Anda di halaman 1dari 5

Nama: Muhammad tommy lou

Nama Lapangan: Tubol


Angkatan: Saptadasa Dirandra (37)

Artikel Gunung Hutan


Aktivitas Alam Terbuka (Outdoor Activity) seperti kegiatan Gunung Hutan atau mendaki gunung
dan penjelajahan hutan, adalah suatu kegiatan petualangan yang penuh tantangan dan beresiko
tinggi.
Kegiatan ini, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi, dan
untuk menghadapi kegiatan petualangan yang mempunyai resiko tinggi, seseorang harus betul-
betul mempersiapkan dirinya seoptimal mungkin.
Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan
petualangan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji
kemampuan diri dan untuk dapat menyatu dengan alam. Didalam kegiatan petualangan Gunung
Hutan ada dua factor bahaya yang mengancam keselamatan jiwa, yaitu; bahaya yang datang dari
diri sendiri atau (Objetive Danger) dan bahaya yang tidak dapat diramalkan yang datang dari alam
itu sendiri (Subjective Danger).

Macam-macam kegiatan Mendaki Gunung:


1. Hill Walking: Tak membutuhkan peralatan tambahan, cukup dengan kaki dan tangan saja.
Tracking yang dilalui relative landai.
2. Srambling: Memerlukan bantuan Khusus, tracking yang dilalui cukup terjal.
3. Rock Ice/Snow Climbing: Memanjat pada dinding yang vertikal, memerlukan teknik
khusus.
Teknik Pendakian:
Alpine Style
Kegiatan pendakian dikatakan berhasil apabila seluruh anggota tim dapat mencapai puncak.

Himalayan Style
Kegiatan pendakian dikatakan berhasil apabila salah satu anggota tim atau lebih telah mencapai
puncak.

Resiko Pendakian:
1. Bahaya Subjektif, yaitu bahaya yang berasal dari manusia (pendaki itu sendiri). Hal ini
dapat disebabkan oleh kurangya ilmu tentang teknik pendakian.
2. Bahaya Objektif, yaitu bahaya yang berasal dari alam, contoh: hujan, badai, petir,dll
Management Pendakian
1. Tujuan Pendakian (Dana,Waktu,Anggota Team)
2. Waktu (Kesesuaian sesama anggota team)
3. Peserta (Keahlian,pengalaman,minat anggota)
4. Anggaran keuangan (alokasi dana yang teat, rincian dana, pemasukan dan pengeluaran di
atur oleh satu orang)
5. Perizinan (Birokrasi dan administrasi daerah)
6. Sponsor dan Publikasi
7. Dokumentasi Kegiatan (management frame,audiovisual,feature)
8. Perencanaa di lapangan/ ROP (Target,ata survey, kondisi medan, kekuatanteam, rute)
9. Cek Kesehatan
10. Pelakasanaan
11. Pasca Lapangan (laporan kegiatan, evaluasi)
12. Perlengkapan dan Peralatan
13. Mengenal Jenis Medan
14. Tujuan perjalanan
15. Lama perjalanan
16. Keterbatasan kemapuan fisik untuk membawa perlengkapan.
17. perbandingan berat badan dengan berat barang bawaan adalah 3:1 Apabila berat badan
pendaki 60 Kg maka berat maksimal barang bawaan adalah 20 Kg.
18. Memperhatikan hal-hal khusus. Mis: obat-obatan pribadi
Perlengakapan Dasar:
Perlengkapan pergerakan:

1. Sepatu lapangan, Melindungi telapak kaki sampai dengan mata kaki, tebal, tak mudah robek,
bagian depan harus keras untuk melindungi jari,nyaman di bagian dalam, ada ventilasi,
bentuk sol bergerigi, usahakan memakai 1-2 no yang lebih besar dari ukuran kaki.
2. Kaos kaki, Tebal,lembut,ringan dan cepat kering.
3. Celana Lapangan, Terbuat dari bahan yang menyerap keringat, mudah kering,tak menyerap
air, kuat dan lembut.
4. Topi Rimba, Melindungi kepala dari panas sinar matahari dan hujan secara langsung.
5. Carrier, Tak lebar(ramping) agak tidak menggangu pergerakan, ringan.
6. Peralatan Navigasi, seperti kompas, peta, penggaris, pensil, busur.
7. Perlengkapan Camp: tenda,lampu badai
8. Perlengkapan Masak: kompor, nestng,piring,gelas,sendok,dll
9. Perlengkapan Pribadi: sleeping bag, jacket,ponco, senter, alat-alat mandi, dll
10. Peralatan Medis
Perlengkapan Khusus

Perlengkapan khusus berdasarkan tujuan kegiatan pendakian. Tujuan Pendakian di antaranya untuk
penelitian,expedisi,sar,fun,dll

Syarat Perbekalan:
1. Mengandung kalori yang cukup, yaitu 2500-3000kkal/hari
2. Terlindung dari kerusakan
3. Makanan siap pakai
4. Disukai oleh setiap team
5. Empat sehat 5 sempurna

A.      Navigasi
Kompas, GPS, dan Peta adalah alat yang digunakan bernavigasi, orang awam pasti tidak begitu
mengerti cara menggunakannya, seperti  “menembak kompas kemudian kita plot di peta, mencari
posisi kita di peta atau mencari suatu bukit di peta”. Banyak orang bilang “ngapain kita navigasi ?
kan jalur kepuncak sudah ada” . itu adalah  Paradikma yang salah, bagaimana jika kita tersesat ?
bagaimana kalau tidak ada orang yang kita tanya?. Di pendidikan dasar kita diajarkan dasar dari
navigasi. Kita diajarkan hanya memakai kompas belum memakai GPS, karena GPS adalah cara
instan menemukan titik koordinat.

 B.      SURVIVAL
Bagaimana jika tersesat ? bagaimana cara mengatasi musibah di hutan ? .  timbulnya kebutuhan
survival karena adanya usaha kita keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tersebut
antara lain : Medan dan cuaca yang kita Hadapi, keadaan makhluk hidup di sekitar kita (Binatang
dan Tumbuhan), serta diri kita secara fisik dan mental. Dan perlu ditekankan jika tersesat adalah
STOP  :  

 Stop dan Seating/ berhenti dan duduklah


 Thingking/berpikir
 Observe/amati keadaan sekitar
 Planning/buat rencana yang harus dilakukanDi materi gunung hutan survival sangat
ditekankan agar mengetahui cara survival individu ataupun kelompok.

  C.      SAR dan PPGD

 Seorang pendaki harus mengetahui dasar SAR dan PPGD, sehingga ketika ada musibah kita
bisa langsung bertindak dengan cepat. Aldakawanaseta juga sering berpartisipasi dalam
kegiatan ini. Pernah diadakan latihan SAR 3 Divisi tahun 2011 demi menunjang
kemampuan dan materi yang cukup. Kita mendapatkan materi vertikal Rescue dan SAR Air.
Di pendidikankan dasar kita juga menerapkan simulasi kejadian bencana.
SEJARAH SINGKAT GUNUNG HUTAN / MOUNTAINEERING

 Pendakian gunung sebenarnya telah dilakukan oleh para nenek moyang kita yang dimulai
dengan bapak manuasia Nabi Adam AS yang menjelajahi bukit tursina untuk mencari cintanya
Siti Hawa. Siti Hajar yang telah lintas dari bukit marwah ke bukit Safa ditemani dengan sherpa
JIBRIL untuk mencari air bagi ismail yang lagi kehausan. Dan pendakian demi pendakian hingga
saat ini masih terus berlangsung.
Sejarah Dunia

1942 : Anthoine de Ville memanjat tebing Mont Aiguille (2907 m) di pegunungan alpen untuk
berburu chamois (Kambing gunung)

1624 : Pastor pastor Jesuit, melintasi pegunungan himalaya dari gharwal di Iindia ke Tibet
menjalankan tugas misionarisnya

1760 : Professoe de Saussure menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menaklukkan
puncak mont blanc guna kepentingan ilmiahnya.

1786 : Puncak tertinggi di pegunungan alpen Mont Blanc (4807 m) akhirnya dicapai oleh Dr.
Michel Paccaro dan Jacquet Balmat.

1852 : Batu pertama jaman keemasan dunia keemasan di Alpen diletakkan oleh Alfred Wills dalam
pendakiannya ke puncak Wetterhorn (3.708 m), cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga.

1852 : Sir George Everest, akhirnya menentukan ketinggian puncak tertinggi dunia, dan di abadikan
dengan namanya (8.848 m), orang Nepal menyebut puncak ini dengan nama sagarmatha, orang tibet
menyebutnya chomolungma.
1878 : Clinton Dent (bukan pepsoden) memnjat tebing Aigullie de dru di perancis yang memicu
trend pemanjatan tebing yang tidak terlalu tinggi tetapi cukup curam dan sulit, banyak orang
menganggap peristiwa ini adalah kelahiran panjat tebing

1895 : AF Mummery orang yang disebut sebagai bapak pendakian gunung modern hilang di Nanga
Parbat (8.125 m), pendakian ini adalah pendakian pertama puncak di atas ketinggian 8.000 m

1924 : Mallory dan Irvina mencoba lagi mendaki Everest, keduanya hilang di ketinggian sekitar
8.400 m

1953 : Pada tanggal 29 mei Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay akhirnya mencapai
atap dunia puncak everest.

Sejarah Indonesia

1623 : Yan Carstenz adalah orang pertama melihat adanya pegunungan sangat tinggi, dan tertutup
salju di pedalaman irian

1899 : Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz
hampir 3 abad sebelumnya tentang “ … pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup
salju!” di perdalaman Irian. Maka namanya diabadikan sebagai nama puncak yang kemudian
ternyata merupakan puncak gunung tertinggi di Indonesia.

1962 : Puncak Carstenz akhirnya berhasil dicapai oleh tim pimpinan Heinrich Harrer.

1964 : Beberapa pendaki Jepang dan 3 orang Indonesia, yaitu Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin,
yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Jaya di Irian. Puncak
yang berhasil didaki itu sempat dianggap Puncak Carstensz, sebelum kemudian dibuktikan salah.

Puncak Eidenburg, juga di Irian, berhasil di daki oleh ekspedisi yang dipimpin Philip Temple.

Dua perkumpulan pendaki gunung tertua di Indonesia lahir : Wanadri di Bandung dan Mapala UI di
Jakarta, lalu di susul oleh perkumpulan perhimpunan pencinta alam lainnya mulai dari,
MPA,SISPALA, KPA, ERNIPALA, MODIPALA dan sebagainya

1972 : Mapala UI, diantaranya adalah Herman O. Lantang dan Rudy Badil, berhasil mencapai
Puncak cartenz. Mereka merupakan orang-orang sipil pertama dari Indonesia yang mencapai
puncak ini.

PENGERTIAN DAN TUJUAN KEGIATAN MOUNTAINEERING

- Mountain = Gunung

- Mountaineer = Orang yang berkegiatan di gunung

- Mountaineering = Segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau dalam arti yang luas berarti
suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pendakian ke puncak-puncak gunung
yang sulit

Banyak alasan orang melakukan kegiatan mountaineering namun pada dasarnya keitan itu
dilakukan untuk :
1. Mata pencaharian

2. Adat Istiadat

3. Agama /Kepercayaan

4. Ilmu Pengetahuan

5. Petualangan

6. Olahraga

7. Rekreasi

 TERMONOLOGI GUNUNG

a) Gunung : Suatu puncak ketinggian dari atas permukaan laut dan dataran di sekelilingnya.

b) Pegunungan : Barisan/sekumpulan gunung yang saling berdekatan.

c) Bukit : Gunung Yang ketinggianya tidak lebih dari 600 mdpl

d) Perbukitan : Barisan/sekumpulan bukit yang saling berdekatan.

e) Tebing : Lereng pada dinding gunung yang terjal

f) Sadel : Pertemuan dua titik pada satu punggungan

g) Pass : Celah panjang diantara dua punggungan

h) Col : Celah sempit diantara dua puncak

i) Plateau : Dataran tinggi diatas daerah ketinggian

j) Summit : Puncak

Anda mungkin juga menyukai