• Penindakan Pelanggaran merupakan segala bentuk upaya lisan atau tulisan yang
dilakukan terhadap fenomena yang berpotensi dan diduga merupakan
pelanggaran.
• Penanganan Pelanggaran merupakan upaya penindakan pelanggaran secara
mendalam mekanisme terhadap kejadian atau fenomena yang dipandang dugaan
pelanggaran.
• Pencegahan Pelanggaran merupakan upaya yang dilakukan oleh pengawas
pemilihan umum saat meliahat adanya anya objek atau subjek yang berpotensi
sebagai kerawanan pelanggaran.
Paradigma Penindakan
Subjek
Objek
Duduk Perkara
Tindakan
Kewenangan Duduk Perkara
Kewenangan Duduk Perkara
Kewenangan
Mekanisme
SUBJEK DAN OBJEK PENINDAKAN
PELANGGARAN
Objek
Segala kejadian yang berkaitan secara langsung ataupun tidak langsung
terhadap penyelenggaraan pemilu dan Pemilihan yang termaktub dalam
peraturan perundang-undangan.
Subjek
Setiap orang yang telah mempunyai kewajiban taat hukum terhadap
peraturan perundang-undangan
MITRA EKSTERNAL
• Diatur penomoran yang berbeda antara Penyampaian laporan, registrasi temuan/laporan, dan
rekomendasi
(lihat di Lampiran Format Penomoran).
• Dalam hal sebuah hasil pengawasan atau laporan terdapat dua atau lebih jenis dugaan pelanggaran yang
salah satunya merupakan pelanggaran administratif pemilu (misalnya pidana dan administrasi), maka
diregistrasi sesuai Perbawaslu masing-masing. Ketentuan ini dikecualikan bagi Panwas Kecamatan
karena mekanisme penanganannya sama, yaitu melalui pengkajian dengan output rekomendasi.
MEKANISME PERBAIKAN LAPORAN YANG BELUM
MEMENUHI SYARAT
• Dalam hal laporan belum memenuhi syarat laporan, maka Pengawas Pemilu memberitahukan kepada
Pelapor paling lama 1 (satu) hari setelah kajian awal selesai untuk melengkapi syarat (Pasal 24 ayat 1)
• Pelapor diberi kesempatan paling lama 2 hari untuk memperbaiki setelah pengawas pemilu
memberitahukan ketidakterpenuhan syarat laporan (Pasal 24 ayat 4)
• Perbaikan hanya dilakukan terhadap ketidakterpenuhuan syarat formal (identitas para pihak) dan syarat
materiel
• Laporan yang tidak memenuhi syarat karena daluarsa, langsung tidak diregistrasi (Pasal 24 ayat 3)
• Penyerahan dokumen perbaikan laporan oleh Pelapor diberikan tanda terima perbaikan laporan (Pasal 24
ayat 5)
PENCABUTAN LAPORAN
• Laporan dapat dicabut sepanjang belum diregistrasi oleh pengawas
pemilu, dengan syarat polapor membuat surat pernyataan bermaterai
untuk mencabut laporan (Pasal 14)
• Pencabutan laporan dituangkan dalam isi kajian awal (Pasal 15 ayat 5)
• Laporan yang telah dicabut tidak diregistrasi (Pasal 23)
• Laporan yang telah dicabut dapat dijadikan sebagai informasi awal
(Pasal 3 ayat 2 huruf d)
• Laporan yang sudah diregistrasi tidak dapat dicabut (Pasal 17 ayat 3)
LAPORAN YANG TIDAK DAPAT DITANGANI
Laporan yang tidak bisa ditangani dan diselesaikan adalah:
• Laporan yang sudah dilakukan kajian akhir dan diterbitkan status
penanganan
• Peristiwa dugaan pelanggaran dan terlapornya sama
• Tidak ada bukti-bukti baru yang dapat menguatkan adanya dugaan
pelanggaran
Informasi Awal diplenokan oleh Pengawas Pemilu untuk menetapkan apakah akan
dtindaklanjuti dengan penelusuran atau tidak. Jika ditindaklanjuti dengan penelusuran maka
penelusuran dilakukan dengan dasar Perbawaslu 5/2022 tentang Pengawasan Pemilihan
Umum.
PELIMPAHAN LAPORAN
• Pelimpahan mengacu pada prinsip penanganan
dilakukan oleh pengawas pemilu tempat
terjadinya peristiwa
• Pelimpahan dilakukan 1 hari setelah kajian awal
apabila laporan telah memenuhi syarat formal dan
materiel atau dilakukan 1 hari setelah Pelapor
memperbaiki laporan
PENGAMBILALIHAN LAPORAN
• Ada permohonan pengambilalihan dari pengawas jajaran bawah dan/atau inisiatif dari pengawas di
atasnya
• Pengambilalihan dilakukan terhadap laporan yang belum diregistrasi
• Pengambilalihan dilakukan paling lama 1 (satu) hari setelah kajian awal selesai atau perbaikan
laporan
• Lima syarat pengambilalihan laporan:
1.Terjadinya dugaan pelanggaran pemilu melintasi dua wilayah
2.Ketua dan Anggota Pengawas Pemilu diberhentikan sementara atau tetap
3.Pengawas Pemilu tidak dapat menjalankan tugas, wewenang, dan kewajiban
4.Keterbatasan srana dan prasarana
5.Ketua dan Anggota Pengawas Pemilu dijadikan Terlapor
KLARIFIKASI
• Klarifikasi dapat dilakukan secara tatap muka atau secara daring
• Klarifikasi daring hanya dapat dilakukan apabila tterdapa maslah
geografis, keamanan, ketersedian sarana dan prasarana, serta
bencana alam atau nonalam
• Apabila pihak yang diperiksa tidak bersedia disumpah, maka
klarifikasi tetap bisa dilakukan tanpa sumpah
• Salinan BA Klarifikasi diberikan saat penanganan pelanggaran
selesai (hanya terbatas salinan BA yang diklarifikasi)
KAJIAN AKHIR
LAPORAN MEMENUHI
PELAPOR
PETUGAS PENERIMA KAJIAN AWAL SYARAT FORMIL- MEMPERBAIKI
MATERIL
DIHENTIKAN
TINDAKLANJUT TEMUAN/LAPORAN
PENYELENGGARA
DKPP
PERMANEN
PENYELENGGARA
PELANGGARAN ETIK KPU KAB/KOTA
ADHOC JAJARAN KPU
PENYELENGGARA ADHOC
JAJARAN BAWASLU
BAWASLU KAB/KOTA KEPUTUSAN
REKOMENDASI PANWASCAM
PELANGGARAN DITANGANI HANYA
DISAMPAIKAN KEPADA KPU KAB/KOTA
ADMINISTRASI OLEH PANWASCAM BAWASLU KAB/KOTA
DIHENTIKAN
BUKAN PELANGGARAN
PEMILU
INSTANSI LAIN YANG
BERWENANG
KOREKSI
• Bawaslu berwenang mengoreksi rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kab/Kota
• Bawaslu Provinsi berwenang mengoreksi rekomendasi Bawaslu Kab/Kota
setelah mendapat pertimbangan Bawaslu
• Rekomendasi terdiri dari:
1.Rekomendasi pelanggaran kode etik
2.Rekomendasi dugaan pelanggaran peraturan per-UU-an lainnya
• Tindak pidana pemilu bukan berbentu rekomendasi tapi penerusan, sedangkan
penyelesaian administrasi oleh Bawaslu Prov dan Bawaslu Kab/Kota berupa
putusan, sehingga dua hal tersebut bukan termasuk rekomendasi.
SIMULASI PENGHITUNGAN HARI
Terdapat 3 frasa yang merujuk pada waktu, meliputi:
1. “Sejak” (Pasal 5 ayat 1 huruf b, Pasal 8 ayat 3 dan 4, Pasal 62)
2. “Setelah” (Pasal 5 ayat 3, Pasal 9 ayat 1 dan 2, Pasal 12 huruf c, Pasal 15 ayat 1, Pasal 24 ayat 1 dan 4, Pasal 26 ayat 1 dan
3, Pasal 39 ayat 2, Pasal 41 ayat 1, Pasal 53 ayat 1, Pasal 55 ayat 1, dan Pasal 56 ayat 1)
3. “Sebelum” (Pasal 29 ayat 2)