Anda di halaman 1dari 23

Secara garis besar, manajemen perjalanan merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk mempersiapkan segala hal yang


diperlukan sebelum perjalanan tersebut dimulai. Dalam
penerapannya, manajemen perjalanan memiliki peran yang
vital dan menentukan kelancaran perjalanan. Karena saya
berasal dari program studi yang banyak berkegiatan di alam
bebas, maka pembahasan manajemen perjalanan ini
dikerucutkan tentang ulasan perjalanan di alam bebas saja ya.

Nah menurut eyang Colin Mortlock selaku pakar Pendidikan


alam bebas, berkegiatan di alam bebas memiliki banyak
manfaat untuk diri kita. Manfaat tersebut secara garis besar
terbagi menjadi dua yaitu menjaga kesehatan dan
melatih human skill.

1. Menjaga kesehatan dapat berupa sisi jasmani dan rohani.


Tubuh yang senantiasa dilakukan untuk aktivitas positif
memberikan dampak berupa harapan hidup yang semakin
panjang. Dalam sisi rohani, perjalanan/kegiatan manusia di
alam bebas menjadi pengingat kembali jika pada dasarnya
manusia adalah ciptaan tuhan dan kelak akan kembali
kepadaNya. Rasa syukur yang muncul dapat menjadi koreksi
diri dan memacu diri untuk selalu bersikap baik kepada orang
lain.

2. Human skill yang dimaksud disini adalah technical skill,


fitness skill, human skill, dan environmental skill. Technical
skill yang dimaksud adalah kemampuan individu tersebut
dalam menghadapi situasi-situasi khusus di lapangan. Fitness
skill adalah kemampuan individu dalam menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan yang dihadapi. Human
skill merupakan gerak dasar tubuh yang telah terfitrahkan sejak
lahir dan terasah kemampuannya. Dan yang
terakhir environmental skill adalah kemampuan individu
dalam memanfaatkan lingkungan di sekitarnya untuk
melakukan pemecahan masalah yang ada di lapangan.

Berkegiatan di alam bebas memiliki resiko yang cukup besar.


Hal ini terjadi karena kondisi alam secara harfiah tidak bisa
ditebak pasti. Tapi, ada beberapa tahapan manajemen resiko
yang dapat dilakukan untuk menghadapi resiko di alam yaitu:

1. Inventarisir bahaya subjektif dan objektif. Bahaya subjektif


itu bahaya yang muncul dari individu selaku penggiat kegiatan
alam bebas. Sedangkan bahaya objektif lebih berasal dari
kondisi alam yang dihadapi. Contoh bahaya subjektif adalah
hipotermia, heat stroke, kelaparan, kelelahan, serangan
jantung, terkilir, dan kelelahan. Sedangkan bahaya objektif
adalah perubahan cuaca secara ekstrem, ancaman binatang
buas, dan bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

2. Inventarisir resiko, yaitu peramalan penggiat alam bebas


terhadap resiko timbul dari bahaya yang mungkin terjadi di
alam bebas. Dalam tahap peramalan ini bisa dipetakan resiko
yang mengandung dan berpotensi mengundang bahaya.
3. Memisahkan bahaya kedalam beberapa kategori yaitu bahaya
yang terukur dan bisa ditoleransi, bahaya yang terprediksi akan
terjadi, dan bahaya yang tidak terprediksi.

Nah, setelah melihat detail diatas jangan lupa akan persiapan


diri-sendiri sebelum keberangkatan. Kalo kata kang Pindi
Setiawan dari Wanadri, ada 5 hal yang harus disiapkan nih yaitu
:

1. Kondisi fisik

Kegiatan yang dilakukan di lapangan membutuhkan


kemampuan fisik yang cukup prima. Kemampuan kondisi fisik
dapat ditingkatkan melalui latihan fisik rutin. Jangka waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan fisik idealnya
adalah 4 minggu sebelum keberangkatan.

2. Perlengkapan

Giliran mau nembak sudut tapi ternyata ga bawa kompas. Nah


kan fatal banget ya. Detail perlengkapan yang dibutuhkan perlu
disiapkan agar keberjalanan kegiatan di lapangan tetap lancar.
Tentunya perlengkapan yang disiapkan dapat ditentukan
melalui kebutuhan kegiatan di lapangan.

3. Perbekalan

Ini nih yang ga boleh skip banget. Penghitungan perbekalan


harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dengan
mempertimbangkan kalori, energi yang dihasilkan, dan
ketahanan. Selain itu kebutuhan dasar selain bahan konsumsi
juga harus diperhatikan seperti tempat berlindung (tenda,
flysheet, dll) dan kesesuaian pakaian.

4. Personil

Persiapan dari individu anggota tim itu sendiri. Dibutuhkan


pemahaman yang utuh dan satu frame antara individu agar
kegiatan dapat berjalan lancar.

5. Itinerary (rencana perjalanan)

Detail yang menjelaskan bagaimana perjalanan akan dilakukan


mulai dari persiapan, keberjalanan kegiatan, kembali pulang,
dan evaluasi.
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.
Perlengkapan kegiatan Alam Bebas

Setelah kita memahami hal-hal diatas, dibutuhkan kiat-kiat


untuk menyusun manajemen perjalanan agar kegiatan yang
nantinya dilakukan di alam bebas lancar, aman, dan tujuan
tercapai. Posisi manajemen perjalanan dilakukan sebelum
keberangkatan ke alam bebas. Ada 7 langkah yang harus
dilakukan yaitu :

1. Cari orang

Yaiyalah. Mana asik berangkat sendirian. HAHA. Ga deng.


Partner dalam melakukan perjalanan diperlukan demi
kelancaran kegiatan itu sendiri. Bukankah apa-apa yang
dilakukan bersama-sama akan terasa lebih ringan?

2. Pengumpulan informasi anggota

Dilakukan penelusuran mengenai latar belakang anggota tim


perjalanan. Dalam prosesnya seleksi diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tim.

3. Kalkulasi awal

Membahas deskripsi kegiatan yang akan dilakukan. Setelah


perincian didapatkan dilakukan delegasi tugas untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan. Adapun garis besar
informasi tersebut adalah medan, fasilitas, perizinan, jalur
ekspedisi, aksesibilitas, dan info umum yang menunjang
kegiatan.

4. Detail rencana

Dilakukan pendetailan teknis kegiatan yang dilakukan agar


setiap langkah yang dilakukan sesuai dengan rencana dan
tujuan perjalanan tercapai. Penerapan standar minimum
keselamatan adalah poin penting yang menjadi patokan setiap
kegiatan.

5. Kalkulasi akhir

Memastikan kebenaran informasi yang dilakukan dan sekaligus


membuat rencana ideal, rencana B, C, D, selanjutnya hingga
rencana pembatalan perjalanan yang mungkin disebabkan oleh
kasus khusus.

6. Transportasi

Terkait dengan aksesibilitas pada pengumpulan informasi.


Transportasi harus jelas dan tepat sasaran. Gak lucu juga kan di
jalan off road malah pake sedan?

7. Briefing akhir

Setelah semuanya siap, dilakukan briefing akhir untuk


memastikan pemahaman anggota tim mengenai detail masing-
masing tugas yang akan dilakukan nantinya. Berikan penjelasan
juga kepada pihak baik orang tua, ataupun kolega yang tidak
ikut ekspedisi untuk melakukan monitoring berkala. Hal ini
dimaksudkan agar apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
proses SAR dapat dilakukan secara efektif. Di akhir persiapan,
Jangan lupa berdoa!
Materi Manajemen Perjalanan Pecinta Alam
Written By KPA DTI on Minggu, 06 September 2015 | 23.56
Perjalanan yang akan dilakukan harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan ini sangat
berguna bagi petualang karena akan mengurangi resiko yang mungkin timbul dalam
perjalanan. Sudah sangat sering kita mendengar seseorang atau sekelompok orang
meninggal dalam suatu petualangan hanya karena manajemen perjalanan yang kurang baik.

Keinginan untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan


berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran
pantai, pengarungan sungai berarus deras, panjat tebing, penelusuran gua sampai dengan
perjalanan besar yang sering disebut ekspedisi. Berbagai tujuan melandasi perjalanan
tersebut, mulai perjalanan eksplorasi, survei, maupun hanya sekedar jalan-jalan. Semua
jenis perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang
apabila tidak dapat kita atasi dengan baik akan membawa kita pada keadaan yang
membahayakan jiwa. Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum
melakukan suatu perjalanan kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Sangat konyol
bila dalam melakukan petualangan dengan alasan gagah-gagahan ataupun modal nekad
dengan mengesampingkan manajemen perjalanan.

Suatu manajemen perjalanan menunjukkan hubungan yang selaras antara persiapan,


perjalanan dan perlengkapan serta kesehatan. Artinya dengan persiapan yang matang dan
memperhatikan perlengkapan maka seseorang pelaku perjalanan atau petualang akan lebih
dapat menikmati perjalanan tersebut, dan juga tidak akan merepotkan rekan satu tim.
Apalagi dengan kondisi kesehatan yang menunjang selama perjalanan. Sebab tidak tertutup
kemungkinan karena alas an kesehatan perjalanan dihentikan.
Perencanaan Kegiatan
Ketika anda memutuskan untuk melakukan perjalanan dalam suatu kegiatan, tentu anda
seharusnya mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, baik personil, logistik,
perlengkapan maupun pengetahuan medan .Ketika anda merencanakan untuk kegiatan
keluar, tentu anda juga akan menyiapkan tim yang ideal dan solid menurut anda, dan anda
tahu betul kemampuannya. Perbekalan dan peralatan yang cukup juga situasi medan dan
route yang akan anda lalui, kemudian anda siap untuk melakukan perjalanan. Bahaya tentu
saja akan selalu ada baik itu dari anda dan tim anda yang menyangkut kesiapan
perlengkapan dan peralatan tim maupun pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tim
dalam melakukan perjalanan. Bahaya dari luar akan selalu ada, tergantung kesiapan tim dan
kesolitan tim dalam menghadapinya. Mental akan sangat berpengaruh dalam perjalanan
anda.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data-data
kita dapat memperoleh dari literatur- literatur yang berupa buku-buku atau artikel-artikel
yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek
yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau
siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki.

Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail
dan rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung,
perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya
perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki
di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian
waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlah pembagian job dengan
anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus
istirahat, dan sebagainya
Untuk merencanakan suatu kegiatan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan
secara matang. ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang
kepanjangannya adalah Where, Who, Why, When dan How. Berikut ini aplikasi dari
rumusan tersebut :

1. Where (Dimana), untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana
yang akan kita digunakan
2. Who (Siapa), apakah anda akan melakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan
berkelompok, siapa yang menjadi leader atau mengetahui kemampuan diri dll.
3. Why (Mengapa), ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bisa bermacam-macam
jawaban.
4. When (Kapan) waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, berapa lama?.
5. How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban
pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
• Bagaimana kondisi Tempat
• Bagaimana cuaca disana
• Bagaimana perizinannya
• Bagaimana mendapatkan air
• Bagaimana pengaturan tugas panitia
• Bagaimana materi yang disampaikan.
Dari Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun Rencana
Kegiatan yang didalamnya mencakup rincian
1. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia, pembagian waktu
dan sebagainya.
2. Pengurusan perizinan (Kepolisian, Kepala Sekolah, Orang Tua, Kepala Desa Setempat)
3. Pembagian tugas panitia
4. Penyusunan Rencana Kegiatan
5. Perencanaan kebutuhan peralatan, perlengkapan dan Transportasi.
6. Dll.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah anda akan mendapatkan point-point bagi kalkulasi
biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Faktor Perencanaan Perjalanan

1. Faktor Alam
Mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan ditempuh, iklim di daerah
yang akan dituju, dan hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasian hal ini
adalah dengan melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi
dari pemerintah setempat.

2. Faktor Peserta
Merupakan hal yang berhubungan dengan personil peserta perjalanan, mencakup pemilihan
personil, leader, hierarki, diskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing, serta
kemampuan setiap peserta perjalanan.

3. Faktor Penyelenggaraan
Mencakup faktor teknis, non teknis, serta semi teknis.
• Faktor teknis
Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk
didalamnya yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem
pendokumentasian, serta hal yang berkaitan dengan masalah safety.
• Faktor non teknis
Daya dukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup
masalah administrasi organisasi dan pendukung operasi global.
• Faktor semi teknis
Faktor ini hanya terdapat dalam ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan
langsung dengan tingkat kesulitan medan tapi bersifat non teknis. Misalnya masalah
komunikasi, base camp team, advance-team, take in & out team, rescue team,
dsb.

Intinya dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


o Mendapatkan informasi yang lengkap tentang daerah yang mau dituju (medan, panjang
rute, sumber air,dll)
o Mengenali kegiatan pokok yang akan ditempuh (bergerak, makan, tidur, penelitian, dll)
o Lama perjalanan
o Tujuan perjalanan
o Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
o Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin.
o Pikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian.
o Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa.
o Keterbatasan kita dalam membawa barang
o Dll

Persiapan
Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika,
pengetahuan dan ketrampilan.
1. Kesiapan mental.
Mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi
bisa saja terjadi sebaliknya.

2. Kesiapan fisik.
Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan
[sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh
kita dapat terlatih kelenturannya]. Jogging ( lari pelan-pelan ) Lama waktu dan jarak sesuai
dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu
sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai
kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.

3. Kesiapan administrasi.
Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang
akan dituju.
4. Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan.
Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi
pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC [emergency medical
care] praktis.

Perlengkapan
Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi :
1. Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian,
peralatan memasak dan makan/minum peralatan MCK dan perlengkapan pribadi.
2. Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau
tujuan perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing dan
sebagainya.
3. Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan

Perlengkapan Dasar
Ransel / carrier.
Perlengkapan jalan :
o Sepatu
o Kaos kaki
o Celana lapangan
o Ikat pinggang
o Baju lapangan
o Jaket
o Topi
o Jas hujan
o Dll

• Alat bantu perlengkapan jalan


o Peralatan navigasi
Kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, pensil, dll.
o Lampu Senter
Dengan bola lampu dan baterai cadangan
o Pisau
Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti Victorinox, pisau pinggang, golok tebas
o Peluit
o Survival kit:
Alat menjahit, tali sepatu cadangan, korek api, gunting kecil, perlengkapan p3k, alat pancing,
alat jerat, dll
o Jam tangan
o Dll

• Perlengkapan tidur :
o Sepasang pakaian tidur
o Kaus kaki tebal
o Matras
o Sleeping bag
o Sarung tangan
o Kupluk/balaklava
o Ponco
o Dll

• Perlengkapan masak dan makan:


o Kompor lapangan
o Bahan bakar
o Tempat memasak
o Wadah air
o Pematik/pembuat api
o Alat makan/minum.

• Perlengkapan pribadi :
o Jarum, benang, kancing
o Peralatan ibadah
o Alat tulis/dokumentasi
o Obat pribadi
o Tempat minum
o Peralatan mandi
o Tissue
o Dll
Peralatan Khusus
Peralatan kusus berkaitan dengan medan dan tujuan perjalanan. Bila akan mengadakan
kegiatan pendakian tebing harus membawa tali static dan dinamic, harnes, dsb.
Bila akan mengadakan arung sungai kita harus membawa peralatan pengarungan. Untuk
kegiatan dokumentasi kita harus menyiapkan peralatan dokumentasi.

Peralatan Tambahan
Peralatan ini tiadak harus dibawa namun untuk kenyamanan ada baiknya disertakan :
• Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit
• Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu kemasukan pasir
• Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah
• Semir sepatu
• dll

Packing
Sebelum melakukan kegiatan kita biasanya menentukan dahulu peralatan dan perlengkapan
yang akan dibawa, jika telah siap semua inilah saatnya mempacking barang-barang tersebut
ke dalam Carier atau backpack. Packing adalah pengepakan barang-barang yang sudah
terdata dan pasti akan dimasukkan kedalam carier. Packing yang baik menjadikan
perjalanan anda nyaman karena ringkas dan tidak menyulitkan. Prinsip dasar yang mutlak
dalam mempacking adalah :

• Pada saat carier dipakai beban terberat harus jatuh ke pundak Mengapa beban harus
jatuh kepundak, ini disebabkan dalam melakukan pendakian kedua kaki kita harus dalam
keadaan bebas bergerak, bayangkan jika salah mempacking barang dan beban terberat
jatuh kepinggul akibatnya adalah kaki tidak dapat bebas bergerak, dan anda menjadi cepat
lelah karena beban backpack anda menekan pinggul belakang. Ingat : Letakkan barang yang
berat pada bagian teratas dan terdekat dengan punggung. Barang-barang yang relatif lebih
ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah
• Membagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri pundak Tujuannya
adalah agar tidak menyiksa salah satu bagian pundak dan memudahkan anda menjaga
keseimbangan dalam menghadapi jalur berbahaya yang membutuhkan keseimbangan
seperti : meniti jembatan dari sebatang pohon, berjalan dibibir jurang, dan keadaan lainnya.
Pertimbangan lainnya adalah sebagai berikut
• Kelompokkan barang sesuai kegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk
mempermudah pengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditaruh dalam satu kantung plastik.
• Maksimalkan tempat yang ada, misalkan nesting (panci serbaguna) jangan dibiarkan
kosong bagian dalamnya saat dimasukkan ke dalam ransel, isikan bahan makanan
kedalamnya, misal : beras dan telur.
• Tempatkan barang yang sering digunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat
diperlukan, misalnya: rain coat / jas hujan pada bagian atas cerier / ransel.
• Hindarkan menggantungkan barang-barang diluar ransel, karena menggantungkan barang
diluar ransel akan mengganggu perjalanan anda karena tersangkut-sangkut dan berkesan
berantakan, usahakan semuanya dapat dipacking ke dalam ransel.

Mengenai berat maksimal yang dapat diangkat oleh anda, sebenarnya adalah suatu angka
yang relatif, patokan umum idealnya adalah 1/3 dari berat badan anda , tetapi ini kembali
lagi ke kemampuan fisik setiap individu, yang terbaik adalah dengan tidak memaksakan diri,
lagi pula anda dapat menyiasati pemilihan barang yang akan dibawa dengan selalu memilih
barang/alat yang berfungsi ganda dengan bobot yang ringan dan hanya membawa barang
yang benar-benar perlu.

Perencanaan Perbekalan
Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang
perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)
Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
merencanakan perjalanan:
• Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
• Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
• Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan
bakar.
• Ringan, mudah didapat
• Jenis dan rasa yang vareatif
• Dll
Share this article :

PENGETAHUAN

Manajemen Perjalanan
Date: Maret 5, 2018Author: Aditya Putra1 Komentar

Siapkan Dirimu Sebelum Berpetualang!

Kegiatan berpetualang di alam bebas atau dikenal dengan istilah outdoor activities,


sekarang semakin giat dilakukan oleh segala golongan, profesi, usia, dan jenis
kelamin. Terlebih masyarakat kini tengah hidup dalam era millinieal, dimana khalayak
ramai saling berlomba untuk menunjukkan foto terbaiknya diatas gunung, di air
terjun, di pantai, dan lain sebagainya. Entah untuk sebatas eksis di jejaring sosial dan
untuk mendapatkan banyak tombol suka pada media jejaring sosial, ataukah benar-
benar sebagai sarana menikmati alam secara utuh. Yang jelas, setiap aktifitas alam
bebas yang kita lakukan dapat saja beresiko, jika kita tidak tahu-menahu terkait ilmu
dan perlengkapan yang harus kita punya. Dalam melakukan setiap kegiatan alam
bebas, diperlukan rencana perjalanan agar perjalanan berjalan lancar.
Maka, manajemen perjalanan merupakan kunci yang paling utama dalam
berhasilnya suatu perjalanan.
Manajemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
merupakan “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran”.
Sehingga manajemen perjalanan dapat diartikan sebagai  penggunaan sumber daya
(baik sumber daya manusia yaitu diri kita sendiri maupun sumber daya alam) secara
efektif untuk mencapai sasaran (suatu keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan).
Jadi, tujuan kita mempelajari ilmu manajemen perjalanan adalah supaya kita selamat
saat melakukan berbagai macam perjalanan. Manajemen perjalanan sendiri harus
dilakukan sebelum memulai perjalanan dan saat melakukan perjalanan.

Persiapan sebelum perjalanan

Sebelum memulai perjalanan, kita harus menetapkan tujuan dan persiapan perjalanan
yang meliputi perlengkapan personal, perlengkapan tim, serta logistik. Persiapan
berupa fisik, mental, administrasi, dan keuangan juga harus dibereskan sebelum kita
melakukan perjalanan.

1. Persiapan Fisik

Fisik dapat kita latih dengan olahraga kardiografi sederhana, seperti jogging dan
renang. Banyak sekali terdapat kasus dimana terjadi kecelakaan saat
melakukan outdoor activities dikarenakan fisik yang kelelahan. Maka, fisik menjadi
sesuatu yang paling penting untuk kita siapkan.
Jangan lupa olahraga sebelum berkegiatan di alam bebas

2. Persiapan Mental

Penting untuk diketahui, bahwa kesiapan mental akan sangat mempengaruhi kesiapan
fisik kita. Lebih baik Anda memiliki fisik yang pas-pas an namun bermental baja,
ketimbang memiliki fisik yang fit namun dengan mental yang mudah goyah. Mental
juga akan mempengaruhi kejernihan berpikir kita dan kemampuan kita mengambil
keputusan.

3. Persiapan Perlengkapan

Sedangkan perlengkapan perjalanan yang kita bawa haruslah menyesuaikan tempat


mana yang akan kita tuju. Perlengkapan tersebut meliputi perlengkapan personal
(pakaian pribadi, kantong tidur, jaket, obat pribadi, dan lain-lain), perlengkapan
kelompok (tenda, alat masak, bahan bakar, alat makan, golok, dan lain-lain), dan
bahan makanan. Perlengkapan perjalanan dapat diibaratkan sebagai senjata para pegiat
alam bebas. Tanpa adanya senjata yang memadai, tentu kita akan kalah berperang
melawan ganasnya alam.

4. Perijinan / Administrasi

Ingat, semua tempat yang akan kita tuju bahkan alam liar pun terkadang terdapat
manusia yang tinggal di dalamnya. Siapkanlah perijinan resmi jika Anda berasal dari
suatu instansi atau organisasi. Jangan lupa mendaftar pada tempat registrasi (seperti
pos registrasi pendakian gunung) saat hendak berpetualang, supaya Anda tidak
dianggap sebagai pendaki illegal.

Siapkan administrasi pendaftaran & perizinan


5. Keuangan

Alangkah lebih baik jika kita membuat suatu perkiraan dana yang akan kita keluarkan
selama berkegiatan di alam. Dengan adanya perkiraan dana, kita akan mengetahui
berapa uang yang harus kita belanjakan dan harus kita simpan sebagai “tabungan” saat
pulang. Jangan sampai kita hanya mengira-ngira berapa uang yang kita perlukan tanpa
rincian pasti, dan kita tidak dapat pulang karena kehabisan uang.

Persiapan saat melakukan perjalanan

Saat kita melakukan perjalanan, hendaknya kita mengetahui beberapa hal, seperti
medan kita tempuh, pedoman melakukan perjalanan, kesehatan pribadi maupun
kelompok, serta analisis berbagai resiko.

1. Pedoman melakukan perjalanan

Dalam melakukan perjalanan, usahakan jumlah orang paling sedikit pada satu
rombongan adalah 3 orang. Alasannya yaitu jika salah satu terluka dan tidak dapat
melanjutkan perjalanan, seorang harus menunggu dan merawat lukanya, sedangkan
seorang lagi pergi untuk mencari pertolongan. Waktu melakukan perjalanan yang
ideal yaitu berjalan pukul 07:00 pagi sebelum cuaca terik, dan membuat tempat camp
pukul 16:00 sebelum hari gelap. Perjalanan dalam kegelapan beresiko tinggi untuk
tersesat. Terlebih pepohonan dan tanaman akan mengeluarkan karbondioksida setelah
matahari terbenam, sehingga produksi oksigen akan semakin tipis dan beresiko
menyebabkan kita pusing dan mudah lelah.

2. Kesehatan pribadi / kelompok

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang dalam perjalanan yaitu


kebutuhan oksigen, kebutuhan cairan, kebutuhan makanan, serta suhu lingkungan.
Kemampuan paru-paru kita dalam mengatur kadar oksigen dapat dilatih dengan
olahraga rutin, karena tipisnya kadar oksigen pada tempat diatas ketinggian 2.100
mdpl biasanya menyebabkan pusing dan mual. Bawalah makanan dan air yang cukup
sehingga fase survival (bertahan hidup dalam kondisi terburuk) dapat dihindari.
Materi survival di alam bebas juga sebaiknya kita kuasai, untuk mengantisipasi
habisnya kebutuhan logistik kita. Obat-obatan pribadi juga harus disiapkan untuk
mengantisipasi kambuhnya sakit tertentu yang kita idap.

Antisipasi terjadinya kecelakaan saat perjalanan

3. Pengetahuan tentang medan

Sudah seharusnya kita mengetahui medan seperti apakah yang akan kita tempuh.
Karena cuaca dan suhu lingkungan pada tiap-tiap medan tidak dapat disamakan. Pada
tempat yang terlalu dingin, kita dapat terserang hipotermia atau suhu tubuh yang
berada di bawah suhu normal. Sedangkan di tempat yang terlalu panas, kita juga
rentan terkena dehidrasi atau kurangnya asupan cairan pada tubuh. Maka siapakan lah
kebutuhan anda sesuai dengan suhu lingkungan tempat Anda melakukan kegiatan
alam bebas, supaya kesehatan perjalanan Anda tidak terpengaruh oleh suhu yang
terlalu panas atau terlalu dingin.

Memang, melakukan kegiatan di alam bebas tidaklah semudah membalikkan telapak


tangan. Butuh persiapan dari jauh hari supaya kegiatan alam bebas dapat berjalan
dengan lancar. Memang terkesan merepotkan, namun mengaplikasikan manajemen
perjalanan dapat menjamin Anda agar perjalanan yang dilakukan aman dan nyaman.
Tidak ada yang mengatakan bahwa berkegiatan di alam bebas itu mudah. Jadi, jangan
main-main dengan sang alam!

BELAJAR MANAGEMEN LOGISTIK SAAT MENDAKI GUNUNG

Dalam melakukan pendakian kemampuan mengatur logistik sangatlah penting terutama untuk
pendakian yang memakan waktu lama, logistik sendiri adalah makanan atau perbekalan yang dibawa
dalam pendakian. Kesalahan dalam mengatur logistik bisa membuat pendakian terasa lebih berat dan
menghambat, oleh sebab itu managemen logistik perlu dikuasai oleh setiap pendaki.

TUJUAN MANAGEMEN LOGISTIK

Adapun tujuan menguasai managemen logistik adalah agar pendaki bisa menentukan jenis
perbekalan berdasarkan ukuran, kalori dan nutrisi agar lebih efesien dan ekonomis sehingga carrier
tidak terlalu berat dan tidak menghabiskan banyak tempat tetapi tetap memenuhi kebutuhan asupan
energy yang layak bagi pendaki. Logistik merupakan kebutuhan vital dalam mendaki, kehabisan
logistik ditengah perjalanan bisa membuat pendakian tak mungkin untuk diteruskan. Pemilihan jenis
logistik yang kurang tepat juga bisa membuat pendaki cepat merasa lapar walau sudah makan
dengan porsi yang terlihat cukup. Selain itu logistik dengan nilai nutrisi yang buruk bisa mengurangi
daya tahan, membuat otot sulit recovery dan lain sebagainya.

BACA JUGA : PACKING CARRIER BERDASARKAN KEBUTUHAN SAAT MENDAKI GUNUNG

Sebelum meninjau faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis logistik yang tepat, ada
baiknya anda mengetahui sekilas teori tentang kebutuhan energi berdasarkan berbagai jenis
kegiatan.

KEBUTUHAN ENERGI BERDASARKAN BMR

BMR atau Basal Metabolig Rate adalah energy minimal yang diperlukan dalam keadaan istirahat
sempurna baik secara fisik maupun mental, berbaring tetapi tidak tidur disuhu ruangan 25 derajat
celcius (Darwin, 1988:7).

Bagi seorang pendaki gunung, jumlah kebutuhan kalori dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :

- Jenis kelamin
- Suhu lingkungan
- Jenis kegiatan selama pendakian

Untuk menghitung besarnya BMR seseorang caranya adalah :

(Berat badan x 24 kalori)

Umpamanya, berat badan 50kg berarti kebutuhan kalori adalah 50 x 24 = 1200. Sedangkan untuk
jumlah kalori perhari bisa ditentukan berdasarkan kelipatan BMR yang bisa anda lihat pada tabel
berikut :

Seorang dengan berat badan 50kg dengan kegiatan mendaki gunung, maka kebutuhan kalorinya
adalah :

50 kg x 24 kalori = 1200 kalori (BMR)


125% x 1200 (BMR) = 1500 kalori

Jadi total kebutuhan kalori perharinya adalah : 1200 + 1500 = 2700 kalori/hari
Jadi kisaran kebutuhan kalori untuk kegiatan di alam terbuka yaitu antara 2500 s/d 3500 kalori
perhari. Kebutuhan kalori laki-laki dan perempuan berbeda hal ini karena pada wanita jaringan lemak
dibawah kulit lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh menjadi lebih kecil.

Bagi seorang pendaki kebutuhan kalorinya adalah seperti dibawah ini :

- Untuk kegiatan ringan laki-laki 2400 kalori, sedangkan perempuan 2000 kalori.
- Untuk kegiatan sedang laki-laki 2600 kalori sedangkan perempuan 2400 kalori.
- Untuk kegiatan berat laki-laki 3000 kalori sedangkan perempuan 2600 kalori.

SUMBER NUTRISI YANG TEPAT BAGI PENDAKI GUNUNG

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis logistik atau perbekalan selama pendakian
antara lain :

- Perhatikan jumlah kalori dan komposisi gizi yang terkandung.


- Ukurannya tidak besar, tidak mudah rusak dan tahan lama.
- Mudah disajikan, sehingga hemat waktu, air dan bahan bakar.

BEBERAPA FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN


PERBEKALAN/LOGISTIK DALAM PENDAKIAN

1. LAMANYA WAKTU PENDAKIAN

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pendakian dihitung mulai dari hari
keberangkatan hingga kembali sangat berpengaruh terhadap jumlah logistik yang harus dibawa.
Bahkan untuk pendakian tertentu jumlah logistik dilebihkan 1 atau 2 hari sebagai antisipasi kejadian
diluar rencana.

2. JUMLAH PENDAKI

Jumlah pendaki keseluruhan menjadi parameter kedua penentu banyaknya logistik yang akan
dibawa, baik untuk pendakian dalam kelompok kecil ataupun besar hitung dengan tepat jumlah
pendaki yang akan berangkat dengan lamanya waktu pendakian.

3. PERTIMBANGAN SELERA PENDAKI

Ada kalanya tidak semua jenis makan disukai dan bisa dimakan oleh semua pendaki, bisa jadi ada
anggota yang tidak bisa makan karena alasan tertentu misalnya karena elergi dan sebagainya.
Pertimbangkan jenis makanan yang disukai oleh anggota pendakian, dalam hal ini bisa jadi list
makanan di daftar banyak yang berubah.

Selain 3 hal utama di atas ada 1 hal lain yang juga perlu diperhatikan yang bisa jadi mempengaruhi
ruang kosong di carrier dan jumlah logistik yang perlu dibawa yaitu :
4. ADANYA SUMBER AIR

Di beberapa gunung terdapat sumber air di jalur pendakiannya yang bisa dimanfaatkan oleh pendaki,
sumber air bisa berupa aliran sungai atau adanya mata air di titik tertentu di jalur. Pastikan dengan
tepat letak lokasi dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sumber air tersebut karena hal ini bisa
berpengaruh terhadap banyaknya air yang akan dibawa saat akan berangkat.

BEBERAPA CONTOH SUMBER NUTRISI YANG BISA MENJADI ALTERNATIF SAAT MENDAKI :

 Untuk sumber karbohidrat selain Beras ada beberapa alternatif lain yang bisa dijadikan
pilihan seperti, Bubur nasi, Biskuit, Sereal, Mie, Roti tawar. 
 Untuk sumber protein selain Telur anda bisa juga menyediakan Susu, Sarden, Keju,
Yogurt sebagai tambahan atau alternatif pengganti.
 Untuk sumber lemak anda bisa menyediakan Cornet, Sosis, Baso, Abon atau Dendeng.

BACA JUGA : PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG DALAM MANAJEMEN PENDAKIAN

Demikianlah beberapa hal menyangkut managemen logistik yang perlu anda ketahui saat akan
mendaki, biasanya satu orang dalam tim akan ditunjuk khusus untuk mengatur masalah tersebut.
Semoga bermanfaat.

Sumber :
chindypermata.wordpress.com
fajaryuga.com

BACA ARTIKEL LAINNYA : HIKING

 MENGUASAI DASAR NAVIGASI DARAT BAGI PENDAKI GUNUNG

 TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN SAAT TERSESAT DI GUNUNG

 PERSIAPAN MENGHADAPI SITUASI SURVIVAL

 CARA MENDAPATKAN SUMBER AIR SAAT SURVIVAL DI GUNUNG HUTAN

 TANDA - TANDA TUMBUHAN YANG LAYAK DI KONSUMSI SAAT DI GUNUNG HUTAN

 PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG DALAM MANAJEMEN PENDAKIAN

 CARA AGAR AMAN DARI SERANGAN ULAR SAAT DI HUTAN

Anda mungkin juga menyukai