Anda di halaman 1dari 14

DIVISI

GUNUNG HUTAN

@mapalawikara_
MOUNTAINEERING
(GUNUNG HUTAN)
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN KEGIATAN MOUNTAINEERING

– Mountain = Gunung
– Mountaineer = Orang yang berkegiatan di gunung
– Mountaineering = Segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau
dalam arti yang luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari 1. Mata pencaharian
hill walking sampai pendakian ke puncak-puncak gunung yang sulit 2. Adat Istiadat
Banyak alasan orang melakukan kegiatan mountaineering namun pada 3. Agama /Kepercayaan
dasarnya keitan itu dilakukan untuk : 4. Ilmu Pengetahuan
5. Petualangan
6. Olahraga
7. Rekreasi
B. TERMONOLOGI GUNUNG
a) Gunung : Suatu puncak ketinggian dari atas permukaan laut dan dataran di sekelilingnya.
b) Pegunungan : Barisan/sekumpulan gunung yang saling berdekatan.
c) Bukit : Gunung Yang ketinggianya tidak lebih dari 600 mdpl
d) Perbukitan : Barisan/sekumpulan bukit yang saling berdekatan.
e) Tebing : Lereng pada dinding gunung yang terjal
f) Sadel : Pertemuan dua titik pada satu punggungan
g) Pass : Celah panjang diantara dua punggungan
h) Col : Celah sempit diantara dua puncak
i) Plateau : Dataran tinggi diatas daerah ketinggian
j) Summit : Puncak
C. SEJARAH SINGKAT MOUNTAINEERING

Pendakian gunung sebenarnya telah dilakukan oleh para nenek moyang kita yang dimulai dengan
bapak manuasia Nabi Adam AS yang menjelajahi bukit tursina untuk mencari cintanya Siti Hawa. Siti
Hajar yang telah lintas dari bukit marwah ke bukit Safa ditemani dengan sherpa JIBRIL untuk
mencari air bagi ismail yang lagi kehausan. Dan pendakian demi pendakian hingga saat ini masih
terus berlangsung dan kelak (tak lama lagi ) giliran kalian untuk melanjutkan amanah menjaga
kelanggengan kemanusian.

Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah
perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat
kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya
mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang
tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu.
Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling.
D. Jenis Perjalanan Berdasarkan Tingkat Kesulitan Medan

Perjalanan baik pendakian atau pemanjatan berdasarkan pada tingkat


kesulitan medan yang dihadapi dapat dibagi sebagai berikut:
1. Walking : Berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki yang
serius.
2. Hiking (hill walking) : Medan sedikit bertambah sulit sehingga
dibutuhkan perlengkapan kaki yang memadai.
3. Climbing
4. Expedition : Kegiatan pendakian yang membutuhkan berbagai
pengetahuan dan membutuhkan waktu yang lama serta memerlukan
pengorganisasian tertentu dengan berbagai variasi medan yang harus
dilalui
F. PERSIAPAN DALAM SEBUAH PERJALANAN
1. Dapat berpikir secara logis.
Ini adalah elemen yang terpenting dalam membuat keputusan selama pendakian, dimana cara berpikir seperti ini lebih
banyak mempertimbangkan faktor safety atau keselamatannya.
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan. Meliputi pengetahuan tentang medan ( navigasi darat) ,cuaca dan teknik
pendakian , pengetahuan tentang alat pendakian atau pemanjatan dan sebagainya.
3. Dapat mengkoordinir tubuh kita.
a. koordinasi antara otak dengan anggota tubuh.
– Haruslah terdapat keseimbangan antara apa yang dipikirkan di
Otak dan apa yang sanggup dilakukan oleh tubuh.
– Keseimbangan antara emosi dan kemampuan diri.
– Ketenangan dalam melakukan tindakan .
b. koordinasi antar anggota tubuh.
Ialah keseimbangan dan irama anggota tubuh itu sendiri dalam membuat gerakan-gerakan atau langkah- langkah ketika
berjalan atau diam
4. kondisi fisik yang memadai.
Ini dapat dimengerti karena mendaki gunung termasuk dalam olahraga yang cukup berat . Seringkali berhasil tidaknya
suatu pendakian / pemanjatan bergantung pada kekuatan fisik. Untuk mempunyai kondisi fisik yang baik dan selalu siap
maka jalan satu-satunya haruslah berlatih.
5. Berdoa
G. PERENCANAAN PERLENGKAPAN
PERJALANAN

Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat dan
efisien. Dalam merencanakan perlengkapan perjalanan terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya
adalah:
1. Mengenal jenis medan apa yang akan dihadapi nanti(hutan, rawa, tebing, semak, termasuk diantaranya kondisi
sosial masyarakat setempat)
2. Menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan / ekspedisi, latihan, penelitian, SAR, liburan, dll)
3. Mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan selama perjalanan (sehari, 3 hari, seminggu, sebulan, dsb)
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban (beratnya tidak melebihi sepertiga berat
badan (15-20 kg), walaupun ada yang mempunyai kemampuan mengangkat beban sampai 30 kg.)
5. Memperhatikan dan menyiapkan hal-hal khusus yang mungkin dibutuhkan dalam perjalanan (misalnya : vitamin,
obat-obatan tertentu, peta, dll)
Perlengkapan Perorangan:
1. Carrier / Ransel / day-pack (sebelum barang dimasukkan, biasakan bungkus
barang-barang
dengan kantong plastik untuk menghindari hujan)
2. Matras
3. Rain coat / ponco
4. Sleeping Bag dan perlengkapan tidur
Perlengkapan Team :
5. Perlengkapan makan & minun
6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan) 1. Tenda
7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan 2. Peralatan masak
8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan, peluit 3. P3K
10. Obat-obatan pribadi 4. Trash Bag
11. peralalatan navigasi (Kompas,dll), webbing, tali dll
12. Logistik 5. Golok Tebas
13. Lilin dan lampu senter
14. Pisau serba-guna / Victorinox
15. perlengkapan mandi
H. Pengelompokan Bahaya di Hutan dan Gunung

Bila kita kelompokan bahaya di hutan dan gunung dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Bahaya Obyektif : Segala bentuk bahaya atau potensi bahaya yang ditimbulkan oleh objek
hutan dan gunung itu sendiri dan segala sesuatu yang berada dilingkungannya
2. Bahaya Subyektif : Segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang diawali atau
ditimbulkan oleh pelaku dalam segala bentuk perilaku, tindakan dan pengambilan keputusan
baik sebelum ataupun saat ia berkegiatan di hutan dan gunung.
3. Nasib Buruk dan Nasib Baik : segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang pada
dasarnya diluar perhitungan ataupun pertimbangan pelakunya, dan bersifat sama sekali tidak
terduga. Umumnya sangat jarang terjadi. Nasib Buruk akan langsung dirasakan oleh pelaku
sebagai potensi bahaya ataupun bahaya. Nasib Baik bila tidak secara bijak diterima sebagai
sebentuk pengalaman tentang keberuntungan, dapat menjadi sebentuk sikap berfikir yang
dapat menjadi potensi dan atau bahaya disaat mendatang.
MANAJEMEN
PERJALANAN
Keberhasilan suatu kegiatan di alam bebas, salah satunyaditentukan oleh
perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Sebenarnya tidak ada pengertian
khusus tentang perlengkapan maupun perbekalan, tetapi hal tersebut dibedakan
dari sifat dan waktu penggunaannya di lapangan.
Dalam merencanakannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Medan yang akan dituju (hutan, pegunungan, rawa, pantai, dsb).
2. Tujuan kegiatan (perjalanan, latihan , penelitian, kemanusiaan/SAR, dll).
3. Lama kegiatan.
4. Keterbatasan kemampuan fisik untuk membawanya (dianjurkan berat total yang dibawa
tidak melebihi 1/3 berat badan).
5. Hal-hal khusus (penyakit, obat-obatan, dsb).
Untuk perjalanan ilmiah dan kemanusiaan, bisa pula dikelompokkan berdasarkan jenis medan yang
dihadapi. Dari setiap kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapannya sebagai
berikut :

1. Perlengkapan dasar, meliputi :


o Perlengkapan dalam perjalanan / pergerakkan
o Perlengkapan untuk istirahat
o Perlengkapan makan dan minum
o Perlengkapan mandi
o Perlengkapan pribadi

2. Perlengkapan khusus, disesuaikan dengan perjalananan, misalnya


o Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
o Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dll)
o Perlengkapan pendakian tebing batu (carabineer, tali, chock, dll)
o Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/senter, harness, sepatu karet, dll)i

3. Perlengkapan tambahan Perlengkapan ini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan
(misalnya : semir, kelambu, gaiter, dll).
PACKING
Efisiensi dan kenyamanan kita membawa perlengkapan dan perbekalan dalam sebuah
ransel, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga sangat dipengaruhi
oleh cara kita mempacking
(menyusun perlengkapan dan perbekalan ke dalam ransel).
Dalam batas-batas tertentu, rangka yang dimiliki oleh sebuah ransel akan banyak
memberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh kita lebih nyaman ketika
menggendong ransel. Namun bagimanapun juga, desain ransel tersebut akan sedikit
artinya apabila kita tidak mampu mempacking dengan baik.
Yang menjadi dasar dari packing adalah keseimbangan badan. Bagaimana kita
menumpukan beban barang bawaan pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat
bekerja secara efisien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam packing ini,
yaitu:
1. Susun perlengkapan dalam ransel secara berurut dari yang
terberat sampai yang teringan dan sesuai prioritas keperluan,
dari atas ke bawah;
2. letakkan perlengkapan yang paling berat di bagian teratas,
dan sedekat mungkin dengan tubuh kita;
3. letakkan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada
bagian atas atau bagian luar ransel;
4. kelompokkan barang-barang yang dibawa ke dalam kantong-
kantong plastik yang tidak tembus air;
5. buatlah check list dan peta barang bawaan untuk
mempermudah penyusunan dan pemeriksaan kembali.
Any Question???

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai