Anda di halaman 1dari 113

BANK SOAL

PEMILIHAN KEPALA DAERAH & WAKIL KEPALA DAERAH

PERNYATAAN

Assalamu alaikum Wr. Wb.


BANK SOAL PEMILIHAN KEPALA DAERAH & WAKIL KEPALA DAERAH saya buat
untuk memudahkan teman-teman yang memiliki hajat untuk menyelenggarakan
tes (khususnya tes tertulis) yang berkaitan dengan Pilkada. Terutama menjelang
tes tertulis pembentukan PPK dan PPS untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota tahun
2020 ini.
Filenya sengaja saya buat tanpa kunci agar teman-teman bisa mengeditnya
sesuai kebutuhan masing-masing.
BANK SOAL ini saya susun berdasarkan :
 UU No 1 tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, & Walikota menjadi
Undang-Undang
 UU No 8 tahun 2015
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, & Walikota menjadi Undang-
Undang
 UU No 10 tahun 2016
tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, & Walikota menjadi Undang-
Undang
dan sudah saya teliti sampai dengan tanggal 23 Januari 2020. Jadi bila teman-
teman menemukan adanya kesalahan mohon beritahu saya di WA:
085952480755 atau Telegram: 081348112274 atau e-mail: ifan.bule@gmail.com

File ini sifatnya hanya sebagai alat bantu. Bila terjadi kesalahan atau
silang pendapat maka regulasi yang berlakulah yang harus menjadi patokan.
Saya tidak bertanggung jawab atas penyalahgunaan file BANK SOAL ini
ataupun manipulasi terhadap isinya. File asli yang saya share bisa di cek di blog
saya: https://ifanbule.blogspot.com/
Semoga bermanfaat.

SYAMSUL IRFAN, S.Sos, M.Eng


(Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat & SDM
KPU Kabupaten Hulu Sungai Selatan)

#INDAHNYA BERBAGI HAL POSITIF

KETERANGAN:
 Huruf hitam : berasal dari UU No 1 tahun 2015
 Huruf merah : berasal dari UU No 8 tahun 2015
 Huruf ungu : berasal dari UU No 10 tahun 2016
SOAL-SOAL PILIHAN GANDA TENTANG PEMILIHAN KEPALA
DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Cara penggunaan:
Pilihan jawaban yang berhighlight warna kuning adalah jawaban yang benar.
Silahkan urutan pilihan jawabannya anda ubah, kemudian catat kunci jawabannya
di file lain, lalu hilangkan highlight kuning pada pilihan jawaban itu agar para
peserta tes tidak mengetahui kunci jawabannya. Selanjutnya data pertanyaan dan
kunci jawaban bisa diinput ke dalam sistem CAT ataupun dicetak untuk sistem
manual.
Semoga bermanfaat.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi & kabupaten/kota
untuk memilih Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah secara langsung &
demokratis, disebut sebagai:
a. Pilkada
b. Pemilu
c. Pilkades
d. Pil KB

2. Calon Gubernur & Cawagub adalah peserta Pemilihan yg diusulkan oleh


Parpol, gabungan Parpol, atau perseorangan yg didaftarkan atau mendaftar
di :
a. KPU Provinsi.
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. KPU RI

3. Calon Bupati & Cawabup, Calon Walikota & Calon Wawali adalah peserta
Pemilihan yg diusulkan oleh Parpol, gabungan Parpol, atau perseorangan yg
didaftarkan atau mendaftar di
a. KPU Kabupaten/Kota.
b. KPU Provinsi
c. KPU RI
d. MK

4. Parpol adalah organisasi yg bersifat nasional & dibentuk oleh sekelompok


WNI secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak & cita-cita untuk
memperjuangkan & membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa & negara, serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan
a. Pancasila & UUD 45.
b. Undang-Undang
c. Peraturan Pemerintah
d. Kitab suci

5. Pemilih adalah penduduk yang, KECUALI:


a. berusia paling rendah 17 tahun
b. sudah
c. pernah kawin
d. berambangan

6. Lembaga penyelenggara Pemilu yg diberikan tugas & wewenang dalam


penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yg diatur dalam
Undang-Undang, disebut sebaga:
a. KPU
b. Bawaslu
c. MK
d. DKPP

7. Lembaga penyelenggara Pemilu yg diberikan tugas menyelenggarakan


Pilgub berdasarkan ketentuan yg diatur dalam Undang-Undang, disebut
sebagai:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten/Kota
c. KPU RI
d. KIP

8. Lembaga penyelenggara Pemilu yg diberikan tugas menyelenggarakan


Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali berdasarkan ketentuan
yg diatur dalam Undang-Undang, disebut sebagai:
a. KPU Kabupaten/Kota
b. KPU RI
c. KPU Provinsi
d. KIP

9. Lembaga penyelenggara Pemilu yg bertugas mengawasi penyelenggaraan


Pemilu di seluruh wilayah NKRI yg diberikan tugas & wewenang dalam
pengawasan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yg diatur
dalam Undang-Undang, disebut sebagai:
a. Bawaslu
b. Panwaslu
c. KPU
d. DKPP

10. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu disingkat:


a. DKPP
b. DEKEPEPE
c. DKP Pemilu
d. DKP

11. Lembaga yg bertugas menangani pelanggaran kode etik penyelenggara


Pemilu & merupakan satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu yg
diberikan tugas & wewenang dalam menangani pelanggaran kode etik
penyelenggara Pemilihan berdasarkan ketentuan yg diatur dalam Undang-
Undan, disebut sebagai:
a. DKPP
b. DEKEPEPE
c. DKP Pemilu
d. DKP

12. PPK adalah panitia yg dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk


menyelenggarakan Pemilihan di tingkat
a. Kecamatan
b. Desa
c. Kabupaten
d. Provinsi

13. Panitia Pemungutan Suara yg selanjutnya disingkat PPS adalah panitia


yg dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan
di tingkat :
a. Desa/Kelurahan
b. Kecamatan
c. Kabupaten
d. Provinsi

14. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yg selanjutnya disingkat KPPS


adalah kelompok yg dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan
pemungutan suara di :
a. TPS
b. desa/kelurahan
c. dusun
d. kecamatan

15. TPS adalah singkatan dari:


a. Tempat Pemungutan Suara
b. Tempat Pembuangan Sementara
c. Tempat Perkara Sensual
d. Tempat Penitipan Selawar

16. TPS yg selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya :


a. pemungutan suara untuk Pemilihan
b. rekapitulasi hasil perolehan suara
c. penetapan calon terpilih
d. pemutusan perkara perselisihan

17. Lembaga penyelenggara Pemilu yg bertugas mengawasi penyelenggaraan


Pemilu di wilayah provinsi yg diberikan tugas & wewenang dalam
pengawasan penyelenggaraan Pilgub berdasarkan ketentuan yg diatur
dalam Undang-Undang, disebut sebagai:
a. Bawaslu Provinsi
b. Bawaslu RI
c. Bawaslu Kabupaten/Kota
d. Panwaslu Kabupaten/Kota

18. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yg selanjutnya disebut Panwascam


adalah panitia yg dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota yg bertugas
untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah
a. Kecamatan
b. Kabupaten
c. Provinsi
d. Pusat

19. Pengawas Pemilihan Lapangan yg selanjutnya disingkat PPL adalah petugas


yg dibentuk oleh Panwascam untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan
di
a. Desa/Kelurahan
b. Kabupaten
c. Provinsi
d. Pusat

20. Pengawas TPS yg selanjutnya disebut Pengawas TPS adalah petugas yg


dibentuk oleh Panwascam untuk membantu :
a. PPL
b. KPU
c. DKPP
d. Para pemilih

21. Kampanye Pemilihan yg selanjutnya disebut Kampanye adalah kegiatan


untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, & program,
KECUALI:
a. Calon Gubernur & Cawagub
b. Calon Bupati & Cawabup
c. Calon Walikota & Calon Wawali.
d. Calon Ketua Umum

22. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh


pemerintah daerah & DPRD menurut asas otonomi & tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem & prinsip NKRI
sebagaimana dimaksud dalam :
a. UUD 45
b. UU
c. PERPU
d. PERPRES

23. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yg memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yg
menjadi kewenangan daerah :
a. Otonom
b. Taklukan
c. Jiran
d. Mitra

24. DPRD Provinsi adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di provinsi &
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
a. Pemerintahan Daerah.
b. Pemerintah Pusat
c. Pemerintah bayangan
d. Pemerintah cadangan

25. DPRD Kabupaten/Kota adalah lembaga perwakilan rakyat daerah di


kabupaten/kota sebagai unsur penyelenggara:
a. Pemerintahan Daerah.
b. Pemerintah Pusat
c. Pemerintah bayangan
d. Pemerintah cadangan

26. Pemerintah Pusat yg selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden RI yg


memegang kekuasaan pemerintahan negara RI sebagaimana dimaksud
dalam :
a. UUD 45
b. UU
c. PERPU
d. PERPRES

BAB II
ASAS & PRINSIP PELAKSANAAN

Bagian Kesatu
Asas

Pasal 2
27. Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas, KECUALI:
a. langsung, umum, bebas
b. rahasia
c. terbuka
d. jujur, & adil

Bagian Kedua
Prinsip Pelaksanaan

Pasal 3
28. Pemilihan dilaksanakan setiap … … … … secara serentak di seluruh
wilayah NKRI:
a. 5 tahun sekali
b. 4 tahun sekali
c. 3 (tiga) tahun sekali
d. 1 tahun sekali

Pasal 5
29. Pemilihan diselenggarakan melalui 2 tahapan yaitu tahapan persiapan &
tahapan:
a. penyelenggaraan.
b. Pelaksanaan
c. Penyelenggaraan
d. Evaluasi

30. Dalam tahapan pemilihan ada kegiatan berupa perencanaan program &
anggaran, penyusunan peraturan penyelenggaraan Pemilihan, perencanaan
penyelenggaraan (yang meliputi penetapan tata cara & jadwal tahapan
pelaksanaan Pemilihan), pembentukan PPK, PPS, & KPPS, pembentukan
Panwascam, PPL, & Pengawas TPS, pemberitahuan & pendaftaran
pemantau Pemilihan, penyerahan daftar penduduk potensial Pemilih. dan
pemutakhiran & penyusunan daftar Pemilih. Kegiatan-kegiatan tersebut
termasuk dalam tahapan:
a. Persiapan
b. Penyelenggaraan
c. Evaluasi
d. Manajerial

31. Dalam Pemilihan Kepala Daerah, yg termasuk dalam tahapan


penyelenggaraan adalah, KECUALI:
a. Penyusunan rencana strategis
b. pengumuman pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala
Daerah
c. pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah.
d. penelitian persyaratan Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati &
Cawabup, serta Calon Walikota & Calon Wawali.

32. Dalam Pemilihan Kepala Daerah, yg termasuk dalam tahapan


penyelenggaraan adalah, KECUALI:
a. Pelaksanaan evaluasi akhir
b. penetapan Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah
c. pelaksanaan Kampanye
d. pelaksanaan pemungutan suara.

33. Dalam Pemilihan Kepala Daerah, yg termasuk dalam tahapan


penyelenggaraan adalah, KECUALI:
a. Pemeriksaan dan audit penyelenggaraan pilkada
b. penghitungan suara & rekapitulasi hasil penghitungan suara serta
penetapan calon terpilih.
c. penyelesaian pelanggaran & sengketa hasil Pemilihan.dan
d. pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih.

Pasal 6
34. KPU Provinsi menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan
penyelenggaraan Pilgub kepada DPRD Provinsi & KPU dengan tembusan
kepada :
a. Presiden melalui Menteri.
b. Mendagri melalui Gubernur
c. Gubernur melalui Bupati
d. Bupati melalui Camat

35. KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan


penyelenggaraan Pilbup serta Pilwali kepada DPRD Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada
a. KPU Provinsi & Gubernur.
b. KPU
c. Bawaslu
d. Bawaslu Kabupaten/Kota

BAB III
PERSYARATAN CALON

Pasal 7
36. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yg sama untuk
mencalonkan diri & dicalonkan sebagai, KECUALI:
a. Calon Hakim Agung
b. Calon Gubernur & Cawagub,
c. Calon Bupati & Cawabup
d. Calon Walikota & Calon Wawali

37. Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati & Cawabup, serta Calon
Walikota & Calon Wawali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,
KECUALI:
a. Menjunjung tinggi nilai adat istiadat setempat
b. bertakwa kepada Tuhan yg Maha Esa.
c. setia kepada Pancasila,UUD 45, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, & NKRI.
d. berpendidikan paling rendah SLTA /sederajat.

38. Pernyataan di bawah ini yg SALAH tentang usia paling rendah Calon Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah berikut ini adalah:
a. 25 tahun untuk Calon Gubernur & Cawagub
b. 30 tahun untuk Calon Gubernur & Cawagub
c. 25 tahun untuk Calon Bupati & Cawabup
d. 25 tahun untuk Calon Walikota & Calon Wawali.

39. Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati & Cawabup, serta Calon
Walikota & Calon Wawali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,
KECUALI:
a. Menyerahkan daftar kekayaan orang tua
b. mampu secara jasmani, rohani, & bebas dari penyalahgunaan
narkotika berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari
tim.
c. tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yg
telah memperoleh kekuatan hukum tetap atau bagi mantan terpidana
telah secara terbuka & jujur mengemukakan kepada publik bahwa yg
bersangkutan mantan terpidana.
d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yg
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

40. Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati & Cawabup, serta Calon
Walikota & Calon Wawali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,
KECUALI:
a. Tidak sedang menjalani terapi sosio aproaching
b. tidak pernah melakukan perbuatan tercela yg dibuktikan dengan
SKCK.
c. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum yg menjadi tanggung jawabnya yg
merugikan keuangan negara.
d. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yg
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

41. Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati & Cawabup, serta Calon
Walikota & Calon Wawali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,
KECUALI:
a. Memiliki akun media sosial
b. menyerahkan daftar kekayaan pribadi.
c. memiliki NPWP & memiliki laporan pajak pribadi.
d. belum pernah menjabat sebagai Gubernur, Wagub, Bupati, Wabup,
Walikota & Wawali selama 2 kali masa jabatan dalam jabatan yg sama
untuk Calon Gubernur, Calon Wagub, Calon Bupati, Cawabup, Calon
Walikota & Calon Wawali..
42. Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati & Cawabup, serta Calon
Walikota & Calon Wawali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,
KECUALI:
a. Menjalankan jabatannya sampai tuntas bagi Gubernur, Wagub,
Bupati, Wabup, Walikota, & Wawali yg mencalonkan diri di daerah lain
sejak ditetapkan sebagai calon.
b. belum pernah menjabat sebagai Gubernur untuk Cawagub, atau
Bupati/Walikota untuk Cawabup/Calon Wawali pada daerah yg sama.
c. berhenti dari jabatannya bagi Gubernur, Wagub, Bupati, Wabup,
Walikota, & Wawali yg mencalonkan diri di daerah lain sejak
ditetapkan sebagai calon.
d. tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur, penjabat Bupati, &
penjabat Walikota.

43. Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati & Cawabup, serta Calon
Walikota & Calon Wawali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut,
KECUALI:
a. Mengajukan permohonan secara tertulis pengunduran diri sebagai
anggota DPR, anggota DPD, & anggota DPRD sejak ditetapkan sebagai
Paslon peserta Pemilihan.
b. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota DPR,
anggota DPD, & anggota DPRD sejak ditetapkan sebagai Paslon peserta
Pemilihan.
c. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota TNI,
POLRI, & PNS serta Kades atau sebutan lain sejak ditetapkan sebagai
Paslon peserta Pemilihan
d. berhenti dari jabatan pada BUMN atau BUMD sejak ditetapkan sebagai
calon.

44. Salah satu syarat Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati & Cawabup,
serta Calon Walikota & Calon Wawali adalah tidak pernah melakukan
perbuatan tercela yg dibuktikan dengan SKCK. yg dimaksud dengan
“melakukan perbuatan tercela” antara lain, KECUALI:
a. poligami
b. judi, mabuk
c. pemakai/pengedar narkoba,
d. berzina serta perbuatan yg melanggar kesusilaan lainnya.

45. Yang dimaksud dengan “mantan terpidana” dalam persyaratan Calon


Kepala Daerah adalah orang yg sudah tidak ada hubungan baik teknis
(pidana) maupun administratif dengan Menkum HAM, kecuali mantan
terpidana :
a. bandar narkoba & terpidana kejahatan seksual terhadap anak
b. korupsi
c. politik
d. kejahatan berulang

BAB IV
PENYELENGGARA PEMILIHAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 8

46. Penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawab bersama lembaga di


bawah ini, KECUALI:
a. MK
b. KPU
c. KPU Provinsi
d. KPU Kabupaten/Kota.

47. Pilgub dilaksanakan oleh :


a. KPU Provinsi
b. KPU
c. KPU Kabupaten
d. KPU Kota

48. Pilbup serta Pilwali dilaksanakan oleh :


a. KPU Kabupaten/Kota
b. KPU Provinsi
c. KPU
d. DKPP

Bagian Kedua
Tugas, Wewenang, & Kewajiban KPU

Pasal 9
49. Tugas & wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan meliputi,
KECUALI:
a. menyusun & menetapkan Peraturan KPU & pedoman teknis untuk
setiap tahapan Pemilihan setelah berkonsultasi dengan DPR &
Pemerintah dalam forum rapat dengar pendapat yg keputusannya
bersifat mengikat
b. mengoordinasi & memantau tahapan Pemilihan
c. melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemilihan
d. menyusun RPJMD

50. Tugas & wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan meliputi,


KECUALI:
a. menerima laporan hasil Pemilihan dari KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota.
b. memfasilitasi pelaksanaan tugas KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota
dalam melanjutkan tahapan pelaksanaan Pemilihan jika Provinsi,
Kabupaten, & Kota tidak dapat melanjutkan tahapan Pemilihan secara
berjenjang
c. melaksanakan tugas & wewenang lain yg diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.
d. Membuat GBHN

Pasal 10

51. KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan wajib, KECUALI:


a. memperlakukan Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati &
Cawabup, serta Calon Walikota & Calon Wawali secara adil & setara.
b. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilihan kepada
masyarakat.
c. melaksanakan dengan segera rekomendasi dan/atau putusan
Bawaslu mengenai sanksi administrasi Pemilihan.
d. Menindak pelanggaran pemilu yang terjadi

52. KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan wajib melaksanakan dengan segera


rekomendasi dan/atau putusan Bawaslu mengenai sanksi administrasi
pemilihan. yg dimaksud dengan “segera” yakni :
a. tidak melampaui tahapan berikutnya
b. saat itu juga harus dilaksanakan
c. tergantung situasi dan kondisi
d. sesuai isi surat rekomendasi

53. KPU dalam penyelenggaraan Pemilihan wajib:


a. melaksanakan Keputusan DKPP
b. melaksanakan Keputusan Kepala Daerah
c. melaksanakan semua aturan regulasi
d. melaksanakan apapun yang dianggap perlu

Pasal 10A

54. KPU memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Pemilihan oleh
KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, & :
a. petugas pemutakhiran data Pemilih
b. PPL
c. Bawaslu
d. DKPP

Bagian Ketiga
Tugas, Wewenang, & Kewajiban KPU Provinsi

Pasal 11

55. Tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub meliputi, KECUALI:
a. merencanakan program & anggaran.
b. merencanakan & menetapkan jadwal Pilgub.
c. menyusun & menetapkan tata kerja KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, PPS, & KPPS dalam Pilgub dengan
memperhatikan pedoman dari KPU
d. melaksanakan putusan Gubernur

56. Tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub meliputi, KECUALI:
a. menyusun & menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan
penyelenggaraan Pilgub sesuai dengan ketentuan peraturan
perUndang-Undangan.
b. mengoordinasikan, menyelenggarakan, & mengendalikan semua
tahapan penyelenggaraan Pilgub sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU.
c. menerima daftar Pemilih dari KPU Kabupaten/Kota dalam
penyelenggaraan Pilgub.
d. Menerima daftar hadir rapat paripurna

57. Salah satu tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub adalah
memutakhirkan data Pemilih berdasarkan data kependudukan yg disiapkan
& diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data terakhir,
KECUALI:
a. Pemilu anggota DPR, DPD, & DPRD.
b. Pemilu Presiden & Wakil Presiden
c. Pemilihan Gubernur, Bupati, & Walikota
d. Pemilihan Kepala Desa

58. Tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub meliputi, KECUALI:
a. memutakhirkan data Pemilih berdasarkan data kependudukan yg
disiapkan & diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data
terakhir Pemilu & Pemilihan
b. menetapkan Calon Gubernur & Wagub yg telah memenuhi
persyaratan.
c. menetapkan & mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara
Pilgub berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU
Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi yg bersangkutan.
d. Memutuskan perkara pidana pemilu

59. Tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub meliputi, KECUALI:
a. membuat berita acara penghitungan suara & sertifikat hasil
penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta
Pemilihan & Bawaslu Provinsi.
b. menerbitkan Keputusan KPU Provinsi untuk mengesahkan hasil Pilgub
& mengumumkannya.
c. mengumumkan Paslon Gubernur & Cawagub terpilih & membuat
berita acaranya.
d. Memutuskan perkara pidana pemilu

60. Tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub meliputi, KECUALI:
a. melaporkan hasil Pilgub kepada KPU & Menteri.
b. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu Provinsi atas
temuan & laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilihan.
c. mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara
anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris KPU Provinsi, & pegawai
sekretariat KPU Provinsi yg terbukti melakukan tindakan yg
mengakibatkan tergangguny tahapan penyelenggaraan Pemilihan
berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan.
d. Memutuskan perkara etika pemilu

61. Tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub meliputi, KECUALI:
a. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pilgub dan/atau yg
berkaitan dengan tugas & wewenang KPU Provinsi kepada masyarakat.
b. melaksanakan pedoman yg ditetapkan oleh KPU.
c. memberikan pedoman terhadap penetapan organisasi & tata cara
penyelenggaraan Pilgub sesuai dengan tahapan yg diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Memutuskan perkara perdata pemilu

62. Tugas & wewenang KPU Provinsi dalam Pilgub meliputi, KECUALI:
a. melakukan evaluasi & membuat laporan penyelenggaraan Pilgub.
b. menyampaikan laporan mengenai hasil Pilgub kepada DPRD Provinsi.
c. melaksanakan tugas & wewenang lain yg diberikan oleh KPU dan/atau
ketentuan peraturan perUndang-Undangan.
d. Memutuskan perkara asusila pemilu

Pasal 12
63. Dalam pelaksanaan Pilgub, KPU Provinsi wajib, KECUALI:
a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pilgub dengan tepat
waktu
b. memperlakukan peserta Pilgub secara adil & setara
c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pilgub kepada
masyarakat
d. memfasilitasi semua pihak

64. Dalam pelaksanaan Pilgub, KPU Provinsi wajib, KECUALI:


a. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai
dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan.
b. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan
penyelenggaraan Pilgub kepada KPU & Menteri.
c. mengelola, memelihara, & merawat arsip/dokumen serta
melaksanakan penyusutannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. memfasilitasi semua pihak

65. Dalam pelaksanaan Pilgub, KPU Provinsi wajib, KECUALI:


a. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan
Pilgub kepada KPU & Menteri dengan tembusan kepada Bawaslu.
b. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Provinsi sesuai
dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan.
c. menyediakan & menyampaikan data hasil Pilgub di tingkat Provinsi.
d. memfasilitasi semua pihak

66. Dalam pelaksanaan Pilgub, KPU Provinsi wajib:


a. melaksanakan Keputusan DKPP
b. memfasilitasi semua pihak
c. melaksanakan Keputusan Presiden
d. memfasilitasi Kepala Daerah

Pasal 13
67. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi, KECUALI:
a. merencanakan program & anggaran.
b. merencanakan & menetapkan jadwal Pemilihan Bupati & Wabup serta
Walikota & Wawali.
c. menyusun & menetapkan tata kerja KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, &
KPPS dalam Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali
dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi.
d. Memainkan peran strategis.

68. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi, KECUALI:
a. menyusun & menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. membentuk PPK, PPS, & KPPS dalam Pilgub, Pilbup serta Pilwali dalam
wilayah kerjanya.
c. mengoordinasikan, menyelenggarakan, & mengendalikan semua
tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota &
Wawali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi.
d. Memainkan peran strategis.

69. Salah satu tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan
Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali meliputi menerima daftar Pemilih
dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota
& Wawali, KECUALI:
a. Pemilu anggota DPR, DPD, & DPRD.
b. Pemilu Presiden & Wakil Presiden.
c. Pemilihan, Gubernur, Bupati, & Walikota, serta menetapkannya
sebagai daftar Pemilih.
d. Memainkan peran ekslusif

70. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi, KECUALI:
a. menerima daftar Pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilihan
Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali.
b. memutakhirkan data Pemilih berdasarkan data kependudukan yg
disiapkan & diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data
terakhir Pemilu dan Pemilihan
c. menerima daftar Pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pilgub &
menyampaikannya kepada KPU Provinsi.
d. Memainkan peran implusif.

71. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi, KECUALI:
a. menetapkan Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon
Wawali yg telah memenuhi persyaratan.
b. menetapkan & mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara
Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali berdasarkan
rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di wilayah
Kabupaten/Kota yg bersangkutan.
c. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat
penghitungan suara & wajib menyerahkannya kepada saksi peserta
Pemilihan, Panwaslu Kabupaten/Kota, & KPU Provinsi.
d. Memainkan peran ganda
72. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi, KECUALI:
a. menerbitkan Keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan
hasil Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali.
b. mengumumkan Paslon Bupati & Wabup serta Paslon Walikota &
Wawali terpilih & dibuatkan berita acaranya.
c. melaporkan hasil Pilbup serta Pilwali kepada Menteri melalui Gubernur
& kepada KPU melalui KPU Provinsi.
d. Memainkan peran sesuai kondisi dan situasi di lapangan

73. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi, KECUALI:
a. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu
Kabupaten/Kota atas temuan & laporan adanya dugaan pelanggaran
Pemilihan.
b. mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara
anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, & pegawai
sekretariat KPU Kabupaten/Kota yg terbukti melakukan tindakan yg
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihan
berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yg
berkaitan dengan tugas KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat.
d. Memainkan peran sebagai wasit yang adil dan bijaksana.

74. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi, KECUALI:
a. melaksanakan tugas & wewenang yg berkaitan dengan Pilgub sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan & pedoman KPU
dan/atau KPU Provinsi.
b. melakukan evaluasi & membuat laporan penyelenggaraan Pilbup serta
Pilwali.
c. menyampaikan hasil Pilbup serta Pilwali kepada KPU Provinsi,
Gubernur, & DPRD kabupaten/Kota
d. Memainkan peran strategis.

75. Tugas & wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Bupati & Wabup
serta Walikota & Wawali meliputi:
a. melaksanakan tugas & wewenang lain yg diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Menjalankan aturan daerah
c. Mengeksekusi putusan BPK
d. Mengaudit pelaksanaan pemilu/pemilihan

Pasal 14

76. KPU Kabupaten/Kota dalam Pilbup serta Pilwali wajib, KECUALI:


a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pilbup serta Pilwali
dengan tepat waktu.
b. memperlakukan peserta Pilbup serta Pilwali secara adil & setara.
c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pilbup serta Pilwali
kepada masyarakat.
d. Melayani semua pihak dengan pelayanan prima

77. KPU Kabupaten/Kota dalam Pilbup serta Pilwali wajib, KECUALI:


a. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perUndang-Undangan.
b. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan
penyelenggaraan Pilbup serta Pilwali kepada Menteri melalui Gubernur
& kepada KPU melalui KPU Provinsi.
c. mengelola, memelihara, & merawat arsip/dokumen serta
melaksanakan penyusutannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Melayani semua pihak dengan pelayanan prima

78. KPU Kabupaten/Kota dalam Pilbup serta Pilwali wajib, KECUALI:


a. mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan
Pilbup serta Pilwali kepada Menteri melalui Gubernur, kepada KPU &
KPU Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu
Provinsi.
c. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten/Kota
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Melayani semua pihak dengan pelayanan prima

79. KPU Kabupaten/Kota dalam Pilbup serta Pilwali wajib, KECUALI:


a. menyampaikan data hasil Pemilihan dari tiap TPS pada tingkat
Kabupaten/Kota kepada peserta Pemilihan paling lama 7 hari setelah
rekapitulasi di Kabupaten/Kota.
b. melaksanakan Keputusan DKPP.
c. melaksanakan kewajiban lain yg diberikan KPU, KPU Provinsi
dan/atau ketentuan peraturan perUndang-Undangan.
d. Melayani semua pihak dengan pelayanan prima

Bagian Keempat
PPK

Pasal 15

80. Untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kecamatan dibentuk


a. PPK
b. PPS
c. KPPS
d. PPL

81. PPK berkedudukan di ibu kota


a. Kecamatan.
b. Kabupaten
c. Kota
d. Desa

82. PPK dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat 6 bulan sebelum
pemungutan suara & dibubarkan ………… setelah pemungutan suara.
a. 2 bulan
b. 3 bulan
c. 1 bulan
d. 4 bulan

83. Hak keuangan anggota PPK dihitung sesuai dengan :


a. Waktu pelaksanaan tugasnya.
b. Waktu mudanya
c. Beban kerjanya
d. Beban hidupnya

Pasal 16

84. Anggota PPK sebanyak 5 orang yg memenuhi syarat berdasarkan :


a. Undang-Undang.
b. Instink
c. Kondisi
d. Kepercayaan

85. seleksi penerimaan anggota PPK dilaksanakan secara terbuka dengan


memperhatikan (KECUALI) ……………… & kemandirian calon anggota PPK.
a. kecantikan
b. kompetensi
c. kapasitas
d. integritas

86. Anggota PPK diangkat & diberhentikan oleh :


a. KPU Kabupaten/Kota
b. KPU RI
c. KPU Provinsi
d. KPU Kecamatan

87. Komposisi keanggotaan PPK memperhatikan keterwakilan perempuan


paling sedikit :
a. 30%.
b. 50%
c. 80%
d. 100%

88. Dalam menjalankan tugasnya, PPK dibantu oleh sekretariat yg dipimpin


oleh Sekretaris dari :
a. PNS yg memenuhi persyaratan
b. ASN yg memenuhi persyaratan
c. Honorer yg memenuhi persyaratan
d. Pejabat yg memenuhi persyaratan

89. PPK melalui KPU Kabupaten/Kota mengusulkan 3 nama calon sekretaris


PPK kepada Bupati/Walikota untuk selanjutnya dipilih & ditetapkan 1
nama sebagai Sekretaris PPK dengan :
a. Keputusan Bupati/Walikota
b. Peraturan Daerah
c. Undang-Undang
d. Perpu

Pasal 17
90. Tugas, wewenang, & kewajiban PPK meliputi, KECUALI:
a. membantu KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dalam melakukan
pemutakhiran data pemilih, DPS, & DPT.
b. membantu KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dalam
menyelenggarakan Pemilihan.
c. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat
Kecamatan yg telah ditetapkan oleh KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota.
d. melayani ketertiban dan keamanan penyelenggara

91. Tugas, wewenang, & kewajiban PPK meliputi, KECUALI:


a. menerima & menyampaikan daftar pemilih kepada KPU
Kabupaten/Kota.
b. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh PPS di wilayah
kerjanya.
c. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam rapat yg
dihadiri oleh saksi peserta Pemilihan & Panwascam.
d. memastikan ketertiban dan keamanan penyelenggara

92. Tugas, wewenang, & kewajiban PPK meliputi, KECUALI:


a. mengumumkan hasil rekapitulasi
b. menyerahkan hasil rekapitulasi suara kepada seluruh peserta
Pemilihan.
c. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat
penghitungan suara & wajib menyerahkannya kepada saksi peserta
Pemilihan, Panwascam, & KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota.
d. melayani para pemilih

93. Tugas, wewenang, & kewajiban PPK meliputi, KECUALI:


a. menindaklanjuti dengan segera temuan & laporan yg disampaikan oleh
Panwascam.
b. melakukan evaluasi & membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya.
c. melakukan verifikasi & rekapitulasi dukungan calon perseorangan.
d. melayani aspirasi masyarakat desa/kelurahan

94. Tugas, wewenang, & kewajiban PPK meliputi, KECUALI:


a. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yg
berkaitan dengan tugas & wewenang PPK kepada masyarakat.
b. melaksanakan tugas, wewenang, & kewajiban lain yg diberikan oleh
KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
c. melaksanakan tugas, wewenang, & kewajiban lain yg diberikan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. melayani hak pilih warga

Bagian Kelima
PPS

Pasal 18

95. Untuk menyelenggarakan Pemilihan di Desa/Kelurahan dibentuk :


a. PPS
b. PPK
c. PPL
d. KPPS

96. PPS berkedudukan di :


a. Desa/Kelurahan
b. Kecamatan
c. Kabupaten
d. Provinsi

97. PPS dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota 6 bulan sebelum pemungutan


suara & dibubarkan paling lambat :
a. 2 bulan setelah pemungutan suara
b. 1 bulan setelah pemungutan suara
c. 3 bulan setelah pemungutan suara
d. 5 bulan setelah pemungutan suara

98. Hak keuangan anggota PPS dihitung sesuai dengan :


a. Waktu pelaksanaan tugasnya.
b. Waktu rehatnya
c. Beban kerja
d. Beban moril

Pasal 19

99. Anggota PPS berjumlah :


a. 3 orang.
b. 1 orang
c. 2 oran
d. 5 orang
100. Seleksi penerimaan anggota PPS dilaksanakan secara terbuka dengan
memperhatikan (KECUALI) …………….. , & kemandirian calon anggota PPS.
a. Kompetensi
b. Kapasitas
c. Integritas
d. Transparansi

101. Anggota PPS diangkat & diberhentikan oleh :


a. KPU Kabupaten/Kota
b. KPU Provinsi
c. KPU RI
d. DKPP

102. Yang dimaksud dengan “Anggota PPS” adalah orang yg (KECUALI)


…………… di wilayah kelurahan/desa setempat.
a. Diangkat
b. Berasal
c. berdomisili
d. Bekerja

Pasal 20

103. Tugas, wewenang, & kewajiban PPS meliputi, KECUALI:


a. membantu KPU Kabupaten/Kota & PPK dalam melakukan
pemutakhiran data Pemilih, DPS, daftar Pemilih hasil perbaikan, &
DPT.
b. membentuk KPPS.
c. melakukan verifikasi & rekapitulasi dukungan calon perseorangan.
d. Membentuk PPL

104. Yang dimaksud dengan “verifikasi dukungan calon perseorangan” adalah


penelitian mengenai keabsahan surat pernyataan dukungan, fotokopi E-KTP
pembuktian bahwa, KECUALI:
a. tidak adanya dukungan ganda
b. tidak adanya pendukung yg telah meninggal dunia
c. tidak adanya pendukung yg sudah tidak lagi menjadi penduduk di
wilayah yg bersangkutan, atau tidak adanya pendukung yg tidak
mempunyai hak pilih.
d. Tidak adanya pemilih yang mendukung salah satu paslon

105. Yang dimaksud dengan “rekapitulasi dukungan calon perseorangan” adalah


pembuatan rincian nama-nama pendukung calon perseorangan
berdasarkan hasil verifikasi yg ditandatangani oleh ketua & anggota PPS
serta diketahui oleh:
a. kepala kelurahan/Kades
b. camat
c. bupati
d. kepala dusun

106. Tugas, wewenang, & kewajiban PPS meliputi, KECUALI:


a. mengusulkan calon petugas pemutakhiran data Pemilih kepada KPU
Kabupaten/Kota.
b. mengumumkan daftar Pemilih.
c. menerima masukan dari masyarakat tentang DPS.
d. menerima laporan pengawasan

107. Tugas, wewenang, & kewajiban PPS meliputi, KECUALI:


a. melakukan perbaikan & mengumumkan hasil perbaikan DPS.
b. menetapkan hasil perbaikan DPS untuk menjadi DPT.
c. mengumumkan DPT & melaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota
melalui PPK.
d. Menindaklanjuti temuan Kepolisan

108. Tugas, wewenang, & kewajiban PPS meliputi, KECUALI:


a. menyampaikan daftar Pemilih kepada PPK.
b. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat
Desa/Kelurahan yg telah ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota & PPK.
c. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di
wilayah kerjanya.
d. menerima laporan pengawasan

109. Tugas, wewenang, & kewajiban PPS meliputi, KECUALI:


a. menjaga & mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan
suara & setelah kotak suara disegel.
b. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada PPK pada hari yg
sama setelah terkumpulnya kotak suara dari setiap TPS & tidak
memiliki kewenangan membuka kotak suara yg sudah disegel oleh
KPPS.
c. menindaklanjuti dengan segera temuan & laporan yg disampaikan oleh
PPL.
d. meneruskan laporan pengawasan PPL

110. Tugas, wewenang, & kewajiban PPS meliputi, KECUALI:


a. melakukan evaluasi & membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya.
b. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yg
berkaitan dengan tugas & wewenang PPS kepada masyarakat.
c. membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilihan, kecuali dalam hal
penghitungan suara.
d. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada KPU Provinsi pada
hari yg sama setelah terkumpulnya kotak suara dari setiap TPS & tidak
memiliki kewenangan membuka kotak suara yg sudah disegel oleh
KPPS.

111. Tugas, wewenang, & kewajiban PPS meliputi:


a. melaksanakan tugas, wewenang, & kewajiban lain yg diberikan oleh
KPU Kabupaten/Kota, & PPK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada KPU Provinsi pada
hari yg sama setelah terkumpulnya kotak suara dari setiap TPS & tidak
memiliki kewenangan membuka kotak suara yg sudah disegel oleh
KPPS.
c. meneruskan laporan pengawasan PPL
d. menerima laporan pengawasan

Pasal 21

112. Anggota KPPS berjumlah 7 orang yg berasal dari anggota masyarakat di


sekitar TPS yg memenuhi syarat sesuai dengan :
a. ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Peraturan daerah
c. Hukum adat
d. Hukum pidana

113. Seleksi penerimaan anggota KPPS dilaksanakan secara terbuka dengan


memperhatikan, (KECUALI) :
a. Kompetensi dan Kapasitas
b. Integritas
c. kemandirian calon anggota KPPS.
d. Keberagaman
114. Anggota KPPS diangkat & diberhentikan oleh :
a. PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten/Kota.
b. KPU Kabupaten/Kota atas nama Ketua KPU RI
c. PPL atas nama Ketua KPU RI
d. PPK atas nama Ketua KPU RI

115. Pengangkatan & pemberhentian anggota KPPS wajib dilaporkan kepada


a. KPU Kabupaten/Kota.
b. KPU RI
c. Bawaslu RI
d. Bawaslu Kabupaten/Kota

116. Susunan keanggotaan KPPS terdiri atas seorang ketua merangkap anggota
&:
a. Anggota
b. Staf sekretariat
c. Staf khusus
d. Anggota muda

Pasal 22

117. Tugas, wewenang, & kewajiban KPPS meliputi, KECUALI:


a. mengumumkan & menempelkan DPT di TPS.
b. menyerahkan DPT kepada saksi peserta Pemilihan yg hadir & PPL.
c. melaksanakan pemungutan & penghitungan suara di TPS.
d. Mengadakan logistik pemilihan.

118. Tugas, wewenang, & kewajiban KPPS meliputi, KECUALI:


a. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS.
b. menindaklanjuti dengan segera temuan & laporan yg disampaikan oleh
saksi, PPL, peserta Pemilihan & masyarakat pada hari pemungutan
suara.
c. menjaga & mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan
suara & setelah kotak suara disegel.
d. Mengadakan logistik Pemilu

119. Tugas, wewenang, & kewajiban KPPS meliputi, KECUALI:


a. membuat berita acara pemungutan & penghitungan suara serta
membuat sertifikat penghitungan suara & wajib menyerahkannya
kepada saksi peserta Pemilihan, PPL, & PPK melalui PPS.
b. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS & PPL.
c. menyerahkan kotak suara tersegel yg berisi surat suara & sertifikat
hasil penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yg sama.
d. Melakukan pengawasan terhadap logistik pemilihan.

120. Tugas, wewenang, & kewajiban KPPS meliputi:


a. melaksanakan tugas, wewenang, & kewajiban lain yg diberikan oleh
KPU Kabupaten/Kota, PPK, & PPS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. melaporkan kecurangan yang terjadi di TPS
c. menindaklanjuti temuan BPK
d. memastikan lancarnya pelaksanaan pemilihan

Pasal 22A

121. Pengawasan penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawab bersama,


KECUALI:
a. Bawaslu
b. Bawaslu Provinsi
c. Bawaslu Kabupaten/Kota.
d. Bawaslu Luar Negeri

122. Pengawasan penyelenggaraan Pilgub dilaksanakan oleh :


a. Bawaslu Provinsi.
b. Bawaslu
c. Bawaslu Kabupaten/Kota.
d. Bawaslu Luar Negeri

123. Pengawasan penyelenggaraan pemilihan Bupati & Wabup, serta pemilihan


Walikota da Wawali dilaksanakan oleh
a. Bawaslu Provinsi.
b. Bawaslu
c. Bawaslu Kabupaten/Kota.
d. Bawaslu Luar Negeri

Pasal 22B

124. Tugas & wewenang Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan


meliputi, KECUALI:
a. menyusun & menetapkan Peraturan Bawaslu & pedoman teknis
pengawasan untuk setiap tahapan Pemilihan serta pedoman tata cara
pemeriksaan, pemberian rekomendasi, & putusan atas keberatan
setelah berkonsultasi dengan DPR & Pemerintah dalam forum rapat
dengar pendapat yg keputusannya bersifat mengikat.
b. menerima, memeriksa, & memutus keberatan atas putusan Bawaslu
Provinsi terkait pemilihan Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati &
Cawabup, atau Calon Walikota & Calon Wawali terkait dengan
Pemilihan yg diajukan oleh Paslon dan/atau Parpol/gabungan Parpol
terkait penjatuhan sanksi diskualifikasi dan/atau tidak diizinkannya
Parpol/gabungan Parpol untuk mengusung Paslon dalam Pemilihan
berikutnya.
c. mengoordinasikan & memantau tahapan pengawasan penyelenggaraan
Pemilihan.
d. Melaksanakan pemutkhiran data pemilih

125. Tugas & wewenang Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan


meliputi, KECUALI:
a. Melakukan audit pelaksanaan pemilihanl
b. melakukan evaluasi pengawasan penyelenggaraan Pemilihan.
c. menerima laporan hasil pengawasan penyelenggaraan Pemilihan dari
Bawaslu Provinsi & Bawaslu Kabupaten/Kota.
d. memfasilitasi pelaksanaan tugas Bawaslu Provinsi & Bawaslu
Kabupaten/Kota dalam melanjutkan tahapan pelaksanaan
pengawasan penyelenggaraan Pemilihan jika Provinsi, Kabupaten, &
Kota tidak dapat melanjutkan tahapan pelaksanaan pengawasan
penyelenggaraan Pemilihan secara berjenjang.

126. Tugas & wewenang Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan


meliputi, KECUALI:
a. melaksanakan tugas & wewenang lain yg diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.
b. melakukan pembinaan & pengawasan terhadap Bawaslu Provinsi &
Bawaslu Kabupaten/Kota.
c. menerima & menindaklanjuti laporan atas tindakan pelanggaran
Pemilihan
d. Melakukan audit pelaksanaan pemilihanl

127. Tugas & wewenang Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan


meliputi:
a. menindaklanjuti rekomendasi dan/atau putusan Bawaslu Provinsi
maupun Bawaslu Kabupaten/Kota kepada KPU terkait terganggunya
tahapan Pemilihan.
b. Melakukan pemutakhiran data pemilih.
c. Menajukan gugatan perdata kepada pihak-pihak terkait.
d. Menjaga keamanan dan ketertiban di TPS.

Pasal 22C

128. Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan wajib, KECUALI:


a. memperlakukan Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati &
Cawabup, serta Calon Walikota & Calon Wawali secara adil & setara.
b. menyampaikan semua informasi pengawasan penyelenggaraan
Pemilihan kepada masyarakat.
c. melaksanakan Keputusan DKPP
d. melaksanakan Keputusan Presiden

Pasal 22D

129. Bawaslu memegang tanggung jawab akhir atas pengawasan


penyelenggaraan Pemilihan oleh, KECUALI:
a. Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwascam
b. PPL
c. Pengawas TPS
d. PPK

Bagian Keenam
Pengawas Penyelenggaraan Pemilihan

Pasal 23

130. Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilihan dilaksanakan oleh


Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwascam, PPL, & :
a. Pengawas TPS.
b. PPK
c. Bawaslu Kecamatan
d. KPU

131. Keanggotaan Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwascam, PPL,


& Pengawas TPS berasal dari kalangan profesional yg mempunyai
kemampuan dalam melakukan pengawasan & tidak menjadi :
a. anggota Parpol
b. anggota ormas
c. anggota LSM
d. anggota majelis ta’lim

132. PPL berjumlah 1 orang setiap :


a. Desa/Kelurahan
b. Kecamatan
c. Kabupaten
d. Provinsi

133. Pengawas TPS berjumlah …………. setiap TPS.


a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang

Pasal 24
134. Bawaslu Kabupaten/Kota dibentuk paling lambat 1 bulan sebelum tahapan
persiapan penyelenggaraan Pemilihan dimulai & dibubarkan paling lambat
2 bulan setelah :
a. Seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan selesai.
b. Seluruh tahapan pembentukan badan ad hoc selesai
c. Hari H
d. Seluruh tahapan selesai

135. Bawaslu Kabupaten/Kota dibentuk & ditetapkan oleh :


a. Bawaslu Provinsi
b. Bawaslu Kecamatan
c. KPU
d. KPU RI

136. Penetapan anggota Bawaslu Kabupaten/Kota dilakukan setelah melalui


seleksi oleh :
a. Bawaslu Provinsi.
b. Bawaslu Kecamatan
c. KPU
d. KPU RI

Pasal 25

137. Panwascam dibentuk 1 bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan


Pemilihan dimulai & berakhir paling lambat …………. setelah seluruh
tahapan penyelenggaraan Pemilihan selesai
a. 2 bulan.
b. 3 bulan
c. 4 bulan
d. 5 bulan

138. Panwascam untuk Pemilihan dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota &


ditetapkan dengan :
a. Keputusan Bawaslu Kabupaten/Kota.
b. Keputusan Bawaslu Provinsi
c. Keputusan Bawaslu Kecamatan
d. Keputusan Bawaslu RI

Pasal 26

139. PPL dibentuk 1 bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilihan


dimulai & dibubarkan paling lambat …………….. setelah seluruh tahapan
penyelenggaraan Pemilihan selesai.
a. 2 bulan
b. 1 bulan
c. 3 bulan
d. 5 bulan

140. Anggota PPL berjumlah ………. setiap Desa/Kelurahan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. 4 orang

141. Anggota PPL ditetapkan dengan Keputusan :


a. Panwascam.
b. KPPS
c. KPU
d. DKPP

Pasal 27

142. Dalam melaksanakan tugas pengawasan, PPL dapat dibantu 1 orang


Pengawas TPS di masing-masing TPS berdasarkan usulan PPL kepada
a. Panwascam.
b. KPPS
c. KPU
d. DKPP

143. Pengawas TPS dibentuk 23 hari sebelum hari pemungutan suara Pemilihan
& dibubarkan 7 hari setelah :
a. hari pemungutan suara Pemilihan.
b. Hari H
c. Hari raya
d. Hari libur

144. Tugas & wewenang Pengawas TPS, KECUALI :


a. mengawasi persiapan pemungutan & penghitungan suara.
b. mengawasi pelaksanaan pemungutan suara.
c. mengawasi persiapan penghitungan suara.
d. Mengawasi isu SARA

145. Tugas & wewenang Pengawas TPS, KECUALI :


a. mengawasi pelaksanaan penghitungan suara.
b. menyampaikan keberatan dalam hal ditemukannya dugaan
pelanggaran, kesalahan dan/atau penyimpangan administrasi
pemungutan & penghitungan suara
c. menerima salinan berita acara & sertifikat pemungutan &
penghitungan suara.
d. Mengawasi isu SARA

146. Kewajiban Pengawas TPS adalah, KECUALI:


a. menyampaikan laporan hasil pengawasan pemungutan &
penghitungan suara.
b. menyampaikan laporan dugaan pelanggaran pidana pemilihan yg
terjadi di TPS kepada Panwascam melalui PPL.
c. menyampaikan dokumen hasil pemungutan & penghitungan suara
kepada PPL
d. menyampaikan daftar hitam penyelenggara

Pasal 28

147. Tugas & wewenang Bawaslu Provinsi adalah, KECUALI:


a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah provinsi:
b. mengelola, memelihara, & merawat arsip/dokumen serta
melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yg
disusun oleh Bawaslu Provinsi & lembaga kearsipan Provinsi
berdasarkan pedoman yg ditetapkan oleh Bawaslu & Arsip Nasional RI.
c. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan mengenai Pemilihan
d. mengawasi tindak tanduk penyelenggara

148. Tugas & wewenang Bawaslu Provinsi adalah, KECUALI:


a. menyampaikan temuan & laporan kepada KPU Provinsi untuk
ditindaklanjuti
b. meneruskan temuan & laporan yg bukan menjadi kewenangannya
kepada instansi yg berwenang.
c. menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk
mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yg berkaitan dengan adanya
dugaan tindakan yg mengakibatkan terganggunya tahapan
penyelenggaraan Pemilihan oleh Penyelenggara Pemilihan di tingkat
Provinsi.
d. Mengawasi kinerja KPU

149. Tugas & wewenang Bawaslu Provinsi adalah, KECUALI:


a. mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang
pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi, sekretaris & pegawai
sekretariat KPU Provinsi yg terbukti melakukan tindakan yg
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan yg
sedang berlangsung.
b. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan
c. melaksanakan tugas & wewenang lain yg diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.
d. Mengawasi Bawaslu RI

150. Dalam pelaksanaan tugas & wewenang, Bawaslu Provinsi dapat:


a. memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan
sementara atas pelanggaran
b. memberikan rekomendasi kepada KPU untuk mengenakan sanksi
administratif atas pelanggaran
c. memberikan rekomendasi kepada yg berwenang atas temuan & laporan
terhadap tindakan yg mengandung unsur tindak pidana Pemilihan.
d. Menindak lanjuti laporan pidana

Pasal 29
151. Bawaslu Provinsi wajib, KECUALI:
a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas & wewenangnya.
b. melakukan pembinaan & pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
pengawas Pemilu pada tingkatan di bawahnya.
c. menerima & menindaklanjuti laporan yg berkaitan dengan dugaan
adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan mengenai Pemilihan.
d. Mengawasi seluruh aspek kehidupan

152. Bawaslu Provinsi wajib, KECUALI:


a. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai
dengan tahapan Pemilihan secara periodik dan/atau berdasarkan
kebutuhan.
b. menyampaikan temuan & laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan
adanya dugaan pelanggaran yg dilakukan oleh KPU Provinsi yg
mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan di
tingkat Provinsi
c. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Mengawasi kinerja KPU Provinsi

Pasal 30

153. Tugas & wewenang Bawaslu Kabupaten/Kota adalah, KECUALI:


a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan:
b. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan.
c. menyelesaikan temuan & laporan pelanggaran Pemilihan & sengketa
Pemilihan yg tidak mengandung unsur tindak pidana.
d. Mengecek pelanggaran yang terjadi di ranah sosial

154. Tugas & wewenang Bawaslu Kabupaten/Kota adalah, KECUALI:


a. menyampaikan temuan & laporan kepada KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti.
b. meneruskan temuan & laporan yg bukan menjadi kewenangannya
kepada instansi yg berwenang.
c. menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk
mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yg berkaitan dengan adanya
dugaan tindakan yg mengakibatkan terganggunya tahapan
penyelenggaraan Pemilihan oleh penyelenggara di Provinsi, Kabupaten,
& Kota.
d. Melaporkan pelanggaran hukum perdata pemilu

155. Tugas & wewenang Bawaslu Kabupaten/Kota adalah, KECUALI:


a. mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang
pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota, sekretaris & pegawai sekretariat KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota yg terbukti melakukan tindakan yg mengakibatkan
terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan yg sedang
berlangsung.
b. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan
c. melaksanakan tugas & wewenang lain yg diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.
d. Membentuk KPPS

Pasal 31
156. Dalam pelaksanaan tugas, Bawaslu Provinsi berwenang, KECUALI:
a. memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan
sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas
pelanggaran
b. memberikan rekomendasi kepada KPU Provinsi untuk menonaktifkan
sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas
pelanggaran
c. memberikan rekomendasi kepada yg berwenang atas temuan & laporan
terhadap tindakan yg mengandung unsur tindak pidana Pemilihan.
d. Menindak Staf KPU yang melakukan pelanggaran

Pasal 32

157. Dalam Pemilihan Bupati & Walikota, Bawaslu Kabupaten/Kota wajib,


KECUALI:
a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas & wewenangnya.
b. melakukan pembinaan & pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
Panwas pada tingkatan di bawahnya.
c. menerima & menindaklanjuti laporan yg berkaitan dengan dugaan
adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan mengenai Pemilihan.
d. Mentaati semua aturan main yang dikeluarkan bersama

158. Dalam Pemilihan Bupati & Walikota, Bawaslu Kabupaten/Kota wajib,


KECUALI:
a. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai
dengan tahapan Pemilihan secara periodik dan/atau berdasarkan
kebutuhan.
b. menyampaikan temuan & laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan
adanya dugaan pelanggaran yg dilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota yg mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan
tahapan Pemilihan
c. melaksanakan kewajiban lain yg diberikan oleh peraturan perundang-
undangan.
d. menyerahkan laporan hasil kekayaan semua personilnya
Pasal 33

159. Tugas & wewenang Panwascam dalam Pemilihan meliputi, KECUALI:


a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kecamatan
b. mengawasi penyerahan kotak suara tersegel dari PPK kepada KPU
Kabupaten/Kota.
c. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan yg dilakukan oleh penyelenggara
Pemilihan
d. mengkoordinir PPK dalam melaksanakan tugas

160. Tugas & wewenang Panwascam dalam Pemilihan meliputi, KECUALI:


a. menyampaikan temuan & laporan kepada PPK untuk ditindaklanjuti.
b. meneruskan temuan & laporan yg bukan menjadi kewenangannya
kepada instansi yg berwenang.
c. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan.
d. Merencanakan kegiatan dan anggaran

161. Tugas & wewenang Panwascam dalam Pemilihan meliputi memberikan


rekomendasi kepada yg berwenang atas temuan & laporan mengenai
tindakan yg mengandung unsur:
a. tindak pidana Pemilihan
b. tindak pidana Kampanye
c. tindak perdata Pemilihan
d. tindak perdata Kampanye

Pasal 34

162. Dalam Pemilihan, Panwascam wajib, KECUALI:


a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas & wewenangnya.
b. menyampaikan laporan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota berkaitan
dengan adanya dugaan tindakan yg mengakibatkan terganggunya
tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat Kecamatan.
c. menyampaikan laporan pengawasan atas tahapan penyelenggaraan
Pemilihan di wilayah kerjanya kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
d. Memperlakukan semua pihak secara proporsional

163. Dalam Pemilihan, Panwascam wajib menyampaikan temuan & laporan


kepada Bawaslu Kabupaten/Kota berkaitan dengan adanya dugaan
pelanggaran yg dilakukan oleh PPK yg mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan tahapan Pemilihan di tingkat
a. Kecamatan
b. Kabupaten
c. Provinsi
d. Pusat

Pasal 35

164. Tugas & wewenang PPL meliputi, KECUALI:


a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat
Desa/Kelurahan
b. menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan yg dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan
c. meneruskan temuan & laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan kepada instansi yg berwenang.
d. Menindaklanjuti laporan yang disampaikan oleh agen intelijen

165. Tugas & wewenang PPL meliputi, KECUALI:


a. menyampaikan temuan & laporan kepada PPS & KPPS untuk
ditindaklanjuti.
b. memberikan rekomendasi kepada yg berwenang atas temuan & laporan
tentang adanya tindakan yg mengandung unsur tindak pidana
Pemilihan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan
d. mengkoordinir kegiatan KPU

Pasal 36

166. Dalam Pemilihan, PPL wajib, KECUALI:


a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas & wewenangnya.
b. menyampaikan laporan kepada Panwascam berkaitan dengan adanya
dugaan tindakan yg mengakibatkan terganggunya tahapan
penyelenggaraan Pemilihan di tingkat Desa/Kelurahan.
c. menyampaikan temuan & laporan kepada Panwascam berkaitan
dengan adanya dugaan pelanggaran yg dilakukan oleh PPS & KPPS yg
mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan di
tingkat Desa/Kelurahan.
d. Mentaati semua adat istiadat yang berlaku

167. Dalam Pemilihan, PPL wajib menyampaikan laporan pengawasan atas


tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya kepada:
a. Panwascam
b. KPU Kab
c. Bawaslu Provinsi
d. DKPP

BAB VII
PENDAFTARAN CALON GUBERNUR, CALON BUPATI, & CALON WALIKOTA

Pasal 39

168. Peserta Pemilihan adalah, KECUALI:


a. Paslon Gubernur & Cawagub yg diusulkan oleh Parpol / gabungan
Parpol
b. Paslon Bupati & Cawabup, serta Paslon Walikota & Calon Wawali yg
diusulkan oleh Parpol / gabungan Parpol
c. Paslon perseorangan yg didukung oleh sejumlah orang.
d. Paslon independen

Pasal 40

169. Parpol / gabungan Parpol dapat mendaftarkan Paslon jika telah memenuhi
persyaratan perolehan paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPRD atau
………… dari akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilu anggota DPRD
di daerah yg bersangkutan
a. 25%
b. 50%
c. 75%
d. 100%

170. Dalam hal Parpol / gabungan Parpol dalam mengusulkan Paslon


menggunakan ketentuan memperoleh paling sedikit 20% dari jumlah kursi
DPRD, jika hasil bagi jumlah kursi DPRD menghasilkan angka pecahan
maka perolehan dari jumlah kursi dihitung dengan :
a. pembulatan ke atas
b. pembulatan ke bawah
c. pembulatan ke samping
d. pembulatan ke belakang
171. Dalam hal Parpol / gabungan Parpol mengusulkan Paslon menggunakan
ketentuan memperoleh paling sedikit 25% dari akumulasi perolehan suara
sah, ketentuan itu hanya berlaku untuk :
a. Parpol yg memperoleh kursi di DPRD.
b. Parpol yg tidak memperoleh kursi
c. Parpol yg memperoleh maupun yang tidak memperoleh kursi di DPRD
d. Parpol yg baru terbentuk

172. Parpol / gabungan Parpol hanya dapat mengusulkan:


a. 1 Paslon
b. 2 Paslon
c. 3 Paslon
d. 4 Paslon

173. Perhitungan persentase dari jumlah kursi dikecualikan bagi :


a. kursi anggota DPR Papua & DPR Papua Barat yg diangkat
b. kursi anggota DPD
c. kursi anggota BPD
d. kursi anggota DPK

Pasal 40A

174. Parpol yg dapat mendaftarkan Paslon merupakan Parpol yg ………… sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan:
a. sah
b. sahih
c. valid
d. meyakinkan

175. Dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan Parpol, kepengurusan Parpol


tingkat Pusat yg dapat mendaftarkan Paslon merupakan kepengurusan
Parpol tingkat Pusat yg sudah memperoleh putusan Mahkamah Partai atau
sebutan lain & didaftarkan serta ditetapkan dengan keputusan:
a. Menkum HAM
b. Mendagri
c. Menlu
d. Menhan

176. Jika masih terdapat perselisihan atas putusan Mahkamah Partai atau
sebutan lain, kepengurusan Parpol tingkat Pusat yg dapat mendaftarkan
Paslon merupakan kepengurusan yg sudah memperoleh putusan
pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap & didaftarkan serta
ditetapkan dengan Keputusan:
a. Menkum HAM
b. Menkopolkam
c. Menkoekuin
d. Jaksa Agung

177. Pernyataan berikut ini adalah benar, KECUALI “Yang dimaksud “putusan
pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap” adalah putusan
pengadilan ………………….. yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap”
a. Tingkat pertama
b. Banding
c. Kasasi
d. Tingkat tinggi

178. Putusan Mahkamah Partai atau putusan pengadilan yg telah memperoleh


kekuatan hukum tetap wajib didaftarkan ke Kemenkum HAM paling lambat
30 hari kerja terhitung sejak terbentuknya kepengurusan yg baru & wajib
ditetapkan dengan keputusan Menkum HAM paling lambat ………….
terhitung sejak diterimanya persyaratan.
a. 7 hari kerja
b. 7 hari kalender
c. 5 hari kerja
d. 5 hari kalender

179. Dalam hal pendaftaran & penetapan kepengurusan Parpol belum selesai,
sementara batas waktu pendaftaran Paslon di KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota akan berakhir, kepengurusan Parpol yg berhak
mendaftarkan Paslon adalah kepengurusan Parpol yg tercantum dalam
keputusan
a. Terakhir Menkum HAM.
b. Awal Menkum HAM
c. Terakhir Menkopolkam
d. Awal Menkopolkam

Pasal 41

180. Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai Calon Gubernur &
Cawagub jika memenuhi syarat dukungan jumlah penduduk yg mempunyai
hak pilih & termuat dalam DPT pada Pemilu atau Pemilihan sebelumnya yg
paling akhir di daerah bersangkutan,dengan ketentuan, KECUALI:
a. Provinsi dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT s/d 2 juta jiwa
harus didukung paling sedikit 10%
b. Provinsi dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih dari 2
juta jiwa s/d 6 juta jiwa harus didukung paling sedikit 8,5%)
c. Provinsi dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih dari 6
juta jiwa s/d 12 juta jiwa harus didukung paling sedikit 7,5%
d. Provinsi dengna jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih dari 7
juta jiwa s/d 25 juta jiwa harus didukung paling sedikit 25%

181. Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai Calon Gubernur &
Cawagub jika memenuhi syarat dukungan jumlah penduduk yg mempunyai
hak pilih & termuat dalam DPT pada Pemilu atau Pemilihan sebelumnya yg
paling akhir di daerah bersangkutan,dengan ketentuan, KECUALI:
a. Provinsi dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih dari 6
juta jiwa s/d 12 juta jiwa harus didukung paling sedikit 7,5%
b. Provinsi dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih dari 12
juta jiwa harus didukung paling sedikit 6,5%
c. jumlah dukungan tersebar di lebih dari 50% jumlah kabupaten/kota di
Provinsi dimaksud.
d. jumlah dukungan tersebar di lebih dari 75% jumlah kabupaten/kota di
Provinsi dimaksud.

182. Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati &
Cawabup serta Calon Walikota & Calon Waki Walikota, jika memenuhi
syarat dukungan jumlah penduduk yg mempunyai hak pilih & termuat
dalam DPT di daerah bersangkutan pada Pemilu atau Pemilihan
sebelumnya yg paling akhir di daerah bersangkutan, dengan ketentuan,
KECUALI:
a. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT s/d
250 ribu jiwa harus didukung paling sedikit 10%.
b. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih
dari 250 ribu s/d 500 ribu jiwa harus didukung paling sedikit 8,5%).
c. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih
dari 500 ribu s/d 1 juta jiwa harus didukung paling sedikit 7,5%.
d. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih
dari 250 ribu s/d 500 ribu jiwa harus didukung paling sedikit 20%).

183. Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati &
Cawabup serta Calon Walikota & Calon Waki Walikota, jika memenuhi
syarat dukungan jumlah penduduk yg mempunyai hak pilih & termuat
dalam DPT di daerah bersangkutan pada Pemilu atau Pemilihan
sebelumnya yg paling akhir di daerah bersangkutan, dengan ketentuan
Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yg termuat pada DPT lebih dari
1 juta jiwa harus didukung paling sedikit:
a. 6,5%
b. 5%
c. 3%
d. 1%

184. Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati &
Cawabup serta Calon Walikota & Calon Waki Walikota, jika memenuhi
syarat dukungan jumlah penduduk yg mempunyai hak pilih & termuat
dalam DPT di daerah bersangkutan pada Pemilu atau Pemilihan
sebelumnya yg paling akhir di daerah bersangkutan. Jumlah dukungan
harus tersebar di …………. jumlah kecamatan di kabupaten/kota dimaksud
a. lebih dari 50%
b. kurang dari 50%
c. lebih dari 75%
d. kurang dari 75%

185. Calon perseorangan dapat mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati &
Cawabup serta Calon Walikota & Calon Waki Walikota, jika memenuhi
syarat dukungan jumlah penduduk yg mempunyai hak pilih & termuat
dalam DPT di daerah bersangkutan pada Pemilu atau Pemilihan
sebelumnya yg paling akhir di daerah bersangkutan. Jumlah dukungan
harus tersebar di lebih dari 50% jumlah kecamatan di kabupaten/kota
dimaksud. Dukungan dimaksud dibuat dalam bentuk surat dukungan yg
diserta dengan fotokopi, KECUALI :
a. E-KTP
b. kartu keluarga
c. paspor
d. kartu kredit

186. Pemilih boleh memberikan dukungan untuk Calon Perseorangan.


Dukungan dimaksud hanya diberikan kepada:
a. 1 Paslon perseorangan
b. 2 Paslon perseorangan
c. 1 Paslon Parpol
d. 2 Paslon Parpol

Pasal 42
187. Paslon Gubernur & Cawagub didaftarkan ke KPU Provinsi oleh, KECUALI:
a. Parpol
b. gabungan Parpol
c. perseorangan.
d. LSM

188. Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon Wawali
didaftarkan ke ………………. oleh Parpol, gabungan Parpol, atau
perseorangan.
a. KPU Kecamatan
b. KPU Kabupaten/Kota
c. KPU Provinsi
d. KPU RI

189. Pendaftaran Paslon Gubernur & Cawagub oleh Parpol ditandatangani oleh
ketua Parpol & sekretaris Parpol tingkat Provinsi disertai SK Pengurus
Parpol tingkat Pusat tentang Persetujuan atas calon yg diusulkan oleh
Pengurus Parpol:
a. tingkat Provinsi
b. tingkat Pusat
c. tingkat Kabupaten
d. tingkat Kecamatan

190. Dalam hal pendaftaran Paslon tidak dilaksanakan oleh pimpinan Parpol
tingkat Provinsi, pendaftaran Paslon yg telah disetujui Parpol tingkat Pusat,
dapat dilaksanakan oleh :
a. pimpinan Parpol tingkat Pusat
b. pimpinan Parpol tingkat Provinsi
c. pimpinan Parpol tingkat Kabupaten
d. pimpinan Parpol tingkat Desa/Kelurahan

191. Pendaftaran Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon
Wawali oleh Parpol ditandatangani oleh ketua Parpol & sekretaris Parpol
tingkat kabupaten/kota disertai SK Pengurus Parpol tingkat Pusat tentang
Persetujuan atas calon yang diusulkan oleh Pengurus Parpol tingkat:
a. Provinsi
b. Kabupaten
c. Kecamatan
d. Pusat

192. Dalam hal pendaftaran Paslon tidak dilaksanakan oleh pimpinan Parpol
tingkat Kabupaten/Kota, pendaftaran Paslon yg telah disetujui Parpol
tingkat Pusat, dapat dilaksanakan oleh pimpinan Parpol tingkat:
a. Pusat
b. Provinsi
c. Kabupaten
d. Kecamatan

193. Pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah oleh gabungan
Parpol ditandatangani oleh para ketua Parpol & para sekretaris Parpol di
tingkat Provinsi atau para ketua Parpol & para sekretaris Parpol di tingkat
kabupaten/kota disertai SK masing-masing Pengurus Parpol tingkat Pusat
tentang Persetujuan atas calon yg diusulkan oleh Pengurus Parpol tingkat
provinsi dan/atau Pengurus Parpol tingkat:
a. kabupaten/kota
b. provinsi
c. pusat
d. dunia

Pasal 43

194. Parpol / gabungan Parpol dilarang menarik calonnya dan/atau calonnya


dilarang mengundurkan diri terhitung sejak pendaftaran sebagai calon pada
KPU Provinsi atau
a. KPU Kabupaten/Kota
b. DKPP
c. MK
d. MA

195. Dalam hal Parpol / gabungan Parpol menarik calonnya atau calonnya
mengundurkan diri, Parpol / gabungan Parpol yg mencalonkan :
a. tidak dapat mengusulkan calon pengganti
b. masih dapat mengusulkan calon pengganti
c. tidak dapat menarik kembali
d. dapat mengganti dukungannya

196. Calon perseorangan dilarang mengundurkan diri terhitung sejak …………….


pada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
a. pendaftaran sebagai calon
b. pemasukan berkas pencalonan
c. hari H
d. kampanye

197. Dalam hal calon perseorangan mengundurkan diri dengan alasan yg tidak
dapat diterima setelah pendaftaran pada KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota yg bersangkutan dikenai sanksi administratif berupa
denda sebesar Rp.20 miliar untuk Calon Gubernur & ………… untuk Calon
Bupati atau Calon Walikota
a. Rp.10 miliar
b. Rp.20 miliar
c. Rp.10 juta
d. Rp.20 juta

Pasal 44

198. Masa pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah paling lama
3 hari terhitung sejak :
a. pengumuman pendaftaran Paslon
b. pemasukan berkas pencalonan
c. verifikasi persyaratan calon
d. penetapan paslon

Pasal 45

199. Pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah disertai dengan
penyampaian:
a. kelengkapan dokumen persyaratan
b. mahar politik
c. materi kampanye
d. visi misi

200. Pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah disertai dengan
penyampaian kelengkapan dokumen persyaratan, meliputi, KECUALI:
a. surat pernyataan, yg dibuat & ditandatangani oleh calon sendiri
b. surat tanda terima laporan kekayaan calon dari instansi yg berwenang
memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara
c. daftar riwayat hidup calon yg dibuat & ditandatangani oleh calon
perseorangan & bagi calon yg diusulkan dari Parpol / gabungan Parpol
ditandatangani oleh calon, pimpinan Parpol atau pimpinan gabungan
Parpol
d. surat pernyataan, yg dibuat & ditandatangani oleh istri/suami paslon

201. Pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah disertai dengan
penyampaian kelengkapan dokumen persyaratan, meliputi, KECUALI:
a. surat pernyataan, yg dibuat & ditandatangani oleh calon sendiri
b. pas foto terbaru Calon Gubernur & Cawagub, Calon Bupati &
Cawabup, serta Calon Walikota & Calon Wawali
c. naskah visi, misi, & program Calon Gubernur & Cawagub, Calon
Bupati & Cawabup, serta Calon Walikota & Calon Wawali
d. naskah visi, misi, & program Partai

202. Pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah disertai dengan
penyampaian kelengkapan dokumen persyaratan, meliputi surat
keterangan, KECUALI:
a. hasil pemeriksaan kemampuan secara jasmani, rohani, & Bebas
penyalahgunaan narkotika dari tim yg terdiri dari dokter, ahli psikologi,
& BNN, yg ditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
b. tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yg
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dar Pengadilan Negeri yg
wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon atau bagi mantan
terpidana telah secara terbuka & jujur mengemukakan kepada publik
bahwa yg bersangkutan mantan terpidana dari pemimpin redaksi
media massa lokal atau nasional dengan disertai buktinya
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yg
telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari Pengadilan Negeri yg
wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal calon
d. sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yg telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dari Pengadilan Negeri yg wilayah
hukumnya meliputi tempat tinggal calon

203. Pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah disertai dengan
penyampaian kelengkapan dokumen persyaratan, meliputi surat
keterangan, KECUALI:
a. tidak pernah melakukan perbuatan tercela yg dibuktikan dengan
SKCK
b. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum yg menjadi tanggungjawabnya yg
merugikan keuangan negara, dari Pengadilan Negeri yg wilayah
hukumnya meliputi tempat tinggal calon
c. tidak dinyatakan pailit dari Pengadilan Negeri yg wilayah hukumnya
meliputi tempat tinggal calon
d. pernah melakukan perbuatan tercela yg dibuktikan dengan SKCK

204. Pendaftaran Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah disertai dengan
penyampaian kelengkapan dokumen persyaratan, meliputi fotokopi,
KECUALI:
a. ijazah pendidikan terakhir paling rendah SLTA /sederajat yg telah
dilegalisir oleh pihak yg berwenang
b. kartu NPWP atas nama calon, tanda terima penyampaian surat
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi
atas nama calon, untuk masa 5 tahun terakhir, yg dibuktikan dengan
surat keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari kantor
pelayanan pajak tempat calon yg bersangkutan terdaftar
c. E-KTP dengan NIK
d. Akta lahir

Pasal 46
205. Calon perseorangan pada saat mendaftar wajib menyerahkan, KECUALI:
a. surat pencalonan yg ditandatangani oleh yg bersangkutan.
b. berkas dukungan dalam bentuk pernyataan dukungan yg dilampiri
dengan identitas diri berupa fotokopi E-KTP atau surat keterangan
tanda penduduk
c. dokumen persyaratan administrasi.
d. Dokumen kekayaan pribadi

Pasal 47

206. Parpol / gabungan Parpol dilarang menerima imbalan dalam bentuk


apapun pada proses pencalonan :
a. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
b. Kepala Desa
c. Anggota BPD
d. Komisioner KPI

207. Dalam hal Parpol / gabungan Parpol terbukti menerima imbalan dalam
proses pencalonan, Parpol / gabungan Parpol yg bersangkutan dilarang
mengajukan calon pada periode berikutnya di :
a. daerah yg sama
b. daerah yg berbeda
c. daerah yg berdekatan
d. daerah yg jauh
208. Parpol / gabungan Parpol yg menerima imbalan dalam proses pencalonan
harus dibuktikan dengan ………… yg telah memperoleh kekuatan hukum
tetap
a. putusan pengadilan
b. putusan Bawaslu
c. putusan MA
d. putusan MK

209. Setiap orang atau lembaga dilarang memberi imbalan kepada Parpol /
gabungan Parpol dalam bentuk apapun dalam proses ……………. Gubernur
& Wagub, Bupati & Wabup, serta Walikota & Wawali
a. pencalonan
b. pendaftaran
c. perekrutan
d. pembentukan

210. Setiap orang atau lembaga dilarang memberi imbalan kepada Parpol /
gabungan Parpol dalam bentuk apapun dalam proses pencalonan Gubernur
& Wagub, Bupati & Wabup, serta Walikota & Wawali. Yang dimaksud
dengan “orang” termasuk :
a. Calon Kepala Daerah & Calon Wakil Kepala Daerah
b. Calon pejabat daerah
c. Calon Kepala Desa
d. Calon auditor

211. Dalam hal putusan pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap
menyatakan setiap orang atau lembaga terbukti memberi imbalan pada
proses pencalonan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah maka penetapan
sebagai calon, Paslon terpilih, atau sebagai Kepala Daerah, Wakil Kepala
Daerah :
a. Dibatalkan
b. Diteruskan
c. Ditunda
d. Dipending

212. Setiap Parpol / gabungan Parpol yg terbukti menerima imbalan dalam


proses pencalonan, dikenakan denda sebesar …………. dari nilai imbalan yg
diterima
a. 10 kali lipat
b. 20 kali lipat
c. 30 kali lipat
d. 40 kali lipat

BAB VIII

VERIFIKASI DUKUNGAN CALON & PENELITIAN KELENGKAPAN PERSYARATAN


CALON

Bagian Kesatu
Verifikasi & Rekapitulasi Dukungan Calon Perseorangan

Pasal 48

213. Paslon atau tim y g diberikan kuasa oleh Paslon menyerahkan dokumen
syarat dukungan pencalonan untuk Pilgub kepada KPU Provinsi & untuk
Pilbup serta Pilwali kepada KPU Kabupaten/Kota untuk dilakukan verifikasi
administrasi & dibantu oleh :
a. PPK & PPS
b. PPL
c. DKPP
d. KPU

214. Verifikasi administrasi terhadap dokumen syarat dukungan pencalonan


dilakukan dengan:
a. mencocokkan & meneliti berdasarkan NIK, nama, jenis kelamin,
tempat & tanggal lahir, & alamat dengan mendasarkan pada E-KTP
atau surat keterangan yg diterbitkan Disdukcatpil
b. berdasarkan DPT pemilu terakhir
c. berdasarkan DP4 dari Kemendagri
d. berdasarkan DP3

215. Verifikasi administrasi terhadap dokumen syarat dukungan pencalonan


dilakukan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota & dapat berkoordinasi
dengan :
a. Disdukcatpil Provinsi atau Kabupaten/Kota
b. Dinas Satpol PP Provinsi atau Kabupaten/Kota
c. Balitbangda Provinsi atau Kabupaten/Kota
d. Badan Kesatuan Bangsa Provinsi atau Kabupaten/Kota

216. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh Paslon perseorangan
atau tim yg diberikan kuasa oleh Paslon menyerahkan dokumen syarat
dukungan kepada PPS untuk dilakukan verifikasi faktual paling lambat
……………. sebelum waktu pendaftaran Paslon dimulai
a. 28 Hari
b. 29 hari
c. 30 hari
d. 1 hari

217. Verifikasi faktual terhadap dokumen syarat dukungan Paslon perseorangan


dilakukan paling lama 14 Hari terhitung sejak dokumen syarat dukungan
Paslon perseorangan diserahkan ke :
a. PPS
b. PPL
c. KPPS
d. DKPP

218. Verifikasi faktual terhadap dokumen syarat dukungan Paslon perseorangan


dilakukan dengan metode sensus dengan menemui langsung setiap:
a. pendukung calon
b. tim sukses
c. relawan
d. kepala desa

219. Verifikasi faktual terhadap pendukung calon yg tidak dapat ditemui pada
saat verifikasi faktual, Paslon diberikan kesempatan untuk menghadirkan
pendukung calon yg dimaksud di kantor PPS paling lambat ……………….
terhitung sejak PPS tidak dapat menemui pendukung tersebut
a. 3 Hari
b. 1 hari
c. 5 hari
d. 7 hari

220. Jika Paslon tidak dapat menghadirkan pendukung calon dalam verifikasi
faktual maka dukungan calon dinyatakan :
a. Tidak memenuhi syarat.
b. Memenuhi syarat
c. Tidak memenuhi syarat formil
d. Memenuhi syarat dengan catatan

221. Hasil verifikasi faktual terhadap dokumen dukungan Paslon perseorangan


berdasarkan nama :
a. tidak diumumkan
b. diumumkan
c. dirahasiakan
d. disimpan

222. Hasil verifikasi dokumen syarat dukungan Paslon perseorangan dituangkan


dalam berita acara yg selanjutnya diteruskan kepada PPK & salinan hasil
verifikasi disampaikan kepada :
a. Paslon
b. Parpol
c. Pemerintah Daerah
d. Auditor

223. PPK melakukan verifikasi & rekapitulasi jumlah dukungan Paslon untuk
menghindari adanya seseorang yg memberikan dukungan kepada lebih dari
1 Paslon & adanya informasi manipulasi dukungan yg dilaksanakan paling
lama :
a. 7 Hari
b. 5 Hari
c. 3 Hari
d. 1 Hari

224. Hasil verifikasi dukungan Paslon perseorangan dituangkan dalam berita


acara yg selanjutnya diteruskan kepada KPU Kabupaten/Kota & salinan
hasil verifikasi & rekapitulasi disampaikan kepada :
a. Paslon
b. Parpol
c. Gabungan Parpol
d. Relawan

225. Dalam Pilkada, salinan hasil verifikasi dan rekapitulasi dipergunakan oleh
Paslon perseorangan sebagai bukti :
a. pemenuhan persyaratan dukungan pencalonan
b. keseriusan mencalon
c. pemenuhan persyaratan formil
d. komitmen

226. KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota melakukan verifikasi & rekapitulasi
jumlah dukungan Paslon untuk menghindari adanya seseorang yg
memberikan dukungan kepada lebih dari 1 Paslon & adanya informasi
manipulasi dukungan yg dilaksanakan paling lama :
a. 7 Hari
b. 5 Hari
c. 3 Hari
d. 1 Hari

Bagian Kedua
Penelitian Kelengkapan Persyaratan Calon

Pasal 49

227. KPU Provinsi meneliti kelengkapan persyaratan administrasi Paslon


Gubernur & Cawagub & dapat melakukan klarifikasi kepada instansi yg
berwenang jika diperlukan, & menerima masukan dari masyarakat
terhadap keabsahan persyaratan Paslon
a. Gubernur & Cawagub
b. Bupai & Cawabup
c. Walikota & Calon Wawali
d. Kepala Desa

228. Penelitian persyaratan administrasi terhadap kelengkapan persyaratan


Calon Gubernur dan Calon Wagub dilakukan paling lama ………… sejak
penutupan pendaftaran Paslon Gubernur & Cawagub
a. 7 hari
b. 5 Hari
c. 3 Hari
d. 1 Hari

229. Hasil penelitian administrasi terhadap kelengkapan persyaratan Calon


Gubernur dan Calon Wagub diberitahukan secara tertulis kepada Parpol,
gabungan Parpol, atau Paslon perseorangan paling lambat :
a. 2 hari setelah penelitian selesai
b. 1 hari setelah penelitian selesai
c. 5 hari setelah penelitian selesai
d. 30 hari setelah penelitian selesai

230. Apabila hasil penelitian administrasi terhadap kelengkapan persyaratan


Calon Gubernur dan Calon Wagub dinyatakan tidak memenuhi syarat,
Parpol, gabungan Parpol, atau Paslon perseorangan diberi kesempatan
untuk melengkapi dan/atau memperbaiki persyaratan pencalonan paling
lama ………….. sejak pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU
Provinsi
a. 3 hari
b. 5 Hari
c. 3 Hari
d. 1 Hari

231. Dalam hal Paslon Gubernur & Cawagub yg diajukan Parpol / gabungan
Parpol berhalangan tetap s/d tahap penelitian kelengkapan persyaratan,
Parpol / gabungan Parpol diberi kesempatan untuk mengajukan Paslon
Gubernur & Cawagub pengganti paling lama 3 hari sejak pemberitahuan
hasil penelitian persyaratan oleh KPU Provinsi:
a. diterima
b. ditolak
c. diperiksa
d. disimpan

232. KPU Provinsi melakukan penelitian kelengkapan dan/atau perbaikan


persyaratan Paslon Gubernur & Cawagub & memberitahukan hasil
penelitian kepada pimpinan Parpol atau pimpinan gabungan Parpol paling
lama ………… sejak kelengkapan persyaratan diterima
a. 7 hari
b. 5 Hari
c. 3 Hari
d. 1 Hari

233. Dalam hal hasil penelitian terhadap kelengkapan perbaikan persyaratan


Paslon Gubernur & Cawagub, menetapkan calon yg diajukan tidak
memenuhi syarat, Parpol / gabungan Parpol tidak dapat mengajukan
a. Paslon Gubernur & Cawagub pengganti
b. Paslon Bupati & Calon Wabup pengganti
c. Paslon Walikota & Calon Wakil Walikota pengganti
d. Paslon Presiden & Calon Wapres pengganti

234. Dalam hal hasil penelitian terhadap kelengkapan perbaikan persyaratan


Paslon Gubernur & Cawagub menghasilkan Paslon yg memenuhi
persyaratan kurang dari 2 Paslon, tahapan pelaksanaan Pemilihan ditunda
paling lama:
a. 10 hari
b. 15 hari
c. 20 hari
d. 30 hari

235. Dalam hal hasil penelitian terhadap kelengkapan perbaikan persyaratan


Paslon Gubernur & Cawagub menghasilkan Paslon yg memenuhi
persyaratan kurang dari 2 Paslon, tahapan pelaksanaan Pemilihan :ditunda
paling lama 10 hari. KPU Provinsi membuka kembali pendaftaran Paslon
Gubernur & Cawagub paling lama :
a. 3 hari setelah penundaan tahapan
b. 1 hari setelah penundaan tahapan
c. 3 hari setelah penetapan
d. 1 hari setelah penetapan

Pasal 50
236. KPU Kabupaten/Kota meneliti kelengkapan persyaratan administrasi Paslon
Bupati & Cawabup atau Paslon Walikota & Calon Wawali & dapat
melakukan klarifikasi kepada instansi yg berwenang jika diperlukan, &
menerima masukan dari masyarakat terhadap :
a. keabsahan persyaratan Paslon
b. kebenaran niat Paslon
c. kebesaran jiwa Paslon
d. Kesabaran hati Paslon

237. Penelitian persyaratan administrasi Paslon Bupati & Cawabup atau Paslon
Walikota & Calon Wawali dilakukan paling lama 7 hari sejak:
a. penutupan pendaftaran Paslon
b. masa kampanye
c. penetapan
d. pengumuman pendaftaran

238. Hasil penelitian kelengkapan persyaratan administrasi Paslon Bupati &


Cawabup atau Paslon Walikota & Calon Wawali diberitahukan secara
tertulis kepada Parpol, gabungan Parpol, atau Paslon perseorangan paling
lambat ………… setelah penelitian selesai
a. 2 hari
b. 5 hari
c. 7 hari
d. 30 hari

239. Apabila hasil penelitian kelengkapan persyaratan administrasi Paslon


Bupati & Cawabup atau Paslon Walikota & Calon Wawali dinyatakan tidak
memenuhi syarat, Parpol, gabungan Parpol, atau Paslon perseorangan
diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki persyaratan
pencalonannya paling lama 3 hari sejak pemberitahuan hasil penelitian
persyaratan oleh KPU Kabupaten/Kota:
a. Diterima
b. Ditolak
c. Ditunda
d. Dibatalkan

240. Dalam hal Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon Wawali
diajukan oleh Parpol / gabungan Parpol berhalangan tetap s/d tahap
penelitian kelengkapan persyaratan, Parpol / gabungan Parpol diberi
kesempatan untuk mengajukan Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon
Walikota & Calon Wawali pengganti paling lama 3 hari sejak pemberitahuan
hasil penelitian persyaratan oleh :
a. KPU Kabupaten/Kota diterima
b. KPU Provinsi diterima
c. KPU RI diterima
d. Bawaslu diterima

241. KPU Kabupaten/Kota melakukan penelitian tentang kelengkapan dan/atau


perbaikan persyaratan Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota &
Calon Wawali & memberitahukan hasilnya kepada pimpinan Parpol atau
pimpinan gabungan Parpol paling lama ………. sejak kelengkapan
persyaratan diterima
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

242. Dalam hal hasil penelitian tentang kelengkapan dan/atau perbaikan


persyaratan Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon
Wawali menetapkan Paslon yg diajukan tidak memenuhi syarat, Parpol /
gabungan Parpol :
a. tidak dapat mengajukan pengganti
b. dapat mengajukan pengganti
c. masih dapat mengajukan penggant
d. tidak dapat mengajukan pengganti kecuali ditentukan lain dalam
undang-undang

243. Dalam hal hasil penelitian kelengkapan dan/atau perbaikan persyaratan


Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon Wawali
menghasilkan Paslon yg memenuhi persyaratan kurang dari 2 Paslon,
tahapan pelaksanaan Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota &
Calon Wawali pemilihan ditunda paling lama :
a. 10 hari
b. 25 hari
c. 30 hari
d. 65 hari

244. Dalam hal hasil penelitian kelengkapan dan/atau perbaikan persyaratan


Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon Wawali
menghasilkan Paslon yg memenuhi persyaratan kurang dari 2 Paslon,
tahapan pelaksanaan Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota &
Calon Wawali pemilihan ditunda paling lama 10 hari. KPU Kabupaten/Kota
membuka kembali pendaftaran Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon
Walikota & Calon Wawali paling lama :
a. 3 hari setelah penundaan tahapan
b. 1 hari setelah penundaan tahapan
c. 5 hari setelah penundaan tahapan
d. 7 hari setelah penundaan tahapan

BAB IX
PENETAPAN CALON

Pasal 51

245. KPU Provinsi menuangkan hasil penelitian syarat administrasi & penetapan
Paslon dalam Berita Acara Penetapan Paslon:
a. Gubernur & Cawagub.
b. Bupati & Cawabup
c. Walikota & Cawawali
d. Presiden & Cawapres

246. Berdasarkan Berita Acara Penetapan Paslon Gubernur & Cawagub, KPU
Provinsi menetapkan paling sedikit 2 Paslon Gubernur & Cawagub dengan
Keputusan:
a. KPU Provinsi.
b. KPU RI
c. KPU Kabupaten
d. KPU Kota

247. Paslon Gubernur & Cawagub yg telah ditetapkan oleh KPU Provinsi
dilakukan pengundian nomor urut Paslon:
a. Gubernur & Cawagub
b. Bupati & Cawabup
c. Walikota & Cawawali
d. Presiden & Cawapres

248. Pengundian nomor urut Paslon Gubernur & Cawagub dilaksanakan KPU
Provinsi yg disaksikan oleh, KECUALI:
a. Parpol
b. gabungan Parpol
c. Paslon perseorangan
d. Agen Mossad

249. Nomor urut Paslon Gubernur & Cawagub bersifat tetap & sebagai dasar
KPU Provinsi dalam pengadaan :
a. surat suara
b. tinta
c. paku
d. sampul

250. Paslon yg telah ditetapkan sebagai peserta Pilkada diumumkan secara


terbuka paling lambat :
a. 1 hari sejak tanggal penetapan
b. 2 hari sejak tanggal penetapan
c. 3 hari sejak tanggal penetapan
d. 4 hari sejak tanggal penetapan

Pasal 52

251. KPU Kabupaten/Kota menuangkan hasil penelitian syarat administrasi &


penetapan Paslon dalam Berita Acara:
a. Penetapan Paslon
b. Penetapan Paslon terpilih
c. Penetapan jadwal kampanye
d. Penetapan tim kampanye

252. Berdasarkan Berita Acara Penetapan paslon peserta Pilkada, KPU


Kabupaten/Kota menetapkan paling sedikit 2 Paslon Bupati & Cawabup
serta Paslon Walikota & Calon Wawali dengan Keputusan:
a. KPU Kabupaten/Kota
b. KPU RI
c. KPU Provinsi
d. KPU Kecamatan

253. Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon Wawali yg telah
ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota sebagai peserta Pilkada dilakukan :
a. pengundian nomor urut Paslon
b. rakor kesiapan
c. konsolidasi
d. pengundian posisi saat debat terbuka

254. Pengundian nomor urut Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota &
Calon Wawali dilaksanakan KPU Kabupaten/Kota yg disaksikan oleh,
KECUALI:
a. Parpol
b. gabungan Parpol
c. Paslon perseorangan.
d. LSM

255. Nomor urut Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon
Wawali bersifat tetap & sebagai dasar KPU Kabupaten/Kota dalam
pengadaan :
a. surat suara
b. formulir
c. sampul
d. paku

256. Paslon yg telah ditetapkan sebagai peserta Pemilihan Bupati & Wabup atau
Walikota & Wawali diumumkan secara terbuka paling lambat ………. sejak
tanggal penetapan:
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 5 hari

Pasal 53
257. Parpol / gabungan Parpol dilarang menarik Paslonnya dan/atau Paslon
dilarang mengundurkan diri terhitung sejak …………… oleh KPU Provinsi &
KPU Kabupaten/Kota
a. ditetapkan sebagai Paslon
b. diteapkan sebagai kompetitor
c. ditetapkan sebagai tersangka
d. ditetapkan sebagai pelanggaran etika

258. Dalam hal Parpol & gabungan Parpol menarik Paslonnya dan/atau Paslon
mengundurkan diri, Parpol atau gabungan Parpol yg mencalonkan:
a. tidak dapat mengusulkan Paslon pengganti
b. dapat mengusulkan Paslon pengganti
c. dapat mengusulkan diri sendiri
d. tidak dapat mengusulkan berkas pengawasan

259. Paslon perseorangan dilarang mengundurkan diri terhitung sejak


ditetapkan sebagai Paslon oleh, KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. DKPP

260. Dalam hal Paslon perseorangan mengundurkan diri dari Paslon Gubernur &
Cawagub setelah ditetapkan KPU Provinsi, Paslon dikenai sanksi
administratif berupa denda sebesar:
a. Rp.20 M
b. Rp.10 M
c. Rp.5 M
d. Rp.2,5 M

261. Dalam hal Paslon perseorangan mengundurkan diri dari Paslon Bupati &
Cawabup serta Paslon Walikota & Calon Wawali setelah ditetapkan KPU
Kabupaten/Kota, Paslon dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar:
a. Rp.10 M
b. Rp15 M
c. Rp.20 M
d. Rp.25 M

Pasal 54
262. Dalam hal Paslon atau salah satu calon dari Paslon meninggal dunia
dalam jangka waktu sejak penetapan Paslon s/d hari pemungutan suara,
Parpol / gabungan Parpol dapat mengusulkan Paslon atau salah satu calon
dari Paslon pengganti paling lambat ………… sebelum hari pemungutan
suara
a. 30 Hari
b. 20 Hari
c. 10 Hari
d. 1 Hri
263. Dalam hal Paslon atau salah satu calon dari Paslon meninggal dunia
dalam jangka waktu sejak penetapan Paslon s/d hari pemungutan suara,
Parpol / gabungan Parpol dapat mengusulkan Paslon atau salah satu calon
dari Paslon pengganti paling lambat 30 Hari sebelum hari pemungutan
suara. Parpol / gabungan Parpol mengusulkan Paslon atau salah satu calon
dari Paslon pengganti dimaksud paling lambat 7 Hari terhitung sejak Paslon
atau salah satu calon dari:
a. Paslon meninggal dunia
b. Paslon menghilang
c. Paslon sakit
d. Paslon istirahat

264. KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota meneliti persyaratan administrasi


Paslon atau salah satu calon dari Paslon pengganti (karena paslon
meninggal dunia) dalam jangka waktu paling lambat 3 Hari terhitung sejak:
a. tanggal pengusulan
b. tanggal penetapan
c. tanggal pengecekan
d. tanggal pemurnian

265. Dalam hal Paslon atau salah satu calon dari Paslon pengganti memenuhi
persyaratan berdasarkan hasil penelitian administrasi, KPU Provinsi atau
KPU Kabupaten/Kota menetapkan Paslon atau salah satu calon dari Paslon
pengganti dalam jangka waktu paling lambat 1 Hari terhitung sejak
dinyatakan:
a. memenuhi syarat
b. tidak memenuhi syarat
c. ½ memenuhi syarat
d. Memenuhi syarat dengan catatan

266. Dalam hal Parpol / gabungan Parpol tidak mengusulkan salah satu calon
dari Paslon pengganti, salah satu calon yg tidak meninggal dunia,
dinyatakan :
a. gugur & tidak dapat mengikuti Pemilihan
b. batal
c. sah
d. lanjut

267. Dalam hal salah satu calon dari Paslon meninggal dunia dalam jangka
waktu 29 Hari sebelum hari pemungutan suara, Parpol / gabungan Parpol
tidak dapat mengusulkan calon pengganti, & salah satu calon dari Paslon
yg tidak meninggal dunia ditetapkan sebagai :
a. Paslon Pemilihan
b. Paslon Terfavorit
c. Paslon Terpanas
d. Palson Termuda

268. Dalam hal salah satu calon dari Paslon meninggal dunia, KPU Provinsi atau
KPU Kabupaten/Kota wajib mengumumkan kepada :
a. Masyarakat
b. LSM
c. Menteri Agama
d. Presiden

Pasal 54A

269. Dalam hal Paslon perseorangan meninggal dunia terhitung sejak ditetapkan
sebagai Paslon s/d hari pemungutan suara, Paslon dinyatakan :
a. gugur serta tidak dapat mengikuti Pemilihan
b. gugur namun tetap dapat mengikuti Pemilihan
c. tidak gugur serta tidak dapat mengikuti Pemilihan
d. tidak gugur namun tidak dapat mengikuti Pemilihan
270. Dalam hal salah satu calon dari Paslon perseorangan meninggal dunia
terhitung sejak ditetapkan sebagai Paslon s/d hari pemungutan suara,
calon perseorangan dapat mengusulkan calon pengganti paling lambat
………… sebelum hari pemungutan suara untuk ditetapkan sebagai Paslon
Pemilihan
a. 30 Hari
b. 15 Hari
c. 10 Hari
d. 5 Hari

271. Dalam hal salah satu calon dari Paslon perseorangan meninggal dunia, KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota wajib:
a. mengumumkan kepada masyarakat
b. menyimpan di tempat yang aman
c. merahasiakannya
d. melaporkan kepada Bawaslu

Pasal 54B

272. Ketentuan mengenai meninggalnya Paslon atau salah satu calon dari Paslon
berlaku secara ……………… terhadap Paslon atau salah satu calon dari
Paslon dalam Pemilihan 1 Paslon.
a. mutatis mutandis
b. turun temurun
c. adat
d. format

Pasal 54C

273. Pemilihan 1 Paslon dilaksanakan dalam hal memenuhi kondisi sebagai


berikut, KECUALI:
a. setelah dilakukan penundaan & s/d berakhirnya masa perpanjangan
pendaftaran, hanya terdapat 1 Paslon yg mendaftar & berdasarkan
hasil penelitian Paslon tersebut dinyatakan memenuhi syarat.
b. terdapat lebih dari 1 Paslon yg mendaftar & berdasarkan hasil
penelitian hanya terdapat 1 Paslon yg dinyatakan memenuhi syarat &
setelah dilakukan penundaan s/d berakhirnya masa pembukaan
kembali pendaftaran tidak terdapat Paslon yg mendaftar atau Paslon yg
mendaftar berdasarkan hasil penelitian dinyatakan tidak memenuhi
syarat yg mengakibatkan hanya terdapat 1 Paslon.
c. sejak penetapan Paslon s/d saat dimulainya masa Kampanye terdapat
Paslon yg berhalangan tetap, Parpol / gabungan Parpol tidak
mengusulkan calon/Paslon pengganti atau calon/Paslon pengganti yg
diusulkan dinyatakan tidak memenuhi syarat yg mengakibatkan hanya
terdapat 1 Paslon.
d. setelah dilakukan penundaan & s/d berakhirnya masa perpanjangan
pendaftaran, terdapat lebih dari 1 Paslon yg mendaftar & berdasarkan
hasil penelitian Paslon tersebut dinyatakan memenuhi syarat.

274. Pemilihan 1 Paslon dilaksanakan dalam hal memenuhi kondisi antara lain
adalah sejak dimulainya masa Kampanye s/d hari pemungutan suara
terdapat Paslon yg berhalangan tetap, Parpol / gabungan Parpol tidak
mengusulkan calon/Paslon pengganti atau calon/Paslon pengganti yg
diusulkan dinyatakan tidak memenuhi syarat yg mengakibatkan:
a. hanya terdapat 1 Paslon
b. terdapat 2 Paslon
c. hanya terdapat 1 calon
d. terdapat banyak Paslon
275. Pemilihan 1 Paslon dilaksanakan dalam hal memenuhi kondisi antara lain
adalah terdapat Paslon yg dikenakan sanksi pembatalan sebagai peserta
Pemilihan yg mengakibatkan:
a. hanya terdapat 1 Paslon
b. terdapat 2 Paslon
c. hanya terdapat 1 calon
d. terdapat banyak Paslon

276. Pemilihan 1 Paslon dilaksanakan dengan menggunakan surat suara yg


memuat 2 kolom yg terdiri atas 1 kolom yg memuat foto Paslon & 1 kolom
kosong yg :
a. Tidak bergambar.
b. Bergambar
c. Kosong
d. Full colour

277. Pemberian suara dilakukan dengan cara :


a. Mencoblos.
b. Mencontreng
c. Merekatkan
d. Merobek

Pasal 54D

278. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan Paslon terpilih pada
Pemilihan 1 Paslon jika mendapatkan suara lebih dari:
a. 50% dari suara sah.
b. 75% dari suara sah
c. 25% dari suara sah
d. 10% dari suara sah

279. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menetapkan Paslon terpilih pada
Pemilihan 1 Paslon jika mendapatkan suara lebih dari: 50% dari suara sahJ
ika perolehan suara Paslon kurang dari itu, Paslon yg kalah dalam
Pemilihan:
a. boleh mencalonkan lagi dalam Pemilihan berikutnya
b. tidak boleh mencalonkan lagi dalam Pemilihan berikutnya
c. tidak boleh mencalonkan lagi untuk selamanya
d. boleh mencalonkan lagi dalam Pemilihan Susulan

280. Pemilihan berikutnya diulang kembali pada tahun berikutnya atau


dilaksanakan sesuai dengan jadwal yg dimuat dalam:
a. Peraturan perundang-undangan.
b. Peraturan daerah
c. Keputusan KPU
d. Keputusan MK

281. Dalam hal belum ada Paslon terpilih terhadap hasil Pemilihan, Pemerintah
menugaskan ………. Gubernur, penjabat Bupati, atau penjabat Walikota.
a. Penjabat
b. Pelaksana Tugas (Plt)
c. Pelaksana Harian (Plh)
d. Pejabat Sementara (Pjs)

BAB X
HAK MEMILIH & PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH

Bagian Kesatu
Hak Memilih
Pasal 56
282. WNI yg pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 tahun atau
sudah/pernah kawin, mempunyai :
a. hak memilih
b. hak menentukan nasib sendiri
c. hak politik
d. hak menentukan pilihan sendiri

283. WNI yang memiliki hak pilih didaftar 1 kali oleh :


a. penyelenggara
b. pelaksana
c. penghubung
d. pencipta

284. Jika Pemilih mempunyai lebih dari 1 tempat tinggal, Pemilih tersebut harus
memilih salah satu tempat tinggalnya yg dicantumkan dalam daftar pemilih
berdasarkan E-KTP dan/atau surat keterangan domisili dari :
a. Kades atau sebutan lain/ Lurah
b. Bupati
c. Walikota
d. Gubernur

Pasal 57

285. Untuk dapat menggunakan hak memilih, WNI harus terdaftar sebagai :
a. Pemilih
b. Pengunjung
c. Pemirsa
d. Penghibur

286. Dalam hal WNI tidak terdaftar sebagai Pemilih pada saat pemungutan suara
menunjukkan :
a. E-KTP
b. kartu keluarga
c. paspor
d. identitas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

287. Untuk dapat didaftar sebagai Pemilih, WNI harus memenuhi syarat tidak
sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yg telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dan/atau:
a. tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya
b. sedang terganggu jiwa/ingatannya
c. epilepsi
d. tidak menjauh dari keluarganya

288. WNI yg tidak terdaftar dalam daftar Pemilih & pada saat pemungutan suara
tidak memenuhi syarat, yg bersangkutan :
a. tidak dapat menggunakan hak memilihnya
b. dapat menggunakan hak memilihnya
c. menggunakna hak memilih dengan bijaksana
d. menggunakan hal baru

Bagian Kedua
Penyusunan Daftar Pemilih

Pasal 58

289. DPT Pemilu terakhir digunakan sebagai sumber pemutakhiran data


pemilihan dengan mempertimbangkan :
a. DP4
b. DP3
c. DP2
d. DP1

290. DP4 berasal dari Disdukcatpil Kabupaten/Kota yg telah dikonsolidasikan,


diverifikasi, & divalidasi oleh Menteri digunakan sebagai bahan
penyusunan:
a. daftar Pemilih untuk Pemilihan
b. daftar calon untuk Pemilihan
c. daftar Pemilih untuk Pilkades
d. daftar caleg untuk masa reses

291. Daftar pemilih oleh PPS dilakukan pemutakhiran berdasarkan perbaikan


dari RT, RW, atau sebutan lain & tambahan Pemilih yg telah memenuhi
persyaratan sebagai Pemilih paling lambat 14 Hari terhitung sejak
diterimanya hasil konsolidasi, verifikasi, &:
a. Validasi
b. Vaksinasi
c. Variasi
d. Varuminasi

292. Yang dimaksud dengan “pemutakhiran” adalah menambah dan/atau


mengurangi calon pemilih sesuai dengan kondisi nyata di lapangan, bukan
untuk merubah elemen data yg bersumber dari:
a. DP4
b. DP3
c. DP2
d. DP1

293. Daftar Pemilih hasil pemutakhiran diserahkan kepada PPK untuk dilakukan
rekapitulasi daftar Pemilih tingkat :
a. PPK
b. PPS
c. KPPS
d. PPDP

294. Rekapitulasi daftar Pemilih hasil pemutakhiran diserahkan oleh PPK kepada
KPU Kabupaten/Kota paling lambat 3 Hari terhitung sejak selesainya
pemutakhiran untuk dilakukan rekapitulasi daftar Pemilih tingkat
kabupaten/kota, yg kemudian ditetapkan sebagai :
a. DPS
b. DPT
c. DPTb
d. DPK

295. DPS diumumkan secara luas & melalui papan pengumuman RT & RW atau
sebutan lain oleh PPS untuk mendapatkan masukan & tanggapan dari
masyarakat selama :
a. 10 Hari
b. 20 Hari
c. 30 Hari
d. 40 Hari

296. PPS memperbaiki DPS berdasarkan masukan & tanggapan dari masyarakat
paling lama 5 Hari terhitung sejak masukan & tanggapan dari masyarakat:
a. Berakhir
b. Berawal
c. Bermula
d. Berhenti

297. DPS yg telah diperbaiki diserahkan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk


ditetapkan sebagai DPT & diumumkan oleh PPS paling lama 2 Hari
terhitung sejak jangka waktu penyusunan:
a. DPT berakhir
b. DPTb berakhir
c. DPK bermula
d. DP4 berawal

Pasal 59
298. Penduduk yg telah terdaftar dalam DPT diberi surat pemberitahuan sebagai
Pemilih oleh :
a. PPS
b. PPK
c. PPS
d. KPPS

299. Penduduk y g mempunyai hak pilih & belum terdaftar dalam DPT
dapat mendaftarkan diri sebagai Pemilih kepada PPS untuk dicatat dalam:
a. DPT Tambahan
b. DPTb
c. DPK
d. DPRD

300. Pendaftaran DPT Tambahan dilakukan paling lambat 7 hari terhitung sejak:
a. pengumuman DPT
b. pencalonan
c. verifikasi
d. pengumuman DPS

301. Pemilih tambahan yg sudah didaftar diberi surat pemberitahuan sebagai


Pemilih oleh :
a. PPS
b. PPK
c. PPDP
d. KPPS

Pasal 60
302. DPT harus ditetapkan paling lambat 30 hari sebelum tanggal :
a. pemungutan suara Pemilihan
b. selesainya Pilkada
c. pemungutan suara Pilkades
d. pemungutan suara hati

Pasal 61

303. Dalam hal masih terdapat penduduk yg mempunyai hak pilih namun belum
terdaftar dalam DPT maupun DPT Tambahan, yg bersangkutan dapat
menggunakan hak pilihnya dengan menunjukkan :
a. E-KTP
b. kartu keluarga
c. paspor
d. identitas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-
Undangan

304. Penggunaan hak pilih bagi pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT maupun
DPT Tambahan dengan menggunakan E-KTP hanya dapat digunakan di TPS
yg berada di RT atau RW atau sebutan lain sesuai dengan alamat yg tertera
dalam :
a. E-KTP
b. kartu keluarga
c. paspor
d. identitas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

305. Sebelum menggunakan hak pilihnya penduduk yang tidak terdaftar dalam
DPT maupun DPT Tambahan bisa menggunakan hak pilihnya dengan
menggunakan E-KTP, yang bersangkutan terlebih dahulu mendaftarkan diri
pada KPPS setempat & dicatat dalam :
a. daftar Pemilih tambahan
b. DPTb
c. DPK
d. DPD

306. Sebelum menggunakan hak pilihnya penduduk yang tidak terdaftar dalam
DPT maupun DPT Tambahan bisa menggunakan hak pilihnya dengan
menggunakan E-KTP, yang bersangkutan terlebih dahulu mendaftarkan diri
pada KPPS setempat & dicatat dalam daftar Pemilih tambahan. Penggunaan
hak pilih penduduk dimaksud dilakukan …………. sebelum selesainya
pemungutan suara di TPS
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam

Pasal 62

307. Pemilih yg telah terdaftar dalam DPT kemudian berpindah tempat tinggal
atau karena ingin menggunakan hak pilihnya di tempat lain, Pemilih yg
bersangkutan harus melapor kepada :
a. PPS setempat
b. PPK setempat
c. KPPS setempat
d. PPL setempat

308. Pemilih yg telah terdaftar dalam DPT kemudian berpindah tempat tinggal
atau karena ingin menggunakan hak pilihnya di tempat lain, Pemilih yg
bersangkutan harus melapor kepada PPS setempat. PPS setempat mencatat
nama Pemilih dari daftar pemilih & memberikan surat keterangan:
a. pindah tempat memilih
b. pindah tempat tinggal
c. pindah ke lain hati
d. pindah sementara

309. Pemilih yg telah terdaftar dalam DPT kemudian berpindah tempat tinggal
atau karena ingin menggunakan hak pilihnya di tempat lain, Pemilih yg
bersangkutan harus melapor kepada PPS setempat. PPS setempat mencatat
nama Pemilih dari daftar pemilih & memberikan surat keterangan pindah
tempat memilih. Kemudian Pemilih melaporkan kepindahannya kepada :
a. PPS di tempat Pemilihan yg baru
b. PPK di tempat biasa
c. PPL di mana-mana
d. PPK di tempat

BAB XI
KAMPANYE

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 63
310. Kampanye dilaksanakan sebagai wujud dari pendidikan politik masyarakat
yg dilaksanakan secara :
a. bertanggung jawab
b. berani
c. tulus
d. ikhlas

311. Kampanye dilaksanakan oleh …………………… & dapat difasilitasi oleh KPU
Provinsi untuk Pilgub & KPU Kabupaten/Kota untuk Pilbup serta Pilwali.
a. Parpol dan/atau Paslon
b. Pesert pemilu
c. Sekretariat KPU
d. Sekretariat KPU RI

312. Jadwal pelaksanaan Kampanye ditetapkan oleh KPU Provinsi untuk Pilgub
& KPU Kabupaten/Kota untuk Pilbup serta Pilwali dengan memperhatikan
usul dari :
a. Paslon
b. Kemendagri
c. Presiden
d. Menkopolkam

Bagian Kedua
Materi Kampanye

Pasal 64

313. Paslon wajib menyampaikan visi & misi yg disusun berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi atau Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten/Kota secara lisan
maupun tertulis kepada :
a. Masyarakat
b. Parpol
c. TNI
d. POLRI

314. Paslon berhak untuk mendapatkan informasi atau data dari Pemerintah
Daerah sesuai dengan :
a. ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Adat istiadat
c. Hukum internasional
d. Etika

315. Penyampaian materi Kampanye dilakukan dengan cara yg sopan, tertib, &
bersifat :
a. Edukatif
b. Destruktif
c. Kontradktif
d. Manipulatif

Bagian Ketiga
Metode Kampanye

Pasal 65

316. Kampanye dapat dilaksanakan melalui, KECUALI:


a. pertemuan terbatas.
b. pertemuan tatap muka & dialog.
c. debat publik/debat terbuka antarPaslon
d. media instink
317. Kampanye dapat dilaksanakan melalui, KECUALI:
a. penyebaran bahan Kampanye kepada umum.
b. pemasangan alat peraga.
c. iklan media massa cetak & media massa elektronik
d. telehati

318. Kampanye dapat dilaksanakan melalui ……… yg tidak melanggar larangan


Kampanye & ketentuan peraturan perUndang-Undangan
a. kegiatan lain
b. telehati
c. media instink
d. jaringan yakuza

319. Kampanye dalam bentuk debat publik/debat terbuka antarPaslon,


penyebaran bahan Kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga,
iklan media massa cetak & media massa elektronik difasilitasi oleh KPU
Provinsi & KPU Kabupaten/Kota yg didanai :
a. APBD.
b. APBN
c. PHLN
d. PHDN

320. Kampanye pertemuan terbatas serta pertemuan tatap muka & dialog
didanai & dilaksanakan oleh :
a. Parpol dan/atau Paslon.
b. POLRI
c. TNI
d. Pemerintah Daerah

321. Kampanye penyebaran bahan Kampanye kepada umum dan pemasangan


alat peraga dapat didanai & dilaksanakan oleh :
a. Parpol dan/atau Paslon
b. POLRI
c. TNI
d. Pemerintah Daerah

Pasal 66

322. Media cetak & media elektronik dapat menyampaikan, KECUALI :


a. Tema Kampanye
b. Materi Kampanye
c. iklan Kampanye
d. black Campaign Kampanye

323. Pemerintah Daerah dapat memberikan kesempatan penggunaan fasilitas


umum untuk kegiatan Kampanye pada, KECUALI :
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. KPU LN

324. Semua yg hadir dalam pertemuan terbatas yg diadakan oleh Paslon hanya
dibenarkan membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau
atribut:
a. Paslon yg bersangkutan.
b. Paslon lain
c. Partai kompetitor
d. Gabungan parpol kompetitor

325. KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Pemerintah


Daerah untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk
keperluan:
a. Kampanye
b. Laporan dana kampanye
c. Intelijen
d. Hajatan

326. Pemasangan alat peraga Kampanye oleh KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika,
kebersihan, & keindahan kota atau kawasan setempat sesuai dengan:
a. ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Adat istiadat
c. Hukum alam
d. Hukum internasional

327. Pemasangan alat peraga Kampanye pada tempat yg menjadi milik


perseorangan atau badan swasta harus :
a. Seizin pemilik tempat tersebut
b. Melapor kepada pihak kepolisian
c. Seizin Kepala Negara
d. Melapor kepada Bawaslu

328. Alat peraga Kampanye harus sudah dibersihkan paling lambat ……..
sebelum hari pemungutan suara.
a. 3 hari
b. 2 hari
c. 1 hari
d. 30 hari

Bagian Keempat
Jadwal Kampanye

Pasal 67

329. Kampanye dilaksanakan 3 hari setelah penetapan Paslon peserta Pemilihan


s/d:
a. dimulainya masa tenang
b. dimulainya minggu tenang
c. dimulainya masa senyap
d. dimulainya tahapan kampanye

330. Masa tenang berlangsung selama 3 hari sebelum:


a. hari pemungutan suara
b. hari raya nyepi
c. hari besar
d. hari libur

Pasal 68

331. Debat publik/debat terbuka antar calon dilaksanakan paling banyak


…………. oleh KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota
a. 3 kali
b. 5 kali
c. 10 kali
d. 15 kali

332. Debat disiarkan secara langsung atau siaran tunda melalui :


a. Lembaga penyiaran publik
b. Lembaga nasional
c. Lemhanas
d. Lembaga masyarakat
333. Moderator debat dipilih oleh KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dari
kalangan profesional & akademisi yg mempunyai integritas, jujur, simpatik,
&:
a. tidak memihak kepada salah satu calon
b. memihak kepada salah satu calon
c. simpatik
d. empatik

334. Materi debat adalah visi, & misi & program Calon Gubernur & Cawagub,
Calon Bupati & Cawabup, serta Calon Walikota & Calon Wawali dalam
rangka, KECUALI:
a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. memajukan daerah.
c. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
d. meningkatkan kecerdasan finansial

335. Materi debat adalah visi, & misi & program Calon Gubernur & Cawagub,
Calon Bupati & Cawabup, serta Calon Walikota & Calon Wawali dalam
rangka, KECUALI:
a. menyelesaikan persoalan daerah.
b. menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah kabupaten/kota &
provinsi dengan nasional
c. memperkokoh NKRI & kebangsaan.
d. Memberangus SARA

336. Moderator debat dilarang memberikan komentar, penilaian, & kesimpulan


apapun terhadap :
a. Penyampaian materi debat dari setiap Paslon.
b. Debat yang berlangsung
c. Penampilan masing-masing kandidat
d. Situasi debat

Bagian Kelima
Larangan dalam Kampanye

Pasal 69

337. Dalam Kampanye dilarang, KECUALI:


a. mempersoalkan dasar negara Pancasila & Pembukaan UUD 45.
b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Calon Gubernur,
Cawagub, Calon Bupati, Cawabup, Calon Walikota, Calon Wawali,
dan/atau Parpol.
c. melakukan Kampanye berupa menghasut, memfitnah, mengadu domba
Parpol, perseorangan, dan/atau kelompok masyarakat.
d. merokok

338. Melakukan Kampanye berupa menghasut, memfitnah, mengadu domba


Parpol, perseorangan, dan/atau kelompok masyarakat dikenal dengan
istilah :
a. Kampanye hitam atau black campaign
b. Kampanye ungu
c. Kampanye abu-abu
d. fitnah

339. Dalam Kampanye dilarang, KECUALI:


a. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan
penggunaa kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat
dan/atau Parpol.
b. mengganggu keamanan, ketenteraman, & ketertiban umum.
c. mengancam & menganjurkan penggunaan kekerasan untuk
mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yg sah.
d. merokok

340. Dalam Kampanye dilarang, KECUALI:


a. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye.
b. menggunakan fasilitas & anggaran Pemerintah & Pemerintah Daerah.
c. menggunakan tempat ibadah & tempat pendidikan.
d. pacaran

341. Dalam Kampanye dilarang melakukan pawai yg dilakukan dengan berjalan


kaki dan/atau dengan:
a. kendaraan di jalan raya
b. jukung di sungai
c. pesawat di udara
d. kereta api di darat

342. Dalam Kampanye dilarang melakukan kegiatan Kampanye di luar jadwal yg


telah ditetapkan oleh, KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. KPU Kecamatan

Pasal 70

343. Dalam Kampanye, Paslon dilarang melibatkan, KECUALI:


a. pejabat BUMN/BUMD.
b. ASN, anggota POLRI, & anggota TNI
c. Kades atau sebutan lain/Lurah & perangkat Desa atau sebutan
lain/perangkat Kelurahan
d. Satgas Parpol

344. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah, pejabat negara lainnya, serta
pejabat daerah dapat ikut dalam kampanye dengan mengajukan ………….
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
a. izin cuti kampanye
b. izin sakit
c. cuti kerja
d. proposal kampanye

345. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah, yg mencalonkan kembali pada
daerah yg sama selama masa kampanye harus memenuhi ketentuan:
a. menjalani cuti di luar tanggungan negara
b. menjalani cuti kerja
c. menjalani cuti
d. menjalani masa rehat

346. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah, yg mencalonkan kembali pada
daerah yg sama selama masa kampanye dilarang menggunakan fasilitas yg
terkait dengan:
a. jabatannya
b. pribadinya
c. keluarganya
d. dirinya

347. Cuti untuk kampanye bagi Gubernur & Wagub diberikan oleh Menteri
Dalam Negeri atas nama Presiden & bagi Bupati & Wabup serta Walikota &
Wawali diberikan oleh :
a. Gubernur atas nama Menteri
b. Bupati atas nama Gubernur
c. Gubernur atas nama Presiden
d. Sekretaris Daerah atas nama Gubernur
348. Izin Cuti untuk kampanye yg telah diberikan pihak yang memiliki wewenang
wajib diberitahukan oleh Gubernur & Wagub kepada KPU Provinsi, & bagi
Bupati & Wabup, serta Walikota & Wawali kepada :
a. KPU Kabupaten/Kota
b. KPU Provinsi
c. KPU RI
d. Bawaslu RI

Pasal 71
349. Pejabat negara, pejabat daerah, pejabat ASN, anggota TNI/POLRI, & Kades
atau sebutan lain/Lurah dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan
yg menguntungkan atau merugikan:
a. salah satu Paslon
b. masyarakat
c. pemerintah daerah
d. kaum marginal

350. Yang dimaksud dengan “pejabat negara” adalah yg sebagaimana diatur


dalam Undang-Undang yg mengatur mengenai:
a. ASN
b. PNS
c. PPPK
d. Penyelenggara Pemilu

351. Yang dimaksud dengan “pejabat daerah” adalah yg sebagaimana diatur


dalam Undang-Undang yg mengatur mengenai:
a. Pemerintahan Daerah
b. Pemerintah Pusat
c. Pemerintah
d. PNS

352. Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dilarang melakukan penggantian
pejabat 6 bulan sebelum tanggal penetapan Paslon s/d akhir masa jabatan
kecuali mendapat persetujuan tertulis dari:
a. Menteri
b. Gubernur
c. Bupati
d. Walikota

353. Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dilarang melakukan penggantian
pejabat 6 bulan sebelum tanggal penetapan Paslon s/d akhir masa jabatan
kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri. Dalam hal terjadi
kekosongan jabatan, maka Gubernur, Bupati, & Walikota menunjuk:
a. Pejabat pelaksana tugas
b. Plh
c. Pelaksana harian
d. Pejabat pengganti

354. Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dilarang melakukan penggantian
pejabat 6 bulan sebelum tanggal penetapan Paslon s/d akhir masa jabatan
kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri. Yang dimaksud dengan
“penggantian” adalah hanya dibatasi untuk:
a. mutasi dalam jabatan
b. mutasi luar jabatan
c. mutasi
d. amputasi

355. Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dilarang menggunakan


kewenangan, program & kegiatan yg menguntungkan atau merugikan salah
satu Paslon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6
bulan sebelum tanggal penetapan Paslon s/d:
a. penetapan Paslon terpilih
b. penetapan Paslon
c. sengketa MK
d. sengketa perolehan hasil

356. Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dilarang menggunakan


kewenangan, program & kegiatan yg menguntungkan atau merugikan salah
satu Paslon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6
bulan sebelum tanggal penetapan Paslon s/d: penetapan Paslon terpilih.
Ketentuan dimaksud berlaku juga untuk, KECUALI:
a. Penjabat Gubernur
b. Penjabat Bupati
c. Pejabat Walikota
d. Pejabat teras

357. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah dilarang melakukan penggantian pejabat 6 bulan
sebelum tanggal penetapan paslon s/d akhir masa jabatan kecuali mendapat persetujuan
tertulis dari Menteri, & dilarang menggunakan kewenangan, program & kegiatan yg
menguntungkan / merugikan salah satu paslon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain
dalam waktu 6 bulan sebelum tanggal penetapan paslon s/d penetapan paslon terpilih. Bila
Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah selaku petahana melanggar
ketentuan tersebut, petahana tersebut dikenai sanksi :
a. Pembatalan sebagai calon oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota.
b. Pembatalan sebagai calon oleh Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota.
c. Pidana oleh POLRI.
d. Pidana oleh pengadilan.

Pasal 73
358. Calon dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan
uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilihan
dan/atau:
a. Pemilih
b. Peserta
c. Penggembira
d. Penyelenggara

359. Yang tidak termasuk “memberikan uang atau materi lainnya” meliputi,
………………………… (KECUALI) berdasarkan nilai kewajaran & kemahalan
suatu daerah yg ditetapkan dengan Peraturan KPU
a. pemberian biaya makan minum peserta kampanye
b. biaya transpor peserta kampanye
c. biaya pengadaan bahan kampanye pada pertemuan terbatas dan/atau
pertemuan tatap muka & dialog, & hadiah lainnya
d. biaya pengalih dan ucapan terimakasih

360. Selain Calon atau Paslon, anggota Parpol, tim kampanye, & relawan, atau
pihak lain juga dilarang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan
hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai
imbalan kepada WNI baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk,
KECUALI:
a. mempengaruhi Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilih.
b. menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga mengakibatkan
suara tidak sah
c. mempengaruhi untuk memilih calon tertentu atau tidak memilih calon
tertentu.
d. mempengaruhi Pemilih untuk menggunakan hak pilih.

361. Pemberian sanksi administrasi terhadap pelanggaran pemilu/pemilihan:


a. tidak menggugurkan sanksi pidana
b. tidak menggugurkan sanksi pidana namun bisa diabaikan
c. menggugurkan sanksi pidana
d. menggugurkan sanksi pidana yang berat

Bagian Keenam
Dana Kampanye

Pasal 74

362. Dana Kampanye Paslon yg diusulkan Parpol / gabungan Parpol dapat


diperoleh dari, KECUALI:
a. sumbangan Parpol dan/atau gabungan Parpol yg mengusulkan Paslon
b. sumbangan Paslon
c. sumbangan pihak lain yg tidak mengikat yg meliputi sumbangan
perseorangan dan/atau badan hukum swasta.
d. APBN

363. Dana Kampanye Paslon perseorangan dapat diperoleh dari sumbangan


Paslon, sumbangan pihak lain yg tidak mengikat yg meliputi sumbangan
perseorangan dan/atau :
a. badan hukum swasta.
b. BUMN
c. BUMD
d. BUMDes

364. Parpol / gabungan Parpol yg mengusulkan Paslon wajib memiliki rekening


khusus dana Kampanye atas nama Paslon & didaftarkan kepada, KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. KPU LN

365. Paslon perseorangan bertindak sebagai penerima sumbangan dana


Kampanye wajib memiliki rekening khusus dana Kampanye & didaftarkan
kepada, KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. OJK

366. Sumbangan dana Kampanye dari perseorangan paling banyak Rp75 juta &
dari badan hukum swasta paling banyak:
a. Rp750 juta
b. Rp.1 M
c. Rp.10 M
d. Rp.25 M

367. Yang dimaksud dengan “sumbangan yg bukan dalam bentuk uang” adalah
pemberian sebagai bantuan atau sokongan yg bersifat sukarela dalam
bentuk :
a. barang atau kegiatan
b. duit
c. voucher
d. transferan

368. Pemberi sumbangan untuk peserta Pilkada:


a. harus mencantumkan identitas yg jelas
b. harus merahasiakan identitas
c. dapat merahasiakan identitas
d. harus mencantumkan identitas keluarga

369. Penggunaan dana Kampanye Paslon wajib dilaksanakan secara transparan


& akuntabel sesuai standar :
a. akuntasi keuangan
b. BI
c. Kemenkeu
d. BPK

370. Pembatasan dana Kampanye Paslon ditetapkan oleh KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan jumlah penduduk
cakupan/luas wilayah, &:
a. standar biaya daerah
b. standar biaya nasional
c. SNI
d. Standar biaya bank dunia

Pasal 76
371. Parpol dan/atau gabungan Parpol yg mengusulkan Paslon & Paslon
perseorangan dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain untuk
Kampanye yg berasal dari, KECUAI:
a. negara asing, lembaga swasta asing, lembaga swadaya masyarakat
asing & warga negara asing.
b. penyumbang atau pemberi bantuan yg tidak jelas identitasnya.
c. Pemerintah & Pemerintah Daerah
d. Parpol pengusung

372. Parpol dan/atau gabungan Parpol yg mengusulkan Paslon & Paslon


perseorangan dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain untuk
Kampanye yg berasal dari, KECUALI:
a. BUMN
b. BUMD
c. BUMDes
d. Paslon

BAB XII
PERLENGKAPAN PEMILIHAN

Pasal 77

373. KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam


merencanakan & menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan &
pendistribusian:
a. perlengkapan pemungutan suara
b. formulir data pemilih
c. bantuan sosial
d. logistk BNPB

374. Sekretaris KPU Provinsi & sekretaris KPU Kabupaten/Kota bertanggung


jawab dalam pelaksanaan pengadaan & pendistribusian:
a. perlengkapan pemungutan suara
b. formulir data BPS
c. bantuan sosial
d. logistk BNPB

Pasal 78

375. Jenis perlengkapan pemungutan suara terdiri atas, KECUALI:


a. kotak suara
b. surat suara
c. tinta
d. lampu penerangan

376. Jenis perlengkapan pemungutan suara terdiri atas, KECUALI:


a. bilik pemungutan suara
b. segel
c. alat untuk memberi tanda pilihan
d. mikrophone

377. Jenis perlengkapan pemungutan suara salah satunya adalah:


a. TPS
b. Lampu penerangan
c. Mikrophone
d. speaker

378. Selain perlengkapan pemungutan suara, untuk menjaga keamanan,


kerahasiaan, & kelancaran pelaksanaan pemungutan suara &
penghitungan suara, diperlukan:
a. dukungan perlengkapan lainnya
b. dukungan logistik
c. dukungan moril
d. dukungan perlengkapan

379. Yang dimaksud dengan “perlengkapan lainnya” meliputi, KECUALI:


a. sampul kertas
b. tanda pengenal KPPS
c. tanda pengenal petugas keamanan TPS
d. speaker

380. Yang dimaksud dengan “perlengkapan lainnya” meliputi, KECUALI:


a. tanda pengenal saksi
b. karet pengikat surat suara
c. lem/perekat
d. mikrophone

381. Yang dimaksud dengan “perlengkapan lainnya” meliputi, KECUALI:


a. kantong plastik
b. ballpoint
c. gembok
d. alat keamanan

382. Yang dimaksud dengan “perlengkapan lainnya” meliputi, KECUALI:


a. spidol
b. formulir untuk berita acara & sertifikat
c. stiker nomor kotak suara
d. lampu penerangan

383. Yang dimaksud dengan “perlengkapan lainnya” meliputi:


a. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan
b. lampu penerangan
c. alat keamanan
d. speaker

384. Yang dimaksud dengan “perlengkapan lainnya” meliputi:


a. alat bantu tuna netra
b. lampu penerangan
c. alat keamanan
d. speaker

385. Bentuk, ukuran, & spesifikasi teknis perlengkapan pemungutan suara


ditetapkan dengan:
a. Keputusan KPU
b. Keputusan Bawaslu
c. Keputusan DKPP
d. Keputusan bersama

386. Pengadaan perlengkapan pemungutan suara (kecuali pembangunan TPS)


dilaksanakan oleh, KECUALI:
a. sekretariat KPU Provinsi
b. sekretariat KPU Kabupaten
c. sekretaris KPU Kota
d. sekretaris KPU RI

387. Pembangunan TPS dilaksanakan oleh KPPS bekerja sama dengan:


a. Masyarakat
b. Parpol
c. Gabungan Parpol
d. Paslon

388. Perlengkapan pemungutan suara harus sudah diterima KPPS paling lambat
………… hari/tanggal pemungutan suara
a. 1 hari sebelum
b. 1 hari sesudah
c. 3 hari sebelum
d. 3 hari sesudah

389. Pendistribusian perlengkapan pemungutan suara dilakukan oleh, KECUALI:


a. sekretariat KPU Provinsi
b. sekretariat KPU Kabupaten
c. sekretariat KPU Kota
d. sekretaris KPU Kecamatan

390. Dalam pendistribusian & pengamanan perlengkapan pemungutansuara,


KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dapat bekerja sama dengan,
KECUALI:
a. Pemerintah
b. Pemerintah Daerah
c. POLRI, & TNI
d. Parpol

Pasal 79

391. Surat suara memuat, KECUALI:


a. Foto calon
b. Nama calon
c. nomor urut calon
d. tanda tangan calon

Pasal 80

392. Jumlah surat suara yg dicetak sama dengan jumlah Pemilih tetap ditambah
dengan …………. dari jumlah Pemilih tetap sebagai cadangan, yg ditetapkan
dengan Keputusan KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota:
a. 2,5%
b. 2%
c. 1,5%
d. 3%

393. Selain menetapkan pencetakan surat suara, KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota menetapkan besarnya jumlah surat suara untuk
pelaksanaan:
a. pemungutan suara ulang
b. pemungutan suara lanjutan
c. pemilu ulang
d. pemilu lanjutan
394. Jumlah surat suara untuk pemungutan suara ulang ditetapkan oleh KPU
Provinsi & KPU Kabupaten/Kota sebanyak ………. yg diberi tanda khusus.
a. 2 ribu surat suara
b. Seribu surat suara
c. 500 surat suara
d. 2.500 surat suara

Pasal 81

395. Tambahan surat suara digunakan sebagai cadangan di setiap TPS untuk,
KECUALI:
a. mengganti surat suara Pemilih yg keliru memilih pilihannya
b. mengganti surat suara yg rusak
c. untuk Pemilih tambahan
d. melengkapi hitungan

396. Penggunaan tambahan surat suara di TPS dibuatkan:


a. berita acara
b. SK
c. Perda
d. UU

Pasal 82

397. Perusahaan pencetak surat suara dilarang mencetak surat suara lebih dari
jumlah yg ditetapkan oleh KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota & harus
menjaga, KECUALI:
a. Kerahasiaan surat suara
b. Keamanan surat suara
c. keutuhan surat suara
d. Kerahasiaan harga kontrak

398. KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dapat meminta bantuan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, POLRI, & TNI untuk, KECUALI:
a. mengamankan surat suara selama proses pencetakan berlangsung
b. penyimpanan
c. pendistribusian ke tempat tujuan
d. mendesain surat suara

399. KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota memverifikasi jumlah surat suara yg
telah dicetak, jumlah yg sudah dikirim dan/atau jumlah yg masih
tersimpan, dengan membuat berita acara yg ditandatangani oleh pihak
percetakan &, KECUALI:
a. petugas KPU Provinsi
b. petugas KPU Kabupaten
c. petugas KPU Kota
d. petugas KPU Kecamatan

400. KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota mengawasi & mengamankan desain,
film separasi, & plat cetak yg digunakan untuk membuat surat suara,
sebelum & sesudah digunakan serta:
a. menyegel & menyimpannya
b. menjualnya
c. memasukkan sebagai barang hibah
d. melelang melalui mekanisme sesuai peraturan perundang-undangan

401. Dalam hal pencetakan surat suara melebihi yg dibutuhkan, dilakukan


pemusnahan surat suara oleh KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dengan
disaksikan oleh, KECUALI:
a. Aparat POLRI setempat
b. Bawaslu Provinsi
c. Bawaslu Kabupaten/Kota
d. Tim investigasi PBB

402. Pemusnahan surat suara dibuatkan:


a. Berita acara
b. SK
c. Surat Keputusan
d. Surat undangan

Pasal 83
403. Pengawasan atas pelaksanaan tugas & wewenang KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota serta sekretariat KPU Provinsi & sekretariat KPU
Kabupaten/Kota mengenai pengadaan & pendistribusian perlengkapan
pemungutan suara dilaksanakan oleh Bawaslu Provinsi & Bawaslu
Kabupaten/Kota serta:
a. BPK RI
b. KPK
c. BPPT
d. BKN

BAB XIII
PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 84

404. KPPS memberikan undangan kepada Pemilih untuk menggunakan hak


pilihnya paling lambat 3 hari sebelum:
a. tanggal pemungutan suara
b. masa kampanye
c. masa tenang
d. tanggal penetapan pemenang

405. Pemungutan suara dilakukan dengan:


a. memberikan tanda melalui surat suara
b. mencoret surat suara
c. melipat surat suara dengan benar
d. mencoblos pada formulir yang telah disediakan

406. Pemungutan suara dilakukan pada hari :


a. libur atau hari yg diliburkan
b. kerja
c. besar nasional
d. besar keagamaan

407. Hari, tanggal, & waktu pemungutan suara Pemilihan ditetapkan dengan
Keputusann, KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. DKPP

Pasal 85

408. Pemberian suara untuk Pemilihan dapat dilakukan dengan cara: memberi
tanda satu kali pada surat suara. Atau memberi suara melalui peralatan
Pemilihan suara secara:
a. elektronik
b. mekanik
c. fisik
d. metafisik
409. Pemberian tanda satu kali pada surat suara dilakukan berdasarkan prinsip,
KECUALI:
a. memudahkan Pemilih
b. akurasi dalam penghitungan suara
c. efisiensi dalam penyelenggaraan Pemilihan
d. estetika

410. Pemberian suara secara elektronik dilakukan dengan mempertimbangkan


kesiapan Pemerintah Daerah dari segi infrastruktur & kesiapan masyarakat
berdasarkan prinsip efisiensi &:
a. Mudah
b. Estetika
c. Fleksibilitas
d. Transparansi

Pasal 86

411. Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yg mempunyai halangan fisik lain pada
saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu oleh petugas KPPS atau
orang lain atas :
a. permintaan Pemilih
b. permintaan PPL
c. permintaan masyarakat
d. permintaan hakim

412. Petugas KPPS atau orang lain yg membantu Pemilih dalam menggunakan
hak pilihnya ……… merahasiakan pilihan Pemilih yg dibantunya.
a. Wajib
b. Sunah
c. Makruh
d. Mubah

Pasal 87
413. Pemilih untuk setiap TPS paling banyak:
a. 800 orang
b. 1.000 orang
c. 500 orang
d. 300 orang

414. TPS ditentukan lokasinya di tempat yg:


a. mudah dijangkau
b. mudah dilihat
c. mudah dibangun
d. mudah diawasi

415. Jumlah, lokasi, bentuk, & tata letak TPS ditetapkan oleh, KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. KPU LN

416. Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan jumlah Pemilih yg
tercantum di dalam DPT ditambah dengan ……….. sebagai cadangan
a. 2,5% dari DPT
b. 2% dari DPT
c. 1,5% dari DPT
d. 1% dari DPT

417. Penggunaan surat suara cadangan di TPS dibuatkan:


a. berita acara
b. surat keputusan
c. Perda
d. Undang-Undang

Pasal 88

418. Untuk keperluan pemungutan suara dalam Pemilihan disediakan kotak


suara sebagai tempat surat suara yg digunakan oleh:
a. Pemilih
b. Penyelenggara
c. Pengawas
d. Pemantau

Pasal 89

419. Pelaksanaan pemungutan suara di TPS dipimpin oleh:


a. KPPS
b. PPS
c. PPK
d. KPU

420. Pemberian suara dilaksanakan oleh:


a. Pemilih
b. Penyelenggara
c. Pengawas
d. Petugas pengamanan

421. Pelaksanaan pemungutan suara disaksikan oleh:


a. saksi Paslon
b. pimpinan parpol
c. pimpinan gabungan parpol
d. tokoh negara

422. di TPS, Saksi Paslon harus menyerahkan:


a. mandat tertulis dari Paslon
b. KTP
c. Kartu identitas yang sah
d. Uang jaminan

423. Penanganan ketenteraman, ketertiban, & keamanan di setiap TPS


dilaksanakan oleh 2 orang petugas yg ditetapkan oleh:
a. PPS
b. KPPS
c. PPL
d. PPK

424. Pengawasan pemungutan suara dilaksanakan oleh:


a. PPL & Pengawas TPS
b. Panwascam
c. Bawaslu Kabupaten
d. Panwaslu Kabupaten

425. Pemantauan pemungutan suara dilaksanakan oleh pemantau Pemilihan yg


telah diakreditasi oleh:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. KPU LN

Pasal 90
426. Dalam rangka persiapan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yg
meliputi, KECUALI:
a. penyiapan TPS.
b. pengumuman dengan menempelkan DPT, Daftar Pemilih Tambahan,
serta nama & foto Paslon di TPS
c. penyerahan salinan DPT & daftar Pemilih tambahan kepada saksi yg
hadir & Pengawas TPS.
d. pembongkaran TPS.

427. Dalam pelaksanaan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yg


meliputi, KECUALI:
a. pemeriksaan persiapan akhir pemungutan suara.
b. rapat pemungutan suara.
c. pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS & petugas ketenteraman,
ketertiban, & keamanan TPS
d. pengucapan sumpah atau janji anggota PPL

428. Dalam pelaksanaan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yg


meliputi penjelasan kepada Pemilih tentang:
a. tata cara pemungutan suara
b. tata cara beretika
c. tata cara rekapitulasi suara
d. tata cara berinteraksi

429. Dalam pelaksanaan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yg


meliputi:
a. Pelaksanaan pemberian suara
b. Rekapitulasi hasil perolehan suara
c. Penetapan paslon terpilih
d. Laporan sengketa hasil

Pasal 91
430. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS melakukan, KECUALI:
a. membuka kotak suara.
b. mengeluarkan seluruh isi kotak suara.
c. mengidentifikasi jenis dokumen & peralatan
d. gotong royong di lingkungan TPS

431. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS melakukan, KECUALI:


a. menghitung jumlah setiap jenis dokumen peralatan
b. memeriksa keadaan seluruh surat suara
c. menandatangani surat suara yg akan digunakan oleh Pemilih.
d. ronda keamanan TPS

Pasal 92

432. Dalam memberikan suara, Pemilih diberi kesempatan oleh KPPS


berdasarkan prinsip:
a. urutan kehadiran Pemilih
b. senioritas
c. eksklusifitas
d. disabilitas

433. Dalam hal surat suara yg diterima rusak atau terdapat kekeliruan dalam
cara memberikan suara, Pemilih dapat meminta surat suara pengganti
kepada:
a. KPPS
b. PPS
c. PPL
d. BPK
434. Dalam hal surat suara yg diterima rusak atau terdapat kekeliruan dalam
cara memberikan suara, Pemilih dapat meminta surat suara pengganti
kepada KPPS. KPPS memberikan surat suara pengganti:
a. hanya 1 kali
b. hanya 2 kali
c. sebanyak 3 kali
d. sebanyak 4 kali

435. Penentuan waktu pemungutan suara dimulai pukul 07.00 & berakhir pada
pukul ……….. waktu setempat
a. 13.00
b. 14.00
c. 15.00
d. 11.00

Pasal 93

436. Pemilih yg telah memberikan suara di TPS diberi:


a. tanda khusus oleh KPPS
b. tanda tangan
c. hadiah
d. door prize

Pasal 94

437. Surat suara untuk Pemilihan dinyatakan sah jika, KECUALI:


a. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS
b. pemberian tanda satu kali pada nomor urut, atau nama salah satu
Paslon dalam surat suara.
c. pemberian tanda satu kali pada foto salah satu Paslon dalam surat
suara.
d. Ada lubang di lebih dari 2 paslon

Pasal 95

438. Pemilih yg berhak mengikuti pemungutan suara di TPS meliputi, KECUALI:


a. Pemilih yg terdaftar pada DPT pada TPS yg bersangkutan
b. Pemilih yg terdaftar pada DPT tambahan pada TPS yg bersangkutan
c. Pemilih yg terdaftar pada daftar Pemilih tambahan
d. Pemilih yg memiliki kartu VIP

439. Pemilih dapat menggunakan haknya untuk memilih di TPS lain dengan
menunjukkan:
a. surat pemberitahuan dari PPS untuk memberikan suara di TPS lain
b. surat pemberitahuan dari PPK untuk memberikan suara di TPS lain
c. surat pemberitahuan dari PPL untuk memberikan suara di TPS lain
d. surat pemberitahuan dari POLRES untuk memberikan suara di TPS
lain

440. Dalam hal terdapat Pemilih tambahan, KPPS pada TPS tersebut mencatat
& melaporkan kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melalui:
a. PPK
b. PPL
c. Panwascam
d. PPP

Pasal 96

441. Pemilih ……………. membubuhkan tulisan dan/atau catatan lain pada surat
suara
a. tidak boleh
b. boleh
c. wajib
d. mubah

442. Dalam hal surat suara terdapat tulisan dan/atau catatan lain maka surat
suara dinyatakan:
a. tidak sah
b. sah
c. meragukan
d. ditunda

Pasal 97

443. Dalam hal terjadi pelanggaran ketenteraman, ketertiban, & keamanan


dalam pelaksanaan pemungutan suara oleh anggota masyarakat atau
pemantau Pemilihan, petugas ketenteraman, ketertiban, & keamanan
melakukan:
a. penanganan sesuai prosedur yg telah ditetapkan
b. penanganan khusus
c. penanganan serius
d. penanganan ekstra

444. Dalam hal anggota masyarakat dan/atau pemantau Pemilihan tidak


mematuhi penanganan yg dilakukan oleh petugas ketenteraman, ketertiban,
& keamanan maka yg bersangkutan diserahkan kepada petugas:
a. POLRI
b. Satpol PP
c. Kejaksanan
d. Hansip

BAB XIV
PENGHITUNGAN SUARA

Bagian Kesatu
Penghitungan Suara di TPS

Pasal 98

445. Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh KPPS setelah:


a. pemungutan suara berakhir
b. pemungutan suara berlangsung
c. pemungutan suara dimulai
d. pemungutan suara hampir berakhir

446. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung, KECUALI:


a. jumlah Pemilih yg memberikan suara berdasarkan salinan DPT untuk
TPS.
b. jumlah Pemilih dari TPS lain.
c. jumlah Pemilih yg menggunakan dasar E-KTP, kartu keluarga, paspor,
dan/atau identitas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Perolehan suara masing-masing paslon

447. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung:


a. jumlah surat suara yg tidak terpakai
b. jumlah tamu yang datang
c. jumlah pemantau yang hadir
d. jumlah dana yang terkumpul
448. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung jumlah surat
suara yg dikembalikan oleh Pemilih karena:
a. rusak atau keliru ditandai
b. sah
c. tidak terpakai
d. cacat

449. Dalam hal pemberian suara dilakukan dengan cara elektronik,


penghitungan suara dilakukan dengan cara:
a. manual dan/atau elektronik
b. metafisik
c. manual dan metafisik
d. instink

450. Penggunaan surat suara cadangan wajib dibuatkan berita acara yg


ditandatangani oleh Ketua KPPS & paling sedikit :
a. 2 orang anggota KPPS
b. 3 orang anggota KPPS
c. 4 orang anggota KPPS
d. 5 orang anggota KPPS

451. Penghitungan suara dilakukan s/d selesai di TPS oleh KPPS & dihadiri oleh
saksi Paslon, pengawas TPS, pemantau, &:
a. Masyarakat
b. Tim khusus
c. Pokja pemungutan suara
d. Kepala Negara

452. Saksi Paslon harus membawa surat mandat dari Paslon yg bersangkutan &
menyerahkannya kepada:
a. Ketua KPPS
b. Ketua PPL
c. Ketua Panwascam
d. Ketua Bawaslu

453. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yg memungkinkan saksi


Paslon, panitia pengawas, pemantau, & masyarakat yg hadir dapat
menyaksikan secara jelas proses:
a. penghitungan suara
b. pencoblosan
c. pendistribusian
d. simulasi

454. Dalam hal terdapat proses penghitungan suara yg tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perUndang-Undangan, saksi Paslon yg hadir dapat
mengajukan keberatan kepada:
a. KPPS
b. PPL
c. Panwascam
d. Bawasl

455. Dalam hal keberatan yg diajukan oleh saksi Paslon dapat diterima, KPPS
seketika itu juga mengadakan:
a. Pembetulan
b. Pembatalan
c. Pembubaran
d. Pelaporan

456. Segera setelah selesai penghitungan suara di TPS, KPPS membuat berita
acara & sertifikat hasil penghitungan suara yg ditandatangani oleh Ketua
KPPS & paling sedikit 2 orang anggota KPPS serta dapat ditandatangani
oleh:
a. saksi Paslon
b. anggota POLRI
c. pemantau pemilihan
d. wartawan yang hadir

457. Dalam hal terdapat anggota KPPS & saksi Paslon yg hadir, tetapi tidak
bersedia menandatangani berita acara & sertifikat hasil penghitungan suara
Paslon ditandatangani oleh anggota KPPS &:
a. saksi Paslon yg hadir yg bersedia menandatangani
b. anggota POLRI yg hadir
c. pemantau pemilihan yg hadir
d. wartawan yang hadir yg hadir

458. KPPS wajib memberikan 1 eksemplar salinan berita acara & sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi Paslon, PPL, PPS, PPK melalui PPS serta
menempelkan 1 eksemplar sertifikat hasil penghitungan suara pada tempat
pengumuman di TPS selama:
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

Pasal 99

459. PPS wajib mengumumkan salinan sertifikat hasil penghitungan suara dari
seluruh TPS di wilayah kerjanya dengan menempelkan salinan tersebut di
tempat umum selama:
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

Bagian Kedua
Rekapitulasi Penghitungan Suara di PPS

Pasal 103

460. Dalam waktu paling lama 3 hari setelah pemungutan suara, PPS wajib
menyerahkan kepada PPK surat suara Paslon Gubernur & Cawagub, Paslon
Bupati & Cawabup, serta Paslon Walikota & Wawali dari TPS dalam kotak
suara tersegel dan berita acara & sertifikat hasil penghitungan suara dari:
a. TPS di wilayahnya
b. TPS di wilayah luar
c. PPS di wilayah kita
d. PPK

Bagian Ketiga
Rekapitulasi Penghitungan Suara di PPK

Pasal 104

461. Setelah menerima berita acara & sertifikat hasil penghitungan suara dari
KPPS melalui PPS, PPK membuat berita acara penerimaan & melakukan
rekapitulasi jumlah suara untuk tingkat Kecamatan yg dapat dihadiri oleh,
KECUALI:
a. saksi Paslon
b. Panwascam
c. pemantau, & masyarakat
d. Tokoh negara

462. Saksi Paslon harus membawa surat mandat dari Paslon yg bersangkutan &
menyerahkannya kepada:
a. PPK
b. PPL
c. Panwascam
d. Bawaslu

463. Dalam hal proses penghitungan suara oleh PPK tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, saksi Paslon yg hadir dapat mengajukan
keberatan terhadap jalannya penghitungan suara kepada:
a. PPK
b. PPL
c. Panwascam
d. Bawaslu

464. Dalam hal keberatan yg diajukan oleh saksi Paslon dapat diterima, PPK
seketika itu juga mengadakan:
a. Pembetulan
b. Pembatalan
c. Pembulatan
d. Pembekuan

465. Setelah selesai melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara yg berasal


dari seluruh TPS dalam wilayah kerja kecamatan yg bersangkutan, PPK
membuat berita acara & sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yg
ditandatangani oleh Ketua & sekurang-kurangnya 2 orang anggota PPK
serta dapat ditandatangani oleh:
a. saksi Paslon
b. PPL
c. KPU RI
d. Bawaslu

466. Dalam hal ketua & anggota PPK & saksi Paslon yg hadir, tetapi tidak
bersedia menandatangani berita acara rekapitulasi hasil penghitungan
suara & sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara Paslon
ditandatangani oleh anggota PPK &:
a. saksi Paslon yg hadir yg bersedia menandatangani
b. anggota POLRI yg hadir
c. pemantau pemilihan yg hadir
d. wartawan yang hadir yg hadir

467. PPK wajib memberikan 1 eksemplar salinan berita acara & sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK kepada para Paslon atau saksi
Paslon & Panwascam yg ditunjuk serta menempelkan 1 eksemplar sertifikat
hasil penghitungan suara pada papan pengumuman di PPK selama:
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

468. PPK wajib menyerahkan berita acara pemungutan suara & sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan suara kepada KPU Kabupaten/Kota paling
lambat ……………. setelah berita acara & sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan suara dari PPS diterima
a. 3 hari
b. 4 hari
c. 5 hari
d. 6 hari

469. PPK wajib menjaga & mengamankan keutuhan:


a. kotak suara
b. TPS
c. Kelompok
d. Masyarakat

470. Penyerahan berita acara & sertifikat beserta kelengkapannya) wajib diawasi
oleh Panwascam & wajib dilaporkan kepada:
a. Bawaslu Kabupaten/Kota
b. DKPP
c. KPU RI
d. Pemantau pemilihan

Bagian Ketiga
Rekapitulasi Penghitungan Suara di KPU Kabupaten/Kota

Pasal 105

471. Setelah menerima berita acara & sertifikat hasil penghitungan suara dari
PPK, KPU Kabupaten/Kota membuat berita acara penerimaan & melakukan
rekapitulasi jumlah suara untuk tingkat Kabupaten/Kota yg dapat dihadiri
oleh, KECUALI:
a. saksi Paslon
b. Bawaslu Kabupaten/Kota
c. pemantau, & masyarakat
d. agen mossad

472. Saksi Paslon harus membawa surat mandat dari Paslon yg bersangkutan &
menyerahkannya kepada:
a. KPU Kabupaten/Kota
b. PPL
c. Panwascam
d. PPP

473. Setelah selesai melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara di semua


PPK dalam wilayah kerja kabupaten/kota yg bersangkutan, KPU
kabupaten/kota membuat berita acara & sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan suara yg ditandatangani oleh ketua & sekurang-kurangnya 2
orang anggota KPU Kabupaten/Kota serta dapat ditandatangani oleh:
a. saksi Paslon
b. PPP
c. PKK
d. PBB

474. KPU Kabupaten/Kota wajib memberikan 1 eksemplar salinan berita acara &
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPU Kabupaten/Kota
kepada Paslon atau saksi Paslon & Bawaslu Kabupaten/Kota &
menempelkan 1 eksemplar sertifikat hasil penghitungan suara pada tempat
pengumuman di KPU Kabupaten/Kota selama:
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

475. KPU Kabupaten/Kota mengumumkan penetapan rekapitulasi hasil


penghitungan suara & penetapan Paslon terpilih dalam waktu paling lama:
a. 3 hari
b. 4 hari
c. 7 hari
d. 9 hari

Pasal 106
476. Dalam hal Pilgub, KPU Kabupaten/Kota wajib menyerahkan berita acara
pemungutan suara & sertifikat hasil penghitungan suara kepada KPU
Provinsi dalam waktu paling lambat ……….. setelah berita acara & sertifikat
hasil penghitungan suara dari KPPS melalui PPK diterima:
a. 3 hari
b. 4 hari
c. 7 hari
d. 9 hari

477. KPU Kabupaten/Kota wajib menjaga & mengamankan keutuhan:


a. kotak suara
b. rumah tangga
c. TPS
d. masyarakat

Pasal 107

478. Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon Walikota & Calon Wawali yg
memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai:
a. Paslon terpilih
b. Pemenang
c. Pecundang
d. Pelasik

479. Dalam hal terdapat jumlah perolehan suara yg sama untuk Pilbup serta
Pilwali, Paslon yg memperoleh dukungan Pemilih yg lebih merata
penyebarannya di seluruh kecamatan di kabupaten/kota tersebut
ditetapkan sebagai:
a. Paslon terpilih
b. Pemenang
c. Pecundang
d. Pelasik

480. Dalam hal hanya terdapat 1 Paslon Bupati & Cawabup serta Paslon
Walikota & Calon Wawali peserta Pemilihan memperoleh suara ……………..
dari suara sah, ditetapkan sebagai Paslon Bupati & Cawabup terpilih serta
Paslon Walikota & Calon Wawali terpilih.
a. Lebih dari 50%
b. Lebih dari 75%
c. Lebih dari 100%
d. Kurang dari 25%

Bagian Keempat
Rekapitulasi Penghitungan Suara di KPU Provinsi

Pasal 108

481. Setelah menerima berita acara & sertifikat hasil penghitungan suara dari
KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi membuat berita acara penerimaan &
melakukan rekapitulasi jumlah suara untuk tingkat Provinsi yg dapat
dihadiri oleh, KECUALI:
a. saksi Paslon
b. Bawaslu Provinsi
c. pemantau, & masyarakat
d. agen KGB

482. Saksi Paslon harus membawa surat mandat dari Paslon yg bersangkutan &
menyerahkannya kepada:
a. KPU Provinsi
b. PPL
c. Bawaslu Provinsi
d. Bawaslu RI

483. Dalam hal penghitungan suara oleh KPU Provinsi tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perUndang-Undangan,saksi Paslon yg hadir dapat
mengajukan keberatan kepada:
a. KPU Provinsi
b. PPL
c. Bawaslu Provinsi
d. Bawaslu RI

484. Dalam hal keberatan yg diajukan oleh saksi Paslon dapat diterima, KPU
Provinsi seketika itu juga mengadakan:
a. Pembetulan
b. Pembatalan
c. Pembulatan
d. Penetapan

485. Setelah selesai melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara di semua


KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi membuat berita acara & sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan suara yg ditandatangani oleh ketua &
sekurang-kurangnya 2 orang anggota KPU Provinsi serta dapat
ditandatangani oleh:
a. saksi Paslon Gubernur & Cawagub
b. wartawan
c. pemantau
d. masyarakat yang bersedia

486. Dalam hal ketua & anggota KPU Provinsi & saksi Paslon yg hadir tetapi
tidak bersedia menandatangani, berita acara rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara & sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
perolehan suara Paslon gubernur & Cawagub ditandatangani oleh anggota
KPU Provinsi serta:
a. saksi Paslon yg hadir
b. wartawan
c. pemantau
d. masyarakat yang bersedia

487. KPU Provinsi wajib memberikan 1 eksemplar salinan berita acara &
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara di KPU Provinsi kepada
para Paslon atau saksi Paslon & Bawaslu Provinsi & menempelkan 1
eksemplar sertifikat hasil penghitungan suara pada tempat pengumuman di
KPU Provinsi selama:
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

488. Setelah membuat berita acara & sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
suara, KPU Provinsi menetapkan Paslon Gubernur & Cawagub terpilih
dalam pleno KPU dalam waktu paling lama:
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 5 hari

489. KPU Provinsi mengumumkan penetapan rekapitulasi hasil penghitungan


suara & penetapan Paslon Gubernur & Cawagub terpilih dalam waktu
paling lama:
a. 3 hari
b. 5 hri
c. 7 hari
d. 9 hari

Pasal 109

490. Paslon Gubernur & Cawagub yg memperoleh suara terbanyak ditetapkan


sebagai:
a. Paslon Gubernur & Cawagub terpilih
b. Pemenang
c. Pecundang
d. Pelasit

491. Dalam hal terdapat jumlah perolehan suara yg sama untuk Pilgub, Paslon
yg memperoleh dukungan Pemilih yg lebih ………………… di seluruh
kabupaten/kota di provinsi tersebut ditetapkan sebagai Paslon Gubernur &
Cawagub terpilih
a. Merata penyebarannya
b. Beragam penyebarannya
c. Merona penyebarannya
d. Abstrak penyebarannya

492. Dalam hal hanya terdapat 1 Paslon Gubernur & Cawagub peserta
Pemilihan memperoleh suara lebih dari …………….. dari suara sah,
ditetapkan sebagai Paslon Gubernur & Cawagub terpilih
a. 50%
b. 25%
c. 75%
d. 100%

Bagian Kelima
Pengawasan & Sanksi dalam Penghitungan Suara dan
Rekapitulasi Penghitungan Suara

Pasal 110

493. Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwascam, & PPL melakukan


pengawasan atas rekapitulasi penghitungan suara yg dilaksanakan oleh,
KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten/Kota,
c. PPK, & KPPS
d. DKPP

494. Pengawasan dilakukan terhadap kemungkinan adanya pelanggaran,


penyimpangan, dan/atau kesalahan oleh anggota KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, & KPPS dalam melakukan:
a. rekapitulasi penghitungan suara.
b. Penetapan
c. Pembulatan
d. Pembatalan

495. Dalam hal terdapat bukti permulaan yg cukup adanya pelanggaran,


penyimpangan, dan/atau kesalahan dalam rekapitulasi penghitungan
suara, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwascam, & PPL
melaporkan adanya pelanggaran, penyimpangan, dan/atau kesalahan
kepada:
a. petugas POLRI
b. kejaksaan
c. MK
d. MA
Pasal 111

496. Mekanisme penghitungan & rekapitulasi suara Pemilihan secara manual


dan/atau menggunakan sistem penghitungan suara secara elektronik
diatur dengan:
a. Peraturan KPU
b. Keputusan KPU
c. Surat edaran
d. Surat dinas

497. Mekanisme penghitungan & rekapitulasi suara Pemilihan secara manual


dan/atau menggunakan sistem penghitungan suara secara elektronik
diatur dengan Peaturan KPU. Peraturan KPU dimaksud ditetapkan setelah
dikonsultasikan dengan:
a. Pemerintah
b. Gabungan Parpol
c. Parpol pengusung
d. BIN

BAB XV
PEMUNGUTAN SUARA ULANG, PENGHITUNGAN SUARA ULANG, & REKAPITULASI
HASIL PENGHITUNGAN SUARA ULANG

Bagian Kesatu
Pemungutan Suara Ulang

Pasal 112

498. Pemungutan suara di TPS dapat diulang jika terjadi gangguan keamanan yg
mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan atau
penghitungan suara:
a. tidak dapat dilakukan
b. dapat dilakukan
c. boleh dilakukan
d. sunah dilakukan

499. Pemungutan suara di TPS dapat diulang jika dari hasil penelitian &
pemeriksaan Panwascam terbukti terdapat 1 atau lebih keadaan sebagai
berikut, KECUALI:
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan &
penghitungan suara tidak dilakukan menurut tata cara yg ditetapkan
dalam peraturan perUndang-Undangan.
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberi tanda khusus,
menandatangani, atau menulis nama atau alamatnya pada surat suara
yg sudah digunakan.
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yg sudah digunakan
oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah
d. petugas KPPS menjaga surat suara yg sudah digunakan oleh Pemilih

500. Pemungutan suara di TPS dapat diulang jika dari hasil penelitian &
pemeriksaan Panwascam terbukti terdapat 1 atau lebih keadaan sebagai
berikut: ………………. menggunakan hak pilih lebih dari satu kali, pada TPS
yg sama atau TPS yg berbeda
a. lebih dari seorang Pemilih
b. kurang dari 1 pemilih
c. ada 1 orang pemilih
d. tidak ada pemilih

501. Pemungutan suara di TPS dapat diulang jika dari hasil penelitian &
pemeriksaan Panwascam terbukti terdapat 1 atau lebih keadaan sebagai
berikut: …………………… yg tidak terdaftar sebagai Pemilih, mendapat
kesempatan memberikan suara pada TPS.
a. lebih dari seorang Pemilih
b. kurang dari 1 pemilih
c. ada 1 orang pemilih
d. tidak ada pemilih

Bagian Kedua
Penghitungan Suara Ulang dan
Rekapitulasi Penghitungan Suara Ulang

Pasal 113

502. Penghitungan suara ulang meliputi penghitungan ulang surat suara di TPS.
Atau penghitungan ulang surat suara di:
a. PPS
b. PPL
c. Pengawas TPS
d. KPU RI

503. Penghitungan ulang suara di TPS dilakukan seketika itu juga jika,
KECUALI:
a. penghitungan suara dilakukan secara tertutup.
b. penghitungan suara dilakukan di tempat yg kurang terang atau yg
kurang mendapat penerangan cahaya.
c. penghitungan suara dilakukan dengan suara yg kurang jelas
d. penghitungan suara dilakukan di tempat terbuka

504. Penghitungan ulang suara di TPS dilakukan seketika itu juga jika,
KECUALI:
a. penghitungan suara dicatat dengan tulisan yg kurang jelas.
b. saksi calon, PPL, & masyarakat tidak dapat menyaksikan proses
penghitungan suara secara jelas.
c. penghitungan suara dilakukan di tempat lain atau waktu lain dari yg
telah ditentukan
d. penghitungan suara dicatat dengan tulisan kapital

505. Penghitungan ulang suara di TPS dilakukan seketika itu juga jika: terjadi
ketidakkonsistenan dalam menentukan surat suara yg sah &:surat suara
yg:
a. tidak sah
b. rusak
c. keliru coblos
d. cadangan

506. Dalam hal TPS tidak dapat melakukan penghitungan suara ulang, saksi
calon atau PPL dapat mengusulkan penghitungan ulang surat suara di:
a. PPS
b. KPU
c. KPU Provinsi
d. TPS

507. Penghitungan ulang surat suara di TPS atau PPS harus dilaksanakan &
selesai pada hari yg sama dengan:
a. hari pemungutan suara
b. hari besar nasional
c. hari raya keagamaan
d. hari berkabung

Pasal 114
508. Dalam hal TPS atau PPS tidak dapat melakukan penghitungan suara ulang,
pelaksanaan penghitungan suara ulang dilakukan oleh panitia pemilihan
setingkat di atasnya paling lama ……….. setelah hari pemungutan suara.
a. 2 hari
b. 3 hari
c. 1 hari
d. 5 hari

Pasal 115

509. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU


Kabupaten/Kota, & KPU Provinsi dapat diulang jika terjadi keadaan sebagai
berikut, KECUALI:
a. kerusuhan yg mengakibatkan rekapitulasi hasil penghitungan suara
tidak dapat dilanjutkan.
b. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan secara tertutup.
c. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat yang
kurang terang atau kurang mendapatkan penerangan cahaya
d. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan secara terbuka.

510. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU


Kabupaten/Kota, & KPU Provinsi dapat diulang jika terjadi keadaan sebagai
berikut, KECUALI:
a. rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan dengan suara yg
kurang jelas.
b. rekapitulasi hasil penghitungan suara dicatat dengan tulisan yg kurang
jelas.
c. saksi Paslon, pengawas penyelenggara Pemilihan, pemantau, &
masyarakat tidak dapat menyaksikan proses rekapitulasi hasil
penghitungan suara secara jelas
d. rekapitulasi hasil penghitungan suara dicatat dengan tulisan yg
kapital.

511. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU


Kabupaten/Kota, & KPU Provinsi dapat diulang jika terjadi keadaan sebagai
berikut rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan di tempat lain di
luar tempat & waktu yg:
a. telah ditentukan
b. belum ditentukan
c. hampir ditentukan
d. tidak ditentukan

Pasal 116

512. Rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK, KPU Kabupaten/Kota,


& KPU Provinsi harus dilaksanakan & selesai pada hari yg sama dengan:
a. pelaksanaan rekapitulasi
b. masa kampanye
c. masa tenang
d. hari H

Pasal 117

513. Dalam hal terdapat perbedaan jumlah suara pada sertifikat hasil
penghitungan suara dari TPS dengan sertifikat hasil penghitungan suara yg
diterima PPK dari TPS, saksi Paslon tingkat Kecamatan & saksi calon di
TPS, Panwascam, atau PPL maka PPK melakukan penghitungan suara
ulang untuk:
a. TPS yg bersangkutan
b. Desa terkait
c. Kecamatan yg bersangkutan
d. Kabupaten terkait

514. Penghitungan & rekapitulasi hasil penghitungan suara ulang di PPK


dilaksanakan paling lama …………. setelah hari/tanggal pemungutan suara
a. 5 hari
b. 7 hari
c. 9 hari
d. 11 hari

Pasal 119

515. Dalam hal terdapat perbedaan jumlah suara dalam sertifikat hasil
penghitungan perolehan suara Pemilihan dari TPS dengan sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilihan yg diterima oleh
PPK, KPU Kabupaten/Kota & KPU Provinsi, saksi Paslon tingkat
kabupaten/kota & saksi Paslon tingkat kecamatan, Bawaslu
Kabupaten/Kota, atau Panwascam, maka KPU Kabupaten/Kota melakukan
pembetulan data melalui pengecekan dan/atau rekapitulasi ulang data yg
termuat dalam sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
untuk:
a. KPU Kabupaten/Kota yg bersangkutan
b. KPU Provinsi
c. KPU RI
d. KPU LN

516. Dalam hal terdapat perbedaan jumlah suara dalam sertifikat hasil
penghitungan perolehan suara Pilbup serta Pilwali dari PPK dengan
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yg diterima oleh KPU
Kabupaten/Kota, saksi Paslon tingkat kabupaten/kota & saksi Paslon
tingkat kecamatan, Bawaslu Kabupaten/Kota, atau Panwascam, maka KPU
Kabupaten/Kota melakukan pembetulan data melalui pengecekan dan/atau
rekapitulasi ulang data yg termuat dalam sertifikat rekapitulasi hasil
penghitungan perolehan suara untuk:
a. KPU Kabupaten/Kota yg bersangkutan
b. KPU Provinsi
c. KPU RI
d. KPU LN

517. Dalam hal terdapat perbedaan jumlah suara dalam sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara Pilgub dari PPK dengan sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara yg diterima oleh KPU
Provinsi, saksi Peserta Pilgub tingkat provinsi & saksi Peserta Pilgub tingkat
kecamatan, bawaslu provinsi, maka KPU Provinsi melakukan pembetulan
data melalui pengecekan dan/atau rekapitulasi ulang data yg termuat
dalam sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk :
a. KPU Provinsi yg bersangkutan
b. KPU Provinsi
c. KPU RI
d. KPU LN

BAB XVI
PEMILIHAN LANJUTAN & PEMILIHAN SUSULAN

Pasal 120

518. Dalam hal sebagian atau seluruh wilayah Pemilihan terjadi kerusuhan,
gangguan keamanan, bencana alam, atau gangguan lainnya yg
mengakibatkan sebagian tahapan penyelenggaraan Pemilihan tidak dapat
dilaksanakan maka dilakukan:
a. Pemilihan lanjutan
b. Pemilihan susulan
c. Pemilihan tunda
d. Pemilihan raya

519. Pelaksanaan Pemilihan lanjutan dimulai dari tahap:


a. penyelenggaraan Pemilihan yg terhenti
b. penyelenggaraan Pemilihan yg terakhir
c. penyelenggaraan Pemilihan yg paling awal
d. penyelenggaraan Pemilihan yg disepakati

Pasal 121

520. Dalam hal di suatu wilayah Pemilihan terjadi bencana alam, kerusuhan
gangguan keamanan, dan/atau gangguan lainnya yg mengakibatkan
terganggunya seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan maka dilakukan:
a. Pemilihan susulan
b. Pemilihan tunda
c. Pemilihan raya
d. Pemilihan lanjutan

521. Pelaksanaan Pemilihan susulan dilakukan untuk:


a. seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilihan
b. sebagian tahapan penyelenggaraan Pemilihan
c. bagian awal tahapan penyelenggaraan Pemilihan
d. bagian akhir tahapan penyelenggaraan Pemilihan

Pasal 122

522. Pemilihan lanjutan & Pemilihan susulan dilaksanakan setelah penetapan


penundaan pelaksanaan Pemilihan:
a. diterbitkan
b. dikumandangkan
c. dihentikan
d. ditunda

523. Penetapan penundaan pelaksanaan Pemilihan dilakukan oleh, KECUALI:


a. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK dalam hal penundaan
pelaksanaan Pemilihan meliputi 1 atau beberapa Desa/Kelurahan.
b. KPU Kabupaten/Kota atas usul PPK dalam hal penundaan
pelaksanaan Pemilihan meliputi 1 atau beberapa kecamatan. atau
c. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota dalam hal penundaan
pelaksanaan Pemilihan meliputi 1 atau beberapa kabupaten/kota.
d. KPU RI atas usul Bawaslu RI dalam hal penundaan pelaksanaan
Pemilihan meliputi 1 atau beberapa Desa/Kelurahan.

524. Dalam hal Pilgub tidak dapat dilaksanakan di 40% (empat puluh persen)
jumlah kabupaten/kota atau 50% dari jumlah Pemilih terdaftar tidak dapat
menggunakan haknya untuk memilih, penetapan Pilgub lanjutan atau
Pilgub susulan dilakukan oleh:
a. Menteri atas usul KPU Provinsi
b. Gubernur atas usul Bupati
c. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota
d. KPPS atas usul PPS

525. Dalam hal pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali tidak dapat
dilaksanakan di 40% (empat puluh persen) jumlah Kecamatan atau 50%
dari jumlah Pemilih terdaftar tidak dapat menggunakan haknya untuk
memilih, penetapan pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali
lanjutan atau pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali susulan
dilakukan oleh:
a. Gubernur atas usul KPU Kabupaten/Kota
b. Gubernur atas usul Bupati
c. KPU Provinsi atas usul KPU Kabupaten/Kota
d. KPPS atas usul PPS

BAB XVII
PEMANTAU

Pasal 123

526. Pelaksanaan Pemilihan dapat dipantau oleh:


a. pemantau Pemilihan
b. PPK
c. PPS
d. PPL

527. Pemantau Pemilihan meliputi organisasi kemasyarakatan pemantau


Pemilihan dalam negeri yg terdaftar di Pemerintah dan
a. lembaga pemantau Pemilihan asing
b. LSM
c. Lembaga independen
d. Lembaga pemantau hasil

528. Lembaga pemantau Pemilihan harus memenuhi persyaratan yg meliputi,


KECUALI:
a. bersifat independen.
b. mempunyai sumber dana yg jelas
c. terdaftar & memperoleh akreditasi dari KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan cakupan wilayah pemantauannya.
d. supportif

529. Pemantau Pemilihan asing juga harus memenuhi persyaratan khusus,


KECUALI:
a. mempunyai kompetensi & pengalaman sebagai pemantau pemilihan di
negara lain yg dibuktikan dengan surat pernyataan dari organisasi
pemantau yg bersangkutan atau dari pemerintah negara lain tempat yg
bersangkutan pernah melakukan pemantauan.
b. memperoleh visa untuk menjadi pemantau pemilihan dari Perwakilan
RI di luar negeri
c. memenuhi tata cara melakukan pemantauan yg diatur dalam
ketentuan peraturan perUndang-Undangan.
d. Tidak berkaitan dengan isu radikalisme

530. Lembaga pemantau Pemilihan asing wajib melapor & mendaftar ke KPU
atas rekomendasi:
a. Kementerian Luar Negeri
b. Kementerian Dalam Negeri
c. Kemenkeu
d. Menkopolkam

Pasal 124

531. Lembaga pemantau Pemilihan wajib menyampaikan laporan hasil


pemantauannya kepada KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dalam waktu
paling lambat ………… setelah pelantikan Paslon terpilih.
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari
532. Lembaga pemantau Pemilihan wajib mematuhi:
a. ketentuan peraturan perundang-undangan
b. adat istiadat
c. tokoh bangsa
d. hukum silati

533. Lembaga pemantau Pemilihan yg tidak mematuhi kewajiban dan/atau tidak


lagi memenuhi persyaratan akan:
a. dicabut haknya sebagai pemantau Pemilihan
b. tetap diizinkan dengan catatan
c. diberi sanksi pidana
d. diberikan peringatan sampai dengan 3 kali peringatan

Pasal 125

534. Untuk menjadi pemantau Pemilihan, lembaga pemantau mendaftarkan


kepada KPU Provinsi untuk Pilgub & kepada KPU Kabupaten untuk:
a. pemilihan Bupati & Wabup
b. pemilihan Walikota & Wawali
c. pemilihan Presiden & Wapres
d. pemilihan legislatif

535. Pendaftaran sebagai pemantau Pemilihan dilakukan dengan mengisi


formulir pendaftaran dengan menyerahkan kelengkapan administrasi yg
meliputi, KECUALI:
a. profil organisasi lembaga pemantau.
b. nama & jumlah anggota pemantau.
c. alokasi anggota pemantau Pilgub masing-masing di provinsi,
kabupaten/kota, & kecamatan
d. riwayat hidup pengurus

536. Pendaftaran sebagai pemantau Pemilihan dilakukan dengan mengisi


formulir pendaftaran dengan menyerahkan kelengkapan administrasi yg
meliputi, KECUALI:
a. alokasi anggota pemantau pemilihan Bupati & Wabup masing-masing
di kabupaten & kecamatan
b. alokasi anggota pemantau pemilihan Walikota & Wawali masing-
masing di kota & kecamatan
c. rencana & jadwal kegiatan pemantauan serta daerah yg ingin dipantau.
d. Profil ketua dan bendahara lembaga

537. Pendaftaran sebagai pemantau Pemilihan dilakukan dengan mengisi


formulir pendaftaran dengan menyerahkan kelengkapan administrasi yg
meliputi, KECUALI:
a. nama, alamat, & pekerjaan pengurus lembaga pemantau
b. pas foto terbaru pengurus lembaga pemantau
c. sumber dana.
d. Arus kas 5 tahun terakhir

Pasal 126

538. Lembaga pemantau Pemilihan mempunyai hak, KECUALI:


a. mendapatkan akses di wilayah Pemilihan.
b. mendapatkan perlindungan hukum & keamanan.
c. mengamati & mengumpulkan informasi jalannya proses pelaksanaan
Pemilihan dari tahap awal sampai tahap akhir
d. membantu KPPS melakukan penghitungan hasil perolehan suara

539. Lembaga pemantau Pemilihan mempunyai hak, KECUALI:


a. berada di lingkungan TPS pada hari pemungutan suara & memantau
jalannya proses pemungutan & penghitungan suara.
b. mendapat akses informasi dari KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota
c. menggunakan perlengkapan untuk mendokumentasikan kegiatan
pemantauan sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan.
d. membantu KPPS melakukan penghitungan hasil perolehan suara

Pasal 127

540. Lembaga pemantau Pemilihan wajib, KECUALI:


a. mematuhi kode etik pemantau Pemilihan yg diterbitkan oleh KPU.
b. mematuhi permintaan untuk meninggalkan atau tidak memasuki
daerah atau tempat tertentu atau untuk meninggalkan TPS atau
tempat penghitungan suara denganalasan keamanan.
c. menanggung sendiri semua biaya selama kegiatan pemantauan
berlangsung
d. memberikan dukungan moril dan materil bagi penyelenggara yang
bekerja di hari H

541. Lembaga pemantau Pemilihan wajib, KECUALI:


a. menyampaikan hasil pemantauan mengenai pemungutan &
penghitungan suara kepada KPU Provinsi dan/atau KPU
Kabupaten/Kota, serta pengawas penyelenggara Pemilihan sebelum
pengumuman hasil pemungutan suara.
b. menghormati peranan, kedudukan & wewenang penyelenggara
Pemilihan serta menunjukkan sikap hormat & sopan kepada
penyelenggara Pemilihan & kepada Pemilih.
c. melaksanakan perannya sebagai pemantau secara objektif & tidak
berpihak
d. memberikan dukungan moril dan materil bagi penyelenggara yang
bekerja di TPS

542. Lembaga pemantau Pemilihan wajib membantu Pemilih dalam merumuskan


pengaduan yg akan disampaikan kepada:
a. pengawas Pemilihan
b. KPPS
c. PPS
d. PPK

Pasal 128

543. Lembaga pemantau Pemilihan dilarang, KECUALI:


a. melakukan kegiatan yg mengganggu proses pelaksanaan Pemilihan.
b. mempengaruhi Pemilih dalam menggunakan haknya untuk memilih.
c. mencampuri pelaksanaan tugas & wewenang penyelenggara Pemilihan
d. membantu Pemilih dalam merumuskan pengaduan yg akan
disampaikan kepada pengawas pemilihan

544. Lembaga pemantau Pemilihan dilarang, KECUALI:


a. memihak kepada peserta Pemilihan tertentu.
b. menggunakan seragam, warna, atau atribut lain yg memberikan kesan
mendukung atau menolak peserta Pemilihan.
c. menerima atau memberikan hadiah, imbalan, atau fasilitas apapun
dari atau kepada peserta Pemilihan
d. melaksanakan perannya sebagai pemantau secara objektif & tidak
berpihak

545. Lembaga pemantau Pemilihan dilarang, KECUALI:


a. mencampuri dengan cara apapun urusan politik & Pemerintahan
dalam negeri Indonesia dalam hal pemantau merupakan pemantau
Pemilihan asing.
b. membawa senjata, bahan peledak dan/atau bahan berbahaya lainnya
selama melakukan pemantauan.
c. masuk ke dalam TPS
d. membantu Pemilih dalam merumuskan pengaduan yg akan
disampaikan kepada pengawas pemilihan

546. Lembaga pemantau Pemilihan dilarang, KECUALI:


a. menyentuh perlengkapan/alat pelaksanaan Pemilihan termasuk surat
suara tanpa persetujuan petugas Pemilihan
b. melakukan kegiatan lain selain yg berkaitan dengan pemantauan
Pemilihan.
c. masuk ke dalam TPS
d. melaksanakan perannya sebagai pemantau secara objektif & tidak
berpihak

Pasal 129

547. Lembaga pemantau Pemilihan yg telah dicabut status & haknya sebagai
lembaga pemantau Pemilihan dilarang menggunakan atribut lembaga
pemantau Pemilihan & melakukan kegiatan yg ada hubungannya dengan:
a. pemantauan Pemilihan
b. kegiatan sosial di sekitar TPS
c. menangani permasalahan di internal
d. menyiapkan logistik untuk kembali ke basis

548. Pelanggaran terhadap kewajiban & larangan yg bersifat tindak pidana


dan/atau perdata yg dilakukan oleh pemantau Pemilihan …………… sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
a. dikenai sanksi:
b. diberikan hadiah
c. dijatuhi pidana
d. diberi peringatan

Pasal 130

549. Setiap anggota lembaga pemantau Pemilihan wajib memakai kartu tanda
pengenal pemantau Pemilihan dalam melaksanakan:
a. pemantauan Pemilihan
b. kegiatan sosial
c. aktifitas rutin
d. aktifitas ibadah

550. Kartu tanda pengenal pemantau Pemilihan diberikan oleh KPU Provinsi
untuk Pilgub & oleh KPU Kota untuk:
a. Pemilihan Walikota & Wawali
b. Pemilihan Bupati & Wabup
c. Pemilihan Presiden & Wapres
d. Pemilihan legislatif

551. Lembaga pemantau Pemilihan wajib menaati & mematuhi semua ketentuan
yg berkenaan dengan Pemilihan serta memperhatikan:
a. kode etik pemantau Pemilihan
b. kode etik penyelenggara pemilu
c. kode etik profesi
d. kode etik sosial kemasyarakatan

BAB XVIII
PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Pasal 131
552. Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan Pemilihan dapat
melibatkan:
a. partisipasi masyarakat
b. partisipasi luar negeri
c. keterlibatan UN
d. keterlibatan KGB

553. Partisipasi masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk, KECUALI:


a. pengawasan pada setiap tahapan Pemilihan sosialisasi Pemilihan
b. pendidikan politik bagi Pemilih, survei atau jajak pendapat tentang
Pemilihan
c. penghitungan cepat hasil Pemilihan.
d. Pencatatan hasil perolehan suara pada formulir model Plano

554. Sosialisasi Pemilihan & pendidikan politik bagi pemilih dilakukan dalam
bentuk, KECUALI:
a. seminar lokakarya
b. pelatihan
c. simulasi
d. negosiasi dengan salah satu peserta

555. Partisipasi masyarakat dilakukan dengan ketentuan, KECUALI:


a. tidak melakukan keberpihakan yg menguntungkan atau merugikan
salah satu Paslon Kepla Daerah & Calon Kepala Daerah.
b. tidak mengganggu proses penyelenggaraan tahapan Pemilihan.
c. bertujuan meningkatkan partisipasi politik masyarakat secara luas
d. mengirim balik kotak suara ke PPK

556. Partisipasi masyarakat dilakukan dengan ketentuan mendorong


terwujudnya suasana yg kondusif bagi penyelenggaraan Pemilihan yg,
KECUALI:
a. aman
b. damai
c. tertib & lancar
d. transparan

Pasal 132
557. Pelaksana survei atau jajak pendapat & Pelaksana penghitungan cepat hasil
Pemilihan dalam mengumumkan dan/atau menyebarluaskan hasilnya
wajib memberitahukan bahwa hasil penghitungan cepat yg dilakukannya
………………. hasil resmi penyelenggara Pemilihan.
a. bukan merupakan
b. merupkan
c. adalah
d. bagian dari

Pasal 133A

558. Pemerintahan Daerah bertanggung jawab mengembangkan kehidupan


Demokrasi di daerah, khususnya meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam menggunakan:
a. hak pilih
b. hak sebagai warga negara
c. hak asasi manusia
d. hak guna

BAB XIX
PENANGANAN LAPORAN PELANGGARAN PEMILIHAN
Pasal 134

559. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwascam, PPL &


Pengawas TPS menerima ……………………. Pemilihan pada setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan
a. Laporan pelanggaran
b. Aduan
c. Bocoran
d. Informasi khusus

560. Laporan pelanggaran Pemilihan dapat disampaikan oleh, KECUALI:


a. WNI yg memiliki hak pilih pada Pemilihan setempat.
b. pemantau Pemilihan
c. peserta Pemilihan
d. WNI yg loss memory

561. Laporan pelanggaran Pemilihan disampaikan secara tertulis yg memuat


paling sedikit, KECUALI:
a. nama & alamat pelapor, pihak terlapor.
b. waktu & tempat kejadian perkara
c. uraian kejadian.
d. Profil lengkap si pelapor

562. Dalam hal diperlukan, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu


Kabupaten/Kota, Panwascam, PPL, & Pengawas TPS dapat meminta
keterangan tambahan dari pelapor dalam waktu paling lama:
a. 2 hari
b. 5 hari
c. 7 hari
d. 30 hari

Pasal 135

563. Laporan pelanggaran Pemilihan yg merupakan pelanggaran kode etik


penyelenggara Pemilihan diteruskan oleh Bawaslu kepada:
a. DKPP
b. POLRI
c. Kejaksaan
d. Gakumdu

564. Laporan pelanggaran Pemilihan yg merupakan pelanggaran administrasi


Pemilihan diteruskan kepada, KECUALI:
a. KPU
b. KPU Provinsi
c. KPU Kabupaten/Kota
d. KPU Kecamatan

565. Laporan pelanggaran Pemilihan yg merupakan sengketa Pemilihan


diselesaikan oleh:
a. Bawaslu
b. KPU
c. DKPP
d. POLRI

566. Laporan pelanggaran Pemilihan yg merupakan tindak pidana Pemilihan


ditindaklanjuti oleh:
a. POLRI
b. Bawaslu
c. DKPP
d. KPU
567. Laporan tindak pidana Pemilihan diteruskan kepada POLRI paling lama 1 x
24 jam sejak diputuskan oleh, KECUALI:
a. Bawaslu Provinsi
b. Bawaslu Kabupaten/Kota
c. Panwascam
d. KPU

Pasal 135A

568. Yang dimaksud dengan “terstruktur” adalah kecurangan yg dilakukan oleh


aparat struktural, baik aparat pemerintah maupun penyelenggara
Pemilihan secara:
a. kolektif atau secara bersama-sama
b. direncanakan secara matang, tersusun, bahkan sangat rapi
c. dampak pelanggaran yg sangat luas pengaruhnya terhadap hasil
Pemilihan bukan hanya sebagian-sebagian
d. sporadis namun terarah

569. Yang dimaksud dengan “sistematis” adalah pelanggaran yg:


a. direncanakan secara matang, tersusun, bahkan sangat rapi
b. dampak pelanggaran yg sangat luas pengaruhnya terhadap hasil
Pemilihan bukan hanya sebagian-sebagian
c. sporadis namun terarah
d. kolektif atau secara bersama-sama

570. Yang dimaksud dengan “masif” adalah:


a. dampak pelanggaran yg sangat luas pengaruhnya terhadap hasil
Pemilihan bukan hanya sebagian-sebagian
b. direncanakan secara matang, tersusun, bahkan sangat rapi
c. sporadis namun terarah
d. kolektif atau secara bersama-sama

571. Bawaslu Provinsi menerima, memeriksa, & memutus pelanggaran


administrasi Pemilihan dalam jangka waktu paling lama:
a. 14 hari kerja
b. 14 hari kalender
c. 30 hari kerja
d. 30 hari kalender

572. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti putusan


Bawaslu Provinsi dengan menerbitkan keputusan KPU Provins atau KPU
Kabupaten/Kota dalam jangka waktu paling lambat ………….. terhitung
sejak diterbitkannya putusan Bawaslu Provinsi
a. 3 hari kerja
b. 3 hari kalender
c. 14 hari kerja
d. 14 hari kalender

573. Putusan Mahkamah Agung bersifat:


a. final & mengikat
b. final
c. mengikat
d. grand final & mengunci

BAB XX
PELANGGARAN KODE ETIK, PELANGGARAN ADMINISTRASI, PENYELESAIAN
SENGKETA, TINDAK PIDANA PEMILIHAN, SENGKETA TATA USAHA NEGARA, &
PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN
Bagian Kesatu
Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilihan

Pasal 136

574. Pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilihan adalah pelanggaran


terhadap etika penyelenggara Pemilihan yg berpedoman pada sumpah
dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai:
a. penyelenggara Pemilihan
b. pelaksana Pemilihan
c. penyelenggara tugas negara
d. pelaksana tugas negara

Pasal 137

575. Pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilihan diselesaikan oleh:


a. DKPP
b. Bawaslu
c. POLRI
d. MK

576. Tata cara penyelesaian pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilihan


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai:
a. penyelenggara Pemilu
b. pelaksana Pemilihan
c. penyelenggara tugas negara
d. pelaksana tugas negara

Bagian Kedua
Pelanggaran Administrasi

Pasal 138

577. Pelanggaran administrasi Pemilihan adalah pelanggaran yg meliputi tata


cara, prosedur, & mekanisme yg berkaitan dengan administrasi
pelaksanaan Pemilihan dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan di
luar tindak pidana Pemilihan &:
a. pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilihan
b. pelanggaran pidana Pemilihan
c. pelanggaran administrasi Pemilihan
d. pelanggaran perdata

Pasal 139

578. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota menyelesaikan pelanggaran


administrasi Pemilihan berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi
dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota:
a. sesuai dengan tingkatannya
b. 1 tingkat di atasnya
c. 1 tingkat di bawahnya
d. sesuai dengan kondisi di lapangan

Pasal 140

579. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota memeriksa & memutus


pelanggaran administrasi paling lama …………… sejak rekomendasi
Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota diterima
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

Pasal 141

580. Dalam hal KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, atau peserta
Pemilihan tidak menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau
Bawaslu Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota memberikan sanksi:
a. peringatan lisan atau peringatan tertulis
b. pidana penjara
c. perdata
d. peringatan keras

Bagian Ketiga
Sengketa Antar peserta Pemilihan dan
Sengketa Antara Peserta dengan Penyelenggara Pemilihan

Pasal 142

581. Sengketa Pemilihan terdiri atas sengketa antar peserta Pemilihan. dan
sengketa antara Peserta Pemilihan & penyelenggara Pemilihan sebagai
akibat dikeluarkannya, KECUALI Keputusan:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. DKPP

Pasal 143

582. Bawaslu Provinsi & Panwaslu Kabupaten/Kota berwenang menyelesaikan:


a. sengketa
b. pelanggaran etika
c. pelanggaran pidana
d. kudeta

583. Bawaslu Provinsi & Panwaslu Kabupaten/Kota memeriksa & memutus


sengketa Pemilihan paling lama …………. sejak diterimanya laporan atau
temua.
a. 12 hari
b. 6 hari
c. 3 hari
d. 30 hari

584. Bawaslu Provinsi & Panwaslu Kabupaten/Kota melakukan penyelesaian


sengketa melalui tahapan menerima & mengkaji laporan atau temuan dan
mempertemukan pihak yg bersengketa untuk mencapai kesepakatan
melalui:
a. Musyawarah & mufakat.
b. Voting
c. Pemilu
d. Hasil penerawangan

Pasal 144

585. Putusan Bawaslu Provinsi & Putusan Panwaslu Kabupaten/Kota mengena


penyelesaian sengketa Pemilihan merupakan Putusan bersifat:
a. Mengikat
b. Mengekang
c. Melapangkan
d. Mengunci

586. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti


putusan Bawaslu Provinsi dan/atau putusan Bawaslu Kabupaten/Kota
mengenai penyelesaian sengketa Pemilihan paling lambat:
a. 3 hari kerja.
b. 3 hari kalendr
c. 5 hari kerja
d. 5 hari kalender

587. Seluruh proses pengambilan Putusan Bawaslu Provinsi & Putusan Bawaslu
Kabupaten/Kota wajib dilakukan melalui proses yg terbuka &:
a. Dapat dipertanggungjawabkan.
b. Tidak dapat dipertanggung jawabkan
c. Dapat dibuktkan
d. Tidak disvisible

Bagian Keempat
Tindak Pidana Pemilihan

Paragraf 1
Umum

Pasal 145

588. Tindak pidana Pemilihan merupakan pelanggaran atau kejahatan terhadap:


a. ketentuan Pemilihan
b. ketentuan adat
c. aturan Pemilu
d. regulasi negara

Paragraf 2
Penyelesaian Tindak Pidana

Pasal 146

589. Penyidik POLRI yg tergabung dalam sentra penegakan hukum terpadu


dapat melakukan penyelidikan setelah adanya laporan pelanggaran
Pemilihan yg diterima oleh, KECUALI:
a. Bawaslu Provinsi
b. Bawaslu Kabupaten
c. Bawaslu Kota
d. Bawaslu Kecamatan

590. Penyidik POLRI dalam menjalankan tugas dapat melakukan penggeledahan,


penyitaan, & pengumpulan alat bukti untuk kepentingan penyelidikan
maupun penyidikan tanpa surat izin:
a. ketua pengadilan negeri setempat
b. ketua KPU
c. ketua Bawaslu
d. ketua DKPP

591. Penyidik POLRI menyampaikan hasil penyidikan disertai berkas perkara


kepada penuntut umum paling lama …………. kerja terhitung sejak laporan
diterima dari Bawaslu Provinsi maupun Bawaslu Kabupaten/Kota.
a. 14 hari
b. 7 hari
c. 30 hari
d. 28 hari

592. Dalam hal hasil penyidikan belum lengkap, dalam waktu paling lama 3 hari
kerja penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada Penyidik
Kepolisian Negara RI disertai:
a. petunjuk tentang hal yg harus dilakukan untuk dilengkapi
b. proposal
c. hasil kajian
d. analisa akademik

Pasal 147

593. Pengadilan Negeri dalam memeriksa, mengadili, & memutus perkara tindak
pidana Pemilihan menggunakan ……………………….., kecuali ditentukan
lain dalam Undang-Undang ini
a. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
b. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata
c. Kitab Undang-Undang Hukum Adat
d. Kitab Undang-Undang Hukum Alam

594. Sidang pemeriksaan perkara tindak pidana Pemilihan dilakukan oleh :


a. Majelis khusus
b. Majelis umum
c. Majelis pemilihan
d. Majelis pemilu

Pasal 148

595. Pengadilan Negeri memeriksa, mengadili, & memutus perkara tindak pidana
Pemilihan paling lama …………. setelah pelimpahan berkas perkara
a. 7 hari
b. 5 hari
c. 3 hari
d. 1 hari

596. Pengadilan Negeri melimpahkan berkas perkara permohonan banding


kepada Pengadilan Tinggi paling lama ……….. setelah permohonan banding
diterima.
a. 3 hari
b. 5 hari
c. 7 hari
d. 30 hari

Pasal 150

597. Putusan pengadilan terhadap kasus tindak pidana Pemilihan yg menurut


Undang-Undang Pilkada dapat mempengaruhi perolehan suara peserta
Pemilihan harus sudah selesai paling lama 5 hari sebelum KPU Provinsi
dan/atau KPU Kabupaten/Kota:
a. menetapkan hasil Pemilihan
b. menetapkan hasil Pemilu
c. menganulir hasil Pemilihan
d. melanjutkan hasil Pemilu

Paragraf 4
Sentra Penegakan Hukum Terpadu

Pasal 152

598. Untuk menyamakan pemahaman & pola penanganan tindak pidana


Pemilihan, Bawaslu Provinsi, dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, Polda
dan/atau Polres, & Kejaksaan Tinggi dan/atau Kejaksaan Negeri
membentuk:
a. Sentra penegakan hukum terpadu.
b. Sentra bersama
c. Sentra penegakan hukum 1 atap
d. Sentra Intelijen

599. Sentra penegakan hukum terpadu melekat pada, KECUALI:


a. Bawaslu
b. Bawaslu Provinsi
c. Bawaslu Kabupaten/Kota
d. POLRI

600. Anggaran operasional sentra penegakan hukum terpadu dibebankan pada


Anggaran:
a. Bawaslu
b. POLRI
c. Kejaksaan
d. Kemenkeu

601. Ketentuan mengenai sentra penegakan hukum terpadu diatur dengan


peraturan bersama antara Jaksa Agung RI, Ketua Bawaslu &:
a. Kapolri
b. Ketua MK
c. Ketua DKPP
d. Ketua MA

602. Yang dimaksud dengan “Peraturan Bersama” adalah peraturan yg dibuat


Kapolri, Kepala Kejaksaan Agung RI, & Ketua Bawaslu RI paling sedikit
memuat ketentuan mengenai tata cara pengajuan & penanganan laporan
atau keberatan, pola hubungan, & tata kerja, &:
a. penempatan personil
b. penempatan keluarga
c. penempatan pasukan
d. penempatan logistik

603. Peraturan bersama Kapolri, Kepala Kejaksaan Agung RI, & Ketua Bawaslu
RI tentang sentra penegakan hukum terpadu ditetapkan setelah
berkonsultasi dengan DPR & Pemerintah dalam forum rapat dengar
pendapat yg keputusannya bersifat:
a. Mengikat
b. Mengunci
c. Melumbar
d. Melepas

Bagian Kelima
Sengketa Tata Usaha Negara

Pasal 153

604. Sengketa tata usaha negara Pemilihan merupakan sengketa yg timbul


dalam bidang tata usaha negara Pemilihan antara Calon Gubernur &
Cawagub,, Calon Bupati & Cawabup, serta serta Calon Walikota & Calon
Wawali dengan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota sebagai akibat
dikeluarkannya Keputusan, KECUALI:
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. KPU LN
605. Peradilan Tata Usaha Negara dalam menerima, memeriksa, mengadili, &
memutus sengketa Tata Usaha Negara Pemilihan menggunakan
……………………., kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini.
a. Hukum Acara Tata Usaha Negara
b. Hukum Acara Pidana
c. Hukum Acara Perdata
d. Hukum Acara Etika

Paragraf 1
Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara

Pasal 154

606. Peserta Pemilihan mengajukan keberatan terhadap keputusan KPU Provinsi


atau keputusan KPU Kabupaten/Kota kepada Bawaslu Provinsi dan/atau
Bawaslu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu paling lama 3 hari kerja
terhitung sejak Keputusan …………… ditetapkan
a. KPU Provinsi
b. KPU Kabupaten
c. KPU Kota
d. PPK

607. Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara Pemilihan ke


Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dilakukan setelah seluruh upaya
administratif di Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota:
a. telah dilakukan
b. belum dilakukan
c. akan dilakukan
d. sedang dilakukan

608. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti putusan


Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara atau putusan Mahkamah Agung RI
mengenai keputusan tentang penetapan Paslon peserta Pemilihan
sepanjang tidak melewati tahapan paling lambat ………. sebelum hari
pemungutan suara
a. 30 Hari
b. 14 hari
c. 7 hari
d. 3 hari

Paragraf 2
Majelis Khusus Tata Usaha Negara

Pasal 155

609. Dalam memeriksa, mengadili, & memutus sengketa tata usaha negara
Pemilihan dibentuk majelis khusus yg terdiri dari hakim khusus yg
merupakan hakim karier di lingkungan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara &:
a. Mahkamah Agung RI
b. Mahkamah Konstitusi RI
c. Kemenkum HAM
d. Jaksa Agung

610. Hakim khusus ditetapkan berdasarkan Keputusan Ketua:


a. Mahkamah Agung RI
b. Mahkamah Konstitusi RI
c. Kemenkum HAM
d. Jaksa Agung
611. Hakim khusus adalah hakim yg telah melaksanakan tugasnya sebagai
hakim minimal …………….., kecuali apabila dalam suatu pengadilan tidak
terdapat hakim yg masa kerjanya telah mencapai 3 tahun.
a. 3 tahun
b. 2 tahun
c. 1 tahun
d. 5 tahun

612. Hakim khusus selama menangani sengketa tata usaha negara Pemilihan
dibebaskan dari tugasnya untuk (KECUALI) ……. Memutuskan perkara lain:
a. Memeriksa
b. Mengadili
c. Memutus perkara lain
d. Memberikan pendapat

613. Hakim khusus harus menguasai pengetahuan tentang:


a. Pemilihan
b. Pengadaan barang dan jasa
c. Seleksi
d. Audisi

Bagian Keenam
Perselisihan Hasil Pemilihan

Pasal 156

614. Perselisihan hasil Pemilihan merupakan perselisihan antara KPU Provinsi


dan/atau KPU Kabupaten/Kota & peserta Pemilihan mengenai:
a. penetapan perolehan suara hasil Pemilihan
b. penetapan perolehan suara hasil audisi
c. penetapan perolehan suara hasil voting
d. penetapan perolehan suara hasil musyawarah

615. Perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilihan adalah perselisihan


penetapan perolehan suara yg signifikan & dapat mempengaruhi penetapan
calon untuk maju ke putaran berikutnya atau:
a. penetapan calon terpilih
b. penetapan calon pemenang
c. penundaan calon terpilih
d. penundaan calon pemenang

Pasal 157

616. Kedepannya, perkara perselisihan hasil Pemilihan diperiksa & diadili oleh:
a. Badan peradilan khusus.
b. Badan peradilan umum
c. Badan khusus
d. Peradilan Pemilihan

617. Badan peradilan khusus dibentuk sebelum pelaksanaan:


a. Pemilihan serentak nasional.
b. Pemilu
c. Pemilihan
d. Pemilu Raya

618. Perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil


Pemilihan diperiksa & diadili oleh MK sampai dibentuknya:
a. badan peradilan khusus
b. Badan peradilan umum
c. Badan khusus
d. Peradilan Pemilihan

619. Peserta Pemilihan dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan


hasil penghitungan perolehan suara oleh KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota kepada:
a. MK
b. MA
c. DKPP
d. Kemenkum HAM

620. MK memutuskan perkara perselisihan sengketa hasil Pemilihan paling lama


……………. sejak diterimanya permohonan.
a. 45 hari
b. 30 hari
c. 15 hari
d. 5 hari

621. Putusan MK bersifat:


a. final & mengikat
b. sub final & mengikat
c. grand final & mengikat
d. total final & mengikat

622. KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti


putusan:
a. MK
b. Gubernur
c. Bupati
d. Walikota

Pasal 158

623. Peserta Pilgub dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil


penghitungan suara dengan ketentuan Provinsi dengan jumlah penduduk
s/d 2 juta jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika
terdapat perbedaan paling banyak sebesar ……………. dari total suara sah
hasil penghitungan suara tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU Provinsi.
a. 2%
b. 2,5%
c. 3%
d. 5%

624. Peserta Pilgub dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil


penghitungan suara dengan ketentuan, KECUALI:
a. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta s/d 6 juta,
pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat
perbedaan paling banyak sebesar 1,5% dari total suara sah hasil
penghitungan suara tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU Provinsi.
b. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 6 juta s/d 12 juta jiwa,
pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat
perbedaan paling banyak sebesar 1% dari total suara sah hasil
penghitungan suara tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU Provinsi
c. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 12 juta jiwa, pengajuan
perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat perbedaan paling
banyak sebesar 0,5% dari total suara sah hasil penghitungan suara
tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU Provinsi
d. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 6 juta s/d 12 juta jiwa,
pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat
perbedaan paling banyak sebesar 5% dari total suara sah hasil
penghitungan suara tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU Provinsi
625. Peserta Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali dapat
mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan
perolehan suara dengan ketentuan Kabupaten/Kota dengan jumlah
penduduk s/d 250 ribu jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara
dilakukan jika terdapat perbedaan paling banyak sebesar …………. dari total
suara sah hasil penghitungan suara tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU
Kabupaten/Kota.
a. 2%
b. 2,5%
c. 3%
d. 3,5%

626. Peserta Pemilihan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali dapat
mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan
perolehan suara dengan ketentuan, KECUALI:
a. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk s/d 250 ribu jiwa s/d 500
ribu jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan apabila
terdapat perbedaan paling banyak sebesar 1,5% dari total suara sah
hasil penghitungan suara tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU
Kabupaten/Kota.
b. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 500 ribu jiwa s/d
1 juta jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika
terdapat perbedaan paling banyak sebesar 1% dari total suara sah
hasil penghitungan suara tahap akhir KPU Kabupaten/Kota
c. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa,
pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan jika terdapat
perbedaan paling banyak sebesar 0,5% dari total suara sah hasil
penghitungan suara tahap akhir KPU Kabupaten/Kota.
d. Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk s/d 250 ribu jiwa s/d 500
ribu jiwa, pengajuan perselisihan perolehan suara dilakukan apabila
terdapat perbedaan paling banyak sebesar 7% dari total suara sah
hasil penghitungan suara tahap akhir yg ditetapkan oleh KPU
Kabupaten/Kota.

BAB XXI
PENGESAHAN PENGANGKATAN & PELANTIKAN

Bagian Kesatu
Pengesahan Pengangkatan

Pasal 160

627. Pengesahan pengangkatan Paslon Gubernur & Wagub terpilih dilakukan


berdasarkan penetapan Paslon terpilih oleh KPU Provinsi yg disampaikan
oleh DPRD Provinsi kepada Presiden melalui:
a. Menteri
b. Jaksa Agung
c. Plt. Gubernur
d. Wakil Presiden

628. Pengesahan pengangkatan Paslon Gubernur & Wagub terpilih dilakukan


oleh Presiden dalam waktu paling lama ………………. terhitung sejak tanggal
usul & berkas diterima secara lengkap.
a. 20 hari
b. 30 hari
c. 40 hari
d. 50 hari

629. Pengesahan pengangkatan Paslon Bupati & Wabup serta Paslon Walikota &
Wawali terpilih dilakukan berdasarkan penetapande Paslon terpilih oleh
KPU Kabupaten/Kota yg disampaikan oleh DPRD Kabupaten/Kota kepada
Menteri melalui:
a. Gubernur.
b. Bupati
c. Walikota
d. Presiden

630. Pengesahan pengangkatan Paslon Bupati & Wabup serta Paslon Walikota &
Wawali terpilih dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lama …………..
terhitung sejak tanggal usul & berkas diterima secara lengkap.
a. 20 hari
b. 30 hari
c. 40 hari
d. 50 hari

Pasal 160A

631. Dalam hal DPRD Provinsi tidak menyampaikan usulan pengesahan


pengangkatan Paslon Gubernur & Wagub terpilih kepada Presiden melalui
Menteri, dalam jangka waktu 5 hari kerja sejak KPU Provinsi
menyampaikan penetapan Paslon Gubernur & Wagub terpilih kepada DPRD
Provinsi, Presiden berdasarkan usulan Menteri mengesahkan pengangkatan
Paslon Gubernur & Wagub terpilih berdasarkan:
a. usulan KPU Provinsi melalui KPU.
b. Usulan KPU Kabupaten melalui KPU Provinsi
c. Usulan KPU Kota melalui KPU Provinsi
d. Usulan KPU Kabupaten melalui KPU RI

632. Dalam hal DPRD Kabupaten/Kota tidak menyampaikan usulan pengesahan


pengangkatan Paslon Bupati & Wabup serta Paslon Walikota & Wawali
terpilih kepada Menteri melalui Gubernur, dalam jangka waktu 5 hari
kerja sejak KPU Kabupaten/Kota menyampaikan penetapan Paslon Bupati
& Wabup serta Paslon Walikota & Wawali terpilih kepada DPRD
Kabupaten/Kota, Menteri berdasarkan usulan Gubernur mengesahkan
pengangkatan Paslon Bupati & Wabup serta Paslon Walikota & Wawali
terpilih berdasarkan:
a. usulan KPU Kabupaten/Kota melalui KPU Provinsi
b. Usulan KPU Provinsi
c. Usulan KPU Kota melalui KPU RI
d. Usulan KPU LN melalui KPU RI

633. Dalam hal Gubernur tidak menyampaikan usulan penetapan kepada


Menteri, Menteri mengesahkan pengangkatan Paslon Bupati & Wabup serta
Paslon Walikota & Wawali terpilih berdasarkan:
a. usulan KPU Kabupaten/Kota melalui KPU Provinsi
b. Usulan KPU RI melalui KPU Provinsi
c. Usulan KPU Kota melalui KPU RI
d. Usulan KPU LN melalui KPU RI

634. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengesahan pengangkatan


Paslon terpilih diatur dalam:
a. Peraturan Pemerintah
b. UU
c. Peraturan Daerah
d. Perpu

Bagian Kedua
Pelantikan

Pasal 161

635. Gubernur & Wagub sebelum memangku jabatannya dilantik dengan


mengucapkan sumpah/janji yg dipandu oleh:
a. pejabat yg melantik
b. pejabat teras
c. pejabat yang hadir
d. rohaniawan

636. Sumpah/janji pelantikan Gubernur & Wagub adalah sebagai berikut "Demi
Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji akan memenuhi kewajiban saya
sebagai Gubernur/Wagub dengan sebaik-baiknya & seadil-adilnya,
memegang teguh UUD 45 & menjalankan segala ……………. & peraturannya
dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada masyarakat, nusa, &:
a. Unang-Undang
b. Arahan
c. Surat edaran
d. Regulasi

637. Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali sebelum memangku jabatannya
dilantik dengan mengucapkan sumpah/janji yg dipandu oleh:
a. pejabat yg melantik.
b. pejabat teras
c. pejabat yang hadir
d. rohaniawan

638. Sumpah/janji pelantikan Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali adalah
sebagai berikut: "Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji akan
memenuhi kewajiban saya sebagai Bupati/Wabup & Walikota/Wawali
dengan sebaik-baiknya & ……………., memegang teguh UUD 45 &
menjalankan segala Undang-Undang & peraturannya dengan selurus-
lurusnya, serta berbakti kepada masyarakat, nusa, &:
a. Seadil-adilnya
b. Selurus-lurusnya
c. Sebagus-bagusnya
d. Sehalus-halusnya

Pasal 162

639. Gubernur & Wagub memegang jabatan selama 5 tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan & sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yg
sama:
a. hanya untuk 1 kali masa jabatan
b. sebnyak 2 kali masa jabatan
c. sebanyak-banyaknya
d. hanya untuk 2 kali masa jabatan

640. Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali memegang jabatan selama 5
tahun terhitung sejak tanggal pelantikan & sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yg sama:
a. hanya untuk 1 kali masa jabatan
b. sebnyak 2 kali masa jabatan
c. sebanyak-banyaknya
d. hanya untuk 2 kali masa jabatan

641. Gubernur, Bupati, atau Walikota yg akan melakukan penggantian pejabat


di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota, dalam
jangka waktu 6 bulan terhitung sejak tanggal pelantikan harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari:
a. Menteri
b. Presiden
c. Ketua KPU
d. Ketua Bawaslu
Pasal 163

642. Gubernur & Wagub dilantik oleh Presiden di:


a. ibu kota negara
b. jakarta
c. provinsi
d. tempat khusus

643. Pelaksanaan Serah terima jabatan Gubernur dilakukan di:


a. ibu kota provinsi
b. jakarta
c. tempat wisata
d. tempat khusus

644. Dalam hal Presiden berhalangan, pelantikan Gubernur & Wagub dilakukan
oleh:
a. Wakil Presiden
b. Rohaniawan
c. Plt
d. Jaksa Agung

645. Dalam hal Wakil Presiden berhalangan, pelantikan Gubernur & Wagub
dilakukan oleh:
a. Menteri
b. Rohaniawan
c. Plt
d. Jaksa Agung

646. Dalam hal calon Gubernur terpilih meninggal dunia, berhalangan tetap,
atau mengundurkan diri, Cawagub terpilih tetap dilantik menjadi Wagub:
a. Meskipun tidak secara berpasangan
b. Seperti awalnya
c. Seperti biasanya
d. Harus secara berpasangan

647. Dalam hal Cawagub terpilih meninggal dunia, berhalangan tetap, atau
mengundurkan diri, calon Gubernur terpilih tetap dilantik menjadi
Gubernur meskipun:
a. tidak secara berpasangan
b. Seperti awalnya
c. Seperti biasanya
d. Harus secara berpasangan

648. Dalam hal calon Gubernur dan/atau Cawagub terpilih ditetapkan menjadi
tersangka pada saat pelantikan, yg bersangkutan:
a. tetap dilantik menjadi Gubernur dan/atau Wagub
b. batal dilantik menjadi Gubernur dan/atau Wagub
c. ditunda pelantikannya menjadi Gubernur dan/atau Wagub
d. tidak dilantik menjadi Gubernur dan/atau Wagub

649. Dalam hal calon Gubernur dan/atau Cawagub terpilih ditetapkan menjadi
terdakwa pada saat pelantikan, yg bersangkutan tetap dilantik menjadi
Gubernur dan/atau Wagub & saat itu juga:
a. diberhentikan sementara sebagai Gubernur dan/atau Wagub
b. divonis penjara
c. ditahan
d. diberhentikan permanen sebagai Gubernur dan/atau Wagub

650. Dalam hal calon Gubernur dan/atau Cawagub terpilih ditetapkan menjadi
terpidana berdasarkan putusan pengadilan yg telah memperoleh kekuatan
hukum tetap pada saat pelantikan, yg bersangkutan tetap dilantik menjadi
Gubernur dan/atau Wagub & saat itu juga:
a. diberhentikan sebagai Gubernur dan/atau Wagub
b. ditahan
c. divonis penjara
d. diberhentikan sementara sebagai Gubernur dan/atau Wagub

Pasal 164

651. Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali dilantik oleh Gubernur di:
a. ibu kota Provinsi yg bersangkutan
b. jakarta
c. ibu kota negara
d. ibu kota kabupaten

652. Pelaksanaan Serah terima jabatan Bupati/Walikota dilakukan di:


a. ibu kota Kabupaten/Kota
b. ibu kota Provinsi yg bersangkutan
c. jakarta
d. ibu kota negara

653. Dalam hal Gubernur berhalangan, pelantikan Bupati & Wabup serta
Walikota & Wawali dilakukan oleh:
a. Wagub
b. Wapres
c. Wamen
d. Rohaniawan

654. Dalam hal Gubernur dan/atau Wagub tidak dapat melaksanakan, Menteri
mengambil alih kewenangan Gubernur sebagai:
a. wakil Pemerintah Pusat
b. atasan
c. pimpinan provinsi
d. pejabat yang berwenang

655. Dalam hal calon Bupati & Calon Walikota terpilih meninggal dunia,
berhalangan tetap, atau mengundurkan diri, Cawabup & Calon Wawali
terpilih tetap dilantik menjadi Wabup & Wawali meskipun:
a. tidak secara berpasangan
b. secara berpasangan
c. bisa secara berpasangan
d. mutlak berpasangan

656. Dalam hal Cawabup, & Calon Wawali terpilih meninggal dunia, berhalangan
tetap, atau mengundurkan diri, calon Bupati & Calon Walikota terpilih tetap
dilantik menjadi Bupati, & Walikota meskipun:
a. tidak secara berpasangan
b. secara berpasangan
c. bisa secara berpasangan
d. mutlak berpasangan

657. Dalam hal calon Bupati/Walikota dan/atau Cawabup/Wawali terpilih


ditetapkan menjadi tersangka pada saat pelantikan, yg bersangkutan
…………. menjadi Bupati/Walikota dan/atau Wabup/Wawali
a. tetap dilantik
b. batal dilantik
c. tidak dilantik
d. ditunda pelantikannya

658. Dalam hal calon Bupati/Walikota dan/atau Cawabup/Wawali terpilih


ditetapkan menjadi terdakwa pada saat pelantikan, yg bersangkutan tetap
dilantik menjadi Bupati/Walikota dan/atau Wabup/Wawali, kemudian saat
itu juga ………………. sebagai Bupati/Walikota dan/atau Wabup/Wawali
a. diberhentikan sementara
b. diberhentikan tetap
c. diberhentikan permanen
d. tetap dilanjutkan

659. Dalam hal calon Bupati/Walikota dan/atau Cawabup/Wawali terpilih


ditetapkan menjadi terpidana berdasarkan putusan pengadilan yg telah
memperoleh kekuatan hukum tetap pada saat pelantikan, yg bersangkutan
tetap dilantik menjadi Bupati/Walikota dan/atau Wabup/Wawali,
kemudian saat itu juga …………. sebagai Bupati/Walikota dan/atau
Wabup/Wawali.
a. diberhentikan
b. diberhentikan sementara
c. tetap dilanjutkan
d. diproses

Pasal 164A

660. Pelantikan paslon Kepala Daerah dan Wakil Kpala Daerah terpilih
dilaksanakan secara:
a. Serentak
b. Sporadis
c. Meriah
d. Terpisah

661. Pelantikan secara serentak dilaksanakan pada akhir masa jabatan Kepala
Daerah & Wakil Kepala Daerah periode:
a. sebelumnya yg paling akhir
b. sebelumnya yg paling awal
c. sesudahnya yg paling akhir
d. sesudahnya yg paling awal

662. Dalam hal terdapat 1 pasangan Bupati & Wabup terpilih atau Walikota &
Wawali terpilih yg tertunda & tidak ikut pada pelantikan serentak,
Gubernur dapat melakukan pelantikan di:
a. Ibu kota Kabupaten/Kota yg bersangkutan
b. Jakarta
c. Pusat
d. Tempat khusus

663. Dalam hal lebih dari 1 provinsi yg terdapat 1 pasangan Bupati & Wabup
terpilih atau Walikota & Wawali terpilih yg tertunda & tidak ikut pada
pelantikan serentak, Menteri dapat melakukan pelantikan secara
bersamaan di:
a. Ibu kota Negara
b. Jakarta
c. Pusat
d. Tempat khusus

Pasal 164B

664. Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan dapat melantik Bupati


& Wabup serta Walikota & Wawali secara:
a. Serentak
b. Sporadis
c. Meriah
d. Terpisah

BAB XXII
PENDANAAN

Pasal 166

665. Pendanaan kegiatan Pemilihan dibebankan pada APBD & dapat didukung
oleh ………… sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan
a. APBN
b. APBDes
c. PHLN
d. PHDN

666. Pendanaan untuk seluruh kegiatan Pemilihan dibebankan pada APBN,


kecuali kegiatan kampanye yg berupa pertemuan terbatas & pertemuan
tatap muka & dialog. Dukungan dana melalui APBD antara lain berupa
kegiatan, KECUALI:
a. Sosialisasi
b. Pengamanan
c. distribusi logistik
d. Destruksi

667. Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan kegiatan Pemilihan yg


bersumber dari APBD diatur dengan:
a. Peraturan Menteri
b. Peraturan Gubernur
c. Peraturan Bupati
d. Peraturan Presiden

Pasal 173

668. Wagub, Wabup, & Wawali menggantikan Gubernur, Bupati, & Walikota bila
Gubernur, Bupati, & Walikota berhenti karena, KECUALI:
a. meninggal dunia.
b. permintaan sendiri. atau
c. diberhentikan.
d. sakit
.
669. Wagub, Wabup, & Wawali menggantikan Gubernur, Bupati, & Walikota bila
Gubernur, Bupati, & Walikota berhenti. DPRD Provinsi menyampaikan
usulan pengesahan pengangkatan Wagub menjadi Gubernur kepada
………… untuk disahkan pengangkatannya sebagai Gubernur.
a. Presiden melalui Menteri
b. Menteri
c. Gubernur
d. Rohaniawan

670. Wagub, Wabup, & Wawali menggantikan Gubernur, Bupati, & Walikota bila
Gubernur, Bupati, & Walikota berhenti. DPRD Provinsi menyampaikan
usulan pengesahan pengangkatan Wagub menjadi Gubernur kepada
Presiden melalu Menteri untuk disahkan pengangkatannya sebagai
Gubernur. Usulan yg disampaikan DPRD Provinsi kepada Presiden
melalui Menteri merupakan calon Gubernur yg diumumkan dalam:
a. rapat paripurna DPRD Provinsi
b. rapat DPRD Provinsi
c. rapat tingkat I DPRD Provinsi
d. rapat khusus DPRD Provinsi

671. Dalam hal DPRD Provinsi tidak menyampaikan usulan dalam waktu 10 hari
kerja terhitung sejak Gubernur berhenti, Presiden berdasarkan usulan
Menteri mengesahkan pengangkatan Wagub sebagai Gubernur
berdasarkan, KECUALI:
a. surat kematian.
b. surat pernyataan pengunduran diri dari Gubernur. atau
c. keputusan pemberhentian.
d. Surat wasiat

672. DPRD Kabupaten/Kota menyampaikan usulan pengangkatan & pengesahan


Wabup/Wawali menjadi Bupati/Walikota kepada ………………………………..
untuk diangkat & disahkan sebagai Bupati/Walikota.
a. Menteri melalui Gubernur
b. Menteri
c. Gubernur
d. Presiden

673. DPRD Kabupaten/Kota menyampaikan usulan pengangkatan & pengesahan


Wabup/Wawali menjadi Bupati/Walikota kepada M enteri melalui
Gubernur untuk diangkat & disahkan sebagai Bupati/Walikota. Usulan yg
disampaikan DPRD Kabupaten/Kota kepada Menteri melalui Gubernur
merupakan calon Bupati/Walikota yg diumumkan dalam:
a. rapat paripurna DPRD Kabupaten/Kota.
b. rapat DPRD Kabupaten/Kota
c. rapat tingkat I DPRD Kota
d. rapat khusus DPRD Provinsi

674. Dalam hal Gubernur & DPRD Kabupaten/Kota tidak menyampaikan


usulan, Menteri mengesahkan pengangkatan Wabup/Wawali menjadi
Bupati/Walikota berdasarkan, KECUALI:
a. surat kematian.
b. surat pernyataan pengunduran diri dari Bupati/Walikota
c. keputusan pemberhentian.
d. Surat wasiat

Pasal 174

675. Dalam hal Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah secara bersama-sama
tidak dapat menjalankan tugas, dilakukan pengisian jabatan melalui
mekanisme …………….. oleh DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota.
a. Pemilihan
b. Musyawarah
c. Urun rembuh
d. Voting

676. Dalam hal Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah secara bersama-sama
tidak dapat menjalankan tugas, dilakukan pengisian jabatan melalui
mekanisme pemilihan oleh DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota.
Parpol / gabungan Parpol pengusung yg masih memiliki kursi di DPRD
mengusulkan ………… kepada DPRD untuk dipilih
a. 2 paslon
b. 1 paslon
c. 3 paslon
d. Banyak paslon

677. Yang dimaksud dengan “Parpol / gabungan Parpol pengusung


mengusulkan 2 Paslon” adalah Parpol / gabungan Parpol pengusung yg
masih memiliki kursi di DPRD pada saat dilakukan pengisian jabatan
Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah melalui:
a. DPRD
b. Gubernur
c. Presiden
d. Menteri

678. Dalam hal Parpol / gabungan Parpol pengusung tidak memiliki kursi di
DPRD pada saat dilakukan pengisian jabatan Kepala Daerah & Wakil
Kepala Daerah maka Parpol / gabungan Parpol yg memiliki kursi di DPRD
mengusulkan Paslon paling sedikit ……… dari jumlah kursi.
a. 20%
b. 2,5%
c. 50%
d. 75%

679. DPRD menyampaikan hasil pemilihan kepada ……………………………..


untuk Gubernur & Wagub & kepada Menteri melalui Gubernur untuk
Bupati & Wabup serta Walikota & Wawali.
a. Presiden melalui Menteri
b. Presiden
c. Menteri
d. Gubernur

680. Dalam hal sisa masa jabatan kurang dari 18 bulan, Presiden menetapkan
penjabat Gubernur & Menteri menetapkan:
a. penjabat Bupati/Walikota
b. Plt.
c. Plh.
d. Plr.

Pasal 176
681. Dalam hal Wagub, Wabup, & Wawali berhenti karena meninggal dunia,
permintaan sendiri atau diberhentikan, pengisian Wagub, Wabup, & Wawali
dilakukan melalui mekanisme pemilihan oleh DPRD Provinsi atau DPRD
Kabupaten/Kota berdasarkan usulan dari :
a. Parpol/Gabungan Parpol pengusung
b. Parpol/Gabungan Parpol oposisi
c. Bupati
d. Gubernur

682. Parpol / gabungan Parpol pengusung mengusulkan 2 orang Cawagub,


Wabup, & Wawali kepada DPRD melalui Gubernur, Bupati, atau Walikota,
untuk dipilih dalam:
a. rapat paripurna DPRD
b. rapat DPRD
c. musyawarah DPRD
d. voting

683. Dalam hal Wagub, Wabup, & Wawali berasal dari calon perseorangan
berhenti karena meninggal dunia, permintaan sendiri, atau diberhentikan,
pengisian Wagub, Wabup, & Wawali dilakukan melalui mekanisme
pemilihan masing- masing oleh DPRD Provinsi & DPRD Kabupaten/Kota
berdasarkan usulan:
a. Gubernur, Bupati, & Walikota
b. Menteri
c. KPU
d. Bawaslu

684. Pengisian kekosongan jabatan Wagub, Wabup, & Wawali dilakukan jika sisa
masa jabatannya lebih dari ………… terhitung sejak kosongnya jabatan
tersebut
a. 1 bulan
b. 12 bulan
c. 18 bulan
d. 20 bulan

BAB XXIV
KETENTUAN PIDANA

Pasal 177
685. Setiap orang yg dengan sengaja memberikan keterangan yg tidak benar
mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang suatu hal yg diperlukan
untuk pengisian daftar pemilih, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 bulan & paling lama 12 bulan & denda paling sedikit Rp.3 jt &
paling banyak:
a. Rp12 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 177A

686. (1) Setiap orang y g dengan sengaja melakukan perbuatan melawan


hukum memalsukan data & daftar pemilih dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 12 bulan & paling lama 72 bulan & denda paling
sedikit Rp12 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 177B

687. Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, & anggota KPU
Provinsi yg dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum tidak
melakukan verifikasi & rekapitulasi terhadap data & daftar pemilih,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 bulan & paling lama 72
bulan & denda paling sedikit Rp24 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178

688. Setiap orang yg dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak
pilihnya, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 bulan & paling
lama 24 bulan & denda paling sedikit Rp12 juta & paling banyak:
a. Rp24 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178A

689. Setiap orang yg pada waktu pemungutan suara dengan sengaja melakukan
perbuatan melawan hukum mengaku dirinya sebagai orang lain untuk
menggunakan hak pilih, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24
bulan & paling lama 72 bulan & denda paling sedikit Rp24 juta & paling
banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178B

690. Setiap orang yg pada waktu pemungutan suara dengan sengaja melakukan
perbuatan melawan hukum memberikan suaranya lebih dari satu kali di
satu atau lebih TPS, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36
bulan & paling lama 108 (seratus delapan) bulan & denda paling sedikit
Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp108 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178C

691. Setiap orang yg tidak berhak memilih yg dengan sengaja pada saat
pemungutan suara memberikan suaranya 1 kali atau lebih pada 1 TPS atau
lebih dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan & paling
lama 72 bulan & denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

692. Setiap orang yg dengan sengaja menyuruh orang yg tidak berhak memilih
memberikan suaranya 1 kali atau lebih pada 1 TPS atau lebih dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan & paling lama 144 bulan &
denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp144 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178D

693. Setiap orang yg dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum


menggagalkan pemungutan suara dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 36 bulan & paling lama 108 (seratus delapan) bulan & denda paling
sedikit Rp100 juta & paling banyak:
a. Rp300 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178E

694. Setiap orang yg dengan sengaja memberi keterangan tidak benar,


mengubah, merusak, menghilangkan hasil pemungutan dan/atau hasil
penghitungan suara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 48
bulan & paling lama 144 bulan & denda paling sedikit Rp48 juta & paling
banyak:
a. Rp144 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178F

695. Setiap orang yg dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum


menggagalkan pleno penghitungan suara tahap akhir yg dilakukan di KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota pemungutan suara dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 36 bulan & paling lama 144 bulan & denda
paling sedikit Rp100 juta & paling banyak:
a. Rp1 milyar
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar
Pasal 178G

696. Setiap orang yg dengan sengaja pada waktu pemungutan suara


mendampingi seorang pemilih yg bukan pemilih tunanetra, tunadaksa, atau
yg mempunyai halangan fisik lain, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 12 bulan & paling lama 24 bulan & denda paling sedikit Rp12 juta
& paling banyak:
a. Rp24 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 178H

697. Setiap orang yg membantu pemilih untuk menggunakan hak pilih dengan
sengaja memberitahukan pilihan pemilih kepada orang lain, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 12 bulan & paling lama 36 bulan &
denda paling sedikit Rp12 juta & paling banyak:
a. Rp 36 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 179

698. Setiap orang yg dengan sengaja memalsukan surat yg menurut suatu


aturan dalam Undang-Undang ini diperlukan untuk menjalankan suatu
perbuatan dengan maksud untuk digunakan sendiri atau orang lain sebagai
seolah-olah surat sah atau tidak dipalsukan, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 36 bulan & paling lama 72 bulan & denda paling
sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 180

699. Setiap orang yg dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum


menghilangkan hak seseorang menjadi Calon Gubernur/Cawagub, Calon
Bupati/Cawabup, & Calon Walikota/Calon Wawali, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 36 bulan & paling lama 72 bulan & denda paling
sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

700. Setiap orang yg karena jabatannya dengan sengaja melakukan perbuatan


melawan hukum menghilangkan hak seseorang menjadi Gubernur/Wagub,
Bupati/Wabup, & Walikota/Wawali atau meloloskan calon dan/atau Paslon
yg tidak memenuhi persyaratan, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 36 bulan & paling lama 96 (sembilan puluh enam) bulan & denda
paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp.96 jt
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar
Pasal 181

701. Setiap orang yg dengan sengaja & mengetahui bahwa suatu surat adalah
tidak sah atau dipalsukan, menggunakannya, atau menyuruh orang lain
menggunakannya sebagai surat sah, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 36 bulan & paling lama 72 bulan & denda paling sedikit Rp36 juta
& paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp.10 juta
c. Rp.15 juta
d. Rp.25 Miliar

Pasal 182

702. Setiap orang yg dengan kekerasan atau dengan ancaman kekuasaan yg ada
padanya saat pendaftaran pemilih menghalang-halangi seseorang untuk
terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan menurut Undang-Undang ini,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 bulan & paling lama 36
bulan & denda paling sedikit Rp12 juta & paling banyak:
a. Rp36 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 182A

703. Setiap orang yg dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum


menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, & menghalang-halangi
seseorang yg akan melakukan haknya untuk memilih, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 24 bulan & paling lama 72 bulan & denda
paling sedikit Rp24 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 182B

704. Seorang majikan atau atasan yg tidak memberikan kesempatan kepada


seorang pekerja untuk memberikan suaranya, kecuali dengan alasan bahwa
pekerjaan tersebut tidak bisa ditinggalkan diancam dengan pidana penjara
paling singkat 24 bulan & paling lama 72 bulan & denda paling sedikit
Rp24 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 183

705. Setiap orang yg melakukan kekerasan terkait dengan penetapan hasil


Pemilihan menurut Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 12 bulan & paling lama 36 bulan & denda paling sedikit
Rp12 juta & paling banyak:
a. Rp36 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 184
706. Setiap orang yg dengan sengaja memberikan keterangan yg tidak benar atau
menggunakan surat palsu seolah- olah sebagai surat yg sah tentang suatu
hal yg diperlukan bagi persyaratan untuk menjadi Calon Gubernur,
Cawagub, Calon Bupati, Cawabup, Calon Walikota, & Calon Wawali,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan & paling lama 72
bulan & denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 185

707. Setiap orang yg dengan sengaja memberikan keterangan yg tidak benar atau
menggunakan identitas diri palsu untuk mendukung Paslon perseorangan
menjadi calon Gubernur & Cawagub, calon Bupati & Cawabup, & calon
Walikota & calon Wawali dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12
bulan & paling lama 36 bulan & denda paling sedikit Rp12 juta & paling
banyak:
a. Rp36 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 185A

708. Setiap orang yg dengan sengaja memalsukan daftar dukungan terhadap


calon perseorangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan & paling lama 72
bulan & denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 185B

709. Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, anggota KPU
Provinsi, dan/atau petugas yg diberikan kewenangan melakukan verifikasi
& rekapitulasi yg dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum
tidak melakukan verifikasi & rekapitulasi terhadap dukungan calon
perseorangan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan &
paling lama 72 bulan & denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 186

710. Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, & anggota KPU
Provinsi yg dengan sengaja memalsukan daftar dukungan terhadap calon
perseorangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan & paling lama 72 bulan &
denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

711. Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, & anggota KPU
Provinsi yg dengan sengaja tidak melakukan verifikasi & rekapitulasi
terhadap calon perseorangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan & paling lama
72 bulan & denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 186A

712. Ketua & sekretaris Parpol tingkat Provinsi dan/atau tingkat


Kabupaten/Kota yg mendaftarkan Paslon yg tidak didasarkan pada SK
pengurus Parpol tingkat Pusat tentang Persetujuan atas calon yg diusulkan
oleh pengurus Parpol tingkat Provinsi dan/atau pengurus Parpol tingkat
Kabupaten/Kota, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan
& paling lama 72 bulan & denda paling sedikit Rp36 juta & paling banyak:
a. Rp72 juta
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

Pasal 187

713. Setiap orang yg dengan sengaja melakukan Kampanye di luar jadwal waktu
yg telah ditetapkan oleh KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota untuk
masing-masing calon, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 15
(lima belas) hari atau paling lama 3 bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp.100 rb atau paling banyak:
a. Rp.1 jt
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

714. Setiap orang yg dengan sengaja mengacaukan, menghalangi, atau


mengganggu jalannya Kampanye, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 bulan atau paling lama 6 bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp.600 rb atau paling banyak:
a. Rp.6 jt
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

715. Setiap orang yg memberi atau menerima dana Kampanye melebihi batas yg
ditentukan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 bulan atau
paling lama 24 bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.200 jt atau paling
banyak:
a. Rp.1 M
b. Rp10 juta
c. Rp15 juta
d. Rp25 Miliar

716. Setiap orang yg dengan sengaja memberikan keterangan yg tidak benar


dalam laporan dana Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat ………….. atau paling lama 12 bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp.1 jt atau paling banyak Rp.10 jt
a. 2 bulan
b. 5 bulan
c. 7 bulan
d. 10 bulan
717. Calon yg menerima sumbangan dana Kampanye & tidak melaporkan
kepada KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota dan/atau tidak menyetorkan
ke kas negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 bulan &
paling lama 48 bulan & denda sebanyak:
a. 3 kali dari jumlah sumbangan yg diterima
b. 2 kali dari jumlah sumbangan yg diterima
c. 5 kali dari jumlah sumbangan yg diterima
d. 10 kali dari jumlah sumbangan yg diterima

Pasal 190

718. Pejabat yg melanggar ketentuan Pasal 71 ayat (2) atau Pasal 162 ayat (3),
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 bulan atau paling lama
…………. dan/atau denda paling sedikit Rp.600 rb atau paling banyak Rp.6
jt.
a. 6 bulan
b. 7 bulan
c. 8 bulan
d. 9 bulan

Pasal 190A

719. Penyelenggara Pemilihan, atau perusahaan yg dengan sengaja melakukan


perbuatan melawan hukum merubah jumlah surat suara yg dicetak sama
dengan jumlah Pemilih tetap ditambah dengan 2,5% dari jumlah Pemilih
tetap sebagai cadangan, yg ditetapkan dengan Keputusan KPU Provinsi &
KPU Kabupaten/Kota dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36
bulan & paling lama ……….. & denda paling sedikit Rp.500 juta & paling
banyak Rp.7.500.000.000,-
a. 72 bulan
b. 12 bulan
c. 24 bulan
d. 36 bulan

Pasal 191

720. Calon Gubernur, Cawagub, Calon Bupati, Cawabup, Calon Walikota, &
Calon Wawali yg dengan sengaja mengundurkan diri setelah penetapan
Paslon s/d pelaksanaan pemungutan suara, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 24 bulan & paling lama 60 bulan & denda paling
sedikit Rp.25 M & paling banyak:
a. Rp.50 M
b. Rp.25 M
c. Rp.15 M
d. Rp.5 M

721. Pimpinan Parpol atau gabungan pimpinan Parpol yg dengan sengaja


menarik Paslonnya dan/atau Paslon perseorangan yg dengan sengaja
mengundurkan diri setelah ditetapkan oleh KPU Provinsi & KPU
Kabupaten/Kota s/d pelaksanaan pemungutan suara, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 24 bulan & paling lama 60 bulan & denda
paling sedikit Rp.25 M & paling banyak:
a. Rp.50 M
b. Rp.25 M
c. Rp.15 M
d. Rp.5 M

Pasal 193
722. Ketua & anggota KPPS, ketua & anggota PPK, ketua & anggota KPU
Kabupaten/Kota, atau ketua & anggota KPU Provinsi yg dengan sengaja
melakukan perbuatan melawan hukum tidak membuat dan/atau
menandatangani berita acara perolehan Paslon Kepla Daerah & Calon
Kepala Daerah, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 bulan &
paling lama 60 bulan & denda paling sedikit Rp12 juta & paling banyak:
a. Rp.60 jt
b. Rp. 100 jt
c. Rp.500 jt
d. Rp.1 M

723. Ketua & anggota KPPS yg dengan sengaja tidak melaksanakan ketetapan
KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pemungutan
suara ulang di TPS, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12
bulan & paling lama 60 bulan & denda paling sedikit Rp12 juta & paling
banyak:
a. Rp.60 jt
b. Rp. 100 jt
c. Rp.500 jt
d. Rp.1 M

Pasal 195

724. Setiap orang yg dengan sengaja merusak, mengganggu, atau mendistorsi


sistem informasi penghitungan suara hasil Pilgub, Bupati & Wabup, serta
Walikota & Wawali, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 60
bulan & paling lama 120 (seratus dua puluh) bulan & denda paling sedikit
Rp.2.500.000.000,- & paling banyak:
a. Rp.5 M
b. Rp.10 M
c. Rp.25 M
d. Rp.50 M

Pasal 197

725. Dalam hal KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota tidak menetapkan
perolehan hasil Pemilihan, anggota KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota
dipidana dengan pidana penjara paling singkat …………. & paling lama 60
bulan & denda paling sedikit Rp.240 jt & paling banyak Rp.600 jt.
a. 24 bulan
b. 12 bulan
c. 9 bulan
d. 5 bulan

Pasal 198

726. Ketua & anggota KPU Provinsi & KPU Kabupaten/Kota yg tidak
melaksanakan putusan pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 bulan & paling
lama …………… & denda paling sedikit Rp12 juta & paling banyak Rp24
juta.
a. 24 bulan
b. 12 bulan
c. 9 bulan
d. 5 bulan

Pasal 198A

727. Setiap orang yg dengan sengaja melakukan tindak kekerasan atau


menghalang-halangi Penyelenggara Pemilihan dalam melaksanakan
tugasnya, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 bulan & paling
lama 24 bulan & denda paling sedikit Rp12 juta & paling banyak:
a. Rp24 juta
b. Rp.10 M
c. Rp.25 M
d. Rp.50 M

BAB XXVI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 200

728. Pendanaan kegiatan Pilgub, Pilbup serta Pilwali yg dilaksanakan pada


tahun 2015 dibebankan pada:
a. APBD
b. APBN
c. PHLN
d. PHDN

729. Dalam hal kegiatan Pilgub, Pilbup serta Pilwali yg dilaksanakan pada tahun
2015 & dilanjutkan pada tahun 2016, pendanaannya dibebankan pada
APBD TA:
a. 2016
b. 2017
c. 2018
d. 2020

730. Surat keterangan sementara dari kepala dinas yg menyelenggarakan urusan


kependudukan & catatan sipil di kabupaten/kota setempat, baik sebagai
syarat dukungan calon perseorangan maupun sebagai syarat terdaftar
sebagai pemilih dapat dipergunakan paling lambat s/d bulan:
a. Desember 2018
b. Januari 2019
c. Februari 2019
d. Maret 2020

731. Syarat dukungan calon perseorangan maupun sebagai syarat terdaftar


sebagai pemilih menggunakan E-KTP terhitung sejak bulan:
a. Januari 2019
b. Januari 2020
c. Februari 2019
d. Maret 2020

Pasal 201

732. Pemungutan suara serentak dalam Pilkada yg masa jabatannya berakhir


pada tahun 2015 & bulan Januari s/d bulan Juni tahun 2016
dilaksanakan pada tanggal & bulan yg sama pada bulan:
a. Desember tahun 2015
b. Januari tahun 2020
c. Februari tahun 2019
d. Maret tahun 2020

733. Pemungutan suara serentak dalam Pilkada yg masa jabatannya berakhir


pada bulan Juli s/d bulan Desember tahun 2016 & yg masa jabatannya
berakhir pada tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal & bulan yg sama
pada bulan:
a. Februari tahun 2017
b. Januari tahun 2020
c. Februari tahun 2019
d. Maret tahun 2020
734. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah hasil Pemilihan tahun 2017
menjabat s/d tahun:
a. 2022
b. 2023
c. 2024
d. 2025

735. Pemungutan suara serentak dalam Pilkada dalam Pemilihan yg masa


jabatannya berakhir pada tahun 2018 & tahun 2019 dilaksanakan pada
tanggal & bulan yg sama pada bulan:
a. Juni tahun 2018
b. Juli tahun 2018
c. Agustus tahun 2019
d. September tahun 2019

736. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah hasil Pemilihan tahun 2018
menjabat s/d tahun:
a. 2023
b. 2024
c. 2025
d. 2026

737. Pemungutan suara serentak Gubernur & Wagub, Bupati & Wabup, serta
Walikota & Wawali hasil pemilihan tahun 2015 dilaksanakan bulan:
a. September tahun 2020
b. September tahun 2021
c. September tahun 2022
d. September tahun 2023

738. Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah hasil Pemilihan tahun 2020
menjabat s/d tahun:
a. 2024
b. 2023
c. 2025
d. 2026

739. Pemungutan suara serentak nasional dalam Pilkada di seluruh wilayah


NKRI dilaksanakan pada bulan:
a. November 2024
b. Desember 2024
c. Oktober 2024
d. September 2024

740. Untuk mengisi kekosongan jabatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah
yg berakhir masa jabatannya tahun 2022 & yg berakhir masa jabatannya
pada tahun 2023 diangkat penjabat Gubernur, penjabat Bupati, & penjabat
Walikota s/d terpilihnya Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah melalui
Pemilihan serentak nasional pada tahun:
a. 2024
b. 2023
c. 2025
d. 2026

741. Penjabat Gubernur, penjabat Bupati, & penjabat Walikota masa


jabatannya 1 tahun & dapat diperpanjang ………………… dengan orang yg
sama/berbeda.
a. 1 tahun berikutnya
b. 2 tahu berikutnya
c. 3 tahu berikutnya
d. 4 tahu berikutnya

742. Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur, diangkat penjabat Gubernur


yg berasal dari jabatan ……………………. s/d pelantikan Gubernur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
a. pimpinan tinggi madya
b. pimpinan tinggi pratama
c. pimpinan tinggi muda
d. pimpinan tinggi utama

743. Untuk mengisi kekosongan jabatan Bupati/Walikota, diangkat penjabat


Bupati/Walikota yg berasal dari jabatan ……………………. s/d pelantikan
Bupati, & Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
a. pimpinan tinggi pratama
b. pimpinan tinggi madya
c. pimpinan tinggi muda
d. pimpinan tinggi utama

Pasal 202
744. Gubernur & Wagub, Bupati & Wabup, serta Walikota & Wawali yg tidak
sampai satu periode akibat ketentuan Pasal 201 diberi kompensasi uang
sebesar gaji pokok dikalikan jumlah bulan yg tersisa serta mendapatkan
hak pensiun untuk:
a. satu periode
b. dua priode
c. tiga periode
d. empat periode

Pasal 203

745. Dalam hal terjadi kekosongan Gubernur, Bupati, & Walikota yg diangkat
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Wagub, Wabup, & Wawali menggantikan Gubernur, Bupati, &
Walikota s/d:
a. berakhir masa jabatannya
b. dimulainya masa jabatan berikutnya
c. berakhirnya masa kampanye
d. dimulainya masa pemilihan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai