Anda di halaman 1dari 25

PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE DAN STRATEGI PENGAWASANNYA

PADA PEMILU LEGISLATIF DAN PILPRES TAHUN 2019

Oleh :

ASTUTI USMAN, S.Ag.MH.


KORDIV SDM DAN ORGANISASI BAWASLU PROVINSI MALUKU
DASAR HUKUM
• UU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU;
• PKPU NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL
PENYELENGARAAN PEMILU TAHUN 2017;
• PERBAWASLU NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG TENTANG PENGAWASAN
PEMUTAKHIRAN DATA DAN PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DALAM PEMILIHAN GUBERNUR
DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI SERTA WALI KOTA DAN WAKIL WALI
KOTA;
• PERBAWASLU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG PENGAWASAN DANA
KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL
BUPATI, SERTA WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA;
• PERBAWASLU NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALI KOTA DAN
WAKIL WALI KOTA
• PERBAWASLU TERKAIT PENGAWASAN PEMILU DAN PILPRES TAHUN 2019
• PKPU TERKAIT PEMILU DAN PILPRES
• PERATURAN TERKAIT;
• SURAT EDARAN/ JUKNIS/ INSTRUKSI/ ALAT KERJA PENGAWASAN ;
PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE
KERANGKA PENGAWASAN
KAMPANYE
Melindungi hak calon untuk melaksanakan kampanye serta mendapat
keadilan dalam akses pelaksanaan kampanye.
1. Melindungi hak pemilih untuk mendapatkan informasi tentang
calon dan informasi yang baik dan bertanggung yang disampaikan
oleh calon, sebagai dasar dalam melakukan penilaian terhadap
calon
2. Menjaga tujuan pelaksanaan Kampanye yang menjadi pendidikan
politik bagi masyarakat.
3. Mencegah terjadinya konflik akibat dari ekses pelaksanaan
kampanye.
4. Menegakkan aturan/ penegakan hukum dalam pelaksanaan
kampanye.
PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE PEMILIH DALAM
PEMILIHAN DILAKSANAKAN OLEH PENGAWAS PEMILIHAN
MELIPUTI:

a. Bawaslu;
b. Bawaslu Provinsi;
c. Panwas Kabupaten/Kota;
d. Panwas Kecamatan
LANJUTAN
PENGAWASAN TAHAPAN KAMPANYE TERDIRI ATAS:
a. pengawasan Tim Kampanye pasangan calon;
b. pengawasan materi dan/atau ujaran Kampanye;
c. pengawasan Kampanye pertemuan terbatas;
d. pengawasan Kampanye pertemuan tatap muka;
e. pengawasan penyebaran Bahan Kampanye;
f. pengawasan pemasangan Alat Peraga Kampanye;
g. Kampanye media sosial;
h. pengawasan kegiatan Kampanye yang melanggar larangan
Kampanye dan pengawasaan penggunaan sumber dana negara; dan
i. pengawasan Kampanye yang difasilitasi KPU meliputi debat
kandidat, penyebaran Bahan Kampanye, pemasangan Alat Peraga
Kampanye
Pengawasan tahapan Kampanye menjadi tanggung jawab bersama Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota, dan Panwas Kecamatan.

Pengawasan sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap:


a. persiapan Kampanye; dan
b. pelaksanaan Kampanye
PENGAWASAN PERSIAPAN KAMPANYE, PENGAWASAN DILAKUKAN
DENGAN MEMASTIKAN:

a. Tim Kampanye/Penghubung Pasangan Calon/Petugas Kampanye,


Pihak Lain dan/atau Relawan pasangan calon terdaftar di KPU
Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota serta tidak terdapat pihak yang
dilarang sebagai Tim Kampanye dalam daftar Tim Kampanye;
b. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota mengumumkan Tim
Kampanye/Penghubung Pasangan Calon/Petugas Kampanye, Pihak
Lain dan/atau Relawan pasangan calon;
c. Penggantian Tim Kampanye dan Penghubung Pasangan Calon yang
telah didaftarkan paling lama 1 (satu) hari sebelum kegiatan
Kampanye, jika ada;
d. penyusunan jadwal Kampanye rapat umum dilakukan berdasarkan
hasil koordinasi KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan
Partai Politik atau gabungan Partai Politik, pasangan calon dan/atau
Tim Kampanye dan ditetapkan dalam surat keputusan;
e. penetapan jadwal penayangan iklan Kampanye untuk setiap
pasangan calon oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan media massa cetak
atau elektronik dan/atau lembaga penyiaran;
LANJUTAN

f. lokasi pemasangan Alat Peraga Kampanye ditetapkan oleh KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota setelah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, perangkat kecamatan, dan perangkat desa atau
sebutan lain/kelurahan;
g. jadwal penayangan iklan Kampanye ditetapkan dengan mempertimbangkan
kesempatan dan alokasi waktu yang sama dan berimbang kepada setiap
pasangan calon;
h. adanya surat izin cuti Kampanye bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati,
Wakil Bupati, Wali Kota, Wakil Wali Kota, Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
atau Kabupaten/Kota, pejabat negara lainnya, atau pejabat daerah yang
mengikuti kegiatan Kampanye;
i. adanya surat izin cuti Kampanye bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati,
Wakil Bupati, Wali Kota, Wakil Wali Kota yang menjadi pasangan calon;
j. Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota, Wakil Wali Kota
yang menjadi pasangan calon menyampaikan surat izin cuti di luar tanggungan
Negara sejak ditetapkan sebagai pasangan calon; KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota mengenakan sanksi berupa pembatalan bagi calon kepada
Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota, Wakil Wali Kota
yang menjadi pasangan calon tidak menyerahkan surat izin cuti Kampanye;
dan
PENGAWASAN PELAKSANAAN
KAMPANYE ANTARA LAIN :

a. Pengawasan Penyebaran Bahan Kampanye


b. Pengawasan Pemasangan Alat Peraga
Kampanye
c. Pengawasan Pertemuan Tatap Muka dan
Dialog
d. Pengawasan Pertemuan Terbatas
e. Pengawasan Debat Publik
f. Pengawasan Iklan Kampanye di Media Massa
g. Pengawasan Kegiatan Lain
h. Jadwal Waktu dan Lokasi Kampanye
i. Pengawasan Kampanye Media Sosial
STRATEGI PENGAWASAN TAHAPAN
KAMPANYE :
a. menyusun peta kerawanan;
b. menentukan fokus pengawasan tahapan Kampanye;
c. melakukan koordinasi dan konsolidasi kepada pemangku kepentingan
terkait;
d. pengawasan langsung;
e. investigasi; dan
f. pengawasan partisipatif.
POTENSI MASALAH KAMPANYE

A. Mekanisme pelaksanaan kampanye

1. Fasilitasi kampanye melalui beberapa bentuk kampanye yang


dilakukan oleh KPU, berpotensi menimbulkan 2 (dua) masalah:
a. Kemungkinan Simpatisan calon, Calon dan Tim kampanye melakukan
kampanye dalam bentuk kampanye yang sama juga dilakukan.
b. Bahan Kampanye dan Materi kampanye yang disampaikan apakah
disampaikan dicetak oleh KPU/calon
c. Proses penyebaran yang disafasilitasi oleh penyelenggara berpotensi tidak
netral.

2. Selain bentuk/kegiatan kampanye yang ditetapkan, peraturan


perundang-undangan juga menyebutkan kegiatan kampanye
dalam bentuk lain. Kegiatan lain yang dimaksud tersebut justru
membuka ruang model kampanye yang sulit ditegakkan dari sisi
aturan
B. Problem teknis pengawasan dan penindakan’

Pada aspek penindakan terhadap pelanggaran dalam kampanye


mengalami persoalan dan hambatan yang disebabkan oleh:
1. Pengawas tidak memiliki daftar tim kampanye
2. Ketentuan kumuluatif dalam definisi kampanye
3. Pemenuhan unsur-unsur pelanggaran
4. pemenuhan unsur keadilan bagi seluruh calon
5. Penggunaan anggaran Negara oleh calon petahana melalui modus-
modus tertentu (contoh: baliho yang menonjolkan pejabat daerah)
6. Mekanisme pengaturan keterlibatan pihak ketiga oleh KPU
Pengawasan Dana Kampanye
ISU-ISU STRATEGIS DALAM
PENGAWASAN PELAKSANAAN
TAHAPAN KAMPAYE DAN DANA
KAMPANYE YAITU:

Candidacy Buying

1. Adanya permintaan imbalan yang dilakukan


partai politik kepada bakal calon dan calon
Kepala Daerah atau sebalikinya, wujudnya
bisa dalam bentuk Barang/Uang
2. Adanya politik uang dari calon perseorangan
kepada masyarakat terkait pengumpulan
KTP (studi kasus pencalonan DPD: Asuransi,
Per Copy KTP Rp.2000)
Money politic

1. Pembagian uang untuk ajak memilih calon pada event


kampanye; pertemuan terbatas, tatap muka dan dialog
dalam bentuk uang transport dan vee
2. Pembagian Sembako/bingkisan untuk ajak memilih calon
pada event kampanye; pertemuan terbatas, tatap muka
dan dialog
3. Pembagian voucher PDAM/Listrik atau asuransi untuk
ajak memilih calon pada event kampanye; pertemuan
terbatas, tatap muka dan dialog
4. Pemberian hadiah haji atau umroh dengan kompensasi
memilih salah satu calon
5. Sumbangan untuk tempat ibadah, lembaga pendidikan
dan organisasi masyarakat untuk ajakan memilih calon.
6. Fasilitas umum yang diberikan pemerintah daerah untuk
kegiatan kampanye
Konflik kepentingan
Tindakan menguntungkan yang pihak tertentu (hub darah, afiliasi
politik, kelompok kepentingan tertentu- favorite tism)

Penggunaan fasilitas Negara


Penggunaan fasilitas milik Negara oleh calon tertentu untuk
kepentingan kampanye (mobil dinas, kantor, sarana komunikasi, paket
catring, meeting room, kecuali yang bisa disewakan untuk umum. dll)
untuk kegiatan kampanye

Penggunaan dana public oleh calon petahana atau yang didukung


oleh petahana
1. Penggunaan dana bansos untuk kegiatan kampanye calon tertentu
2. Penggunaan Iklan layanan masyarakat dengan actor calon untuk
kegiatan kampanye calon tertentu
3. Program Populis (ex. Raskin )
Dominasi sumbangan kampanye oleh cukong/Bandar
1. Melibihi batas maksimum sumbangan dana kampanye
2. Pemanfaatan uang fasilitas jaringan sumber daya dari satu atau lebih
orang atau kelompok usaha yang bersifat dominative dan
transaksional (proteksi, lisensi, konsensi) contoh kasus hartaty
murdaya.

Kebenaran laporan
1. Batasan sumbangan melibih dari jumlah ketentuan
2. Sumber sumbangan yang menyalahi aturan.
3. Menberikan keterangan yang tidak sesuai/benar

Kepatuhan prosedur
a. Calon atau kandidat tidak melaporakan
b. Calon tidak melaporkan rekening khusus
c. Calon terlambat melaporkan rekening khusus dana kampanye
d. Calon atau partai memiliki dua rekening khusus dana kampanye
NO PERATUARAN PASAL KETERANGAN
PERUNDANG UNDANGAN
  UU NO 7 TAHUN 2017 PASAL 267, 268, 269, KAMPANYE PEMILU,
TENTANG PEMILU 270, 271, 272 dan 273 Bagian Kesatu Umum
    PASAL 274 Bagian Kedua Materi Kampanye
    PASAL 275, 276, 277, Bagian Ketiga Metode Kampanye
278 dan 279
    PASAL 280, 281, 282 dan
Bagian Keempat Larangan Dalam
283 Kampanye
    284, 285, dan 286 Bagian Kelima Sanksi Atas
Pelangaran Larangan Kampanye
    PASAL 287 dan 288 Bagian Keenam Pemberitaan,
Penyiaran Dan Iklan Kampanye
Paragraf 1 ,Umum
    PASAL 289 Paragraf 2
Pemberitaan Kampanye
    PASAL 290 Paragraf 3
Penyiaran Kampanye
    PASAL 291, 292, 293, Paragraf 4
294, 296 dan 297 Iklan Kampanye
    PASAL 298 Bagian Ketujuh
Pemasangan Alat Peraga Kampanye
    PASAL 299, 300, 301, Bagian Kedelapan, Kampanye Pemilu
302, 303, 304 dan 305 Oleh Presiden Dan Wakil Presiden
Dan Pejabat Negara Lainnya
 
  PASAL 306 Bagian Kesembilan
Peranan Pemerintah, Tentara
Nasional Indonesia Dan
Kepolisian Negara Republik
Indonesia Dalam Kampanye
 
  PASAL 307, 308, 309, 310, 311, Bagian Kesepuluh
312, 313, 314, 315, 316, 317, Pengawasan Atas Pelaksanaan
318, 319, 320, 321, 322, 323, Kampanye Pemilu
DAN 324
 
  PASAL 325, 326, 327, DAN 328 Bagian Kesebelas
Dana Kamparrye Pemilu
Paragraf 1
Dana Kampanye Pemilu Presiden
Dan Wakil Presiden
 
  PASAL 329, 330 DAN 331 Paragraf 2
Dana Kampanye Pemilu Anggota Dpr,
Dprd Provinsi, Dan Dprd Kab/Kota
 
  PASAL 332 DAN 333 Paragraf 3
Dana Kamparrye Pemilu Anggota
DPD
 
  PASAL 334, 335, 336, 337, 338 Paragraf 4
DAN 339 Laporan Dana Kampanye
NO PERATUARAN PERUNDANG BAB/PASAL KETERANGAN
UNDANGAN
  UU NO 7 TAHUN 2017 BAB II KETENTUAN PIDANA PEMILU
TENTANG PEMILU
    PASAL 490 Setiap kepala desa atau sebutan lain yang dengan
sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).
    PASAL 491 Setiap orang yang mengacaukan, menghalangi, atau
mengganggu
jalannya l(ampanye Pemilu dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak
Rp12.000.000 (dua belas juta. rupiah).
    PASAL 492 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
Kampanye Pemilu di luar jadwal yang telah ditetapkan
oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota untuk
setiap Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 276 ayat (2), dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
    PASAL 493 Setiap pelaksana dan/atau tim Kampanye Pemilu yang
melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 280 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan
paling lama I (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
  PASAL 494 Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan
 

Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa,


dan/ atau anggota badan permusyawaratan desa yang melanggar
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (3) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
  PASAL 495 1. Pelaksana kampanye dan/atau peserta kampanye yang dengan
 

sengaja mengakibatkan terganggunya pelaksanaan Kampanye


Pemilu di tingkat kelurahan/desa dipidana dengan pidana
kurungan paling lama I (satu) tahun dan denda paling banyak
RpI2.000.000 (dua belas juta rupiah).
2. Pelaksana kampanye dan/ atau peserta kampanye yang karena
kelalaiannya mengakibatkan terganggunya pelaksanaan
l(ampanye Pemilu di tingkat kelurahan/desa dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 6 (cnam) bulan dan denda paling
banyak Rp6.000.000 (enam juta rupiah).

  PASAL 496 Peserta Pemilu yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak
 

benar dalam laporan dana kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 334 ayat (1), ayat (21, dan/atan ayat (3)
serta Pasal 335 ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3) dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
  PASAL 497 Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan tidak
 

benar dalam laporan dana lGmpanye, dipidana dengan pidana penjara


paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp 2.000.000,00
(dua puluh empat juta rupiah).
BERSAMA RAKYAT AWASI PEMILU,
BERSAMA BAWASLU TEGAKKAN KEADILAN PEMILU

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai