Anda di halaman 1dari 22

BINTEK

PANWASLU KECAMATAN
KAB. BOYOLALI

KOMPOL. Eko kurniawan.SH.M.Kn


Wakapolres Boyolali

Boyolali 28 Oktober 2022


1
TUJUAN PEMILU
DALAM KONSIDERAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN
2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM
a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 perlu diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden,
dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagai sarana
perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan wakil rakyat dan pemerintahan
negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
b. bahwa diperlukan pengaturan pemilihan umum sebagai perwujudan sistem
ketatanegaraan yang demokratis dan berintegritas demi menjamin konsistensi dan
kepastian hukum serta pemilihan umum yang efektif dan efisien
c. bahwa pemilihan umum wajib menjamin tersalurkannya suara rakyat secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
KONSEP DASAR PENGAWASAN

Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkaN pekerjaan apa


yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan dengan apa
yang dikehendaki, direncanakan atau diperhatikan
pengawasan atau control terhadap tindakan aparatur pemerintah
diperlukan agar pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan dapat
mencapai tujuan dan terhindar dari penyimpangan-penyimpangan

Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan


agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan
KONSEP DASAR PENGAWASAN
Peran Panwaslu dalam pengawasan Pemilu demi terwujudnya
pemilihan umum yang jujur, adil dan demokratis menjadi sangat
penting, mengingat pemilihan umum telah berkembang menjadi bagian
penting dalam kehidupan sebuah sistem politik.
Pengawasan merupakan hal penting dalam Pemilu karena berbagai
pelanggaran dapat muncul dikarenakan kurang berperannya Panwaslu
saat penyelenggaraan Pemilu, sehingga dapat menjadi akar
permasalahan
Berhasilnya Pemilu bukan hanya menjadi tanggung jawab KPU namun juga
merupakan tanggung jawab Panwaslu, indikator keberhasilan pengawasan
Pemilu yang terpenting adalah dilakukannya upaya-upaya Prefentif yang
optimal dan efektif, sambil menyiapkan penanganan dan penindakan
pelanggaran yang cermat dan akuntabel.
TUJUAN PENGAWASAN

Menegakkan integritas penyelenggara, penyelenggaraan


hasil pemilu melalui pengawasan pemilu berintegritas dan
berkredibilitas untuk mewujudkan pemilu yang
demokratis

Memastikan terselenggaranya Pemilukada secara


langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan berkualitas
serta dilaksanakannya peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilukada secara menyeluruh
STRATEGI PENGAWASAN

1. Pencegahan terhadap potensi pelanggaran

2. Penindakan terhadap dugaan pelanggaran


KERJASAMA PENGAWASAN
1) Mendorong secara aktif peran masyarakat
2) Menyediakan informasi, sarana atau fasilitas yang memadai
3) Menyiapkan sarana atau fasilitas yang mudah bagi masyarakat
untuk menyampaikan informasi
4) Menjalin kerjasama dan kerjasama dengan lembaga negara,
lembaga pemerintahan dan kelompok masyaraat lainnya
5) Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pasangan calon
di tiap kampanye pasangan calon
6) Membangun sinergitas dengan media massa untuk
mengoptimalkan sosialisasi proses dan hasil pengawasan.
Tugas
Wewenang
Kewajiban
PANWASLU KECAMATAN
TUGAS PANWALU KECAMATAN
PASAL 105 UU NO 7 TH 2017

a. Melakukan PENCEGAHAN DAN PENINDAKAN di wilayah kecamatan terhadap pelanggaran


Pemilu, yang terdiri atas:
1. mengidentilikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan
2. mengoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi Penyelenggaraan
Pemilu di wilayah kecamatan
3. Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah daerah terkait
4. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah kecamatan
5. menyampaikan hasil pengawasan di wilayah kecamatan kepada Bawaslu melalui Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu bupaten/Kota atas dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu
dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu di wilayah kecamatan;
6. menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan;
7. memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan dan
menyampaikannya kepada Bawaslu Kabupaten/ Kota.

9
TUGAS PANWASCAM

b. MENGAWASI pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan, yang terdiri


atas:
1. pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap
2. pelaksanaan kampanye
3. logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
4 pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil Pemilu di TPS;
5. pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertilikat hasil penghitungan suara
dari TPSI sampai ke PPK
6. pengawasan rekapitulasi suara di tingkat kecamatan
7. pergerakan surat tabulasi penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK dan
8. pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan;
c. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah kecamatan;
d. mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini di wilayah kecamatan;

10
TUGAS PANWASCAM

e. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah kecamatan, yang terdiri atas:


1. putusan DKPP
2. putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu
3. putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten / Kota
4. keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
5. keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam
kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini
f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
g. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan
h. Mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah kecamatan;
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

11
WEWENANG PANWASCAM

PASAL 106 UU NO 7 TH 2017

a. Menerima dan menindak lanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemilu.
b. Memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan serta merekomendasikan hasil pemeriksaan
dan pengkajiannya kepada pihak-pihak yang diaturdalam Undang-Undang ini.
c. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan melalui Bawaslu Kabupaten/Kota mengenai hasil
pengawasan di wilayah kecamatan terhadap netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan
kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
d. Mengambil aIih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Panwaslu Kelurahan/Desa setelah mendapatkan
pertimbangan Bawaslu Kabupaten/Kota, jika Panwaslu Kelurahan/Desa berhalangan sementara akibat dikenai
sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan
pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan.
f. Membentuk Panwaslu Kelurahan/Desa dan mengangkat serta memberhentikan anggota Panwaslu
Kelurahan/Desa, dengan memperhatikan masukan Bawaslu Kabupaten/Kota.
g. Mengangkat dan memberhentikan Pengawas TPS, dengan memperhatikan masukan Panwaslu Kelurahan/Desa.
h. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

12
KEWAJIBAN PANWASCAM

PASAL 107 UU NO 7 TH 2017

a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;


b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas Pemilu pada
tingkatan di bawahnya;
c.Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan
tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebuhrhan;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu, Kabupaten/Kota berkaitan dengan dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh PPK yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan
tahapan Pemilu di tingkat kecamatan; dan
e. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketenhran peraturan perundang-undangan

13
TREND TP PEMILU 2019
NO JENIS TP PEMILU JML KET
1 MONEY POLITIK 100
2 BERIKAN SUARA LEBIH DARI 1 KALI DAN/ATAU MENGAKU DIRINYA SEBAGAI ORANG LAIN 65
3 BUAT TINDAKAN/KEPUTUSAN YG UNTUNG/RUGIKAN PESERTA PEMILU 36
4 SEBABKAN SUARA PEMILIH JADI TIDAK BERNILAI/ SUARA PESERTA PEMILU MENJADI TAMBAH/KURANG 33
5 KAMPANYE DI TEMPAT IBADAH/PENDIDIKAN 20
6 PEMALSUAN 18
7 SEBABKAN HILANG/BERUBAH BA REKAPITULASI 17
8 PIHAK YG DILARANG SBG PELAKSANA/TIM KAMPANYE 15
9 KAMPANYE LIBATKAN PIHAK YG DILARANG 14
10 KAMPANYE GUNAKAN FASILITAS PEMERINTAH 12
11 KAMPANYE DI LUAR JADWAL 10
12 PERUSAKAN ALAT PERAGA KAMPANYE 8
13 GANGGU KAMTIB PDPELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA, ATAU GAGALKAN PEMUNGUTAN SUARA 4
14 MENGHINA PESERTA PEMILU 3
15 MENGHASUT, MENGADU DOMBA 3
16 SEBABKAN ORANG LAIN KEHILANGAN HAK PILIH 3
17 MENGACAU, MENGHALANGI, GANGGU KAMPANYE 2
18 MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN HASIL PEMUNGUTAN SUARA YANG SUDAH DISEGEL 2
19 TDK SERAHKAN SALINAN DPT KE PARPOL 1
20 TIDAK MENJAGA, MENGAMANKAN KEUTUHAN KOTAK SUARA, DAN MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL 1
ASAS HUKUM
DIANTARA KEKHUSUSAN DALAM PENGATURAN PENANGANAN TP
APABILA SUATU PERBUATAN (TINDAK PIDANA) PEMILU ADALAH :
DIATUR DALAM PIDANA UMUM, DIATUR PULA  LAPORAN DISAMPAIKAN KEPADA BAWASLU;
DALAM PIDANA KHUSUS, DAN DALAM UU 7/2017,  HASIL PENGAWASAN BAWASLU DITETAPKAN SEBAGAI TEMUAN
PELANGGARAN PEMILU PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI SEJAK
MAKA UU MANAKAH YG DIGUNAKAN? DITEMUKANNYA;
 LAPORAN PELANGGARAN PEMILU DISAMPAIKAN PALING LAMA 7
 LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI  UU (TUJUH) HARI KERJA SEJAK DIKETAHUI TERJADINYA DUGAAN
7/2017 SBG UU YG BERSIFAT KHUSUS 
PELANGGARAN PEMILU;
WAJIB DITINDAKLANJUTI PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI SETELAH
SEHINGGA MENGESAMPINGKAN UU YG TEMUAN DAN LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI;
 DALAM HAL MEMERLUKAN KETERANGAN TAMBAHAN,
SIFATNYA UMUM (PASAL 63 AYAT 2 KUHP); KETERANGAN TAMBAHAN DAN KAJIAN DILAKUKAN PALING LAMA
14 (EMPAT BELAS) HARI KERJA SETELAH TEMUAN DAN LAPORAN
 SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT  KEKHUSUSAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
YANG SISTEMATIS; UU 7/2017 SBG UU YG  PENYIDIKAN PALING LAMA 14 HARI SEJAK LAPORAN DITERIMA DAN
DIREGISTER;
LEBIH KHUSUS DRPD YG KHUSUS LAINNYA;  PRAPENUNTUTAN PALING LAMA 3 HARI SEJAK BERKAS PERKARA
DITERIMA;
 LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI  UU  PRNYIDIKAN TAMBAHAN PALING LAMA 3 HARI SEJAK BERKAS
PERKARA DITER;
7/2017 MERUPAKAN UU YG LEBIH BARU  DALAM PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAPAT DILAKUKAN TANPA
SEHINGGA MENGESAMPINGKAN UU YG SDH KEHADIRAN TERSANGKA/TERDAKWA (IN ABSENTIA);

DIUNDANGKAN SEBELUMNYA.

Pasal 477 UU NO 7/2017 TTG PEMILU


Penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan tindak pidana Pemilu dilakukan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini.
PENANGANAN TP PEMILU
1. TP PEMILU MERUPAKAN TP KHUSUS, DIANTARA KEKHUSUSANNYA SEBAGAIMANA DIATUR DLM UU NO. 7
TAHUN 2017 ADALAH BATASAN WAKTU PENANGANAN DAN PENANGANANNYA DILAKUKAN OLEH SENTRA
GAKKUMDU;
2. UNTUK DAPAT DITETAPKAN SEBAGAI PENYELIDIK DAN PENYIDIK TP. PEMILU HARUS MEMENUHI PERSYARATAN
TELAH MENGIKUTI PELATIHAN KHUSUS MENGENAI PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN T. PEMILU;
3. PELANGGARAN PEMILU ADALAH LAPORAN DAN TEMUAN, UNTUK LAPORAN DAPAT DISAMPAIKAN OLEH WNI
YANG MEMPUNYAI HAK PILIH; PESERTA PEMILU; PEMANTAU PEMILU. SEDANGKAN TEMUAN ADALAH HASIL
PENGAWASAN AKTIF BAWASLU PADA SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU;
4. SATU-SATUNYA LEMBAGA YANG BERWENANG MENERIMA LAPORAN/TEMUAN PELANGGARAN PEMILU
ADALAH BAWASLU, APABILA POLRI MENEMUKAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU MAKA DISALURKAN
KEPADA PIHAK YANG BERWENANG SEBAGAI PELAPOR ATAU LANGSUNG KEPADA BAWASLU UNTUK DIJADIKAN
SEBAGAI INFORMASI AWAL UNTUK DITINDAK LANJUTI SEBAGAI TEMUAN;
5. APABILA SUATU PERBUATAN DIATUR DALAM UU PEMILU, DIATUR PULA DALAM PIDANA UMUM, KEMUDIAN
MENCOCOKI JUGA DALAM PIDANA KHUSUS YANG LAIN, MAKA BERLAKU ASAS LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI
GENERALI DAN SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT ARTINYA MEMBERLAKUKAN UNDANG-UNDANG PEMILU
SEBAGAI UU YANG KHUSUS DAN SEBAGAI UU YANG LEBIH KHUSUS DARIPADA YANG KHUSUS LAINNYA;
PUSAT AKTIFITAS GAKKUM TP UTK MENYAMAKAN
ARTI PEMILU TUJUAN PEMAHAMAN &

D U
TERDIRI ATAS BAWASLU, POLA PENANGANAN TP

GAK U M POLRI, KEJAKSAAN


PSL 1 KE-38 UU 7/2017
PEMILU
PSL 486 (1) UU 7/2017

ANGGOTA PENYIDIK POLRI ANGGARAN OPSNAL GAKKUMDU


DIBEBANKAN
JAKSA PENUNTUT ANGGARAN BAWASLU
PSL 486 (3) UU 7/2017
PSL 486 (9) UU 7/2017

SEKRETARIAT JALANKAN TUGAS PENUH


MELEKAT PADA BAWASLU, TUGAS
WAKTU, TIDAK DIBERI
BAWASLU PROV TUGAS LAIN
BAWASLU KAB/KOTA PSL 486 (4) (5) UU 7/2017
PSL 486 (2) (7) (8) UU 7/2017

GAKUMDU LN PENGHARGAAN
KOORD DENGAN INSTANSI ASAL BERIKAN
KEMENLU PENGHARGAAN YG TELAH
PSL 486 (10) UU 7/2017 MELAKS TUGAS
PSL 486 (6) UU 7/2017

PEMBENTUKAN:
PERBAWASLU ➔DISUSUN BERSAMA PERBAWASLU
PSL 486 (11); 487 (1) UU 7/2017 NO.: 31 TH 2018
POTENSI
ANCAMAN
DALAM PEMILU
ISU YANG BERKEMBANG
TANTANGAN PEMILU & PILKADA SERENTAK
1. MEKANISME PENYELENGGARAAN TINDAK PIDANA PEMILU

2. TINGGINYA PELANGGARAN PEMILU

3. DILEMATIS ANTARA MENJAGA KETENTRAMAN/ KEDAMAIAN DENGAN PENEGAKAN HUKUM

4. NETRALITAS APARAT PEMERINTAH

5. TAHAPAN PEMILU YANG BERIRISAN DENGAN TAHAPAN PILKADA

6. PENGENDALIAN ISU SENSITIF, PENGENDALIAN BUZZER DAN PENYEBARAN HOAX

7. MONEY POLITIK

8. TERULANGNYA KEJADIAN PETUGAS MENINGGAL DUNIA DIKARENAKAN PROSES PEMILU YANG PANJANG
DAN MELELAHKAN

9. PERSELISIHAN ANTAR ORMAS YG TERJADI SELAMA INI MENJADI PEMICU KONFLIK PD PEMILU KARENA
PERBEDAAN DUKUNGAN
STRATEGI KOMPRESHENSIF
STRATEGI PREEMTIF
- PENANDATANGANAN PERATURAN BERSAMA DAN PELATIHAN PENYIDIK PADA SENTRA
GAKKUMDU
- PENINGKATAN KOMUNIKASI, KOORDINASI DAN KOLABORASI DENGAN BAWASLU DAN
KEJAKSAAN UNTUK PENYAMAAN PERSEPSI
- KERJASAMA DENGAN BAWASLU TERKAIT EFEKTIFITAS PENANGANAN TP. PEMILU

STRATEGI PREVENTIF
- MEMBENTUK SYSTEM BACKUP GAKKUMDU PUSAT – PROVINSI – KAB/ KOTA
- MEMBENTUK SATGAS ANTI MONEY POLITIK
- MEMBENTUK SATGAS UNTUK PEMETAAN, PENYELIDIKAN TERHADAP POK YANG
MEMANFAATKAN MOMEN PEMILU UNTUK BUAT KERUSUHAN
- PENGUATAN PATROLI SIBER, PVP DAN KOMUNIASI UNTUK MEMBERANTAS HOAX YG
TERKOORDINIR DARI PUSAT S/D DAERAH
- PATROLI SIBER DAN PERINGATAN VIRTUAL POLICE (PVP) DAN KOMUNIKASI UNTUK
MEMBERANTAS PENYEBARAN HOAX

STRATEGI REPRESIF
- MELAKSANAKAN LIDIK SIDIK KONTEN NEGATIF TERKAIT PEMILU
- PENEGAKAN HUKUM DAN SYSTEM BACKUP TINDAK PIDANA PEMILU MELALUI GAKKUMDU
22

Sekian dan terimmakasih

Anda mungkin juga menyukai