Anda di halaman 1dari 13

“Pendidikan Politik Pemilih Pemula Bagi Siswa SMA Sebagai Motor Generasi

Muda Dalam Peningkatan Partisipasi dan Kesadaran Politik di Kota Padang”

1. Pendahuluan

Kualitas pemimpin yang akan dipilih melalui proses pemilu, akan dihasilkan
melalui proses pemilu yang berkualitas. Untuk dapat menghasilkan pemilu yang
berkualitas maka diperlukan partisipasi masyarakat secara berkualitas pula, baik
keterlibatannya secara berkualitas dalam pemilihan umum maupun telibat aktif dalam
upaya menghasilkan pemilu yang jujur, adil dan menyenangkan. Proses pelaksanaan
politik yang bersahaja, dapat memberikan pengalaman dan proses belajar bagi setiap
komponen masyarakat, khususnya pemilih pemula untuk senang dan bergembira
mengikuti dan melaksanakan proses pelaksanaan pemilihan umum, baik Pilkada,
Pemilu Legislatif (DPR, DPD, DPRD), Presiden Wakil Presiden, Gubernur, bahkan
Kepala Desa sekalipun. Beberapa dekade yang lewat, dan sampai saat ini, masih
Nampak dibeberapa daerah setiap proses pemilu menampilkan arogansi, pemaksaan
kehendak, pengerusakan, intimidasi, pembangkangan publik, yang tentunya dapat
menghadirkan rasa waswas, kekhawatiran dan rasa takut, serta traumatik demokrasi
dan politik, hal ini akan berpengaruh pada kemajuan bangsa secara massif.

Oleh sebab itu, seiring dengan meningkatkan kecerdasan masyarakat dibidang


pendidikan, maupun ekonomi harus pula diikuti kecerdasan dalam bidang politik.
Sebab hampir seluruh bagian dari proses pembangunan yang ada di Negara ini
dimulai dari proses politik, oleh sebab itu diperlukan pembelajaran yang secara
berkelanjutan, berjenjang pada materi pemenuhan kebutuhan komponen bangsa
dalam proses politik. Sebab secara empiris kecenderungan partisipasi masyarakat di
bidang Negara mengalami penurunan, upaya pengkaderisasi dan militansi, yang
disertai dengan proses pengabdian pada bangsa dan Negara, pembangunan solidaritas
kebangsaan mengalami degradasi, baik di masyarakat maupun pada kalangan para
pemimpin bangsa. Egosentris, daerahisme bahkan sara selalu mewarnai kancah
perpolitikan kita.
Rasa memiliki terhadap proses pemilu maupun partai politik masih rendah,
tidak ada upaya-upaya yang signifikan dari para pemimpin bangsa atau partai
berkeinginan atau menampakkan upaya yang cerdas untuk meningkatkan peran partai
dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat di bidang politik, yang dapat
menghasilkan dampak mebentuk integrasi bangsa yang kuat, solidaritas kebangsaan
terbina secara konsisten dan dan upaya-upaya nyata dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dengan menempatkan sarana demokrasi berkualitas
menjadi instrument utama dalam proses pembangunan ini. Setiap masyarakat dapat
berpartisipasi dalam proses politik yang dimulai dari proses pemilu, antara lain
partisipasi dapat dilakukan : 1) Memastikan terlindungnya hak-hak politik masyarakat
sebagai Warga Negara; 2) Mewujudkan pemilu yang bersih, transfaran, dan
berintegrasi; 3) Pemilu sebagai instrumen mewujudkan kepemimpinan politik dan
evaluasi kepemimpinan politik; 4) Terwujud dan terpilihnya kepemimpinan politik
yang dapat memenuhi aspirasi terbesar dari rakyat ; membangun kepercayaan
terhadap demokrasi, dan Pemilu yang berkualitas.

Hadirnya pemimpin yang berkualitas melalui proses politik yang berkualitas,


dapat menghasilkan legitimasi kepemimpinan bangsa, bahwasannya setiap proses
politik maupun pembangunan akan mendapat dukungan dari seluruh komponen
bangsa, tidak adanya upaya pengingkaran dan pembangkangan publik terhadap
aspirasi masyarakat, maupun terhadap kepemimpinan yang sah. Dalam keadaan
demikian para pemimpinan bangsa selalu beorientasi pada program-program yang
dapat meningkatkan kesejahteraan dan integrasi bangsa, melalui penyediaan
pelayanan publik, yang sesuai dengan harapan dari sebagian masyarakat bangsa ini,
namun demikian tidak lupa juga dalam upaya meningkatkan kapasitas bangsa untuk
dapat berkompetisi dalam persaingan dunia global. Oleh karena itu pentingnya
partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam
proses politik maupun dalam setiap proses pembangunan bangsa. Tingginya
partisipasi pemilih dan didukung dengan upaya-upaya yang cerdas dalam
menggunakan hal pilihnya.
2. Permasalahan Mitra

Kurangnya sosialisasi pendidikan politik bagi kalangan pemilih pemula


adalah salah satu penyebab tingginya angka golput pada setiap acara politik terbesar
Indonesia seperti pemilu pilkada, Pileg, dan Pilpres. Kondisi ini sangat dikhawatirkan
akan terulang kembali dalam setiap agenda besar Pemilu 2019 mendatang. Oleh
karena itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta untuk memberikan sosialisasi
kepada pemilih pemula yang rata rata didominasi oleh siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) agar tertarik untuk berpartisipasi mengikuti pemilu. KPU harus memberikan
pendidikan politik kepada masyarakat untuk membangun rasa ketertarikan terhadap
pemilu. “Pemilih pemula di Kota Padang cukup besar jumlahnya dan akan sangat
menyedihkan jika mereka tidak tertarik untuk menggunakan hak pilihnya. Tidak
hanya KPU harus turun tangan langsung ke sekolah sekolah lembaga perguruan
tinggipun ikut bertanggung jawab untuk memberikan sosialisasi tentang pentingnya
pemilu bagi negara Indonesia.

Partisipasi juga dapat diwujudkan dalam pelaksanaan pengawasan pemilu, hal


ini penting dikarenakan terbatasnya pengawasan pemilu, meningkatnya partisipasi
masyarakat dan tantangan ke depan semakin komplek, maka diperlukan sumberdaya
manusia masyarakat yang cerdas yang bersedia menjadi relawan dalam mengawasi
pemilu untuk mewujudkan proses pemilu pemilu yang bersih dan transfaran. Namun
demikian masih ada beberap tantangan dan hambatan yang sangat penting dicarikan
solusi dalam upaya mewujudkan partisipasi masyarakat sebagai pengawas pemilu
secara berkualitas, antara lain: 1) Masyarakat masih terfokus pada urusan domestik
elementer ; 2) Kemampuan SDM terbatas, belum terbentuk massa yang kritis; 3)
Kekhawatiran terjadinya konflik dan benturan antara pengawas; 4) Tidak adanya
perlindungan hukum bagi pelapor 5) Minimnya Informasi tentang pengawasan
partisipatif; 5) disparitas jumlah laporan dengan tindaklanjut penanganan
pelanggaran; 6) kesenjangan persepsi penanganan pelanggaran dan 7) tidak adanya
kekuatan pendorong terhadap instansi terkait dalam penegakan hukum pemilu. Dalam
partisipasi pengawasan pemilu apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat maupun
tokoh masyarakat, antara lain: a) Ikut memantau pelaksanaan pemilu agar sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (memantau daftar pemilih; pengawasan
semesta dan penyediaan teknologi informasi; b) Ikut serta, aktif dan kritis dalam
setiap kajian persoalan kepemiluan (duta pengawasan dan democracy heroes); c) Ikut
mencegah segala pelanggaran pemilu dan kerjasama dengan pemantau; d)
Melaporkan segala bentuk pelanggaran; e) Menyampaikan informasi tentang adanya
dugaan pelanggaran pemilu dan f) Mendukung terciptanya ketaatan peserta pemilu
dan penyelanggara pemilu.

Pengabdian ini berupaya memberikan pemahaman lebih mendalam tentang


bagaimana menjadi pemilih yang baik dalam dalam menentukan pilihannya dengan
berdasarkan kesadaran politik. Pada kebanyakan kasus, pemilih pemula dalam
menentukan pilihannya, baik dalam pemilu nasional maupun pilkada. Pemilih pemula
ini banyak dipengaruhi oleh pengaruh budaya, faktor agama, dan ketidakpahaman
tentang perpolitikan saat ini. Sehingga dalam menentukan pilihannya tidak
berdasarkan hati nurani dan kurang rasional dalam pilihannya.

Potensi pemilih pemula ini cukup besar jika kita mengacu pada jumlah
sekolah menengah atas (SMA) di Kota Padang dengan umur 17 tahun ke atas.
Sehingga potensi ini harus diberikan pendidikan politik yang tepat dan baik. Oleh itu
pendidikan politik ini jelas akan meningkatkan partisipasi dan kesadaran politik
terutama pemilih pemula ini.

Pemilih muda juga sangat rentan di mobilisasi oleh kelompok kepentingan


contohnya : partai politik , ormas dan tim sukses untuk meraup suara karna melihat
dari karakteristik pemilih muda lebih menyukai hal-hal yang sederhana dan mudah
dimengerti, dan mayoritas tidak tertarik untuk ikut serta dalam kampanye politik.
Kelompok kepentingan adalah suatu organisasi yang berusaha untuk mempengaruhi
kebijakan publik dalam suatu bidang yang penting untuk anggota-anggotsnys. Serta
pengaruh media social di era globalisasi pada saat ini dapat mempengaruhi kelompok
ini . Di wilayah Kota Padang, perburuan suara pemilih muda tersebut sudah dimulai
jauh hari sebelum PILEG 2019. Apalagi signifikansi suara para pemilih pemula ini
sudah banyak terbukti pada beberapa Pilkada yang sudah dilakukan sebelumnya.

3. TUJUAN KEGIATAN

3.1. Tujuan Umum


Secara umum kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada para
pemilih pemula tentang hak-hak politik yang harus diberikan dalam pemilu, Karena
satu suara dalam pemilu menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan
3.2. Tujuan Khusus
3.2.1. Meningkatkan kemampuan para pemilih pemula untuk
menggunakan hak hak politik mereka
3.2.2. Meningkatkan kemampuan para pemilih pemula dalam
pengetahuan
4. MANFAAT KEGIATAN

4.1. Manfaat Umum


Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa membantu meningkatkan tingkat
partisipasi politik para pemilih pemula di dalam pemilu di Indonesia Khusunya Kota
Padang yang akan melaksanakan pemiihan Presiden.
4.2. Manfaat Khusus
Secara khusus dengan adanya kegiatan ini diharapkan:
4.2.1. Bagi para pemilih pemula bisa meningkatkan partisipasi politik mereka
di dalam pemilu dengan memperbaiki cara-cara dalam melakukan
sosialisasi politik dan pendidikan politik kepada masyarakat

5. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah diperuntukan bagi
pelajar yang sedang menempuh pendidikan SMA di Kota Padang, dalam
pengabdian ini akan dilaksanakan di SMA 10 Kota Padang.
A. Target Luaran

Target luaran kegiatan pengabdian masyarakat ini kegiatan ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Mitra tentang upaya


penanaman nilai-nilai dalam Pemilu. Dalam prosesnya strategi ini dilakukan
melalui pendidikan baik formal maupun non formal
2. Terjadinya peningkatan kepercayaan terhadap proses pemilu yang telah
berjalan, sehingga kita bisa mendapatkan pemimpin dari proses pemilu yang
berkualitas
Untuk mengukur capaian luaran dari kegiatan ini maka akan dilakukan evaluasi
terhadap keberhasilan kegiatan ini dilakukan pada saat kegiatan berlangsung dan
setelah kegiatan selesai. Pada saat kegiatan berlangsung evaluasi dilakukan dengan
metode observasi sedangkan setelah selesai dilaksanakan evaluasi dilakukan dengan
melihat hasil rencana tindak lanjut dan pemantauan ke lapangan.

Indikator untuk menilai capaian luaran pada saat kegiatan berlangsung adalah
adalah:

1. Tingkat partisipasi, antusiasme dan kehadiran peserta dalam mengikuti


Pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan yang dilihat dari absensi
kegiatan.
2. Tingkat keterlibatan peserta/mitra dalam setiap sesi kegiatan dilihat dari
jumlah dan variasi orang yang memberikan pendapat, gagasan dan menjadi
voluntir dalam sesi-sesi role play dan game.
3. Tingkat penerimaan materi dilihat dari muncul atau tidaknya secara
kongkrit dalam rencana tindak lanjut (RTL) peserta.
B. Program Pengabdian
Adapun metode Pendidikan politik bagi pemilih pemula ini dilakukan dengan
langkah-langkah mengikuti Siklus Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman. Prinsip-
prinsip belajar orang dewasa meliputi:
Gambar 3:

Daur Belajar Orang Dewasa atau Daur Belajar Berdasarkan Pengalaman

Pengalaman

Penerapan
Berbagi Pengalaman dan Diskusi
Fasilitator

Rencanakan Menganalisa

Mitra berbuat, bertindak, berlaku, berdasarkan pada pengalaman yang


telah dimiliki. Pengalaman mitra selama menjalankan usaha kerajinan perak dan
sulaman, dalam proses interaksi mengajar dan belajar dipertukarkan dengan peserta
lainnya yang juga memiliki pengalaman serupa. Mitra saling menggali penilaian dari
peserta lain melalui diskusi, mengevaluasi pengalaman-pengalaman tersebut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam proses ini mitra kemudian secara bersama-
sama mengembangkan bentuk bentuk partisipasi diterapkan sebagai pengalaman
baru. Proses ini menuntut adanya keterlibatan secara langsung dan aktif dari seluruh
mitra. Mitra diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan perasaan
dan hasil pemikirannya tanpa ada rasa tertekan. Pengusul program sebagai fasilitator
akan berupaya menciptakan kondisi yang nyaman bagi mitra untuk belajar bersama,
tanpa ada rasa malu, memegang prinsip kesetaraan tanpa ada yang merasa lebih
dominan dan lebih tahu. Pengusul program juga berupaya mendorong diskusi dan
untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman mitra. Selain itu pengusul juga
dapat memberikan ide- ide dari sudut pandang yang berbeda. Pengusul sebagai
fasilitator akan aklan merupaya membangun antusiasme mitra untuk belajar dari
pengalaman mereka sendiri.

Pertukaran pengetahuan dan keterampilan dan peserta didorong setiap waktu.


Fasilitator tidak bersikap menggurui dan mengambil bagian dalam diskusi,
mendengarkan dan terbuka untuk belajar dari peserta.

Teknik-teknik yang akan dilakukankan dalam kegiata nmeliputi:

a. Diskusi kelompok:
Mitra dibagi kelompok kecil (6 orang) untuk membahas suatu topik tertentu
secara mendalam. Dalam kelompok kecil, seluruh anggota terlibat aktif dan dapat
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

b. Diskusi pleno:

Diskusi pleno di antara semua peserta akan digunakan untuk memberikan


pengetahuan dan pemahaman yang gamblang konsep Pemilu. Selain itu, diskusi
pleno bisa dipakai sebagai forum untuk mendiskusikan hasil diskusi kelompok.

c. Curah pendapat:

Curah pendapat dilakukan untuk mendapat sebanyak mungkin masukan dari


seluruh peserta dalam waktu pendek sebagai dasar untuk diskusi selanjutnya. Dalam
sesi ini kualitas masukan dari peserta belum dijadikan hal yang penting. Pada saat
curah pendapat dilakukan peserta lain belum diberikan kesempatan untuk
memberikan tanggapan terhadap masukan masmg-masing.

d. Permainan:

Permainan digunakan untuk menghidupkan dan mencairkan suasana,


mengaktifkan peserta dan untuk membuka diskusi tentang suatu topik yang
direfleksikan pada permainan tersebut. Permainan dalam pelatihan ini tidak diberikan
porsi waktu yang besar, namun diskusi yang muncul setelah permainan merupakan
fokus utama dari sesi ini.
e. Ceramah:
Untuk menjelaskan suatu konsep, definisi, proses yang terkait pemilu,
kepemimpinan pengusul sebagai fasilitator akan menggunakan teknik ceramah
dengan menggunakan alat power point yang ditayangkan dengan LCD Projector.
Namun pengusul akan membatasi waktu ceramah supaya tidak membosankan peserta
dan mendorong peserta untuk berpikir kritis dan berperan aktif.

f. Materi
Materi/Silabus pelatihan perancangan  perundang-undangan (legislative drafting
training) “RefreshingCourse” ini meliputi topik-topik sebagai berikut:
1. Pemilu
2. Partisipasi
3. Pemilih Pemula/Anak muda
g. Durasi
Program deradikalisasi Islam dalam Menangkal potensi radikalisme agama di
Angkatan Muda Muhammadiyah Cabang Pariaman Utara Kota Pariaman ini
diselenggarakan secara intensif selama tiga hari. Hari pertama dan kedua diisi dengan
penyampaian materi dari narasumber, dan hari kedua diisi dengan pelatihan studi
kasus atau simulasi.
h. Fasilitas
Para peserta Pendidikan Politik Pemilih Pemula Bagi Siswa SMA Sebagai Motor
Generasi Muda Dalam Peningkatan Partisipasi dan Kesadaran Politik di Kota Padang
mendapat beberapa fasilitas berikut:
1. Bahan bacaan yang relevan
2. Training kit (alat tulis, blocknote, dll)
3. Paket meeting (lunch, coffee break)
4. Sertifikat
g. Lokasi Pengabdian
Pengabdian ini dilaksanakan di SMA 10 Padang, Kota Padang
C. RANCANGAN EVALUASI

1) Evaluasi dilakukan dengan cara pengamatan untuk melihat keberhasilan


kegiatan ini . Pengamatan dilakukan selama dan setelah kegiatan selesai,
untuk melihat apakah pengetahuan dan keterampilan peserta telah
mengalami peningkatan.
2) Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan
para peserta yang mengikuti kegiatan ini tentang pemlihan umum. Kegiatan
dievaluasi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
materi yang telah diberikan
3) Peningkatan kemampuan ini diukur dengan cara kuantitatif, yaitu:
a) Jangka pendek (kemampuan para peserta dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam lembaran evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan
dilaksanakan dengan criteria penilaian sebagai berikut):
A = 81—100 = Sangat Memuaskan
B = 66—80 = Memuaskan
C = 56—65 = Cukup Memuaskan
D = 41—55 = Kurang
E = 0—40 = Gagal
b) Jangka panjang (para peserta selalu memberikan hak suaranya disetiap
pelaksanaan pemilu)
D. Daftar Pustaka
Budiardjo Miriam. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Ikrar
Mandiriabdi.
Election Comission of India dan SVEEP Systematic Voter Education and
Electoral Participation. http://eci.nic.in/eci_main1/sveep.aspx. Diakses
pada 1 Maret 2014. pukul 12.00 WIB.
IDEA. 2014. The concepts of Civic Education. Electoral Education and Voter
Awareness. 1 Maret 2014. makalah tidak diterbitkan.
Husein, Harun, 2014. Pemilu Indonesia. (Fakta, Angka, Analisis, dan Studi
Banding) (Jakarta: Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi)
K., Merkl. Continuity and Change. New York: Harper and Row. 1967.13.
Komisi Pemilihan Umum. 2009. Buku Saku Pemilu 2009: Hasil Pemilu Anggota
DPR. DPD dan DPRD Jakarta: Komisi Pemilihan Umum.
Miriam, Budiardjo. 2012. Dasar-dasar Ilmu Poliitik 2000. Jakarta: PT Ikrar
Mandiriabdi.
Peraturan Pemerintah No.83 Tahun 2012
Rumah Pemilu. Gambaran Singkat Pemilihan Umum di Indonesia. Jakarta:
Rumah Pemilu Press. 2013.
Rumah Pemilu. Pendidikan Pemilih di Indonesia tidak sebaik di Australia dan
India. http://www.rumahpemilu.org/read/4793/Pendidikan-Pemilih-di-
Indonesia-Tak-Sebaik-di-Australia-dan-India. Dikases pada 1 Maret
2014. pukul 11.22 WIB.
PEMBIAYAAN

1. Bahan Habis Pakai


No Nama Bahan Volume Biaya Total Biaya
Satuan (Rp) (Rp)

1 Alat Tulis Kantor

1.a. Kertas HVS 10 35.000 350.000

1.b.Pena/Pensil/Penghapus/map/materi paket 700.000 700.000


kegiatan

2 Pengurusan Perizinan 2 hari 100.000 200.000

3 Peminjaman tempat Kegiatan 2 hari 500.000 1.000.000

4 Konsumsi 50 50.0000 2.500.000

5 Spanduk 3 30.000 90.000

6 Dokumentasi paket 100.000 100.000

JUMLAH BIAYA 4.940.000

2. Perjalanan
No Kota/Tempat Tujuan Volume Biaya Satuan Total Biaya
(Rp) (Rp)

1 Sewa Kendaraan untuk pengumpulan data primer dan sekunder

a. Sewa Mobil (hari/Unit) 2/1 250.000 500.000


b. Beli Bensin (hari/liter) 2/20 7800 312.000
c. Akomodasi (orang/hari)
4/2 200000 1.600.000

JUMLAH BIAYA 2.412.000

3. Lain-lain
No Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan Total Biaya
(Rp) (Rp)

1 Perbanyak Laporan (buah) 5 75.000 375.000

2 Publikasi (kali) (Jurnal 1 1.500.000 1.500.000


terkareditasi)

3 Seminar / Diskusi Hasil 1 750.000 800.000

JUMLAH BIAYA 2.675.000

TOTAL ANGGARAN KESELURUHAN 10.027.000

Anda mungkin juga menyukai