Anda di halaman 1dari 2

Peluang dan Tantangan: Pendidikan Integritas di Dunia

Pendidikan
 

Integrity Days merupakan acara rutin tahunan yang diadakan oleh


Campus Ministry Universitas Sanata Dharma untuk mengajak civitas akademika USD merefleksikan momentum
Hari Pendidkan Nasional.  Pada tahun 2012, Integrity Days diisi dengan kegiatan Kampanye Nilai Integritas "Be
Responsible, Be Honest, Be Confident"; Lomba Penulisan Essay Mahasiswa Pendidikan "Pendidikan Menumbuhkan
Karakter Integritas Bangsa" serta Seminar "Peluang dan Tantangan: Pendidikan Integritas di Dunia Pendidikan
Tinggi".

Seminar yang merupakan puncak acara Integrity Days 2012 ini diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 10 Juni
2012 di Ruang Drost, Kampus III USD Paingan. Seminar ini menghadirkan Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ. MST dan
Dr. Aloysius Purwa Hadiwardoyo, MSF  sebagai narasumber,  serta Bp. Budi Sarwono sebagai moderator.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Campus Ministry dengan Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Dalam paparannya, Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ. MST menegaskan bahwa integritas selalu berkaitan dengan
yang ada di dalam dan tidak hanya berkaitan dengan yang ada di luar. Seseorang yang memiliki integritas yang
tinggi adalah pribadi yang utuh, pribadi yang memiliki kesamaan dari luar maupun di dalam. Seseorang yang
memiliki integritas akan berkembang secara kognitif, afeksi  dan spiritual (relasi dengan Tuhan), fisik, emosi,
moral, sosial (mereka akan berelasi baik dengan orang lain). Perguruan tinggi dengan kebebasan akademik dan
upaya mencari kebenarannya, sebenarnya menjadi tempat yang sangat potensial untuk menumbuhkan dan
menyemaikan nilai-nilai integritas. Oleh karenanya dibutuhkan sinergi baik dari mahasiswa, dosen, maupun
institusi perguruan tinggi untuk semakin menghidupi.

Sementara Dr. Aloysius Purwa Hadiwardoyo, MSF mengajak kita melihat bahwa integritas tidak saja berdimensi
personal, namun juga sosial . Hal ini bisa dilihat dalam berbagai kasus yang merupakan contoh buruk yang terjadi
di negara kita, di mana wakil rakyat dan para petinggi negara justru menunjukkan integritas yang rendah, pandai
berbicara, berjanji, tetapi tidak bisa mewujudkan, dan akhirnya mengecewakan rakyat. Belum lagi maraknya
praktek korupsi, kekerasan, dan pelanggaran HAM yang tidak bisa diselesaikan oleh orang-orang yang
seharusnya menjadi teladan integritas bagi masyarakat. Dalam berbagai kasus, justru pelaku korupsi yang
merugikan negara adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi. Mahasiswa dulu telah merintis reformasi
melawan praktek-praktek KKN (kolusi, korupsi, dan nepostisme), maka jangan sampai menjadi sia-sia dengan
mengulang kesalahan yang sama. Bercermin dari keprihatinan tersebut, maka justru penting saat ini untuk
merefleksikan tanggung jawab sosial pendidikan tinggi terhadap pengembangan karakter integritas bangsa.

Dalam kegiatan seminar yang dihadiri oleh 135 peserta dari berbagai universitas di Yogyakarta ini juga dilakukan
penyerahan hadiah kepada para pemenang Lomba Essay, yaitu Gustin Zulaihah dari Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Yogyakarta dan Paulus Widiantoro dari Prodi Teologi Universitas Sanata Dharma. (CM)

Anda mungkin juga menyukai