Anda di halaman 1dari 18

Prosedur Penanganan

Pelanggaran dan
Pengelolaan Data Hasil
Penanganan Pelanggaran

Syaifuddi, S.H.
(Pemerhati dan Pegiat Demokrasi)
DASAR HUKUM PENANGANAN
PELANGGARAN PEMILU
o Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilu.
o Perbawaslu Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran
Pemilihan Umum.
o Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2022 tentang
Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilu.
DESAIN PENEGAKAN HUKUM PEMILU

Administratif/TSM
UU No. 7/2017 Pidana
Pelanggaran
Etik

Peraturan Perundang-Undangan Lainnya

Pencegahan Penindakan Sengketa Sengketa


Proses Pemilu TUN Pemilu
Sengketa

Perselisihan Hasil Pemilu


KARAKTERISTIK PENYELESAIAN PELANGGARAN
PEMILU OLEH PENGAWAS PEMILU
o Salah satu mekanisme untuk mempertahankan integritas Pemilu,
khususnya integritas proses Pemilu;
o Speedy process, partisipatif, transparan, akuntabel.
o Penekanan pada aspek “pelanggaran hukum” Pemilu bukan
pada aspek pelanggaran hak.
SUMBER DAN JENIS PENEGAKAN HUKUM PEMILU

Permohonan/Gugatan

Temuan Laporan Sengketa Proses,


Sengketa TUN, atau
Pelanggaran Pemilu Perselisihan Hasil

Administratif Pemilu Tindak Pidana Pemilu Kode Etik Pemilu Peraturan PERUU-an Lainnya

TEMUAN:
• dugaan pelanggaran Pemilu yang ditemukan dari hasil LAPORAN:
pengawasan Pengawas Pemilu pada setiap tahapan • dugaan pelanggaran Pemilu yang disampaikan secara resmi
penyelenggaraan Pemilu atau hasil investigasi Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan. kepada Pengawas Pemilu oleh WNI yang mempunyai hak
pilih, Peserta Pemilu, dan Pemantau Pemilu.
PELANGGARAN PEMILU
(Perbawaslu Nomor 7/2022)
 Pelanggaran Pemilu adalah tindakan yang bertentangan, melanggar, atau tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemilu (Pasal 1 angka 35).
 Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu adalah pelanggaran terhadap etika Penyelenggara Pemilu
yang berdasarkan sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai Penyelenggara Pemilu (Pasal
1 angka 36);
 Pelanggaran Administratif Pemilu adalah pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme yang
berkaitan dengan administratif pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu (Pasal 1
angka 37).
 Tindak Pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak
pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Pemilu (Pasal 1 angka
38).
 Para Pihak:
• Pelapor adalah pihak yang berhak melaporkan dugaan pelanggaran Pemilu (Pasal 1 angka 32).
• Terlapor adalah pihak yang diduga melakukan pelanggaran Pemilu (Pasal 1 angka 33).
PENYAMPAIAN DAN PENERIMAAN LAPORAN

Laporan adalah dugaan • Laporan disampaikan pada hari dan jam kerja, kecuali
pelanggaran Pemilu yang pada masa tenang dan pemungutan suara yang bisa
disampaikan secara resmi dilakukan dalam waktu 1x24 jam (Pasal 11 ayat 1-4)
kepada Pengawas Pemilu oleh • Pelapor menyerahkan dokumen fotokopi KTP dan bukti
WNI yang mempunyai hak (Pasal 11 ayat 5 huruf d)
pilih, Peserta Pemilu, dan • Bukti dalam bentuk surat dirangkap 3 (tiga) dan bukti
Pemantau Pemilu elektronik disampaikan melalui media penyimpanan
(Pasal 13 ayat 1-2)
(Pasal 1 angka 30)
• Dalam hal laporan merupakan dugaan pelanggaran
Administratif Pemilu TSM, maka bukti harus
menunjukan terjadinya pelanggaran di 50% dari
wilayah atau daerah pemilihan (Pasal 13 ayat 3)
• Laporan yang dterima oleh PKD atau Pengawas TPS
diteruskan ke Panwaslu Kecamatan (mengarahkan atau
menemani pelapor datang ke Panwascam), jika Pelapor
tidak bersedia ke Panwascam, maka laporan tersebut
menjadi informasi awal (Pasal 9)
SYARAT FORMAL DAN MATERIEL LAPORAN

FORMAL: MATERIEL:
1. Nama dan Alamat 1. Waktu dan Tempat
Pelapor; kejadian dugaan
2. Pihak Terlapor; dan pelanggaran Pemilu
3. Waktu penyampaian 2. Uraian kejadian
tidak melebihi jangka dugaan pelanggaran
waktu (paling lama 7 (tujuh) Hari Pemilu; dan
sejak diketahui terjadinya dugaan
3. Bukti
Pelanggaran Pemilu)
[Pasal 15 ayat (4)]
KAJIAN AWAL
• Kajian Awal dilakukan hanya terhadap laporan
• Kajian Awal dilakukan paling lama 2 (dua) Hari sejak laporan disampaikan (Dalam hal
laporan disampaikan secara daring, maka Kajian Awal dihitung setelah dokumen laporan
disampaikan ke kantor Pengawas Pemilu (Pasal 15 ayat 2)
• Kajian Awal diplenokan Pengawas Pemilu dan ditandatangani oleh Ketua (Pasal 16 ayat 4)
• Kajian Awal dilakukan untuk menentukan keterpenuhan syarat Laporan dan jenis dugaan
pelanggararan Pemilu.
• Kesimpulan Kajian Awal terdiri dari (Pasal 16 ayat 1):
1. Laporan memenuhi syarat formal dan materiel serta merupakan dugaan pelanggaran
Pemilu;
2. Laporan tidak memenuhi syarat formal dan/atau materiel;
3. Laporan merupakan dugaan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan lain.
KLARIFIKASI

• Dalam melakukan kajian Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,


Panwaslu Kecamatan, atau Panwaslu LN dapat melakukan klarifikasi.
• Klarifikasi dilakukan untuk memperoleh keterangan dengan meminta kehadiran Pelapor,
Terlapor, saksi, dan/atau ahli
• Klarifikasi dapat dilakukan secara tatap muka atau secara daring
• Klarifikasi daring hanya dapat dilakukan apabila tterdapa maslah geografis, keamanan,
ketersedian sarana dan prasarana, serta bencana alam atau nonalam
• Apabila pihak yang diperiksa tidak bersedia disumpah, maka klarifikasi tetap bisa
dilakukan tanpa sumpah.
MEKANISME PERBAIKAN LAPORAN YANG BELUM
MEMENUHI SYARAT

• Dalam hal laporan belum memenuhi syarat laporan, maka Pengawas


Pemilu memberitahukan kepada Pelapor paling lama 1 (satu) hari
setelah kajian awal selesai untuk melengkapi syarat (Pasal 24 ayat 1)
• Pelapor diberi kesempatan paling lama 2 hari untuk memperbaiki
setelah pengawas pemilu memberitahukan ketidakterpenuhan syarat
laporan (Pasal 24 ayat 4)
• Perbaikan hanya dilakukan terhadap ketidakterpenuhuan syarat formal
(identitas para pihak) dan syarat materiel
• Laporan yang tidak memenuhi syarat karena daluarsa, langsung tidak
diregistrasi (Pasal 24 ayat 3)
• Penyerahan dokumen perbaikan laporan oleh Pelapor diberikan tanda
terima perbaikan laporan (Pasal 24 ayat 5)
PENCABUTAN LAPORAN

• Laporan dapat dicabut sepanjang belum diregistrasi oleh pengawas


pemilu, dengan syarat polapor membuat surat pernyataan bermaterai
untuk mencabut laporan (Pasal 14)
• Pencabutan laporan dituangkan dalam isi kajian awal (Pasal 15 ayat 5)
• Laporan yang telah dicabut tidak diregistrasi (Pasal 23)
• Laporan yang telah dicabut dapat dijadikan sebagai informasi awal
(Pasal 3 ayat 2 huruf d)
• Laporan yang sudah diregistrasi tidak dapat dicabut (Pasal 17 ayat 3)
TINDAKLANJUT LAPORAN
PENYELENGGARA
DKPP
PERMANEN

PENYELENGGARA
PELANGGARAN ETIK KPU KAB/KOTA
ADHOC JAJARAN KPU

PENYELENGGARA ADHOC
JAJARAN BAWASLU
BAWASLU KAB/KOTA KEPUTUSAN

REKOMENDASI
PELANGGARAN DITANGANI HANYA PANWASCAM DISAMPAIKAN
KPU KAB/KOTA
ADMINISTRASI OLEH PANWASCAM KEPADA BAWASLU
KAB/KOTA

TINDAK PIDANA PEMILU PENYIDIK GAKKUMDU

DIHENTIKAN
BUKAN PELANGGARAN
PEMILU
INSTANSI LAIN YANG
BERWENANG
ALUR PENANGANAN LAPORAN PELANGGARAN PEMILU
7+ 7 hari sejak
diregister
7 hari sejak LHP
LAPORAN dibuat
HASIL
INVESTIGASI REGISTER
RAPAT PENETAPAN KLARIFIK
PENYUSU
LAPORAN PLENO TEMUAN PERKARA ASI
HASIL Note: NAN
PENGAWASAN MEMENUHI 1. Ditangani
2. Dilimpahkan
TATAP MUKA / KAJIAN
PENERIMAA KAJIAN SYARAT 3. Diambil Alih DARING
N LAPORAN AWAL FORMIL/MATE
MS
RIL
FORMIL/MATE
Langsung/melalui Sigaplapor TIDAK MS RIL
2 Hari Sejak Laporan FORMIL PERBAIKAN
Dirterima DAN/ATAU LAPORAN
MATERIL
TMS
LP DICABUT / TIDAK
RAPAT INFORMASI DIREGISTER
TELAH
PLENO AWAL (BERHENTI)
DITANGANI

PPK/PPS/KPPS PELANGGARA
KE KPU N KODE ETIK /
KAB/KOT ADM (ADHOC)
PENERUSAN
PELANGGARA
DKPP
N KODE ETIK

TINDAK
PENGAWASAN SENTRA PEMBERKASA
STATUS PIDANA TERBUKTI
TINDAK GAKKUMDU N
TEMUAN/ PEMILU
LANJUT /
LAPORAN PELANGGARA
REKOMENDA
SI BAWASLU N KODE ETIK
KEPUTUSAN
KAB/KOT PANWAS
ADHOC
INSTITUSI PELANGGARA PELANGGARA
YANG N HUKUM PENERUSAN N HUKUM
BERWENANG LAINNYA LAIN

TIDAK
BERHENTI TERBUKTI
KEMBALI DAFTAR ISI
PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU
PADA TAHAP TUNGSURA
• Laporan dapat dicabut sepanjang belum diregistrasi oleh pengawas
pemilu, dengan syarat polapor membuat surat pernyataan bermaterai
untuk mencabut laporan (Pasal 14)
• Pencabutan laporan dituangkan dalam isi kajian awal (Pasal 15 ayat 5)
• Laporan yang telah dicabut tidak diregistrasi (Pasal 23)
• Laporan yang telah dicabut dapat dijadikan sebagai informasi awal
(Pasal 3 ayat 2 huruf d)
• Laporan yang sudah diregistrasi tidak dapat dicabut (Pasal 17 ayat 3)
PELANGGARAN ADMINISTRATIF PEMILU PADA TAHAP REKAP HASIL
PENGHITUNGAN SUARA
Pelanggaran Administratif Pemilu (Pasal 1 angka 37 Perbawaslu No. 7/2022):
Pelanggaran Administratif Pemilu adalah pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme yang berkaitan dengan administratif
pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu
Pemeriksaan Acara Cepat (Pasal 40 - Pasal 43 Perbawaslu Nomor 8/2022):
• Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu LN berwenang menyelesaikan Pelanggaran Administratif Pemilu melalui pemerik-
saan acara cepat.
• Objek Pelanggaran Administratif Pemilu yang dapat diselesaikan melalui pemeriksaan acara cepat terdiri atas:
a. dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu terhadap ketentuan pelaksanaan kampanye Pemilu;
b. dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu dalam pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara Peserta Pemilu; dan
c. dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang terjadi pada pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara luar negeri.
• Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan peristiwa dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang
ditemukan atau dilaporkan pada saat anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota melaksanakan tugas pengawasan terhadap reka-
pitulasi hasil
• Penyelesaian dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu melalui pemeriksaan acara cepat dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota
atau Panwaslu LN pada hari yang sama saat terjadinya Pelanggaran Pemilu dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 13 sampai dengan Pasal 35.
• Pemeriksaan acara cepat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dalam hal dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu berasal dari Temuan maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau
Panwaslu LN, sebagai penemu mencatatkan hasil pengawasannya dan meminta keterangan Terlapor;
b. dalam hal dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu berasal dari Laporan maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau
Panwaslu LN, meminta keterangan Pelapor dan Terlapor;
c. menguraikan peristiwa dan analisa hukum; dan
d. memutus.
Laporan Pelanggaran Administratif Pemilu
setelah Penetapan Hasil Perolehan Suara Peserta
Pemilu Secara Nasional
(Perbawaslu No. 8/2022)
• Dalam hal setelah penetapan hasil perolehan suara Peserta Pemilu secara nasional terdapat Laporan dugaan
Pelanggaran Administratif Pemilu yang disampaikan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota yang berpotensi mengubah hasil perolehan suara Peserta Pemilu dan terdapat permohonan
perselisihan hasil Pemilu yang diajukan oleh Peserta Pemilu kepada Mahkamah Konstitusi, Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota menghentikan Laporan melalui kajian awal dan
menyampaikan Laporan kepada Mahkamah Konstitusi dalam sidang perselisihan hasil Pemilu melalui
keterangan tertulis [Pasal 12 ayat (3)].
• Dalam hal setelah penetapan hasil perolehan suara Peserta Pemilu secara nasional terdapat Laporan dugaan
Pelanggaran Administratif Pemilu yang disampaikan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota yang berpotensi mengubah hasil perolehan suara Peserta Pemilu secara nasional tetapi tidak
terdapat permohonan perselisihan hasil Pemilu yang diajukan oleh Peserta Pemilu kepada Mahkamah
Konstitusi, maka Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota memeriksa, mengkaji, dan
memutus terhadap Laporan tersebut [Pasal 12 ayat (4)].
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai