Anda di halaman 1dari 31

PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN LEBAK

PROSEDUR PENINDAKAN
PELANGGARAN PEMILIHAN
UMUM

Oleh Panwaslu Kabupaten Lebak


Dasar Hukum
 UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
 UU Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan
ke dua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2015 tentang Penetapan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan
Walikota Menjadi Undang-Undang;
 Undang-Undang No 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum;
 PERBAWASLU No 14 Tahun 2017 Tentang
Tatacara Penanganan Pelanggaran Pemilihan
Gubernur, Bupati dan Walikota
Dasar Hukum (Lanjutan)
 Perbawaslu Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Tatacara
Penanganan Pelanggaran Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Serta
Walikota dan Wakil Walikota;
 Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan
atas Perbawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang
Pengawasan Pemilu;
 Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, DKPP Tentang
Kode Etik Penyelenggara Pemilu;
 Nota Kesepakatan Bersama Bawaslu RI, Polri, dan
Kejaksaan RI;
 Standar Operasional Prosedur Tentang Pola
Penanganan Tindak Pidana Pemilu Pada Sentra
Penegakan Hukum Terpadu.
Pengertian-Pengertian Umum
 Pengawasan Pemilu adalah kegiatan mengamati,
mengkaji, memeriksa, dan menilai proses
penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan perundang-
undangan.
 Pencegahan Pelanggaran adalah tindakan, langkah-
langkah, dan upaya mencegah secara dini terhadap
potensi pelanggaran yang mengganggu integritas
proses dan hasil pemilu.
 Penindakan adalah serangkaian proses penanganan
pelanggaran yang meliputi temuan, penerimaan
laporan, pengumpulan alat bukti, klarifikasi,
pengkajian, dan/atau pemberian rekomendasi, serta
penerusan hasil kajian atas temuan/laporan kepada
instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
Lanjutan….
 Pelanggaran administrasi Pemilihan adalah
pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan
mekanisme yang berkaitan dengan administrasi
pelaksanaan Pemilihan dalam setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan di luar tindak pidana
Pemilihan dan pelanggaran kode etik penyelenggara
Pemilihan.
 Kode Etik Penyelenggara Pemilihan adalah satu
kesatuan landasan norma moral, etis dan filosofis yang
menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara
pemilihan umum yang diwajibkan, dilarang, patut atau
tidak patut dilakukan dalam semua tindakan dan
ucapan
 Hari adalah hari kalender.
Prinsip Dasar Pengawas Pemilihan
dalam Penanganan Pelanggaran Pemilu
 Menemukan dugaan pelanggaran Pemilihan
berdasarkan pada tempat terjadinya pelanggaran.
 Menerima laporan pelanggaran Pemilihan
berdasarkan pada tempat terjadinya pelanggaran yang
dilaporkan.
 Laporan pelanggaran yang disampaikan kepada
Bawaslu diteruskan kepada Pengawas Pemilihan yang
berwenang.
Temuan Pelanggaran
Pemilihan
Pengertian temuan

Temuan adalah hasil pengawasan


pengawas pemilu yang mengandung
dugaan pelanggaran.
TINDAK LANJUT TEMUAN
Laporan hasil pengawasan yang mengandung TEMUAN dituangkan dalam
Formulir model A melalui rapat pleno oleh pengawas pemilu;

TEMUAN diteruskan kpd bidang penanganan pelanggaran


selambat-lambatya 7 hari sejak diketahui/ditemukan dugaan
pelanggaran

TEMUAN dugaan pelanggaran dituangkan ke dalam formulir


model A-2
LAPORAN
PELANGGARAN
PEMILIHAN
Pengertian
 Laporan Dugaan Pelanggaran adalah laporan
yang disampaikan secara tertulis oleh Pelapor
kepada Pengawas Pemilu tentang dugaan
terjadinya pelanggaran Pemilu.

 Pelanggaran Pemilihan adalah tindakan yang


bertentangan atau tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan terkait
Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota.
Siapa Pelapor?
• Warga negara Indonesia yang memiliki hak
pilih pada pemilihan setempat;

• Pemantau Pemilihan Gubernur,


Bupati/Walikota; atau

• Peserta Pemilihan Gubernur,


Bupati/Walikota.
Batas Waktu Pelaporan

 Laporan Pelanggaran disampaikan kepada
Pengawas Pemilihan sesuai wilayah kerjanya
paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diketahuinya
pelanggaran;

 Hari sebagaimana dimaksud adalah hari


kalender.
Form A.1
1. Pelapor
a. Nama
b. No. Identitas (KTP/Paspor/SIM) Syarat Formal:
c. TTL a. pihak yang berhak melaporkan;
d. Jenis Kelamin b. waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan
batas waktu;
e. Pekerjaan c. keabsahan Laporan Pelanggaran yang
f. Kewarganegaraan mencakup:
g. Alamat • kesesuaian tandatangan dalam formulir
h. No. Telp/HP Laporan Pelanggaran dengan kartu
identitas; dan
i. Fax • tanggal dan waktu
j. Email
2. Peristiwa Yang dilaporkan;
a. Peristiwa Syarat material:
b. Tempat Kejadian a. identitas Pelapor;
c. Hari dan Tanggal Kejadian b. nama dan alamat terlapor;
d. Waktu Kejadian c. peristiwa dan uraian kejadian;
d. waktu dan tempat kejadian;
e. Terlapor e. saksi-saksi yang mengetahui peristiwa
f. Alamat Telapor tersebut;
g. No Tlp/HP Pelapor f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau
3. Saksi-Saksi; diketahui; dan
4. Bukti-Bukti; g. cara mendapatkan barang bukti yang
diserahkan
5. Uraian Singkat Kajian.
6. Tanda Tangan Pengawas Pemilu
Tindak Lanjut Penerimaan Laporan Dugaan Pelanggaran

Pelapor wajib mengisi dan menandatangani Formulir


Penerimaan Laporan Model A.1

Tanda bukti Penerimaan Laporan


menggunakan formulir model A.3  WAJIB DIBERIKAN
KEPADA PELAPOR

Terpenuhi
Kelengkapan Syarat
Materiil dan Formil
SENTRA GAKKUMDU
 Temuan/laporan yang mengandung unsur dugaan tindak
pidana pemilihan dalam waktu 1X24 Jam dibahas dalam
forum Sentra Gakkumdu.

 Sentra Gakkumdu adalah forum yang terdiri dari unsur


Pengawas Pemilu, Polri, dan Kejaksaan RI yang bertugas
menangani Tindak pidana Pemilu.

 Atas temuan/laporan dugaan tindak pidana pemilihan yang


dibahas, Sentra Gakkumdu memberikan rekomendasi
kepada pengawas pemilu.
Rekomendasi Sentra Gakkumdu
Hasil pembahasan temuan/laporan, Sentra Gakkumdu memberikan
rekomendasi yang berupa:
 Laporan/temuan bukan merupakan tindak pidana pemilihan;

 Laporan/temuan diduga merupakan tindak pidana pemilihan


namun perlu dilengkapi denga syarat formil dan/atau syarat
materiil;

 Laporan/temuan diduga merupakan tindak pidana pemilu.


BATAS WAKTU PENANGANAN PELANGGARAN
BAGI PENGAWAS PEMILU
 Pengawas Pemilihan mengkaji setiap temuan/laporan yang
diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti paling lama 3 (tiga) hari setelah laporan
diterima.

 Dalam hal Pengawas Pemilihan memerlukan keterangan


tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporan, keputusan
dilakukan paling lama 5 (lima) hari setelah laporan diterima.

 Pengawas Pemilihan dapat mengundang pihak pelapor dan


terlapor maupun pihak terkait lainnya untuk diminta
keterangannya dalam klarifikasi atas laporan yang diterima.
PROSES PENANGANAN
PELANGGARAN
PASCA LAPORAN DITERIMA
KLARIFIKASI
1. Klarifikasi dilakukan pada saat temuan/ laporan
dugaan pelanggaran telah memenuhi syarat
formal dan materil.
2. Sebelum klarifikasi, Pengawas Pemilu dapat
meminta kehadiran pelapor, terlapor, saksi
dan/atau ahli untuk didengar
keterangannya/klarifikasinya;
3. Berita Acara Klarifikasi dituangkan dalam
bentuk Form model A.7
4. Klarifikasi dilakukan sebagai bahan untuk
membuat kajian.
PASCA KLARIFIKASI
a. BA Klarifikasi dibuat rangkap

b. BA Klarifikasi dibubuhi materai

c. Pihak terklarifikasi & klarifikator


membubuhkan paraf pada setiap halaman dan
menandatangani BA Klarifikasi

d. Menyerahkan salinan BA Klarifikasi kepada


pihak terklarifikasi.
KAJIAN PENANGANAN PELANGGARAN
1. Berkas temuan/laporan dugaan pelanggaran dilakukan
pengkajian sebagaimana formulir Kajian dugaan pelanggaran
Model A-8.

2. Penomoran formulir Model A-8 menggunakan penomoran


yang sama dengan nomor dalam formulir Model A.1 (untuk
Laporan dugaan pelanggaran) atau formulir Model A.2 (untuk
Temuan dugaan pelanggaran).

3. Kajian bersifat rahasia;

4. Dalam hal dipandang perlu, melalui keputusan Pleno,


kerahasian dapat dikecualikan;
PEDOMAN
 undangan klarifikasi dibuat sebagaimana format model A.4

 Keterangan/Klarifikasi di bawah sumpah/janji; (Formulir model


A.5)

 Keterangan Ahli di bawah sumpah/jani; (Formulir model A.6)

 Berita Acara Klarifikasi (formulir model A.7)


HASIL KAJIAN
Hasil Kajian terhadap Temuan/laporan
dugaan pelanggaran dituangkan dalam
formulir A-9, dikatagorikan sebagai:

a) Pelanggaran Pemilu;

b)Bukan pelanggaran Pemilu; atau

c)Sengketa Pemilu
HASIL KAJIAN PELANGGARAN PEMILU

 Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

 Pelanggaran Administrasi Pemilihan; dan/atau

 Tindak Pidana Pemilihan Gubernur, Bupati


Dan Walikota
PLENO KAJIAN PENGAWAS PEMILU DAN
STATUS LAPORAN
 Keputusan Pengawas Pemilu atas penanganan Temuan/Laporan
pelanggaran wajib diputuskan dalam Rapat Pleno Pengawas Pemilu.

 Keputusan Pengawas Pemilu atas penanganan Temuan/laporan


pelanggaran disampaikan kepada Pelapor dan diumumkan di
Sekretariat Pengawas Pemilu.

 Pelapor akan diberitahukan tentang KEPUTUSAN melalui


“PEMBERITAHUAN TENTANG STATUS LAPORAN” Lampiran
Formulir A.12

 Walaupun tidak diharuskan, demi keadilan, akan sangat dianjurkan


bahwa pihak-pihak yang kepada siapa keberatan tersebut diajukan
(pihak terlapor) juga diberi tahu.
REKOMENDASI/PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN
DAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN

 Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu


direkomendasikan kepada DKPP
 Pelanggaran Administrasi Pemilihan
direkomendasikan kepada KPU sesuai tingkatan;
 Tindak Pidana Pemilihan Gubernur, Bupati Dan
Walikota diteruskan kepada Penyidik Polri.
 Pelanggaran yang terkait dengan lembaga lain,
diteruskan kepada lembaga yang berwenang.
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN
PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA

PELANGGARAN
ADMINISTRASI

PEMILIH
PELANGGARAN
P
E
KODE ETIK
N
G
PEMANTAU A PENGKAJIAN
PEMILU LAPORAN W KLARIFIKASI PELANGGARAN
A
PELANGGARAN
S
PENGUMPULAN BUKTI PIDANA
PEMILU PEMBERKASAN

P
E
M BUKAN
7 HR I PELANGGARAN
L 3HR/5HR
U
PESERTA
PEMILU
SENGKETA PEMILU
ALUR PENYELESAIAN TINDAK
PIDANA

TIDAK BUKAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN


DITERUSKAN
KURANG BUKTI

SELESAI DIHENTIKAN DEMI HUKUM

7 HR
3 HR PN SELESAI
TINDAK DITERUSKAN PENYIDIK
PIDANA MELALUI
POLISI JAKSA BANDING 3 HR
PENGAWAS 5 HR
PEMILU T
3 HR D 3 HR
14 HR
K 7 HR
PT SELESAI
D
I
T
E
PS. 146 UU No 1 TH
R
U
2015/ UU No 8 S BUKAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN
K
Tahun 2015 A
N KURANG BUKTI

SELESAI DIHENTIKAN DEMI HUKUM


Formulir Penanganan Pelanggaran
NO JENIS
FORMULIR
FUNGSI/KEGUNAAN
MODEL A HASIL PENGAWASAN
MODEL A.1 PENERIMAAN LAPORAN
MODEL A.2 FORMULIR TEMUAN
MODEL A.3 TANDA BUKTI PENERIMAAN LAPORAN
MODEL A.4 UNDANGAN KLARIFIKASI
MODEL A.5 BERITA ACARA SUMPAH/JANJI
MODEL A.6 BA KETERANGAN AHLI
MODEL A.7 BA KLARIFIKASI
MODEL A.8 KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN
MODEL A.9 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK
MODEL A.10 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN ADMINISTRASI
MODEL A.11 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN PIDANA
MODEL A.12 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN HUKUM LAINNYA
MODEL A. 13 STATUS LAPORAN
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai