Anda di halaman 1dari 15

PALANG MERAH INDONESIA

HUKUM
PERIKEMANUSIAAN
INTERNASIONAL
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL

Hukum Perikemanusiaan Internasional membentuk sebagian besar dari Hukum Internasional Publik dan terdiri
dari peraturan yang melindungi orang yang tidak atau tidak lagi terlibat dalam persengketaan dan membatasi
alat dan cara berperang di masa sengketa bersenjata.
Lebih tepatnya, yang dimaksud ICRC dengan hukum perikemanusiaan yang berlaku di masa
sengketa bersenjata adalah semua ketentuan yang terdiri dari perjanjian dan kebiasaan
internasional yang bermaksud untuk mengatasi segala masalah kemanusiaan yang timbul pada waktu
pertikaian bersenjata internasional maupun non-internasional; hukum tersebut membatasi atas dasar
kemanusiaan, hak-hak dari pihak yang terlibat dalam pertikaian untuk memilih cara-cara dan alat peperangan,
serta memberikan perlindungan kepada orang yang menjadi korban maupun harta benda yang terkena
dampak pertikaian bersenjata
HUKUM JENEWA DAN DEN HAAG

Hukum Jenewa dan Hukum Den Haag


Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) dikenal juga dengan nama hukum sengketa bersenjata atau
hukum perang memiliki dua cabang yang terpisah:
- Hukum Jenewa, atau hukum humaniter, yaitu hukum yang dibentuk untuk melindungi personil militer yang
tidak lagi terlibat dalam peperangan dan mereka yang tidak terlibat secara aktif dalam pertikaian, terutama
penduduk sipil;
- Hukum Den Haag, atau hukum perang, adalah hukum yang menentukan hak dan kewajiban
pihak yang bertikai dalam melaksanakan operasi militer dan membatasi cara penyerangan.
TUJUAN HPI

• Untuk mencegah dan mengurangi korban perang, kematian, penderitaan serta penghancuran
lingkungan dan harta benda milik pihak yang tidak berkaitan dengan perang
HPI perlu diketahui agar semua pihak yang terlibat dalam pertikaian dan masyarakat umum
mengetahui hak-hak serta kewajibannya di masa pertikaian bersenjata.
SUMBER HPI

1) PERJANJIAN (Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan) atau kesepakatan lain antar
negara yang terkait dengan Perjanjian.
2) ATURAN UMUM lainnya (di suatu negara) yang terkait dengan Perjanjian, mis. UU
Lambang
KONVENSI JENEWA 1949

- Konvensi Jenewa I = Perbaikan keadaan yang luka dan sakit dalam angkatan
bersenjata di medan pertempuran darat
- Konvensi Jenewa II = Perbaikan keadaan anggota angkatan bersenjata di laut yang
luka, sakit dan korban karam
- Konvensi Jenewa III = Perlakuan tawanan perang
- Konvensi Jenewa IV = Perlindungan penduduk sipil di waktu perang
PROTOKOL TAMBAHAN 1977

- Protokol Tambahan I : tentang Pertikaian Bersenjata Internasional


- Protokol Tambahan II : tentang Pertikaian Bersenjata Non-Internasional
- Protokol Tambahan III : tentang pengesahan Lambang Kristal Merah menjadi
salah satu Lambang Gerakan yang diakui (Disahkan th 2005)
ATURAN DASAR HPI

PENCEGAHAN
- Kewajiban untuk membedakan diri antara pasukan tempur dan penduduk sipil
- Penduduk sipil dan tempat-tempat yang dilindungi harus dijauhkan dari sasaran militer
- Dalam rencana penyerangan setiap tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mengindari atau
mengurangi penderitaan/kerugian penduduk sipil
ATURAN DASAR HPI

PEMBATASAN
- Dilarang menggunakan persenjataan dan metode perang yg mungkin mengkibatkan
kehancuran yg tidak perlu terjadi / penderitaan yg berlebihan
- Serangan hanya diarahkan kepada sasaran militer
- Dilarang membuat penduduk sipil menderita kelaparan dan menghancurkan fasilitas penduduk
sipil
-Lingkungan hidup harus dijaga dan dilindungi
ATURAN DASAR HPI
PENGHORMATAN PADA OBYEK YANG DILINDUNGI
- Orang-orang yg tidak terlibat langsung dlm peperangan harus diperlakukansecara manusiawi.
- Tidak ada hukuman yg dijatuhkan tanpa melalui pengadilan yg sah dan menjamin keadilan.
- ICRC harus diberitahukan dan diijinkan untuk mengunjungi tawanan perang dan tawanan sipil.
- Hindari pelanggaran dan penyalahgunaan Lambang perlindungan seperti Lambang Palang Merah atau Bulan
Sabit Merah dan Bendera Putih.
- Tidak seorangpun yg dilindungi dpt digunakan sebagai perisai
- ICRC mempunyai peran utama dalam memperkenalkan, mengembangkan dan mensosialisasikan Hukum
Perikemanusiaan Internasional (International Humanitarian Law/IHL).
- Federasi harus membantu ICRC dalam memperkenalkan dan mengembangkan HPI dan bekerjasama
dengannya dalam mensosialisasikan HPI di antara Perhimpunan Nasional (SevilleAgreement)
ATURAN DASAR HPI

BANTUAN
- Yang cidera, sakit dan korban kapal karam baik teman maupun musuh dikumpulkan dan
dirawat dengan perlakuan yang sama
- Tindakan perlindungan dan bantuan untuk para korban harus diijinkan
- Orang-orang, kendaraan dan instalasi yang memakai lambang Palang Merah atau Bulan Sabit
Merah tidak boleh diserang, dan demi misinya harus diberi fasilitas
- Tawanan perang dan tawanan sipil berhak untuk menulis surat kepada keluarganya.
HAK DAN KEWAJIBAN

Kombatan (pihak yang terlibat dalam perang )


Hak: dalam peperangan apabila menangkap, musuh berhak diperlakukan sebagai tawanan
perang
Kewajiban: harus mematuhi aturan perang dan melindungi penduduk sipil

Non-Kombatan (pihak yang tidak terlibat dalam perang )


Hak: mendapat perlindungan terhadap diri, penghormatan atas hak-hak keluarga, keyakinan
dan keagamaan serta adat istiadatnya
Menjauhkan diri dari segala tindakan yang bisa membawa dirinya kedalam kancah pertikaian
bersenjata
ICRC – IFRC PERHIMPUNAN NASIONAL DAN HPI

- ICRC mempunyai peran utama dalam memperkenalkan, mengembangkan dan


mensosialisasikan Hukum Perikemanusiaan Internasional (International Humanitarian Law/IHL).
Federasi harus membantu ICRC dalam memperkenalkan dan mengembangkan HPI dan
bekerjasama dengannya dalam mensosialisasikan HPI di antara Perhimpunan Nasional (Seville
Agreement)
- Pada suatu negara, sosialiasi HPI adalah kewajiban pemerintah. Namun Perhimpunan Nasional
harus membantu pemerintah dalam mensosialisasikan HPI. Mereka juga harus bekerjasama
dengan pemerintah masing-masing untuk memastikan bahwa IHL dihormati dan untuk menjaga
lambang palang merah dan bulan sabit merah (Seville Agreement)
PERBEDAAN HAM DAN HPI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai