Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

STIKES MATARAM FUN CAMP


2016

PECINTA ALAM STIKES MATARAM

(P L A S M A)

VISI DAN MISI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
A. VISI
Menjadi Institusi pendidikan kesehatan yang mampu berdaya
saing nasional, dan menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan praktis
pada tahun 2025
B. MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang akuntabel
2.

yang didukung oleh sumber daya yang berstandar nasional.


Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian tepat

3.

guna bagi masyarakat.


Menyelenggarakan dan

mengembangkan

pengabdian

masyarakat berdasarkan hasil penelitian tepat guna untuk


peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

KODE ETIK PECINTA ALAM SEINDONESIA

PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA


ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA.
PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT
INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN,
BANGSA, DAN TANAH AIR.
PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM SEBAGAI
ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA.

SESUAI DENGAN HAKIKAT DIATAS KAMI DENGAN KESADARAN


MENYATAKAN :
1. MENGABDIKAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA.
2. MEMELIHARA ALAM BESERTA ISINYA SERTA MENGGUNAKAN
SUMBER ALAM SESUAI DENGAN KEBUTUHANNYA.
3. MENGABDI KEPADA BANGSA DAN TANAH AIR.
4. MENGHORMATI TATA KEHIDUPAN YANG BERLAKU PADA
MASYARAKAT SEKITARNYA SERTA MENGHARGAI MANUSIA DENGAN
KERABATNYA.
5. BERUSAHA MEMPERERAT TALI PERSAUDARAAN ANTARA PECINTA
ALAM SESUAI DENGAN ASAZ PECINTA ALAM.
6. BERUSAHA SALING MEMBANTU SERTA MENGHARGAI DALAM
PELAKSANAAN PENGABDIAN TERHADAP TUHAN, BANGSA, DAN
TANAH AIR.
7. SELESAI.
DISYAHKAN BERSAMA DALAM
GLADIAN KE IV
DIUJUNG PANDANG, 1974

Materi I

DASAR DASAR PECINTA ALAM


Aktivitas Alam Terbuka ( Outdoor Activity ) seperti kegiatan
Gunung Hutan atau mendaki gunung dan penjelajahan hutan,
adalah suatu kegiatan petualangan yang penuh tantangan dan
beresiko tinggi.
Kegiatan ini, membutuhkan keterampilan, kecerdasan,
kekuatan serta daya juang yang tinggi, dan untuk menghadapi
kegiatan petualangan yang mempunyai resiko tinggi, seseorang
harus betul-betul mempersiapkan dirinya seoptimal mungkin.
Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli
merupakan daya tarik dari kegiatan petualangan ini. Pada
hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji
kemampuan diri dan untuk dapat menyatu dengan alam. Didalam
kegiatan petualangan Gunung Hutan, ada dua factor bahaya yang
mengancam keselamatan jiwa, yaitu; bahaya yang datang dari diri
sendiri atau (Subjetive Danger ) dan bahaya yang tidak dapat
diramalkan yang datang dari alam itu sendiri (Objective Danger).
Untuk memperkecil bahaya dari kegiatan yang punya resiko tinggi,
adalah menjadi kewajiban bahwa Subjective danger harus dibuat
sekecil mungkin bahkan kalau bisa dihilangkan.
Gunung dan Hutan.
Di Indonesia sebagian besar daratannya merupakan hamparan
dari gunung-gunung dan hutan (walaupun telah banyak terjadi
kerusakan ).
Ketika kita mulai berfikir untuk melakukan kegiatan petualangan,
penjelajahan hutan dan pendakian gunung serta mungkin kegiatan
petualangan lainnya, yang perlu dipersiapkan dari diri kita adalah
kesiapan fisik, mental dan pengetahuan / skill.

Kemampuan fisik ; kegiatan petualangan pendakian gunung dan


penjelajahan hutan ini merupakan aktivitas fisik, maka sepatutnya
kesiapan fisik harus benar-benar dipersiapkan dengan baik, karena
berhasil dan tidaknya suatu kegiatan pendakian maupun
penjelajahan hutan bergantung pada kekuatan fisik.
Kesiapan mental ; Menjadi penting karena secara sadar akan
menghadapi hal-hal yang mungkin tidak kita perhitungkan
sebelumnya, hal tersebut akan berpengaruh pada sikap mental kita
dalam menghadapi dan menyelesaikannya.
Kesiapan penguasaan pengetahuan dan keterampilan (skill) ;
merupakan kesiapan yang memerlukan waktu untuk menguasainya.
Kegiatan petualangan di alam terbuka
Bagi para pelaku kegiatan di alam terbuka, pengetahuan teknik
hidup di alam terbuka dan penguasaan keterampilan atau skill
sangat mutlak dibutuhkan.
Hanya dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan inilah
kita dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dan
juga menentukan suatu tujuan perjalanan.
Dengan berpatokan pada kesiapan fisik, mental dan penguasaan
keterampilan, sedikitnya kita akan bisa memperkecil resiko
kecelakaan.
Keterampilan ini juga memerlukan kesiapan mental, artinya ketika
kita sampai pada kondisi untuk mempertahankan hidup ( survival ),
secara mental kita sudah siap untuk menghadapinya.
Maka dengan itu, pelajari dan latihlah cara memenuhi kebutuhan
tersebut.
Keberhasilan dalam suatu petualangan yang sukar,berarti
keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap
perjuangan melawan diri sendiri.

Macam-macam kegiatan Mendaki Gunung:


Hill Walking : Tak membutuhkan peralatan tambahan, cukup dengan
kaki dan tangan saja. Tracking yang dilalui relative landai.
Srambling : Memerlukan bantuan Khusus, tracking yang dilalui
cukup terjal.
Rock Ice / Snow Climbing : Memanjat pada dinding yang vertikal,
memerlukan teknik khusus.
Teknik Pendakian:
Alpine Style
Kegiatan pendakian dikatan berhasil apabila seluruh anggota team
dapat mencapai puncak.
Himalaya Stye
Kegiatan pendakian dikatakan berhasil apabila salah satu anggota
team atau lebih telah mencapai puncak.
Resiko Pendakian:
Bahaya Subjektif, yaitu bahaya yang berasal dari manusia (pendaki
itu sendiri). Hal ini dapat disebabkan oleh kurangya ilmu tentang
teknik pendakian.
Bahaya Objektif, yaitu bahaya yang berasal dari alam, contoh: hujan,
badai, petir,dll.
MANAGEMENT PENDAKIAN
Tujuan Pendakian (Dana,Waktu,Anggota Team)
Waktu (Kesesuaian sesama anggota team)
Peserta (Keahlian,pengalaman,minat anggota)
Anggaran keuangan (alokasi dana yang teat, rincian dana,
pemasukan dan pengeluaran di atur oleh satu orang)
Perizinan (Birokrasi dan administrasi daerah)
Sponsor dan Publikasi

Dokumentasi Kegiatan (management frame, audiovisual,


feature)
Perencanaa di lapangan/ ROP (Target, survey, kondisi
medan, kekuatan team, rute)
Cek Kesehatan
Pelakasanaan
Pasca Lapangan (laporan kegiatan, evaluasi)
Perlengkapan dan Peralatan
Mengenal Jenis Medan
Tujuan perjalanan
Lama perjalanan
Keterbatasan kemapuan fisik untuk membawa
perlengkapan.
perbandingan berat badan dengan berat barang bawaan
adalah 3:1 Apabila berat badan pendaki 60 Kg maka berat
maksimal barang bawaan adalah 20 Kg.
Memperhatikan hal-hal khusus. Mis: obat-obatan pribadi
Perlengakapan Dasar:
Perlengkapan pergerakan: Sepatu lapangan, Melindungi
telapak kaki sampai dengan mata kaki, tebal, tak mudah
robek, bagian depan harus keras untuk melindungi
jari,nyaman di bagian dalam, ada ventilasi, bentuk sol
bergerigi, usahakan memakai 1-2 no yang lebih besar dari
ukuran kaki. Kaos kaki, Tebal, lembut, ringan dan cepat
kering.
Celana Lapangan, Terbuat dari bahan yang menyerap
keringat, mudah kering,tak menyerap air, kuat dan lembut.
Topi Rimba, Melindungi kepala dari panas sinar matahari
dan hujan secara langsung.
Carrier, Tak lebar(ramping) agak tidak menggangu
pergerakan, ringan.

Peralatan Navigasi, seperti kompas, peta, penggaris,


pensil, busur.
Perlengkapan Camp: tenda,lampu badai
perlengkapan Masak: kompor, nestng, piring, gelas,
sendok, dll
Perlengkapan Pribadi : sleeping bag, jacket, ponco, senter,
alat-alat mandi, dll
Peralatan Medis
Perlengkapan Khusus ; Perlengkapan khusus berdasarkan
tujuan kegiatan pendakian. Tujuan Pendakian di antaranya
untuk penelitian,expedisi,sar,fun,dll
Syarat Perbekalan:
Mengandung kalori yang cukup, yaitu 2500-3000kkal/hari
Terlindung dari kerusakan
Makanan siap pakai
Disukai oleh setiap team
Empat sehat 5 sempurna

Materi Ii
SURVIVAL
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas
disini hanyalah menurut versi pencinta alam:

Sadarkan diri dalam keadaan gawat darurat

Usahakan untuk tetap tenang dan tabah


Rasa takut dan putus asa harus hilangkan
Vitalitas mesti ditingkatkan
Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
Variasi alam bisa dimanfaatkan
Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
Lancar dan selamat
Jika Anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti
survival tersebut, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan
yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah STOP yang artinya :

Stop & seating / berhenti dan duduklah


Thingking / berpikirlah
Observe / amati keadaan sekitar
Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival:
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor adalah:
1. Sikap mental: Semangat untuk tetap hidup, Kepercayaan diri,
Akal sehat, Disiplin dan rencana matang serta Kemampuan
belajar dari pengalaman.
2. Pengetahuan: Cara membuat bivak, Cara memperoleh air, Cara
mendapatkan makanan, Cara membuat api, Pengetahuan
orientasi medan, Cara mengatasi gangguan binatang, Cara
mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan ; Latihan mengidentifikasikan tanaman,
Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan: Kotak survival, Pisau jungle, dll

Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :


1. Mengkoordinasi anggota
2. Melakukan pertolongan pertama
3. Melihat kemampuan anggota
4. Mengadakan orientasi medan
5. Mengadakan penjatahan makanan
6. Membuat rencana dan pembagian tugas
7. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
8. Membuat jejak dan perhatian
9. Mendapatkan pertolongan
Bahaya-bahaya dalam Survival:
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi,
antara lain :
1. Ketegangan dan panik. Cara Pencegahan: Sering berlatih, Berpikir positif
dan optimis dan Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas, kelelahan panas, kejang panas, kengatan panas.
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas : Penyakit akut /
kronis, Baru sembuh dari penyakit, Demam, Baru memperoleh vaksinasi,
Kurang tidur, Kelelahan, Terlalu gemuk, Penyakit kulit yang merata,
Pernah mengalami sengatan udara panas, Minum alkohol, Dehidrasi.
Pencegahan keadaan panas:
Aklimitasi
Persedian air
Mengurangi aktivitas
Garam dapur
Pakaian: Longgar, Lengan panjang, Celana pendek, Kaos oblong.
3. Serangan penyakit ; Penyakit yang biasa diderita pegiat alam bebas adalah
emam, Disentri, Typus, Malaria
4. Kemerosotan mental ; Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan
baik, histeris Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah atau keadaan

lingkungan mencekam. Pencegahan : Usahakan tenang dan tentu saja


banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala: Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadangkadang mencret, kejang kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab: Makanan dan minuman beracun.
Pencegahan: Air garam di minum, Minum air sabun mandi panas,
Minum teh pekat atau di tohok anak tekaknya.
6. Keletihan amat sangat. Pencegahan: Makan makanan berkalori dan
Membatasi kegiatan
7. Bahaya lainnya dalam survival adalah: Kelaparan, Lecet, Kedinginan (untuk
penurunan suhu tubuh 30 C bisa menyebabkan kematian)

Materi IIi
TEAM WORK
Point penting dalam Team Work :

Respect (Saling Menghargai)


Trust (Saling Percaya)
Care (Saling Peduli)
Briefing Debriefing
Rehears Discipline (Gladi dan Disiplin, Gunakan Checklist)

JADWAL KEGIATAN
STIKES MATARAM FUN CAMP
4 5 Mei 2016
Pantai Tiga Setangii Senggigi
Hari/Tanggal/
Waktu
Sabtu, 4 Mei

Jenis Acara

Penanggung
Jawab

2016
07.30 08.30
08.30 09.00
09.00 10.30
10.30 12.00
12.00 13.00
13.00 14.00
14.00 15.30
15.30 18.00
18.00 19.30
19.30 20.00
20.00 23.00
Minggu, 5 Mei
2016
06.30 07.00
07.00 07.30
07.30 09.30
09.30 12.00
12.00 13.00
13.00 14.00
14.00 15.00
15.00 15.30

Pelepasan oleh Ketua STIKES Mataram


Perjalanan ke Camp Ground
Pembagian kelompok & Pendirian Tenda
Materi I : Dasar dasar Pecinta Alam
Game : Awas Bahaya !!!
ISHOMA
Materi II : Survival
Game Survival
ISHOMA
Materi III : Team Work
Ruang Kebersamaan

Panitia
Panitia
Ns. Antoni Eka FM
Ns. Antoni Eka FM
Ns. Antoni Eka FM
Panitia
Ns. Antoni Eka FM
Ns. Antoni Eka FM
Panitia
Ns. Sukardin
Ns. Ageng AP

Olahraga Pagi
Sarapan Bersama
Bersih Pantai
Game : Bersama Lebih Indah
Stand Up Comedy Pantai
ISHOMA
Penutupan
Perjalanan Pulang

Panitia
Panitia
Ns. Antoni Eka FM
Ns. Antoni Eka FM
Panitia
Panitia
Panitia
Panitia

My Space
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________

______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
____________________________________________________

Leave No Trace

Take nothing but picture (jangan mengambil


apapun kecuali gambar).
Leave nothing but foot print (jangan
meninggalkan apapun kecuali tapak kaki atau
jejak).
Kill nothing but time (jangan membunuh apapun
kecuali waktu).

Jika Pohon Terakhir sudah ditebang,


Sungai Terakhir Sudah Tercemar,
dan Ikan Terakhir sudah ditangkap,
Maka Manusia akan sadar...
UANG TIDAK DAPAT DIMAKAN

Referensi

Agustin, H. 2006. Panduan Teknis Pendakian Gunung. Yogyakarta. Andi


Offset
Arsip Tentara Nasional Indonesia. 2009. Pengenalan Survival. Jakarta ;
Mabes TNI.
Kurniawan, D.A. 2013. Black Book of Rover Scout. Malang ; A.E Publishing.

Anda mungkin juga menyukai