Anda di halaman 1dari 17

Prinsip-Prinsip dalam

Hukum Humaniter
Prinsip Hukum Humaniter pada
zaman Yunani (abad 4 SM)

 Sebelum berperang harus ada


pernyataan perang resmi lebih dulu
salah satu pihak;
 Prajurit yang gugur, harus
dimakamkan secara terhormat;
 Bila suatu kota diduduki lawan,
penduduk sipil harus tetap dilindungi;
 Tawanan perang dapat dipertukarkan.
Masa Tahun 1480-1546
 Seorang profesor Theologia Francisco de
Vittoria (1480-1546) telah memperingatkan
kerajaan (Spanyol;) bahwa peperangan tidak
dapat di benarkan dengan alasan perbedaan
agama, perluasan kerajaan dan
kemenangan yang bersifat pribadi. Maupun
alasan :Self defence” jadi disini perang
yang “bermoral”/ berperikemanusiaan
sedapat-dapatnya memperkecil kerugian
atau kekerasan yang bisa terjadi
Masa tahun 1625
Demikian pula Hugo Grotius dalam bukunya “De
Jure Belli ac Pacis” pada tahun 1625 telah
mencatat 3 (tiga) hal penting sebagai berikut :
 Mereka yang melaksankan perang untuk menang
atau dengan niat tidak benar layak untuk dituntut;
 Mereka yang melaksanakan perang secara
melawan hukum bertanggungjawab atas akibat-
akibat yang terjadi dan sepatutnya diketahui
olehnya; dan
 Jenderal atau prajurit sekalipun, dapat dimintakan
pertanggungjawaban hukum atas tindakannya
yang dapat menyebabkan terjadinya
kejadian/kerugian atau tidak mencegah terjadinya
hal itu
Abad 18
 Jean Jacques Rousseau menyatakan :
perang bukan lagi hubungan antara
orang dengan orang tapi hubungan
antara negara, dan hanya dibenarkan
membunuh musuh selama mereka
membawa senjata.
Clausula Martens

Apabila hukum humaniter belum mengatur


suatu ketentuan hukum mengenai masalah-
masalah tertentu, maka ketentuan yang
dipergunakan harus mengacu kepada
prinsip-prinsip hukum internasional yang
terjadi dari kebiasaan yang terbentuk
diantara negara-negara yang beradab dari
hukum kemanusiaan, serta dari pendapat
publik
Prinsip-Prinsip
HUKUM HUMANITER
INTERNASIONAL
(Military necessity, humanity, chivalry)
MILITARY NECESSITY
 Prinsip ini menyatakan bahwa pihak yang
bersengketa dibenarkan menggunakan
kekerasan untuk menundukkan lawan demi
tercapainya tujuan dan keberhasilan perang
 Penyerangan hanya terhadap sasaran yang tidak
dilarang oleh hukum humaniter dan serangan
hanya diadakan untuk mencapai kepentingan
militer.
 Sasaran militer terdiri dari : orang, tempat, atau
objek yg memberikan kontribusi efektif terhadap
serangan militer
Proportionality
 Jumlah kekuatan yang dilibatkan
harus proporsional (seimbang dengan
ancaman yang dihadapi) untuk
meghindari jatuhnya korban sipil.
 Jumlah harta benda yang hancur tidak
boleh lebih dari keutungan militer yang
dicapai
Limitation
 Hak setiap pihak yang terlibat dalam
perang untuk menentukan senjata
yang akan digunakan adalah terbatas
(tidak boleh memakai segala jeni
senjata secara sembarangan)
 Misalnya : senjata menggunakan
racun/kimia, senjata laser yg
membutakan (1995), perjanjian
Ottawa yg melarang ranjau darat
(1997)
HUMANITY
 Pihak yang bersengketa harus
memperhatikan perikemanusiaan, dimana
mereka dilarang untuk menggunakan
kekerasan yg dapat menimbulkan luka yg
berlebihan atau penderitaan yg tidak perlu
 Dipertimbangkan keseimbangan antara
kebutuhan perikemanusiaan dengan
kepentingan militer
Unnecessary Sufferings
 Prinsip ini menyatakan bahwa
penggunaan kekerasan dalam
pertempuran tidak boleh
mengakibatkan penderitaan yang tidak
perlu bagi manusia, dan kerusakan
yang berlebihan terhadap orang lain
 Maupun kerusakan berlebihan
terhadap lingkungan hidup
 Sehingga yang terpenting adalah
menentukan sasaran secara tepat
CHIVALRY
 Di dalam perang kejujuran harus
diutamakan
 Penggunaan alat-alat yang tidak
terhormat dan berbagai macam tipu
daya dan cara-cara yg bersifat khianat
dilarang
Distinction Principle
• Salah satu prinsip Fundamental dari Hukum
Humaniter adalah apa yang disebut “ distinction
principle “ yaitu di baginya penduduk suatu
negara dalam dua golongan yang berbeda, yaitu
Kombatan dan Penduduk sipil/civilian yang
masing-masing mempunyai hak dan kewajiban
sendiri
• Tujuan prinsip ini adalah mengetahui mereka-
mereka yang boleh terlibat dlm permusuhan
sehingga boleh dijadukan sasaran/objek
kekerasan
Distinction principle…..
• Menurut Jean Pictet adanya penerapan asas pembatasan
Ratione Personae :
1. pihak bersengketa harus membedakan combatant dan
civilian untuk keselamatan penduduk dan objek sipil
2. civilians tidak boleh dijadikan objek serangan meski itu
reprisals
3. dilarang melakukan tindakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang bertujuan untuk menyebarkan teror
4. pihak bersengketa harus menyelamatkan civilians, atau
setidaknya menekan kerugian
5. hanya anggota bersenjata yg boleh menyerang dan
menahan musuh
– Secara normatif, asas ini untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya pelanggaran terhadap hukum humaniter, khususnya
kejahatan perang yg dilakukan oleh combatan secara sengaja
PENERAPAN DISINCTION PRINCIPLE
 Harus dilakukan pembedaan antara pihak peserta tempur (kombatan) dan
penduduk sipil dalam suatu pertempuran. Penduduk sipil tidak boleh
dijadikan sasaran serangan operasi militer atau menjadi korban
sampingan dari suatu pertempuran.
 Pihak-pihak dari suatu pertempuran tidak hanya harus membedakan
antara penduduk sipil dan kombatan, tetapi juga antara harta benda sipil
dan objek-objek militer, ini berarti bahwa yang dilindungi tidak hanya
penduduk sipil tetapi juga barang-barang yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidupnya dan nafkahnya (bahan makanan, perternakan, air
minum dan sebagainya).
 Penduduk sipil tidak boleh dalam setiap keadaan dimanfaatkan untuk
menjadikan daerah tertentu, wilayah maupun objek militer menjadi
daerah yang tidak boleh diserang.
 dilarang melakukan serangan pada benda bersejarah, benda budaya
maupun tempat beribadah.
 Zona-zona khusus dapat ditentukan sebagai daerah yang tidak boleh
diserang. Rumah sakit dan daerah-daerah perlindungan dan keselamatan
dapat ditentukan pada waktu damai untuk menampung orang-orang
tertentu yang harus dilindungi. Daerah yang didemiliterisasikan juga
dapat ditentukan pada waktu damai; daerah-daerah ini tidak boleh
diserang dan tidak boleh dijadikan daerah pertahanan
Prinsip2 Perang dalam Islam
Pesan Abu Bakar pada pasukan yang akan berperang
ke Syam, dipimpin oleh Yazid bin Abu Sufyan :
1.Jangan membunuh bayi
2.Jangan membunuh perempuan
3.Jangan membunuh orang yang telah lanjut usia
4.Jangan menebang pohon yang berbuah
5.Jangan membakar gedung
6.Jangan menyembelih hewan ternak kecuali untuk
dimakan
7.Jangan menghancurkan pohon kurma
8.Jangan membakar pohon kurma
9.Jangan berkhianat
10.Jangan takut terhadap musuhmu

Anda mungkin juga menyukai