Anda di halaman 1dari 5

1.

Berikut ini adalah asas-asas penyelenggaraan pemilihan umum berdasarkan Undang-


Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, kecuali :
a. Berkepastian Hukum
b. Tertib
c. Proporsionalitas
d. Imparsialitas
2. Ketentuan mengenai pemilihan umum dalam Undang-Undang Dasar, diatur dalam
pasal :
a. 22
b. 22 A
c. 22 E
d. 23
3. Berikut ini adalah tugas Bawaslu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, kecuali :
a. Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu
b. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu
c. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan pelanggaran pemilu
d. Mengawasi penindakan pelanggaran pidana pemilu
4. Berikut ini adalah wewenang Bawaslu berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017, kecuali:
a. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN.
b. Mengangkat, membina, dan memberhentikan Anggota Bawaslu Provinsi, Anggota
Bawaslu kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu LN.
c. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu.
d. Mengambil alih seterusnya tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Provinsi
dan Bawaslu Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi dan
Bawaslu Kabupaten/Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau
akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang
dimaksud dengan Penyelenggara Pemilu adalah:

a. Bawaslu
b. Bawaslu dan KPU
c. Bawaslu, KPU dan KPI
d. KPU, Bawaslu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)
6. Dalam Pemilu Pemilih diharuskan memberikan suranya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun. Pernyataan tersebut merupakan makna prinsip penyelenggaraan pemilu
yang:
a. Umum
b. Langsung
c. Jujur dan Adil
d. Bebas
7. Berikut ini adalah pihak yang harus tunduk pada Kode Etik Penyelenggara Pemilu
adalah:

a. Peserta pemilu
b. Pemerintah Daerah
c. Petugas kampanye

d. Pengawas pemilu
8. Hasil kegiatan pengawasan Pengawas Pemilu dituangkan dalam:

a. Formulir Model A
b. Formulir Model B
c. Formulir model C
d. Formulir Model D
9. Pengawas Pemilu perlu melakukan identifikasi dan pemetaan potensi rawan
pelanggaran pengawasan Pemilu, pada tahapan:

a. Tahapan Pemutakhiran data pemilih


b. Tahapan Kampanye
c. Semua Tahapan
d. Tahapan Pemungutan Suara

10. Dalam Undang-Undang Pemilu, Pengaturan Penyelenggaraan pemilu bertujuan untuk,


kecuali:

a. Memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis


b. Mewujudkan pemilu yang adil dan berintegritas

c. Menjamin konsistensi pengaturan sistem pemilu


d. Mewujudkan pemilu yang dinamis dan fleksibel
11. Penyusunan daerah pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota memperhatikan prinsip, kecuali :
a. Kesetaraan nilai suara
b. Proporsionalitas
c. Kohesivitas
d. Keterbatasan
12. Batas maksimum pemasangan iklan Kamparrye pemilu televisi untuk setiap peserta
pemilu secara kumulatif sebanyak 10 (sepuluh) spot setiap stasiun televisi setiap hari
selama masa Kampanye pemilu, berdurasi paling lama :
a. 30 (tiga puluh) detik
b. 50 (lima puluh) detik
c. 1 (satu) menit
d. 2 (dua) menit
13. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ Kota wajib memutus penyelesaian
pelanggaran administratif Pemilu setelah temuan dan laporan diterima dan diregistrasi,
paling lama :
a. 7 (tujuh) hari kerja
b. 9 (sembilan) hari kerja
c. 11 (sebelas) hari kerja
d. 14 (empat belas) hari kerja
14. Putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota untuk penyelesaian
pelanggaran administratif Pemilu berupa, kecuali:
a. Perbaikan administrasi terhadap tata cara, prosedur, atau mekanisme sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Teguran lisan
c. Tidak diikutkan pada tahapan tertentu dalam Penyelenggaraan Pemilu.
d. Sanksi administratif lainnya sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
15. Dalam penyelesaian pelanggaran administrasi pemilu KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti putusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan
Bawaslu Kabupaten/Kota sejak tanggal putusan dibacakan paling lama :
a. 3 (tiga) hari kerja
b. 5 (lima) hari kerja
c. 7 (tujuh) hari kerja
d. 9 (sembilan) hari kerja
16. Dalam Undang-Undang Pemilu permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilu
sebagaimana disampaikan oleh calon perserta pemilu dan/atau peserta pemilu
disampaikan secara tertulis dan paling sedikit memuat, kecuali :
a. Nama dan alamat pemohon
b. Pihak termohon
c. Kepentingan termohon
d. Keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan/atau keputusan KPU
Kabupaten/Kota yang menjadi sebab sengketa
17. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota memeriksa dan memutus
sengketa proses Pemilu sejak diterimanya permohonan, paling lama :
a. 5 (lima) hari
b. 7 (tujuh) hari
c. 12 (dua belas) hari
d. 14 (empat belas) hari
18. Laporan dugaan tindak pidana Pemilu diteruskan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Bawaslu Kabupaten/ Kota, dan/ atau Panwaslu Kecamatan kepada Kepolisian Negara
Republik Indonesia sejak Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
dan/atau Panwaslu Kecamatan menyatakan bahwa perbuatan atau tindakan yang diduga
merupakan tindak pidana Pemilu, paling lama :
a. paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam
b. paling lama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam
c. paling lama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam
d. paling lama 4 x 24 (emat kali dua puluh empat) jam
19. Mahkamah Konstitusi memutus perselisihan yang timbul akibat keberatan penetapan
perolehan suara hasil pemilu Presiden dan Wakil Presiden sejak diterimanya
permohonan keberatan oleh Mahkamah Konstitusi paling lama :
a. 7 (tujuh) hari
b. 12 (dua belas) hari
c. 14 (empat belas) hari
d. 15 (lima belas) hari
20. Pemantau Pemilu mengajukan permohonan untuk melakukan pemantauan Pemilu
dengan mengisi formulir registrasi yang disediakan oleh, kecuali :
a. Bawaslu
b. Bawaslu Provinsi
c. atau Bawaslu Bupaten/Kota
d. Panwascam

Anda mungkin juga menyukai