany tetapi Ketua KPPS dan Anggotanya serta saksi Partai lain menganggap
surat suara tersebut danggap Batal. Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena
Tidak memenuhi unsur Pasal Yang Disangkakan

24-Apr-19 24-Apr-19 Pelapor Haskin Abidin, SH. Dan Terlapor KPPS TPS 03
KelurahanWamponiki dan KPPS TPS 05 Kelurahan Raha I Kecamatan Katobu Telah di temukan
keganjilan dalam foto C 1 Plano DPRD Provinsi TPS 003 Kelurahan Wamponiki, Kecamatan Katobu,
dimana dalam foto C 1 Plano Provinsi Partai PKB suara Syahrudin Kaeba 17 (tujuh belas) dan La Ode
Muhammad Marsudi 0 (Nol), namun dalam rekap C 1 Plano suara Syahrudin Kaeba 0 (Nol) dan suara La
Ode Muhammad Marsudi 9 (Sembilan). Kemudian pada TPS 5 Kelurahan Raha I, C 1 Plano DPRD Provinsi
partai PKB suara Syahrudin Kaeba 10 (Sepuluh), Ida Ningsih 1 (satu), Naftahu 8 (delapan), dan Laode
Muhammad Marsudi 9 (Sembilan). Namun pada formulir rekap C 1 plano suara Syahrudin Kaeba 0 (nol),
Rosdiana 3 (Tiga), Marsudi 18 (delapan belas) suara partai 1 (satu). Dihentikan Pada Pembahasan
Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang Disangkakan

25-Apr-19 25-Apr-19 Pelapor Muhamad Rahim dan Terlapor PPK


KecamatanWakorumba Selatan KecamatanWakorumba Selat Pada hari senin tanggal 22 April 2019 di
Kantor Camat Pasir Putih (Sekretariat PPK) dilaksanakan Pleno PPK dimana pada saat penghitungan
surat suara ditemukan ketidak sesuaian jumlah pemilih dengan surat suara sah pada pemilihan calon
Anggota DPRD Kabuipaten kota Daerah Pemilihan Muna 3 yaitu Daftar Pemilih Tetap (DPT) TPS 01 Desa
Pola berjumlah 169 pemilih sedangkan jumlah surat suara sah pada pemilihan DPRD Kab/Kota berjumlah
170 pemilih. Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur
Pasal Yang Disangkakan

29-Apr-19 29-Apr-19 Pelapor La Sali, SE. dan Terlapor KPPS TPS 01 Desa
Oensuli Kecamatan Kabangka Pada hari minggu tanggal 21 April 2019 dilakukan rapat Pleno Tingkat
PPK Kecamatan Kabangka, pada TPS 01 (satu) Desa Oensuli kami temukan pengguna hak pilih dalam DPK
(model C7. DPK-KPU) berjumlah 16 orang sesuai daftar hadir terlampir, akan tetapi yang melampirkan E-
KTP hanya 11 orang dan sisa 5 orang tidak dapat dibuktikan oleh PPK dan PPS kepada saksi (5 orang
tidak mempunyai E-KTP) dan terdapat ketidaksamaan tandatangan yang ada di daftar hadir dan yang
ada pada E-KTP serta kami menduga ada pengguna hak pilih DPK masih tercatat dalam DPT lain.
Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang
Disangkakan

30-Apr-19 30-Apr-19 Pelapor Muhammad Pasitoka dan Terlapor KPPS TPS 03


Desa Wakumoro Bahwa pada tanggal 17 April 2019 pengguna hak pilih Atas Nama Cucun Tri
Agustina telah menyalurkan hak pilihnya di TPS 3 Desa Wakumoro tanpa ada Verifikasi dari KPPS bahwa
Nama Cucun Tri Agustina apakah pengguna DPTB atau DPK. Bahwa saya ketahui pengguna hak pilih Atas
Nama Cucun Tri Agustina bweralamat di jalan Kartika RT.001 RW 001 Dusun/Desa/Kelurahan Sidodadi
Kecamatan Batalaiworu Kabupaten MunaSulawesi Tenggara pada tanggal 20 April 2019 hari Sabtu.
Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang
Disangkakan

30-Apr-19 30-Apr-19 Pelapor Irman Dian Saputra dan Terlapor Ahmad Iksan
Pada tanggal 26 April 2019 pengguna hak pilih Atas Nama Ahmad Ikhsan di temukan melakukan
pencoblosan menggunakan suket di TPS 11 Desa Lohia dan foto suket yang di kirim terdapat dua,
satunya berdomisili di desa lohia kecamatan lohia kabupaten Muna dan yang satu lagi berdomisili di
kota Kendari. Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur
Pasal Yang Disangkakan

30-Apr-19 30-Apr-19 Pelapor Akhmad Mutakhir Latoa dan Terlapor PPK


KecamatanKontunaga Tanggal 29 Menyampaikan Pebedaan data antara C1 salinan dan Formulir DA1
Hasil pleno kecamatan kontunaga di muna pada TPS 1 Desa Bungi,suara Akhmad Mutahir Latoa
berjumlah 4 pada formulir C1 sedangkan formulir DA1 Berjumlah 0. Dihentikan Pada Pembahasan
Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang Disangkakan

06-Mei-19 06-Mei-19 Pelapor Akhmad Mutakhir Latoa dan Terlapor KPPS TPS
03 Desa Lagasa, PPK Kecamatan Duruka, KPPS TPS 01 Desa MataraWa dan PPK KecamatanWatopute
Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang
Disangkakan

16-Mei-19 16-Mei-19 Pelapor Akhmad Mutakhir Latoa dan Terlapor KPPS TPS
05 Desa Lagasa Data Partai PKB, PDI-P, PKPI,Model C1 surat suara milik caleg Gerindra nomor urut 4
Atas Nama HANA PRATIWI MUNDARI S. PARM, adalah 1 suara, namun data DA1 DPRD Kab/Kota Berisi
nol. Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang
Disangkakan

16-Mei-19 16-Mei-19 Pelapor Akhmad Mutakhir Latoa dan Terlapor KPPS


Desa Liangkabori dan PPK Kecamatan Lohia Terjadi penggelembungan suara di desa liangkabori
pada pleno PPK di tingkat kecamtan lohia yang di lakukan di balai desa Wahara, perolehan suara saudara
ILHAM TANG SKM. Caleg nomor ururt 5 partai gerindra yang tertera pada form model DA1 DPRD
kab/kota berjumlah 32 suara, sementara jumlah perolehan suara pada setiap TPS desa liangkabori yang
di buktikan dengan form model c1 DPRD kab/kota seharusnya perolehan suara caleg partai gerindra no
urut 5 tersebut adalah bertotal 22 suara dari seluruh TPS Desa liangkabori di duga terjadi kurun Waktu
22 April 2019 sampai 28 april 2019, dari keseluruhan hal besar tersebut setelah pelaksaan pleno
perhitungan suara tingkat Kabupaten. Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena
Tidak memenuhi unsur Pasal Yang Disangkakan

16-Mei-19 16-Mei-19 Pelapor Akhmad Mutakhir Latoa dan Terlapor KPPS


Desa Mantobua dan PPK Kecamatan Lohia Pada pleno PPK tingkat kecamatan di desa Waara
sekitaran tanggal22-28 april 2019 suara caleg gerindra no urut 5 di tambah menjadi 33 suara DA1-DPRD
kab/kota sementara perolehan suara caleg tersebut di tiap TPS hanya 27 suara dengan rincian sebagai
berikut: Tps1;4, Tps2:2, Tps3: 7,Tps4:1, Tps5:9, Tps6:0, Dan Tps7:4 suara c1 DPRD kab/kota berdasarkan
data tersebut di ketahui perolehan suara caleg gerindra no 5 telah di gelembungkan sebanyak 6 suara.
Dihentikan Pada Pembahasan Ke II sentra Gakkumdu Karena Tidak memenuhi unsur Pasal Yang
Disangkakan

3 Kabupaten Buton 24 April 2019 24 April 2019 Pelapor (Firman)/ Terlapor (Erlis)
Terhadap dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu atas Laporan dengan Nomor Register:
02/LP/PL/Kabupaten/28.04/IV/2019 dan setelah dihubungkan antara fakta, analisa unsur, keterangan
serta barang bukti dengan ketentuan perundang-undangan terkait maka dapat disimpulkan bahwa
Terlapor diduga terbukti melanggar ketentuan Pasal 533 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum. namun setelah Bawaslu Kabupaten Buton melakukan Pembahasan II (dua) pada
tanggal 13 Mei 2019 bersama Tim Sentra Gakkumdu Kabupaten Buton dari Pihak Kejaksaan dan Pihak
Kepolisian berpendapatbahwa Laporan tersebut belum memenuhiunsur, sehingga laporan dugaan
pelanggaranpidana Pemilu dengan Nomor Register02/LP/PL/Kabupaten/28.04/IV/2019 tersebut diatas
dihentikan. Dihentikan proses penanganan tindak pidana Pemilu karena Tidak memenuhi Unsur
Pasal Tindak Pidana Pemilu

4 Kabupaten Konawe Selatan 25Maret 2019 25 Maret 2019 Pelapor Atas Nama Akmal dan
terlapor Atas Nama Leni Andriani B.Bus., M.Com Pada hari Selasa tanggal 19 Maret Tahun 2019
pada Pukul 16.00 WITA saya Atas Nama Akmal (Jurnalis Indikasi News KPK) berada di Rumah Jabatan
Bupati Kabupaten Konawe Selatan dalam rangka untuk melakukan kegiatan peliputan sebagaimana
peranan dan fungsi Jurnalis. Oleh sebab itu berdasarkan laporan dari narasumber bahwa ada dugaan
terjadinya proses kampanye dalam lingkup Rujab Bupati Konawe Selatan. Dimana dalam kegiatan
tersebut sesuai dengan penglihatan dan fakta dilapangan bahwa di duga melakukan kampanye/Rapat
tertutup yang dihadiri oleh beberapa Kepala Desa serta Aparat Desa dan Camat Buke beserta Bupati
Konawe Selatan yang juga dalam pertemuan ini dihadiri oleh salah satu calon Anggota DPR RI Nomor
Urut 06 Atas Nama Leni Andriani, B.Bus., M.Com. Dalam proses peliputan terjadi hal yang tidak diduga
pada saat saat menjalankan tugas peliputan saya sempat dihalangi beberapa oknum yang diduga
mereka adalah Tim Kampanye Caleg tersebut, dan mereka juga sempat merampas Handphone saya dan
juga rekan saya dari WartaWan Buser Kriminal Atas Nama Asuransi, SH. Kata *jangan kau merekam-
rekam disini kita ini bersaudara sudah lama kita berteman tolong jangan ambil gambar. Dihentikan
proses penanganan tindak pidana Pemilu karena Tidak memenuhi Unusr Pasal Tindak Pidana Pemilu

5 Kabupaten Bombana 17 April 2019 17 April 2019 Pelapor: Ansar A. ; Terlapor: Putu
Supariatu, Jefri Renaldi, Sumanto adanya pemilih yang menggunakan C6-KPU orang lain saat
pemungutan suara pada pemilu tahun 2019 Dihentikan di Pembahasan II

20 April 2019 20 April 2019 Pelapor: Syahrial ; Terlapor: Rusnandar Adanya Pemilih
yang menggunakan C6-KPU orang lain untuk memilih pada pemungutan suara Pemilihan Umum Tahun
2019 Berhenti di Tingkat penyidikan karena tersangka melarikan diri dan tidak dapat ditemukan untuk
dilakukan diversi sebagaimana dalam sistem peradilan pidana anak

6 Kabupaten Wakatobi 17-Apr-19 17-Apr-19 Pelapor (Sariadin, SH) dan Terlapor (Hj.
Wa Ode Fiy) Pemasangan meteran listrik, pemberian pompa air kepada Warga desa matahora dan
money politik. Dihentikan pada Pembahasan Ke I Sentra Gakkumdu
7 Kabupaten Kolaka Utara 17 April 2019 17 April 2019 Pelapor :

ISMAYANTI

Terlapor:

1. HALI, S.Pd.I

2. NUR HAERUNISA

3. RIO PRATAMA

4. NURLIANI

5. SUGIRA MUH. TAHIR

6. ANDI ESSE

7. EVI NOVITA

8. NURLINDAH

Tersangka :

1. NURLINDAH Pada Hari Rabu Tanggal 17 April ,Pukul 12 WITA Saya datang ke TPS 3 (Tiga) kemudian
saya menyerahkan KTP-el saya di KPPS, dan tiba-tiba saya melihat Name saya“Ismayanti”ada di daftar
hadir kemudian saya memprotes kepada KPPS yang bertugas di TPS 3 (tiga) kelurahan Lasusua bahwa
kenapa Formulir C6-KPU milik saya sudah digunakan padahal saya belum menggunakannya (melakukan
pencoblosan /memilih), sipa yang sudah menggunakan C6-KPU saya tersebut. Tetapi pada saat itu KPPS
TPS 3 (tiga) Kelurahan Lasusua malah menuduh balik kepada saya bahwa saya yang menyerahkan
formulir C6-KPU milik saya kepada orang lain dan saya menjawab kenapa saya menyerahkan C6-KPU
saya kepada orang Lain padahal saya juga butuh Formulir C6 –KPU tersebut dan pada saatitu saya
memperlihatkan Tanda tangan saya dan mencocokan tanda tangan yang telah menggunakan C6-KPU
milik sayatersebut di daftar hadir tidak sama kemudian KPPS mengambil KTP-el saya dan mencocokan di
DPT dan setelah di cocokan NIK yang ada di KTP saya sama persis yang ada di DPT dan C6- KPU yang
sudah digunakan oleh orang lain . Di Teruskan/Dilanjutkan dan diputus oleh pengadilan, Pidana
Penjara 10 bulan dan denda 18 juta rupiah subsidair 1 bulan.

20 April 19 20 April 2019 Pelapor :

SURAHMAN, S.Ag

Terlapor :
SYAHARUDDIN Bin. Abd. LATIF Pada Hari Rabu Tanggal 17 April 2019 Pukul 11:30 WITA Saya
melakukan Pengawasan secara langsung proses pemungutan suara di TPS 9 Kelurahan Lasusua . dimana
pada proses tersebut terdapat pemilih datang untuk menyalurkan hak pilihnya dengan membaWa KTP
yang terdaftar dalam DPT tanpa membaWa formulir C6-KPU, kemudian KPPS melakukan pencocokan
terhadap NIK dan Nama Pemilih tersebut dan Setelah dilakukan pencocokan ditemukan NAMA dan NIK
an. Andi Harmunika dengan no urut 160 Sesuai dengan DPT TPS 9 Kelurahan Lasusua. dan KPPS
Menemukan pada C7-KPU(Daftar Hadir) Tanda Tangan an. Andi Harmunika telah ditandatangani oleh
orang lain sehinggan Andi Harmunika tidak diberikan Surat Suara Berdasarkan Keterangan KPPS Pemilih
Tersebut Kami tidak ketahui dan kenali karena banyaknya pemilih yang datang di TPS untuk memilih dan
Andi Harmunika mengatakan Formulir C6-KPU tidak saya terima dan belum pernah sama sekali
menyalurkan hak pilihnya di TPS. Di Hentikan Pada pembahasan ke II Sentra Gakkumdu Karena
tidak memenuhi unsur tindak pidana

20 April 2019 20 April 2019 Pelapor :

MURSANDI

Terlapor :

AKBAR Pada hari Rabu tanggal 17 April 2019 Pukul 14:00, terjadi dugaan pelanggaran pemilu Pada
Pelaksanaan pemungutan suara Di TPS 4 Desa Watumutaha yaitu C7-KPU (daftar Hadir) TPs 4 (empat)
telah terisi beberapa nama-nama pemilih yang ada dalam DPT TPS 4 (empat) Desa Watumutaha tetapi
orang yang mempunyai nama-nama tersebut tidak hadir/tidak datang di TPS 4 (empat) Desa
Watumutaha menggunakan hak pilihnya Di Hentikan Pada pembahasan ke II Sentra Gakkumdu
Karena tidak memenuhi unsur tindak pidana

8 Kabupaten Buton Utara 09 April 2019 09 April 2019 Ansyarullah Pada hari Senin, 8 April
2019 Ansyarullah mengetahui ada kejadian di Balai Desa Eelahaji yakni kepala desa yang mengumpulkan
aparat desa dan Hansip pada tanggal 30 Maret 2019, Pukul 21.00 WITA Dalam kesempatan itu Kepala
Desa Eelahaji melakukan tindakan pengarahan untuk memilih salah satu Calon Anggota Legislatif di
Dapil 3 Kabupaten Buton Utara. Dia mengarahkan agar setiap Aparat Desa mencari dua orang.
Sedangkan bagi Hansip dan RT diarahkan untuk mencari masing-masing satu orang. Kejadian ini masih
terus berlangsung sampai kemarin (Minggu 8 April 2019). Saat itu kepada desa bertanya ke perangkat
masjid: “Siapa-siapa yang ikut sama Kepala Desa untuk memilih salah satu caleg?” Berheti
dipembahasan ke-tiga karena tidak cukup berkas penyidikan untuk dilanjutkan ke persidangan
Dihentikan karena tidak cukup berkas penyidikan untuk dilanjutkan ke pengadilan

9 Kabupaten Kolaka Timur 05 Oktober 2018 05 Oktober 2018 Pelapor : Nono


Sidupa, H.Amran Firdaus, SH, Rahmatia Lukman,SE, M.Si, Hj. Juliansi Silondae, BSc, Ir. H. Lili Santri, Aris
Mego MS, RidWan Iskandar, Risman, Rahmat Saleh BMS, HDSE, Hery Agus Purnomo, Syahir, I Ketut
Maria Asmara, S.TP, H. Amiruddin Idul Fitri Syam, Taufik Sungkono, SP, Hasrudi, IrWansyah, LL.M,
Syahrir, Hj. Hajirah, R, Rolan, AnWar Anas, S.Pdi, Sukirman, SE, A. Muhammad Adri, Surip, Mat
Suprianto, Suardi Pato, SE Terlapor : Drs H. Tony Herbiyansyah, M.Si Pada Selasa
(2/10/2018) Saudara IrWansyah mengunggah sebuah Video

yang berdurasi sekitar 44 detik di akun media sosial Facebook dan

Grup WA dan pelapor melihat video tersebut sehingga menjadi viral dan

diketahui oleh masyarakat umum, yang mana didalam video tersebut

terdengar arahan yang diduga dilakukan Oleh Bupati Kolaka Timur

kepada 2 Camat yaitu Camat Aere dan Camat Lambandia, Kepala Desa

Se-Kecamatan Aere dan Lambandia Serta Pendamping PKH di Aula

Kantor Dinas Sosial Kabupaten Kolaka Timur yang isi arahannya adalah

“Kalau bapak- bapak tidak dukung saya, apa yang saya baWa,

persoalan siapa yang didukung, yang penting partai Nasdem ya. Nanti

komorang lihatlah, cocok- cocok hati ya, yang penting partai Nasdem”.

Dalam video tersebut juga Nampak yang diduga Kepala Dinas Sosial

Saudara Sakrifin dan Wakil Bupati Kolaka Timur Hj. Andi Merya Nur, SIP.

Dari video tersebut, dugaan kami telah melanggar UU Nomor 7 Tahun

2017 pasal 282 : Pejabat Negara, pejabat struktural dan pejabat

fungsional dan jabatan negri, serta kepala desa dilarang

membuat keputusan dan/ atau melakukan tindakan yang

menguntungkan atau merugikan salah satu peserta pemilu

selama masa kampanye, sangsi jika melanggar dipidana dengan

pidana penjara paling lama 3 (tiga) Tahun dan denda paling

banyak Rp. 36.000.000,- (Tiga Puluh Enak Juta Rupiah) (Pasal

547 UU Pemilu).Kami yang tergabung dari beberapa lintas partai

antara lain PKP Indonesia, PPP, PKB, PAN, Partai Berkarya, PDI-P,

Partai Demokrat, Partai Gerindra dan Partai Golkar merasa keberatan

dan dirugikan atas steatmen yang dilakukan oleh Bupati Kolaka Timur,
sehingga mengajukan laporan ini kepihak Bawaslu Kabupaten Kolaka

Timur. Dugaan pelanggaran dengan penerimaan laporan Nomor : 001/LP/PL/Kabupaten/28.13/X/2018


dihentikan ke pembahasan II

10 Kabupaten Konawe Kepulauan 01 Mei 2019 01 Mei 2019 Pelapor : IRPAN Terlapor :
Ketua dan Anggota KPU Kabupaten Konawe Kepuluan 1. ISKANDAR, S.Pd

2. BADRAN, S.Sos

3. DARMAN, S.Si

4. NASRUDDIN, A.Md

5. BAHRUN, SP Dugaan pelanggaran tindak pidana pemilu oleh PPK Wawonii Tengah karena di duga
melakukan tindakan yang mengakibatkan berubahnya rekapitulasi hasil penghitungan suara pada
perolehan suara di TPS 01 Desa Lampeapi Baru KecamatanWawonii Tengah. di hentikan pada
pembahasan II sentra gakkumdu

11 Kabupaten Muna Barat 16 April 2019; 16 April 2019; LA KAIDA Laporan Dugaan
Pelanggaran Pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara La Kaida pada tanggal 16 April 2019 Materi
laporan yang diajukan oleh Saudara La Kaida adalah sebagai berikut :

Bahwa pada hari selasa tanggal 16 April 2019 Sekitar pukul 11.00 WITA Bapak la suba mendatangi
rumah ibu Wa eta dan memberikan uang sejumlah Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) dan kartu nama
Caleg DPRD Kabupaten Muna Barat dari partai keadilan Sejahtera (PKS) setelah kejadian tersebut Wa Eta
menyampaikan kepada Anak Mantunya yang bernama La Kaida;

Berdasarkan kajian awalBawaslu Kabupaten Muna Barat ldan hasil Konsultasi dengan Gakkumdu
Kabupaten Muna Barat, Laporan yang diajukan oleh La Kaida memenuhi syarat formil dan materil.
Laporan dugaan pelanggaran diregistrasi dengan nomor Nomor : 03/LP/PL/KABUPATEN28.15/IV/2019
di hentikan pada pembahasan II sentra gakkumdu

22 April 2019 22 April 2019 MUNAWIR, ST 1. Bahwa AWalnya Saudara


Munawir Diberikan Informasi Oleh saudara Malik Agussalim bahwa ada suara sah yang
dibatalkan/dinyatakan tidak sah oleh Ketua dan Anggota KPPS TPS 1 Desa Lasosodo Kecamatan Wadaga
Kabupaten Muna Barat karena adanya sobekan kecil dilipatan suarat suara yang tidak mengenai garis
kotak suara, dan kertas suara tersebut tercoblos secara utuh ditentangan nama saya (Munawir ST) Caleg
Partai Demokrat Nomor Urut 1, Informasi ini telah terkonfirmasi kepada Salah satu Anggota KPPS Atas
Nama LM Sarti. ;

di hentikan pada pembahasan II sentra gakkumdu

12 Kabupaten Buton Tengah 26 April 2019 28 April 2019 Pelapor : Hanasia Pada
hari jum’at, tanggal 19 April 2019 sekitar pukul 07.00 WITA saya lagi duduk-duduk di posko tiba-tiba
datang Jalmia, Masnia, La Mondo, La Ode Dua, La Para, dan masih banyak lagi tapi saya tidak tau
namanya. Mereka menceritakan bahwa pada hari Senin, 15 April 2019, La Jurubi dan La Mursidi (Tim
Kampanye salah satu Caleg DPRD Kabupaten Buton Tengah dari Partai NASDEM) telah membagi-bagikan
uang kepada mereka sebesar Rp. 500.000.00 (Lima Ratus Ribu Rupiah) perorang. Setelah mendengar itu
saya langsung melapor di Panwaslu Talaga Raya tapi laporan kami itu tidak di terima dengan alasan
bahwa hari libur Bawaslu Kabupaten Buton Tengah terhadap hasil LAPORAN telah diregister dan
diteruskan kepada Tim Sentra Gakkumdu untuk dilakukan pembahasan Pertama

26 April 2019 28 April 2019 AL FATA Pada hari Selasa, 16 April 2019 sekitar
pukul 16.30 WITA saya melihat salah satu Tim Kampanye Caleg DPRD dari Partai PDIP membagikan uang
kepada salah satu masyarakat. Menurut keterangan masyarakat tersebut uang yang diberikan untuk
memilih salah satu Caleg dari Partai PDIP Nomor Urut 01 Atas Nama Boby Ertanto. Kemudain saya
meminta kepada masyarakat tersebut untuk memberikan uang agar dijadikan barang bukti akan tetapi
masyarakat tersebut tidak memberikan. Setelah kejadian tersebut, saya melakukan penelusuran siapa-
siapa saja yang telah menerima uang dari Tim Kampanye. Dari hasil penelusuran saya menemukan
beberapa masyarakat yang mengakui bahwa telah menerima uang dari Tim Kampanye Caleg DPRD
sehingga saya melakukan perekaman terhadapt masyarakat untuk dijadikan sebagai bukti. tidak
ditingkatkan ketahap Penyidikan/dihentikan Pada Pembahasan II

03 Mei 2019 05 Mei 2019 Kadir Bahwa pada tanggal 17 April 2019 sekitar pukul
24.00 WITA dilakukan penghitungan surat suara untuk pemilihan Calon Anggota DPRD Kabupaten Buton
Tengah di TPS 03 Desa Terapung pada Daerah Pemilihan (IV) Kecamatan MaWasangka;

Bahwa sekitar pukul 15.00 WITA proses penghitungan suara pada TPS 03 Desa Terapung dinyatakan
selesai;

Bahwa setelah selesainya penghitungan perolehan suara tiap-tiap partai politik dan Calon Anggota DPRD
Kabupaten Buton Tengah, untuk partai PDI Perjuangan dan Calon Anggota DPRD-nya memperoleh suara
sebagai berikut:

a. Kadir, S.Pd : 1 suara;

b. Hasrun : 0 (nol);

c. Sarina Afa : 10 suara;

d. Suriani : 29 suara;

e. Abdul Haris, S.Pd : 3 suara.

Bahwa berdasarkan perolehan suara sebagaimana dimaksud pada point 4 (empat) huruf a,b,c,d, dan e,
telah sesuai dengan hasil foro C1 Plano TPS 03 dan Formulir C1 yang ditandatangani oleh seluruh saksi
yang yang ada pada TPS 03 Desa Terapung;
Bahwa pada tanggal 1 Mei 2019 sekitar pukul 15.00 WITA dilakukan rapat pleno PPK untuk TPS 03 Desa
Terapung;

Bahwa pada saat penyampaian jumlah perolehan suara untuk pemilihan Calon Anggota DPRD
Kabupaten Buton Tengah oleh Ketua Paniti Pemungutan Suara (PSS) Desa Terapung, ditemukan
ketidaksesuaian perolehan Calon Anggota DPRD Kabupaten Buton Tengah pada Dapil IV untuk Partai PDI
Perjuangan sebagaimana yang disebutkan pada point 4 (empat) dan telah disesuaikan dengan hasil foto
C1 Plano dan Formulir C1 yang ditandatangani oleh Saksi;

Bahwa ketidaksesuaian perolehan suara Calon Anggota DPRD Kabupaten Buton Tengah untuk PDI
Perjuangan sebagaimana pada point 6 (enam) yakni sebagai berikut:

a. Kadir, S.Pd : 0 (nol) suara;

b. Hasrun : 0 (nol) suara;

Sarina Afa : 12 (dua belas) suara tidak ditingkatkan ketahap Penyidikan/dihentikan Pada Pembahasan II

13 Kota Kendari Tanggal 06 Maret 2019 Tanggal 06 Maret 2019 Pelapor : La Ode
Farlin, S.Pd Terlapor : 1. Sulkhani, S.Pd (Ketua DPW PKS Provinsi Sulawesi Tenggara),

2. Riki Fajar, S.IP.M.Si (Sekretaris DPD PKS Kota Kendari) Terlapor I selaku pelaksana kampanye sekaligus
sebagai Calon Anggota DPRD Prov.Sulawesi Tenggara No. Urut 1 Dapil I (Kota Kendari) dari PKS dan
terlapor 2 selaku pelaksana kampanye sekaligus sebagai Calon Anggota DPRD Kota Kendari No. Urut 1
Dapil IV (Kambu-Baruga)) dari PKS diduga dalam melakukan kegiatan kampanye mengikutsertakan ASN
yaitu Saudara La Mili, SE (ASN/Camat Kambu) pada hari Sabtu tgl 02 Maret 2019 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 493 jo Pasal 280 ayat (2) huruf f UU 7 Tahun 2017. 1. PN Kendari (Putusan Bebas) 2.
Banding PTSulawesi Tenggara

(Putusan terbukti & dihukum 2 bulan penjara dan denda masing-masing 5 Juta Rupiah subsidair 1 bulan
kurungan).

Tanggal 08 April 2019 Tanggal 08 April 2019 Pelapor : Najib Husen


Terlapor : Arwin, SE. ME

(Calon Anggota DPRD Kota Kendari No. Urut 1 Dapil V (Kadia-Wuawua) Partai Nasdem Bahwa terlapor
tidak memenuhi unsur melakukan perbuatan melaWan hukum karena melakukan pelanggaran pidana
pemilihan berupa Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja
menjanjikan atau memberikan uang atau meteri lainnya sebagai imbalan kepada peserta Kampanye
Pemilu secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 523 ayat (1)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

Bahwa terlapor tidak memenuhi unsur melakukan perbuatan melaWan hukum karena melakukan
pelanggaran pidana pemilihan berupa Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang
dengan sengaja melanggar ketentuan Pasal 280 ayat (1) huruf j berupa menjanjikan atau memberikan
uang atau meteri lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 521 jo
Pasal 280 ayat (1) huruf j Undang-Undang nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

tidak ditingkatkan ketahap Penyidikan/dihentikan Pada Pembahasan II

Tanggal 16 Mei 2019. Tanggal 16 Mei 2019. Pelapor : Simon


Takaendengan Terlapor : Lisna Wati (Ketua KPPS TPS 06 Kelurahan Anduonohu)
Terlapor diduga melakukan perbuatan yang menyebabkan suara seorangpemilih menjadi tidak bernilai
atau menyebabkan peserta Pemilu tertentu mendapat tambahan suara atau pertolehan suara peserta
Pemilu menjadi berkurang pada saat penghitungabn suara di TPS 06 Kelurahan Anduonohu pada Tgl 18
April 2019. Laporan tersebut dihentikan pada Pembahasan I karena tidak memenuhi syarat formil &
materil Laporan

14 Kota Bau Bau 05 Oktober 2019 05 Oktober 2019 Rahim / LM. Safaat,

RahmaWati Zain,

Almin,

Muh. Fadli Ladong,

Ld. Anas Nasiru

(Ketua dan Anggota PPK Wolio) Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu dengan sengaja mengubah,
mengubah sertifikat hasil perolehan suara di TPS 005 Kelurahan Bataraguru pada Pemilu 2019
sebagaimana dimaksud dalam pasal 535 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan
Umum Dihentikan Pada Pembahasan Ke II Sentra Gakkumdu

05 Oktober 2019 05 Oktober 2019 Rahim / LM. Safaat,

RahmaWati Zain,

Almin,

Muh. Fadli Ladong,

Ld. Anas Nasiru

(Ketua dan Anggota PPK Wolio) Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu dengan sengaja mengubah,
mengubah sertifikat hasil perolehan suara di TPS 012 Kelurahan Kadolokatapi pada Pemilu 2019
sebagaimana dimaksud dalam pasal 535 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan
Umum Dihentikan Pada Pembahasan Ke II Sentra Gakkumdu

Sumber:Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan tabel 5.16 diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Laporan Tindak Pidana Pemilu Kabupaten Kolaka.

Bahwa pada hari Jum’at, 5 Oktober 2018 pelapor AnWar Anas, Spdi, dkk telah melaporkan dugaan
pelanggaran tindak pidana yang dilakukan oleh Drs. H Tony Herbiansyah.M.Si.Uraian peristiWa, pada
selasa tanggal 2 Oktober 2018 Saudara IrWansyah mengunggah sebuah video yang berdurasi sekitar 44
detik di akun media sosial Facebook dan Grup WA dan pelapor melihat video tersebut sehingga menjadi
viral dan diketahui oleh masyarakat umum yang mana didalam video tersebut terdengar arahan yang
diduga dilakukan oleh Bupati Kolaka Timur kepada 2 camat yaitu cama aere dan camat lambandia,
kepala desa sekecamatan aere dan sekecamatan lambandia serta pendamping PKH di aula kantor dinas
sosial kabupaten kolaka timur yang isi arahannya adalah “Kalau bapak-bapak tidak dukung saya, apa
yang saya baWa, persoalan siapa yang didukung, yang penting partai nasdem ya. Nanti komorang
lihatlah, cocok cocok hati ya yang penting partai nasdem. Dalam video tersebut juga nampak yang
diduga kepala dias sosial Saudara Sakrifin dan Wakil Bupati Kolaka Timur Hj. Andi Merya Nur, SIP.

Berdasarkan pembahasan ke II Tim Sentra Gakkumdu Kabupaten Kolaka Timur tertanggal 25 Oktober
2018, perkara aquo tidak dapat diteruskan ketahap penyidikan atau dihentikan.

2. Laporan tindak pidana pemilu Kabupaten Konawe

Bawaslu Kabupaten Konawe dalam pemilu 2019 menanganani 1 (satu) Laporan Dugaan Pelanggaran
Pidana Pemilu sebagai berikut:

1. Laporan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar pada tanggal 13
Maret 2019. Materi laporan yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar adalah sebagai berikut :

a. Bahwa pada hari Minggu Tanggal 10 Maret 2019 Saudara Muh. Hajar mendapat kiriman foto-foto
pertemuan antara Saudara Haryadi yang merupakan Caleg DPRD Kabupaten Konawe Dapil 4 (empat)
dengan beberapa ASN di Kecamatan Onembute dari Saudara I Made Asmaya melalui media sosial wa ;

b. Bahwa foto-foto pertemuan tersebut yang didapatkan Saudara Muh. Hajar dari Saudara I Made
Asmaya melalaui media sosail wa berlangsung dikediaman Saudara Enan Suryana, S.Pd yang
meruapakan Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Onembute;

c. BahwaSaudara Muh. Hajar menduga Saudara Haryadi melakukan pertemuan mengenai pemenangan
dirinya dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 (berkampanye) dirumah kediaman pribadi Aparatur Sipil
Negara (ASN) dengan melibatkan beberapa oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) diwilayah Kecamatan
Onembute.

Berdasarkan kajian awalBawaslu Kabupaten Konawe laporan yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar
memenuhi syarat formil dan materil. Laporan dugaan pelanggaran diregistrasi dengan nomor
01/LP/PL/Kab/28.05/III/2019. Berdasarkan hasil klarifikasi dan bukti yang diajukan oleh pelapor,
Bawaslu Kabupaten Konawe melakukan kajian dengan hasil sebagai berikut :
a. Bahwa kegiatan Pertemuan yang dilakukan oleh Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Konawe
Dapil 4 dari Partai Amanat Nasional Atas Nama Haryadi dengan beberapa ASN di Kecamatan Onembute
adalah kegiatan yang dilakukan untuk persiapan kegiatan dzikir akbar;

b. Bahwa kegiatan Pertemuan yang dilakukan oleh Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Konawe
Dapil 4 dari Partai Amanat Nasional Atas Nama Haryadi dengan beberapa ASN di Kecamatan Onembute
bukan merupakan bentuk kegiatan kampanye;

c. Bahwa Kegiatan Pertemuan yang dilakukan oleh Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Konawe
Dapil 4 dari Partai Amanat Nasional Atas Nama Haryadi dengan beberapa ASN di Kecamatan Onembute
tidak memenuhi unsur dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu sebagaimana ketentuan Pasal 280 ayat
(2) huruf j dengan sanksi pidana Pasal 493 Undang-undang No 7 tahun 2017 tentang Pemilihan umum.

Bahwa berdasarkan hasil kajian, laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu Nomor Register
01/LP/PL/Kab/28.05/III/2019 tersebut diatas telah dihentikan karena berdasarkan hasil Rapat
Pembahasan II Sentar Gakkumdu Kabupaten Konawe disimpulkan bahwa Laporan Saudara Muh. Hajar
Tersebut tidak memenuhi unsur dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu sebagaimana ketentuan
Pasal 493 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum Juncto Pasal 280 ayat (2)
huruf Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.

3. BahwaBawaslu Kabupaten Konawe Utara khususnya Divisi Hukum, Penanganan Pelanggaran dan
Penyelesaian Sengketa pada awal tahapan Pemilihan Umum Tahun 2019 sampai dengan tahapan Akhir
Pemilu 2019, tidak terdapat adanya laporan dugaan pelanggaran Tindak Pidana pada penyelenggaraan
pemilu 2019 baik yang bersumber dari laporan peserta Pemilu, Pemantau Pemilu serta masyarakat
umumnya di Kabupaten Konawe Utara, sehingga sampai dengan tahapan akhir Pemilu 2019, tidak ada
dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu bersumber dari laporan yang diproses oleh Bawaslu
Kabupaten Konawe Utara.

4. Berdasarkan Tabel di atas Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi, Kepolisian
Kabuapaten Wakatobi dan Kejasaan Negeri Kabupaten Wakatobi yang tergabung dalam Sentra
Gakkumdu telah melakukan serangkaian proses penanganan kasus maka diputuskan bahwa terhadap
Laporan tersebut dinyatakan dihentikan dipembahasan kedua, karena berdasarkan hasil klarifikasi yang
dilakukan kepada Pelapor, Saksi-Saksi, Pihak Terkait dan Terlapor serta bukti rekaman video, rekaman
percakapan saksi dengan pelapor dan percakapan pelapor dengan terlapor yang dilampirkan oleh
Pelapor seperti ketentuan perundang-undangan nomor 7 tahun 2019 tentang Pemilihan Umum, bahwa
laporan yang disangkakan kepada Terlapor terkait dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu tidak
terbukti dilakukan oleh Terlapor apalagi adanya unsur menjanjikan memberikan uang atau materi
lainnya kepada peserta kampanye yang dilakukan oleh Terlapor.

Berdasarkan hasil klarifikasi yang dilakukan kepada Pelapor, Saksi-Saksi, Pihak Terkait dan Terlapor serta
bukti rekaman video, rekaman percakapan saksi dengan pelapor dan percakapan pelapor dengan
terlapor yang dilampirkan oleh Pelapor seperti ketentuan perundang-undangan diatas, bahwa laporan
yang disangkakan kepada Terlapor terkait dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu tidak terbukti
dilakukan oleh Terlapor apalagi adanya unsur menjanjikan memberikan uang atau materi lainnya kepada
peserta kampanye yang dilakukan oleh Terlapor

5. Laporan Tindak Pidana Pemilu Kabupaten Muna

Pada tahapan Pemilihan Umum tahun 2019 Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Muna
menerima 9 (sembilan) laporan dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu yaitu pada pada tahapan
kampanye menerima 1 (satu) laporan dugaan pelanggaran Tindak.Pidana Pemilu dan 8 (delapan)
laporan dugaan pelanggaran Tindak Pidana Pemilu pada tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara,
dengan nomor registrasi sebagai berikut:

1. Tanggal 20 Maret 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 01/LP/PL/Kab/28.09/III/2019.

2. Tanggal 22 April 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 02/LP/PL/Kab/28.09/IV/2019.

3. Tanggal 24 April 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 03/LP/PL/Kab/28.09/IV/2019.

4. Tanggal 25 April 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 04/LP/PL/Kab/28.09/IV/2019.

5. Tanggal 29 April 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 05/LP/PL/Kab/28.09/IV/2019.

6. Tanggal 30 April 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 06/LP/PL/Kab/28.09/IV/2019.

7. Tanggal 30 April 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 07/LP/PL/Kab/28.09/IV/2019.

8. Tanggal 6 Mei April 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu dengan nomor registrasi 09/LP/PL/Kab/28.09/V/2019.

9. Tanggal 16 Mei 2019 Bawaslu Kabupaten Muna meregistrasi laporan dugaan pelanggaran tindak
pidana Pemilu dengan nomor registrasi 12/LP/PL/Kab/28.09/V/2019.

Selanjutnya, setelah dilakukan rangkain proses penangan pelanggaran pemilu bersama dengan sentra
Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Kabupaten Muna, maka seluruh laporan diatas statusnya di
hentikan karena tidak memenuhi unsur yang pasal disangkakan dan diumukan melalui papan informasi
di sekretariat Bawaslu Kabupaten Muna.

6. Laporan Tindak Pidana Pemilu Kabupaten Buton Utara.


Pada hari Senin, 8 April 2019 Ansyarullah mengetahui ada kejadian di Balai Desa Eelahaji yakni kepala
desa yang mengumpulkan aparat desa dan Hansip pada tanggal 30 Maret 2019, Pukul 21.00 WITA
Dalam kesempatan itu Kepala Desa Eelahaji melakukan tindakan pengarahan untuk memilih salah satu
Calon Anggota Legislatif di Dapil 3 Kabupaten Buton Utara. Dia mengarahkan agar setiap Aparat Desa
mencari dua orang. Sedangkan bagi Hansip dan RT diarahkan untuk mencari masing-masing satu orang.
Kejadian ini masih terus berlangsung sampai kemarin (Minggu 8 April 2019). Saat itu kepada desa
bertanya ke perangkat masjid: “Siapa-siapa yang ikut sama Kepala Desa untuk memilih salah satu
caleg?” Berheti dipembahasan ke-tiga karena tidak cukup berkas penyidikan untuk dilanjutkan ke
persidangan

7. Laporan Tindak Pidana Pemilu Kota Kendari

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwaBawaslu Kota Kendari menerima laporan dari WNI yang
memiliki hak pilih Atas Nama La Ode Farlin, S.Pd tentang dugaan pelanggaran pidana Pemilu berupa
Pelaksana atau Tim Kampanye dalam melakukan kegiatan kampanye dilarang mengikutsertakan
aparatur Sipil Negara yang diduga dilakukan oleh Saudara Sulkhani, S.Pd (Ketua DPW PKS/Calon Anggota
DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor Urut 1 Dapil I (Kota Kendari) dari Partai Keadilan sejahtera) dan
Saudara Riki Fajar, S.IP.M.Si (Sekretaris DPD PKS Kota Kendari/ Calon Anggota DPRD Kota Kendari No.
Urut 1 Dapil IV (Kambu-Baruga) dari Partai Keadilan Sejahtera).

Setelah dilakukan kajian awal terhadap laporan aquo dinyatakan memenuhi syarat formil dan syarat
materil, selanjutnya Bawaslu Kota Kendari meregister laporan tersebut dengan nomor register :
01/LP/PL/KOTA/28.01/III/2019 tanggal 06 Maret 2019. Setelah dilakukan serangkaian proses
penanganan kasus maka diputuskan bahwa laporan tersebut dinyatakan cukup bukti/ memenuhi unsur
Pasal 193 jo Pasal 280 ayat (2) huruf f Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
selanjutnya diteruskan ke Penyidik Kepolisian Resort Kota Kendari untuk dilakukan penyidikan
berdasarkan Berita Acara Rapat Pleno No. 082/BAWASLU-PROV.SG-17/HK.01.01/III/2019, tanggal 20
Maret 2019 dan Surat Penerusan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu No. 083/BAWASLU-PROV.SG-
17/HM.02.00/III/2019, tanggal 22 Maret 2019. Setelah dilakukan serangkaian proses penyidikan,
prapenuntutan dan proses penuntutan di Pengadilan Negeri Kendari maka diputuskan oleh Pengadilan
Negeri Kendari dengan Putusan Bebas berdasarkan Putusan Nomor 176/Pid.Sus/2019/PN.Kdi, tanggal
30 April 2019. Terhadap putusan tersebut lalu Kejaksaan Negeri Kendari melakukan upaya banding ke
Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara dan telah diputus pula oleh Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara
tersebut dengan amar putusan para terdakwa dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana Pemilu dan
dihukum dengan hukuman penjara selama 2 bulan dan denda masing-masing Rp. 5.000.000,- subsider 1
bulan penjara berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara No47/PID.SUS/2019/PT.KDI,
tanggal 15 Mei 2019 serta telah pula dilakukan eksekusi terhadap putusan a quo.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwaBawaslu Kota Kendari menerima laporan dari WNI yang
memiliki hak pilih Atas Nama Najib Husen tentangdugaan pelanggaran pidana Pemilu berupa pemberian
uang atau materi lainnya pada saat menggelar event Road Race “Arwin Cup” bertempat di Lapangan Ex
MTQ Kota Kendari yang diduga dilakukan oleh Saudara Arwin, SE.MM (Calon Anggota DPRD Kota
Kendari Nomor Urut 1 Dapil V (Kadia-Wuawua) dari Partai Nasdem).

Setelah dilakukan kajian awal terhadap laporan a quo, maka dinyatakan memenuhi syarat formil dan
syarat materil laporan dan meregister laporan tersebut dengan nomor register:
02/LP/PL/KOTA/28.01/IV/2019 tanggal 08 April 2019. Setelah dilakukan serangkaian proses penanganan
kasus maka diputuskan bahwa laporan tersebut dinyatakan tidak memenuhi unsur tindak pidana Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 523 ayat (1) dan Pasal 521 Jo Pasal 280 ayat (1) huruf j Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan dinyatakan dihentikan berdasarkan Hasil
Pembahasan II Sentra Gakkumdu Kota Kendari serta Berita Acara Rapat Pleno No. 082/BAWASLU-
PROV.SG-17/HK.01.01/IV/2019, tanggal 26 April 2019.

Bawaslu Kota Kendari menerima laporan dari WNI yang memiliki hak pilih Atas Nama Simon
Takaendengan tentang dugaan pelanggaran pidana Pemilu berupa dengan sengaja melakukan
perbuatan yang menyebabkan suara seorang pemilih menjadi tidak bernilai atau menyebabkan peserta
Pemilu tertentu mendapat tambahan suara atau perolehan suara peserta Pemilu menjadi berkurang
pada saat penghitungan suara di TPS 06 Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari yang
diduga dilakukan oleh Saudari Lisna Wati (Ketua KPPS TPS 06 Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia
Kota Kendari).

Setelah dilakukan kajian awal terhadap laporan a quo, maka dinyatakan memenuhi syarat formil dan
syarat materil laporan dan meregister laporan tersebut dengan nomor register :
03/LP/PL/KOTA/28.01/V/2019 tanggal 16 Mei 2019. Setelah dilakukan proses Pembahasan I Sentra
Gakkumdu Kota Kendari maka diputuskan bahwa laporan tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat
formil dan syarat materil untuk diproses lebih lanjut sehingga dihentikan berdasarkan Hasil Pembahasan
I Sentra Gakkumdu Kota Kendari serta Berita Acara Rapat Pleno No. 03/BAWASLU-PROV.SG-
17/HK.01.01/IV/2019, tanggal 16 Mei 2019.

8. Laporan Tindak Pidana Pemilu Kabupaten Buton

Pada Hari Jum’at tanggal 19 April 2019 pukul 19.30 WITA Staf Bawaslu Kabupaten Buton Atas Nama
Tomy, menerima Laporan dari Saudara Firman yang melaporkan Saudari Erlis yang diduga bahwa
saudari Erlis (berusia 16 Tahun 5 Bulan) tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar
Pemilih Tambahan (DPTb) serta tidak memiliki E-KTP dan Surat Keterangan (Suket) telah melakukan
Pencoblosan di TPS 4 (empat) Kelurahan Kombeli Kecamatan PasarWajo Kabupaten Buton pada tanggal
17 April 2019 berdasarkan cerita dari saudari Wa Ode Murianti.

Dari hasil penelitian atau pemeriksaan terhadap laporan saudara Firman maka pada saat itu Bawaslu
Kabupaten Buton melalui Rapat Pleno Bawaslu Kabupaten Buton membentuk Tim Investigasi untuk
melakukan penelususran atas laporan tersebut.
Bahwa pada hari Jum’at tanggal 24 April 2019, Tim Investigasi Bawaslu Kabupaten Buton yaitu Hasno,
SH, Isran Juhuli, SH, Hardianto, SH dan Tomy, Melakukan penelusuran terhadap saksi-saksi yang
menegetahui kebenaran terhadap Laporan saudara Firman tersebut.

Dari hasil Investigasi dan penelusuran yang dilakukan oleh Tim Investigasi Bawaslu Kabupaten Buton
Laporan tersebut telah memenuhi syarat Formil dan Materil Laporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana
Pemilu yang diduga telah melanggar Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umun
Pasal 533 “Setiap orang yang dengan sengaja pada saat Pemungutan suara mengaku dirinya sebagai
orang lain dan/atau memberikan suaranya lebih 1 (satu) kali di 1 (satu) TPS atau lebih dipidana dengan
Pidana Penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp18.000.000,00
(delapan belas juta rupiah)”.

Pada tanggal 24 April 2019, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Buton melakukan Rapat
Pembahasan I (satu) bersama Tim Sentra Gakkumdu Bawaslu Kabupaten Buton sehingga Laporan
tersebut registrasi Nomor 02/LP/PL/Kabupaten/28.04/IV/2018;

Pada tanggal 19 April 2019, dari hasil penelitian berkas laporan, Bawaslu Kabupaten Buton melakukan
penelusuran dan investigasi terhadap Laporan Saudara Firman bahwa adanya dugaan pelanggaran
pidana pemilu yang dilakukan oleh saudari Erlis yang menggunakan Formulir Model C6 – KPU (undangan
pemberitahuan untuk memilih) milik orang lain Atas Nama saudari Nurmila Sari untuk melakukan
Pencoblosan di TPS 4 (empat) Kelurahan Kombeli Kecamatan PasarWajo Kabupaten Buton pada tanggal
17 April 2019, Bawaslu Kabupaten Buton melakukan Rapat Pleno dan menetapkan Laporan tersebut
sebagai Laporan dugaan pelanggaran Pemilu dengan Berita Acara Pleno Nomor
04/BA.PLENO/BAWASLU.KABUPATENBUTON/IV/2019 dan diregister dengan Nomor
02/LP/PL/Kabupaten/28.04/IV/2019;

Berdasarkan hasil klarifikasi dan bukti yang diajukan oleh pelapor dan bukti foto yang didapat oleh
Bawaslu Kabupaten Buton bahwa pada tanggal 17 April 2019 saudari Erlis berada di TPS 4 (empat)
Kelurahan Kombeli tersebut, Bawaslu Kabupaten Buton melakukan kajian dengan hasil yaitu Bahwa
berdasarkan hasil kajian dan bukti-bukti yang didapatkan oleh Bawaslu Kabupaten Buton mengambil
kesimpulan bahwa benar saudari Erlis telah melanggar Pasal 533 Undang-undang nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum namun setelah Bawaslu Kabupaten Buton melakukan Pembahasan II (dua)
pada tanggal 13 Mei 2019 bersama Tim Sentra Gakkumdu Kabupaten Buton dari Pihak Kejaksaan dan
Pihak Kepolisian berpendapat bahwa Laporan tersebut belum memenuhi unsur, sehingga laporan
dugaan pelanggaran pidana Pemilu dengan Nomor Register 02/LP/PL/Kabupaten/28.04/IV/2019
tersebut diatas dihentikan.

9. Laporan dugaan tindak pidana pemilu Kabupaten Buton selatan

Tindak Pidana Pemilu diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 pada Bab I tentang Penangan
Tindak Pindana Pemilu Pasal 476 ayat (1) yaitu Laporan dugaan tindak pidana Pemilu diteruskan oleh
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan/atau Panwaslu Kecamatan kepada Kepolisisan
Negara Republik Indonesia paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan/atau Panwaslu Kecamatan menyataan bahwa perbuatan atau
tindakan yang diduga meruapakan tindak pidana Pemilu. Berdasarkan Undang-Undang tersebut Bawaslu
Kabupaten Buton Selatan, menerangkan tidak adanya laporan pelanggaran tindak pidana pemilu.

10. Laporan Tindak Pidana Kabupaten Konawe Kepulauan

Dari uraian tabel diatas Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan pada tahapan Pemungutan, Perhitungan
suara dan Rekapitulasi suara telah menangani satu temuan untuk jenis pelanggaran Tindak pidana
pemilu yang diduga dilakukan oleh Panitia pemilihan PPK Kecamatan Wawonii Tengah yang hasil
penanganannya dinyatakan dihentikan dalam pembahasan kedua karena tidak cukup bukti dan tidak
dilanjutkan dalam proses penyidikan.

11. Laporan Dugaan Tindak Pidana Pemilu Kabupaten Kolaka Utara

Nomor Laporan 001/LP/PL/KABUPATEN/28.07/IV/2019

BahwaBawasluKabupaten Kolaka Utara melakukan pleno dan menyepakati untuk diregistrasi dan
meneruskan ke Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara untuk ditindak lanjuti sesuai peraturan perundang-
undangan.

Gakkumdu Kolaka Utara melakukan rapat pembahasan I serta menetapkan pasal yang akan
disangkakan. Pada pembahasan tersebut disepakati bahwa pasal yang akan disangkakan adalah pasal
510 dan pasal 533 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.

Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara melakukan klarifikasi kepada semua anggota KPPS 3 Kelurahan
Lasusua terkait pembagian C6 milik saudari Ismayanti, dalam keterangan salah satu anggota kpps yang
bernama Rio Pratama mengaku bahwa telah menyerahkan C6 KPU milik Ismayanti kepada Saudari
Nurlinda yang mengaku mengenal saudari ismayanti dan meminta C6 milik saudari ismayanti untuk dia
antarkan kerumahnya karena masih kerabatnya, akan tetapi saudari ismayanti tidak pernah menerima
C6 miliknya dari saudari Nurlinda.

Setelah itu Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara memanggil saudari Nurlinda untuk dimintai keterangan,
dari keterangan yang disampaikan saudari Nurlinda mengakui bahwa dirinyalah yang mengambil C6
milik saudari Ismayanti dan menggunakanya pada TPS 3 Lasusua dimana saudari ismayanti terdaftar,
dirinya mengakui telah menggunakan C6 milik saudari ismayanti dan mengaku dirinya sebagai ismayanti
di tps 3 Kelurahan Lasusua, atas dasar tersebut Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara melakukan
Pembahasan II (dua) untuk mencari apakah ada dugaan pidana yang dilanggar oleh Nurlinda, dari hasil
pembahasan II (dua) Sentra Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara menyepakti untuk diteruskan ke tahap
penyidikan, dan pada tahap penyidikan saudari Ismayanti ditetapkan sebagai tersangka dan selanjutnya
dilimpahkan kepada jaksa penuntut umum untuk di proses, kemudian jaksa penuntut umum menuntut
saudari Nurlinda dengan tuntutan penjara selama 1 tahun 3 bulan, denda Rp. 18.000.000,00 (delapan
belas juta rupiah) subside 2 bulan penjara.
Setelah dilakukan persidangan selama 2 kali, tanpa kehadiran terdakwa, Pengadilan Negeri Lasusua
menjatuhkan vonis kepada terdakwa Nurlinda selama 10 bulan penjara, denda Rp.18.000.000,00
(delapan belas juta rupiah) subside 1 bulan penjara.

Nomor Temuan : 002/LP/PL/KABUPATEN/28.07/IV/2019

BahwaBawaslu Kabupaten Kolaka Utara melakukan pleno dan diregistrasi dengan nomor
005/TM/PL/KAB/28.07/IV/2019, selanjutnya Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara melakukan
pembahasan pertama (I), dari hasil pembahasan pertama disepakati bahwa terlapor ketua dan anggota
KPPSTPS 9 Kelurahan Lasusua, tas kelalaianya diduga telah menghilangkan hak pilih seseorang, Sentra
Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara melakukan penyelidikan diawali dengan menyurati semua anggota
KPPS 9 Kelurahan Lasusua dan Pengawas kecamatan, Pengawas kelurahan/desa serta Pengawas TPS,
dari hasiil klarifikasi yang dilakukan oleh Tim Sentra Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara diperoleh
keterangan bahwa ketua dan anggota kpps 9 kelurahan lasusua mengetahui adanya seseorang yang
akan menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan KTP-E miliknya, akan tetapi setelah di cek pada
daftar hadir nama yang bersangkutan telah dipakai oleh orang lain yang mengaku dirinya sebagai
saudari Andi Harmunika. Ditambah dari keterangan Pengawas pemilu membenarkan bahwa telah ada
seseorang yang datang ke TPS 9 Kelurahan Laususa untuk menyalurkan hak pilihnya akan tetapi telah
digunakan oleh orang lain sebelumnya yang mengaku sebagai diri seorang andi harmunika. Setelah
semua Anggota KPPS 9 Kelurahan Lasusua dan saksi-saksi yang lain dimintai keteranganya, maka Sentra
Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara melakukan rapat pembahasan lanjutan atau pembahasan II.

Sentra Gakkumdu Kolaka Utara melakukan pembahasan ke II untuk membahas adanya tindak pidana
yang dilakukan oleh ketua dan anggota KPPS 9 Kelurahan Lasusua, dari hasil pembahasan II yang
dilakukan disepakati bahwa terdapat dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh ketua dan anggota KPPS
9 Kelurahan Lasusua dan disepakati untuk dilakukan penyidikan.

Dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Sentra Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara bahwa
unsur :dengan sengaja” tidak terpenuh dalam pasal yang disangkakan, karena ketua dan Anggota KPPS 9
Kelurahan Lasusua tidak mengetahui adanya seseorang yang datang menggunakan hak pilih saudari
Andi Harmunika dengan menggunakan C6 ,milik saudari Andi A. Harmunika. Dan atas dasar tersebut
pihak penyidik Gakkumdu Kolaka Utara menyatakan kasus ini tidak dapat diteruskan ke tahap
selanjutnya dikarenakan unsur “tidak sengaja” terhadap pasal yang disangkakan tidak terpenuhi, maka
Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara menghentikan kasus tersebut.

Temuan Nomor: 003/LP/PL/KABUPATEN/28.07/IV/2019

BahwaBawasluKabupaten Kolaka Utara melakukan pleno dan menyepakati untuk diregistrasi dan
meneruskan laporan ke Divisi Hukum Penanganan Pelanggaran Kabupaten Kolaka Utara untuk ditindak
lanjuti sesuai peraturan perundang-undangan.
Melalui Sentra Gakkumdu Kolaka Utara melakukan rapat pembahasan I dari hasil pembahasan pertama
disepakati akan melakukan penyelidikan dan melakukan pemanggilan terhadap pelapor, saksi dan
terlapor serta menetapkan pasal yang akan disangkakan. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Sentra
Gakkumdu Kabupaten Kolaka Utara. Berdasarkan keterangan/klarifikasi dari saksi Risal pada tanggal 23
April 2019 menerangkan bahwa tidak ada orang lain yang melihat Saudara Akbar melakukan
Pencoblosan lebih dari satu kali di TPS 4 Desa Watumutaha selain daripada Risal sendiri dan foto yang
sempat diambil oleh Risal pada Saat itu adalah ketika Akbar Sudah melakukan Pencoblosan. Surat Suara
dan Keterangan saksi Risal terkait dengan kertas suara yang dicoblos saudara Akbar pada saat itu adalah
kertas suara Provinsi yang bernama saudara Sudarman serta kertas suara Kabupaten yang bernama
Saudara Baharuddin, SH tidak terdapat bukti yang kuat karena Selain dari pada Risal tidak ada orang lain
yang melihatnya dan tidak ada bukti-bukti yang dapat ditunjukan oleh pelapor dan saksi terkait dengan
hal tersebu.t begitupun juga dengan hasil penyelidikan tidak ditemui bukti terkait dengan Surat suara
yang dicobolos oleh Saudara Akbar.

Bahwa Dalam Penyidikan didapatkan C7-KPU TPS 7 (tujuh) Desa Watumutaha Kecamatan Lasusu
Kabupaten Kolaka Utara dan dalam daftar hadir ( C7-KPU) tersebut tidak terdapat tanda tangan pemilih
yang hadir menggunakan hak pilihnya di TPS 4 (empat) Desa Watumutaha pada tanggal 17 April 2019
dan dalam daftar hadir tersebut tidak ada tanda tangan satupun dari pemilih yang hadir maupun pemilih
yang tidak hadir serta pemilih yang digunakan hak pilihnya.

Bahwa tidak ditemukan adanya keterangan dari saksi maupun bukti penggunaan C6-KPU milik Pemilih
yang digunakan oleh Saudara Akbar memilih di TPS tersebut.

Bahwa dari hasil Pnyelidikan dan bukti-bukti yang diperoleh dalam penyelidikan oleh Bawaslu dan
kepolisian terkait dengan laporan tersebut tidak cukup bukti memenuhi unsur Pasal 533 dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Berdasarkan fakta dan keterangan melalui pembasan II disepakati dan di putuskan bahwa kasus tersebut
tidak cukup bukti dan tidak memenuhi unsurpasal yang disangkakan.

12. Laporan Tindak Pidana Pemilu Kabupaten Bombana.

Laporan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara Ansar A pada tanggal 17 April
2019. Materi laporan yang diajukan oleh Saudara Ansar A adalah adanya pemilih yang menggunakan C6-
KPU orang lain pada saat pemungutan suara yang diduga melanggar Pasal 533 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017.

Berdasarkan kajian awal Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Bombana laporan yang diajukan
oleh Saudara Ansar A memenuhi syarat formil dan materil.Laporan dugaan pelanggaran diregistrasi
dengan nomor 01/LP/PL/Kab/28.03/IV/2019 Tanggal 18 April 2019.

Berdasarkan hasil klarifikasi dan bukti yang diajukan oleh Pelapor, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Bombana melakukan kajian dengan hasil sebagai berikut:
1 BahwaSaudara Jefri Renaldi (Terlapor 2) memberikan suaranya di TPS 03 Desa Langkowala
Kecamatan Lantari Jaya menggunakan C6-KPU orang lain Atas Nama Muh. Jufri.

2 BahwaSaudara Jefri Renaldi (Terlapor 2) mendapatkan C6-KPU tersebut dari Anggota KPPS Atas
Nama Fahry Albar yang salah memberikan C6-KPU tersebut melalui Saudara Sumanto (Paman dari
Saudara Jefri Renaldi);

3 BahwaSaudara Fahry Albar (Anggota KPPS yang membagikan C6-KPU) beranggapan Muh. Jufri
adalah nama lengkap dari Saudara Jefri (nama panggilan Jefri Renaldi) sehingga Ia berinisiaitif
memberikan C6-KPU Atas Nama Muh. Jufri tersebut kepada Saudara Jefri Renaldi;

4 Bahwa saat masih berada di luar TPS, Saudara Jefri Renaldi menanyakan kepada Ketua KPPS TPS
03 Desa Langkowala yaitu C6-KPU yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan namanya namun Ketua
KPPS TPS 03 Desa Langkowala menjawab “sudah itu namanya”;

5 Bahwa saksi Saudara Fahry Albar mengakui dirinya lalai sehingga melakukan kesalahan saat
pembagian C6-KPU.

Dari uraian di atas dikaitkan dengan Pasal 533 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017: “setiap orang
yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara mengaku dirinya sebagai orang lain dan/atau
memberikan suaranya lebih dari 1 (satu) kali di 1 (satu) TPS atau lebih dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp.18.000.000,00 (delapan belas
juta rupiah)”, maka terhadap dugaan pidana pemilu yang dilakukan oleh Saudara Jefri Renaldi (Terlapor
2) yang memberikan suaranya di TPS 03 Desa LangkoWala Kecamatan Lantari Jaya dengan menggunakan
C6-KPU orang laintidak terbukti karena adanya upaya dari SaudaraJefri Renaldi (Terlapor 2) yang
menanyakan kepada Ketua KPPS TPS 03 Desa LangkoWala terkait C6-KPU yang diberikan kepadanya
tidak sesuai dengan namanya namun Ketua KPPS TPS 03 Desa LangkoWala menjawab “sudah itu
namanya”dan tetap memberikan kesempatan kepada Saudara Jefri Renaldi untuk memilih karena Ketua
KPPS TPS 03 Desa LangkoWala menganggap hanya kesalahan penulisan nama dalam C6-KPU.

Bahwa berdasarkan hasil kajian, laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu Nomor Register
01/LP/PL/Kab/28.03/IV/2019 tersebut di atas telah dihentikan karena tidak memenuhi unsur sengaja
dalam pasal yang disangkakan dan telah disepakati dalam Pembahasan II Tim Sentra Gakkumdu
Kabupaten Bombana pada tanggal 8 Mei 2019

1) Laporan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara Syahrial pada tanggal
20 April 2019 Materi laporan adalah adanya Pemilih yang menggunakan C6-KPU orang lain pada saat
pemungutan suara yang diduga melanggar pasal 533 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.
Berdasarkan kajian awalBawaslu Kabupaten Bombana laporan yang diajukan oleh Saudara Syahrial
memenuhi syarat formil dan materil.Laporan dugaan pelanggaran diregistrasi dengan Nomor
02/LP/PL/Kab/28.03/IV/2019 tanggal 22 April 2019.

Berdasarkan hasil klarifikasi dan bukti yang diajukan oleh Pelapor, Bawaslu Kabupaten Bombana
melakukan kajian dengan hasil sebagai berikut:

1. Bahwa pada saat pembagian C6-KPU oleh Anggota KPPS TPS 02 Kelurahan Taubonto Kecamatan
RaroWatu, tidak ada yang mengenal Saudara Rusman sehingga Saudari Sufiani, SP dan Saudari Eka
Sulistia (Anggota KPPS) memberikan C6-KPU Atas Nama. Rusman kepada Dori (ayah dari Saudara
Rusnandar) karena mengira Rusman adalah nama lengkap dari Saudara Rus (nama panggilan Saudara
Rusnandar)

2. BahwaSaudara Dori menerima C6-KPU tersebut dari Saudari Sufiani, SP (Anggota KPPS) dan
diberikan kepada anaknya Atas Nama Rusnandar pada hari pemungutan suara

3. BahwaSaudara Rusnandar membaWa C6-KPU tersebut dan diserahkan kepada anggota KPPS
TPS 02 Kelurahan Taubonto Kecamatan RaroWatu sekitar pukul 08:30 WITA;

4. Bahwa semua anggota KPPS melihat Saudara Rusnandar berada dalam TPS untuk menunggu
antrian;

5. Bahwa pada saat Ketua KPPS memanggil nama Rusman untuk mengambil surat suara, Saudara
Rusnandar maju menandatangani daftar hadir C7-KPU pada kolom tanda tangan Atas Nama. Rusman,
setelah itu Saudara Rusnandar mengambil surat suara yang diberikan oleh Ketua KPPS;

6. Bahwa Ketua KPPS memberikan 5 (lima) surat suara kepada Saudara Rusnandar untuk dicoblos;

7. Setelah menerima surat suara tersebut, Saudara Rusnandar masuk ke bilik suara untuk
mencoblos dan selanjutnya memasukkan ke-5 (lima) surat suara tersebut ke dalam masing-masing kotak
suara;

8. BahwaSaudara Rusnandar telah memberikan suaranya di TPS 02 Kelurahan Taubonto


Kecamatan RaroWatu menggunakan C6-KPU orang lain Atas Nama. Rusman;

9. Setelah adanya peristiWa tersebut dalam proses penanganan pelanggaran baru diketahui
bahwaSaudara Rusman adalah “Wude (nama panggilan Saudara Rusman)”

Dari uraian di atas dikaitkan denganPasal 533 Undang – Undang Nomor 7 tahun 2017: “setiap orang
yang dengan sengaja pada saat pemungutan suara mengaku dirinya sebagai orang lain dan/atau
memberikan suaranya lebih dari 1 (satu) kali di 1 (satu) TPS atau lebih dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp.18.000.000,00 (delapan belas
juta rupiah)”, maka terhadap perbuatan Saudara Rusnandar yang menggunakan C6-KPU orang lain Atas
Nama. Rusman diduga kuat merupakan tindak pidana pemilu.
Bahwa berdasarkan hasil kajian, laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu Nomor Register
02/LP/PL/Kab/28.03/IV/2019 tersebut di atas telah teruskan ke Polres Bombana untuk dilakukan
penyidikan dan telah disepakati dalam Pembahasan II Tim Sentra Gakkumdu Kabupaten Bombana pada
tanggal 8 Mei 2019.

13. Laporan Tindak Pidana Pemilu Kabupaten Konawe Selatan.

Pada hari Selasa tanggal 19 Maret Tahun 2019 pada Pukul 16.00 WITA saya Atas Nama Akmal (Jurnalis
Indikasi News KPK) berada di Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Konawe Selatan dalam rangka untuk
melakukan kegiatan peliputan sebagaimana peranan dan fungsi Jurnalis. Oleh sebab itu berdasarkan
laporan dari narasumber bahwa ada dugaan terjadinya proses kampanye dalam lingkup Rujab Bupati
Konawe Selatan. Dimana dalam kegiatan tersebut sesuai dengan penglihatan dan fakta dilapangan
bahwa di duga melakukan kampanye/Rapat tertutup yang dihadiri oleh beberapa Kepala Desa serta
Aparat Desa dan Camat Buke beserta Bupati Konawe Selatan yang juga dalam pertemuan ini dihadiri
oleh salah satu calon Anggota DPR RI Nomor Urut 06 Atas Nama Leni Andriani, B.Bus., M.Com. Dalam
proses peliputan terjadi hal yang tidak diduga pada saat saat menjalankan tugas peliputan saya sempat
dihalangi beberapa oknum yang diduga mereka adalah Tim Kampanye Caleg tersebut, dan mereka juga
sempat merampas Handphone saya dan juga rekan saya dari Buser Kriminal Atas Nama Asuransi, SH.
Kata.”jangan kau merekam-rekam disini kita ini bersaudara sudah lama kita berteman tolong jangan
ambil gambar.”

14. Laporan Tindak Pidana Kota Baubau

Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu dengan sengaja mengubah, mengubah sertifikat hasil
perolehan suara di TPS 005 Kelurahan Bataraguru pada Pemilu 2019 sebagaimana dimaksud dalam pasal
535 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.

15. Laporan Tindak Pidana Kabupaten Kolaka Timur

Pada Selasa (2/10/2018) Saudara Irwansyah mengunggah sebuah Video yang berdurasi sekitar 44 detik
di akun media sosial Facebook dan Grup Whatsaap dan pelapor melihat video tersebut sehingga
menjadi viral dan diketahui oleh masyarakat umum, yang mana didalam video tersebut terdengar
arahan yang diduga dilakukan Oleh Bupati Kolaka Timur kepada 2 Camat yaitu Camat Aere dan Camat
Lambandia, Kepala Desa Se-Kecamatan Aere dan Lambandia Serta Pendamping PKH di Aula Kantor Dinas
Sosial Kabupaten Kolaka Timur yang isi arahannya adalah “Kalau bapak- bapak tidak dukung saya, apa
yang saya baWa, persoalan siapa yang didukung, yang penting partai Nasdem ya. Nanti komorang
lihatlah, cocok- cocok hati ya, yang penting partai Nasdem”. Dalam video tersebut juga Nampak yang
diduga Kepala Dinas Sosial Saudara Sakrifin dan Wakil Bupati Kolaka Timur Hj. Andi Merya Nur, SIP. Dari
video tersebut, dugaan kami telah melanggar Pasal 282 Undang-undang Nomor 7 Tahun2017: Pejabat
Negara, pejabat struktural dan pejabatfungsional dan jabatan negri, serta kepala desa dilarangmembuat
keputusan dan/ atau melakukan tindakan yangmenguntungkan atau merugikan salah satu peserta
pemiluselama masa kampanye, sangsi jika melanggar dipidana denganpidana penjara paling lama 3
(tiga) Tahun dan denda palingbanyak Rp. 36.000.000,- (Tiga Puluh Enak Juta Rupiah) (Pasal 547
Uundang-Undang Pemilu). Kami yang tergabung dari beberapa lintas partaiantara lain PKP Indonesia,
PPP, PKB, PAN, Partai Berkarya, PDI-P,Partai Demokrat, Partai Gerindra dan Partai Golkar merasa
keberatandan dirugikan atas steatmen yang dilakukan oleh Bupati Kolaka Timur,sehingga mengajukan
laporan ini kepihak Bawalu Kabupaten KolakaTimur.

16. Laporan Tindak Pidana Muna Barat

Laporan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara La Syaharun pada tanggal 29
Oktober 2018 yang disampaikan pada Bawaslu Kabupaten Muna Barat. Materi laporan yang diajukan
oleh Saudara La Syaharun adalah sebagai berikut :

Bahwapada tanggal 29 Oktober 2018 Saudara La Syaharun melaporkan Saudara Zakarudin Saga Calon
Anggota DPRD Kabupaten Muna Barat Dapil 1 (satu) dari Partai Nasdem yakni dugaan pelanggaran
pidana Pemilu berupa pemakaian/penggunaan fasilitas negara yaitu mobil dinas. Berdasarkan hasil
kajian awal yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Muna Barat terhadap Laporan yang diajukan oleh
Saudara La Syaharun tidak memenuhi syarat materil yakni tidak ada saksi dan bukti sehingga laporan
dugaan pelanggaran tersebut tidak diregistrasi, dengan rekomendasi agar pelapor melengkapi syarat
materil laporan dugaan pelanggaran penggunaan fasilitas negara, yang meliputi saksi dan bukti.

Laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara Samsul pada tanggal 14
November 2018 yang disampaikan pada Bawaslu Kabupaten Muna Barat. Materi laporan yang diajukan
oleh Saudara Samsul adalah sebagai berikut :

Bahwa Pada Tanggal 14 November 2018 Saudara Samsul melaporkan dugaan pelanggaran Pemilu yakni
pengrusakan baliho Caleg DPRD Kabupaten Muna Barat Dapil 1 (satu) dari Partai Perindo atas nama
Abdul Latif Boy. Berdasarkan hasil kajian awal yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Muna Barat
terhadap laporan yang disampaikan oleh Saudara Samsul tidak memenuhi syarat formil dan materil
yakni identitas terlapor tidak diketahui, serta tidak ada bukti dan saksi dengan rekomendasi agar pelapor
melengkapi syarat formil dan materil laporan dugaan pelanggaran pengrusakan baliho caleg DPRD Kab
Muna Barat dari Partai Perindo, yang meliputi identitas terlapor, saksi dan bukti.

Laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara Anton pada tanggal 14
Desember 2018 yang disampaikan pada Panwaslu Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat.
Materi laporan yang diajukan oleh Saudara Anton adalah sebagai berikut:
Bahwapada hari Jum’at tanggal 14 Desember 2018 di Desa Nihi Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna
Barat, Saudara Anton melihat baliho (APK) WaOde Sitti Sariani Ilaihi Calon Anggota DPRD Kabupaten
Muna Barat dari partai Nasdem, telah dirusak oleh orang yang tidak dikenal. Berdasarkan hasil kajian
awal yang dilakukan oleh Panwaslu Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat laporan yang diajukan
oleh Saudara Anton tidak memenuhi syarat formil dan materilsehingga laporan dugaan pelanggaran
tidak diregistrasi, dengan rekomendasi agar pelapor melengkapi syarat formil laporan dugaan
pelanggaran pengrusakan baliho/APK, yang meliputi identitas terlapor.

Materi laporan yang diajukan oleh Wa Ode Alira pada tanggal 15 April 2019,adalah sebagai berikut :

Bahwa pada hari Senin tanggal 15 April 2019, bertempat dikediaman WaOde Alira di Desa Latompe
Kecamatan LawaKabupaten Muna Barat, berawal dari pemberitaan dari saksi Tadarudin yang
mengatakan bahwa adanya oknum yang menyebut nama Wa Ode Alira di media sosial facebook dengan
nama akun Mkd Yarobarani Kino Tobea yang diupload pada tanggal 15 April 2019 dengan screenshoot
yaitu “woi Wa ode alira caleg nasdem dapil lawa raya, kosinggung keluargaku di latompe, ko paksa ambil
uangmu, saya habisi kamu bae bae itu. Kojalanmi saja jangan dipaksa ambil uangmu biar ditolak..jangan
saya datangi kau dirumahmu..lawa itu kampong saya alira, latompe itu kampong saya, jadi jangan
koterlalu banyak gayamu dengan gerakan tambahan”.

Berdasarkan kajian awal Bawaslu Kabupaten Muna Barat laporan yang diajukan oleh Wa Ode Alira
laporan tidak memenuhi syarat formil dan materil. Karena bukan pelanggaran pidana Pemilu/pidana
umum dan status laporan dugaan pelanggaran tidak diregistrasi karena tidak memenuhi syarat formil
dan/atau materil.

Laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara Marhaen Eka Paksi pada
tanggal 18 April 2019. Materi laporan yang diajukan oleh Saudara Marhaen Eka Paksi adalah sebagai
berikut :

Bahwa La Pelita, memberikan sejumlah uang kepada keluarga La Hamuri sebesar Rp. 3.000.000 (tiga juta
rupiah). BahwaLA Pelit menyampaiakan uang ini diberikan atas izin Saudara La Hamuri, padahal faktanya
La Hamuri tidak mengetahui hal ini, tujuan pemberian uang yaitu untuk mendukung Caleg dari Partai
Nasdem atas namaWa Ode Siti Sariani Illaihi.

Berdasarkan kajian awal Bawaslu Kabupaten Muna Barat laporan yang diajukan oleh Saudara Marhaen
Eka Paksi tidak memenuhi syarat formil dan materil,yakni tidak ada bukti dan saksi serta uraian
peristiwa, masih membutuhkan informasi tambahan sehingga laporan dugaan pelanggaran tidak
diregistrasi.

Bahwa pada hari Rabu tanggal 17 April 2019 Saudara Bahar (Pemegang Kartu Tanda Penduduk Jaya
Pura) hendak memilih di TPS 1 Desa Ondoke Kecamatan Sawergadi tetapi tidak memenuhi syarat untuk
memilih, kemudian pindah di TPS 2 Desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi namun tidak diterima juga,
setelah itu ke TPS 3 Desa Ondoke Kecamatan Sawerigadi Saudara Bahar menyertakan KTP nya namun
tidak bisa memilih juga, karena ada satu orang warga yang memprotes Atas NamaWenas, maka Saudara
Bahar ini tidak jadi memilih. Sementara di meja Ketua KPPS TPS 3 terdapat 6 (enem) lembar KTP
elektronik pemilih yang berdomisili diluar KabupatenMuna Barat dan tidak jadi memilih.

Laporan ugaan Pelanggaran Pidana Pemilu yang diajukan oleh Saudara La Kaida pada tanggal 16 April
2019.

Materi laporan yang diajukan oleh Saudara La Kaida adalah sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Selasa tanggal 16 April 2019 sekitar pukul 11.00 WITABapak La Suba
mendatangi rumah Ibu Wa eta dan memberikan uang sejumlah Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) dan
kartu nama Caleg DPRD Kabupaten Muna Barat dari partai keadilan Sejahtera (PKS) setelah kejadian
tersebut Wa Eta menyampaikan kepada anak mantunya yang bernama La Kaida;

- Berdasarkan kajian awal Bawaslu Kabupaten Muna Barat dan hasil konsultasi dengan Gakkumdu
Kabupaten Muna Barat, laporan yang diajukan oleh La Kaida memenuhi syarat formil dan materil.
Laporan dugaan pelanggaran diregistrasi dengan Nomor: 03/LP/PL/KABUPATEN28.15/IV/2019.
Berdasarkan hasil klarifikasi dan bukti yang diajukan oleh pelapor, Bawaslu Kabupaten Muna Barat
melakukan kajian dengan hasil sebagai berikut :

1. Setelah melakukan kajian terhadap laporan dugaan pelanggaran Nomor:


03/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019 dan setalah dihubungkan antara fakta, keterangan serta bukti yang ada
maka dapat disumpulkan bahwa terlapor Atas Nama La Suba, tidak terbukti melakukan pelanggaran
ketentuan Pasal 278 ayat (1) dan ayat (2) JunctoPasal 523 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum ;

2. Laporan Nomor: 03/LP/PLKAB/28.15/IV/2019 bukan merupakan tindak pidana Pemilu.

Bahwa berdasarkan hasil kajian, laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu dengan nomor register:
03/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019 tersebut diatas telah dihentikan pada pembahasan kedua di Sentra
Gakkumdu Bawaslu Kabupaten Muna Barat karena laporan dugaan tindak pidana pemilu (money politik)
yang dilaporkan oleh Saudara La kaida pada hari Selasa tanggal 16 April 2019 yang terjadi di Desa Lahaji
Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat pukul 11.00 WITA dengan terlapor Atas Nama
Saudara La Suba tidak memenuhi unsur Pasal 523 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum.

Tahapan penanganan dugaan pelanggaran pidana pemilu dalam Sentra Gakkumduadalah sebagai
berikut:
Rapat pembahasan pertama dengan berita acara pembahasan Sentra Gakkumdu Kabupaten Muna Barat
Nomor: 03/BA/BAWASLU-PROV.SG-14/IV/2019 tanggal 17 April 2019;

Bahwatanggapan Bawaslu Kabupaten Muna Barat Dalam rapat pembahasan pertama adalah:

1. Laporan Nomor 03/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019 terpenuhi secara formil dan materil;

2. Terlapor diduga melanggar Pasal 253 (2) UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

3. Proses penanganan dilanjutkan pada tahap berikutnya, yakni Bawaslu melakukan klarifikasiatas
laporan Nomor: 03/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019dengan memeriksa para pihak serta, Penyidik Gakkumdu
melakukan penyelidikan.

Bahwatanggapan/pendapat Kepolisian Resort Muna (Polres Muna) adalah:

1. Terpenuhi syarat formil dan materil;

2. Terlapor diduga melanggar Pasal 253 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum;

3. Proses penangan dilanjutkan pada tahap berikutnya Bawaslu melakukanklarifikasiatas laporan


Nomor: 03/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019dengan memeriksa para pihak serta penyidik Gakkumdu
melakukan penyelidikan.

Bahwatanggapan/pendapat Kejaksaan adalalah:

1. Laporan Nomor: 03/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019 terpenuhi syarat formil dan syarat materilnya;

2. Terlapor diduga melanggar Pasal 253 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum;

3. Proses penanganan pelanggaran dilanjutkan pada tahap berikutnya Bawaslu melakukan


klarifikasi atas laporan Nomor: 03/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019dengan memeriksa para pihak serta
Penyidik Gakkumdu melakukan penyelidikan.

BahwaSentra Gakkumdu Kabupaten Muna Barat pada pembahasan pertama berkesimpulan


bahwaformulir laporan Bawaslu Kabupaten Muna Barat Atas Nama La Kaida yang diregistrasi Bawaslu
Kabupaten Muna Barat dengan Nomor: 03/LP/PL/KAB-28.15/IV/2019 tanggal 17 April 2019 dengan
terlapor La Suba memenuhi syarat formil dan materil dan diduga melakukan pelanggaran tindak pidana
Pemilu berupa money politik, berupa pemberian uang sebanyak Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) dan
kartu nama Caleg Atas Nama Esnya, S.Pdi dari partai Keadilan Sejahtera sesuai dengan Pasal 523 ayat
(2);

Bahwaproses penanganan pelanggaran laporan Nomor; 03/LP/PL/KAB?28.15/IV/2019 dilanjutkan pada


rapat pembahasan kedua Gakkumdu Bawaslu Kabupaten Muna Barat dengan Berita Acara pembahasan
kedua Sentra Gakkumdu Kabupaten Muna Barat Nomor 03/BA/SG-14/IV/2019 Tanggal 29 April 2019;
Bahwapada rapat pembahasan kedua Sentra Gakkumdu, Bawaslu Kabupaten Muna Barat berpendapat
bahwasetelah melakukan kajian terhadap dugaan pelanggaran atas laporan
Nomor:03/PL/LP/KAB28.15/VI/2019 dan setelah dihubungkkan antara fakta, keterangan saksi serta
bukti-bukti yang ada maka dapat disimpulkan bahwa terlapor La Suba tidak terbukti melakukan
pelanggaran ketentuan Pasal 523 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum dan bukan merupakan tindak pidana Pemilu.

Bahwa Kepolisan Republik Indonesia/Polres Muna berpendapat, bahwaberdasarkan hasil penyelidikan


yang didukung dengan bukti maka penyelidik berkesimpulan bahwa laporan pelanggaran pidana Pemilu
(Money Politic) dengan nomor registrasi: 03/LP/PL/KAB 28.15/IV/2019 tertanggal 16 April 2019 tidak
memenuhi unsur dugaan tindak pidana Pemilu dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. BahwaSaudara La Suba (saksi/terlapor) telah diundang dua kali secara patut sesuai dengan
peraturan perundang- undangan namun tidak pernah menghadiri undangan klarifikasi tersebut;

2. Laporan tidak cukup bukti bahwa telah terjadi pemberian uang atau materi lainya sehingga tidak
bisa naik kepenyidikan;

3. Subyek hukumnya tidak terpenuhi bahwaLa Suba (terlapor) bukan sebagai pelaksana kampanye
yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Muna Barat berdasarkan keterangan/klarifikasidi
bawah sumpah Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Muna Barat Atas Nama Saudara Awaluddin
Usa, S.Pd.

BahwaKejaksanaan Republik Indonesia/Kejaksaan Negeri Raha, berpendapat bahwaberdasarkan hasil


penyelidikan yang didukung dengan bukti maka penyelidik berkesimpulan bahwa laporan pelanggaran
pidana Pemilu (Money Politic) dengan nomor registrasi: 03/LP/PL/KAB 28.15/IV/2019 tanggal 16 April
2019 tidak memenuhi unsur dugaan tindak pidana Pemilu dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Bahwa Saudara La Suba (saksi/terlapor) telah diundang dua kali secara patut sesuai dengan
peraturan perundang undangan namun tidak pernah menghadiri undangan klarifikasi tersebut;

2. Laporan tidak cukup bukti bahwa telah terjadi pemberian uang atau materi lainya sehingga tidak
bisa naik kepenyidikan;

3. Subyek hukumnya tidak terpenuhi bahwaLa Suba (terlapor) bukan sebagai pelaksana kampanye
yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Muna Barat berdasarkan keterangan/klarifikasi di
bahwa sumpah Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Muna Barat Atas Nama Saudara Awaluddin
Usa,S.Pd.

Bahwa Sentra Gakkumdu Kabupaten Muna Barat pada pembahasan kedua berkesimpulan laporan
Bawaslu Kabupaten Muna Barat Atas Nama La Kaida yang diregistrasi Bawaslu Kabupaten Muna Barat
dengan Nomor: 03/LP/PL/KAB-28.15/IV/2019 tanggal 17 April 2018 dengan terlapor La Suba yaitu:

1. Tidak memenuhi unsur tindak pidana Pemilu Pasal 523 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum;
2. Laporan Nomor: 03/LP/PL/KABUPATEN28.15/VI/2019 tanggal 16 April 2019 bukan merupakan
tindak pidana Pemilu.

Bahwa Sentra Gakkumdu Kabupaten Muna Barat, merekomendasikan laporan


Nomor:03/LP/PL/KABUPATEN 28.15/VI/2019 tanggal 16 April 2019 tentang dugaan pelanggaran pidana
Pemilu (Money Politic) dengan pelapor Atas Nama La Kaida dan terlapor Atas Nama La Suba prosesnya
dihentikan pada pembahasan kedua.

Laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu sekaligus kode etiknya yang diajukan oleh Munawir, ST
pada tanggal 22 April 2019 materi laporan yang diajukan oleh Munawir ST adalah dugaan tindak pidana
Pemilu dan kode etik;

Bahwaawalnya Saudara Munawir diberikan informasi oleh Saudara Malik Agussalim bahwa ada suara
sah yang dibatalkan/dinyatakan tidak sah oleh ketua dan anggota KPPS TPS 1 Desa Lasosodo Kecamatan
Wadaga Kabupaten Muna Barat karena adanya sobekan kecil dilipatan surat suara yang tidak mengenai
garis kotak suara, dan kertas suara tersebut tercoblos secara utuh ditentangan nama saya (Munawir ST)
Caleg Partai Demokrat Nomor Urut 1, informasi ini telah terkonfirmasi kepada salah satu Anggota KPPS
Atas Nama LM Sarti;

Berdasarkan kajian awal Bawaslu Kabupaten Muna Barat laporan yang diajukan oleh Munawir
ST awalnya tidak memenuhi syarat formil dan materil, akan tetapi 3 hari kemudian setelah Saudara
Munawir melapor pada Bawaslu Kabupaten Muna Barat, Saudara Munawir datang melengkapi
laporanya dengan melampirkan alat bukti berupa surat pernyataan dan setelah konsultasi dengan
Gakkumdu maka laporan Munawir ST diregistrasi dengan Nomor: 04/LP/PL/KABUPATEN 28.15/IV/2019.
Berdasarkan hasil klarifikasi dan bukti yang diajukan oleh pelapor, Bawaslu Kabupaten Muna Barat
melakukan kajian dengan hasil sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan kajian terhadap laporan dugaan pelanggaran Nomor:


04/LP/PL/KAB/28.15/2019 dan setelah dihubungkan antara fakta, keterangan serta bukti yang ada maka
dapat disimpulkan bahwapara terlapor (Anggota KPPS TPS 1 Desa Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna
Barat) masing-masing Atas Nama LM Sarfi (Ketua), Alfi, Sartina, Julianti, Herlina, dan La Jike masing-
masing sebagai anggota, tidak terbukti melakukan pelanggaran tindak pidana Pemilu Pasal 532 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

2. Laporan Nomor: 04/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019 bukan merupakan pelanggaran pidana Pemilu;

Bahwa berdasarkan hasil kajian, laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu Nomor Register
04/LP/PL/KAB/28.15/IV/2019 tersebut diatas telah dihentikan karena tidak memenuhi unsur tindak
pidana Pemilu Pasal 532 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Tahapan penanganan dugaan pelanggaran pidana Pemilu dalam Sentra Gakkumdu adalah
sebagai berikut:
Tanggapan Bawaslu Kabupaten Muna Barat

Bahwa Setelah melakukan kajian terhadap dugaan pelanggaran atas laporan Nomor:
04/LP/PL/KABUPATEN28.15/IV/2019 dan setelah dihubungkan antara fakta, keterangan para pihak serta
bukti-bukti yang ada maka dapat disimpulkan bahwa terlapor Ketua dan Anggota KPPS TPS 01 Desa
Lasosodo Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat pada saat penghitungan surat suara di TPS 01
Desa Lasosodo tidak terbukti melakukan pelanggaran Ketentuan Pasal 532 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan bukanmerupakan tindak pidana Pemilu dengan alasan:

1. Tidak adanya bukti surat suara sah dan dinyatakan tidak sah;

2. Tidak adanya catatan kejadian khusus atau keberatan saksi yang tertuang dalam formulir C2-
KPU pada saat penghitungan surat suara di TPS 01 Desa Lasosodo.

Tanggapan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan hasil penyelidikan, maka penyelidik berkesimpulan bahwa terhadap dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilu yakni pembatalan surat suara sah menjadi tidak sah yang diregistrasi dengan
Nomor: 04/LP/PL/KABUPATEN28.15/VI/2019, tanggal 25 April Tahun 2019 dengan pelapor Atas Nama
Munawir, ST dan terlapor Ketua dan Anggota KPPS TPS 01 Desa Lasosodo Kecamatan Wadaga
Kabupaten Muna Barat, tidak memenuhi unsur dugaan tindak pidana Pemilu dengan pertimbangan
sebagai berikut:

a. Bahwa laporan Saudara Munawir,ST yang dilaporkan pada Bawaslu Kabupaten Muna Barat yang
telah diregistrasi dengan Nomor: 04/LP/PL/KAB/28.15.IV/2019 tidak dapat ditingkatkan ke proses
penyidikan karena tidak adanya Barang bukti bahwa adanya kejadian surat suara menjadi tidak sah;

b. Selama proses penyelidikan pelapor tidak bersedia memberikan keterangan, seharusnya sebagai
pelapor harus proaktif dalam laporanya;

Tanggapan/pendapat Kejaksaan Negeri Raha.

Bahwarapat pembahasan kedua Sentra Gakkumdu Muna Barat dengan berita acara pembahasan
Nomor: 04/BA/SG-14/V/2019 tanggal 9 Mei 2019 adalah :

Berdasarkan hasil Kajian dan penyelidikan, maka Jaksa berkesimpulan bahwa terhadap laporan dugaan
pelanggaran tindak pidana Pemilu berupapembatalan surat suara sah menjadi tidak sah yang diregistrasi
dengan nomor: 04/LP/PL/KABUPATEN28.15/VI/2019, tanggal 25 April tahun 2019, denganpelapor Atas
Nama Munawir, ST dan terlapor Anggota KPPS TPS 01 Desa Lasosodo Kecamatan Wadaga Kabupaten
Muna Barat; tidakmemenuhi unsur dugaan tindak pidana Pemilu dengan pertimbangan sebagai berikut
:

1. Tidak cukup bukti/tidakmemenuhi unsur Pasal 532 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilu;
2. Tidak adanya keberatan saksi atau kejadian khusus yang menyatakan bahwa ada kejadian surat
suara sah.

17. Laporan tindak pidana pemilu Kabupaten Buton Tengah.

Bawaslu Kabupaten Buton Tengah meregistarsi laporan masyarakat Atas Nama Hasania yang beralamat
di Kelurahan Talaga Kecamatan Talaga Raya dengan Nomor: 008/LP/PL/28.16/IV/2019, dengan pokok
aduan terkait money politic pada masa tenang yang dilakukan oleh tim kampanye Caleg DPRD
Kabupaten Buton Tengah dari Partai Nasdem telah membagi-bagikan uang kepada mereka sebesar Rp.
500.000.00 (lima ratus ribu rupiah) perorang. Atas laporan tersebut dilakukan klarifikasi terhadap
pelapor, terlapor dan saksi yang mengetahui kejadian, dan dilakukan pengkajian atas laporan tersebut.
Pada tangal 15 Mei 2019 Bawaslu Kabupaten Buton Tengah menyampaikan bahwa laporan Nomor:
008/LP/PL/Kab/ 28.16/IV/2019 dihentikan dengan alasan a). Bahwa berdasarkan hasil klarifikasi saksi-
saksi dan terlapor, dihubungkan dengan barang bukti ditemukan fakta hukum bahwaterlapor bukan
pelaksana, peserta dan tim kampanye. Oleh karena itu, berdasarkan fakta tersebut perbuatan terlapor
tidak memenuhi unsur sebagai obyek hukum sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 523 ayat (2) Jo
278 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. b). Bahwa oleh karena
salah satu unsur Pasal 523 ayat (2)Jo 278 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum tidak terpenuhi, maka perbuatan terlapor tidak memenuhi kualifikasi delik sehingga
perbuatan terlapor bukan merupakan tindak pidana Pemilu.

Bawaslu Kabupaten Buton Tengah meregistrasi laporan masyarakat Atas Nama Al Fata yang beralamat
di Kelurahan Talaga I Kecamatan Talaga Raya dengan Nomor: 009/LP/PL/28.16/IV/2019, dengan pokok
aduan terkait money politic pada masa tenang yang dilakukan oleh tim tampanye Caleg DPRD
Kabupaten Buton Tengah dari Partai PDI Perjuangan. Pada tangal 15 Mei 2019 Bawaslu Kabupaten
Buton Tengah menyampaikan bahwa laporan Nomor: 009/LP/PL/Kab/28.16/IV/2019dengan pelapor
Atas Nama Al Fata dan terlapor masing-masing Atas Nama: Saudara Mansur, SaudaraFauzie, Saudara
Aco Ahmad dihentikan dengan alasan Bahwa berdasarkan hasil klarifikasi saksi-saksi dan Terlapor,
dihubungkan dengan barang bukti ditemukan fakta hukum bahwaterlapor bukan pelaksana, peserta dan
tim kampanye. Oleh karena itu, berdasarkan fakta tersebut, perbuatan terlapor tidak memenuhi unsur
sebagai obyek hukum sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 523 ayat (2) Jo 278 Ayat (2)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Sedangkan pada laporan Saudara Kadir
tidak diregistrasi hal ini dikarenakan tidak memenuhi syarat formil dan materil laporan.

B.4 Pelanggaran Hukum Lainnya

Tabel 5.17 Laporan dugaan pelanggaran hukum lainnya Pemilu Tahun

2019.
No Kab/Kota Tanggal Laporan Tanggal Registrasi Pelapor/Terlapor Uraian
Peristiwa Tindaklanjut

1 Kolaka Timur Tidak ada

2 Konawe 13 Maret 2019. Saudara Muh. Hajar Laporan dugaan pelanggaran


netralitas ASN yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar pada tanggal 13 Maret 2019. Materi laporan
yangdiajukan oleh Saudara Muh. Hajar adalah sebagai berikut :a. Bahwa pada hari Minggu tanggal 10
Maret 2019 Saudara Muh. Hajar mendapat kiriman foto-foto pertemuan antara Saudara Haryadi
yangmerupakan Caleg DPRD Kabupaten Konawe Dapil 4 (empat) dengan beberapa ASN di Kecamatan
Onembute dari Saudara I MadeAsmaya melalui media sosial wa; b. Bahwa foto-foto pertemuan tersebut
yang didapatkan Saudara Muh. Hajar dari Saudara I Made Asmaya melalaui media sosail wa berlangsung
dikediaman Saudara Enan Suryana, S.Pd yang

merupakan Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Onembute; c. BahwaSaudara Muh. Hajar menduga Saudara
Manto K (Lurah Onembute), Dra. Hj. Nurhana (Kepala Sekolah SDN 2 Sukamaju), Eka (Kepala Sekolah
SDN 1 Sukamaju), Suhardiman, S. Sos (Staf Kecamatan Onembute), Enan Suryana, S.Pd (Guru SDN 2
Onembute) menghadiri pertemuan untuk membahas pemenangan Saudara Haryadi (Caleg DPRD
Kabupaten Konawe dari Partai Amanat Nasional Dapil 4) dalam Pemilihan Umum Tahun 2019
Laporan dihentikan

3 Konawe Utara Tidak ada

4 Wakatobi 21-Nov-18 22-Nov-18 Pelapor : Yusriadi La Huda / Terlapor : Adnan


Syarif, ST.,M.Eng Asas Netralitas Apartus Sipil Negara ) yang di lakukan oleh Adnan Syarif,
ST.,M.Eng dengan Berkomentar Politik disalah satau Acount Facebook Emen Lahuda di media sosial
facebook. Hasil pleno sepakat diteruskan ke KASN RI, KEMENP AN-RB dan Pejabat Pembnian
KepegaWa ian Wakatobi

08-Mar-19 Pelapor : La Rahman / Terlapor : La Ode Syamsul Bahri, S.Pd


memasang Story pada Whaatsapp tentang Gambar Daftar Plasma/dukungan Calon Anggota
DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Dapil IV, Bau-Bau,Buton,Wakatobi,Buton Selatan dan Buton Tengah
yang dimana terdapat gambar Partai Golkar,gambar calon nomor urut 1 Atas Nama Achmad Aksar,SH
Hasil pleno sepakat diteruskan ke KASN RI, KEMENP AN-RB dan Pejabat Pembnian KepegaWa
ian Wakatobi

12-Mar-19 Pelapor : Rahman Wahab Suailo / Terlapor : Hariyanto B.


Mengkampanyekan dengan memasang Spanduk Achmad Aksar, SH calon anggota DPRD Provinsi
Sulawesi Tenggara dari Partai Golkar terpasang digazebo didepan halaman rumahnya Hariyanto B,
Dihentikan Tidak Ditindaklanjuti keistansi terkait.

5 Muna Tidak ada

6 Buton Utara 14-Jan-19 14-Jan-19 Terlapor : Tuslin Pada Hari Jumat, 11


Januari 2019 bertempat di desa Linsowu Kecamatan Kulisusu, Panwaslu bersama Panwaslu Desa
Linsowu menemukan Saudara TUSLIN (ASN Dilingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Utara
melakukan perlawanan ketika dilakukan penertiban APK (baliho calon Anggota DPD Nomor Urut 21 An.
ABDUL JABIR UKSIM, ST.,MM) yang dipasang tidak sesuai zona (dipasang dipagar salah satu Warga desa
Linsowu) dan tidak memiliki izin pemasangan dari pemilik rumah. 2. Saudara TUSLIN juga meneriakan
ajakan untuk mencoblos nomor urut 21; 3) Saudara TUSLIN juga melakukan protes dalam keadaan
mabuk, pada hari dan jam kerja. Direkomendasikan ke KASN

Kamis, 19 April 2018 Kamis, 19 April 2018 Pelapor : Muhammad Rizal / Terlapor :
Salmudin, S.Pd Dugaan pelanggaran terhadap asas netralitas Aparatur Sipil Negara yang dilakukan oleh
Saudara SALMUDIN, S.Pd, ASN yang memposting prediksi perolehan kursi partai Golakar di Dapil Buton
Utara I. Postingan yang saya maksud ditulis di group Butur Perubahan sebagai berikut: Perkembangan
Konstalasi Kekuatan Calon DPRD Kabupaten Buton Utara Partai Golkar Sampai Pukul 24.00 Malam

1. Dapil 1 Golkar 3 Kursi

2. Dapil 2 Golkar 1 Kursi

3. Dapil 3 Golkar 2 Kursi

Jumlah total 6 Kursi selamat buat Partai Golkar

Dari posting diatas saya menduga keberpihakan nama account Salmu Din pada partai Golkar

Rabu 27 Maret 2019 Jumat 29 Maret 2019 Pelapor : Arsid / Terlapor : Laode Moh.
Igus Razal Pada hari Senin tanggal 25 Maret 2019, sekitar 04.00 dini hari, Arsid (seorang
mahasisWa) membuka akun media sosial facebook. Dia melihat ada laporan pengiriman (post) baru di
Grup Butur Perubahan. Salah satu yang dia lihat adalah postingan Sekretaris Desa Banu-Banua Jaya Atas
Nama Laode Moh. Igus Razal dengan nama akun facebook, Razal Bbj. Dalam postingan itu, Sekretaris
Desa Banu-Banua Jaya tersebut membagikan video kampanye seorang calon Anggota DPRD Buton Utara
3 dari Partai Demokrta Nomor urut 2 Atas Nama Nasrudin, A.Ma.Pust dengan mencantumkan kalimat
dengan huruf kapital: “DEMOKRAT S14P, BERSAMA KITA BISA DENGAN SAHABAT NSR”.

7 Kota Kendari 04-Mar-19 06-Mar-19 Pelapor : La Ode Farlin, S.Pd. / Terlapor : La Mili,
SE (ASN/Camat Kambu) Dugaan pelanggaran terhadap asas Netralitas ASN yang diduga dilakukan oleh
terlapor karena turut serta menghadiri kegiatan sosialisasi tatap Calon Anggota DPRD Prov. Sulawesi
Tenggara No. Urut 1 Dapil I (Kota Kendari) dari PKS Saudara Sulkhani, S.Pd dan Calon Anggota DPRD Kota
Kendari No. Urut 1 Dapil IV (Kambu-Baruga) dari PKS Saudara Riki Fajar, S.IP.M.Si di rumah kediaman
Saudara Margono di Jl. H.E.A. Mokodompit Lr. Torikale pada Tanggal 02 Maret 2019
Ditindaklanjuti/Diteruskan kepada :

1. Walikota Kendari sebagai Pejabat Pembina KepegaWaian bagi Aparatur Sipil Negara/PegaWai Negeri
Sipil lingkup Pemerintah Kota Kendari

2. Kementerian Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi di Jakarta


3. Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Jakarta.

8 Buton Selatan Tidak ada

9 Konawe Kepulauan Tidak ada

10 Kolaka Utara Tidak ada

11 Konawe Selatan Tidak ada

12 Bau bau 14/1/2019 14/1/2019 Terlapor : LA ODE DANIEL saudara La Ode


Daniel membagikan postingan Foto Caleg berjalan sampai pada bulan selanjutnya 7 oktober 2018.
hingga masuklah bulan januari 2019 ia masih tetap membagikan postingan calon DPD RI. dengan adanya
persoalan ini sangatlah merusak citra Netralitas ASN sebagaimana di atur dalam pasal 2 huruf f undang-
undang nomor 5 tahun 2014 serta melanggar surat mentri PAN-RB, no.B/71/M.Sm.00/2017 dan
peraturan pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang kode etik kepegaWaian Negeri Sipil.
Dihentikan karena Tidak Terbukti

13 Muna Barat Tidak ada

14 Buton Tengah 02 Januari 2018 ALI SIU Pada hari selasa tanggal 26 Desember
2017 sekitar pukul 11.00 WITA Pelapor melintas di Gedung serba guna di Lombe kecamatan Gu
Kabupaten Buton Tengah, Pelapor bertanya kepada masyarakat bahwa ada kegiatan verifikasi faktual di
Sekretariat DPC- PDIP bertempat di kelurahan Bombonawulu Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah,
dan pelapor melihat banyak oknum PNS dan kepala Desa yang hadir dalam verifiasi faktual tersebut
yaitu. (1) Lurah Bombonawulu; (2) Kades Lalibo; (3) Kades Walando; (4) Sarifuddin Fanta. Pelapor juga
melihat banyak mobil yang berplat merah berada di sekitar tempat kejadian. Pelapor tidak mengambil
gambar karena tidak mempunya kamera atau alat digital lainnya. Sekitar pukul 14.00 WITA Pelapor
meminjam Handpone keluarga pelapor dan mengambil/ mendownload foto terlapor dari dunia maya
melalui aplikasi Facebook untuk di jadikan barang bukti Menghentikan / Tidak Meneruskan / Tidak
menindaklanjuti Laporan dugaan pelanggaran oleh Terlapor saudara Sarifuddin Fanta karena tidak
memenuhi unsur pelanggaran

28-Mar-19 ALIM ALAM Pada hari Rabu, tanggal 20 Maret 2019 sekitar
pukul 19.30 WITA Lurah Watulea Atas Nama saudara Muksin, S.Pd mengumpulkan para Kepala
Lingkungan se-Kelurahan Watulea di rumah pribadinya. Dalam pertemuan itu menghadirkan pengurus
Partai PDIP Atas Nama Saudara Muhiddin dan salah seorang calon anggota DPRD Propinsi dari PDIP.
Adapun hal yang dibicarakan dalam pertemuan itu terkait Suksesi Pemilihan Presiden, DPRD Propinsi
dan DPRD Kabupaten pada Pemilihan Umum Tahun 2019. Direkomendasikan MENPAN RB, KASN

15 Bombana Tidak ada

16 Buton Tidak ada

17 Kolaka Tidak ada


Dari Tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Konawe

Laporan dugaan pelanggaran netralitas ASN yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar pada tanggal 13
Maret 2019. Materi laporan yangdiajukan oleh Saudara Muh. Hajar adalah sebagai berikut :a. Bahwa
pada hari Minggu Tanggal 10 Maret 2019 Saudara Muh. Hajar mendapat kiriman foto-foto pertemuan
antara Saudara Haryadi yangmerupakan Caleg DPRD Kabupaten Konawe Dapil 4 (empat) dengan
beberapa ASN di Kecamatan Onembute dari Saudara I MadeAsmaya melalui media sosial wa; b. Bahwa
foto-foto pertemuan tersebut yang didapatkan Saudara Muh. Hajar dari Saudara I Made Asmaya
melalaui media sosail Whatsapp berlangsung dikediaman Saudara Enan Suryana, S.Pd yang merupakan
guru Sekolah Dasar Negeri 2 Onembute; c. BahwaSaudara Muh. Hajar menduga Saudara Manto K (Lurah
Onembute), Dra. Hj. Nurhana (Kepala Sekolah SDN 2 Sukamaju), Eka (Kepala Sekolah SDN 1 Sukamaju),
Suhardiman, S. Sos (staf Kecamatan Onembute), Enan Suryana, S.Pd (guru SDN 2 Onembute) menghadiri
pertemuan untuk membahas pemenangan Saudara Haryadi (Caleg DPRD Kabupaten Konawe dari Partai
Amanat Nasional Dapil 4) dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.

Berdasarkan kajian awalBawaslu Kabupaten Konawe, laporan yang diajukan oleh Saudara Muh. Hajar
memenuhi syarat formil dan materil. Laporan dugaan pelanggaran diregistrasi dengan Nomor:
01/LP/PL/Kab/28.05/III/2019. Berdasarkan hasil klarifikasi dan bukti yang diajukan oleh pelapor,
Bawaslu Kabupaten Konawe melakukan kajian dengan hasil sebagai berikut :

a. Bahwa kegiatan pertemuan yang diadakan oleh Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Konawe
Dapil 4 dari Partai Amanat Nasional Atas Nama Haryadi yang dihadiri oleh beberapa oknum ASN di
Kecamatan Onembute adalah kegiatan yang dilakukan untuk persiapan kegiatan dzikir akbar;

b. Bahwa kegiatan pertemuan yang diadakan oleh Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Konawe
Dapil 4 dari Partai Amanat Nasional Atas Nama Haryadi yang dihadiri oleh beberapa Oknum ASN di
Kecamatan Onembute bukan merupakan bentuk kegiatan kampanye;

c. Bahwa kegiatan pertemuan yang diadakan oleh Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Konawe
Dapil 4 dari Partai Amanat Nasional Atas Nama Haryadi yang dihadiri oleh beberapa Oknum ASN di
Kecamatan Onembute bukanlah bentuk pelanggaran terhadap prinsip netralitas aparatur sipil negara.
Bahwa berdasarkan hasil kajian, laporan dugaan pelanggaran netralitas ASN dengan Nomor Register
01/LP/PL/Kab/28.05/III/2019 tersebut diatas telah dihentikan karena kegiatan yang dimaksudkan oleh
Saudara Muh. Hajar dalam laporannya bukanlah kegiatan kampanye sehingga para terlapor tidak
terbukti melakukan pelanggaran terhadap prinsip netralitas aparatur sipil negara.

2. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Kolaka Timur

Pada tahapan pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2019 Bawaslu Kabupaten Kolaka Timur tidak
menangani laporan dugaan pelanggaran hukum lainnya.
3. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Konawe Utara

Bahwa Bawaslu Kabupaten Konawe Utara khususnya Divisi Hukum, Penanganan Pelanggaran dan
Penyelesaian Sengketa sesuai ketentuan Pasal 16 Ayat (1) Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum
RI Nomor 7 Tahun 2018 tentang Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umumyang
menyebutkan bahwa Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu Kecamatan,
melakukan penanganan temuan atau laporan dugaan Pelanggaran Pemilu. Laporan dugaan pelanggaran
yang selanjutnya disebut laporan adalah laporan langsung warga negara Indonesia yang mempunyai hak
pilih, peserta Pemilu, atau pemantau Pemilu kepada Bawaslu dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan/atau Pengawas TPS pada setiap
tahapan penyelenggaraan Pemilu (vide Pasal 1 angka 26 Perbawaslu Nomor 7 Tahun 2018).

Bahwa Bawaslu Kabupaten Konawe Utara pada penyelenggaraan Pemilu tahun 2019 pada
tahapan awal hingga tahapan akhir Pemilihan Umum tahun 2019 tidak terdapat laporan dugaan
pelanggaran hukum lainnya, baik dari laporan peserta Pemilu, Pemantau Pemilu serta masyarakat yang
diproses oleh Bawaslu Kabupaten Konawe Utara.

4. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Buton Utara.

BahwaBawaslu Kabupaten Buton Utara khususnya Divisi Hukum, Penanganan Pelanggaran dan
Penyelesaian Sengketa hingga tahapan penyelesaian sengketa asil Pemilu tahun 2019 (yang sedang
berlangsung) telah menangani 2 (dua) laporan pelanggaran hukum lainnya: 1) Dugaan pelanggaran yang
dilaporkan oleh Muhammad Rizal dengan terlapor Saudara Salmudin, S.Pd. Pelanggaran tersebut terkait
dengan asas netralitas ASN yang dilakukan oleh Saudara Salmudin, S.Pd. Laporan tersebut telah diproses
oleh Bawaslu Kabupaten Buton Utara dan telah direkomendasikan ke KASN. Rekomendasi dari Bawaslu
Kabupaten Buton Utara telah dibalas oleh KASN dengan Nomor: B-1460/KASN/7/2018 berupa teguran
ringan terhadap terlapor. 2) Dugaan pelanggaran yang dilaporkan oleh Saudara Arsid dengan terlapor
Saudara Moh. Igus Razal, Sekretaris Desa Banu-Banua Jaya. Pelanggaran tersebut terkait dengan
Undang-Undang Desa yang melarang aparat desa untuk terlibat dalam politik praktis sebagaimana di
atur pada Pasal 51 huruf j Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Laporan dugaan
pelangggran tersebut telah diproses dan ditindak lanjuti dalam bentuk rekomendasi ke Bupati
Kabupaten Buton Utara.

5. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Wakatobi

Berdasarkan tabel di atas Bawaslu Kabupaten Wakatobi telah melakukan serangkaia proses penanganan
kasus dugaan pelanggaran, maka diputuskan bahwa terhadap 2 (dua) laporan tersebut dinyatakan kuat
dugaan sebagai bentuk pelanggaran terhadap asas/prinsip netralitas ASN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf f Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Pelanggaran
Disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagaiamana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan dinyatakan ditindaklanjuti dan diteruskan kepada Bupati
Kabupaten Wakatobi sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian lingkup pemerintah Kabupaten Waktobi di
Wangi-Wangi, Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Jakarta serta Menteri Pendayagunaan Aparatur
Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi di Jakarta. Dan 1 (satu) laporan tidak memenuhi unsur dugaan
sebagai bentuk pelanggaran terhadap asas/prinsip netralitas ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf f Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Pelanggaran Disiplin
Pegawai Negeri Sipil dan sebagaiamana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi menerima Surat Tebusan dari Komisi Aparatur
Sipil Negara Republik Indonesia (KASN RI) dengan Nomor:B-1567/KASN/5/2019 pada tanggal 14 Mei
2019 yang menindaklanjuti Laporan Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Wakatobi
memberikan sanksi disiplin sedangkepada Saudara La Ode Syamsul Bahri, S.Pd dengan mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

6. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Muna

Pada tahapan pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2019 Bawaslu Kabupaten Muna tidak menangani
laporan dugaan pelanggaran hukum lainnya.

7. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kota Kendari

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwaBawaslu Kota Kendari menerima laporan dari WNI yang
memiliki hak pilih Atas Nama La Ode Farlin, S.Pd tentang dugaan pelanggaran terhadap asas netralitas
ASN menghadiri kegiatan sosialisasi tatap Calon Anggota DPRD Prov. Sulawesi Tenggara NomorUrut 1
Dapil I (Kota Kendari) dari PKS Atas Nama Saudara Sulkhani, S.Pd dan Calon Anggota DPRD Kota Kendari
Nomor Urut 1 Dapil IV (Kambu-Baruga) dari PKS Atas Nama Saudara Riki Fajar, S.IP.M.Si di rumah
kediaman Saudara Margono di Jl. H.E.A. Mokodompit Lr. Torikale pada tanggal 02 Maret 2019 yang
diduga dilakukan oleh Saudara La Mili, SE (ASN/Camat Kambu).

Setelah dilakukan kajian awal terhadap laporanaquo dinyatakan memenuhi syarat formil dan syarat
materil, selanjutnya Bawaslu Kota Kendari meregistrasi laporan tersebut dengan Nomor:
01/LP/PL/KOTA/28.01/III/2019 tanggal 06 Maret 2019. Setelah dilakukan serangkaian proses
penanganan kasus maka diputuskan bahwa laporan tersebut dinyatakan kuat dugaan sebagai bentuk
pelanggaran terhadap asas/prinsip netralitas Aparatur Sipil Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf f Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan pelanggaran Kode
Etik Aparatur Sipil Negara khususnya pelanggaran disiplin PNS sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya diteruskan kepada
Walikota Kendari sebagai pejabat pembina kepegawaian bagi Aparatur Sipil Negara/PegaWai Negeri
Sipil lingkup Pemerintah Kota Kendari, Kementerian Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi di
Jakarta serta Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Jakarta berdasarkan Berita Acara Rapat Pleno No.
082/BAWASLU-PROV.SG-17/HK.01.01/III/2019, tanggal 22 Maret 2019 dan Surat Penerusan Pelanggaran
Perundang-Undangan lainnya Nomor: 90/BAWASLU-PROV.SG-17/HM.02.00/III/2019, tanggal 25 Maret
2019.

Bahwa Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), setelah menerima penerusan kasus aquo, lalu melakukan
proses penanganan lebih lanjut dan merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar memberikan
sanksi kepada terlapor berupa sanksi sedang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Surat Rekomendasi KASN Nomor : B-
1966/KASN/6/2019, tanggal 19 Juni 2019.

8. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Buton

Bahwa pada tahapan pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2019 Bawaslu Kabupaten Buton tidak
menangani laporan dugaan pelanggaran hukum lainnya.

9. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Buton Selatan

Bahwa laporan pelanggaran Pemilu merupakan laporan langsung Warga Negara Indonesia yang
mempunyai hak pilih, peserta Pemilu, dan pemantau Pemilu kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/desa, Panwaslu LN, dan/atau Pengawas
TPS pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu. Pelanggaran terhadap peraturan Perundang-
Undangan lainnya yang bukan pelanggaran Pemilu, bukan sengketa Pemilu, dan bukan tindak pidan
Pemilu. Merujuk hal tersebut dalam masa tahapan Pemilihan Umum 2019 Bawaslu Kabupaten Buton
Selatan tidak mendapatkan laporan pelanggaran terhadap peraturan Perundang-Undangan lainnya.

10. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Konawe Kepulauan

Bahwa dari uraian tabel diatas Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan untuk jenis pelanggaran hukum
lainya tidak ada penanganan Pelanggaran yang di proses karena tidak ada pelanggaran yang
ditemukan/dilaporkan.

11. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Kolaka Utara

Bahwa BawasluKabupaten Kolaka Utara, sejak awal tahapan Pemilu 2019 dan berakhirnya tahapan
Pemilu 2019, tidak pernah menerima laporan dari masyarakat terkait pelanggaran hukum lainya yang
terjadi selama pemilu 2019 di Kabupaten Kolaka Utara.

12. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Bombana

Bahwa pada Pengawas pemilihan umum tahun 2019, di Kabupaten Bombana tidak terdapat pelanggaran
hukum lainnya.

13. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Konawe Selatan

Bahwa pada PengawasPemilihan Umum tahun 2019, di Kabupaten Konawe Selatan tidak terdapat
pelanggaran hukum lainnya.

14. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kota Baubau

Bahwa Saudara La Ode Daniel membagikan postingan foto Caleg dari tanggal 7 Oktober 2018 sampai
dengan bulan Januari 2019 masih tetap membagikan postingan calon DPD RI. Dengan adanya persoalan
ini sangat merusak citra netralitas ASN sebagaimana di atur dalam pasal 2 huruf f Undang-Undang
Nomor: 5 Tahun 2014 serta melanggar Surat Mentri PAN-RB, Nomor: B/71/M.Sm.00/2017 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Kode Etik Kepegawaian Negeri Sipil.dan tindak
lanjutnya adalah dihentikan karena tidak terbukti.

15. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Muna Barat

Bahwa dalam penyelenggaran Pemilu tahun 2019 tahun 2019, di Kabupaten Muna Barat tidak terdapat
pelanggaran hukum lainnya.

16. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Buton Tengah

Bahwa Bawaslu Kabupaten Buton Tengah telah menerima laporan dari Masyarakat Kecamatan Gu Atas
Nama Ali Siu yag telah diregistrasi dengan Nomor:001/LP/Pemilu/Kab/28.16/I/2018 terkait dugaan
pelanggaran keterlibatan ASN yang dilakukan oleh Sarifuddin Fanta, S.IP. Bahwa setelah dihubungkan
antara fakta, analisa unsur, keterangan serta barang bukti dengan ketentuan perundang-undangan
terkait maka dapat disimpulkan bahwa terlapor tidak dapat dikenakan ketentuan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014.

Sedangkan laporan dari masyarakat Kecamatan Gu Atas Nama Alim Alam dengan Nomor registrasi:
002/LP/Pemilu/Kab/ 28.16/I/2018 terkait dugaan pelanggaran keterlibatan ASN yang dilakukan oleh
Lurah Watulea Atas Nama saudara Muksin,S.Pd dalam laporannya telah mengumpulkan para Kepala
Lingkungan se-Kelurahan Watulea di rumah pribadinya, dengan menghadirkan pengurus Partai PDIP
Atas Nama Saudara Muhiddin dan salah seorang calon anggota DPRD Propinsi dari PDIP. Bahwa setelah
dihubungkan antara fakta, analisa unsur, keterangan serta barang bukti dengan ketentuan perundang-
undangan, maka Bawaslu Kabupaten Buton Tengah berkesimpulan telah memenuhi unsur pelanggaran
netralitas Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dan Surat Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor: B/94/M.SM.00.00/2019 Perihal Pelaksanaan Netralitas ASN pada Penyelenggaraan
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif Tahun 2019 dan diteruskan kepada: (1)
Komisi Aparatur Sipil Negara; (2) Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
(3) Bupati Kabupaten Buton Tengah.

17. Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya Kabupaten Kolaka

Bahwa pada penyelenggaraanPemilihan Umum tahun 2019, Bawaslu Kabupaten Kolaka tidak
memproses pelanggaran hukum lainnya.
C. Pelimpahan Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu

Pada Pemilu calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melimpahkan dugaan
pelanggaran sebagaiberikut :

Tabel 5.18 Laporan Pelimpahan Temuan/Laporan Dugaan

Pelanggaran Pemilu Tahun 2019.

No Tanggal

Laporan Tanggal Pelimpahan Tanggal Registrasi Uraian Peristiwa Proses


Tindaklanjut Hasil Kajian

1 30 April 2019 Selasa, 30 April 2019

Dilimpahkan di Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan 1 Mei 2019 Bahwa pelapor melaporkan
temuan dugaan pelanggaran pemungutan suara An. Armilah yang terdaftar pada DPT TPS 03 Kelurahan
Molawe, Kabupaten Konawe Utara, memberikan hak pilih di TPS 01 Desa Wakadawu
KecamatanWawonii Timur, Kabupaten Konawe Kepulauan;

BahwaPanwasluKecamatanWawonii Timur merekomendasikan kepada PPK Wawonii Timur untuk


melakukan Pemungutan Suara Ulang PSU), tetapi KPUD Konawe Kepulauan tidak mengakomodir
PanwasluKecamatanWawoniiTimur. Pimpinan Bawaslu Konawe Kepulauan bersama Gakkumdu
melakukan pembahasan pertama terkait pelimpahan dugaan pelanggaran Pemilu dari BawasluSulawesi
Tenggara.

Mengundang pelapor dan terlapor untuk diklarifikasi terkait dugaan pelanggaran Pemilu.

Berdasarkan hasil pembahasan II Sentra Gakumdu, laporan pelapor An. Irpan dan terlapor Ketua
dan Anggota KPUD Konawe Kepulauan dinyatakan dihentikan karena tidak menetapkan pemungutan
suara ulang di TPS 01 Desa Wakadawu.

Bahwa pokok laporan pelapor dinyatakan tidak memenuhi syarat formil prodrdural sebagaimana diatur
dalam pasal 372 ayat (2) dan pasal 373 ayat (1) serta tidak memenuhi syarat materil laporan a quo.

2 Jumat, 10 Mei 2019 Senin, 13 Mei 2019


Dilimpahkan ke Bawaslu Kota Kendari 16 Mei 2019 Pada hari Rabu tanggal 17 April 2019 saksi saya
bernama Sapuddin membaWa mandat partai sebagai saksi karena dia terlambat datang terlambat
Saudara Sapuddin ditolak untuk masuk menjadi saksi tetapi Saudara Sapuddin bersikeras untuk tetap
masuk menjadi saksi dan akhirnya Saudara Sapuddin diperbolehkan masuk. Pada saat perhitungan suara
pada pukul antara pukul 12.00 – 01.00 WITA dalam perhitungan tersebut saksi melihat ada dua coblosan
antara nomor urut 01 dan nomor urut 03. Saksi mengatakan bahwa itu harus masuk ke suara partai PDIP
tapi tetap kenyataannya suara tersebut dimasukan ke suara nomor urut 01 sehingga saksi saya tersebut
tidak mau menandatangani formulir C1 tersebut dan disaksikan oleh Tim pemantau saya An. IsWandi
Idris. Saudara Sapudiin juga memprotes mengenai sisa surat suara harus disilang agar tidak digunaka
akan tetapi ketu KPPS tersebut tidak melakukannya. Pimpinan BawasluKota Kendari bersama
Gakkumdu melakukan pembahasan pertama terkait pelimpahan dugaan pelanggaran Pemilu dari
BawasluSulawesi Tenggara.

Mengundang pelapor dan terlapor untuk diklarifikasi terkait dugaan pelanggaran Pemilu.

Bawaslu Kota Kendari langsung menangani kasus lapran An. Simon Takaendengan dengan
nomor registrasi 03/LP/PL/KOTA/28.01/V/2019, dengan terlapor LisnaWati Ketua KPPS 6 Kelurahan
Anduonuhu Kecamatan Poasia. Bahwa terhadap laporan a quo, berdasarkan pembahasan pertama
Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Kendari menyimpulkan laporan aquo tidak memenuhi syarat formil dan
materil laporan sebagaimana ketentuan PerBawaslu Nomor 7 Tahun 2018 tentang tatacara penenganan
temuan dan laporan Pelanggaran Pemilu

Pada Pemilu calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pemilu Calon
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melimpahkan 2 (dua)
laporan dugaan pelanggaran Pemilu kejajaran dibawahnya yakni satu laporan dugaan pelanggaran yang
dilimpahkan ke pada BawasluKabupaten Konawe Kepulauan dan 1 (satu)laporan dugaan pelanggaran
lagi dilimpahkan ke Bawaslu Kota Kendari.

Laporan dugaan pelanggaran yang pertama masuk di Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, adalah
laporan dugaaan pelanggaran yang dilaporkan oleh Saudara Irpan pada hari Senin tanggal 29 April 2019,
terkait dugaan pelanggaran pemungutan suara An. Armilah yang terdaftar pada DPT TPS 03 Kelurahan
Molawe, Kabupaten Konawe Utara, memberikan hak pilih di TPS 01 Desa Wakadawu Kecamatan
Wawonii Timur, Kabupaten Konawe Kepulauan. Laporan tersebut dilimpahkan ke pada Bawaslu
Kabupaten Konawe Kepulauan pada hari Selasa, tanggal 30 April 2019. Bahwa Panwaslu Kecamatan
Wawonii Timur merekomendasikan kepada PPK Wawonii Timur untuk melakukan Pemungutan Suara
Ulang (PSU), tetapi KPUD Kabupaten Konawe Kepulauan tidak mengakomodir rekomendasi Panwaslu
Kecamatan Wawonii Timur Pemungutan Suara Ulang di TPS 01 Desa Wakadawu.
Terhadap laporan Saudara Irpan, Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengkaji dan memeriksa
bukti-bukti laporan aquo. Atas pengkajian dan pemeriksaan terhadap bukti laporan aquo dinyatakan
dihentikan pada pembahasan ke II ( dua ) Tim Sentra Gakkumdu Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan,
karena tidak memenuhi syarat formil prosedural sebagaimana Pasal 372 ayat (2) dan Pasal 373 ayat (1)
serta tidak memenuhi syarat materil subtantif sebagaimana disebutkan dalam Pasal 372 ayat (1) dan
ayat (2) huruf a,b,c dan d, dengan demikian terhadap tidak terpeneuhinya kedua unsur tersebut, maka
tindakan terlapor dinyatakan tidak memenuhi unsur sebagai tindak pidana Pemilu sebagaimana
dimaksud pasal 549 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.

Laporan dugaan pelanggaran kedua masuk di Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara pada hari Jumat
tanggal 10 Mei 2019, yakni laporan Saudara Simon Takandengan. Laporan tersebut dilimpahkan ke
pada Bawaslu Kota Kendari pada Senin tanggal 13 Mei 2019 terkait saksi pelapor yang diduga ditolak
masuk oleh Lisnawati (Ketua KPPS) TPS 06 Kelurahan Andonuhu Kecamatan Poasia Kota Kendari karena
terlambat datang menjalankan tugas di TPS 06 Kelurahan Andonuhu Kecamatan Poasia. Kemudian pada
saat perhitungan suara,antara pukul 12.00 s.d 01.00 WITA saksi melihat ada dua coblosan antara Nomor
Urut 01 dan Nomor Urut 03. Pada saat itu saksi mengatakan bahwa itu harus masuk ke suara partai PDIP
tetapi pada kenyataannya suara tersebut dimasukan ke suara Nomor Urut 01 sehingga saksi pelapor
tidak mau menandatangani salinan formulir C1-KPU.

Atas dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Kota Kendari langsung menangani kasus laporan Saudara
Simon Takaendengan dengan meregistrasi laporan tersebut dengan
Nomor:03/LP/PL/KOTA/28.01/V/2019.Terlapor dalam laporan tersebut adalah Lisnawati (Ketua KPPS)
TPS 6 Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia. Bahwaberdasarkan pembahasan pertama Sentra
Gakkumdu Bawaslu Kota Kendari menyimpulkan laporan aquotidak memenuhi syarat formil dan materil
laporan sebagaimana ketentuan Perbawaslu Nomor 7 Tahun 2018 tentang TatacaraPenanganan
Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu.

D. Pengambil Alihan Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu

Untuk Pemilu Calon Anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pemilu calon
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mengambil alih 1 (satu)
temuan dugaan pelanggaran Pemilu yang di ditemukan oleh Bawaslu Kabupaten Kolaka Timur, yang
kemudian di ambil alih oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara. Temuan tersebut sebagaimana diurai
dalam table dibawah ini:

Tabel 5. 19 Temuan Bawaslu Kabupaten/Kota yang diambil alih oleh Bawaslu Provinsi

No Tgl registrasi Tgl & No Pengambilalihan Terlapor Uraian Persitiwa Proses


Penanganan Hasil kajian dan tindaklanjut

1 12 Maret 2019 12 Maret 2019, No.06/TM/PP/PROV/28.00/III/2019 Hj. Sulfahmi Bahwa


pada acara jalan santai yang diadakan di Kota Kendari pada hari Sabtu, 2 Maret 2019 Kepala Desa
Pomburea, Hj. Sulfahmi melakukan tindakan dengan cara mengangkat jari telunjuk sebagai simbol angka
01 dengan memakai kostum bergambarkan pasangan calon Pesiden dan Wakil Presiden Nomor urut 01
dengan tulisan Jokowi-Amin 01.

2019 Kepala Desa Pomburea, Hj. Sulfahmi, diduga melanggar ketentuan pasal 490 pada Undang-undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Laporan aquo berdasarkan progres penanganan pelanggaran
tindak pidana pemilu tahun 2019 di hentikan pada pembahasan ke II tim sentra Gakkumdu
BawasluProvinsi Sulawesi Tenggara karena tidak memenuhi rumusan pasal yang dikenakan serta tidak
cukup alat bukti Bahwa laporan aquotidak memiliki putusan PN yang berkekuatan hukum tetap
(incrah)

Sumber: Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Prov. Sultra

Terhadap Temuan Nomor : 06/TM/PP/Prov/28.00/III/2019 sebagaimana dalam table 56 diatas, bahwa


pada tanggal,12 Maret 2019 telah diregister dugaan pelanggaran pidana yang dilaporkan oleh Saudara
La Golonga terhadap terlapor Saudari Hj. Sulfahmi selaku Kepala Desa Pomburea, ditemukan fakta
sebagai berikut :

Bahwa laporan dugaan pelanggaran Pidana Pemilu yang dilaporkan oleh Saudara La Golonga, S.Pd.,M.Pd
adalah Laporan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Hj. Sulfahmi (Ibu Desa Pomburea) pada saat
acara jalan santai yang diadakan di Kota Madya Kendari Pada Hari Sabtu 2 Maret 2019, Ibu Desa
Pumburea melakukan tindakan dengan cara mengangkat jari telunjuk sebagai symbol angka 01 dengan
memakai kostum bergambarkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 01 dengan
tulisan Jokowi-Amin 01.

Bahwa Hj. Sulfahmi yang merupakan Ibu Desa Pomburea sejak bulan Februa ri tahun 2017 sampai
sekarang, benar bahwa pada Sabtu 2 maret 2019 Pukul 11.00 WITA berada didepan Hotel Isabella
Kendari. Kemudian Ibu Hj. Sulfahmi mengapload foto pribadinya pada saat memakai kostum yang
bergambarkan foto pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 yaitu Jokowi-Amin
melalui facebook dengan nama akun Sulfahmi Basir.

Bahwa terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan terlapor adalah melanggar ketentuan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pada pasal 490 yang berbunyi “Setiap kepala desa
atau sebutan lain yang dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu peserta Pemilu dalam masa kampanye, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 12.000.000.00 (Dua Belas Juta
Rupiah).

Bahwa untuk menindaklanjuti temuan dugaan pelanggaran tindak pidana tersebut, Ketua dan Anggota
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Rapat Pleno untuk menetapkan adanya temuan
dugaan pelanggaran administratif.

Bahwa menindaklanjuti hasil pleno yang menetapkan adanya temuan dugaan pelanggaran Pemilu, maka
terhadap laporan tersebut diteruskan ke Divisi Penindakan Pelanggaran untuk ditangani sesuai
mekanisme penanganan pelanggaran. Karena telah memenuhi syarat formil dan materil, laporan
tersebut diregistrasi dengan nomor: 06/TM/PP/PROV/28.00/III/2019, pada tanggal 12 Maret 2019.

Bahwa dalam rangka penanganan temuan dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara selanjutnya mengundang para pihak, yakni Penemu/Pelapor dan saksi-saksi untu mengikuti
sidang dugaan pelanggaran tindak pidana.

Bahwa Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Tim Sentra Gakkumdu Provinsi Sulawesi Tenggara
unsur kepolisian dan kejaksaan melakukan Pembahasan I dan Pembahasan II.

Berdasarkan hasil pembahasan II Sentra Gakkumdu menyimpulkan bahwa tindakan terlapor tidak
memenuhi unsur dalam ketentuan pasal 490 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Bahwa tindakan menguntungkan dan merugikan calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu tidak
terpenuhi unsur karena kalau hanya menunjukan jari telunjuk saja tidak cukup bukti untuk mengatakan
bahwa unsur tindakan menguntungkan terpenuhi.

E. Supervisi dan Pendampingan Penanganan Dugaan Pelanggaran Pemilu.

Dalam perjalanan mengawal demokrasi pada Pemilu Calon Anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara telah melakukan supervise di 17 Kabupaten/Kota untuk melihat sejauh mana
pelaksanaantugas, wewenang dan kewajiban jajaran Pengawas Pemilu dalam mengawasi setiap tahapan
Pemilu pada Tahun 2019. Pada prinsipnya Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara bersama jajaran
dibawahnya telah melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan tahapan Pemilu Tahun 2019, dan
telah menjalankan amanah yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu.

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara selain melaksanakan supervisi ke Bawaslu Kabupaten/kota juga
melakukan pendampingan terhadap penanganan dugaan pelanggaran dijajaran pengawas Pemilu
dibawahnya. Pada Pemilu Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan pendampingan
penyelesaian penanganan dugaan pelanggaran di Bawaslu Kabupaten Buton, Bawaslu Kabupaten Kolaka
Timur, Bawaslu Kabupaten Buton Utara dan Bawaslu Kabupaten Konawe Selatan.

F. Tindak Lanjut Penindakan Pelanggaran Pemilu

Selama Pemilu Tahun 2019 Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah menangani 30 (tiga puluh)
dugaan pelanggaran Pemilu, diantaranya 12 (dua belas) laporan dugaan pelanggaran administrative
Pemilu, 14 (empat belas) laporan dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu dan 4 (empat) dugaan
pelanggaran hukum lainnya. Dari 12 (dua belas) dugaan pelanggaran administrative Pemilu yang telah
ditangani, hanya 1 (satu) laporan dugaan pelanggaran yang diputuskan terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan Pelanggaran administratif Pemilu berupa tindakan yang melanggar tata cara,
prosedur atau mekanisme yang berkaitan dengan peregeseran jumlah data pemilih, jumlah pengguna
hak pilih, dan jumlah surat suara yang digunakan yakni laporan dugaan pelanggaran yang diregistrasi
dengan Nomor: 018/LP/PL/ADM/PROV

/28.00/V/2019 terkait kasus laporan Bawaslu Kota Baubau pada saat rapat pleno rekapitulasi tingkat
Provinsi Sulawesi Tenggara tanggal 11 Mei 2019 yaitu terdapat data yang tidak sinkron yang dibacakan
oleh KPU Kota Baubau antara jumlah pengguna hak pilih dan jumlah surat suara yang digunakan.
Selanjutnya KPU Kota Baubau melakukan perubahan angka-angka pada pembacaan berikutnya tanpa
menunjukan data yang jelas terkait sumber angka-angka tersebut. Untuk pelanggaran administrasi
Pemilu ini pimpinan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara meminta kepada KPUD Kota Baubau untuk
melakukan peninjauan kembali jumlah data Pemilih, jumlah pengguna hak pilih, dan jumlah surat suara
yang yang terkoreksi datanya pada pleno rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara tingkat Provinsi
Sulawesi Tenggara.

Kemudian 4 (empat) dugaan pelanggaran hukum lainnya yang teregistrasi Nomor


02/LP/PL/Prov/28.00/I/2019 atas laporan kasus postingan di Medsos (Facebook).Pelapor melihat di
dinding akun Facebook Richard Pratama salah satu ASN/PNS Kota Kendari mensosialisasikan dan
mengkapanyekan Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara An. H. Abdurrahman, Saleh, SH.MH.
dan Caleg DPRD Kota Kendari An. H. Subhan, ST. terhadap laporan tersebut Bawaslu Sulawesi Tenggara
meneruskan rekomendasi ke Walikota Kendari, MENPAN RB-RI dan Komisi Aparatur Sipil Negara untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, namun sampai dengan saat
ini rekomendasi tersebut Bawaslu Sulawesi Tenggara belum menerima surat balasan rekomendasi
tersebut.

Kemudian kasus temuan yang teregistrasi dengan Nomor: 02/TM/PP/Prov/28.00/III/2019 atas kasus
yang ditemukan pada acara deklarasi relawan Fortuna Jokowi-Maruf Amin Sulawesi Tenggara
dipelataran Eks MTQ Kota Kendari, terlihat adanya kehadiran Guru SMKN 3 Kendari Atas Nama
Firmansyah dengan menggunakan mengenakan baju kaos (atribut) pasangan calon presiden nomor urut
01. Hal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Berdasarkan keterangan dari saudara Firmansyah, diduga adanya upaya terstruktur dari pihak
Kepala Sekolah Atas Nama Drs. Hasanuddin dan Wakil Kepala Sekolah SMK 3 Kendari yang diduga
menginstruksikan Saudara Firmasyah selaku guru SMKN 3 Kendari untuk hadir dan memobilisasi murid
SMKN 3 Kendari ke lokasi kegiatan deklarasi. Kegiatan itu diduga melanggar ketentuan Undang-Undang
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Atas kasus ini Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggaratelah merekomendasikan dugaan pelanggaran tersebut ke pada Komisi Aparatur Sipil Negara,
dan surat balasan dari Komisi Aparatur Sipil Negara adalah dan menyimpulkan bahwaSaudara Drs.
Hisanuddin dan Saudara Nurmima, S.Pd tidak dapat dikategorikan melakukan pelanggaran azas
nertalitas ASN. Pemberian izin terhadap Saudara Firmansyah, S.Pd dan Saudara Jumaila, A.Md tidak
menyalahi ketentuan Perundang-Undangan karena keduanya merupakan pegawai honorer (bukan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja sekaligus bukan ASN).

Kemudian temuan dugaan pelanggaran yang teregistrasi dengan Nomor 05/TM/PP/Prov/28.00/III/2019


terkait kasus Bupati Konawe Selatan Surunudin Dangga yang menghadiri deklarasi Forum Satu
Nusantara (Fortuna Jokowi-AminSulawesi Tenggara) di pelataranEks MTQ Kota Kendari pada tanggal 22
Februari 2019 mengangkat tangan kanan sambil mengacungkan satu jari (jari telunjuk) yang ditunjukan
kepublik merupakan simbol daricalonPerseiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 An. Sdr Ir. H Joko
Widodo dan K.H. Ma’ruf Amin di dalam Tenda VIP disamping panggung Utama deklarasi sebagai salah
satu bentuk kampanye tanpa menjalani cuti di luar tanggungan Negara. Atas dugaan kasus ini Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara merekomendasikan ke Kementerian Dalam Negeri dan ke pada Gubernur
Sulawesi Tenggara. Namun sampai sekarang surat balasan dari rekomendasi surat tersebut belum
diterima oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

Untuk dugaan pelanggaran yang diregistrasi Nomor: 07/TM/PP /Prov/28.00/III/2019


atas kasus dugaan Pelanggaran Asas Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dilakukan oleh Pj.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Atas Nama.Dr. H. Sarifuddin Safaa,S.H.,MM yang diduga
memerintahkan para Bupati dan para Walikota se-Sulawesi Tenggara untuk mendampingi Gubernur
Sulawesi Tenggara selama kunjungan presiden di Sulawes Tenggara pada tanggal 1 s.d 2 Maret tahun
2019 dengan mengikutsertakan camat, kepala desa dan lurah di wilayah masing-masing. Selanjutnya
pada rundown acara telegram yang dikirimkan kepada Walikota dan Bupati terdapatacara jalan santai
yang diJadwalkan pukul 06.30 WITA dan 07.30 WITA. Berdasarkan ketentuan Pasal 51 ayat (2) huruf b
PKPU Nomor 23 Tahun 2018, pada pokoknya menegaskan jalan santai merupakan kegiatan kampanye
dalam bentuk lainnya.

Diduga kuat laporan tersebut sebagai pelanggaran terhadap asas/prinsip netralitas ASN sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 2 huruf f Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, Pasal 3 angka
4, Pasal 4 angka 1 dan angka 12 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS serta
pelanggaran terhadap Pasal 11 huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik PNS. Atas dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
meneruskan kasus tersebut kepada Gubernur Sulawesi Tenggara, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta ke pada Komisi Aparatur Sipil Negara untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara untuk dugaan
tindak pidana Pemilu yang dilaporkan dan/atau yang ditemukan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi
Tenggara sebanyak 14 (empat belas) dugaan pelanggaran. Semua proses dugaan tindak pidana Pemilu
ini penanganannya berhenti pada pembahasan ke II Sentra Gakkumdu.

G. Sentra Gakkumdu.

Sentra Gakkumdu (Sentra Penegakan Hukum Terpadu) adalah pusat aktivitas penegakan hukum tindak
pidana Pemilu yang keanggotaannya terdiri dari unsur Bawaslu, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara,
unsur Kepolisin dan unsur Kejaksaan. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Pasal 7 Peraturan
Bawaslu Nomor 31 Tahun 2018 tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu

Tanggung jawab tim Sentra Gakkumdu adalah memproses dan menangani semua laporan dan/atau
temuan dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu. Pengawas Pemilu, Penyidik Kepolisian, dan Jaksa
Penuntut Umum yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu bergerak bersama melakukan klarifikasi
terhadap pelapor, saksi yang hadir, dan terlapor serta melakukan pengumpulan bukti-bukti lainnya yang
memiliki relevansi dengan laporan dan/atau temuan dugaan pelanggaran yang sedang diproses oleh
Pengawas Pemilu. Sentra Gakkumdu bertanggung jawab penuh atas semua bentuk penanganan tindak
pidana Pemilu yang dilaporkan kepada Pengawas Pemilu.

Jumlah kasus pidana yang telah diregistrasi dan ditangani oleh Sentra Gakkumdu yang ada di Provinsi
Sulawesi Tenggara diuraikan pada bagian penanganan tindak pidana Pemilu yang ada dalam laporan ini.
Sentra Gakkumdu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dituangkan dalam Surat Keputusan Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 142 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Keputusan Badan
Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 51 Tahun 2019 Tentang Penetapan Tim Sentra
Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tabel 5.20 Struktur dan Keanggotaan Sentra Gakkumdu Bawaslu

Sulawesi Tenggara Pada Pemilu Tahun 2019

NO. NAMA JABATAN KEDUDUKAN DALAM TIM

1. Dr. HAMIRUDDIN UDU, S.Pd., M.Hum Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
Penasehat

2. BRIGJENPOL IRIANTO, S.I.K Kepala Kepolisian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara


Penasehat

3. MUDIM ARISTO, SH., MH Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara


Penasehat

4. AJMAL ARIF, S.HI., MH Anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Penanggung


Jawab/Pembina

5. KOMBESPOL ASEP TAUFIK, S.I.K Direskrimum Kepolisian Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Penanggung Jawab/Pembina

6. SUWARJANA, SH Aspidum Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara Penanggung


Jawab/Pembina

7. BAHARI, S.Si., MP Anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Ketua/Koordinator

8. NANDANG LIRRANA, S.I.K Kasubdit I (Satu) Direskrimum Kepolisian Daerah Provinsi


Sulawesi Tenggara Koordinator

9. ZUHRI, SH., MH Koordinator Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara Koordinator

TIM PELAKSANA :

1. MUNSIR SALAM, S.Pd. M.AP Anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Anggota
2 SITTI MUNADARMA, SP Anggota Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Anggota

3 RAPIUDDIN, ST Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Anggota

4. Hj. ASNI SALAM, S.Sos Kasubag Hukum, Humas dan Hubal Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
Anggota

5. RIDWAN, MM Staf Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Anggota

6. AMRIADIN, SH Staf Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara Anggota

7. YESSINIA BELA ABIDIN, SH Staf Sekretariat Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara


Anggota

8. KOMPOL MUH. SIOTI, SH Penyidik Tindak Pidana Pemilu Polda Provinsi Sulawesi Tenggara
Anggota

9. AKP. SUDIRMAN, SH Penyidik Tindak Pidana Pemilu Polda Provinsi Sulawesi Tenggara
Anggota

10. BRIPKA SAPRIADI, SH Penyidik Tindak Pidana Pemilu Polda Provinsi Sulawesi Tenggara
Anggota

11. AIPDA TAUFIK, SH Penyidik Tindak Pidana Pemilu Polda Provinsi Sulawesi Tenggara
Anggota

12. BRIGADIR ALFIAN, SH Penyidik Tindak Pidana Pemilu Polda Provinsi Sulawesi Tenggara
Anggota

13. BRIPTU LD. MUH. FADIL, Penyidik Tindak Pidana Pemilu Polda Provinsi Sulawesi Tenggara
Anggota

14. RAHMAT, SH., MH Kasi Kamnegtibum dan TPUL Anggota

15. JAMES MAMANGKEY, SH., MH Kasi Narkotika dan Zal Anggota

16. M. MUSLIM QODRATULLAH, SH., MH. Li Kasi Penkum dan Humas Anggota

Sumber Dokumen Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara


BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA PEMILU

A. Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu

Salah satu tahapan krusial dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019 adalah tahapan pencalonan. Dianggap
sebagai tahapan krusial karena pada tahapan ini para calon peserta pemilu medaftarkan dirinya kepada
Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya diverifikasi syarat-syaratnya sesuai dengan ketentuan undang-
undang. Pengawas pemilu mengawasi untuk memastikan persyaratan calon peserta Pemilu memang
telah sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan dengan cara melakukan pencegahan
dan identifikasi adanya potensi sengketa proses pemilu. Langkah ini penting dilakukan sebagai upaya
Pengawas Pemilu dalam hal ini Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara mempersiapkan diri apabila
dikemudian hari ada permohonan sengketa proses Pemilu akibat adanya Surat Keputusan Komisi
Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang menyatakan bahwa salah satu peserta Pemilu tidak
ditetapkan sebagai Daftar Calon Sementara (DCS) ataupun sebagai Daftar Calon Tetap (DCT).

Apabila terjadi hal yang demikian maka peserta pemilu di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
yangdirugukan hak politiknya mempunyai kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan
penyelesaian sengketa proses pemilu kepada Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Berdasarkan Pasal 12 ayat (2) Peraturan Bawaslu Nomor 5 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan BadanPengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Proses Pemilihan Umum Peserta Pemilu diberikan Waktu paling lama tiga hari kerja sejak
tanggal penetapan Keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai suatu mekanisme beracara
dalam penyelesaian sengketa proses pemilu, ada beberapa pihak yang bisa dinyatakan sebagai
pemohon. Merujuk pada Pasal 7 ayat (1) Peraturan Bawaslu Nomor 5 Tahun 2019 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan BadanPengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum yang bisa menjadi pemohon adalah:

1. Partai Politik calon Peserta Pemilu yang telah mendaftarkan diri sebagai Peserta Pemilu di KPU;

2. Partai Politik Peserta Pemilu;

3. Bakal calon anggota DPR dan DPRD yang telah mendaftarkan diri kepada KPU;

4. Calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam daftar calon tetap;

5. Bakal calon anggota DPD yang telah mendaftarkan diri kepada KPU;

6. Calon anggota DPD;

7. Bakal Pasangan Calon;

8. Pasangan Calon.
Pada tahapan pencalonan dalam Pemilu tahun 2019 Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah
menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian sengketa proses
Pemilu sebanyak empat permohonan, adapun sebagai rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 6.1 Permohonan Penyelesaian Sengketa yang telah

diproses olehBawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

No Provinsi/Kab/Kota Nomor Permohonan Objek Sengketa Kuasa Hukum

Pemohon Termohon

1. Provinsi Sulawesi Tenggara 001/PS/BWSL.SULTRA.28.00/VI/2018 Berita Acara hasil


penelitian administrasi perbaikan dukungan pemilih perseorangan peserta pemilu anggota DPD Dapil
Sulawesi Tenggara pada tanggal 28 Mei 2018 dengan nomor 49/PL.01.4-BA/74/PROV/V/2018 (Model
BA.ADM.HP-1. KPU.PROV-DPD Titing Suryana Saranani KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

2. Provinsi Sulawesi Tenggara 002/PS/BWSL.SULTRA.28.00/VIII/2018 Keputusan Komisi


Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor : 64/PL.01.2-Kpt/74/Prov/VIII/2018, Tertanggal 12
Agustus 2018 Tentang Penetapan Daftar Calon Sementara Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara khusus pada Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara IV Ikhsan Ismail
KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Provinsi Sulawesi Tenggara 003/PS/BWSL.SULTRA.28.00/IX/2018 SK Nomor: 68/PL.01.4-


KPT/74/Prov/IX/ 2018 Tentang Penetapan Penetapan Daftar Calon Tetap anggota DPRD Provinsi
Sulawesi Tenggara Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 Kamiluddin Kandacong KPU Provinsi Sulawesi
Tenggara

4. Provinsi Sulawesi Tenggara 004/PS/BWSL.SULTRA.28.00/IX/2018 SK Nomor: 68/PL.01.4-


KPT/74/Prov/IX/ 2018 Tentang Penetapan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara
Pada Pemilihan Umum Tahun 2019 Dewiyanti Tamburaka, La Ode Muhammad Ardin, Rusdianto
Emba KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

Sumber dokumen Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

B. Putusan Penyelesaian Sengketa Proses

Kewenangan Bawaslu sesuai amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(Pemilu). Bawaslu sebagai Pengawas, kini memiliki kewenangan sebagai pengadil pemutus perkara
kepemiluan. Salah satu kewenangan tersebut terkait Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu (PSPP) yang
didefinisikan Pasal 466 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu sebagai sengketa proses
yang terjadi antara calon maupun peserta pemilu dengan keputusan KPU selaku penyelenggara pemilu.
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan kewengan mengenai penyelesaian sengketa
proses pemilu telah menerima, memeriksa dan memutuskan mengabulkan gugatan pemohon dari dua
peserta Pemilu yakni, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) terkait tata
cara dan prosedur pendaftaran calon peserta Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam putusan
tersebut Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara memutusan meloloskan dua orang calon anggota DPRD
Provinsi Sulawesi Tenggara yang tidak lolos dalam proses verifikasi berkas pencalonan peserta pemilu
2019 akibat dari Surat Keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melalui mekanisme mediasi dan
putusan sidang ajudikasi.

Rekapitulasi penanganan permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu yang ditangani oleh
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahapan pencalonan peserta Pemilu Calon anggota adalah
sebagai berikut:

Tabel 6.2 Rekapitulasi putusan sengketa proses yang dikabulkan

seluruhnya

No Nomor Permohonan Nama Permohonan Pokok Permohonan Putusan

1. 03/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Partai Aman Nasional (PAN)

1. H. Abdulrahman Shaleh, SH.,M.Si

(Ketua PANSulawesi Tenggara)

2. Bahar S.Sos

(Sekretaris PANSulawesi Tenggara) 1. Membatalkan Keputusan KPU Provinsi Sulawesi


Tenggara Nomor: 64/PL.01.2-KPT/74/Prov/VIII/2018 tentang Penetapan

Daftar Calon Tetap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara Pemilihan Umum Tahun 2019

2. Meminta kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan Putusan ini.

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

2. Membatalkan Keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor: 68/PL.01.4-


Kpt/74/Prov/IX/2018 Tanggal 20 September Tahun 2018 tentang Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Pemilihan Umum Tahun 2019
sepanjang berkaitan dengan penetapan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) Kamiluddin Kandacong,SEBakal
Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dari Partai Amanat Nasional dalam Daftar Calon Tetap
(DCT) Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara II (dua);

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menerbitkan Berita Acara Baru
hasil Verifikasi Penelitian Administrasi yang menyatakan bahwaSaudaraKamiluddin Kandacong,
SEMemenuhi Syarat danditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPRD Provinsi Sulawesi
Tenggara Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara II (dua) Pemilu Legislatif Tahun 2019;

4. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara untuk


melaksanakan Putusan ini sesuai dengan ketetentuan Perundang-undangan paling lambat 3 (tiga hari)
sejak dibacakan;

2 02/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

1. JAZIZUL FAWAID

(Ketua DPD Partai PKBSulawesi Tenggara)

2. USMAN SHODIQIN

(Sekretaris DPD PKBSulawesi Tenggara) 1. Membatalkan Keputusan KPU Provinsi Sulawesi


TenggaraNomor 64/PL.01.2-KEPUTUSAN/74/Prov/VIII/2018, Tentang Penetapan Daftar Calon
Sementara Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Pada
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019;

2. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Menetapkan SaudaraIKHSAN


ISMAIL dalam Daftar Calon Sementara Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Daerah Pemilihan
Sulawesi Tenggara IV, Nomor Urut 10 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Pada Pemilihan Umum
Tahun 2019;

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menunda Penatapan Daftar
Calon Tetap Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Pemilihan Umum Tahun 2019, sebelum ada
Putusan Inkcrah Sengketa a quo;

4. Meminta kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggarauntuk melaksanakan Putusan ini.

1. Termohon menghargai pendapat hukum Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai mediator
khususnya terkait dengan penafsiran terhadap Keputusan KPU Nomor: 961/PL.01.4-
KPT/06/KPU/VII/2018 Bab II huruf A angka 5 huruf a poin 1 dan 2;
2. Termohon mempertimbangkan hak Pemohon untuk menjadi Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi
Tenggara sebagai hak dasar yang diatur dalam UUD 1945;

3. Pemohon menyerahkan seluruh dokumen persyaratan pencalonan dan syarat calon kepada KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara paling lambat pukul 24.00 WITA tanggal 24 Agustus 2018;

4. Ketentuan mengenai mekanisme pencalonan pasca kesepakatan ini yang akan diikuti oleh Pemohon
bersifat mutatis mutandis dengan mekanisme pencalonan Anggota DPRD Provinsi lainnya yang telah
ditetapkan menjadi Daftar Calon Sementara (DCS).

Putusan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara terkait Sengketa Proses yang mengabulkan sebagian dan
menolak sebagian yakni Kasus yang dimohonkan oleh Titing Suryana Saranani dari calon DPD RI
DapilSulawesi Tenggara yang melaporkan terkait ketidak profesionalan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam melakukan penelitian administrasi dukungan perseorang calon anggota DPD RI dan meminta
Bawaslu untuk meloloskan calon tersebut dengan membatalkan SK KPU No. 49/PL.01.4-
BA/74/PROV/V/2018 tentang Penelitian Administrasi Perbaikan dukungan Pemilih Perseorangan Calon
Peserta Pemilihan Umum Anggota DPD Provinsi Sulawesi Tenggara yang bersifat individual, kongkrit dan
final yang dikeluarkanoleh Termohon pada tanggal 28 Mei 2018.

Dari pertimbangan majelis setelah mendengarkan pemaparan permohonan pemohon dan jawaban
termohon serta keterangan saksi dari kedua belah pihak maka Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
mengabulkan sebagian dan menolak sebagian gugatan penmohon pemohon dengan memerintahkan
kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menerbitkan Berita Acara Baru Penelitian Administrasi
Perbaikan Dukungan Pemilih Perseorangan Calon Peserta Pemilu Anggota DPD Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan terlebih dahulu melakukan klarifikasi penelitian kembali paling lama 3 (tiga) hari
terhadap dukungan Perseorangan Calon Peserta Pemilu Anggota DPD daerah Pemilihan Provinsi
Sulawesi Tenggara Atas Nama Titing Suryana Saranani sepanjang dukungannya di Desa Amosilu
Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe, putusan Adjudikasi.

Tabel 6.3 Rekapitulasi putusan Sengketa proses yang di Kabulkan sebagian dan ditolak sebagian
No Nomor Permohonan Nama Permohonan Pokok Permohonan Putusan

1 01/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Calon Perseorangan Anggota DPD RI

(Titing Suryana Saranani) 1. Membatalkan keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara


berupa Berita Acara No. 49/PL.01.4-BA/74/PROV/V/2018 tentang Penelitian Administrasi Perbaikan
dukungan Pemilih Perseorangan Calon Peserta Pemilihan Umum Anggota DPD Provinsi SULAWESI
TENGGARA yang bersifat individual, kongkrit dan final yang dikeluarkanoleh Termohon pada tanggal 28
Mei 2018;

2. Menyatakan Berita acara yang dikeluarkan oleh KPU Kabupaten Konawe dan Konawe Kepulauan
berbeda dengan Berita acara yang dikeluarkan oleh Termohon terkait pencalonan diri Pemohon sebagai
Calon Peserta Pemilu DPD RI Dapil Sulawesi Tenggara;

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meluluskan Pemohon sebagai
calon Anggota DPD RI Dapil Sulawesi Tenggara;

4. Meminta kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan Putusan Ini.

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;

2. Membatalkan keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara berupa Berita Acara Nomor
49/PL.01.4-BA/74/Prov/V/2018 tertanggal 28 Mei 2018 sepanjang yang berkaitan dengan Pemohon Atas
Nama Titing Suryana Saranani;

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menerbitkan Berita Acara Baru
Penelitian Administrasi Perbaikan Dukungan Pemilih Perseorangan Calon Peserta Pemilu Anggota DPD
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan terlebih dahulu melakukan klarifikasi penelitian kembali paling lama
3 (tiga) hari terhadap dukungan Perseorangan Calon Peserta Pemilu Anggota DPD daerah Pemilihan
Provinsi Sulawesi Tenggara Atas NamaTiting Suryana Saranani sepanjang dukungannya di Desa Amosilu
Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe;

4. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan putusan ini.

Selain Putusan mengabulkan keseluruhan dan sebagian Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara juga
memutus perkara aduan sengketa proses pemilu dengan menolak seluruh permohonan pengadu yakni
Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dari Partai Golkar terkait permintaan penggantian calon
Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, yang menurut Pimpinan BawasluSulawesi Tenggara (Majelis
Sidang Sengketa Proses) mekanisme pergantian calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara tidak
sesuai dengan prosedur karena telah meleWati tahapan dan calon pengganti tersebut tidak pernah
didaftarkan di KPU Provinsi sebelumnya, sehingga menurut Pimpinan Bawaslu (Majelis Sidang Sengketa
Proses) dalam putusan sidang Adjudikasinya menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya.

Tabel 6.4 Rekapitulasi Putusan Sengketa Proses yang menolak

Seluruhnya permohonan pemohon

No Nomor Permohonan Nama Permohonan Pokok Permohonan Putusan

1 04/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Partai Golongan Karya (GOLKAR)

1. Ir. RidWan Bae

(Ketua DPD GolkarSulawesi Tenggara)

2. Drs. Muhammad Basri

(Sekretaris DPD GolkarSulawesi Tenggara)


1. Membatalkan Keputusan KPU Prov. Sulawesi Tenggara Nomor : 68/PL.01.4-
Kpt/74/Prov/IX/2018 tanggal 20 September 2018 tentang Daftar Calon Tetap Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara Pemilihan Umum Tahun2019.

2. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara untuk


mencantumkan Dra. Hj. Dewiyati Tamburaka, S.H., M.Si dan/atau LM. Rusdianto Emba, ST., M.Si sebagai
Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Pemilu Tahun 2019 Daerah
PemilihanSulawesi Tenggara II danSulawesi Tenggara III.

3. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Prov. Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan
keputusan ini. 1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah berdasarkan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku


atas keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor: 68/PL.01.4-Kpt/74/Prov/IX/2018 tanggal 20
September 2018 tentang Daftar Calon Tetap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi
Tenggara Pemilihan Umum Tahun 2019;

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan putusan ini paling
lama 3 (tiga) hari sejak dibacakan keputusan ini.

C. Tindaklanjut Putusan

Tabel 6.5 Tindak Lanjut Putusan Sengketa Prosses Pemilu Tahun 2019

No Nomor Permohonan Nama Permohonan Putusan Tindaklanjut

1 01/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Calon Perseorangan Anggota DPD RI

(Titing Suryana Saranani) 1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;

2. Membatalkan keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara berupa Berita Acara Nomor
49/PL.01.4-BA/74/Prov/V/2018 tertanggal 28 Mei 2018 sepanjang yang berkaitan dengan Pemohon Atas
Nama Titing Suryana Saranani;

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menerbitkan Berita Acara Baru
Penelitian Administrasi Perbaikan Dukungan Pemilih Perseorangan Calon Peserta Pemilu Anggota DPD
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan terlebih dahulu melakukan klarifikasi penelitian kembali paling lama
3 (tiga) hari terhadap dukungan Perseorangan Calon Peserta Pemilu Anggota DPD daerah Pemilihan
Provinsi Sulawesi Tenggara Atas NamaTiting Suryana Saranani sepanjang dukungannya di Desa Amosilu
Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe;

4. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan putusan ini.

KPU Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan klarifikasi penelitian administrasi kembali terhadap
dukungan perseorangan calon peserta pemilu anggota DPD Atas Nama Titing Suryana Saranani, SP di
desa Amosilu, Kecamatan Besulutu Kec Wonggeduku Kabupaten Konawe. Dengan berita Hasil
penelitian ulang nomor:65/ PL.01.4-BA/74/PROV/VI/2018.

2 02/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

1. JAZIZUL FAWAID

(Ketua DPD Partai PKBSulawesi Tenggara)

2. USMAN SHODIQIN

(Sekretaris DPD PKBSulawesi Tenggara) 1. Termohon menghargai pendapat hukum Bawaslu


Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai mediator khususnya terkait dengan penafsiran terhadap Keputusan
KPU Nomor: 961/PL.01.4-KPT/06/KPU/VII/2018 Bab II huruf A angka 5 huruf a poin 1 dan 2;

2. Termohon mempertimbangkan hak Pemohon untuk menjadi Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi
Tenggara sebagai hak dasar yang diatur dalam UUD 1945;

3. Pemohon menyerahkan seluruh dokumen persyaratan pencalonan dan syarat calon kepada KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara paling lambat pukul 24.00 WITA tanggal 24 Agustus 2018;

4. Ketentuan mengenai mekanisme pencalonan pasca kesepakatan ini yang akan diikuti oleh Pemohon
bersifat mutatis mutandis dengan mekanisme pencalonan Anggota DPRD Provinsi lainnya yang telah
ditetapkan menjadi Daftar Calon Sementara (DCS).

KPU Provinsi Sulawesi Tenggara Menerbitkan Kembali SK KPU tentang Penetapan Calon
Sementara Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan mencantumkan nama IKHSAN ISMAIL
(Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara)

3 03/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Partai Aman Nasional (PAN)

1. H. Abdulrahman Shaleh, SH.,M.Si

(Ketua PANSulawesi Tenggara)

2. Bahar S.Sos

(Sekretaris PANSulawesi Tenggara) 1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;


2. Membatalkan Keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor: 68/PL.01.4-
Kpt/74/Prov/IX/2018 Tanggal 20 September Tahun 2018 tentang Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Pemilihan Umum Tahun 2019
sepanjang berkaitan dengan penetapan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) Kamiluddin Kandacong,SEBakal
Calon Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dari Partai Amanat Nasional dalam Daftar Calon Tetap
(DCT) Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara II (dua);

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menerbitkan Berita Acara Baru
hasil Verifikasi Penelitian Administrasi yang menyatakan bahwaSaudaraKamiluddin Kandacong,
SEMemenuhi Syarat danditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPRD Provinsi Sulawesi
Tenggara Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara II (dua) Pemilu Legislatif Tahun 2019;

4. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara untuk


melaksanakan Putusan ini sesuai dengan ketetentuan Perundang-undangan paling lambat 3 (tiga hari)
sejak dibacakan;

KPU Provinsi Sulawesi Tenggara menerbitkan kembali SK KPUSulawesi Tenggara tentang


Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Pemilihan Umum Tahun 2019, dengan mencantumkan nama Calon Anggota DPRD Provinsi
dapil Konsel Bombana Atas Nama Kamiludin Kandacong, SE.

4 04/PS/BWSL.SULTRA.28.01/IX/2018 Partai Golongan Karya (GOLKAR)

1. Ir. RidWan Bae

(Ketua DPD GolkarSulawesi Tenggara)

2. Drs. Muhammad Basri

(Sekretaris DPD GolkarSulawesi Tenggara)

1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah berdasarkan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku


atas keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor: 68/PL.01.4-Kpt/74/Prov/IX/2018 tanggal 20
September 2018 tentang Daftar Calon Tetap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi
Tenggara Pemilihan Umum Tahun 2019;

3. Memerintahkan kepada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan putusan ini paling
lama 3 (tiga) hari sejak dibacakan keputusan ini.

1. Pihak Termohon melakukan upaya koreksi di Bawaslu RI terhadap Putusan Bawaslu Provinsi
Sulawesi Tenggara tetapi Bawaslu RI tetap menolak.

2. Pihak termohon melanjutkan laporan di PTUN akan tetapi hasil sidang di PTUN juga menolak
permohonan pemohon
D. Penyelesaian Sengketa Acara Cepat

Dalam peraturan perundang-undangan mengenai sengketa proses pemilu sebenarnya tidak ada yang
menyebutkan makna dari penyelesaian sengketa acara cepat, tetapi itu hanyalah suatu istilah dan suatu
proses yang dipakai untuk penyelesaian sengketa antar peserta pemilu yang diselesaikan pada saat itu
juga ketika bersengketa. Sebagaimana diatur di dalam Pasal 3 Peraturan Bawaslu Nomor 5 Tahun 2019
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan BadanPengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017
tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum yang menyebutkan bahwa sengketa
proses pemilu meliputi sengketa yang terjadi antar peserta pemilu dan sengketa yang terjadi antara
peserta pemilu dengan penyelenggara pemilu.

Sengketa antar peserta pemilu bisa terjadi karena hak peserta pemilu yang dirugikan secara langsung
oleh tindakan peserta pemilu lain. Pemohon sengketa proses pemilu yang terjadi antar peserta pemilu
dapat dimohonkan oleh pelaksana kampanye DPR, DPRD, DPD dan Pasangan Calon yang telah terdaftar
di KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. Penyelesaian sengketa proses pemilu dengan acara
cepat dilakukan berdasarkan:

1. Permohonan dari peserta pemilu; atau

2. Pertimbangan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan


terhadap peristiWa di tempat kejadian.

Adapun tata carapenyelesaian sengketa cara cepat adalah sebagai berikut:

1. Menerima permohonan penyelesaian sengketa proses pemilu;

2. Melakukan verifikasi formal dan verifikasi materiil Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses
Pemilu;
3. Melakukan mediasi terhadap para pihak yang bersengketa; dan

4. Memutus penyelesaian sengketa antar peserta pemilu apabila tidak tercapai mufakat diantara
para pihak yang bersengketa.

Pada tahapan Pemilu 2019 Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara hanya menerima, memeriksa,
mengadjudikasi dan memutus penyelesaian sengketa antara peserta pemilu dengan penyelenggara
pemilu. Sedangkan untuk sengketa proses antar peserta pemilu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
tidak pernah memproses ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Upaya pencegahan yang dilakukan oleh Pengawas pemilu ketika melihat adanya potensi
sengketa proses antar peserta pemilu;

2. Tidak adanya permohonan sengketa proses antar peserta pemilu dari peserta pemilu;

3. Tidak adanya suatu peristiwa yang memungkinkan terjadinya sengketa proses antar peserta
pemilu.
BAB VII
ADVOKASI

a. Bantuan Hukum

Selama penyelenggaran Pemilihan Umum Tahun 2019 , Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara tidak melaksanakan program bantuan hukum. Semua kegiatan kelembagaan yang
berkaitan dengan persolan hukum langsung diselesaikan oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara.

b. Pemberian Keterangan Pada Sengeta Hasil Pemilu (PHPU)

Tabel 7.1 Pokok Permohonan dan Pokok Keterangan PHPU DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota

No. POKOK PERMOHONAN POKOK KETERANGAN

1 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor 06-29/PHPU-


DPD/XVII/2019, yang diajukan oleh Calon Perseorang DPD Atas Nama Fatmayani Harli Tombili

Urutan perolehan suara calon anggota DPD dan selisih perolehan suara antar calon anggota DPD
Berdasarkan hasil pengawasan diketahui 5 peringkat urutan perolehan suara DPD Dapil Sultra
adalah; 1) Hj. Andi Nirwana, S.SP.,MM. 2) Dr. H. MZ.Amirul Tamim, M.Si 3) Wa Ode Rabiah Al-Adawiyah
Ridwan, SE., MBA 4) dr. Dewa Putu Ardika, Sp.OG 5) Fatmayani Harli Tombili. Perolehan suara peringkat
ke-4 sebagai pihak terkait adalah 52.480 suara dan pemohon adalah sebanyak 52.258 suara.Artinya
selisih perolehan suara Pemohon dan Pihak Termohon adalah sebanyak 222 suara

Rekomendasi Bawaslu Sultra dan Tidak Dilaksanakannya Rekomendasi PSU oleh Termohon
Bahwa terkait pokok permohonan tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan
tidak pernah mengeluarkan rekomendasi. Mungkin yang dimaksud oleh Pemohon adalah rekomendasi
PSU yang dikeluarkan Bawaslu Kota BaubauNomor:51/BA/Bawaslu. Prov.SG-16/201 (TPS 1 dan 2
Bataraguru). Surat rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan oleh Termohon, yang dibuktikan dengan
Surat Nomor: 282/PL.01.2-SD/7472/Kota/IV/2019 yang pada intinya menyatakan rekomendasi PSU tidak
dapat dilaksanakan

Sebab dikeluarkannya rekomendasi PSU Bahwa rekomendasi PSU untuk TPS 2 dan 3 Kelurahan
Bataraguru disebabkan oleh adanya kesalahan prosedur dalam menyalurkan hak pilih,yaitu ada 4 orang
yang terdaftar dalam DPT di TPS lain namun memilih di TPS 2. Selain itu, ditemukan sebanyak 22 pemilih
yang tidak tercatat dalam formulir model A.DPK-KPU. Untuk TPS 3 Bataraguru, rekomendasi PSU keluar
karena terdapat 4 pemilih dalam DPTb yang tidak menyampaikan surat pindah memilih atau bukti
identitas lainnya namun KPPS memberi kesempatan kepada mereka untuk menyalurkan hak pilihnya

2 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor09-08-29/PHPU.DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Ada penambahan suara untuk PBB sebanyak 251 suara sehingga perolehan suara PBB menjadi
14.750 yang sebelumnya hanya sebanyak 14.499 Bahwa berdasarkan hasil pengawasan,
perolehan suaraPKS untuk Dapil Sultra 6 adalahsebanyak 14.712 dan PBB sebanyak 14.750 (selisih 38
suara). Bahwa terkait dugaan pelanggaran pemilu berupa penambahan suara sebagaimana didalilkan
Pemohon, Bawaslu Sultra dan jajaran (Bawaslu Konawe dan Bawaslu Konawe Utara sebagai lokus yang
didalilkan pemohon) tidak menemukan ataupun menerima laporan dugaan pelanggaran terkait perkara
a quo

3 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor13-01-29/PHPU.DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Keberatan terhadap pelaksanaan PSU di Kabupaten Bombanan karena tidak adanya


pemberitahuan pelaksanaan PSU kepada Peserta Pemilu dan adanya perubahan perolehan kursi setelah
PSU. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa pada saat PSU di TPS 01 dan TPS 03
Kelurahan Doule Kecamatan Rumbia yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2019 dihadiri oleh saksi
Pemohon. Bawaslu Kabupaten Bombana juga menerima surat KPU Kabupaten Bombana
Nomor:386/PL.01.7/kpt/7406/KPU-Kab/IV/2019, tertanggal 25 April 2019 tentang Penetapan Jadwal

Keberatan terhadap tidak dilaksanakannya rekomendasi PSU yang dikeluarkan oleh pengawas
pemilu di Kabupaten Buton Tengah Bahwa terkait dengang dalil pemohon yang pada pokoknya
mendalilkan adanya pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTB akan tetapi memberikan suaranya
dengan menggunakan KTP Elektronik di TPS Kelurahan Lakorua, Bawaslu Provinsi Sultra menerangkan
bahwa Panwaslu Kecamatan Mawasangka Tengahtelah mengeluarkan rekomendasi untuk dilaksanakan
PSU di TPS I Kelurahan Lakorua. Namun, rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan oleh Termohon
sebagaimana tertuang dalam Surat yang dikeluarkan KPU Buton Tengan Nomor: 154/HK.03.1-
SD/7414/KAB/IV/2019 tertanggal 27 April 2019. Bahwa terkait dengan tidak dilaksanakannya
rekomendasi PSU oleh KPU Kabupaten Boton Tengah, Bawaslu Kabupaten Boton Tengah menjadikan hal
tersebut sebagai temuan dugaan pelanggaran yang diregistrasi dengan nomor;
006/TM/PL/KAB/28/16/V/2019

Penolakan terhadap penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara di Dapil Wakatobi 1


karena banyak terjadi pelanggaran Pemilu Bahwa terkait dengan dalil pemohon tersebut, Bawaslu
Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa terkait dengan keterlambatan dimulainya pemungutan suaradi TPS I Desa Sombu, yakni
pengambilan sumpah dilaksanakan pada pukul 07:24 Wita dikarenakan saksi belum datang sehingga
sesuai PKPU Nomor 3 Tahun 2019 dijelaskan bahwa apabila saksi belum hadir semua, pemungutan suara
ditunda 1 x 30 menit dan selanjutnya pemungutan suara dapat dilanjutkan

2. Bahwa dalil pemohon berkait manipulasi suara dengan banyaknya angka yang diganti/di tipe
X,Bawaslu Sultra dan jajaran menerangkan bahwa tidak ada keberatan dari para saksi peserta Pemilu.
Bahwa setelah rekapitulasi perolehan suara tingkat KPU kabupaten Wakatobi, Bawaslu kabupaten
Wakatobi menerima suratkeberatan dari Partai Kebangkitan bangsa. Berdasarkan informasi darisurat
tersebut, Bawaslu Kabupaten Wakatobi melakukan investigasi dan hasilnya tidak ditemukan dugaan
pelanggaran a quo.

3. Bahwa terkati dengan dalil Pemohon yang mendalilkan tidak diumumkannya formulir C KPU, C1
PPWP, C1 DPD, C1 DPR, C1 DPRD Provinsi dan kabupaten, Bawaslu Sultra dan jajaran menerangkan
bahwa formulir C1 yang dimaksud telah diumumkan di sekertariat PPS

4 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor: 80-03-29/PHPU.DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Ada dua orang pemilih an. Nasruddin dan Jabal Nur memilih lebih dari satu kali Bahwa terkait
dalil pemohon yang pada pokoknya mendalilkan adanya dua orang pemilih an. Nasruddin dan Jabal Nur
memilih lebih dari satu kali, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil
pengawasan Bawaslu Kabupaten Konawe dan jajarannya, pemilih an. Nasruddin dan Jabal Nur tidak
terbukti melakukan pencoblosan dua kali

Seharusnya dilaksanakan PSU karena adanya pemilih yang tidak memiliki KTP El memberikan
suaranya Bahwa terkait dengang dalil pemohon yang pada pokoknya mendalilkan bahwa
seharusnya dilaksanakan PSU karena adanya pemilih yang tidak memiliki KTP El memberikan suaranya,
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu
Kabupaten Konawe dan Jajarannya, tidak ditemukan adanya pemilih yang tidak memiliki KTP El
memberikan suara di TPS yang dimaksud Pemohon

5 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor:114-10-29/PHPU-DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Dugaan pencoblosan oleh orang yang tidak berhak dengan menggunakan KTP El dan keberatan
atas tidak dilaksanakannya rekomendasi PSU oleh KPU Kabupaten Konawe Kepulauan Bahwa terkait
dengang dalil pemohon tersebut, Bawaslu Sultra menerangkan bahwa Panwaslu Kecamatan Wawonii
Timurtelah menangani dugaan pelanggaran tersebut, dan hasilnya ditemukan ada pelanggaran sehingga
Panwaslu Kecamatan Wawonii Timur mengeluaran rekomendasi PSU di TPS 1 Desa Wakadawu melalui
surat Nomor: 019/K.Panwas-Konkep-04/PM.00/IV/2019 namun rekomendasi tersebut tidak
dilaksanakan oleh Termohon.

Tidak ditindaklanjutinya laporan dugaan pelanggaran oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
Bahwa terkait dengan dalil pemohon tersebut, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara
menerangkan bahwa Bawaslu Provinsi Sultra telah menerima laporan tersebut dan melimpahkan
penanganan kasusnya kepada Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan dan telah diregistrasi dengan
nomor: 01/LP/PL/Bawaslu Konkep-04/IV/2019 namun laporan tersebut berhenti dipembahasan II
karena tidak memenuhi unsur pasal yang disangkakan.

Tidak terlaksananya PSU dikarenakan ada konspirasi antara penyelenggara pemilu (KPU dan
Bawaslu) dengan peserta pemilu Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan, bahwa
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dan jajarannya tidak pernah menemukan dan tidak pernah
menerima laporan dugaan pelanggaran terkait perkara a quo . Bahwa berkait dalil a quo, DKPP telah
menangani laporan pemohon dengan putusan merehabilitasi para terlapor, yakni KPU Konawe
Kepulauan dan Bawaslu Konawe Kepulauan.

6 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Perkara Nomor: 130-12-29/PHPU.DPR-


DPRD /XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Amanat Nasional (PAN)

Pengurangan suara Hj. Ratna yang dipindahkan kepada Hj. Poppy Yoseph pada saat pelaksanaan
Rapat Pleno tingkat Kecamatan Wolio Bawaslu Sultra menerangkan bahwa pada saat pelaksanaan
rekapitulasi tingkat Kecamatan Wolio pada tanggal 24 April 2019, ditemukan pada salinan formulir
model C1-DPRD Kab/Kota pada data perolehansuara sah berbeda sehingga dilakukan pembukaan kotak
suara untuk melihat formulir model C1-Plano DPRD Kab/Kota. Berdasarkan hasil Pemeriksaan total suara
sah tertulis 152 dan penghitungan lembaran kertas suara sah juga berjumlah 152. Atas kejadian
tersebut, dilakukan penghitungan ulang jumlah perolehan suara untuk pemilihan DPRD Kota Baubabau
pada TPS 05 Kelurahan Bataraguru. Berdasarkan hasil Penghitungan ulang tersebut jumlah perolehan
suara untuk Hj Ratna berjumlah 25 suara yang sebelumnya tertulis 26 suara dan jumlah perolehan suara
Hj. Poppy Yoseph berjumlah 7 suara yang sebelumnya 6 suara. Atas kekeliruan tersebut, telah dilakukan
perbaikan pada formulir DAA1-DPRD Kab/Kota TPS 05 Kelurahan Bataraguru.

Ada Penambahan suara Calon Angota DPRD dari Partai PAN An. Laode Sahrun pada TPS 12
Kelurahan Kadolokotapi. Bawaslu Sultra menerangkan bahwa pada pelaksanaan rapat
rekapitulasi penghitungan suara tingkat kecamatan Wolio pada tanggal 2 Mei 2019 sekitar pukul 10:00
Wita, ditemukan ada perbedaan data pada formulir model C1 hologram DPRD Kabupaten/Kota dengan
salinan formulir C1 DPRD Kabupaten/Kota yang dimilikioleh saksi. Atas Persetujuan saksi yang hadir,
PPK Kecamatan Wolio membuka kotak suara DPRD Kota Baubau untuk melihat data pada formulir
model C1 Plano DPRD kabupaten/Kota. Setelah dilakukan Pembukaan Kotak suara ditemukan terdapat
perbedaan jumlah perolehan suara Sdr La Ode Sahrun pada formulir model C1-DPRD Kabupaten/Kota.
Pada dokumen salinan formulir C1 DPRD kabupaten/kota, perolehan suara La Ode Sahruntertulis 19
suara sedangkan pada formulir model C1-DPRD Kabupaten/Kota Plano tertulis 20 suara. Atas
Persetujuan saksi yang hadir dan Panwaslu Kecamatan Wolio, PPK Kecamatan Wolio melakukan
perbaikan/pembetulan yang dituangkan dalam formulir model DAA1 sehingga jumlah perolehan suara
Sdr. La Ode Sahrun pada TPS 12 Kelurahan Kadolokotapi berjumlah 20 suara dan suara partai menjadi 2
suara

7 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Perkara Nomor:141-09-29/PHPU.DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Perindo

Penambahan suara oleh Termohon kepada Partai Keadilan Sejahtera di beberapa TPS di
Kabupaten Konawe Kepulauan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa hasil
pengawasan Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan dan jajarannya adalah sebagai berikut:

a. Bahwa pada tanggal 17 April 2019 terjadi keributan di TPS 1 Desa Lampeapi sehingga anggota
KPPS yang menuliskan angka pada C1 Plano tidak bisa mendengar dengan jelas angka yang disebutkan.
Sehingga, terjadi kesalahan penulisan angka perolehan suara antara jumlah suara sah dengan jumlah
surat suara yang digunakan. Atas permasalahan tersebut telah dilakukan penghitungan suara ulang dan
koreksi perolehan suara dimana perolehan suara PKS yang semula 31 suara berubah menjadi 32 suara
(selisih 1 suara).

b. Bahwa pada tanggal 17 April 2019 dilakukan perbaikan data perolehan suara pada Formulir C1
DPRD kabupaten/kota TPS 1 Desa Wawo Indah dengan merujuk pada formulir C1 Plano DPRD
kabupaten/kota TPS 1 Desa Wawo Indah sehingga data yang benar adalah perolehan suara PKS
sebanyak 20 suara

Terdapat perubahan pada Formulir C1 dan DA1 tidak disertai dengan paraf Termohon
Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan
Bawasan Bawaslu Kabupaten Konkep dan jajarannya diterangkan bahwa perubahan pada Formulir C1
dan DA1 tidak disertai paraf anggota KPPS dan tidak ada keberatan dari para saksi dan data hasil
perbaikan tersebut sudah sesuai dengan perolehan suara yang sebenarnya

Termohon tidak transparan dalam menjalankan tugasnya Bawaslu Provinsi Sulawesi


Tenggara menerangkan pengawas pemilu tidak menemukan dan/atau menerima laporan dugaan
pelanggaran a quo, kalau pun ada laporan ke DKPP terkait dugaan pelanggaran kode etik, DKPP telah
memutuskan bahwa Para Terlapor (KPU dan Bawaslu Konkep) direhabilitasi nama baiknya karena
dianggap tidak melakukan pelanggaran kode etik

Ditemukan kotak suara yang tidak tersegel pada rekaputulasi suara tingkat Kabupaten Konawe
Kepulauan Bawaslu Sultra menerangkan bahwa Bawaslu Kabupaten Konawe Kepulauan telah
melakukan penanganan dugaan pelanggaran dimaksud dan hasilnya kasus tersebut dihentikan karena
tidak memenuhi unsur pasal 551

Tidak adanya pemberitahun kepada saksi tentang pelaksanaan pemungutan dan penghitugan
suara dan pada kegiatan rekputulasi suara Bawaslu Sultra menerangkan bahwa undangan
rekapitulasi tingkat kecamatan telah dikeluarkan pada tanggal 20 April 2019 dan undangan rekapitulasi
tingkat Kabupaten Konawe Kepulauan telah dibuat pada tanggal 28 April 2019

8 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor: 165-02-29/PHPU.DPR-


DPRD /XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)

Ada perbedaan perolehan suara calon legislatif Ahmadi, SE dan H. Maksum Ramli, SE.,MM
Perolehan suara untuk sdr. Ahmadi adalah sebanyak 1010 suara dan sdr. H.Maksum Ramli,
SE.,MM adalah sebanyak 1010 suara

Dugaan pelanggaran tidak ditindaklanjuti oleh Bawaslu Kabupaten kolaka Utara Bawaslu Sultra
menerangkan Bawaslu Kabupaten Kolaka Utara telah menerima dua laporan terkait kecurangan pada
pemungutan suara pada tanggal 17 April 2019 yaitu laporan Sdr. Surahman, S.Ag dan laporan Sdri.
Ismayanti. Hasil penanganannya adalah Panwascam Lasusua telah mengeluarkan rekomendasi
Pemungutan Suara Ulang untuk TPS 07 Desa Patowanua dan TPS 03 Kelurahan Lasusua dan
rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti oleh Termohon
Ada keberatan dan penolakan terhadap PSU yang disampaikan oleh Pemohon dan beberapa
Caleg lainnya kepada KPU Kabupaten Kolaka Utara Bawaslu Sultra menerangkan bahwa Bawaslu
Kabupaten Kolaka Utara telah meminta kepada KPU agar mengkaji dan meneliti surat keberatan para
pihak. Berdasarkan hasil pengkajian dan penelitian tersebut, KPU Kolaka Utara memutuskan untuk tetap
melaksanakan PSU sesuai rekomendasi Panwascam

Pada pelaksanaan PSU di Kabupaten Kolaka Utara terdapat pemilih yang tidak berhak memilih
ikut memberikan suara tanpa menggunakan formulir C5 ataupun C6 dan pemilih-pemilih tersebut
adalah penduduk di luar Kabupaten Kolaka Utara Bawaslu Sultra menerangkan bahwa
berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Kolaka Utara diketahui nama-nama yang didalilkan oleh
pemohon tersebut adalah penduduk Kabupaten Kolaka Utara yang dibuktikan KTP yang diterbitkan
Disdukcapil Kabupaten Kolaka Utara dan berhak memilih di Kabupaten Kolaka Utara. Di samping itu,
perkara a quo telah dilaporan oleh Sdr. H. Maksum Ramli kepada Bawaslu Kabupaten Kolaka Utara dan
berdasarkan kajian awal dinyatakan bahwa laporan tersebut tidak memenuhi syarat sehingga tidak
dapat diregistrasi

Telah terjadi penambahan perolehan suara kepada Caleg an. Ilham Tang di TPS Desa Mantobua
Kec. Lohia, TPS Desa Liangkobori Kec. Lohia dan TPS Desa Lagasa Bawaslu Sultra menerangkan sebagai
berikut:

a. Pada TPS Desa Mantobua Kec Lohia Pemohon Mendalilkan Perolehan Suara Sdr. Ilham Tang
sebanyak 27 suara dan menurut Termohon adalah sebanyak 33 suara, sedangkan hasil pengawasasn
Bawaslu Kabupaten Muna perolehan suara adalah sebanyak 33 suara (Hal 128,Bukti PK 26.3-2)

b. Pada TPS Desa Liangkobori, Pemohon mendalilkan perolehan suara Sdr. Ilham Tang adalah 22
suara dan menurut Termohon adalah sebanyak 32 suara sedangkan hasil pengawasan Bawaslu
Kabupaten Muna diketahui perolehan suara Sdr. Ilham Tang adalah sebanyak 32 suara.(Hal 129, Bukti PK
26.3-3dan Bukti PK 26.3-4)

c. Pada TPS Desa Lagasa, Pemohon mendalilkan bahwa perolehan suara Sdr. Ilham Tang adalah 0
(nihil) dan menurut termohon adalah sebanyak 7 suara. Sedangkan menurut hasil pengawasan Bawaslu
Kabupaten Muna adalah sebanyak 7 Suara. (Hal 130, Bukti PK 26.3-5);

d. Terkait dengan dugaan pelanggaran penambahan suara yang dilakukan oleh Termohon di Desa
Mantobua, Desa Liangkobori dan Desa Lagasa, Bawaslu Kabupaten Muna dan jajarannya tidak pernah
menemukan dan tidak pernah menerima laporan terkait perkara a quo.

9 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor:180-04-29/PHPU-DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Golongan Karya (Golkar)

Ada penambahan (penggelembungan saura) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindara) sebagai
berikut:

a. Bahwa pada Pleno Rekapitulasi tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara, Pemohon mendalilkan
perolehan suara Partai Golkar adalah sebanyak 46.738 dan Partia Gerakan Indonesia Raya adalah
15.534, sedangkan menurut Termohon, perolehan suara Partai Gerindra adalah sebanyak 46.614 suara
dan Partai Golkar adalah sebanyak 15.632 suara.

b. Ada penambahan suara untuk Partai Gerindara dan pengurangan suara untuk Partai Golkar di
TPS Desa Lapao Pao Kec. Wolo, TPS 3 Desa Muara Lapao Pao Kec. Wolo, TPS Desa Ulu Lapao Pao, TPS 1
Desa Wolulu Kec. Watubangga, TPS Desa Tandebura Kec. Watubangga, TPS Desa Ngapa Kec.
Wondulako, TPS Desa Bende Kec. Wondulako, TPS 8 Kelurahan Watuliandu Kec. Kolaka, TPS 12 Desa
Lombaa Kec. Kolaka, TPS 2 dan TPS 11 Kelurahan Balandete Kec. Kolaka, TPS Desa Malaha Kec.
Samaturu, TPS Desa Pesouha Kec. Pomalaa, TPS Desa Lamokato Kec. Kolaka, TPS 07 dan TPS 13 Desa
Kelurahan Sabilambo Kec.Kolaka, dan dalil pemohon yang mendalilkan bahwa di Kecamatan Wolo
terjadi penambahan 1 suara ke Partai Gerindra di TPS Desa Lapao Pao yang semestinya 56 suara menjadi
57 suara, Penambahan 10 Suara ke Partai Gerindra di TPS Desa Muara Lapaopao yang semestinya 17
menjadi 27 Suara, Pengurangan 1 Suara Partai Golkar di TPS Desa Ulu Lapaopao yang semestinya 77
menjadi 76 suara.

c. Bahwa di Kecamatan Watubangga telah terjadi pengurangan 1 suara untuk Partai Golkar di TPS
1 Desa Wolulu yang semestinya 20 menjadi 19, terjadi penambahan 2 suara untuk Paratai Gerindra yang
semestinya 66 menjadi 68 suara

d. Bahwa terkait dengan dalil pemohon yang mendalilkan bahwa di Kecamatan Wondulako TPS
Desa Ngapa telah tejadi penambahan 10 suara untuk Partai Gerindra menjadi yang semestinya 98
menjadi 108 suara, TPS Desa Bende telah terjadi pengurangan suara Paratai Golkar sebanyak 6 suara
yang semestinya perolehan Partai Golkar sebanyak 199 menjadi 193 Suara.

e. Bahwa terkait dengang dalil pemohon yang mendalilkan bahwa di Kecamatan Kolaka; (1) TPS 8
Desa Watuliandu telah terjadi penambahan 5 suara Partai Gerindra yang semestinya 17 menjadi 22. (2)
Penambahan 5 suara di TSP 12 Desa Lalombaa untuk partai Gerindra yang semestinya 20 menjadi 25
suara. (3) Penambahan 1 suara Partai Gerindra di TPS 2 Balandete yang semestinya 11 menjadi 12 suara
dan penambahan 9 suara di TSP 11 Balandete yang semestinya 9 menjadi 19 suara. (4) Pengurangan 4
suara Partai Golkar di TPS 9 Desa Lamokato yang semestinya 32 menjadi 28 suara. (5)Penambahan 9
suara Partai Gerindra di TPS 7 Kelurahan Sabilambo yang semestinya 1 menjadi 10 suara, dan
pengurangan 1 suara di TPS 13 Kelurahan Sabilambo yang semestinya 14 menjadi 13.

f. Bahwa terkait dalil pemohon yang mendalilkan bahwa di TPS Desa Malaha terjadi penambahan
6 suara untuk Partai Gerindra yang semestinya 60 menjadi 66.
g. Bahwa terkait dalil pemohon yang menyatakan telah terjadi penambahan 5 suara untuk Partai
Gerindra pada TPS Desa Pesouha yang menurut C1 adalah 18 suara menjadi 23 suara pada DA1.

h. Bahwa terkait dalil pemohon yang menyatakan telahterjadi pengurangan suara partai Golkar
Pada DA1-DPRD Provinsi di Kecamatan Tanggetada sebanyak 9 suara karena berdasarkan jumlah
perolehan suara Partai Golkar berdasarkan formulir C1 DPRD Provinsi pada semua TPS di Desa Anaiwoi
jumlah perolehan suara Partai Golkar adalah 343 suara, tetapi pada sertifikat rekapitulasi penghitungan
perolehan suara di Kecamatan Tanggetada (DA.1) berkurang menjadi 334 suara

i. Bahwa terkait dengan dalil pemohon yang mendalilkan adanya penggelembungan dan
pengurangan suara di Kabupaten Kolaka Timur:

1. Perolehan suara Partai Golkar di Desa Tinenggi Kecamatan Tinondo berdasarkan rekap C1
adalah sebanyak 216 suara namun pada Pleno PPK Kecamatan Tinondo (Form DA1-DPRD Provinsi)
berkurang 10 sehingga berjumlah 206 suara.

2. Perolehan suara Partai Gerindra di seluruh TPS Desa Simbune Kecamatan Tirawuta pada rekap
C1 sebanyak 21 suara namun pada rekap DA1 Kecamatan Tiriawuta perolehan Partai Gerindra
bertambah menjadi 23 suara.

3. Perolehan Suara Partai Gerindra di Desa Poniponiki kecamatan Tirawuta pada rekap C1
berjumlah 14 numun pada rekap DA-1 bertambah menjadi 16.

4. Perolehan suara Partai Gerindra TPS 1 di Desa Undolo Kecamatan Uluwoi pada rekap C1 adalah
sebanyak 28 suara namun pada rekap DA-1 suara Parta Gerindra bertambah menjadi 29 suara.

5. Perolehan suara Paratai Gerindra di TPS 1 Desa Aukora Kecamatan Uluwoi berdasarkan rekap C1
adalah 2 namun pada rekap DA-1 bertambah menjadi 5 suara.
j. Bahwa terkait dengang dalil pemohon yang mendalilkan bahwa telah terjadi penambahan
perolehan suara Partai dan caleg untuk Partai Gerindra di Kelurahan Lasusua kecamatan Lasusua dimana
pada rekap C1 suara Partai Gerindra sebanyak 66 suara namun pada rekap DA1 Bertambah menjadi 99
suara. Dan di Desa Saludongka Kecamatan Pakue perolehan suara Partai Gerindra pada rekap C1 adalah
sebanyak 57 Suara, namun pada rekap DA-1 DPRD perolehan suara Partai Golkar bertambah menjadi 61
suara.

k. Bahwa terkait dengan dalil pemohon yang mendalilkan bahwa kenaikan perolehan suara Abu
Muslim secara signifikan setelah pemungutan suara dikarenakan Sdr. Abu Muslim melakukan politik
uang.

l. Bahwa terkait dalil pemohon yang menyatakan berkurang perolehan suara Sdr. Kanna, SH dari
119 suara menjadi 116 suara di Desa Tojabi,
a. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa hasil pengawasan secara berjenjang
diketahui perolehan suara Partai Golkar sebanyak 46.614 sedangkan Partai Gerindra 15.632.

b. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka sebagai berikut; 1) Suara Partai Gerindra di Desa Lapaopao sebanyak 56
suara. 2) Suara Partai Gerindra TPS 3 Desa Lapaopao adalah 27 Suara. 3) Perolehan suara Partai Golkar
Ulu Lapaopao sebanyak 76 suara.

c. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka: 1) Perolehan Suara Partai Golkar di TPS 1 Desa Wolulu adalah 19 Suara. 2)
Perolehan suara Parati Gerindra Desa Tandebura adalah sebanyak 68 Suara.

d. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka: 1) Perolehan suara Partai Gerindra di TPS Desa Ngapa adalah sebanyak 108
suara, 2) perolehan suara Partai Golkar di Desa Bende 193.

e. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka:

1. Perolehan suara Partai Gerindra di TPS 8 Desa Watuliandu adalah 17 suara.

2. perolehan suara Partai Gerindra di TPS 12 Desa Lalombaa adalah sebanyak 25 suara.
3. Perolehan Suara Partai Gerindara adalah sebanyak 12 suara, dan perolehan suara partai
Gerindra untuk Partai Gerindra adalah sebanyak 19 suara.

4. Perolehena Suara Partai Golkar di TPS 9 Kelurahan Lamokato adalah 28 suara.

5. Perolehan suara Partai Gerindra untuk TPS 7 Sabilambo adalah sebanyak 1 suara. dan
perolehan suara Partai Golkar untuk TPS 13 adalah sebanyak 14 suara.

f. Bawaslu provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka Perolehan Partai Gerindra pada DA 1 Kecamatan Samaturu pada 5 TPS di
Desa Malaha adalah 66 Suara.

g. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka adalah 23 suara.

h. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka, jumlah perolehan suara Partai Golkar berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat
Kecamatan Tanggetada untuk Desa Anaiwoi adalah 334 suara.

i. Bawaslu Provinsi menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan dan pencermatan Bawaslu
Kabupaten Kolaka Timur diterangkan sebagai berikut;

1. Perolehan sura Partai Gerindra di Desa Tinenggi Kecamatan Tinondo adalah sebanyak 216 Suara.

2. Perolehan suara Partai Gerindra di Desa Simbune Kecamatan Tirawuta adalah 23 suara.

3. Perolehan suara Partai Gerindra di Desa Poniponiki adalah sebanyak 16 suara.

4. Perolehan suara Partai Gerindra TPS 1 Desa Undolo adalah 29 suara.

5. Perolehan suara Partai Gerindra pada TPS 1 Desa Aukora adsalah sebanyak 5 suara.
j. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan
Bawaslu Kabupaten Kolaka Utara sebagai berikut:

1. Perolehan Partai Gerindra di Kelurahan Lasusua pada rekap C1 dan DA-1 adalah sebanyak 94
suara.

2. Perolehan suara Partai Gerindra di Desa Saludongka Kecamatan Pakue berdasarkan C1 dan DA-1
adalah sebanyak 61 suara.

k. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka Utara tidak menemukan dan/atau menerima laporan adanya politik uang
yang dilakukan oleh Abu Muslim.

l. Bawaslu provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan


Bawaslu Kabupaten Kolaka Utara perolehan suara Kanna, SH di Desa Tojabi adalah sebanyak 116 suara.

10 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor:198-05-29/PHPU-DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem)

1. Perolehan suara Partai Nasional Demokrat (Nasdem) lebih tinggi daripada perolehan
suara Gerindra pada Dapil Buton Selatan 3 (Kecamatan Lapandea-Kecamatan Batuatas) Bawaslu Sultra
menerangkan berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat Kabupaten Buton Selatan,
jumlah perolehan suara PDIP = 2.039, PKS = 1.631, Golkar = 1.187, Hanura = 1.158, Gerindra = 1.090 dan
Partai Nasdem = 1.056

2. Ditemukan 2 orang Pemilih yang bukan penduduk wilayah setempat yang memilih di
TPS 06 Desa Batuatas Timur pada tangal 17 April 2019 Bawaslu Sultra menerangkan bahwa
berdasarkan hasil Pengawasan Pengawas TPS 06 Desa Batuatas Timur pada saat pemungutan suara
tanggal 17 April 2019 ditemukan bahwa benar terdapat dua orang Pemilih yang bukan peduduk wilayah
setempat. Atas dugaan pelanggaran tersebut telah dilakukan penanganan oleh Panwaslu Kecamatan
Batuatas dan hasilnya terdapat pelanggaran Pemilu sehingga dikeluarkan rekomendasi Nomor:
37/Bawaslu.Prov.SG-03/HK.02/IV/2019 perihal Rekomendasi PSU di TPS 06 Desa Batuatas Timur. Atas
rekomendasi tersebut, Termohon telah melaksanakan PSU di TPS dimaksud

3. Terdapat kenaikan suara Partai Gerindra pada Pelaksanaan PSU termasuk didapat dari
Pemilih disabilitas sebanyak 20 orang yang pada pemungutan suara tanggal 17 April 2019 yang semula
tidak terdapat dalam DPT, DPTb dan DPK Bawaslu Sultra menerangkan bahwa berdasarkan hasil
pengawasan Pengawas TPS 06 Desa Batuatas Timur dan hasil pengawasan Panwaslu Kecamatan
Batuatas, diketahui pemilih disabilitaspada pelaksanaan PSU di TPS 06 Batuatas Timur tanggal 27 April
2019 adalah pemilih yang menggunakan pendamping pada saat mencoblos dimasukan dalam katergori
Pemilih disabilitas
4. Petugas KPPS An. Yurisman mencobloskan Pemilih disabilitas (tuna grahita) yang
didampinginya Bawaslu Sultra menerangkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Kabupaten
Buton Selatan dan jajarannya tidak menemukan dan tidak pernah menerima laporan sebagaimana
dalam dalil Pemohon dalam perkara a quo

11 Keterangan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Perkara Nomor:215-10-29/PHPU-DPR-


DPRD/XVII/2019, yang diajukan oleh Partai Beringin Karya (Berkarya)

Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara menerangkan belum dapat memberikan keterangan karena
dalam permohonan tersebut tidak menyebutkan apa saja yang menjadi pokok permohonan dan daerah
mana saja yang menjadi locus delicti permohonanya di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara pada tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara,
jumlah perolehan suara Partai Beringin Karya (BERKARYA) untuk Calon DPR RI adalah 25.808, jumlah
perolehan suara DPRD Provinsi pada Dapil 1 adalah sebanyak 9.165 suara, pada Dapil 2 sebanyak 7.793
suara, pada Dapil 3 sebanyak 1.923 suara, pada Dapil 4 sebanyak 6.309 suara, pada Dapil 5 sebanyak
2.979 suara dan pada Dapil Sultra 6 sebanyak 7.271 suara
Tabel 7.2. Pokok-Pokok Permohonan dan Pemberian Keterangan Perselisihan Pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden

No. POKOK PERMOHONAN POKOK KETERANGAN

1 15 Gubernur dan salah satu diantaranya adalah Gubernur Sulawesi Tenggara An. Alimazi, SH
yang memebrikan dukugan kepada Jokowi-Ma’ruf Amin Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara dan
jajarnnya tidak pernah menemukan dan tidak pernah menerima serta tidak pernah memproses laporan
dugaan pelanggaran terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi
Tenggara A. Alimazi, SH baik dari laporan masyarakat, Tim pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden
Nomor Urut 02.

Bahwa Peristiwa yang didalilkan oleh pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02
adalah Pernyataan Sdr Alimazi pada Pemberitaan media online liputan 6.com pada tanggal 5 September
2018 yakni sebelum penetapan pasangan calon Presidenn dan Wakil Presiden.

Sumber dokumen Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara

c. Pengawasan Atas Tindak Lanjut Pelaksanaan Putusan.

a. Pengawasan pelaksanaan tindak lanjut putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Sampai laporan ini dibuat, putusan MK telah inkra terkait dengan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
yang telah diperiksa dan disidangkan di MK belum ada.

b. Pengawasan pelaksanaan tindak lanjut putusan peradilan,

Selama penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019, tidak ada penanganan kasus dugaan
pelanggaran Pemilu yang diproses oleh Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara yang sampai pada proses
penuntutan dipegadilan.

c. Pengawasan pelaksanaan tindak lanjut putusan DKPP.

Selama pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara belum pernah
menerima putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) berupa peberian sanksi kepada
jajaran pengawas Pemilu di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara. Semua putusan DKPP yang telah
ditermia oleh Bawaslu Provinsi terkait dengan pengaduan jajaran pengawas Pemilihan Umum
merupakan putusan yang merahabilitasi teradu.

d. Pengawasan tindak lanjut putusan Bawaslu

Selama penyelenggaran Pemlihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara tidak pernah
menerima putusan Bawaslu mengenai peyelesaian dugaan pelanggaran AdmistrasiPemilu dan/atau
putusan Bawaslu terkait dengan peyelesaian sengketa proses Pemilu untuk diteruskan kepada pihak
terlapor dan atau teradu.

Tabel 7.3 Pelaksanaan Putusan MK, Pengadilan, DKPP dan Bawaslu

No PELAKSANAAN PUTUSAN

MK PENGADILAN DKPP BAWASLU

1 BELUM ADA NIHIL NIHIL NIHIL

Sumber dokumen Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara


BAB VIII

PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara telah melaksanakan tugas pengawasan sesuai amanat
Undang-Undang 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum secara profesional. Bawaslu Sulawesi Tenggara
juga secara kelembagaan telah melaksanakan wewenang dan kewajiban sesuai dengan regulasi yang
berlaku, sehingga nama baik Lembaga tetap terjaga. Integritas dan kredibilitas serta kapabilitas
pengawas pemilu menjadi tumpuan utama Bawaslu Sulawesi Tenggara dalam melaksakan tugas,
wewenang, kewajiban dan fungsi sebagai penyelenggara pemilu.

2. Bawaslu Sulawesi Tenggara senantiasa berpacu dalam meningkatan kapabilitas pengawas


pemilu khususnya peningkatan kapasitas dan kemampuan pengawas pemilu sampai jajaran bawah
sehingga tugas pengawasan dapat terlaksana secara professional.

3. Bawaslu Sulawesi Tenggara telah melakukan tugas pengawasan sejak dimulainya tahapan
pemilu. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tersebut, Bawaslu Sulawesi Tenggara senantia
bersinergi dan bekerja sama serta berkoordinasi dengan stake holder, Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tenggara, Kapolda Sulawesi Tenggara dan jajaran Polres, Kejaksaan, Peserta Pemilu dan yang terpenting
adalah sinergi dengan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan tugan penyelenggaran
Pemilihan Umum di Provinsi Sulawesi Tenggara.

b. Rekomendasi

1. Penyelenggara Pemilu perlu ditingkatkan peningkatan etos kerja dalam melayani terhadap
laporan yang masuk di divisi penindakan pelanggaran baik dari segi kualitas pelayanan, waktu pelayanan
dan hasil dari penanganan dugaaan pelanggaran pemilu
2. Perlunya dilakukan penyempurnaan adalah: (a) penguatan sentra gakkumdu agar bawaslu
memiliki penyidik dan jaksa sendiri, dan (b) menguatkan sanksi bagi ASN yang terbukti melakukan
keberpihakan kepada salah satu calon tertentu; dan (c) Jangka waktu penanganan pelanggaran yang
berpatokan pada 7 + 7 hari kerja.

3. Bawaslu Provinsi khususnya Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, selama
pelaksanaan tahapan Pemilihan Umum tahun 2019 telah melakukan proses pengawasan dengan
temuan dugaan pelanggaran dengan rincian jenis

4. Temuan terkait kode etik ASN, kode etik penyelenggara, pelanggaran kampanye yang kemudian
diteruskan kepada Divisi Hukum dan Penangananan pelanggaran dan penyelesaian sengketa untuk
dilakukan penanganan sesuai dengan mekanisme aturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Pentingnya Penguatan kelembagaan Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) ditingkat


Provinsi Sulawesi Tenggara dalam hal peningkatan kualitas sember daya manusia dalam berbagai bentuk
kegiatan pendidikan dan latihan untuk mewujudkan profesionalisme kerja pengawasan yang lebih baik.

6. Perlu terobosan menyangkut konsep pengawasan dalam hal meningkatkan pengawasan


partisipatif sehingga pencegahan dan penegakan hukum pemilu dapat lebih maksimal dilaksanakan.

7. Penyempurnaan terhadap regulasi yang mengatur tentang Pemilihan Umum.

8. Penguatan terhadap Anggaran bagi Bawaslu dalam melakukan pengawasan Pemilu.

9. Perlu adanya sistem IT yang terbuka untuk umum yang berisi jadwal sidang dan dapat di akses
secara online.

Anda mungkin juga menyukai