Anda di halaman 1dari 16

PENYELESAIAN PELANGGARAN

ADMINISTRATIF PEMILIHAN UMUM


(PERBAWASLU NOMOR 8 TAHUN 2022)

MATERI RAKORNAS PENANGANAN


PELANGGARAN,
JAKARTA, 1 NOVEMBER 2022
PARA PIHAK
 PENEMU, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kab/Kota (Pasal 6 dan
Pasal 57)
 PELAPOR, WNI yang punya hak pilih, Peserta Pemilu, dan
Pemantau Pemilu (Pasal 7 dan Pasa 58)
 TERLAPOR, Partai Politik Peserta Pemilu, Calon Anggota DPR,
Calon Anggota DPD, Calon Anggota DPRD, Pasangan Calon Presiden
dan Wakil Presiden, serta Penyelenggara Pemilu di jajaran KPU (Pasal
8)
 Khusus untuk Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu TSM,
TERLAPOR adalah Calon Anggota DPR, Calon Anggota DPD,
Calon Anggota DPRD, dan Pasangan Calon (Pasal 59)
PENETAPAN TEMUAN DAN
PENYAMPAIAN LAPORAN
Penetapan temuan dan penyampaian laporan
diatur dalam Peraturan Perbawaslu tentang
penanganan temuan dan laporan pelanggaran
pemilu (Pasal 9 ayat 2).
Jadi dalam Perbawaslu ini tidak mengatur lagi
mengenai hal tersebut.
SIDANG PEMERIKSAAN
 Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota memeriksa
dan memutus dugaan pelanggaran admnistratif pemilu.
 Pemeriksaan dilakukan secara terbuka melalui sidang.
 Temuan Pengawas Pemilu akan disidangkan oleh Pengawas Pemilu di
tingkatan atasnya (Pasal 11), hal ini agar tidak terjadi konflik
kepentingan (pengawas pemilu mengadili sendiri hasil pengawasannya).
 Pemeriksaan Pendahuluan yang sebelumnya diatur, sekarang dihapus.
Karena secara substansi telah digantikan dengan Kajian Awal. Dengan
penghapusan mekanisme pemeriksaan pendahuluan diharapkan proses
pemeriksaan bisa lebih cepat.
MAJELIS PEMERIKSA
 Anggota Bawaslu Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kab/Kota semuanya menjadi
Anggota Majelis Pemeriksa, di mana Ketua Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kab/Kota merangkap sebagai Ketua Majelis Pemeriksa (Pasal 13).
 Khusus untuk dugaan pelanggaran Administratif Pemilu yang terjadi secara
Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM) yang penyelesaiannya hanya menjadi
kewenangan Bawaslu. Maka Majelis Pemeriksanya terdiri dari Ketua dan Anggota
Bawaslu. Namun demikian, Bawaslu bisa membentuk Majelis Pemeriksa di tingkat
Provinsi dengan melibatkan Ketua dan/atau Anggota Bawaslu Provinsi (Pasal 66).
 Sidang pemeriksaan untuk pelanggaran administratif pemilu dapat dilaksanakan
dengan kehadiran majelis Pemeriksa paling sedikit 2 (dua) orang (Pasal 17),
sementara untuk sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran administratif Pemilu TSM
dapat dilaksanakan dengan kehadiran Majelis Pemeriksa paling sedikit 3 (tiga) orang
(Pasal 67)
AGENDA SIDANG (PASAL 17 AYAT 2)
Pembacaan Laporan Pelapor atau Temuan Penemu
Jawaban Terlapor
Pembuktian
Kesimpulan
Pembacaan Putusan
PUTUSAN
 Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota memutus dugaan pelanggaran
administratif pemilu paling lama 14 hari kerja setelah temuan atau laporan diregistrasi
(Pasal 36 ayat 1)
 Putusan harus mempertimbangkan paling sedikit 2 (dua) alat bukti (Pasal 36 ayat 2)
 Alat bukti terdiri dari: Surat, dokumen elektronik, keterangan saksi, keterangan ahli,
keterangan pelapor dan terlapor, pengetahuan majelis pemeriksa (Pasal 23 ayat 2)
 Jika berdasarkan pemeriksaan dinyatakan terbukti terdapat pelanggaran administratif
pemilu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota dapat memberikan
sanksi sebagai berikut: Perbaikan administrasi oleh jajaran KPU, teguran tertulis atau
tidak diikutsertakan pada tahapan tertentu bagi peserta pemilu (Pasal 37 ayat 3)
 Khusus untuk pelangaran administratif pemilu TSM sanksi dapat berupa
pendiskualifikasian atau pembatalan sebagai calon atau pasangan calon (Pasal 69 ayat 2)
PEMERIKSAAN DENGAN ACARA CEPAT (PASAL 40 –
PASAL 43)
 Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN dapat
melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran administratif dengan acara
cepat, artinya putusan diterbitkan pada hari yang sama saat terjadinya dugaan
pelanggaran.
 Obyek pelanggaran yang bisa diselesaikan dengan acara cepat: Pelanggaran
Administrasi dalam kampanye, Pelanggaran Administrasi yang diketahui dalam
Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara, serta pelanggaran administrasi yang
diketahui pada pemungutan dan pengihutangan suara di TPS Luar Negeri.
 Pemeriksaan dengan acara cepat bisa dilakukan sepanjang Anggota Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota, atau Panwaslu LN berada di lokasi terjadinya
pelanggaran administratif pemilu.
 Cara penyelesaian dengan membuat Putusan yang isinya memuat:
1. Identitas Penemu/Pelapor dan Terlapor
2. uraian peristiwa secara singkat dan analisa hukum
KOREKSI (PASAL 44 - PASAL 54)
 Bawaslu berwenang mengoreksi terhadap putusan Bawaslu Provinsi
dan Bawaslu Kabupaten/Kota
 Permintaan Koreksi diajukan oleh Penemu, Pelapor, atau Terlapor
paling lama 3 hari kerja sejak putusan Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota dibacakan.
 Alasan koreksi hanya menyangkut adanya kesalahan penerapan hukum
dalam putusan Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota.
 Jika terdapat koreksi terhadap putusan yang memberikan sanksi
perbaikan administrasi, maka menunda kewajiban KPU untuk
melaksanakan putusan tersebut sampai dengan adanya putusan koreksi.
KONSEP PENYELESAIAN DUGAAN
PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU
YANG BERPOTENSI MENGUBAH HASIL
PEROLEHAN SUARA SETELAH
PENETAPAN HASIL PEMILU SECARA
NASIONAL OLEH BAWASLU
(PASAL 12)
Yang dimaksud dengan Dugan Pelanggaran Administratif
Pemilu yang berpotensi mengubah hasil perolehan suara
adalah:

Dugaan pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme


yang terjadi pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara
serta tahapan rekapitulasi penghitungan perolehan suara, yang
mana apabila dilakukan perbaikan atas pelanggaran tersebut
berimplikasi pada perubahan hasil perolehan suara.
Yang dimaksud dengan Penetapan Hasil
Pemilu secara Nasional adalah:

Penetapan secara nasional hasil pemilihan umum


Anggota DPR, DPD, DPRD, serta Presiden dan
Wakil Presiden oleh KPU sebagaimana dimaksud
Pasal 411 ayat (3) UU 7/2017
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN RANCANGAN
PERBAWASLU PENYELESAIAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILIHAN UMUM
Dugaan Pelanggaran Ditemukan Oleh Pengawas Pemilu
Terdapat Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan
Parpol kepada MK
LAPORAN HASIL
HASIL PENGAWASAN
HASIL PENGAWASAN PENGAWASAN
MENEMUKAN
DITUANGKAN (FORMULIR MODEL
ADANYA DUGAAN
DALAM LAPORAN A) DISAMPAIKAN
PELANGGARAN
HASIL PENGAWASAN OLEH BAWASLU
ADMINISTRASI YANG
(FORMULIR MODEL (PEMBERI
BERPOTENSI
A) KETERANGAN)
MENGUBAH HASIL
KEPADA MAHKAMAH
PEROLEHAN SUARA
KONSTITUSI

 Dalam hal dugaan pelanggaran administrasi yang berpotensi mengubah perolehan suara ditemukan sebelum
penetapan hasil pemilu secara nasional, maka Bawaslu pada setiap jenjang bisa menyampaikan saran perbaikan
pada saat pemungutan dan pengitungan suara atau saat rapat pleno rekapitulasi perolehan suara.
 Apabila ssaran perbaikan tidak dilakukan oleh jajaran KPU, maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kab/Kota dapat menyelesaikan pelanggaran dengan mekanisme pemeriksaan cepat.
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN RANCANGAN
PERBAWASLU PENYELESAIAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILIHAN UMUM
Dugaan Pelanggaran Ditemukan Oleh Pengawas Pemilu
Tidak ada Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan Parpol
kepada MK
HASIL PENGAWASAN HASIL PENGAWASAN TEMUAN
MENEMUKAN
DITUANGKAN DISELESAIKAN OLEH
ADANYA DUGAAN DALAM LAPORAN PENGAWAS PEMILU
PELANGGARAN HASIL PENGAWASAN SATU TINGKAT DI
ADMINISTRASI YANG (FORMULIR MODEL ATASNYA MELALUI
BERPOTENSI A) DAN DITETAPKAN PEMERIKSAAN
MENGUBAH HASIL
MENJADI TEMUAN SIDANG TERBUKA
PEROLEHAN SUARA APABILA PUTUSAN
MENYATAKAN KPU
TERBUKTI
MELAKUKAN PENGAWAS PEMILU
KPU MEMPERBAIKI PELANGGARAN YANG MELAKUKAN
ADMINISTRASI MAKA SANKSI PEMERIKSAAN
BERDASARKAN PERBAIKAN DAPAT MEMUTUS DUGAAN
PUTUSAN MK DAN DILAKUKAN PELANGGARAN
BAWASLU BERSAMAAN ADMINISTRASI
DENGAN PUTUSAN PEMILU
MK YANG
MEMBATALKAN SK
KPU
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN RANCANGAN
PERBAWASLU PENYELESAIAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILIHAN UMUM
Dugaan Pelanggaran Dilaporkan Masyarakat kepada Bawaslu
Terdapat Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan
Parpol kepada MK
BAWASLU
LAPORAN MELAKUKAN KAJIAN LAPORAN TERSEBUT
DISAMPAIKAN OLEH AWAL TERHADAP DISAMPAIKAN OLEH
WNI, PEMANTAU LAPORAN TERSEBUT BAWASLU (PEMBERI
PEMILU, ATAU DAN MENYATAKAN KETERANGAN)
PESERTA PEMILU LAPORAN KEPADA MAHKAMAH
KEPADA BAWASLU DIHENTIKAN KONSTITUSI

 Berdasarkan pengalaman Pemilu 2019, laporan disampaikan oleh Caleg yang kepentingannya tidak diakomodir
dalam Permohonan Parpol ke MK
 Meskipun Bawaslu menyampaikan laporan tersebut kepada MK, maka berpotensi tidak dipertimbangkan oleh MK
karena tidak masuk dalam dalil permohonan Parpol kepada MK
SIMULASI PENYELESAIAN BERDASARKAN RANCANGAN
PERBAWASLU PENYELESAIAN PELANGGARAN
ADMINISTRATIF PEMILIHAN UMUM
Dugaan Pelanggaran Dilaporkan Masyarakat kepada Bawaslu
Tidak ada Permohonan Perselisihan Pemilu yang diajukan Parpol
kepada MK
BAWASLU
LAPORAN MELAKUKAN KAJIAN
DISAMPAIKAN OLEH AWAL TERHADAP
WNI, PEMANTAU LAPORAN TERSEBUT BAWASLU MEMUTUS
PEMILU, ATAU DAN MElANJUTKAN LAPORAN TERSEBUT
PESERTA PEMILU KE SIDANG
KEPADA BAWASLU PEMERIKSAAN APABILA PUTUSAN
MENYATAKAN KPU
TERBUKTI
MELAKUKAN
KPU MEMPERBAIKI PELANGGARAN
ADMINISTRASI MAKA SANKSI
BERDASARKAN PERBAIKAN DAPAT
PUTUSAN MK DAN DILAKUKAN
BAWASLU BERSAMAAN
DENGAN PUTUSAN
MK YANG
MEMBATALKAN SK
KPU

Anda mungkin juga menyukai