Anda di halaman 1dari 19

SIMULASI PENERIMAAN LAPORAN DUGAAN

PELANGGARAN BERDASARKAN PERBAWASLU 7


TAHUN 2022

BAWASLU KABUPATEN ROKAN HULU


JENIS-JENIS FORMULIR PENANGANAN PELANGGARAN
BERDASARKAN PERBAWASLU 7 TAHUN 2022
1. Formulir Model B.1 (Formulir Laporan)
2. Formulir Model B.2 (Formulir Temuan)
3. Formulir Model B.3 (Formulir Tanda Bukti Penyampaian 12. Formulir Model B.11 (Formulir Berita Acara Sumpah/Janji
Laporan) Ahli)
4. Formulir Model B.3.1 (Formulir Tanda Bukti Perbaikan 13. Formulir Model B.12 (Formulir Berita Acara Klarifikasi)
Laporan)
14. Formulir Model B.13 (Formulir Kajian Dugaan
5. Formulir Model B.4 (Formulir Pencabutan Laporan) Pelanggaran)
6. Formulir Model B.5 (Formulir Pelimpahan laporan dugaan 15. Formulir Model B.14 (Formulir Rekomendasi Pelanggaran
Pelanggaran Pemilu Kode Etik Penyelenggara Pemilu)
7. Formulir Model B.6 (Formulir Permintaan 16. Formulir Model B.15 (Formulir Rekomendasi Pelanggaran
Pengambilalihan Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu Administratif Pemilu)
8. Formulir Model B.7 (Formulir Kajian Awal Dugaan 17. Formulir Model B.16 (Formulir Penerusan Tindak Pidana
Pelanggaran) Pemilu)
9. Formulir Model B.8 (Formulir Informasi Awal) 18. Formulir Model B.17 (Formulir Rekomendasi Dugaan
Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Lain)
10. Formulir Model B.9 (Formulir Undangan Klarifikasi)
19. Formulir Model B.18 (Formulir Pemberitahuan Status
11. Formulir Model B.10 (Formulir Berita Acara
Temuan/Laporan)
Sumpah/Janji)
20. Formulir Model B.19 (Formulir Permintaan Koreksi)
Jenis-Jenis Pelanggaran Pemilu:
• Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu adalah pelanggaran
terhadap etika Penyelenggara Pemilu yang berdasarkan sumpah dan/atau
janji sebelum menjalankan tugas sebagai Penyelenggara Pemilu.
• Pelanggaran Administratif Pemilu adalah pelanggaran terhadap tata cara,
prosedur, atau mekanisme yangberkaitan dengan administratif
pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu.
• Tindak Pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggarandan/atau
kejahatan terhadap ketentuan tindak pidanaPemilu sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Pemilu.
• Pelanggaran Hukum Lainnya
Tugas Pengawas Kelurahan/Desa dalam
Penanganan Pelanggaran
• Dalam hal laporan hasil pengawasan Panwaslu Kelurahan/Desa terdapat dugaan Pelanggaran Pemilu,
Panwaslu Kelurahan/Desa menyampaikan hasil pengawasan kepada Panwaslu Kecamatan.
• Dalam hal laporan hasil pengawasan Panwaslu Kelurahan/Desa terdapat dugaan Tindak Pidana Pemilu
dan/atau pelanggaran kode etik Pengawas TPS, Panwaslu Kelurahan/Desa menyampaikan hasil pengawasan
kepada Bawaslu Kabupaten/Kota melalui Panwaslu Kecamatan.
• Dalam hal laporan hasil pengawasan Pengawas TPS terdapat dugaan Pelanggaran Pemilu, Pengawas TPS
menyampaikan hasil pengawasan kepada Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa
• Dalam hal laporan hasil pengawasan Pengawas TPS terdapat dugaan Tindak Pidana Pemilu, Pengawas TPS
menyampaikan hasil pengawasan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota melalui Panwaslu Kelurahan/Desa dan
Panwaslu Kecamatan secara berjenjang.
• Dalam hal Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) disampaikan kepada Panwaslu
Kelurahan/Desa, Laporan diteruskan ke Panwaslu Kecamatan paling lama 1 (satu) Hari setelah Laporan
diterima untuk diproses dan ditindaklanjuti.
• Dalam hal Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) disampaikan kepada Pengawas TPS,
Laporan diteruskan ke Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa paling lama 1 (satu) Hari
setelah Laporan diterima untuk diproses dan ditindaklanjuti.
PENYAMPAIAN DAN PENERIMAAN LAPORAN
• Laporan disampaikan pada hari dan jam kerja, kecuali
pada masa tenang dan pemungutan suara yang bisa
dilakukan dalam waktu 1x24 jam (Pasal 11 ayat 1-4)
• Pelapor menyerahkan dokumen fotokopi KTP dan bukti
Laporan adalah dugaan (Pasal 11 ayat 5 huruf d)
pelanggaran Pemilu yang • Bukti dalam bentuk surat dirangkap 3 (tiga) dan bukti
disampaikan secara resmi elektronik disampaikan melalui media penyimpanan
kepada Pengawas Pemilu oleh (Pasal 13 ayat 1-2)
WNI yang mempunyai hak • Dalam hal laporan merupakan dugaan pelanggaran
pilih, Peserta Pemilu, dan Administratif Pemilu TSM, maka bukti harus
Pemantau Pemilu menunjukan terjadinya pelanggaran di 50% dari wilayah
atau daerah pemilihan (Pasal 13 ayat 3)
(Pasal 1 angka 30)
• Laporan yang dterima oleh PKD atau Pengawas TPS
diteruskan ke Panwaslu Kecamatan (mengarahkan atau
menemani pelapor datang ke Panwascam), jika Pelapor
tidak bersedia ke Panwascam, maka laporan tersebut
menjadi informasi awal (Pasal 9)
TEMUAN

Temuan adalah dugaan pelanggaran • Temuan didasarkan pada hasil pengawasan


Pemilu yang ditemukan dari hasil dan hasil investigasi terhadap peristiwa yang
pengawasan Pengawas Pemilu pada mengandung dugaan pelanggaran (Pasal 2)
setiap tahapan penyelenggaraan • Ada lima syarat untuk penetapan temuan: (1)
Pemilu atau hasil investigasi Identitas penemu; (2) tidak melebihi batas
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu wakti; (3) identitas terlapor; (4) uraian
Kabupaten/Kota, dan Panwaslu kejadian; dan (5) Bukti (Pasal 5 ayat 1)
Kecamatan (Pasal 1 angka 30) • Laporan hasil pengawasan yang mengandung
dugaan pelanggaran etik penyelenggara
adhoc ditangani oleh Bawaslu Kab/Kota
• Temuan diregistrasi oleh pengawas yang
melakukan penanganan paling lama 2 hari
kerja setelah penetapan temuan (Pasal 5 ayat
3)
INFORMASI AWAL
Empat Jenis Informasi Awal
 Informasi lisan dugaan pelanggaran yang disampikan kepada secara langsung ke kantor
pengawas atau melalui telepon resmi
 Informasi tulisan dalam bentuk surat yg disampaikan melalui surel resmi dan/atau
ekspedisi
 Laporan yang disampaikan kepada pengawas yang tidak memnuhi syarat formal tetapi
memenuhi syarat materiel
 Informasi dugaan pelanggaran yang diperoleh dari laporan yang dicabut oleh Pelapo

Informasi Awal diplenokan oleh Pengawas Pemilu untuk menetapkan apakah akan
dtindaklanjuti dengan penelusuran atau tidak. Jika ditindaklanjuti dengan penelusuran maka
penelusuran dilakukan dengan dasar Perbawaslu 5/2022 tentang Pengawasan Pemilihan
Umum.
SYARAT FORMAL DAN MATERIEL LAPORAN

FORMAL MATERIEL
1. Nama dan Alamat Pelapor; 1. Waktu dan Tempat kejadian
2. Pihak Terlapor; dan dugaan pelanggaran Pemilu
3. Waktu penyampaian tidak 2. Uraian kejadian dugaan
melebihi jangka waktu pelanggaran Pemilu; dan
(Pasal 15 ayat 3) 3. Bukti
(Pasal 15 ayat 4)
KAJIAN AWAL
• Kajian Awal dilakukan hanya terhadap laporan
• Kajian Awal dilakukan paling lama 2 (dua) Hari sejak laporan disampaikan
(Dalam hal laporan disampaikan secara daring, maka Kajian Awal dihitung
setelah dokumen laporan disampaikan ke kantor Pengawas Pemilu (Pasal
15 ayat 2)
• Kajian Awal diplenokan Pengawas Pemilu dan ditandatangani oleh Ketua
(Pasal 16 ayat 4)
• Kajian Awal dilakukan untuk menentukan keterpenuhan syarat Laporan dan
jenis dugaan pelanggararan Pemilu.
• Kesimpulan Kajian Awal terdiri dari (Pasal 16 ayat 1):
1.Laporan memenuhi syarat formal dan materiel serta merupakan dugaan
pelanggaran Pemilu; atau
2.Laporan tidak memenuhi syarat formal dan/atau materiel atau merupakan
PENOMORAN TEMUAN DAN LAPORAN

• Diatur penomoran yang berbeda antara Penyampaian laporan,


registrasi temuan/laporan, dan rekomendasi (lihat di Lampiran
Format Penomoran).
• Dalam hal sebuah hasil pengawasan atau laporan terdapat dua atau
lebih jenis dugaan pelanggaran yang salah satunya merupakan
pelanggaran administratif pemilu (misalnya pidana dan
administrasi), maka diregistrasi sesuai Perbawaslu masing-masing.
Ketentuan ini dikecualikan bagi Panwas Kecamatan karena
mekanisme penanganannya sama, yaitu melalui pengkajian dengan
output rekomendasi.
MEKANISME PERBAIKAN LAPORAN YANG BELUM
MEMENUHI SYARAT

• Dalam hal laporan belum memenuhi syarat laporan, maka Pengawas Pemilu
memberitahukan kepada Pelapor paling lama 1 (satu) hari setelah kajian awal
selesai untuk melengkapi syarat (Pasal 24 ayat 1)
• Pelapor diberi kesempatan paling lama 2 hari untuk memperbaiki setelah
pengawas pemilu memberitahukan ketidakterpenuhan syarat laporan (Pasal 24
ayat 4)
• Perbaikan hanya dilakukan terhadap ketidakterpenuhuan syarat formal (identitas
para pihak) dan syarat materiel
• Laporan yang tidak memenuhi syarat karena daluarsa, langsung tidak diregistrasi
(Pasal 24 ayat 3)
• Penyerahan dokumen perbaikan laporan oleh Pelapor diberikan tanda terima
perbaikan laporan (Pasal 24 ayat 5)
PENCABUTAN LAPORAN

• Laporan dapat dicabut sepanjang belum diregistrasi oleh


pengawas pemilu, dengan syarat polapor membuat surat
pernyataan bermaterai untuk mencabut laporan (Pasal 14)
• Pencabutan laporan dituangkan dalam isi kajian awal (Pasal 15
ayat 5)
• Laporan yang telah dicabut tidak diregistrasi (Pasal 23)
• Laporan yang telah dicabut dapat dijadikan sebagai informasi
awal (Pasal 3 ayat 2 huruf d)
• Laporan yang sudah diregistrasi tidak dapat dicabut (Pasal 17
ayat 3)
LAPORAN YANG TIDAK DAPAT DITANGANI

Laporan yang tidak bisa ditangani dan diselesaikan adalah:


• Laporan yang sudah dilakukan kajian akhir dan diterbitkan status
penanganan
• Peristiwa dugaan pelanggaran dan terlapornya sama
• Tidak ada bukti-bukti baru yang dapat menguatkan adanya dugaan
pelanggaran

Informasi mengenai Laporan yang sudah ditangani dan diselesaikan


oleh Pengawas Pemilu dituangkan dalam kajian awal sebagai dasar
untuk menghentikan atau tidak meregister
PELIMPAHAN LAPORAN
• Pelimpahan mengacu pada prinsip penanganan
dilakukan oleh pengawas pemilu tempat
terjadinya peristiwa
• Pelimpahan dilakukan 1 hari setelah kajian awal
apabila laporan telah memenuhi syarat formal
dan materiel atau dilakukan 1 hari setelah
Pelapor memperbaiki laporan
PENGAMBILALIHAN LAPORAN

• Ada permohonan pengambilalihan dari pengawas jajaran bawah dan/atau inisiatif


dari pengawas di atasnya
• Pengambilalihan dilakukan terhadap laporan yang belum diregistrasi
• Pengambilalihan dilakukan paling lama 1 (satu) hari setelah kajian awal selesai
atau perbaikan laporan
• Lima syarat pengambilalihan laporan:
1.Terjadinya dugaan pelanggaran pemilu melintasi dua wilayah
2.Ketua dan Anggota Pengawas Pemilu diberhentikan sementara atau tetap
3.Pengawas Pemilu tidak dapat menjalankan tugas, wewenang, dan kewajiban
4.Keterbatasan srana dan prasarana
5.Ketua dan Anggota Pengawas Pemilu dijadikan Terlapor
KLARIFIKASI

• Klarifikasi dapat dilakukan secara tatap muka atau secara


daring
• Klarifikasi daring hanya dapat dilakukan apabila tterdapa
maslah geografis, keamanan, ketersedian sarana dan
prasarana, serta bencana alam atau nonalam
• Apabila pihak yang diperiksa tidak bersedia disumpah, maka
klarifikasi tetap bisa dilakukan tanpa sumpah
• Salinan BA Klarifikasi diberikan saat penanganan pelanggaran
selesai (hanya terbatas salinan BA yang diklarifikasi)
KAJIAN AKHIR
Hasil kajian terhadap dugaan Pelanggaran Pemilu dikategorikan sebagai:
1. Pelanggaran Pemilu
a. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu;
b.Pelanggaran Administratif Pemilu; dan/atau
c. Tindak Pidana Pemilu.
2. Bukan Pelanggaran Pemilu
d.Temuan atau Laporan tidak terbukti sebagai Pelanggaran Pemilu; atau
e. Temuan atau Laporan merupakan dugaan pelanggaran peraturan
perundang-undangan lainnya
TINDAKLANJUT TEMUAN/LAPORAN
PENYELENGGARA
DKPP
PERMANEN

PENYELENGGARA
PELANGGARAN ETIK KPU KAB/KOTA
ADHOC JAJARAN KPU

PENYELENGGARA ADHOC
JAJARAN BAWASLU
BAWASLU KAB/KOTA KEPUTUSAN

REKOMENDASI PANWASCAM
PELANGGARAN DITANGANI HANYA
DISAMPAIKAN KEPADA KPU KAB/KOTA
ADMINISTRASI OLEH PANWASCAM BAWASLU KAB/KOTA

TINDAK PIDANA PEMILU PENYIDIK GAKKUMDU

DIHENTIKAN
BUKAN PELANGGARAN
PEMILU
INSTANSI LAIN YANG
BERWENANG
SIMULASI PENGHITUNGAN HARI
Terdapat 3 frasa yang merujuk pada waktu, meliputi:
1. “Sejak” (Pasal 5 ayat 1 huruf b, Pasal 8 ayat 3 dan 4, Pasal 62)
2. “Setelah” (Pasal 5 ayat 3, Pasal 9 ayat 1 dan 2, Pasal 12 huruf c, Pasal 15 ayat 1, Pasal 24 ayat 1 dan 4, Pasal 26 ayat 1 dan
3, Pasal 39 ayat 2, Pasal 41 ayat 1, Pasal 53 ayat 1, Pasal 55 ayat 1, dan Pasal 56 ayat 1)
3. “Sebelum” (Pasal 29 ayat 2)

Penghitungan frasa “sejak”:


Laporan disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari sejak diketahui terjadinya dugaan pelanggaran (Pasal 8 ayat 3). Apabila A
mengetahui kejadian Hari Senin 31 Oktober 2022, maka hari itu dihitung sebagai hari pertama. Sehingga laporan bisa
disampaikan paling lama Hari Selasa 8 November 2022.
Penghitungan frasa “setelah”:
Bawaslu menyusun kajian awal paling lama 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan (Pasal 15 ayat 1). Apabila A
menyampaikan laporan pada hari Senin 31 Oktober 2022, maka hari pertama adalah hari Selasa 1 November 2022, sehingga
batas waktu menyusun kajian awal adalah hari Rabu 2 November 2022.
Penghitungan frasa “sebelum”:
Surat undangan disampaikan 1 (satu) hari sebelum Klarifikasi (Pasal 29 ayat 2). Apabila Klarifikasi akan dilakukan pada hari
Rabu 2 November 2022, maka surat undangan harus sudah disampaikan kepada para pihak pada hari Selasa 1 November
2022.

Anda mungkin juga menyukai