PELANGGARAN PEMILU
APA ITU ??
BANGGA JADI PENGAWAS
AKU BANGGA JADI PENGAWAS
PENGAWAS ITU TUGAS MULIA
BERPARTISIPASI MEMAJUKAN BANGSA
JADI PENGAWAS AKUPUN BANGGA
Temuan tersebut dituangkan dalam Formulir Model B.2 dan dicatatkan dalam buku register Temuan serta
diberikan nomor register Temuan paling lama 2 (dua) Hari setelah Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu
Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, dan Panwaslu LN menetapkan laporan hasil pengawasan menjadi
Temuan.
LAPORAN DAN PENETAPAN
DUGAAN PELANGGARAN DI TINGKAT AD HOC
(Perbawaslu 7 Pasal 6 & 7)
Apabila laporan hasil pengawasan Panwaslu Kelurahan/Desa
(PKD) terdapat dugaan pelanggaran Pemilu, maka
disampaikan kepada Panwaslu Kecamatan.
Laporan disampaikan paling lama 7 (tujuh) Hari sejak diketahui terjadinya dugaan pelanggaran Pemilu oleh
WNI, peserta Pemilu atau pemantau Pemilu.
Apabila Laporan tersebut masuk dalam kategori dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu yang terjadi
secara terstruktur, sistimatis, dan masif (TSM), maka masa waktu penyampaiannya terhitung sejak tahapan
penetapan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota atau penetapan Pasangan
Calon Presiden dan Wakil Presiden sampai dengan hari pemungutan dan penghitungan suara.
Pelapor dalam menyampaikan Laporannya dapat diwakili oleh pihak
yang ditunjuk berdasarkan surat kuasa khusus.
Dalam hal Pelapor, Terlapor, atau saksi bersedia untuk diambil sumpah/janji, maka yang bersangkutan
menandatangani berita acara sumpah/janji sesuai dengan Formulir B.10.
Apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diambil sumpah/janji, maka klarifikasi tetap dilaksanakan
tanpa pengambilan sumpah/janji.
Untuk ahli menandatangani berita acara sumpah/janji sesuai dengan Formulir B.11.
KLARIFIKASI MEDIA DARING
(Perbawaslu 7 Pasal 31)
Klarifikasi melalui media daring dilakukan dengan ketentuan:
a. Merekam pelaksanaan klarifikasi terhadap Pelapor, Terlapor, saksi, dan/atau ahli;
b. Memastikan identitas Pelapor, Terlapor, saksi, dan/atau ahli;
c. Meminta kesediaan Terlapor, Pelapor, saksi, dan/atau ahli untuk diambil sumpah/janji sebelum
klarifikasi;
d. Melakukan tanya jawab kepada Pelapor, Terlapor, saksi, dan/atau ahli;
e. Mencatat proses klarifikasi dalam berita acara sesuai dengan Formulir Model B.12;
f. Membacakan atau meminta Pelapor, Terlapor, saksi, dan/atau ahli membaca hasil berita acara dan
meminta konfirmasi kepada yang bersangkutan; dan
g. Menandatangani berita acara klarifikasi.
Dalam hal Pelapor, Terlapor, atau saksi bersedia untuk diambil sumpah/janji, maka yang
bersangkutan mengikuti lafaz sumpah/janji yang dibacakan oleh Pengawas Pemilu.
Apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diambil sumpah/janji, maka klarifikasi tetap
dilaksanakan tanpa pengambilan sumpah/janji.
BERITA ACARA KLARIFIKASI
(Perbawaslu 7 Pasal 33)
Berita acara klarifikasi dibubuhi paraf pada setiap halaman oleh Pelapor,
Terlapor, saksi, dan/atau ahli dan pihak yang melakukan klarifikasi serta
ditandatangani.
Apabila yang bersangkutan tidak bersedia menandatangani berita acara
klarifikasi, maka Pengawas Pemilu menyatakan ketidaksediaan dalam berita
acara tersebut dan ditandatangani oleh pihak yang melakukan klarifikasi.
Berita acara klarifikasi melalui media daring, dibubuhi paraf pada setiap
halaman oleh pihak yang melakukan klarifikasi dan tidak ditandatangani.
Berita acara klarifikasi dibuat 1 (satu) rangkap untuk menjadi bahan
pemberkasan Pengawas Pemilu.
Salinannya dapat diberikan kepada Pelapor, Terlapor, saksi, dan/atau ahli
setelah status penanganan pelanggaran Pemilu diumumkan.
PENDAMPINGAN
(Perbawaslu 7 Pasal 34)
Dalam hal Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota,
Panwascam Kecamatan, atau Panwaslu LN melakukan klarifikasi
melalui media daring, maka Pelapor, Terlapor, saksi, dan atau/ahli
dapat diklarifikasi di kantor sekretariat Pengawas Pemilu terdekat.