Anda di halaman 1dari 26

PENANGANAN TEMUAN DAN

LAPORAN PELANGGARAN
PEMILU
(PERBAWASLU NOMOR 7 TAHUN 2022)

MATERI RAKORNAS
PENANGANAN
PELANGGARAN,
JAKARTA, 1 NOVEMBER 2022
UU No. 7 Thn 2017
tentang Pemilu

Perbawaslu 7/ 2022 Penanganan Perbawaslu 31/ 2018 tentang


Temuan dan Laporan Pelanggaran Sentra Penegakan Hukum Terpadu
Pemilu (GAKKUMDU)

Perbawaslu 8/2022 Penyelesaian


Pelanggaran Administrasi Pemilu
Penangana pelanggaran adalah serangakain proses penanganan
pelanggaran yang dilakukan oleh pengawas pemilu meliputi: temuan,
penerimaan laporan, pengumpulan alat bukti, klarifikasi, pengkajian,
dan/atau pemberian rekomendasi, serta penerusan hasil kajian atas temuan/
laporan kepada instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti

Pelanggaran pemilu dibagi menjadi 4:


1. Pelanggaran administrasi
2. Pelangaran Kode etik
3. Pelanggaran Pidana
4. Pelanggaran hukum lainnya
Administrasi adalah
pelanggaran terhadap
ketentuan UU yang
bukan merupakan
ketentuan pidana
pemilu dan terhadap
ketentuan lain yang
diatur dalam peraturan
KPU

(tata cara, prosedur, dan


mekanisme tahapan pemilu/
pemilihan)
Pelanggaran kode etik
adalah pelanggaran
etika penyelenggara
pemilu terhadap
sumpah dan janji
sebelum menjalankan
tugas sebagai
penyelenggara pemilu.
Pelanggaran hukum lainnya
Pelanggaran hukum lainnya yang merupakan
pelanggaran yang diatur diluar undang-
undang Pemilu/ Pemilihan
Sumber Pelanggaran
Pemilu
Temuan adalah dugaan pelanggaran Pemilu yang
ditemukan dari hasil pengawasan Pengawas Pemilu
pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu atau
hasil investigasi Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan
(Pasal 1 angka 30)
TEMUAN  Temuan didasarkan: hasil pengawasan dan hasil investigasi/
(Internal penelusuran terhadap peristiwa yang mengandung dugaan
pelanggaran (Pasal 2)
Bawaslu)  Ada lima syarat untuk penetapan temuan: (1) Identitas penemu; (2)
tidak melebihi batas waktu, 7 hari; (3) identitas terlapor; (4) uraian
kejadian; dan (5) Bukti (Pasal 5 ayat 1)
 Temuan dituangkan dalam Formulir Model B.2 (terlampir) (Pasal 5
ayat 2)
 Temuan diregistrasi oleh pengawas yang melakukan penanganan
paling lama 2 hari kerja setelah penetapan temuan (Pasal 5 ayat 3)
Laporan adalah dugaan pelanggaran Pemilu yang
disampaikan secara resmi kepada Pengawas Pemilu
oleh WNI yang mempunyai hak pilih, Peserta
Pemilu, dan Pemantau Pemilu (Pasal 1 angka 31)

• Laporan disampaikan pada hari dan jam kerja, kecuali


PENYAMPAIAN pada masa tenang dan pemungutan suara yang bisa
dilakukan dalam waktu 1x24 jam (Pasal 11 ayat 1-4)
DAN • Pelapor menyerahkan dokumen fotokopi KTP dan bukti
PENERIMAAN (Pasal 11 ayat 5d)
• Bukti dalam bentuk surat dirangkap 3 (tiga) dan bukti
LAPORAN elektronik disampaikan melalui media penyimpanan
(Pasal 13 ayat 1-2)
• Petugas menerima laporan dituanhkan dalam formular
Model B.1 atau ke dalam SigapLapor.
• Laporan yang diterima oleh PKD atau Pengawas TPS
diteruskan ke Panwaslu Kecamatan (mengarahkan atau
menemani pelapor datang ke Panwascam), jika Pelapor
tidak bersedia ke Panwascam, maka laporan tersebut
• Pelapor melakukan pendaftaran akun pada
Dalam hal laporan merupakan dugaan
pelanggaran Administratif Pemilu TSM, laman SiGapLapor dan akan divalidasi oleh
maka bukti harus menunjukan terjadinya Petugas Penerima Laporan
pelanggaran di 50% dari wilayah atau
daerah pemilihan (Pasal 13 ayat 3) • Setelah mendapatkan akun Pelapor
menyampaikan laporan melalui laman
SiGapLapor dengan menggunakan akun yang
PENYAMPAIAN sudah diberikan
DAN PENERIMAAN • Pelapor akan mendapatkan dokumen tanda
LAPORAN bukti yang dapat diunduh melalui SiGapLapor
MELALUI • Pelapor menyerahkan tanda bukti
SIGAPLAPOR penyampaian ke kantor Pengawas Pemilu
disertai fotokopi KTP dan Bukti paling lama 2
(dua) Hari setelah menyampaikan laporan
secara daring (Pasal 12)
• Dalam hal pelapor tidak datang ke kantor
Pengawas Pemilu sampai dengan batas waktu
yang ditentukan, maka laporannya akan
SYARAT FORMAL DAN MATERIEL LAPORAN

FORMAL MATERIEL
1. Nama dan Alamat 1. Waktu dan Tempat
Pelapor; kejadian dugaan
2. Pihak Terlapor; dan pelanggaran Pemilu
3. Waktu penyampaian 2. Uraian kejadian
tidak melebihi jangka dugaan pelanggaran
waktu Pemilu; dan
(Pasal 15 ayat 3) 3. Bukti
(Pasal 15 ayat 4)
• Kajian Awal dilakukan hanya terhadap laporan
pp
• Kajian Awal dilakukan paling lama 2 (dua)
Hari sejak laporan disampaikan (Dalam hal
laporan disampaikan secara daring, maka
Kajian Awal dihitung setelah dokumen laporan
disampaikan ke kantor Pengawas Pemilu
(Pasal 15 ayat 2)
• Kajian Awal diplenokan Pengawas Pemilu dan
Kajian Awal ditandatangani oleh Ketua (Pasal 16 ayat 4)
• Kajian Awal dilakukan untuk menentukan
keterpenuhan syarat Laporan dan jenis dugaan
pelanggararan Pemilu.
• Kesimpulan Kajian Awal terdiri dari (Pasal 16
ayat 1):
1.Laporan memenuhi syarat formal dan
materiel serta merupakan dugaan
 Diatur penomoran yang berbeda antara
Penyampaian laporan, registrasi temuan/laporan,
dan rekomendasi (lihat di Lampiran Format
Penomoran).
 Dalam hal sebuah hasil pengawasan atau laporan
PENOMORAN terdapat dua atau lebih jenis dugaan pelanggaran
TEMUAN DAN yang salah satunya merupakan pelanggaran
LAPORAN administratif pemilu (misalnya pidana dan
administrasi), maka diregistrasi sesuai Perbawaslu
masing-masing. Ketentuan ini dikecualikan bagi
Panwas Kecamatan karena mekanisme
penanganannya sama, yaitu melalui pengkajian
dengan output rekomendasi.
MEKANISME PERBAIKAN LAPORAN YANG BELUM
MEMENUHI SYARAT

 Dalam hal laporan belum memenuhi syarat laporan, maka Pengawas Pemilu
memberitahukan kepada Pelapor paling lama 1 (satu) hari setelah kajian awal selesai
untuk melengkapi syarat (Pasal 24 ayat 1)
 Pelapor diberi kesempatan paling lama 2 hari untuk memperbaiki setelah pengawas
pemilu memberitahukan ketidakterpenuhan syarat laporan (Pasal 24 ayat 4)
 Perbaikan hanya dilakukan terhadap ketidakterpenuhuan syarat formal (identitas para
pihak) dan syarat materiel
 Laporan yang tidak memenuhi syarat karena kadaluarsa, langsung tidak diregistrasi
(Pasal 24 ayat 3)
 Penyerahan dokumen perbaikan laporan oleh Pelapor diberikan tanda terima perbaikan
laporan (Pasal 24 ayat 5)
 Laporan dapat dicabut sepanjang belum diregistrasi
oleh pengawas pemilu, dengan syarat polapor
membuat surat pernyataan bermaterai untuk mencabut
laporan (Pasal 14)
 Pencabutan laporan dituangkan dalam isi kajian awal
PENCABUTAN (Pasal 15 ayat 5)
LAPORAN  Laporan yang telah dicabut, tidak akan diregistrasi
(Pasal 23)
 Laporan yang telah dicabut dapat dijadikan sebagai
informasi awal (Pasal 3 ayat 2 huruf d)
 Laporan yang sudah diregistrasi tidak dapat dicabut
(Pasal 17 ayat 3)
Laporan yang tidak bisa ditangani dan diselesaikan adalah:
 Laporan yang sudah dilakukan kajian akhir dan
diterbitkan status penanganannya
 Peristiwa dugaan pelanggaran dan terlapornya sama
 Tidak ada bukti-bukti baru yang dapat menguatkan
LAPORAN YANG adanya dugaan pelanggaran
TIDAK DAPAT
DITANGANI
Informasi mengenai Laporan yang sudah ditangani dan
diselesaikan oleh Pengawas Pemilu dituangkan dalam
kajian awal sebagai dasar untuk menghentikan atau tidak
meregister.
INFORMASI AWAL

Empat Jenis Informasi Awal


 Informasi lisan dugaan pelanggaran yang disampikan kepada secara langsung ke
kantor pengawas atau melalui telepon resmi
 Informasi tulisan dalam bentuk surat yg disampaikan melalui surel resmi dan/atau
ekspedisi
 Laporan yang disampaikan kepada pengawas yang tidak memenuhi syarat formal
tetapi memenuhi syarat materiel
 Informasi dugaan pelanggaran yang diperoleh dari laporan yang dicabut oleh
Pelapor

Informasi Awal diplenokan oleh Pengawas Pemilu untuk menetapkan apakah akan
ditindaklanjuti dengan penelusuran atau tidak. Jika ditindaklanjuti dengan
 Pelimpahan mengacu pada prinsip
penanganan dilakukan oleh pengawas
pemilu tempat terjadinya peristiwa
PELIMPAHAN  Pelimpahan dilakukan 1 hari setelah
LAPORAN kajian awal apabila laporan telah
memenuhi syarat formal dan materiel
atau dilakukan 1 hari setelah Pelapor
memperbaiki laporan
 Ada permohonan pengambilalihan dari pengawas jajaran bawah
dan/atau inisiatif dari pengawas di atasnya
 Pengambilalihan dilakukan terhadap laporan yang belum
diregistrasi
 Pengambilalihan dilakukan paling lama 1 (satu) hari setelah
kajian awal selesai atau perbaikan laporan
 Lima syarat pengambilalihan laporan:
PENGAMBILALIHAN
LAPORAN 1.Terjadinya dugaan pelanggaran pemilu melintasi dua wilayah
2.Ketua dan Anggota Pengawas Pemilu diberhentikan
sementara atau tetap
3.Pengawas Pemilu tidak dapat menjalankan tugas, wewenang,
dan kewajiban
4.Keterbatasan sarana dan prasarana
5.Ketua dan Anggota Pengawas Pemilu dijadikan Terlapor
KLARIFIKASI

 Klarifikasi dapat dilakukan secara tatap muka atau secara daring


 Klarifikasi daring hanya dapat dilakukan apabila terdapat
maslah geografis, keamanan, ketersedian sarana dan prasarana,
serta bencana alam atau nonalam
 Apabila pihak yang diperiksa tidak bersedia disumpah, maka
klarifikasi tetap bisa dilakukan tanpa sumpah
 Salinan BA Klarifikasi diberikan saat penanganan pelanggaran
selesai (hanya terbatas salinan BA yang diklarifikasi)
Hasil kajian terhadap dugaan Pelanggaran Pemilu
dikategorikan sebagai:
1. Pelanggaran Pemilu
a. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu;
b. Pelanggaran Administratif Pemilu; dan/atau

KAJIAN c. Tindak Pidana Pemilu.


AKHIR 2. Bukan Pelanggaran Pemilu
d. Temuan atau Laporan tidak terbukti sebagai
Pelanggaran Pemilu; atau
e. Temuan atau Laporan merupakan dugaan
pelanggaran peraturan perundang-undangan lainnya
TINDAKLANJUT TEMUAN/LAPORAN
PENYELENGGARA
DKPP
PERMANEN

PENYELENGGARA
PELANGGARAN ETIK KPU KAB/KOTA
ADHOC JAJARAN KPU

PENYELENGGARA ADHOC
JAJARAN BAWASLU
BAWASLU KAB/KOTA KEPUTUSAN

REKOMENDASI PANWASCAM
PELANGGARAN DITANGANI HANYA
DISAMPAIKAN KEPADA KPU KAB/KOTA
ADMINISTRASI OLEH PANWASCAM BAWASLU KAB/KOTA

TINDAK PIDANA PEMILU PENYIDIK GAKKUMDU

DIHENTIKAN
BUKAN PELANGGARAN
PEMILU
INSTANSI LAIN YANG
BERWENANG
KOREKSI

 Bawaslu RI berwenang mengoreksi rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu


Kab/Kota
 Bawaslu Provinsi berwenang mengoreksi rekomendasi Bawaslu Kab/Kota setelah
mendapat pertimbangan Bawaslu RI.
 Rekomendasi terdiri dari:
1.Rekomendasi pelanggaran kode etik
2.Rekomendasi dugaan pelanggaran peraturan per-UU-an lainnya
 Tindak pidana pemilu bukan berbentu rekomendasi tapi penerusan, sedangkan
penyelesaian administrasi oleh Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab/Kota berupa putusan,
sehingga dua hal tersebut bukan termasuk rekomendasi.
SIMULASIPENGHITUNGANHARI

Terdapat 3 frasa yang merujuk pada waktu, meliputi:


1. “Sejak” (Pasal 5 ayat 1 huruf b, Pasal 8 ayat 3 dan 4, Pasal 62)
2. “Setelah” (Pasal 5 ayat 3, Pasal 9 ayat 1 dan 2, Pasal 12 huruf c, Pasal 15 ayat 1, Pasal 24 ayat 1 dan 4, Pasal 26
ayat 1 dan 3, Pasal 39 ayat 2, Pasal 41 ayat 1, Pasal 53 ayat 1, Pasal 55 ayat 1, dan Pasal 56 ayat 1)
3. “Sebelum” (Pasal 29 ayat 2)

Penghitungan frasa “sejak”:


Laporan disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari sejak diketahui terjadinya dugaan pelanggaran (Pasal 8 ayat 3).
Apabila A mengetahui kejadian Hari Senin 31 Oktober 2022, maka hari itu dihitung sebagai hari pertama. Sehingga
laporan bisa disampaikan paling lama Hari Selasa 8 November 2022.
Penghitungan frasa “setelah”:
Bawaslu menyusun kajian awal paling lama 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan (Pasal 15 ayat 1). Apabila A
menyampaikan laporan pada hari Senin 31 Oktober 2022, maka hari pertama adalah hari Selasa 1 November 2022,
sehingga batas waktu menyusun kajian awal adalah hari Rabu 2 November 2022.
Penghitungan frasa “sebelum”:
Surat undangan disampaikan 1 (satu) hari sebelum Klarifikasi (Pasal 29 ayat 2). Apabila Klarifikasi akan dilakukan
pada hari Rabu 2 November 2022, maka surat undangan harus sudah disampaikan kepada para pihak pada hari Selasa
TERIMA KASIH

Bersama Rakyat Awasi Pemilu


Bersama Bawasalu Tegakkan Keadilan Pemilu

Anda mungkin juga menyukai