Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN SOAL KEPEMILUAN ANTONI

1. Pengaturan Penyelenggaraan Pemilu bertujuan untuk ?


a. memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis;
b. mewujudkan Pemilu yang adil dan berintegritas;
c. menjamin konsistensi pengaturan sistem Pemilu;
d. memberikan kepastian hukum dan mencegah duplikasi dalam
pengaturan Pemilu; dan
e. mewujudkan Pemilu yang efektif dan efisien.

2. Pasal yang mengatur tentang tahapan Pemilu menurut UU nomor 7 tahun2017


Pasal 167 .Adapun pengaturan tahapan dan jadwal Pemilu 2024, belum lama ini
KPU telah mengundangkan PKPU Nomor 3 Tahun 2022 pada 9 Juni 2022.

Dalam pasal 3 dari regulasi itu disebutkan bahwa tahapan penyelenggaraan


Pemilu ada 11, yaitu:

1) Perencanaan program dan anggaran serta penyusunan pelaksanaan


penyelenggaraan pemilu;
2) Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
3) Pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu;
4) Penetapan peserta pemilu;
5) Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan;
6) Pencalonan Presiden/Wapres, serta anggota DPR, DPD, DPRD provinsi,
dan DPRD kabupaten/kota;
7) Masa kampanye pemilu;
8) Masa tenang;
9) Pemungutan dan penghitungan suara;
10)Penetapan hasil pemilu; serta
11)Pengucapan sumpah/janji presiden/wapres serta anggota DPR, DPD,
DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

3. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban

Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Pengawas Pemilu berdasarkan amanat


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum adalah
sebagai berikut :

Bawaslu bertugas:

a. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu


untuk pengawas Pemilu di setiap tingkatan;
b. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap:

1) Pelanggaran Pemilu; dan


2) Sengketa proses Pemilu;
c. Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:
1) Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;
2) Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;
3) Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu; dan
4) Pelaksanaan persiapan lainnya dalam Penyelenggaraan Pemilu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

d. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri


atas:

1) Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara


serta daftar pemilih tetap;
2) Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota;
3) Penetapan Peserta Pemilu;
4) Pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon, calon anggota
DPR, calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Pelaksanaan dan dana kampanye;
6) Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
7) Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu di
TPS;
8) Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat
hasil penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;
9) Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;
10)Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu
lanjutan, dan Pemilu susulan; dan
11)Penetapan hasil Pemilu;

e. Mencegah terjadinya praktik politik uang;


f. Mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara
Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;
g. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan, yang terdiri atas:

1) Putusan DKPP;
2) Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;
3) Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Ihbupaten/
Kota;
4) Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
5) Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas
aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia,
dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia;

h. Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu


kepada DKPP;
i. Menyampaikan dugaan tindak pidana Pemilu kepada Gakkumdu;
j. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan
penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
k. Mengevaluasi pengawasan Pemilu;
l. Mengawasi pelaksanaan Peraturan KPU; dan
m. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bawaslu berwenang:

a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan


adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang mengahrr mengenai Pemilu;
b. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu;
c. Memeriksa, mengkaji, dan memuttrs pelanggaran politik uarg;
d. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus
penyelesaian sengketa proses Pemilu;
e. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil
pengawasan terhadap netralitas aparatur sipil-negara, netralitas anggota
Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik
Indonesia; '
f. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten Kota berhalangan sementara akibat
dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan ;
g. Meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak terkait dalam
rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi,
pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa
proses Pemilu;
h. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
i. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ Kota, dan Panwaslu
LN;
j. Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi,
anggota Bawaslu Kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu LN; dan
k. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bawaslu berkewajiban:

a. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenang;


b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
Pengawas Pemilu pada semua tingkatan;
c. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan DPR
sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik darr/atau berdasarkan
kebutuhan
d. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara
berkelanjutan yang ditakukan oleh KPU dengan memperhatikan data
kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
perundangundangan.
4. Pasal 466 UU 7/2017 - Sengketa proses Pemilu meliputi sengketa yang terjadi
antar- Peserta Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu dengan Penyelenggara
Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU
Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota.
5. Siapa saja lembaga penyelenggara pemilu? Dalam penyelenggaraannya, ada
tiga lembaga pemilu yang melaksanakannya yaitu DKPP, Badan Pengawas
Pemilu serta Komisi Pemilihan Umum
6. Berapa anggota DKPP? Saat ini DKPP terdiri dari 7 anggota yang berasal dari
unsur KPU, Bawaslu dan tokoh masyarakat yang diajukan oleh pemerintah dan
DPR

7. Sebutkan lembaga apa saja yang dipilih dalam pemilihan umum tahun 2019
yang lalu? Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2019 (biasa disingkat
Pemilu Legislatif 2019) diselenggarakan pada 17 April 2019 untuk memilih 575
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 136 anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan ...
8. Siapa saja yang bisa menjadi peserta pemilu? peserta pemilu adalah partai
politik untuk pemilu anggota DPR, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD
Kabupaten/kota, perseorangan untuk Pemilu anggota DPD, dan pasangan
calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik untuk
pemilu presiden dan wakil presiden
9. Pasal 467 UU 7/2017 Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
paling lama 3 hari kerja sejak tanggal penetapan keputusan KPU, KPU
Provinsi, dan/atau keputusan KPU Kabupaten/Kota yang menjadi sebab
sengketa.
Penanganan Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu :
(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota menerima
permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan
keputusan KPU Kabupaten/Kota.
(2) Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh calon Peserta Pemilu
dan/atau Peserta Pemilu.
(3) Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara tertulis dan paling sedikit
memuat:
a. nama dan alamat pemohon;
b. pihak termohon; dan
c. keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan/atau keputusan
KPU Kabupaten/Kota yang menjadi sebab sengketa.
(4) Permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan paling lama 3 (tiga) hari kerja
sejak tanggal penetapan keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi,
dan/atau keputusan KPU Kabupaten/Kota yang menjadi sebab
sengketa.

10. Apa itu pelanggaran kode etik Pemilu? Rumusan yang tertuang dalam Pasal 456
UU No 7 Tahun 2017, menyatakan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu
merupakan pelanggaran terhadap etika penyelenggara pemilu yang berdasarkan
sumpah/janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu.
11. Apa saja pelanggaran administrasi Pemilu? Pelanggaran Administrasi Pemilu
adalah pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, dan mekanisme yang
berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilu di luar tindak pidana Pemilu dan pelanggaran kode etik
penyelenggara Pemilu.
12. Apakah Bawaslu berwenang menangani pelanggaran Pemilu pasca penetapan
hasil Pemilu secara nasional? Bawaslu juga berwenang memeriksa, mengkaji,
dan memutus pelanggaran baik pelanggaran administrasi pemilu maupun
pelanggaran politik uang. Lalu dalam sengketa proses pemilu, Bawaslu
berwenang menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan
memutus penyelesaian yang diajukan peserta pemilu.
13. Untuk TPS 1 ada tiga model surat suara yang digunakan

1) surat suara pertama untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,


Pemilihan Anggota DPR,
2) surat suara kedua untuk Pemilihan DPD RI, dan
3) surat suara ketiga untuk Pemilihan DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota.

14. Adapun untuk TPS 2, ada 2 model surat suara yang digunakan,

1) surat suara pertama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan


Anggota DPR, DPD,
2) surat suara kedua Pemilihan DPRD prov dan DPRD kab/kota yang
dilakukan dengan cara mencoblos.

15. Sainte Lague adalah metode konversi perolehan suara partai politik ke kursi
parlemen, atau metode untuk menentukan perolehan kursi partai politik di DPR
atau DPRD. Metode ini berdasarkan perolehan suara terbanyak partai politik dari
hasil pembagian diurutkan sesuai dengan jumlah ketersediaan kursi di setiap
dapil.
16. Metode ini diperkenalkan oleh seorang matematikawan asal Perancis bernama
Andre Sainte Lague pada tahun 1910. Sementara di Indonesia regulasi ini
disahkan pada 21 Juli di DPR RI dengan menggabungkan tiga undang-undang
pemilu, yakni UU 8 2012 tentang Pemilu Legislatif, UU 15/2011 tentang
Penyelenggara Pemilu dan UU 42/2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden.
17. Lantas, bagaimana cara menghitung suara dengan teknik ini? Dalam UU Nomor
7 Tahun 2017 Tentang Pemilu, menyebutkan bahwa partai politik harus
memenuhi ambang batas parlemen sebanyak 4 persen dari jumlah suara. Hal ini
diatur dalam Pasal 414 ayat 1.
1) Sesudah partai memenuhi ambang batas parlemen, langkah selanjutnya
adalah menggunakan metode Sainte Lague untuk mengkonversi suara
menjadi kursi di DPR. Hal itu tertera dalam Pasal 415

18. Temuan Pelanggaran yang selanjutnya disebut Temuan adalah hasil


pengawasan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/ Desa, Panwaslu LN, dan/ atau
Pengawas TPS pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu yang
mengandung dugaan pelanggaran.
19. Apa saja jenis pelanggaran Pemilu?Dugaan pelanggaran Pemilu sebagaimana
dimaksud berupa:

1) pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu;


2) pelanggaran administrasi Pemilu;
3) dan/atau.tindak pidana Pemilu.

20. UUD 1945 --Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi, “Negara Indonesia ialah negara
kesatuan, yang berbentuk republik”.
21. Apa isi dari pasal 1 ayat 2? Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menetapkan: Kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Kedaulatan rakyat tidak
lagi dilakukan oleh MPR. Kedaulatan kini langsung berada di tangan rakyat.
22. UUD 1945--Pasal 5 (1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden
berhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
23. UUD 1945--Apa isi Pasal 6a ayat 1?(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih
dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
24. bunyi pasal 18 ayat 3 : Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan
kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya
dipilih melalui pemilihan umum
25. bunyi pasal 18 ayat 4 : Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai
Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara
demokratis.
26. Pasal 20 ayat (1) dan (2) (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang
kekuasaan membentuk undang-undang. (2) Setiap rancangan undang-
undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk
mendapatkan persetujuan bersama. (1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki
fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
27. Pasal 22C (1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi
melalui pemilihan umum. (2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap
provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah
itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
28. Jumlah Anggota :

1) KPU, 7 orang
2) KPU Provinsi, 5-7 orang
3) KPU Kabupaten/Kota, 3-5 orang
4) PPK, 3 orang
5) PPS, 3 orang
6) KPPS, 7 orang (5 + 2 Linmas)
7) PPLN, dan 3-7 orang
8) KPPSLN; 3-7 orang
29. Jumlah anggota:
1) Bawaslu sebanyak 5 (lima) orang;
2) Bawaslu Provinsi sebanyak 5 (lima) atau 7 (tujuh) orang;
3) Bawaslu Kabupaten/Kota sebanyak 3 (tiga) atau 5 (lima) orang; dan
4) Panwaslu Kecamatan sebanyak 3 (tiga) orang.
5) Panwaslu Desa/Kelurahan 1orang
6) Panwaslu LN 3 orang
7) Pengawas TPS 1 orang

Berikut contoh berdasarkan tabel.

Jumlah suara dibagi angka 1 dibagi angka  3 dibagi angka 5


Partai Apel 36.000 1
  36.000  4
    12.000        7.200
Partai Blimbing 18.000 2
   18.000          6.000        3.600
Partai Cokelat 15.000 3
   15.000          5.000        3.000
Partai Durian   9.000 5
     9.000          3.000        1.800
Partai Erbis   6.000       6.000          2.000        1.200

Anda mungkin juga menyukai